DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
Rizki Nia Sukri Nasution_pestisida kulit bawang dan daun pepaya.ppt
1. METODE PEMBUATAN SERTA PENGAPLIKASIAN PESTISIDA NABATI
KULIT BAWANG MERAH DAN DAUN PEPAYA
AGRONOMI
NIVERSITAS ANDALAS
OLEH
RIZKI NIA SUKRI
NASUTION 2110216003
2. Pestisida nabati pada dasarnya memanfaatkan senyawa sekunder tumbuhan
sebagai bahan aktifnya. Senyawa ini berfungsi sebagai penolak, penarik, dan
pembunuh hama serta sebagai penghambat nafsu makan hama
Petani seringkali mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan
menggunakan bahan-bahan kimia buatan pabrik dengan harga yang relatif
mahal.
3. Pestisida Nabati Pestisida nabati merupakan produk alam dari tumbuhan seperti daun, bunga,
buah, biji, kulit, batang, yang mempunyai kelompok metabolit sekunder atau senyawa bioaktif.
Beberapa tanaman telah diketahui mengandung bahan bahan kimia yang dapat membunuh,
menarik atau menolak serangga. Beberapa tumbuhan menghasilkan racun, ada juga yang
mengandung senyawa-senyawa kompleks yang dapat mengganggu siklus pertumbuhan
serangga, sistem pencernaan atau mengubah perilaku serangga (Supriatin dan Marwoto,
2000).
Pestisida nabati dapat mebunuh atau meggangu serangan hama dan penyakit memalui cara
yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja
pestisida nabati menurut Pracaya, (2018) :
1. Merusak perkembangan telur, larva dan pupa
2. Menghambat pergantian kulit
3. mengganggu komunikasi serangga
4. Menghambat reproduksi serangan betina
5. Mengurangi nafsu makan
6. Memblokir kemampuan makan serangga
7. Mengurangi serangan hama
8. Mengahambat perkembangan patogen penyakit
4. Kelebihan Dan Kekurangan Pestisida Nabati Menurut Indiati (2017) kelebihan dan kekurangan
pestisida sebagai berikut :
1. Kelebihan pestisida nabati
a. Senyawa aktif mudah terurai di alam sehingga kadar residu relatif kecil
b. Peluang untuk membunuh seranggga bukan sasaran rendah
c. Dapat digunakan beberapa saat menjelang panen
d. Cara kerja spesifik sehingga aman terhadap manusia dan ternak
e. Tidak mudah menimbulkan resisitensi
f. Jumlah senyawa aktif lebih dari satu dan tidak meracuni tanaman.
2. Kekurangan pestisida nabati
a. Persistensi yang singkat sehingga pada populasi hama yang tinggi diperlukan aplikasi yang
berulang-ulang
b. Biaya lebih mahal dari insektisida sisntetik
c. Ketersediaan dipasaran (toko pertanian) masih sangat terbatas
d. Frekuensi pemakaian lebih tinggi, karena sifat racunnya mudah terdegradasi.
5. Bawang merah dapat membentuk kulit baru bila disimpan
dalam waktu yang lama dalam keadaan terkupas. Bawang
merah mempunyai kandungan antioksidan yang tinggi. Bawang
merah kaya akan vitamin dan zat lain seperti fosfor, seng, serta
zat bermanfaat bagi tubuh lainnya. Khasiat bawang merah
yang terkenal adalah sebagai penurun tekanan darah. Seperti
yang Anda ketahui, bawang merah mentah umumnya disajikan
sebagai acar pada masakan berlemak seperti sate, nasi
goreng, dan semacamnya. Selain baik untuk kesehatan,
bawang merah menjadi kunci utama dalam berbagai masakan
nusantara.
Hampir seluruh daerah di Indonesia menggunakan bawang merah dalam olahan kulinernya.
Bawang merah mampu menonjolkan rasa masakan dan memberikan rasa gurih terutama untuk
masakan pedas yang menggunakan cabai seperti bumbu balado, nasi goreng, rujak, dan
sebagainya. (Meilisa, 2017).
Senyawa aktif yang dimiliki bawang merah yaitu Allisin dan Alliin, Flavonoid, Alilpropil disulfide,
Fitosterol, Flavonol, Pektin, Saponin, Tripropanal sulfoksida, dan senyawa acetogenin.
Kandungan yang dimiliki bawang merah yaitu senyawa actogenin dan Flavonolinilah yang
mampu untuk membasmi hama tanaman pengganggu, yang berfungsi sebagai anti-feeden dan
bersifat racun pada serangga dan hama. (Plantus, 2008).
6. Kandungan Aktif Daun Pepaya Kandungan aktif daun pepaya
menurut Trizelia (2001), yaitu enzim papain. Papain merupakan
suatu protese sulfihidril dari getah pepaya. Enzim papain biasanya
ditemukan di batang, daun, dan buah pepaya. Selain enzim papain,
terdapat beberapa senyawa-senyawa yang dapat dibuktikan
melalui uji fitokimia. Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya komponenkomponen bioaktif yang terdapat pada sampel
uji.
Dari uji fitokimia yang dilakukan oleh Astuti (2009) daun pepaya
mengandung flavonoid, saponin, dan alkaloid. Namun pada
pengujian fitokimia yang dilakukan Julaily, dkk. (2013), ekstrak
daun pepaya mengandung berbagai golongan senyawa metabolit
sekunder seperti alkaloid, flavonoid, polifenol, kuinon, dan
terpenoid. Senyawa-senyawa ini yang dipercaya mampu
membunuh serangga hama.
7. Pembuatan pestisida nabati hanya memerlukan alat dan bahan yang
sederhana dan mudah ditemukan di sekitar rumah. Alat dan bahan yang
digunakan adalah toples 2 L (dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan),
saringan, botol spray, air bersih secukupnya, dan kulit bawang.
Proses pembuatan pestisida nabati dimulai dengan menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan. Kemudian kulit bawang merah dimasukkan ke dalam
wadah yang berukuran 2 L hingga wadah terisi setengah. Air dituangkan ke
dalam hingga wadah terisi penuh kemudian diaduk. Toples ditutup dengan
rapat sampai tidak ada angin yang masuk ke dalam wadah. Bahan yang
telah tercampur dibiarkan dalam kondisi kedap udara. Setelah dibiarkan dalam
kondisi kedap udara selama dua hari, pestisida siap untuk digunakan.
Sebelum diaplikasikan terhadap hama, dilakukan penyaringan untuk
memisahkan cairan dan ampas kulit bawang merah.
8. Adapun cara kerja dalam pembuatan pestisida ini secara terperinsi yaitu :
1. Cara Membuat Pestisida Alami
a) Mempersiapkan semua bahan yang digunakan terdiri dari kulit bawang merah
dan air
b) Membuat larutan insektisida kimia Yasithrin 30 EC dengan konsentrasi 2
ml/200 ml air bersih.
c) Membuat rendaman yang terdiri dari 10 lembar kulit bawang merah dan 200
ml air. Rendaman tersebut dimasukkan kedalam botol plastik dan ditunggu
selama 3 hari.
d) Membuat rendaman yang terdiri dari 20 lembar kulit bawang merah dan 200
ml air. Rendaman tersebut dimasukkan kedalam botol plastik dan ditunggu
selama 3 hari.
e) Membuat rendaman yang terdiri dari 30 lembar kulit bawang merah dan 200
ml air. Rendaman tersebut dimasukkan kedalam botol plastik dan ditunggu
selama 3 hari.
9. Adapun cara membuatnya menurut cbxt pertanian adalah sebagai berikut :
Kumpulkan 1 kg daun pepaya
Tumbuk daun pepaya hingga halus.
Hasil tumbukan direndam di dalam dalam 10 liter air kemudian ditambahkan 2
sendok makan minyak tanah dan 30 gr detergen. Hasil campuran, didiamkan
semalam.
Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
10. Cara Penggunaan
a) Menyemprotkan insektisida kimia Yasithrin 30 EC kedalam toples yang
sebelumnya sudah terdapat 10 ulat grayak (Spodoptera litura) menggunakan
konsentrasi P1 (kontrol).
b) Menyemprotkan pestisida alami dari limbah kulit bawang merah pada toples
bening pertama yang sebelumnya sudah terdapat 10 ulat grayak (Spodoptera
litura) menggunakan P2 setiap 10 menit sekali selama 6 jam.
c) Menyemprotkan pestisida alami dari limbah kulit bawang merah pada toples
bening kedua yang sebelumnya sudah terdapat 10 ulat grayak (Spodoptera litura)
menggunakan P3 setiap 10 menit sekali selama 6 jam.
d) Menyemprotkan pestisida alami dari limbah kulit bawang merah pada toples
bening ketiga yang sebelumnya sudah terdapat 10 ulat grayak (Spodoptera litura)
menggunakan P4 setiap 10 menit sekali selama 6 jam.
e) Pengulangan dilakukan sebanyak enam kali pada tiap-tiap perlakuan.
f) Pengamatan dilakukan dengan menghitung banyaknya hama yang mati atau
punah setelah perlakuan dan dosis optimum untuk pembuatan pestisida alami
kulit bawang merah.
11. Cara pengaplikasiannya:
Encerkan larutan pestisida nabati sebanyak 2-2,5 gelas bekas air mineral
dengan 10-14 liter air untuk satu tangki sprayer. aplikasikan setiap seminggu
sekali.
Semprotkan larutan tersebut kepermukaan daun atau daerah yang terserang
hama. Pestisida alami ini merupakan pemecahan jangka pendek untuk
mengatasi masalah hama dengan cepat.
12. Adapun beberapa hasil penelitian yang terdapat pada
beberapa jurnal penelitian yang dilakukan dengan
penggunaan pestisida kulit bawang dan ekstrak daun
papaya ini yakni sebagai berikut :
masalah yang terjadi pada agronomi biasanya serangan
hama yang dapat merugikan bagi para petani baik secara
kuantitas maupun kualitas, sehingga hal ini dapat
mengurangi pendapatak ekonomi para petani. penggunaan
kimia kerap digunakan oleh petani sebagai upaya
pencegahan, namun dengan penggunaan bahan kimia
yang dilakukan secara terus menerus dapat mencemari
lingkungan. juga dengan penggunaan bahan kimia yang
dilakukan dengan dosis yang tidak tepat akan merusak
residu pada tanaman. khususnya pada bagian daun
tanaman. penggunaan kimia juga kerap tidak sejalan
dengan input yang didapatkan oleh petani hal ini
disimpulkan karena mahalnya harga pada pestisida kimia.
13. salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas yakni dengan
memanfaatkan limbah dari kulit bawang merah, kulit bawang merah, merupakan limbah yang
pada umumnya tidak digunakan oleh masyarakat, dan sering dibuang, namun limbah tersebut
memiliki banyak khasiat yang salah satunya dapat dijadikan sebagai pestisida dalam
menambah unsur hara pada tanaman maupun sebagai insektisida sebagai pengendali hama
pada tanaman. hal ini sejalan dengan pendapat, Kurnia et,. al. (2022) mendapatkan yakni,
dengan memanfaatkan limbah rumah tangga yang dapat dijumpai setiap hari yaitu kulit bawang
merah dan kulit bawang putih, yang mana kulit bawang merah dan kulit bawang putih ini
mengandung senyawa-senyawa aktif yang bermanfaat bagi tanaman, seperti mineral (Ca, K,
Mg, P, Zn, Fe), hormon auksin dan giberelin yang merupakan hormon pemicu pertumbuhan
tanaman, dan juga senyawa flavonoid dan acetogenin yang berfungsi sebagai anti hama.
Kompos kulit bawang merah dan juga putih hasil rendaman pembuatan pertisida mengandung
senyawa acetogenin yang berguna untuk mengendalikan dan juga bisa membunuh serangga
tanaman dan juga merangsang pertumbuhan akar pada tanaman.
14. Kemudian pada penelitian Mulyati (2020) Ada penurunan
pengendalian perlakuan diantara 3 kelompok perlakuan (Kontrol, 40%,
60% dan 90%). Pestisida kulit bawang merah yang paling efktif dalam
pengendalian jumlah hama ulat tritip adalah pestisida kulit bawang
merah 40% dengan rata-rata jumlah hama yakni 1.00 hama.
Pada dasarnya pemanfaatan daun papaya sangat minim
dilakukan oleh masyarakat, daun papaya memiliki banyak khasiat, seperti
obat - obatan namun daun papaya juga memiliki khasiat sebagai bahan
dalam pembuatan pestisida nabati yang dapat mengurangi serangan hama
pada tanaman. daun papaya memiliki aroma yang tidak disukai oleh hama,
dan memiliki rasa pahit, sehingga membuat hama yang memakan bagian
tanaman tidak suka. pada beberapa penelitian daun papaya memiliki
pengaruh pada menanggulangi serangan hama seperti pada penelitian
Jujuaningsih et,. al. (2021) yang menyimpulkan bahwa Ekstrak daun
pepaya (penambahan beberapa siung bawang putihoptional) dapat
digunakan secara menyeluruh dan juga secara permanen untuk
mengurangi dan meminimalir pencemaran lingkungan. Serta dapat
digunakan sebagai pengendalian pada hama penggerek polong yang
menyerang tanaman kacang panjang.
15. kemudian ditambah dengan hasil penelitian Hasfita et,. al. (2013)
menyatakan bahwa Uji terhadap hama menunjukkan pestisida nabati dari
daun pepaya efektif digunakan untuk menghilangkan hama rayap dengan
waktu kematian tercepat di peroleh 10 menit pada pestisida termodifikasi
dengan waktu perendaman 18 jam. Konsentrasi bahan baku untuk pestisida
tanpa modifikasi memberi hasil maksimum pada 5 kg/l dengan waktu
kematian 17 menit, sedangkan untuk pestisida termodifikasi diperoleh pada
perbandingan deterjen: minyak tanah: pestisia 1:5:1 dengan waktu kematian
10 menit.
kemudian menurut penelitian Novika et,.al. (2019) Perlakuan ekstrak daun
pepaya 75% lebih tinggi dibandingkan dengan pelakuan Deltametrin ml/L,
pada pengamatan intensitas serangan walang sangit 10 MST dan 11 MST
memberikan pengaruh terhadap intensitas serangan hama walang sangit (L.
acuta) dengan rata-rata 26,31 % dan 23,17 %. c. Perlakuan ektrak daun
pepaya 75% lebih tinggi dibandingkan dengan pelakuan Deltametrin 1ml/L,
memberikan pengaruh terhadap bobot gabah kering sawah per sampel
dengan rerata 7,11 g.
16. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Ada banyak bahan yang dapat dijadikan sebagai pembuatan pestisida nabati,
salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kulit dari bawang merah dan juga
dengan ekstrasi daun papaya.
Pada pembuatan pestisida ada beberapa tahapan untuk prosesnya, tahapan
tersebut pada umumnya hamper sama dengan beberapa jenis pestisida nabati
lainnya, namun pada masing – masing pestisida nabati, memiliki beberapa
konsentrasi yang berbeda.
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan pestisida
kulit bawang merah dan ekstraksi daun papaya menunjukkan, adanya pengaruh
yang signifikan terhadap pengendalian hama pada tanaman.
dengan menggunakan pestisida nabati, dapat mengurangi penggunaan bahan
kimia dan dengan menggunkan pestisida nabati dapat menghemat biaya.
Saran
adapun saran yang dapat dituliskan pada makalah ini yaitu, adanya keberlanjutan
penelitian pada penggunaan pestisida nabati tersebut, kemudian adanya praktek
dalam pembuatan dan pengaplikasiannya.
17. Daftar pustaka
Wiratno, W., Rizal, M., & Laba, I. W. (2011). Potensi ekstrak tanaman obat dan aromatik sebagai
pengendali keong mas.
Pracaya, H. (2008). Penyakit Tanaman, Penebar Swadaya.
Setiawan, I. (2018). Pengaruh Jarak Tanam Dan Pupuk Pelengkap Cair Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Bawang Merah (Allium Cepa L.) Varietas Thailand. Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia, 3(1), 30-34.
Haerul, H., Idrus, M. I., & Risnawati, R. (2016). Efektifitas pestisida nabati dalam mengendalikan hama
pada tanaman cabai. Agrominansia, 1(2), 129-136.
Setiawati, W. Dkk. 2008. Tumbuhan bahan pestisida nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Balai penelitian tanaman sayuran. Bandung.
Tjitrosoepomo, G. (2004). Taksonomi tumbuhan (spermatophyta). cetakan ke delapan.
Prasetyo, S. D. (2022). TA: TEKNIK PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DI TANI ORGANIK MERAPI
(TOM).
MIKRAJ ASYHARI, M. O. C. H. A. M. M. A. D. (2019). Analisa Kadar Flavanoid dan Nikotin Pestisida
Organik Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS (Analysis of Flavanoid Levels and Nicotine of Organic
Pesticides Using a Spectrophotometer UV-VIS) (Doctoral dissertation, Vokasi).
Suprapti, I. M. L. (2005). Teknologi Pengolahan Pangan Aneka Olahan Pepaya Mentah. Kanisius.
Muchlisah, F. (2004). Tanaman Obat Keluarga, 1-3.
Astuti, S. D. (2009). Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Pepaya (Carica papaya Linn) Terhadap Aktivitas Ast
dan Alt Pada Tikus Galur Wistar Setelah Pemberian Obat Tuberculosis (Isoniazid & Rifampicin). Skripsi,
Universitas Setia Budi, 4, 69.
Julaily, N. Mukarlina, & T. R. Setyawati.2013. Pengendalian hama pada tanaman sawi (Brassica juncea
L.) Menggunakan ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.). Jurnal Protobion 2(3) : 171-175.
Kurnia, I., Gultom, E. B., Afriyunita, D., Sakinah, S., Herninda, F., Arnida, R., ... & Setiadi, R. N. (2022).
Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik. MASPUL JOURNAL OF
COMMUNITY EMPOWERMENT, 4(2), 150-156.
MULYATI, S. (2020). Efektivitas pestisida alami kulit bawang merah terhadap pengendalian hama ulat
tritip (Plutella xylostella) pada tanaman sayur sawi hijau. Journal of Nursing and Public Health, 8(2), 79-
86.
Anita, A., Romadi, U., & Purnomo, D. (2022). Pengendalian hama ulat grayak menggunakan pestisida
nabati daun pepaya pada tanaman jagung (Doctoral dissertation, Polbangtan Malang).