SlideShare a Scribd company logo
PENGUJIAN BENIHPENGUJIAN BENIH
PENGUJIAN BENIHPENGUJIAN BENIH
Tujuan :
• Menetapkan (menaksir) nilai setiap
contoh dari sejumlah benih yang diuji
selaras dengan kualitas benih
 Menghindari pemakaian benih
berkualitas rendah mencegah
timbulnya kerugian
PENGUJIAN BENIHPENGUJIAN BENIH
• Di Indonesia, pengujian benih hanya
dapat dilakukan oleh Badan
Pemerintah (BPSB) atau badan
swasta yang ditunjuk di bawah
pengawasan BPSB.
• Di beberapa negara lain, dapat
dilakukan oleh pemerintah, perguruan
tinggi, swasta atau badan komersial
yang telah diberi izin.
PENGENDALIAN KUALITAS BENIH
 Analisa Mutu Fisik (kemurnian, kadar
air, bobot 1000 butir)
 Analisa Mutu Fisiologis (daya
perkecambahan dan vigor)
 Analisa Kesehatan
 Ukuran dan keseragaman
MUTU FISIK
Analisa kemurnian
• Petani memerlukan benih murni
• Dilakukan dengan pembersihan
• Inspeksi dan uji di lapangan
(kemurnian varietas) lebih akurat
daripada di lab
MUTU FISIK
Kadar air
• Kadar air menggambarkan jumlah
kandungan air yang ada dalam benih
• Terlalu tinggi  serangan HPB
• Terlalu rendah  dormansi
sekunder/mati
MUTU FISIOLOGIS
Daya Perkecambahan
• Persentase benih murni yang
menghasilkan kecambah normal
• Perentase perkecambahan
menggambarkan potensi kelompok
benih untuk menghasilkan kecambah
pada kondisi optimal
MUTU FISIOLOGIS
Daya Perkecambahan
• Benih berdaya kecambah tinggi lebih
baik dibandingkan benih berdaya
kecambah rendah
• uji perkecambahan dilakukan terhadap
benih murni yang dipersiapkan selama
uji kemurnian benih dan benih murni
tidak mewakili benih dalam karung
MUTU FISIOLOGIS
Vigor
• Vigor mewakili kemampuan benih
untuk menghasilkan kecambah pada
kondisi lapang (suboptimal)
• Kelompok Benih yang memiliki daya
kecambah sama mungkin memiliki
penampilan berbeda pada kondisi sub-
optimal, terutama benih dengan daya
kecambah rendah
KESEHATAN BENIH
• Penyakit tanaman ada yang
dipindahkan melalui benih (seed-
borne desease)
• Kesehatan benih  faktor penting
dalam mengendalikan penyakit
tanaman dan kemantapan lapang
• Benih mungkin mengandung virus
yang umumnya tidak mempengaruhi
perkecambahan
UKURAN DAN KESERAGAMAN
• Umumnya benih berukuran lebih kecil
menghasilkan bibit berukuran kecil
sehingga kurang kompetitif, mudah
terserang penyakit dan daya hasilnya
rendah
• Benih seragam memudahkan
penanaman dengan mesin
PENGAMBILAN CONTOH BENIH
• Langkah pertama sebelum pengujian
benih
• Tujuan : menyediakan contoh benih
yang dapat mewakili keseluruhan
kelompok benih
CONTOH BENIH
Ada 4 macam contoh benih dalam
peraturan ISTA
o Contoh primer (Primary sample)
o Contoh campuran (Composite sample)
o Contoh yang dikirim ke laboratorium
(Submitted sample)
o Contoh Uji (Working sample)
CONTOH BENIH
• Contoh primer : bagian kecil dari benih yang
diambil dari kelompok benih dalam satu
lokasi
• Contoh campuran : campuran dari seluruh
contoh primer
• Contoh yang dikirim ke laboratorium : contoh
campuran yang dikirim ke laboratorium untuk
diuji, berasal dari sebagian contoh campuran
• Contoh kerja : sebagian dari contoh yang
dikirim ke laboratorium yang digunakan
untuk pengujian
CONTOH BENIH
Alat untuk mengambil contoh
benih primer (seed trier)
• Benih yang akan diuji disimpan dalam dua
bentuk yaitu di dalam silo (bulk) atau
dalam karung (bags).
BENIH DALAM SILO (BULK)BENIH DALAM SILO (BULK)
• Untuk sebagian besar benih pertanian
ukuran silo tidak lebih dari 10.000 kg,
untuk benih ukuran besar tidak lebih dari
20.000 kg dan khusus untuk jagung tidak
lebih dari 40.000 kg.
KELOMPOK BENIH (ISTA, 1966),
MEWAKILI TIAP JUMLAH
SEBAGAI BERIKUT:
• BENIH TAN.PANGAN DAN HORTI : UKURAN
BENIH = ATAU > PADI BERAT MAKS
KELOMPOK 20.000 KG. BILA < PADI BERAT
MAKS KELOMPOK 10.000 KG
• BENIH POHON-POHONAN : UKURAN = ATAU
> FAGUS SPP. BERAT MAKS KELOMPOK
5.000 KG, BILA < FAGUS SPP BERAT MAKS
KELOMPOK 1000 KG
Berat silo dan contoh benih
Spesies Berat mak
dalam Silo
(kg)
Berat contoh minimal (g)
Dkirim ke
laboratorium
Contoh kerja
untuk
kemurnian
Contoh kerja
untuk
spesies lain
Arachis
hypogaea
20.000 1000 1000 1000
Glycine max L 20.000 1000 500 1000
Sorghum 10.000 200 20 200
Trifolium hirtum 10.000 70 7 70
Zea mays 40.000 1000 900 1000
BENIH DALAM KARUNG .
• Jika kelompok benih teridir atas 1-5
karung, setiap karung harus diambil
contohnya dan minimal 5 contoh primer
yang harus diambil.
• Jika jumlah karung antara 6 – 30, setiap 3
karung diambil satu contoh dan tidak
boleh kurang dari 5 contoh primer
• Jika jumlah karung antara > 30, setiap 5
karung diambil satu contoh dan tidak
boleh kurang dari 10 contoh primer
• Jika kelompok benih terdiri atas 6 karung
atau kurang, setiap benih harus diambil
contohnya
• Jika kelompok benih lebih dari 6 karung,
contoh harus diambil dari 5 karung
ditambah 10 % dari sisa karung
Pengambilan contoh benih
dalam karung
No Jml karung dalam kelompok Jml karung untuk contoh
1 5 5
2 7 6
3 10 6
4 23 7
5 50 10
6 100 15
7 200 25
8 300 30
9 400 30
PENGAMBILAN CONTOH
KERJA
• Pembagi mekanik : benih dimasukkan
dalam alat mekanik yang langsung
membagi benih seacara acak dalam
beberapa bagian
• Metode pembagi roti (Pie Method) :
menyebarkan benih dalam tempat datar
dan membagi benih dalam beberapa
bagian seerti membagi roti
• Metode cangkir : menempatkan sejumlah
cangkir dan masing-masing diisi benih
secara bergiliran
• Metode sendok :mengambil benih secara
acak dengan menggunakan sendok
PENGAMBILAN CONTOH
KERJA
BOERNER
TYPE
Pembagi
mekanik
RIFFLE TYPE
Pembagi
mekanik
GAMET TYPE
Pembagi
mekanik
Metode pembagi roti
Metode cangkir :
masing-masing cangkir diisi benih secara bergantian
UJI MUTU FISIK
• TUJUAN :
MENGETAHUI MUTU FISIK SUATU
KELOMPOK BENIH YANG MENCAKUP
– KEMURNIAN
– KADAR AIR
– BERAT 1000 BUTIR BENIH
UJI KEMURNIAN BENIH
• CONTOH KERJA DIPISAHKAN MENJADI
EMPAT KOMPONEN :
 BENIH MURNI
 BENIH SPECIES LAIN
 BIJI GULMA
 BAHAN LAIN/KOTORAN
• Benih murni : bagian contoh kerja yang
mewakili spesies yang dimaksud
• Spesies lain : spesies selain benih yang
dimaksud
• Biji gulma : persentasi biji yang termasuk
dalam kategori gulma (tanaman
pengganggu)
• Kotoran : bahan lain yang termasuk
kotoran
UJI KEMURNIAN BENIH
PENENTUAN KADAR AIR BENIH
• METODA PRAKTIS : menggunakan
electric moisture meter (moisture tester)
 benih dimasukkan dalam alat dan
langsung terbaca kadar airnya
• METODA DASAR :menggunakan metoda
oven pada suhu 105 °C atau 130 °C
sampai diperoleh berat kering konstan
Seed moisture
meter
PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR BENIH
• PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR BENIH
DILAKUKAN KARENA KARAKTER INI
MERUPAKAN SALAH SATU CIRI DARI
SUATU JENIS BENIH YANG
TERCANTUM DALAM DESKRIPSI
VARIETAS
CARA KERJA
1. DENGAN MENGHITUNG SEJUMLAH
1 X 1000 BUTIR BENIH DARI
CONTOH KERJA DAN DITIMBANG
BERATNYA
2. DENGAN MENGHITUNG 8 X 100
BUTIR BENIH DARI CONTOH
KERJA, KEMUDIAN DITIMBANG
BERATNYA
• JIKA KOEFISIEN KERAGAMAN
BERAT 100 BUTIR BENIH ANTARA 8
ULANGAN TERSEBUT TIDAK LEBIH
DARI 6,0 UNTUK BENIH RUMPUT-
RUMPUTAN ATAU 4,0 UNTUK BENIH
LAINNYA, MAKA BERAT 1000 BUTIR
BENIH DAPAT DIHITUNG SEBAGAI
10 KALI RATA-RATA BERAT
SELURUH ULANGAN
PENGUJIAN MUTU FISIOLOGIS
BENIH
• TUJUAN : UNTUK MENGETAHUI MUTU
FISIOLOGIS SUATU KELOMPOK BENIH,
YANG MENCAKUP
– DAYA KECAMBAH,
– KEKUATAN TUMBUH,
– DAYA SIMPAN DAN
– KESEHATAN BENIH
LTS.TB.UJI MUTUFISIOL.06
KETENTUAN-KETENTUAN UJI MUTU
FISIOLOGIS BENIH
• ANALISA DILAKUKAN PADA BENIH MURNI
• CONTOH UJI 400 BUTIR BENIH SETIAP
PERLAKUAN DENGAN ULANGAN 4, 8 ATAU
16
• PENGAMATAN UJI DAYA KECAMBAH :(3X24)
JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24) JAM + (2X24)
JAM DAN UJI KEKUATAN TUMBUH 4X24 JAM
ATAU 6X24 JAM
• BEDA ANTAR ULANGAN LIHAT TABEL 4.5
DAN 4.6 DI BUKU TEKS
METODE UJI DAYA KECAMBAH
• METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA
LANGSUNG DENGAN KERTAS MERANG
• UJI DIATAS KERTAS
• UJI ANTAR KERTAS
• UJI KERTAS DIGULUNG
METODE UJI DAYA KECAMBAH
• METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA
LANGSUNG DENGAN SUBSTRAT PASIR
ATAU TANAH
• SEBAIKNYA PASIR ATAU TANAH YANG AKAN
DIGUNAKAN DISTERILKAN DULU
PENILAIAN HASIL UJI DAYA KECAMBAH
• EVALUASI DILAKUKAN SETELAH
(3X24) JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24)
JAM + (2X24) JAM
• KRITERIA : KECAMBAH NORMAL,
KECAMBAH ABNORMAL, BENIH MATI
ATAU BELUM TUMBUH
Kecambah normal dan tidak normal
METODA UJI KEKUATAN TUMBUH
• UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN
• UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN DALAM
PLASTIK
• UJI HOPPE DIUBAH DALAM PLASTIK
• PLASTIK CELL WOODSTOCK
• MEDIA PASIR ATAU TANAH
PENILAIAN HASIL UJI KEKUATAN
TUMBUH
• EVALUASI DILAKUKAN SETELAH 4X24 JAM
ATAU 6X24 JAM
• KRITERIA : KECAMBAH NORMAL TUMBUH
KUAT, KECAMBAH NORMAL TUMBUH
KURANG KUAT, KECAMBAH ABNORMAL,
MATI
Kecambah kuat, lemah dan
tidak normal
UJI TETRAZOLIUM
• YAITU SUATU CARA PENGUJIAN DAYA
HIDUP (VIABILITAS BENIH) SECARA
TIDAK LANGSUNG, DENGAN
MENGUKUR AKTIVITAS METABOLISME
BENIH
• BAHAN : 2,3,5 TRIPHENYL
TETRAZOLIUM CHLORIDE ATAU
BROMIDE
• Tetrazolium dikembangkan di jermal oleh
LAKON tahun 1940 an.
• Embrio yang hidup atau sumbu akar
benih akan mengubah larutan tetrazolium
yang tidak berwarna menjadi bahan
berwarna merah yang disebut
FORMAZAN.
2,3,5 TRIPHENYL TETRAZOLIUM CLORIDA
(TIDAK BERWARNA)
TRIPHENYL FORMAZAN
(BERWARNA MERAH)
Tetrazolium test
UJI PERKECAMBAHAN
• Uji perkecambahan ini tidak secara tepat
mewakili penampilan.
• Pada kondisi benih yang kualitasnya lebih
tnggi penampilannya akan lebih baik
dibanding kelompok benih yang kualitasnya
rendah.
• Uji perkecambahan akan selalu dilakukan
terhadap benih dari faraksi benih murni.
• Dari benih murni yang dicampur secara
baik (merata) dihitung sebanyak 400
benih secara acak dalam ulangan yang
terdiri atas, 100, 50 atau 25 benih.
• Benih diatur dalam jarak yang sama pada
substrat yang berair, sehingga
memudahkan untuk evaluasi dan
menghindari singgungan antar benih
sebelum dihitung dan dipindah.
• Penghitungan pertama dilakukan saat
sebagian besar kecambah nyata telah
berkembang sehingga layak dievaluasi
• Kecambah normal dipindah dan dihitung.
• Benih busuk dan kecambah yang
membusuk juga dipindah untuk
menghindari kontaminasi dan dihitung.
• Penghitungan ulang dilakukan saat
pelaksanaan uji menurut prosedur yang
sama. Pada akhir penghitungan juga
dicatat jumlah benih keras dan segar tidak
berkecambah.
• Jika beberapa benih mulai berkecambah
pada akhir pengujian, maka uji dapat
diperpanjang.
• Substrat yang digunakan dalam uji
perkecabahan adalah kertas, pasir dan
tanah, tergantung kepada fasilitas
laboratoriumnya, benih dan pencahayaan
untuk pertumbuhan tanaman.
• Substrat harus bukan bahan toksin dan
relatif bebas dari jamur, mikroba lain dan
spora lain. Iam juga cukup aerasi dan
kandungan airnya untuk perkecambahan.
• Untuk mengurangi frekuensi pengairan,
kelembaban di sekitar kecambah harus
diusahakan maksimum. PH media
berkisar 6,0 – 7,5.
• Air kran dapat digunakan untuk
membasahi substrat. Air harus bebas dari
keasaman, kebasaan, pencampuran
bahan organik atau yang lain dan
diusahakan didestilasi atau deionisasi.
• Semua substrat yang berupa kertas harus
porous, tetapi teksturnya baik sehingga
dapat akar kecambah terhindar
untuktumbuh di kertas.
• Pasir umum digunakan sebagai substrat
untuk benih ukuran besr seperti serealia,
kapri dan kacang-kacangan.
• Kertas filter, kertas blotter dan kertas
towel dapat digunakan untuk
mengecambahkan benih. Benih dapat
diletakkan di atas kertas, atau diantara
dua lapisan kertas.
• Substrat kertas dapat ditempatkan secara
langsung di atas tray dalam kabinet
perkecambahan, dalam ruang dengan
kelembaban jenuh atau dalam kotak
tertutup lapisan kertas yang dibasahi.
• Pasir
• Benih dapat ditanam di atas lapisan
pasir dan ditutup dengan 10-20 mm
pasir, atau ditanam di atas
permukaan pasir selanjutnya ditekan
ke dalam permukaan.
• Pasir harus bebas dari bahan yang
ukurannya kecil atau besar. Ukuran
diameter yang normal berkisar antara 0,05
– 0,8 mm.
• Jika perlu, pasir dicuci dan disterilsasi
agar bebas mikroba dan benih asing.
• Pemberian air dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu basah sehingga
aerasi optimal dengan kelembaban
sekitar 60 % dari kapasitas lapang.
Sebagian besar benih menghendaki 50 %
dari air jenuh.
• Tempat persemaian pasir selanjutnya
dipersiapkan, pertama dengan cara
mengisi tempat perkecambahan dengan
lapisan pasir basah secara
merata(dengan skrap) dan kemudian
longgarkan dengan penggaruk.
• Setelah benih ditanam dan ditutup
sedalam 1-2 cm, tutup pasir dilonggarkan
dan diratakan (tanpa diberi benih).
Tanah
• Tanah atau kompos buatan yang umum
digunakan , sebagai pengganti pasir untuk
menguji contoh yang menghasilakn
kecambah yang mempunyai gejala
pitotoksis jika dikecambahkan dalam
pasir atau kertas.
• Uji dengan tanah juga digunakan untuk
menjelaskan evaluasi perkecambahan,
tetapi ini tidak direkomendasikan untuk uji
perkecambahan rutin, karena tanah lebih
sulit untuk menstandarisasi dan oleh
karena itu dapat menyebabkan variasi
yang lebih besar diantara hasil uji.
• Untuk membasahi tanah, air harus
ditambahkan sampai tanah dapat
membentuk gumpalan yang mudah
dipecah oleh tekanan dua jari. Tanah
disiapkan seperti pada persiapan uji
dengan pasir.
KONDISI PERKECAMBAHAN
• Suhu
–Suhu merupakan salah satu faktor kritis
dalam laboratorium uji perkecambahan.
– Benih yang berbeda membutuhkan
kisaran suhu berbeda meliputi suhu
optimal tertinggi dan perkecambahan
suhu teratur dalam waktu uji pendek.
- Kondiisi pertumbuhan dapat
mempengaruhi kebutuhan suhu dari
benih. Benih mungkin membutuhkan
suhu konstan atau berubah-ubah.
• Cahaya
–Perkecambahan Benih menghendaki
cahaya yang bervariasi. Beberapa
benih berkecambahan hanya dalam
kondisi gelap, yang lain membutuhkan
cahaya, dan ada yang tidak terpengaruh
oleh cahaya.
–Kecamabah biasanya disinari dengan
cahaya selama 8 jam dalam 24 jam
–Cahaya disediakan selama periode
suhu tinggi. Intensitas cahaya harus
mnendekati 750 – 1250 lux.
PENGERTIAN
VIABILITAS (DAYA HIDUP) BENIH
• VIABILITAS ATAU DAYA HIDUP
BENIH MENCAKUP INFORMASI
TENTANG DAYA KECAMBAH,
KEKUATAN TUMBUH (VIGOR),
KESEHATAN BENIH SERTA DAYA
SIMPAN BENIH
PARAMETER VIABILITAS
(DAYA HIDUP) BENIH
• PARAMETER VIABILITAS BENIH :
PERSENTASE PERKECAMBAHAN,
LAJU PERKECAMBAHAN ATAU
LAJU KEMUNCULAN KECAMBAH
PENGERTIAN VIGOR BENIH
• VIGOR BENIH dicerminkan oleh dua
informasi tentang viabilitas yaitu :
“kekuatan tumbuh” dan “daya simpan”
• KEDUA NILAI FISIOLOGI INI
menunjukkan kemampuan benih untuk
tumbuh menjadi tanaman normal dan
berproduksi normal pada kondisi biofisik
lapang suboptimum atau setelah benih
mengalami suatu periode simpan tertentu
VIGOR GENETIK
• VIGOR GENETIK ADALAH VIGOR
BENIH DARI GALUR GENETIK YANG
BERBEDA
• METODA PENGUJIAN : DILIHAT
INDIKASI FISIK KECAMBAH DENGAN
MENGGUNAKAN UKDD ATAU UKDDP
VIGOR FISIOLOGI
• VIGOR FISIOLOGI ADALAH VIGOR BENIH YANG
DAPAT DIBEDAKAN DALAM GALUR GENETIK YANG
SAMA
• METODA PENGUJIAN : DILIHAT INDIKASI TUMBUH
AKAR PADA RED BRICK TEST UNTUK CEKAMAN
KEKERINGAN, PLUMULA ATAU KOLEOPTIL PADA
DEEP SOIL TEST TERHADAP KEDALAMAN TANAM,
UHDP UNTUK CEKAMAN BIOTIK, WARNA EMBRIO
PADA TZ
FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT
MENYEBABKAN RENDAHNYA PERSENTASE
PERKECAMBAHAN
• PENGARUH VARIETAS
• PANEN TIDAK TEPAT WAKTU
• KERUSAKAN MEKANIS WAKTU PANEN DAN PENGOLAHAN
BENIH
• PENYIMPANAN BENIH DEKAT BAHAN HERBISIDA ATAU
ZPT
• KONDISI PENYIMPANAN YANG TIDAK TEPAT, ATAU
TERLALU LAMA DISIMPAN
• PERLAKUAN DENGAN BAHAN KIMIA YANG TIDAK TEPAT
• KONTAK LANGSUNG DENGAN PUPUK
• KERUSAKAN KARENA SERANGAN HAMA SERANGGA,
TIKUS ATAU PENYAKIT CENDAWAN, BAKTERI
UJI VIGOR BENIH
• uji vigor lebih condong pada kualitas dibanding
uji perkecambahan baku
• beberapa kejadian yang mendahului hilangnya
perkecambahan dapat menjadi dasar untuk uji
vigor
Tipe Uji Vigor Benih
• Uji perkecambahan standar dilaksanakn
pada kondisi optimum, akibatnya saat
kondisi lapang mendekati optimum,
umumnya hasilnya berkorelasi baik
dengan penampilan di lapang
• Jika kondisi lapang sub-optimum, uji
perkecambahan standar biasanya
dugaannya terlalu tinggi terhadap
penampilan di lapang.
• Beberapa uji vigor yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut :
BEBERAPA JENIS UJI VIGOR
A. Uji Dingin (Cold Test).
• Merupakan uji tertua dan sering
digunakan untuk evaluasi vigor jagung
dan kedelai.
• Benih ditempatkan dalam tanah atau
kertas towel secara berjajar, ditempatkan
pada kondsi dingin selama periode
khusus, selama itu dilakukan stres
imbibisi, suhu dan mikroorgnisme.
• Selanjutnya benih ditempatkan pada
kondisi pertumbuhan yang sesuai dan
dibiarkan untuk berkecambah.
B. Uji Mempercepat Penuaan Benih
(Accelerated Aging Test).
• Uji ini berkaitan dengan beberapa sifat
penting yang diinginkan dalam uji vigor.
• Uji pengusanagn ini dilakukan dengan
cara meletakkan benih pada kondisi
suhu (41 oC) dan kelembaban tinggi
(100 %) selama periode tertentu ( 3-4
hari).
• Selanjutnya benih dikecambahkan poada
kondisi perkecambahan optimum.
C. Uji Konduktivitas (Conductivity Test).
• Benih dengan vigor rendah mengalami
penurunan integritas membran sebaagi
hasil kemunduran dalam penyimpanan
dan kerusakan mekanik.
• Selama imbibisi,benih yang mempunyai
sedikit struktur membran yang
melepaskan larutan sitoplasma dalam
media imbibisi.
• Larutam ini dengan peralatan elektrik
akan memberikan hantaran listrik yang
dapat diukur dengan alat konduktivity
meter.
D. Uji Perkecmabahan Dingin (Cool
Germination Test).
• Tidak seperti Cold test, uji ini dilakukan
pada kondisi laboratorium standar pada
suhu 18oC, tanpa adanya aktivitas
mikroba untuk stres perkecambahan
benih.
E. Uji Tingkat Pertumbuhan Bibit
(Seeding Growth Rate Test).
• Benih vigor dapat mensintesa bahan
secara efisien dan cepat mentransfer
hasilnya ke embrionik aksis,
menghasilkan akumulasi bahan kering.
• Uji tingkat pertumbuhan benih mendasari
konsep ini dan hasil vigor diekpresikan
melalui mg bobot kering/ bibit yang dapat
berkecambah.
• Uji ini dilakukan seperti uji
perkecambahan standar.
• Setelah evaluasi dilakukan, bagian embrio
pertumbuhan dipisahkan dari kotiledon
atau endosperm, kemudian dikeringkan
pada suhu 80oC selama 24 jam.
• Bobot yang diperoleh menggambarkan
pertambahan bobot kering.
F. Uji Klasifikasi Vigor Bibit (Seedling
Vigor Classification Test).
• Uji ini adalah pengembangan dari uji
perkecambahan rutin, memerlukan
analis benih untuk mengklasifikasikan
lebih lanjut dalam kategori bibit normal,
kuat dan lemah.
G. Uji Tetrazzolium (Tetrazolium Test).
• Merupakan salah satu teknik yang dapat
mengukur kualitas benih.
• Merupakan kerja nyata dari molekul
tetrazolium yang bereaksi dengan atom
hidrogen yang dilepas sebagai hasil dari
aktivitas enzim dehidrogenase dalam
jaringan hidup.
• Hasil ini dalam pembentukan pigmen merah
yang larut dalam air yang disebut formazan,
memerlukan analis terlatih untuk
mengevaluasi pola titik dan intensitas warna.
• Selanjutnya analis membagi dalam kategori
vigor yang kuat samapi lemah. Ini masih sulit
untuk standarisasi kualitas, karena ada faktor
subyektivitas.
H. Uji Kecepatan Perkecambahan (Speed
Germination Test).
• Kecepatan perkecambahan adalah salah
satu konsep uji vigor . Kelompok benih
dengan total perkecambahan sama sering
bervariasi dalam tingkat perkecambahan
dan pertumbuhannya.
• Jumlah hari yang dibutuhkan oleh suatu
kelompok benih untuk mencapai
perkecamabahn sebesar 90 % telah
digunakan oleh Belcher dan Miller (1974)
sebagai indek perkecambahan benih.
Kecepatan perkecamabahn dapat dihitung
dengan acara :
• Indek vigor
Jml kec. Normal Jml kec. normal
• X = ------------------- + …… + ----------------------
Hari hit. pertama Hari hit. Akhir
(100) (A1 + A2 + ….+ An)
• Koef. Perkec. = ---------------------------------
A1T1 + … + AnTn
• A = jumlah benih yang berkecambah pada hari
tertentu
• T = waktu yang berkorespondensi dengan A
• n = jumlah hari pada perhitungan akhir
I. Uji Pasir dan kerikil bata (Brick Grit
Test).
• Benih ditempatkan pada pasir tau kerikil
dengan kedalaman tertentu.
• Benih yang mampu berkecmabah normal
adalah benih yang vigor

More Related Content

What's hot

Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
Tidar University
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
Ali Babang
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Rozi Aziz
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Andrew Hutabarat
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
Kharistya Amaru
 
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Aprizal Tsumaruto
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Nur Haida
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
novhitasari
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
agronomy
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Tidar University
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dody
Andrew Hutabarat
 
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRIMULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
maya safitri
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Budidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusimBudidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusim
Andrew Hutabarat
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Iqrimha Lairung
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Unzila Illa Ika
 

What's hot (20)

Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
 
3.masalah ekonomi pertanian
3.masalah ekonomi pertanian3.masalah ekonomi pertanian
3.masalah ekonomi pertanian
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018Bimtek pasca panen tp banyuasin   2018
Bimtek pasca panen tp banyuasin 2018
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dody
 
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRIMULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
MULTIPLE CROPING BY MAYA SAFITRI
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Budidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusimBudidaya tanaman semusim
Budidaya tanaman semusim
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
 

Viewers also liked

Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Ghina Shadrina
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
badunkartvomit
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Zoliand Sobilhaqq II
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Hari Prasetyo
 
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Hari Prasetyo
 
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
sat rahayuwati
 
Manggis
ManggisManggis
PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG
PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNGPENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG
PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNGSelamat Pagi
 
Pengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Pengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang HijauPengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Pengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
andika0571
 
Biokimia Pangan (Sayur sayuran)
Biokimia Pangan (Sayur sayuran)Biokimia Pangan (Sayur sayuran)
Biokimia Pangan (Sayur sayuran)
Fathmasari
 
Hidro 4
Hidro 4Hidro 4
Hidro 1
Hidro 1Hidro 1
Hidro 5-tabel masa panen
Hidro 5-tabel masa panenHidro 5-tabel masa panen
Hidro 5-tabel masa panen
Hindraswari Enggar
 
Hidro 2-lean canvas
Hidro 2-lean canvasHidro 2-lean canvas
Hidro 2-lean canvas
Hindraswari Enggar
 

Viewers also liked (20)

Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
Tugas akhir Ghina shadrina Sertifikasi benih kehutanan (Gmelina arborea)
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
 
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
 
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
2 Penyakit Benih Kelapa Sawit
 
Manggis
ManggisManggis
Manggis
 
PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG
PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNGPENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG
PENGARUH PERLAKUAN MATRICONDITIONING TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH JAGUNG
 
Makalah_57 Makalah laporan praktikum
Makalah_57 Makalah laporan praktikumMakalah_57 Makalah laporan praktikum
Makalah_57 Makalah laporan praktikum
 
Pengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Pengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang HijauPengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
Pengaruh Faktor Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau
 
Slide2 kelas xi
Slide2 kelas xiSlide2 kelas xi
Slide2 kelas xi
 
Slide7
Slide7Slide7
Slide7
 
Biokimia Pangan (Sayur sayuran)
Biokimia Pangan (Sayur sayuran)Biokimia Pangan (Sayur sayuran)
Biokimia Pangan (Sayur sayuran)
 
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
Makalah_26 Laporan praktikum 2 pemurnian benih kel3
 
Hidro 4
Hidro 4Hidro 4
Hidro 4
 
Hidro 1
Hidro 1Hidro 1
Hidro 1
 
Hidro 5-tabel masa panen
Hidro 5-tabel masa panenHidro 5-tabel masa panen
Hidro 5-tabel masa panen
 
Hidro 2-lean canvas
Hidro 2-lean canvasHidro 2-lean canvas
Hidro 2-lean canvas
 

Similar to 9. pengujian-benih

Materi mpp
Materi mppMateri mpp
Materi mpp
DewiPuspitasari55
 
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangpengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
PekaLogo
 
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx
DiniNovianti3
 
MPI 5 Keracunan pangan
MPI 5 Keracunan panganMPI 5 Keracunan pangan
MPI 5 Keracunan pangan
Oktarina Permatasari
 
materi shk bu yuni.pptx
materi shk bu yuni.pptxmateri shk bu yuni.pptx
materi shk bu yuni.pptx
aminatuss3
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Ely John Karimela
 
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
PedroDaSilvaTL
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
Indana Mufidah
 
Proposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (e
Proposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (eProposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (e
Proposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (e
ariefchrez lobud
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT.ppt
DespuputTologugu12
 
Sampel pada uji sensori
Sampel pada uji sensoriSampel pada uji sensori
Sampel pada uji sensori
Teknologi Hasil Pertanian
 
A be829o
A be829oA be829o
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
dalilsrileksono
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
Nodd Nittong
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
Jo Sugiharto
 
23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf
23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf
23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf
azizah612202
 

Similar to 9. pengujian-benih (20)

Materi mpp
Materi mppMateri mpp
Materi mpp
 
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapangpengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
pengaruh lama penyimpanan jamu beras kencur terhadap pertumbuhan kapang
 
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx
1. Sampling dan Metode Sampling.ppsx
 
MPI 5 Keracunan pangan
MPI 5 Keracunan panganMPI 5 Keracunan pangan
MPI 5 Keracunan pangan
 
Uji Efektivitas Pengawet
Uji Efektivitas PengawetUji Efektivitas Pengawet
Uji Efektivitas Pengawet
 
materi shk bu yuni.pptx
materi shk bu yuni.pptxmateri shk bu yuni.pptx
materi shk bu yuni.pptx
 
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi HasperMikrobiologi dan Toksikologi Hasper
Mikrobiologi dan Toksikologi Hasper
 
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Proposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (e
Proposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (eProposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (e
Proposal Study deskriptif angka kuman escherichea coli (e
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT.ppt
 
Moisture Content Test
Moisture Content TestMoisture Content Test
Moisture Content Test
 
Sampel pada uji sensori
Sampel pada uji sensoriSampel pada uji sensori
Sampel pada uji sensori
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
Evaluasi tablet
Evaluasi tabletEvaluasi tablet
Evaluasi tablet
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf
23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf
23.09.21 - Materi Sampling DBS SHK - PP PDS PatKLIn.pdf
 

Recently uploaded

KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
sdpurbatua03
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
NurHalifah34
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
emalestari711
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Universitas Sriwijaya
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
SobriCubi
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
Dedi Dwitagama
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
muhammadriza64
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
vannia34
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
NurWana20
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
Universitas Sriwijaya
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
LuhAriyani1
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Universitas Sriwijaya
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Zainul Akmal
 

Recently uploaded (13)

KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docxKOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
KOSP SD MODEL 1 - datadikdasmen.com.docx
 
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN (Tugas uas Kepemimpinan)
 
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
1.4.a.8. Koneksi Antar Materi Budaya Positif
 
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024
 
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
Penumbuhan POSLUHDES ( pos penyuluhan desa)
 
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptxPUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
PUBLIC SPEAKING TRAINING DEDI DWITAGAMA BNN JU.pptx
 
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptxSketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
Sketsa Kehidupan Beragama. Riza (1).pptx
 
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegaraMATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
MATERI 1 Peraturan Lelang.pptx dalam bernegara
 
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamilEtikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
Etikolegal Pelayanan kebidanan ibu hamil
 
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIATRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
TRANSFORMASI PEMBERDAYAAN APARATUR NEGARA DI INDONESIA
 
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptxPPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
PPT ASAS PERATURAN PERundang UNDANGAN.pptx
 
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...
 
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptxPermasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
Permasalahan dan Kebijakan Konvergensi Penurunan Stunting di Desa.pptx
 

9. pengujian-benih

  • 2. PENGUJIAN BENIHPENGUJIAN BENIH Tujuan : • Menetapkan (menaksir) nilai setiap contoh dari sejumlah benih yang diuji selaras dengan kualitas benih  Menghindari pemakaian benih berkualitas rendah mencegah timbulnya kerugian
  • 3. PENGUJIAN BENIHPENGUJIAN BENIH • Di Indonesia, pengujian benih hanya dapat dilakukan oleh Badan Pemerintah (BPSB) atau badan swasta yang ditunjuk di bawah pengawasan BPSB. • Di beberapa negara lain, dapat dilakukan oleh pemerintah, perguruan tinggi, swasta atau badan komersial yang telah diberi izin.
  • 4. PENGENDALIAN KUALITAS BENIH  Analisa Mutu Fisik (kemurnian, kadar air, bobot 1000 butir)  Analisa Mutu Fisiologis (daya perkecambahan dan vigor)  Analisa Kesehatan  Ukuran dan keseragaman
  • 5. MUTU FISIK Analisa kemurnian • Petani memerlukan benih murni • Dilakukan dengan pembersihan • Inspeksi dan uji di lapangan (kemurnian varietas) lebih akurat daripada di lab
  • 6. MUTU FISIK Kadar air • Kadar air menggambarkan jumlah kandungan air yang ada dalam benih • Terlalu tinggi  serangan HPB • Terlalu rendah  dormansi sekunder/mati
  • 7. MUTU FISIOLOGIS Daya Perkecambahan • Persentase benih murni yang menghasilkan kecambah normal • Perentase perkecambahan menggambarkan potensi kelompok benih untuk menghasilkan kecambah pada kondisi optimal
  • 8. MUTU FISIOLOGIS Daya Perkecambahan • Benih berdaya kecambah tinggi lebih baik dibandingkan benih berdaya kecambah rendah • uji perkecambahan dilakukan terhadap benih murni yang dipersiapkan selama uji kemurnian benih dan benih murni tidak mewakili benih dalam karung
  • 9. MUTU FISIOLOGIS Vigor • Vigor mewakili kemampuan benih untuk menghasilkan kecambah pada kondisi lapang (suboptimal) • Kelompok Benih yang memiliki daya kecambah sama mungkin memiliki penampilan berbeda pada kondisi sub- optimal, terutama benih dengan daya kecambah rendah
  • 10. KESEHATAN BENIH • Penyakit tanaman ada yang dipindahkan melalui benih (seed- borne desease) • Kesehatan benih  faktor penting dalam mengendalikan penyakit tanaman dan kemantapan lapang • Benih mungkin mengandung virus yang umumnya tidak mempengaruhi perkecambahan
  • 11. UKURAN DAN KESERAGAMAN • Umumnya benih berukuran lebih kecil menghasilkan bibit berukuran kecil sehingga kurang kompetitif, mudah terserang penyakit dan daya hasilnya rendah • Benih seragam memudahkan penanaman dengan mesin
  • 12. PENGAMBILAN CONTOH BENIH • Langkah pertama sebelum pengujian benih • Tujuan : menyediakan contoh benih yang dapat mewakili keseluruhan kelompok benih
  • 13. CONTOH BENIH Ada 4 macam contoh benih dalam peraturan ISTA o Contoh primer (Primary sample) o Contoh campuran (Composite sample) o Contoh yang dikirim ke laboratorium (Submitted sample) o Contoh Uji (Working sample)
  • 14. CONTOH BENIH • Contoh primer : bagian kecil dari benih yang diambil dari kelompok benih dalam satu lokasi • Contoh campuran : campuran dari seluruh contoh primer • Contoh yang dikirim ke laboratorium : contoh campuran yang dikirim ke laboratorium untuk diuji, berasal dari sebagian contoh campuran • Contoh kerja : sebagian dari contoh yang dikirim ke laboratorium yang digunakan untuk pengujian
  • 15. CONTOH BENIH Alat untuk mengambil contoh benih primer (seed trier)
  • 16. • Benih yang akan diuji disimpan dalam dua bentuk yaitu di dalam silo (bulk) atau dalam karung (bags).
  • 17. BENIH DALAM SILO (BULK)BENIH DALAM SILO (BULK) • Untuk sebagian besar benih pertanian ukuran silo tidak lebih dari 10.000 kg, untuk benih ukuran besar tidak lebih dari 20.000 kg dan khusus untuk jagung tidak lebih dari 40.000 kg.
  • 18. KELOMPOK BENIH (ISTA, 1966), MEWAKILI TIAP JUMLAH SEBAGAI BERIKUT: • BENIH TAN.PANGAN DAN HORTI : UKURAN BENIH = ATAU > PADI BERAT MAKS KELOMPOK 20.000 KG. BILA < PADI BERAT MAKS KELOMPOK 10.000 KG • BENIH POHON-POHONAN : UKURAN = ATAU > FAGUS SPP. BERAT MAKS KELOMPOK 5.000 KG, BILA < FAGUS SPP BERAT MAKS KELOMPOK 1000 KG
  • 19. Berat silo dan contoh benih Spesies Berat mak dalam Silo (kg) Berat contoh minimal (g) Dkirim ke laboratorium Contoh kerja untuk kemurnian Contoh kerja untuk spesies lain Arachis hypogaea 20.000 1000 1000 1000 Glycine max L 20.000 1000 500 1000 Sorghum 10.000 200 20 200 Trifolium hirtum 10.000 70 7 70 Zea mays 40.000 1000 900 1000
  • 20. BENIH DALAM KARUNG . • Jika kelompok benih teridir atas 1-5 karung, setiap karung harus diambil contohnya dan minimal 5 contoh primer yang harus diambil. • Jika jumlah karung antara 6 – 30, setiap 3 karung diambil satu contoh dan tidak boleh kurang dari 5 contoh primer • Jika jumlah karung antara > 30, setiap 5 karung diambil satu contoh dan tidak boleh kurang dari 10 contoh primer
  • 21. • Jika kelompok benih terdiri atas 6 karung atau kurang, setiap benih harus diambil contohnya • Jika kelompok benih lebih dari 6 karung, contoh harus diambil dari 5 karung ditambah 10 % dari sisa karung
  • 22. Pengambilan contoh benih dalam karung No Jml karung dalam kelompok Jml karung untuk contoh 1 5 5 2 7 6 3 10 6 4 23 7 5 50 10 6 100 15 7 200 25 8 300 30 9 400 30
  • 23. PENGAMBILAN CONTOH KERJA • Pembagi mekanik : benih dimasukkan dalam alat mekanik yang langsung membagi benih seacara acak dalam beberapa bagian • Metode pembagi roti (Pie Method) : menyebarkan benih dalam tempat datar dan membagi benih dalam beberapa bagian seerti membagi roti
  • 24. • Metode cangkir : menempatkan sejumlah cangkir dan masing-masing diisi benih secara bergiliran • Metode sendok :mengambil benih secara acak dengan menggunakan sendok PENGAMBILAN CONTOH KERJA
  • 29. Metode cangkir : masing-masing cangkir diisi benih secara bergantian
  • 30. UJI MUTU FISIK • TUJUAN : MENGETAHUI MUTU FISIK SUATU KELOMPOK BENIH YANG MENCAKUP – KEMURNIAN – KADAR AIR – BERAT 1000 BUTIR BENIH
  • 31. UJI KEMURNIAN BENIH • CONTOH KERJA DIPISAHKAN MENJADI EMPAT KOMPONEN :  BENIH MURNI  BENIH SPECIES LAIN  BIJI GULMA  BAHAN LAIN/KOTORAN
  • 32. • Benih murni : bagian contoh kerja yang mewakili spesies yang dimaksud • Spesies lain : spesies selain benih yang dimaksud • Biji gulma : persentasi biji yang termasuk dalam kategori gulma (tanaman pengganggu) • Kotoran : bahan lain yang termasuk kotoran UJI KEMURNIAN BENIH
  • 33. PENENTUAN KADAR AIR BENIH • METODA PRAKTIS : menggunakan electric moisture meter (moisture tester)  benih dimasukkan dalam alat dan langsung terbaca kadar airnya • METODA DASAR :menggunakan metoda oven pada suhu 105 °C atau 130 °C sampai diperoleh berat kering konstan
  • 35. PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR BENIH • PENENTUAN BERAT 1000 BUTIR BENIH DILAKUKAN KARENA KARAKTER INI MERUPAKAN SALAH SATU CIRI DARI SUATU JENIS BENIH YANG TERCANTUM DALAM DESKRIPSI VARIETAS
  • 36. CARA KERJA 1. DENGAN MENGHITUNG SEJUMLAH 1 X 1000 BUTIR BENIH DARI CONTOH KERJA DAN DITIMBANG BERATNYA 2. DENGAN MENGHITUNG 8 X 100 BUTIR BENIH DARI CONTOH KERJA, KEMUDIAN DITIMBANG BERATNYA
  • 37. • JIKA KOEFISIEN KERAGAMAN BERAT 100 BUTIR BENIH ANTARA 8 ULANGAN TERSEBUT TIDAK LEBIH DARI 6,0 UNTUK BENIH RUMPUT- RUMPUTAN ATAU 4,0 UNTUK BENIH LAINNYA, MAKA BERAT 1000 BUTIR BENIH DAPAT DIHITUNG SEBAGAI 10 KALI RATA-RATA BERAT SELURUH ULANGAN
  • 38. PENGUJIAN MUTU FISIOLOGIS BENIH • TUJUAN : UNTUK MENGETAHUI MUTU FISIOLOGIS SUATU KELOMPOK BENIH, YANG MENCAKUP – DAYA KECAMBAH, – KEKUATAN TUMBUH, – DAYA SIMPAN DAN – KESEHATAN BENIH LTS.TB.UJI MUTUFISIOL.06
  • 39. KETENTUAN-KETENTUAN UJI MUTU FISIOLOGIS BENIH • ANALISA DILAKUKAN PADA BENIH MURNI • CONTOH UJI 400 BUTIR BENIH SETIAP PERLAKUAN DENGAN ULANGAN 4, 8 ATAU 16 • PENGAMATAN UJI DAYA KECAMBAH :(3X24) JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24) JAM + (2X24) JAM DAN UJI KEKUATAN TUMBUH 4X24 JAM ATAU 6X24 JAM • BEDA ANTAR ULANGAN LIHAT TABEL 4.5 DAN 4.6 DI BUKU TEKS
  • 40. METODE UJI DAYA KECAMBAH • METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA LANGSUNG DENGAN KERTAS MERANG • UJI DIATAS KERTAS • UJI ANTAR KERTAS • UJI KERTAS DIGULUNG
  • 41. METODE UJI DAYA KECAMBAH • METODA UJI DAYA KECAMBAH SECARA LANGSUNG DENGAN SUBSTRAT PASIR ATAU TANAH • SEBAIKNYA PASIR ATAU TANAH YANG AKAN DIGUNAKAN DISTERILKAN DULU
  • 42. PENILAIAN HASIL UJI DAYA KECAMBAH • EVALUASI DILAKUKAN SETELAH (3X24) JAM + (2X24) JAM ATAU (5X24) JAM + (2X24) JAM • KRITERIA : KECAMBAH NORMAL, KECAMBAH ABNORMAL, BENIH MATI ATAU BELUM TUMBUH
  • 43. Kecambah normal dan tidak normal
  • 44. METODA UJI KEKUATAN TUMBUH • UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN • UJI KERTAS DIGULUNG DIDIRIKAN DALAM PLASTIK • UJI HOPPE DIUBAH DALAM PLASTIK • PLASTIK CELL WOODSTOCK • MEDIA PASIR ATAU TANAH
  • 45. PENILAIAN HASIL UJI KEKUATAN TUMBUH • EVALUASI DILAKUKAN SETELAH 4X24 JAM ATAU 6X24 JAM • KRITERIA : KECAMBAH NORMAL TUMBUH KUAT, KECAMBAH NORMAL TUMBUH KURANG KUAT, KECAMBAH ABNORMAL, MATI
  • 46. Kecambah kuat, lemah dan tidak normal
  • 47. UJI TETRAZOLIUM • YAITU SUATU CARA PENGUJIAN DAYA HIDUP (VIABILITAS BENIH) SECARA TIDAK LANGSUNG, DENGAN MENGUKUR AKTIVITAS METABOLISME BENIH • BAHAN : 2,3,5 TRIPHENYL TETRAZOLIUM CHLORIDE ATAU BROMIDE
  • 48. • Tetrazolium dikembangkan di jermal oleh LAKON tahun 1940 an. • Embrio yang hidup atau sumbu akar benih akan mengubah larutan tetrazolium yang tidak berwarna menjadi bahan berwarna merah yang disebut FORMAZAN.
  • 49. 2,3,5 TRIPHENYL TETRAZOLIUM CLORIDA (TIDAK BERWARNA) TRIPHENYL FORMAZAN (BERWARNA MERAH)
  • 51. UJI PERKECAMBAHAN • Uji perkecambahan ini tidak secara tepat mewakili penampilan. • Pada kondisi benih yang kualitasnya lebih tnggi penampilannya akan lebih baik dibanding kelompok benih yang kualitasnya rendah. • Uji perkecambahan akan selalu dilakukan terhadap benih dari faraksi benih murni.
  • 52. • Dari benih murni yang dicampur secara baik (merata) dihitung sebanyak 400 benih secara acak dalam ulangan yang terdiri atas, 100, 50 atau 25 benih. • Benih diatur dalam jarak yang sama pada substrat yang berair, sehingga memudahkan untuk evaluasi dan menghindari singgungan antar benih sebelum dihitung dan dipindah.
  • 53. • Penghitungan pertama dilakukan saat sebagian besar kecambah nyata telah berkembang sehingga layak dievaluasi • Kecambah normal dipindah dan dihitung. • Benih busuk dan kecambah yang membusuk juga dipindah untuk menghindari kontaminasi dan dihitung.
  • 54. • Penghitungan ulang dilakukan saat pelaksanaan uji menurut prosedur yang sama. Pada akhir penghitungan juga dicatat jumlah benih keras dan segar tidak berkecambah. • Jika beberapa benih mulai berkecambah pada akhir pengujian, maka uji dapat diperpanjang.
  • 55. • Substrat yang digunakan dalam uji perkecabahan adalah kertas, pasir dan tanah, tergantung kepada fasilitas laboratoriumnya, benih dan pencahayaan untuk pertumbuhan tanaman.
  • 56. • Substrat harus bukan bahan toksin dan relatif bebas dari jamur, mikroba lain dan spora lain. Iam juga cukup aerasi dan kandungan airnya untuk perkecambahan. • Untuk mengurangi frekuensi pengairan, kelembaban di sekitar kecambah harus diusahakan maksimum. PH media berkisar 6,0 – 7,5.
  • 57. • Air kran dapat digunakan untuk membasahi substrat. Air harus bebas dari keasaman, kebasaan, pencampuran bahan organik atau yang lain dan diusahakan didestilasi atau deionisasi. • Semua substrat yang berupa kertas harus porous, tetapi teksturnya baik sehingga dapat akar kecambah terhindar untuktumbuh di kertas.
  • 58. • Pasir umum digunakan sebagai substrat untuk benih ukuran besr seperti serealia, kapri dan kacang-kacangan.
  • 59. • Kertas filter, kertas blotter dan kertas towel dapat digunakan untuk mengecambahkan benih. Benih dapat diletakkan di atas kertas, atau diantara dua lapisan kertas. • Substrat kertas dapat ditempatkan secara langsung di atas tray dalam kabinet perkecambahan, dalam ruang dengan kelembaban jenuh atau dalam kotak tertutup lapisan kertas yang dibasahi.
  • 60. • Pasir • Benih dapat ditanam di atas lapisan pasir dan ditutup dengan 10-20 mm pasir, atau ditanam di atas permukaan pasir selanjutnya ditekan ke dalam permukaan.
  • 61. • Pasir harus bebas dari bahan yang ukurannya kecil atau besar. Ukuran diameter yang normal berkisar antara 0,05 – 0,8 mm. • Jika perlu, pasir dicuci dan disterilsasi agar bebas mikroba dan benih asing.
  • 62. • Pemberian air dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu basah sehingga aerasi optimal dengan kelembaban sekitar 60 % dari kapasitas lapang. Sebagian besar benih menghendaki 50 % dari air jenuh.
  • 63. • Tempat persemaian pasir selanjutnya dipersiapkan, pertama dengan cara mengisi tempat perkecambahan dengan lapisan pasir basah secara merata(dengan skrap) dan kemudian longgarkan dengan penggaruk. • Setelah benih ditanam dan ditutup sedalam 1-2 cm, tutup pasir dilonggarkan dan diratakan (tanpa diberi benih).
  • 64. Tanah • Tanah atau kompos buatan yang umum digunakan , sebagai pengganti pasir untuk menguji contoh yang menghasilakn kecambah yang mempunyai gejala pitotoksis jika dikecambahkan dalam pasir atau kertas.
  • 65. • Uji dengan tanah juga digunakan untuk menjelaskan evaluasi perkecambahan, tetapi ini tidak direkomendasikan untuk uji perkecambahan rutin, karena tanah lebih sulit untuk menstandarisasi dan oleh karena itu dapat menyebabkan variasi yang lebih besar diantara hasil uji.
  • 66. • Untuk membasahi tanah, air harus ditambahkan sampai tanah dapat membentuk gumpalan yang mudah dipecah oleh tekanan dua jari. Tanah disiapkan seperti pada persiapan uji dengan pasir.
  • 67. KONDISI PERKECAMBAHAN • Suhu –Suhu merupakan salah satu faktor kritis dalam laboratorium uji perkecambahan. – Benih yang berbeda membutuhkan kisaran suhu berbeda meliputi suhu optimal tertinggi dan perkecambahan suhu teratur dalam waktu uji pendek.
  • 68. - Kondiisi pertumbuhan dapat mempengaruhi kebutuhan suhu dari benih. Benih mungkin membutuhkan suhu konstan atau berubah-ubah.
  • 69. • Cahaya –Perkecambahan Benih menghendaki cahaya yang bervariasi. Beberapa benih berkecambahan hanya dalam kondisi gelap, yang lain membutuhkan cahaya, dan ada yang tidak terpengaruh oleh cahaya.
  • 70. –Kecamabah biasanya disinari dengan cahaya selama 8 jam dalam 24 jam –Cahaya disediakan selama periode suhu tinggi. Intensitas cahaya harus mnendekati 750 – 1250 lux.
  • 71. PENGERTIAN VIABILITAS (DAYA HIDUP) BENIH • VIABILITAS ATAU DAYA HIDUP BENIH MENCAKUP INFORMASI TENTANG DAYA KECAMBAH, KEKUATAN TUMBUH (VIGOR), KESEHATAN BENIH SERTA DAYA SIMPAN BENIH
  • 72. PARAMETER VIABILITAS (DAYA HIDUP) BENIH • PARAMETER VIABILITAS BENIH : PERSENTASE PERKECAMBAHAN, LAJU PERKECAMBAHAN ATAU LAJU KEMUNCULAN KECAMBAH
  • 73. PENGERTIAN VIGOR BENIH • VIGOR BENIH dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas yaitu : “kekuatan tumbuh” dan “daya simpan” • KEDUA NILAI FISIOLOGI INI menunjukkan kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman normal dan berproduksi normal pada kondisi biofisik lapang suboptimum atau setelah benih mengalami suatu periode simpan tertentu
  • 74. VIGOR GENETIK • VIGOR GENETIK ADALAH VIGOR BENIH DARI GALUR GENETIK YANG BERBEDA • METODA PENGUJIAN : DILIHAT INDIKASI FISIK KECAMBAH DENGAN MENGGUNAKAN UKDD ATAU UKDDP
  • 75. VIGOR FISIOLOGI • VIGOR FISIOLOGI ADALAH VIGOR BENIH YANG DAPAT DIBEDAKAN DALAM GALUR GENETIK YANG SAMA • METODA PENGUJIAN : DILIHAT INDIKASI TUMBUH AKAR PADA RED BRICK TEST UNTUK CEKAMAN KEKERINGAN, PLUMULA ATAU KOLEOPTIL PADA DEEP SOIL TEST TERHADAP KEDALAMAN TANAM, UHDP UNTUK CEKAMAN BIOTIK, WARNA EMBRIO PADA TZ
  • 76. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN RENDAHNYA PERSENTASE PERKECAMBAHAN • PENGARUH VARIETAS • PANEN TIDAK TEPAT WAKTU • KERUSAKAN MEKANIS WAKTU PANEN DAN PENGOLAHAN BENIH • PENYIMPANAN BENIH DEKAT BAHAN HERBISIDA ATAU ZPT • KONDISI PENYIMPANAN YANG TIDAK TEPAT, ATAU TERLALU LAMA DISIMPAN • PERLAKUAN DENGAN BAHAN KIMIA YANG TIDAK TEPAT • KONTAK LANGSUNG DENGAN PUPUK • KERUSAKAN KARENA SERANGAN HAMA SERANGGA, TIKUS ATAU PENYAKIT CENDAWAN, BAKTERI
  • 77. UJI VIGOR BENIH • uji vigor lebih condong pada kualitas dibanding uji perkecambahan baku • beberapa kejadian yang mendahului hilangnya perkecambahan dapat menjadi dasar untuk uji vigor
  • 78. Tipe Uji Vigor Benih • Uji perkecambahan standar dilaksanakn pada kondisi optimum, akibatnya saat kondisi lapang mendekati optimum, umumnya hasilnya berkorelasi baik dengan penampilan di lapang
  • 79. • Jika kondisi lapang sub-optimum, uji perkecambahan standar biasanya dugaannya terlalu tinggi terhadap penampilan di lapang. • Beberapa uji vigor yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
  • 80. BEBERAPA JENIS UJI VIGOR A. Uji Dingin (Cold Test). • Merupakan uji tertua dan sering digunakan untuk evaluasi vigor jagung dan kedelai. • Benih ditempatkan dalam tanah atau kertas towel secara berjajar, ditempatkan pada kondsi dingin selama periode khusus, selama itu dilakukan stres imbibisi, suhu dan mikroorgnisme.
  • 81. • Selanjutnya benih ditempatkan pada kondisi pertumbuhan yang sesuai dan dibiarkan untuk berkecambah.
  • 82. B. Uji Mempercepat Penuaan Benih (Accelerated Aging Test). • Uji ini berkaitan dengan beberapa sifat penting yang diinginkan dalam uji vigor. • Uji pengusanagn ini dilakukan dengan cara meletakkan benih pada kondisi suhu (41 oC) dan kelembaban tinggi (100 %) selama periode tertentu ( 3-4 hari).
  • 83. • Selanjutnya benih dikecambahkan poada kondisi perkecambahan optimum.
  • 84. C. Uji Konduktivitas (Conductivity Test). • Benih dengan vigor rendah mengalami penurunan integritas membran sebaagi hasil kemunduran dalam penyimpanan dan kerusakan mekanik. • Selama imbibisi,benih yang mempunyai sedikit struktur membran yang melepaskan larutan sitoplasma dalam media imbibisi.
  • 85. • Larutam ini dengan peralatan elektrik akan memberikan hantaran listrik yang dapat diukur dengan alat konduktivity meter.
  • 86. D. Uji Perkecmabahan Dingin (Cool Germination Test). • Tidak seperti Cold test, uji ini dilakukan pada kondisi laboratorium standar pada suhu 18oC, tanpa adanya aktivitas mikroba untuk stres perkecambahan benih.
  • 87. E. Uji Tingkat Pertumbuhan Bibit (Seeding Growth Rate Test). • Benih vigor dapat mensintesa bahan secara efisien dan cepat mentransfer hasilnya ke embrionik aksis, menghasilkan akumulasi bahan kering.
  • 88. • Uji tingkat pertumbuhan benih mendasari konsep ini dan hasil vigor diekpresikan melalui mg bobot kering/ bibit yang dapat berkecambah. • Uji ini dilakukan seperti uji perkecambahan standar.
  • 89. • Setelah evaluasi dilakukan, bagian embrio pertumbuhan dipisahkan dari kotiledon atau endosperm, kemudian dikeringkan pada suhu 80oC selama 24 jam. • Bobot yang diperoleh menggambarkan pertambahan bobot kering.
  • 90. F. Uji Klasifikasi Vigor Bibit (Seedling Vigor Classification Test). • Uji ini adalah pengembangan dari uji perkecambahan rutin, memerlukan analis benih untuk mengklasifikasikan lebih lanjut dalam kategori bibit normal, kuat dan lemah.
  • 91. G. Uji Tetrazzolium (Tetrazolium Test). • Merupakan salah satu teknik yang dapat mengukur kualitas benih. • Merupakan kerja nyata dari molekul tetrazolium yang bereaksi dengan atom hidrogen yang dilepas sebagai hasil dari aktivitas enzim dehidrogenase dalam jaringan hidup.
  • 92. • Hasil ini dalam pembentukan pigmen merah yang larut dalam air yang disebut formazan, memerlukan analis terlatih untuk mengevaluasi pola titik dan intensitas warna. • Selanjutnya analis membagi dalam kategori vigor yang kuat samapi lemah. Ini masih sulit untuk standarisasi kualitas, karena ada faktor subyektivitas.
  • 93. H. Uji Kecepatan Perkecambahan (Speed Germination Test). • Kecepatan perkecambahan adalah salah satu konsep uji vigor . Kelompok benih dengan total perkecambahan sama sering bervariasi dalam tingkat perkecambahan dan pertumbuhannya.
  • 94. • Jumlah hari yang dibutuhkan oleh suatu kelompok benih untuk mencapai perkecamabahn sebesar 90 % telah digunakan oleh Belcher dan Miller (1974) sebagai indek perkecambahan benih. Kecepatan perkecamabahn dapat dihitung dengan acara :
  • 95. • Indek vigor Jml kec. Normal Jml kec. normal • X = ------------------- + …… + ---------------------- Hari hit. pertama Hari hit. Akhir (100) (A1 + A2 + ….+ An) • Koef. Perkec. = --------------------------------- A1T1 + … + AnTn • A = jumlah benih yang berkecambah pada hari tertentu • T = waktu yang berkorespondensi dengan A • n = jumlah hari pada perhitungan akhir
  • 96. I. Uji Pasir dan kerikil bata (Brick Grit Test). • Benih ditempatkan pada pasir tau kerikil dengan kedalaman tertentu. • Benih yang mampu berkecmabah normal adalah benih yang vigor