(1) Laporan ini membahas tentang pembuatan dua jenis fungisida kimia sintetik yaitu Bubur Bordeaux dan Bubur California di laboratorium. (2) Bubur Bordeaux berwarna hijau toska dengan pH 8, sedangkan Bubur California berwarna kuning keruh dengan pH 9. (3) Kedua fungisida mengandung logam berat seperti tembaga dan belerang yang berbahaya bagi kesehatan jika terpapar jangka panjang.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Moh Masnur
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia. Rendahnya produktivitas kopi adalah akibat adanya serangan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman kopi berasal dari bangsa Serangga dan Nematoda. Hama-hama tersebut adalah Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei), Penggerek Cabang Kopi (Xylosandrus spp.), Penggerek Batang Kopi (Zeuzera coffeae), Kutu Hijau (Coccus viridis), Kutu Putih (Ferrisia virgata), Wereng Pucuk (Sanurus indecora) dan Nematoda (Radopholus sp dan Pratylenchus coffeae). Sedangkan Penyakit yang menyerang tanaman kopi disebabkan oleh patogen seperti jamur, virus dan bakteri. Penyakit-penyakit tersebut adalah Karat Daun (Hemileia vastatrix), Bercak Daun (Cercospora coffeicola), Jamur Upas (Upasia salmonicolor), Kanker Belah (Armillaria sp.), Jamur Akar (Rigidoporus lignosus, Phellinus noxius, dan Roselina bunodes), Mati Pucuk (Topstrfte) dan Penyakit Rebah Batang (Rhizoctonia solani). Cara-cara pengendalian yang dilakukan untuk membasmi hama dan mengobati penyakit pada tanaman kopi adalah dengan cara kultur teknis, mekanis fisik, aplikasi pestisida hayati, kimiawi dan memanfaatkan musuh alami.
Kopi adalah minuman favorit setiap orang, termasuk mahasiswa. Ada budaya popular meminum kopi oleh orang Indonesia yang disebut “ngopi”. Katanya, ngopi itu mampu mempererat hubungan silaturahmi, ngopi itu mampu menemani malam-malam begadang untuk mengerjakan tugas, dan dengan ngopi itu mampu menemukan gagasan-gagasan ideal dan kreatif. Untuk itu, karena begitu vitalnya peran kopi dalam kehidupan, terutama mahasiswa, penulis berharap, ada mahasiswa Uniba Surakarta yang melakukan penelitian tentang kopi. Terima kasih.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Moh Masnur
Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Indonesia. Rendahnya produktivitas kopi adalah akibat adanya serangan hama dan penyakit. Hama yang sering menyerang tanaman kopi berasal dari bangsa Serangga dan Nematoda. Hama-hama tersebut adalah Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei), Penggerek Cabang Kopi (Xylosandrus spp.), Penggerek Batang Kopi (Zeuzera coffeae), Kutu Hijau (Coccus viridis), Kutu Putih (Ferrisia virgata), Wereng Pucuk (Sanurus indecora) dan Nematoda (Radopholus sp dan Pratylenchus coffeae). Sedangkan Penyakit yang menyerang tanaman kopi disebabkan oleh patogen seperti jamur, virus dan bakteri. Penyakit-penyakit tersebut adalah Karat Daun (Hemileia vastatrix), Bercak Daun (Cercospora coffeicola), Jamur Upas (Upasia salmonicolor), Kanker Belah (Armillaria sp.), Jamur Akar (Rigidoporus lignosus, Phellinus noxius, dan Roselina bunodes), Mati Pucuk (Topstrfte) dan Penyakit Rebah Batang (Rhizoctonia solani). Cara-cara pengendalian yang dilakukan untuk membasmi hama dan mengobati penyakit pada tanaman kopi adalah dengan cara kultur teknis, mekanis fisik, aplikasi pestisida hayati, kimiawi dan memanfaatkan musuh alami.
Kopi adalah minuman favorit setiap orang, termasuk mahasiswa. Ada budaya popular meminum kopi oleh orang Indonesia yang disebut “ngopi”. Katanya, ngopi itu mampu mempererat hubungan silaturahmi, ngopi itu mampu menemani malam-malam begadang untuk mengerjakan tugas, dan dengan ngopi itu mampu menemukan gagasan-gagasan ideal dan kreatif. Untuk itu, karena begitu vitalnya peran kopi dalam kehidupan, terutama mahasiswa, penulis berharap, ada mahasiswa Uniba Surakarta yang melakukan penelitian tentang kopi. Terima kasih.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Pelurusan Tafsir Tentang Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dalam...Deni Kurniawan
Pelurusan Tafsir Tentang Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)
dalam Upaya Mewujudkan Pembangunan Bangsa yang Berkualitas yang disusun oleh Indonesia Tobacco Control Network (ITCN)
Tinjauan Analitis terhadap Peran Pemerintah dalam Isu Pengendalian TembakauDeni Kurniawan
Tinjauan Analitis terhadap Peran Pemerintah dalam Isu
Pengendalian Tembakau:
Sumbangan bagi Arah Kebijakan Pemerintahan Baru
disusun oleh Koalisi Nasional Masyarakat Sipil untuk Pengendalian Tembakau yang terdiri dari IISD, LAI, HRWG, MPKU, YLBHI, ICW
Materi presentasi pengelolaan sampah warga. Kunci-kunci pengelolaan sampah: pemilahan sampah, pengomposan, dan edukasi yang terus menerus ke warga.
Dr. Isroi
http://isroi.com
Pada slide ini dijelaskan secara detail mengenai zat adiktif, khususnya boraks, rhodamin b, dan formalin. Dan juga dijelaskan tentang bahaya zat adiktif serta ciri-ciri makanan yang terkontaminasi zat ini.
Nutrisi hidroponik ini ialah pupuk hidroponik lengkap yang mengadung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman hidroponik. Pupuk tersebut diformulasi secara khusus sesuai dengan jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Pupuk yang dapat digunakan untuk larutan nutrisi Hidroponik diantaranya:
1. LAPORAN PRAKTIKUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI
ACARA II
PEMBUATAN PESTISIDA KIMIA SINTETIK
BUBUR BORDEAUX DAN BUBUR CALIFORNIA
DISUSUN OLEH:
NAMA : LAELATIL HASANAH
NIM : C1M010003
PROGRAM STUDI : AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012
2. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pestisida merupakan semua zat kimia atau bahan lain termasuk
mikroba yang dapat digunakan membrantas hama, pathogen, gulma pada
pertanian, mematikan dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan,
membrantas pengganggu pada hewan, ikan, rumah tangga, bangunan dan
lain-lain.
Pada dasarnya, pestisida digunakan untuk melindungi tanaman dari
serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman agar tanaman dapat
berproduksi maksimal. Pestisida yang umumnya digunakan oleh kebanyakan
petani di Indonesia adalah pestisida kimia sintetik. Hal ini dikarenakan petani
menginginkan hasil yang dapat segera terlihat dalam hitungan waktu yang
singkat.
Awal mula penggunaan pestisida kimia sintetik adalah tahun 1942
yang merupakan awal dari gerakan revolusi kimia dalam bidang pertanian,
dimana pada tahun itu telah berhasil diciptakan suatu pestisida buatan
(sintetis) yang merupakan suatu bentuk persenyawaan yang memiliki gugus
aktif. Pestisida pertama yang dihasilkan adalah jenis DDT (Dikhloro Difenil
Trikhloroetena), dan kemudian diikuti oleh bermacam-macam jenis lainnya
(Palar, 1994).
Seiring berjalannya perkembangan pestisida, ditemukan berbagai
macam pestisida kimia sintetik yang terbuat dari golongan logam berat
seperti tembaga dan belerang. Logam-logam ini biasanya terdapat di pestisida
kimia seperti Bubur Bordeaux dan bubur California. Pestisida bubur Bordeux
dan bubur California dapat memberantas penyakit khususnya dari golongan
fungi dengan cepat. Namun sayangnya logam-logam berat yang terdapat di
bubur Bordeaux dan bubur California dapat memberikan efek negative tidak
hanya bagi hama dan penyakit tetapi juga bagi manusia dan makhluk lain
karena residunya.
3. B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan pestisida kimia
sintetik bubur Bordeaux dan bubur California.
TINJAUAN PUSTAKA
4. Sejarah penggunaan pestisida telah diketahui sejak beberapa ribu tahun
yang lalu yaitu berupa racun arsen pada abad kesatu oleh bangsa Yunani dan
China. Perkembangan pestisida khususnya pestisida kimia terjadi pada tahun1867
di Amerika Serikat yaitu dengan penggunaan zat warna Paris Green untuk
mengendalikan Colorado Potato Beatle. Pada tahun 1939, DDT diformulasikan di
Swiss sebagai racun perut dan racun kontak dan di tahun 1950-an mulai
dikembangkan Fungisida captan and glyodin; insektisida organophosphorous dan
malathion. Tahun 1961 DDT didaftarkan untuk 34 jenis tanaman yang
penggunaannya meningkat dramatis. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan
ternyata memberikan dampak negative terhadap makhluk hidup dan ekosistem
sehingga pada tahun 1962, Rachel Carson menerbitkan buku Silent Spring,
tentang bahaya pestisida (Anonim,2011).
Pestisida digolongkan menjadi beberapa bentuk seperti berdasarkan jasad
pengganggu, cara masuknya, formulasi, tempat kerja, dan berdasarkan bahan aktif
serta susunan kimia yang dikandungnya. Fungisida adalah suatu senyawa kimia
atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk
memberantas/mematikan cendawan yang menyebabkan penyakit (Dingra,1981).
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut efeknya
terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam. Pertama, senyawa-senyawa
yang mempunyai efek fungistatik, yakni senyawa yang hanya mampu
menghentikan perkembangan cendawan. Cendawan akan berkembang lagi bila
senyawa fungistik tersebut hilang. Kedua, senyawa-senyawa yang mempunyai
efek fungitoksik atau efek fungisida (fungicidal effect), yakni senyawa yang
mampu membunuh cendawan (Nene, 1971).
Fungisida dapat digolongkan menjadi golongan tembaga anorganik,
golongan belerang anorganik dan golongan organik. Golongan Tembaga
Anorganik antara lain Bubur Bordeaux (Bordeaux Mixture). Bubur Bordeaux
(BB) dapat kita buat dari terusi, kapur dan air. Terusi ditumbuk sampai halus,
supaya mudah larut di dalam air yang dingin. Kemudian Bubur Burgundy
(Burgundi Mixture), Bubur Cheshunt (Cheshunt Mixture), dan Eau Celeste (Sky
Blue Water). Golongan belerang anorganik antara lain Tepung belerang yang
5. dapat dibuat dari belerang Lumpur dan belerang cirrus. Kedua, Bubur California
yang peroleh dengan jalan merebus belerang dan kapur hingga terbentuk cairan
berwarna coklat karat. Dan yang ketiga adalah Belerang Basah (wettable sulfure).
Fungisida ini berbentuk pasta belerang atau tepung belerang yang terdiri dari
unsure belerang murni, sehingga pengaruh kerusakan terhadap tanaman dapat
lebih dikurangi lagi (Triharso, 2004).
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu Praktikum
6. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 28 November 2012 pukul
11.00-12.30 WITA di Laboratorium Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Mataram.
B. Bahan dan Alat Praktikum
1. Bahan Praktikum
a. Bubur Bordeaux:
15 gram kapur tohor (CaO)
15 gram tembaga sulfat (cuSO4)
100 ml aquades
kertas lakmus
b. Bubur California
40 gram kapur tohor (CaO)
20 gram belerang (S)
200 ml air
Sabun cair secukupnya
Kertas lakmus
2. Alat Praktikum
a. Sendok
b. Masker
c. Timbangan analitis
d. Beker glass
e. Kompor
f. Buku dan alat tulis
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bubur Bordeaux
a. Dipanaskan 100 ml air sampai mendidih
b. Dimasukkan tembaga sulfat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
tercampur.
7. c. Setelah tercampur, dimasukkan kapur tohor sedikit demi sedikit
sampai tercampur rata dan berubah warna, diangkat dan didinginkan
sampai larutan mengendap.
d. Setelah didinginkan, kemudian diukur pH larutan bubur dengan kertas
lakmus.
2. Bubur California
a. Dipanaskan 200 ml air sampai mendidih
b. Dimasukkan belerang sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai dan
ditambahkan sabun cair agar belerang larut.
c. Setelah tercampur, dimasukkan kapur tohor sedikit demi sedikit
sampai tercampur rata dan berubah warna, diangkat dan didinginkan
sampai larutan mengendap.
d. Setelah didinginkan, kemudian diukur pH larutan bubur dengan kertas
lakmus.
8. HASIL PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
No. Perubahan Bubur Bordeaux Bubur California
1. Warna Hijau Toska Kuning keruh
2. pH 8 9
Bubur Bordeaux yang semula berwarna biru cerah berubah warna menjadi
hijau toska setelah dicampurkan dengan kapur tohor dan pH 8.
Belerang yang tidak dapat larut di dalam air setelah diteteskan beberapa
tetes sabun cair, dapat terlarut dan warnanya kuning cerah. Setelah
dicampurkan dengan kapur tohor, warnanya berubah menjadi kuning
keruh.
9. PEMBAHASAN
Fungisida adalah senyawa yang digunakan untuk memberantas fungi yang
mengganggu tanaman. Mekanisme fungisida yang digunakan untuk
penanggulangan penyakit pada umumnya adalah dengan menghambat
perkecambahan, pertumbuhan, dan perkembangbiakan atau sekaligus membunuh
pathogen. Bubur Bordeaux dan bubur California merupakan fungisida yang telah
lama dikenal dan digunakan di berbagai negara.
Fungisida yang telah lama dikenal yaitu Bubur Bordeaux (Bordeaux
mixture, Boullie Bordelaise) tergolong dalam senyawa tembaga yaitu campuran
dari larutan sulfat tembaga (terusi) dengan larutan kapur. Mengenai
Perbandingannya tergantung dari macamnya tanaman yang akan disemprot.
Fungisida ini bersifat sistemik, multisite inhibitor, dan aktivitasnya terbatas untuk
menghambat spora sehingga harus diaplikasikan sebelum spora berkecambah.
Bubur Bordeaux tradisional berbentuk suspensi koloidal berwarna biru
langit dan jika diendapkan akan membentuk endapan sedangkan Bubur Bordeaux
komersial berbentuk tepung halus berwarna biru. Untuk mengurangi sifat
fitotoksiknya maka dapat diadakan dengan jalan mempertinggi perbandingan
kapur terhadap tembaga. Tapi jika pemberian kapur ini agak terlalu banyak, maka
daya toksisitasnya terhadap cendawan akan berkurang.
Bubur Bordeaux yang dibuat saat praktikum berwarna hijau toska dari
semula berwarna biru langit setelah ditambahkan kapur tohor. pH dari larutan
bubur ini setelah diendapkan adalah 8 yang mengindikasikan bahwa bubur
Bordeaux tersebut bersifat basa.
Walaupun terdapat banyak kebaikan dari fungisida ini diantaranya dapat
dipergunakan untuk banyak macam penyakit, dapat dibuat sendiri dari bahan-
bahan yang murah didapat, mempunyai daya lekat yang tinggi tapi selain itu
terdapat pula kekurangan-kekurangannya seperti merusak alat-alat semprotan,
harus hati-hati dalam pembuatannya jangan sampai merusak tanaman jika sudah
dibuat harus segera dipakai dan jangan sampai disimpan lama dan sedapat
mungkin jangan dipergunakan untuk menyemprot daun atau buah-buahan yang
biasa dimakan, karena tembaga berbahaya pada manusia.
10. Dengan merebus kapur dan belerang, maka akan terjadilah Lime sulfur
yang juga disebut Bubur California atau Self-boiled Lime sulfur (Bubur California
yang masak sendiri) atau Dry lime sulfur (Bubur California yang kering). Menurut
Nene (1971), Kandungan belerang pada fungisida kapur-belerang dapat bertindak
sebagai akseptor hydrogen dala sistem metabolisme yang bekerja dengan cara
mengganggu sistem hidrogenasi dan dehidrogenasi normal dalam sel. Fungisida
kapur-belerang juga mengeluarkan uap yang mampu menghambat perkecambahan
konidia cendawan.
Pada bubur California yang dibuat saat praktikum, didapatkan pH sebesar
9 karena penambahan sabun cair yang bersifat basa sehingga menaikkan pH
larutan dari yang semula netral menjadi basa.
Bubur California ini disamping memiliki efek fungisida juga memiliki
efek insektisida, hanya bubur ini merupakan obat keras yang dapat merusakkan
alat serta berbahaya bagi manusia; di samping itu penggunaan bubur California
jangan diaplikasikan saat cuaca panas karena akan dapat membakar bagian
tanaman yang disemprot. Fungisida tersebut dipergunakan untuk menanggulangi
penyakit seperti antraknose, tepung, kudis pada apel dan sebagainya.
Pada saat ini, bubur Bordeaux dan bubur California sudah tidak digunakan
lagi karena sangat berbahaya bagi manusia karena efek residu yang
ditimbulkannya.
KESIMPULAN
11. Berdasarkan percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bubur Bordeaux memiliki pH 8 sedangkan bubur California memiliki pH 9.
2. Bubur Bordeaux terbuat dari campuran tembaga dan kapur tohor sedangkan
bubur California terbuat dari campuran belerang dan kapur tohor.
3. Bubur California disamping memiliki efek fungisida juga memiliki efek
insektisida.
4. Fungisida bubur Bordeaux dan bubur California tidak boleh digunakan lagi
karena mrngandung logam berat dan efek residunya dapat membahayakan
makhluk yang mengkonsumsi tanaman yang menggunakan fungisida tersebut.