Teks tersebut membahas tentang teknologi pendidikan sebagai konstruk teoritis, bidang garapan, dan profesi. Teknologi pendidikan dijelaskan sebagai konstruksi teoritik yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang pendidikan dan pembelajaran menggunakan teknologi, bidang garapan yang menerapkan ide-ide teoritik untuk memecahkan masalah pendidikan, dan profesi tertentu yang mengelola bidang tersebut. ["
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1970
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1971
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1972
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1977
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1999
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 2004
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1970
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1971
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1972
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1977
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1999
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 2004
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Teknologi Pendidikan sebagai Kontruksi Teoritik, Bidang Garapan dan Profesinurfadilah hafni
Teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan serta menilai proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. PETA KONSEP
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI KONSTRUK TEORITIS, BIDANG
GARAPAN DAN PROFESI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI
KONSTRUK TEORITIS, BIDANG GARAPAN
DAN PROFESI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SEBAGAI KONSTRUK
TEORITIS
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
SEBAGAI BIDANG GRAPAN
http://romidwisyahri95.blospot.com
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
SEBAGAI PROFESI
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya sejumlah asumsi masyarakat yang dapat dijadikan sebagai landasan Teknologi
Pendidikan adalah sebagai berikut : Masyarakat sekarang adalah masyarakat yang menggunakan
teknologi untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Budaya teknologi mempengaruhi
semua bidang kehidupan, termasuk pendidikan dan pembelajaran.
Teknologi pembelajaran baru yang dikembangkan melalui riset dasar dan praktik lapangan di
pandang mampu dan mememuhi syarat untuk memecahkan masalah-masalah pokok yang
berhubungan dengan pembelajaran, organisasi dan administrasi sekolah. Penerapan teknologi
pembelajaran baru tersebut akan membawa perubahan besar yang berpengaruh terhadap
administrasi dan fasilitas sekolah, metode pembelajaran, serta peranan guru dan siswa.
Teknologi pendidikan adalah sebuah konsep yang sangat kompleks dan memiliki definisi
yang kompleks pula. Bilamana kita berfikir tentang Teknologi Pendidikan, kita dapat
memikirkannya dalam tiga cara yaitu sebagai konstruksi teoritik, sebagai bidang garapan dan
sebagai profesi. Agar kita dapat mendefinisikan sebagai tiga cara tersebut maka kita hendaknya
terlebih dahulu menganalisis masing-masing cara tersebut sehingga kita dapat secara benar
mendefinisikan Teknologi Pendidikan sesuai dengan cara yang seharusnya.
Konstruk teoritik Sebuah abstraksi yang mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang cara
bagaimana pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi,
Bidang garapan adalah Aplikasi ide-ide dan prinsip-prinsip teoritik untuk memecahkan masalahmasalah konkret dalam bidang pendidikan dan pembelajaran. Bidang tersebut meliputi teknikteknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan, dan klien
yang dilayani oleh para pelaksana dalam bidang tersebut,Profesi adalah Suatu kelompok pelaksana
tertentu yang diorganisasikan memenuhi criteria tertentu, memiliki tugas-tugas tertentu dan
bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.
B.
1)
2)
3)
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini adalah
Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik
teknologi pendidikan sebagai Bidang Garapan
teknologi pendidikan sebagiProfesi
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI KONSTRUK TEORITIK
Untuk mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai konstruksi teoritik hanya diperlukan
karakteristik pertama di atas; suatu kesatuan teori intelektual yang selalu dikembangkan melalui
kegiatan penelitian.
Istilah teori yang dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata
praktek, yang mempunyai arti yang jelas yaitu : suatu prinsip umum yang didukung oleh data
sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang
berlaku terhadap sejumlah fakta, suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan
hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tersebut.
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur,
gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai
dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Teknologi Pendidikan sebagai konstruk teori mencakup serangkaian ide dan prinsip tentang
bagaimana cara pendidikan dan pembelajaran harus dilaksanakan dengan menggunakan teknologi.
Suatu prinsip umum yang didukung oleh data sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala atau
suatu pernyataan tentang hubungan yang berlaku thd sejumlah fakta. Suatu prinsip atau serangkaian
prinsip yang menerangkan hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan
fakta tsb.
Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara
pemecahan, mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi pendidikan
adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk menciptakan kegiatan
belajar.
Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu pendekatan baru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian pendekatan baru tersebut merupakan
penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian secara langsung masih
berhubungan dengan definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang dihasilkan
sebelumnya.
Karakteristik teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a) Adanya suatu gejala – harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami sejelasjelasnya menurut pengetahuan yang ada sekarang;
b) Menjelaskan – sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau bagaimana gejala
itu terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap eksistensi suatu gejala);
c) Merangkum – sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui tentang
hubungan antara sejumlah besar informasi empiric, konsep dan generalisasi;
d) Memberikan orientasi – menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti
(dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan;
e) Mensistematiskan – memberikan skema unutuk mensistematiskan, mengklasifikasikan dan
menghubungkan segala gejala, postulat dan dalil yang serasi;
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
4. f) Mengidentifikasi kesenjangan – mencari bidang-bidang yang relevan namun diabaikan atau
belum dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa mendatang;
g) Melahirkan strategi untuk keperluan riset – memberikan dasar untuk merumuskan hipotesis
baru dan melaksanakan riset lebih mendalam berdasar atas penjelasan tersebut;
h) Prediksi – dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar atas
data empiric sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan hipotesis
yang belum diketahui pada saat sekarang;
Teknologi pendidikan adalah suatu proses terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa masalah-masalah pendidikan dan cara
pemecahan, mengimplemintasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
berkenaan dengan semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah dalam teknologi pendidikan
adalah bagaimana sumber belajar itu didesain, dipilih dan digunakan untuk menciptakan kegiatan
belajar.
Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu pendekatan baru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian pendekatan baru tersebut merupakan
penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian secara langsung masih
berhubungan dengan definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang dihasilkan
sebelumnya
B. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI BIDANG GARAPAN
Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan merupakana aplikasi dari ide dan prinsip
teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan pembelajaran ( teknik
yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang digunakan dan klien yang
dilayani ). Lingkungan kegiatan yang merangkum komponen konsep, ketrampilan dan prosedur
serta memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.
Karakteristik bidang garapan adalah : teknik intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau
mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat, dan
unik yaitu harus ada karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain
Teknologi pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya
kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar lebih efektif, lebih efisien, lebih banyak, lebih
luas, lebih cepat dan sebagainya. Untuk itu ada usaha dan produk yang sengaja di buat dan ada yang
ditemukan dan dimanfaatkan. Namun perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang
sangat pesat akhir-akhir ini, menawarkan sejumlah kemungkinan yang semula tidak terbayangkan,
telah membalik cara berpikir kita dengan bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut untuk
mengatasi masalah belaja ( Miarso, 2007 )
Berdasarkan uraian tentang obyek formal teknologi pendidikan dan profesi teknolog
pendidikan, dapat disimpulkan bahwa bidang garapan teknologi pendidikan meliputi segala sesuatu
dimana ada masalah belajar yang perlu dipecahkan.
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
5. Bertolak dari sejarah perkembangan garapan teknologi pendidikan, Saettler ( 1968, hal. 1014 ) berpendapat bahwa awal muasal penggarapan masalah belajar adalah kaum Sufi pada sekitar
abad 600 SM. Mereka merupakan penjaja ilmu pengetahuan yang mengajarkan ilmunya kepada
para peserta-didik dengan berbagai cara, seperti misalnya dengan cara dialektik, dialogik, ceramah,
dan penggunaan bahasa tubuh ( body language ) seperti gerakan wajah, gerakan tangan dsb., dengan
maksud agar menarik perhatian dan agar ilmunya dapat ditransfer dengan baik. Ashby ( 1972, hal.
9-10 ) berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan telah berlangsung empat revolusi, yaitu pertama
diserahkannya pendidikan anak dari orang tua atau keluarga kepada guru, kedua guru yang diserahi
tanggung jawab mendidik, melakukannya secara verbal dan unjuk kerja, ketiga dengan
ditemukannya mesin cetak sehingga bahan pelajaran dapat diperbanyak dan digunakan lebih luas,
dan keempat dengan berkembangnya secara pesat teknologi elektronik, terutama media komunikasi.
Sekarang ini mungkin perlu ditambah dengan revolusi kelima dengan berkembangnya teknologi
informasi yang serba digital.
Dalam lingkup pendidikan formal, sejarah teknologi pendidikan dapat diruntut dari ilustrasi
atau gambar untuk menjelaskan konsep yang abstrak ( Thompson,1963, hal. 42 ). Praktisi teknologi
pendidikan dapat merupakan guru yang menerapkan strategi pembelajaran dengan pendekatan
PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Intaraktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ) sesuai dengan
tuntutan dalam pembaharuan pendidikan. Guru tersebut mungkin memperoleh keterampilan
pembelajaran setelah mengikuti program Akta Mengajar, atau mengikuti penataran, atau magang,
atau pelatihan khusus yang dilaksanakan oleh yang berwenang. Praktisi tersebut mungkin pula
seseorang yang mempunyai hobi elektronik, kemudian belajar sendiri bagaimana membuat rekaman
pembelajaran berupa PBK ( pembelajaran berbantuan komputer ), atau rekaman video berupa
permainan yang mendidik ( Miarso, 2007 ).
Masalah belajar itu dialami oleh siapa saja sepanjang hidupnya, dimana-mana, di rumah, di
sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa
saja dan dari apa dan siapa saja. Berkembangnya teknologi pendidikan tentu saja berbeda-beda
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
C. TEKNOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI PROFESI
1. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PROFESI
Ibrahim (2002) merangkum beberapa pendapat tentang arti profesi menjadi sebuah rumusan
pengertian profesi. Hasil rangkuman beliau adalah ”profesi dapat diartikan sebagai suatu lapangan
pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki
dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan ahli yang
dilandasi filosofi yang mantap”. Hakikat profesi adalah hal yang mendalam, mendasar dan
merupakan esensi dari profesi. Jika hal-hal yang mendasar dan esensi dihilangkan, maka hilang juga
arti profesi. Berdasarkan pemikiran itu, maka hakikat profesi adalah tanggapan (respon) yang
bijaksana, serta pelayanan/pengabdian yang dilandasi oleh keahlian, teknik dan prosedur yang
mantap, serta sikap kepribadian tertentu. Seorang pekerja profesional akan selalu mengadakan
pelayanan/pengabdian yang dilandasi kemampuan profesional, serta falsafah yang mantap
(diwujudkan dalam perilaku sesuai etika). Teknologi Pendidikan sebagai profesi adalah suatu
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
6. kelompok pelaksana yang diorganisasikan, memenuhi kriteria tertentu, memiliki tugas tertentu, dan
bergabung untuk membentuk bagian tertentu dari bidang tersebut.
Setiap profesi harus terpenuhi syarat-syarat teoritik dan bidang garapan untuk bisa menjadi
profesi, dan memiliki karakteristik lainnya, yaitu: pendidikan dan pelatihan yang memadai, adanya
komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa mengembangkan diri
sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, adanya standar etik yang harus dipatuhi, dan
adanya lapangan pengabdian yang khas ( Miarso, 2007 ).
Pendidikan dan pelatihan dalam teknologi pendidikan telah dimulai pada tahun 1972, berupa
latihan untuk pengembangan bahan ajar melalui radio. Pada tahun 1974 mulai diberikan matakuliah
Teknologi Pendidikan di IKP Jakarta, dan pada tahun 1976 dibuka pendidikan akademik jenjang
Sarjana dalam program Teknologi Pendidikan melalui kerjasama antara Tim Penyelenggara
Teknologi Komunikasi untuk Pendidikan dan Kebudayaan dengan IKIP Jakarta. Dua tahun
kemudian pada tahun 1978 dibuka pendidikan jenjang Magister dan Doktor Teknologi Pendidikan
di IKIP Jakarta. Program pendidikan tersebut merupakan bagian integral dari Proyek
Pengembangan Teknologi Komunikasi Untuk Pendidikan yang sekaligus bertujuan untuk
membentuk suatu lembaga yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pengembangan teknologi
pendidikan di Indonesia ( Miarso, 2007 ).
Mereka yang berprofesi atau bergerak dalam bidang teknologi pendidikan atau singkatnya
disebut Teknolog Pendidikan, harus mempunyai komitmen dalam melaksanakan tugas
profesionalnya yaitu terselenggaranya proses belajar bagi setiap orang, dengan dikembangkan dan
digunakannya berbagai sumber belajar selaras dengan karakteristik masing-masing pemelajar (
learners ) serta perkembangan lingkungan. Karena lingkungan itu senantiasa berubah, maka para
Teknolog Pendidikan harus senantiasa mengikuti perkembangan atau perubahan itu. Oleh karena
itu, ia dtuntut untuk selalu mengembangkan diri sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan
zaman, termasuk selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Profesi ini bukan profesi yang netral dan bebas nilai. Ia merupakan profesi yang memihak
kepada kepentingan pemelajar ( learners ) agar mereka memperoleh kesempatan untuk belajar agar
potensi dirinya dapat berkembang semaksimal mungkin. Profesi ini juga tidak bebas nilai karena
masih banyak pertimbangan lain seperti sosial, budaya, ekonomi dan rekayasa yang mempengaruhi,
sehingga tindakannya harus selaras dengan situasi dan kondisi serta berwawasan ke masa depan.
Pada tahun 1987 didirikan Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yang
mempunyai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Kode Etik. Dalam kode etik tersebut
dicantumkan kewenangan dan kewajiban, antara lain kewajiban untuk selalu mengikuti
perkembangan IPTEK dan lingkungan. Disamping itu, juga dirumuskan tanggung jawab profesi
kepada perorangan, masyarakat, rekan sejawat dan orgainisasi ( Miarso, 2007 ).
Profesi teknologi pendidikan, sebagaimana halnya semua profesi yang baru, menghadapi tantangan
yang inheren. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pengakuan atas profesi teknologi
pendidikan. Pengakuan profesi tersebut selalu dikaitkan dengan jabatan fungsional sebagai pegawai
negeri. Padahal pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada prinsipnya tidak mendidik calon
pegawai negeri, melainkan mereka yang mampu mengabdi dan berkarya untuk mengatasi masalah
belajar dimana saja. Jadi terpaksa kita harus mengikuti pengakuan profesi sebagai jabatan
fungsional pegawai negeri.
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
7. Teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan, profesi dan bidang garapan telah
memberikan kontribusinya dalam pembangunan pendidikan. Namun kontribusi tersebut hanya akan
berkembang dengan adanya komitmen sungguh-sungguh dari para teknolog pendidikan. Pengakuan
profesi dalam jabatan fungsional di lingkungan pendidikan atau perekayasaan, bukan merupakan
hal yang utama, karena lembaga pendidikan profesi teknologi pendidikan tidak diarahkan untuk
mempersiapkan calon pegawai negeri, melainkan mereka yang peduli untuk mengatasi masalah
belajar dalam berbagai latar dengan berbagai produk.
Tenaga profesi teknologi pendidikan sebagai tenaga ahli dan atau mahir dalam
membelajarkan peserta didik dengan memadukan secara sistemik komponen sarana belajar meliputi
orang, isi ajaran, media atau bahan ajaran, peralatan, teknik, dan lingkungan. Definisi teknologi
pendidikan di atas jika dihubungkan dengan definisi yang dikemukakan oleh AECT tahun 1994.
Dalam AECT tahun 1994 telah dirumuskan definisi teknologi pendidikan seperti telah disebutkan
dalam Latar Belakang di atas bahwa: “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar”.
Dari kedua definisi itu maka pengertian profesi teknologi pendidikan adalah tenaga ahli yang
melakukan teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan, memanfaatkan serta menilai
proses dan sumber untuk membelajarkan peserta didik.
Fungsi profesi teknologi pendidikan memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui
pendekatan-pendekatan atau cara-cara tertentu. Dengan demikian profesi teknologi pendidikan
dapat menjadikan orang bertambah dalam kegiatan belajar sekaligus menjadikan orang bertambah
cerdas baik dari jumlah orang yang cerdas maupun mutu dari kecerdasan itu sendiri. Dengan
kecerdasan ini berarti akan meningkatkan nilai tambah seseorang sebagai sumber daya manusia,
mengatasi masalah belajar baik individu ataupun kelompok, & juga akan meningkatkan kinerja.
2. TUGAS POKOK PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Adapun tugas pokok profesi teknologi pendidikan seperti berikut ini.
a) Perancang (desainer): tugas ini meliputi mendesain sistem pembelajaran, desain pesan,
stratedi pembelajaran, dan karakteristik pebelajar.
b) Pengembang (developer): tugas ini meliputi produksi dan penyampaian teknologi cetak,
teknologi audio visual, teknologi berbasis komputer dan teknologi terpadu.
c) Pemanfaat/Pengguna (User): tugas ini meliputi pemanfaatan media, difusi inovasi,
implementasi dan pelembagaan, dan kebijakan/regulasi. Pemanfaatan media merupakan
penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.
d) Pengelola (Manager): tugas ini meliputi pengelola proyek, pengelola sumber, pengelola
sistem penyampaian, dan pengelola informasi.
e) Penilai (Evaluator): tugas ini meliputi menganalisis masalah, mengukur yang beracuan
patokan, menilai secara formatif dan sumatif.
f) Peneliti (Researcher), tugas ini meliputi kegiatan penelitian yang berkaitan dengan teknologi
pendidikan. Kegiatan penelitian ini mencakup penelitian dalam kawasan desain,
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian.
3. PENDIDIKAN KEAHLIAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Pendidikan dan latihan keahlian teknologi pendidikan telah dimulai sejak akhir 1950-an
dengan mengirim tenaga keluar negeri. Pendidikan dan keahlian semakin mendapat perhatian sejak
awal Orde Baru dengan bantuan dari UNDP/UNESCO dan pemerintah Amerika Serikat.
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
8. Tenaga ahli yang telah dididik diluar negeri tersebut kemudian diberi tanggung jawab untuk
menyelenggarakan pendidikan keahlian didalam negeri. Program akademik jenjang S1 (sarjana)
dengan keahlian teknologi pendidikan dibuka di IKIP Jakarta pada tahun 1976. dua tahun kemudian
dibuka pendidikan keahlian pada jenjang S2 (Magister)dan S3 (doktor) Teknologi Pendidikan. Pada
Tahun 1979 pendidikan keahlian teknologi pendidikan pada jenjang S1 diselenggarakan ditujuh
IKIP (Padang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan UjungPandang). Pada
jenjang pasca sarjana selain di IKIP Jakarta juga di IKIP Malang. Pendidikan ini secara umum
ditujukan untuk menghasilkan tenaga profesi teknologi pendidikan yang bergerak dan berkarya
dalam seluruh bidang pendidikan, dan mengusahakan terciptanya keseimbangan dan keselarasan
hubungan dengan profesi lain, untuk terwujudkannya gagasan dasar perkembangan tiap individu
pribadi manusia Indonesia Seutuhnya.
Pendidikan keahlian Teknologi Pendidikan pada jenjang sarjana S1 ditujukan untuk
penguasaan kemampuan :
a) Memahami landasan teori/riset an aplikasi teknologi pendidikan.
b) Merancang pola instruksional
c) Memproduksi media pendidikan
d) Mengevaluasi program dan produk instruksional
e) Mengelola Media dan sarana belajar
f) Memanfaatkan sarana,media,dan teknik instruksional
g) Menyebarkan informasi dan produk teknologi pendidikan
h) Mengoperasikan sendiri dan melatih orang lain dalam mengoperasikan peralatan
audiovisual.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Pada Jenjang S2 kompetensi lulusan adalah sebagai berikut :
Menerapkan pendekatan sistem dalam rangka pengembangan pembelajaran, baik pada
tingkat mikro/kelas maupun dalam konteks pendidikan maupun latihan.
Merencanakan kurikulum, pemilihan strategi pembelajaran, serta penilaian pelaksanaannya.
Merancang, memproduksi, dan menilai bahan bahan pembelajaran.
Mengelola Lembaga sumber belajar.
Melatih dan mendidik orang lain dalam berbagai aspek teknologi pendidikan.
Menyebarkan konsep dan aplikasi teknologi pendidikan.
Sedangkan pada jenjang S3 adalah sebagai berikut :
a) Mampu mengkaji dan menganalisis teori/konsep dan temuan penelitian dibidang
instruksional dan meramunya menjadi sutau teori/konsep pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik budaya Indonesia.
b) Mampu mengidentifikasikan dan mengkaji kebijakan pendidikan dan masalah
pelaksanaannya, dan menselaraskannya dengan perkembangan IPTEK dan SOSEKBUD.
c) Mampu melaksanakan sendiri dan memimpin kegiatan penelitian dan pengembangan, baik
untuk menguji teori instruksional, maupun menghasilkan inovasi dalam proses dan sistem
pendidikan.
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
9. 4. ORGANISASI PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Di Indonesia, tenaga profesi itu terhimpun dalam wadah Ikatan Profesi Teknologi
Pendidikan Indonesia ( IPTPI ) yayng didirikan pada tanggal 27 September 1987. Dasar
pertimbangan pendirian organisasai profesi adalah karena makin kompleksnya usaha pendidikan (
termasuk penyuluhan dan pembinaan ) sumber daya manusia, sehingga dirasa perlu adanya forum
profesi untuk saling bertukar pengalaman, peningkatan kemampuan dan untuk menjaga keselarasan
antara perkembangan IPTEK dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan belajar. Adapun Visi, Misi,
dan Tujuan Teknologi Pendidikan adalah Sebagai berkut :
a) Visi
Dengan semangat kemitraan menjadi suatu lembaga yang tanggap dan tangguh dalam
memberdayakan pemelajar ( learner ), melalui kegiatan merancang, mengembangkan,
melaksanakan, menilai dan mengelola proses serta sumber belajar
b) Misi
IPTPI mempunyai misi memimpin, memberikan keteladan & kepemimpinan dalam
pengembangkan & peningkatan profesionalitas para anggotanya, agar mereka mampu untuk
memberdayakan peserta didik, sesuai dengan perkembangan ilmu & teknologi belajar, sesuai
dengan perkembangan ilmu & teknologi serta kondisi & lingkungan, sehingga peserta didik tersebut
mampu menguasai kompetensi yang diperlukan, serta meningkatkan kinerja & produktivitasnya.
c) Tujuan
Menghimpun sumber daya untuk menyumbangkn tenaga dan pikiran bagi pengembangan
teknologi pendidikan sebagai suatu teori, bidang dan profesi di tanah air, bagi pembedayaan peserta
didik / warga belajar serta kemanfaatannya bagi kemajuan bangsa Indonesia.
5. KODE ETIK PROFESI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Ciri utama dalam profesi Teknologi Pendidikan adalah adanya kode etik, pendidikan dan
latihan yang memadai, serta pengabdian yang terus menerus. Tujuan kode etik ini secara umum
adalah :
a) Melindungi dan memperjuangkan kepentingan peserta didik
b) Melindungi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara
c) Melindungi dan membina diri serta sejawat profesi dan
d) Mengembangkan kawasan dan bidang kajian teknologi pendidikan.
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
10. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi Pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan
orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut
semua aspek belajar manusia dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan
terkontrol.
Teknologi Pendidikan dapat membentuk teori karena memenuhi kriteria teori, yaitu :adanya
gejala yang belum dipahami, menjelaskan ( mengapa dan bagaimana ), rangkuman tentang apa yang
telah diketahui, memberikan orientasi fakta yang diteliti, mensistematiskan, mengklasifikasi,
menghubungkan gejala, mengidentifikasi kesenjangan, melahirkan strategi untuk keperluan riset,
dan memprediksi
Teknologi pendidikan memiliki teknik intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan untuk
memecahkan masalah, aplikasi praktis yaitu usaha untuk merealisasikan atau mengoperasionalkan
pikiran, ide dan proses sehingga menghasilkan produk yang dapat dilihat, dan unik yaitu harus ada
karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain
Teknologi Pendidikan juga memiliki pendidikan dan pelatihan yang memadai, adanya
komitmen terhadap tugas profesionalnya, adanya usaha untuk senantiasa mengembangkan diri
sesuai dengan kondisi lingkungan dan tuntutan zaman, adanya standar etik yang harus dipatuhi, dan
adanya lapangan pengabdian yang khas.
B. Saran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami Teknologi Pendidikan didefinisikan sebagai
konstruk teoritik, bidang garapan dan sebagai profesi, yang dilihat dari tiga perspektif secara
keseluruhan. Dan juga saya sebagai penulis makalah ini meminta maaf jika dalam penulisan
makalah ada salah kata, karena tidak ada manusia yang sempurna oleh karena itu maafkan
kesalahan saya sebagi pembuat makalah ini
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com
11. DAFTAR PUSTAKA
Miarso, Yusufhadi., Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Pustekkom bekerjasama dengan
Kencana, 2004.
Suroso, Rifai., Tekhnologi Terkini, Semarang: PT. Putra Mediacom, 2001.
Created By : ROMI DWI SYAHRI ( Jurusan KTP UNP )
http://romidwisyahri95.blospot.com