Laporan praktikum ini membahas tentang penentuan kadar air benih dengan metode dasar menggunakan oven. Metode ini dijelaskan secara detail mulai dari persiapan alat dan bahan, prosedur pengujian, hingga perhitungan rumus untuk menentukan kadar air benih. Hasil pengujian kadar air beberapa komoditas benih juga diuraikan beserta pembahasannya.
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
1. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
2. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
makalah ini dibuat oleh saya sendiri khalifah adriani putri untuk memenuhi tugas mata kuliah PBHP (PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN) nahh agar lebih bermanfaat lagi untuk orang banyak saya menberkan tugas ini atau mempostingnya agar dapat dilihat dan menjadi bahan bacaan untuk teman-teman. sekiaann
Laporan Praktikum Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau pada Media yang Berbeda
Laporan kadar air benih (autosaved)
1. PENENTUAN KADAR AIR BENIH
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas
Praktikum Dasar-Dasar Teknologi Benih pada
Program Studi Teknik Produksi Benih
Oleh:
Rendra Purwanto NIM : A4113121
Ahmad Frega Juli Saputra NIM:A41141359
Mohammad Irvan Muttaqien NIM:A41141375
Qurrota A’yun NIM:A41141365
Rita Desi Anggraini NIM:A41141404
Rizal Dwi Fathoni NIM :A41141369
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014
2. 2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................3
1.1 Latar Belakang .....................................................................................3
1.2 Tujuan...................................................................................................4
1.3 Manfaat .................................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................10
3.1 Tempat dan Waktu ............................................................................10
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................10
3.3 Prosedur Kerja ...................................................................................11
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................12
4.1 Hasil.....................................................................................................12
4.2 Pembahasan........................................................................................12
BAB 5. PENUTUP................................................................................................15
5.1 Kesimpulan.........................................................................................15
5.2 Saran....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18
3. 3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kadar air merupakan salah satu komponen dari mutu benih (yang
lainnya, kemurnian dan daya kecambah). Kadar air benih mempunyai
peranan yang penting dalam penyimpanan benih. Kadar air benih dapat
memacu proses pernafasan benih sehingga akan meningkatkan perombakan
cadangan makanan benih, akibatnya benih akan kehabisan cadangan
makanan pada saat diperlukan/berkecambah.
Kadar air benih harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan,
maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki
dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih
ortodok pada kadar air tinggi berisiko cepat mundurnya benih selama dalam
penyimpanan. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang dinilai
oleh BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji ini merupakan satu
pengujian rutin para analisis benih di laboratorium benih.
Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang “dikandung” dan
yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh
benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih
yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan
dalam% terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air
diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan
untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka
mempertahankan viabilitas benih tersebut.
Salah satu teknik dalam pengujian kadar air benih adalah metode
dasar dengan melakukan pengovenan. Metode ini paling efektif untuk
mengetahui kadar air dalam benih karena dilakukan secara teliti menghitung
kehilangan kadar air dalam benih. Oleh karena itu, untuk mengetahui kadar
4. 4
air benih pada beberapa komoditas maka dilakukan pengujian kadar air
benih dengan metode pengovenan.
1.2 Tujuan
Dengan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
a. Memahami pengujian kadar air benih dengan metode dasar.
b. Mengetahui kadar air beberapa komoditas benih.
1.3 Manfaat
A. Bagi pembimbing
1. Pembimbing dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan
mahasiswa tentang pengujian kadar air benih dengan metode dasar.
2. Pembimbing dapat mengukur sejauh mana kemampuannya dalam
mendidik mahasiswa.
B. Bagi mahasiswa
Mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan pengujian kadar air
benih.
5. 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih merupakan hal yang sangat penting untuk kegiatan bercocok tanam.
Dalam perkembangan selanjutnya benih terjadi pergeseran makna dimana benih
merupakan biji yang digunakan sebagai bahan tanam (pengertian dulu). Namun,
sekarang pengertian benih semakin meluas yaitu bagian tanaman atau tanaman
yang digunakan sebagai bahan tanam. Dulu biji disebut benih, sekarang selain biji
itu sendiri termasuk benih adalah hasil okulasi, hasil stek dan hasil
perkembangbiakan vegetatif (klon).
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1992
Tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih
didefenisikan sebagai berikut :
“ Benih tanaman, selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman”.
Dari definisi di atas jelas bahwa benih dapat diperoleh dari
perkembangbiakan secara generatif maupun secara vegetatif, yang diproduksi
untuk tujuan tertentu, yaitu mengembang biakkan tanaman. Dengan pengertian ini
maka kita dapat membedakan antara benih (agronomy seed / seed) dengan biji
(grain) yang dipakai untuk konsumsi manusia (food steff) dan hewan (feed)
(Hendarto Kuswanto, 1996).
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman,
artinya benih memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan
tersedia harus bermutu tinggi agar mampu menghasilkan tanaman yang mampu
berproduksi maksimal.
Mutu benih mencakup tiga aspek yaitu :
1. Mutu genetik, yaitu aspek mutu benih yang ditentukan berdasarkan identitas
genetik yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari
varietas yang dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak hanya
ditentukan oleh tampilan benih, tetapi juga fenotipe tanaman
6. 6
2. Mutu fisiologi, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh viabilitas benih
meliputi daya berkecambah/daya tumbuh dan vigor benih
3. Mutu fisik, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukan oleh tingkat kebersihan,
keseragaman biji dari segi ukuran maupun bobot, kontaminasi dari benih lain
atau gulma, dan kadar air
Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik
untuk tujuan pengolahan maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa
kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan.
Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi berisiko mempercepat
mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Kadar air biji atau benih berfungsi
untuk menentukan saat panen yang tepat dan saat penyimpanan benih. Pemanenan
harus dilakukan pada tingkat kadar air tertentu pada masing-masing spesies atau
varietas.
Yang dimaksud kadar air benih, adalah berat air yang "dikandung" dan
yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan,
yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan
Penilaian Air adalah banyaknya konten air dalam benih yang diukur berdasarkan
hilangnya konten air tersebut & dinyatakan dalam% terhadap berat asal contoh
benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air
benih sebelum disimpan dan untuk mengatur kadar air yang tepat selama
penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
Kadar air adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai dengan
teknik atau metode tertentu. Metode pengukuran kadar air yang diterapkan
dirancang untuk mengurangi oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat yang
mudah menguap bersamaan dengan pengurangan kelembaban sebanyak mungkin
(ISTA, 2006).
Dalam penentuan uji kadar air digunakan 2 metode oven, yaitu metode
temperatur rendah 103±2°C dan metode temperatur tinggi 130 - 133°C. Kedua
metode tersebut dapat digunakan dalam penentuan kadar air (Bonner, 1995).
Metode pengeringan oven telah mempertimbangkan bahwa hanya air saja
yang diuapkan selama pengeringan. Namun, bagaimanapun juga senyawa yang
7. 7
mudah menguap mungkin ikut menguap yang akan menyebabkan hasil
pengukuran over estimation.
Sebagai contoh, pada beberapa benih, Abies sebagian resin ikut menguap
ketika benih dibelah sehingga kadar air yang dihasilkannya lebih tinggi (Bonner,
1991 dalam Poulsen, 1994). Dengan demikian, kadar air yang ditentukan dengan
metode oven mungkin saja tidak merepresentasikan kadar air benih yang
sesungguhnya (Poulsen, 1994).
Namun, bagaimanapun juga metode pengeringan oven merupakan metode
yang digunakan sebagai metode standar (Edwards, 1987; ISTA, 1999; ISTA
2006) bila dibandingkan dengan metode lainnya yang masih harus dikalibrasi.
Pemilihan metode pengukuran kadar air yang paling tepat adalah apabila cara
tersebut mampu memberikan nilai kadar air tertinggi (Willan, 1985).
Penilaian air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui
baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan benih. Telah diketahui
bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama
penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada tingkat air tinggi berisiko cepat
mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Penilaian air benih merupakan
salah satu komponen yang dinilai oleh BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji
ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih di laboratorium benih.
Kadar air benih selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya,
karena benih memiliki sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang equilibrium
dengan keadaan sekitarnya (Kuswanto, 1997).
Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk
dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar
airnya (Satopo, L. 1985). Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih
makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan
bagi sebagian besar benih adalah antara 6% – 8%.
Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang terlalu rendah akan
menyebabkan kerusakan pada embrio. Air yang terdapat dalam benih dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu air bebas dan air yang terikat. Pada perhitungan kadar
8. 8
air benih, yang dihitung persentasenya hanyalah air bebas, karena air inilah yang
dapat bergerak bebas di dalam benih dan mudah untuk diuapkan (Anonim, 2009).
Umumnya pada tanaman serealia (padi-padian) dan kacang-kacangan
(legume), pada saat mendekati masak kadar airnya konstan sekitar 20 %, tetapi
sedikit naik turun seimbang dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Benih setelah
dipanen atau dipetik dari pohon induknya perlu segera dikeringkan sampai kadar
air tertentu yang aman, misalnya padi 11-12 %, jagung 11-12 %, kedelai 10-11 %,
kacang hijau 11-12 % dan kacang tanah 10-11 %. Penurunan kadar air ini
berhubungan dengan benih akan disimpan, beberapa hari, minggu, bulan atau
tahun. Tinggi rendahnya kadar air dalam benih memegang peranan yang demikian
penting dan berpengaruh besar terhadap mutu benih.
Jumlah air dalam suatu benih merupakan kadar airnya, yang diukur
berdasarkan berat basah atau berat kering benihnya. Bila kadar air benih diberikan
berdasarkan berat basahnya, maka jumlah airnya merupakan persentase dari
berat benih sebelum airnya dihilangkan.
Selama perkembangan, pemasakan dan pematangan, kadar air benih
menurun perlahan – lahan hingga benih yang dipanen akhirnya mengering sampai
batas yang tidak ada lagi penurunan kelembaban, karena kadar airnya telah
mencapai keseimbangan dengan kelembaban nisbi lingkungan sekitarnya.
Dalam penyimpanan benih, makin tinggi kadar air benih maka makin
tinggi laju pernafasan benih yang dapat berakibat :
1. Berlangsungnya perkecambahan karena didukung oleh kelembaban
lingkungan yang tinggi.
2. Kelembaban lingkungan yang tinggi merupakan lingkungan yang cocok bagi
organisme perusak seperti jamur.
Kadar air benih dapat diukur dengan metode :
1. Metode dasar atau metode tungku (oven method)
Dalam metode ini kadar air benih diukur dengan cara contoh benih
dikeringkan dalam oven listrik pada suhu 130 oC selama 60 menit untuk
pemanasan pertama dan 10 menit untuk pemanasan yang kedua.
9. 9
Rumus perhitungan pemanasan pertama
𝑆1 =
𝑊2 − 𝑊3
𝑊2 − 𝑊1
× 100%
Rumus perhitungan pemanasan kedua
𝑆2 =
𝑊3 − 𝑊4
𝑊2 − 𝑊1
× 100%
Rumus perhitungan kadar air benih
𝐾𝐴 = 𝑆1 + 𝑆2 −
𝑆1 × 𝑆2
100
Namun, apabila benih hanya membutuhkan 1 kali pemanasan dapat menggunakan
rumus :
𝐾𝐴 =
𝑊2 − 𝑊3
𝑊2 − 𝑊1
× 100%
Keterangan:
W1 = Cawan porselin yang sudah dipanaskan (gr)
W2 = Cawan porselin + contoh kerja sebelum dipanaskan (gr)
W3 = Cawan porselin + contoh kerja setelah dipanaskan yang pertama (gr)
W4 = Cawan porselin + contoh kerja setelah dipanaskan yang kedua (gr)
S1 = Persentase air yang hilang pada pemanasan yang pertama (%)
S2 = Persentase air yang hilang pada pemanasan yang kedua (%)
KA = Kadar air benih (%)
10. 10
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan praktikum pengujian kadar air benih dilaksanakan pada:
Tempat : Laboratorium Teknik Produksi Benih
Hari/Tanggal : Senin/6 April 2015
Waktu : 09.00 – 11.00
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
1. Cawan porselin
2. Oven
3. Desikator
4. Timbangan analitik
5. Alat penghancur benih (Grinnding mill)
6. Alat pengait
7. Alat tulis
8. Stopwatch
9. Pisau
10. Telenan
b. Bahan
1. Benih padi
2. Benih jagung
3. Benih kedelai
4. Benih kacang tanah
5. Benih kacang hijau
6. Benih kakao
7. Benih cabe
8. Kertas label
11. 11
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Metode dasar (oven)
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil contoh benih yang akan diuji masing-masing
komoditas sekitar 5 gram dan 4 kali ulangan
3. Menghancurkan benih yang berukuran besar dengan grinding
mill.
4. Memotong benih kacang tanah.
5. Mengoven cawan porselin hingga kering kurang lebih 10 menit
6. Meniriskan cawan porselin
7. Memberikan label identitas sesuai dengan komoditasnya
8. Menimbang cawan porselin sebagai W1 (gram)
9. Meletakkan contoh kerja pada setiap cawan porselin
10. Menimbang cawan porselin + contoh kerja sebagai W2 (gram)
11. Mengoven cawan porselin + contoh kerja dengan temperatur
1300C selama 50 menit
12. Meniriskan cawan porselin + contoh kerja pada desikator selama
45 menit
13. Menimbang cawan porselin + contoh kerja sebagai W3 (gram)
14. Mengoven kembali cawan porselin + contoh kerja dengan
temperatur 1300C selama 10 menit
15. Meniriskan cawan porselin + contoh kerja pada desikator selama
45 menit
16. Menimbang cawan porselin + contoh kerja sebagai W4 (gram)
17. Menghitung persentase air yang hilang pada pemanasan pertama
(S1)
18. Menghitung persentase air yang hilang pada pemanasan kedua
(S2)
19. Menetukan kadar air benih (KA)
20. Membersihkan dan merapikan alat yang sudah digunakan
21. Membuat laporan.
12. 12
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Nama Benih
Cawan +
Tutup
(W1)
Cawan +
Tutup +
Bahan awal
(W2)
Cawan +
Tutup +
Bahan akhir
(W3)
KA%
Rata -
rata
Kedelai 1 44.677 48.949 48.367 13.623
13.603Kedelai 2 51.009 53.616 53.272 13.214
Kedelai 3 50.787 54.293 53.803 13.971
Kacang tanah 1 44.650 49.374 48.933 9.350
9.324Kacang tanah 2 48.732 51.912 51.618 9.245
Kacang tanah 3 46.670 51.467 51.018 9.376
Padi 1 51.124 54.174 53.823 11.507
11.394Padi 2 47.513 52.359 51.806 11.395
Padi 3 50.108 53.397 53.026 11.282
Kacang hijau 1 48.732 53.878 53.463 8.063
8.058Kacang hijau 2 51.055 54.716 54.421 8.066
Kacang hijau 3 50.748 54.941 54.604 8.045
Jagung 1 52.491 56.748 56.178 13.394
13.394Jagung 2 51.800 56.179 55.589 13.465
Jagung 3 52.544 57.495 56.836 13.323
Cabe 1 46.287 48.806 48.561 9.734
9.549Cabe 2 48.887 50.813 50.634 9.269
Cabe 3 52.424 56.109 55.753 9.646
Kakao 1 56.110 57.356 56.780 46.253
46.481Kakao 2 47.685 50.149 49.002 46.534
Kakao 3 52.776 54.729 53.818 46.656
Penghitungan Kadar Air menggunakan rumus : 𝐾𝐴 =
𝑊2−𝑊3
𝑊2−𝑊1
× 100%
4.2 Pembahasan
Kadar air adalah kandungan air yang ada pada benih. Kadar air dapat
dicari dengan menghitung jumlah air yang hilang dari sample setelah
dikeringkan. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus
diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan benih. telah
diketahui bahwa kadar air mempunyai dampak besar terhadap benih selama
penyimpanan. Kadar air benih merupakan faktor yang sangat berpengaruh
13. 13
terhadap mutu benih. Kadar air benih sangat berkait erat dengan mutu fisik,
fisiologis, dan patologis. Proses panen yang dilakukan pada benih berkadar
air tinggi akan mengakibatkan benih memar. Sebaliknya, jika terlalu kering,
proses perontokan dapat mengakibatkan benih retak. Demikian pula dalam
proses pengeringan, benih berkadar air tinggi yang dikeringkan dengan suhu
tinggi (kecepatan pengeringan tinggi) dapat terjadi pengerasan pada kulit
benih.
Sebelum digunakan, Setiap alat yang digunakan mempunyai standart
tertentu yang sudah ditentukan dan mempunyai masa harus dikalibrasi agar
tidak tejadi kesalahan data.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa metode
dasar dengan melakukan pengovenan kadar air ditentukan dari persentase
air yang hilang setelah dilakukan pengovenan per berat awal benih. Dengan
menggunakan metode ini data yang dihasilkan dapat dipertanggung
jawabkan karena air yang dihitung benar-benar air yang hilang dari benih
setelah dioven.
Benih bersifat higroskopis atau mudah menyerap air atau uap air dari
lingkungan sekitar. Pada metode dasar, tingkat interaksi antara benih dengan
lingkungan rendah sehingga pengaruh lingkungan dapat diminimalkan,
setelah benih dioven benih langsung dimasukkan kedalam desikator untuk
pendinginan.
Kadar air benih pada benih selain kakao yang teramati diketahui
bahwa rata-rata benih
Kadar air benih jagung dan kedelai masih melebihi 12%. Hal ini
dapat mempengaruhi daya simpan benih. Benih ortodoks optimal pada
kisaran 6-8% akan tetapi jagung dan kedelai tidak boleh melebihi 12%
karena dapat menyebabkn benih berkecambah pada wadah dan mengundang
jamur sehingga apabila dipasarkan dapat merugikan konsumen karena
viabilitasnya menurun.
14. 14
Pada benih padi, cabai, kacang hijau, dan kacang tanah kadar airnya
sesuai apabila dilakukan penyimpanan karena tidak melebihi 12% dan tidak
kurang dari 6%. Pada kisaran kadar air ini benih dapat disimpan lama.
Pada benih kakao, optimalnya benih dapat disimpan selama 7 hari
saja karena benih ini tidak tahan lama disimpan. Hal ini disebabkan benih
ini benih rekalsitran yang tidak dapat hidup pada kadar air yang terlalu
rendah.
15. 15
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Metode dasar merupakan metode penentuan kadar air benih menggunakan
oven suhu panas pada suhu 1300C selama 1 jam.
2. Kadar air berpengaruh terhadap vigor dan viabilitas benih, selain itu juga
dengan penyimpanan benih.
3. Dalam penentuan kadar air benih dilakukan metode dasar yaitu dengan
pengovenan suhu tinggi.
4. Benih jagung dan kedelai benih masih kurang layak simpan karena kadar
airnya melebihi standar.
5. Benih kakao merupakan benih rekalsitran yang hanya dapat disimpan selama
7 hari.
6. Benih kacang tanah, padi, kacang hijau, cabai berada pada kisaran kadar air
optimum penyimpanan.
5.2 Saran
Perlu diadakan evaluasi setiap selesai praktikum supaya praktikan lebih
paham dan mengerti.