Rizosfer adalah daerah sekitar akar tanaman yang dipengaruhi oleh akar. Mikroorganisme dalam rizosfer sangat beragam dan dipengaruhi oleh eksudat akar. Eksudat akar memengaruhi pertumbuhan dan aktivitas pathogen, bakteri yang menguntungkan, jamur mikoriza dan nematoda dalam tanah.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik, Carbon C, Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Belerang (S), proses fiksasi nitrogen, proses ini dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang akan bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan polong-polongan. Ganggang hijau juga memiliki kemampuan yang sama seperti memfiksasi nitrogen.
Horizon tanah adalah lapisan-lapisan yang kurang lebih seragam di dalam profil, batas antar horizon yang bertetangga sejajar atau hampir sejajar dengan permukaan tanah.
Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sbb:
1. Solum Tanah terdiri dari: O – A – E – B
2. Lapisan Tanah Atas meliputi: O – A.
3. Lapisan Tanah Bawah : E – B
4. Lapisan Batuan Terlapuk : C
5. Lapisan Batuan Induk : R
1) Horizon O
Horizon O merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas. Horizon organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah
2) Horizon A
Horizon A merupakan horizon di permukaan yang tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A juga disebut sebagai horison eluviasi (pencucian).
Ada 3 jenis horison A, antara lain :
a) A1
b) A2
c) A3
3) Horizon E
Merupakan lapisan warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam proseseluviation).
4) Horizon B
Horizon B adalah horizon illuvial atau horison pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon diatasnya.
Ada 3 Jenis Horizon B, yaitu :
a. B1
b. B2
3. B3
5) Horizon C
Horizon C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan. Horizon ini sudah tidak terbagi lagi dimana sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat horizon O, A, dan B tetapi tersusun atas bahan-bahan yang telah dirubah
6) Horizon R
Batuan induk tanah (R) merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa batuan.
Dalam profil tanah terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara visual dalam beberapa kategori, yaitu :
a) Batas horizon nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,
b) Batas horizon jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
c) Batas horizon berangsur, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d) Batas horizon baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik, Carbon C, Oksigen (O), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Belerang (S), proses fiksasi nitrogen, proses ini dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang akan bersimbiosis dengan bakteri Azotobacter, Clostridium, dan polong-polongan. Ganggang hijau juga memiliki kemampuan yang sama seperti memfiksasi nitrogen.
Horizon tanah adalah lapisan-lapisan yang kurang lebih seragam di dalam profil, batas antar horizon yang bertetangga sejajar atau hampir sejajar dengan permukaan tanah.
Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sbb:
1. Solum Tanah terdiri dari: O – A – E – B
2. Lapisan Tanah Atas meliputi: O – A.
3. Lapisan Tanah Bawah : E – B
4. Lapisan Batuan Terlapuk : C
5. Lapisan Batuan Induk : R
1) Horizon O
Horizon O merupakan horizon bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus daun dan alas. Horizon organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik > 20% pada seluruh penampang tanah
2) Horizon A
Horizon A merupakan horizon di permukaan yang tersusun oleh campuran bahan organik dan bahan mineral. Horizon A juga disebut sebagai horison eluviasi (pencucian).
Ada 3 jenis horison A, antara lain :
a) A1
b) A2
c) A3
3) Horizon E
Merupakan lapisan warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam proseseluviation).
4) Horizon B
Horizon B adalah horizon illuvial atau horison pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci dari horizon diatasnya.
Ada 3 Jenis Horizon B, yaitu :
a. B1
b. B2
3. B3
5) Horizon C
Horizon C adalah lapisan tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk (R) atau belum terjadi perubahan. Horizon ini sudah tidak terbagi lagi dimana sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat horizon O, A, dan B tetapi tersusun atas bahan-bahan yang telah dirubah
6) Horizon R
Batuan induk tanah (R) merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa batuan.
Dalam profil tanah terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara visual dalam beberapa kategori, yaitu :
a) Batas horizon nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,
b) Batas horizon jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5 cm,
c) Batas horizon berangsur, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm, dan
d) Batas horizon baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
Soil organic matter has long been recognized as one of the most important components in maintaining soil fertility, soil quality, and agricultural sustainability. The soil zone strongly influenced by plant roots, the rhizosphere, plays an important role in regulating soil organic matter decomposition and nutrient cycling. Processes that are largely controlled or directly influenced by roots are often referred to as rhizosphere processes. These processes may include exudation of soluble compounds, water uptake, nutrient mobilization by roots and microorganisms, rhizosphere-mediated soil organic matter decomposition, and the subsequent release of CO2 through respiration. Rhizosphere processes are major gateways for nutrients and water. At the global scale, rhizosphere processes utilize approximately 50% of the energy fixed by photosynthesis in terrestrial ecosystems, contribute roughly 50% of the total CO2 emitted from terrestrial ecosystems, and mediate virtually all aspects of nutrient cycling. Therefore, plant roots and their rhizosphere interactions are at the center of many ecosystem processes. However, the linkage between rhizosphere processes and soil organic matter decomposition is not well understood. Because of the lack of appropriate methods, rates of soil organic matter decomposition are commonly assessed by incubating soil samples in the absence of vegetation and live roots with an implicit assumption that rhizosphere processes have little impact on the results. Our recent studies have overwhelmingly proved that this implicit assumption is often invalid, because the rate of soil organic matter decomposition can be accelerated by as much as 380% or inhibited by as much as 50% by the presence of live roots. The rhizosphere effect on soil organic matter decomposition is often large in magnitude and significant in mediating plant-soil interactions.
Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume leguminoceae.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Apa itu Rizosphere?
Rizosfer adalah daerah yang dikelilingi oleh tanah
dan dipengaruhi oleh akar tanaman.
Pengaruh terbesar dari rizosfer adalah pelepasan
molekul organic dari akar ke tanah.
Rizosfer dari akar yang tua dan yang muda
menyediakan habitat yang sangat berbeda bagi
organism tanah. Ketika akar menua, akar akan
melepaskan substrat karbon dalam jumlah dan
jenis yang berbeda, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi mikroorganisme tanah.
3. Apa beda Rizosfer dengan bagian
tanah yang lain?
jumlah hara anorganik dapat lebih rendah atau lebih
tinggi di sekitar akar dibandingkan dengan jumlah
hara anorganik di tempat yang jauh dari akar.
Konsentrasi atau penipisan unsur hara disekitar akar
tergantung pada proses fisiologis yang berhubungan
dengan fungsi akar, termasuk penyerapan unsur hara
oleh tanaman. Sebagai tambahan, akar melepas
hydrogen atau ion bikarbonat ke dalam tanah yang
menyebabkan pH di sekitar rizosfer menurun atau
meningkat (Marschner et. al, 1982).
4. Beberapa unsur hara bergerak menuju akar
melalui aliran massa. Beberapa unsur hara kurang
mobil karena dijerap oleh partikel tanah.
Ketersediaan unsur hara yang dijerap seperti fosfor
(P) dan Tembaga (Cu) untuk tanaman
tergantung pada luas jangkauan akar dalam
tanah dan kemampuan akar menahan ion-ion
tersebut. Hal ini pada gilirannya akan
mempengaruhi luas rizosfer , pembagian tempat
dan aktivitas mikroorganisme tanah.
5. Darimanakah Asal Eksudat Akar?
Dalam penelitian eksudat dari akar gandum, tanaman
diidentifikasi menggunakan 14C (Liljeroth et.al, 1990). Dengan
teknik ini, maka karbon yang dilepaskan oleh tanaman
dapat diikuti dengan tepat. Semakin besar jumlah 14C yang
dilepaskan ke rizosfer, semakin besar jumlah yang ditemukan
dalam biomassa mikroba. Pelepasan karbon organic dalam
jumlah yang relative besar ke dalam tanah dalam kondisi
normal merangsang aktivitas mikrobia dan menyediakan
energy yang dapat mempercepat dekomposisi bahan
organic.
6. Bagaimana Akar Mempengaruhi
Organisme?
Jumlah organisme dapat mencapai 500 kali lebih banyak
di rizosfer daripada di tanah diluar rizosfer (Rouatt et.al.,
1960).
kurang dari 10% dari permukaan akar yang dikolonisasi
oleh fungi ektomikorhiza. Bakteri terakumulasi disepanjang
tepi dari sel akar bagian luar.
Akar secara tidak langsung mempengaruhi hewan-hewan
tanah karena mereka merespon perubahan dalam
banyaknya bakteri dan fungi yang berasosiasi dengan akar.
7. Bagaimana Akar Dipengaruhi oleh
Organisme Tanah?
Organsime dapat secara tidak langsung meningkatkan
atau
menurunkan
pertumbuhan
akar.
Sebagai
contoh, mikroorganisme mempengaruhi perpindahan karbon
dari tajuk ke akar.
Beberapa organisme meningkatkan pertumbuhan akar
dengan menghasilkan senyawa yang berfungsi sebagai
hormone pertumbuhan akar.
cacing tanah secara tidak langsung menaikkan
pertumbuhan akar karena galian mereka menyediakan
saluran-saluran untuk akar agar tumbuh lebih dalam ke
dalam profil tanah.
8. Fungi ektomokorhiza juga mengurangi laju pertumbuhan
akar dengan mengkolonisasi permukaan akar dan
menghambat pertumbuhannya.
Fungi
Mikorhiza
arbuskular
dapat
mengurangi
pertumbuhan akar. Pertumbuhan akar dan jumlah rambut
akar terhambat dengan cepat dibandingkan ketika fungi
tersebut tidak ada.
Beberapa bakteri genus Azospirillium meningkatkan
pertumbuhan akar dengan mengkontribusi nitrogen ke
tanaman dan menstimulasi pertumbuhan akar dengan
produksi hormon (Barbieri et.al., 1986).
9. Bagaimana Akar Berfungsi dalam
Kehadiran Organisme Tanah?
hubungan yang dekat antara akar dan
mikroorganisme mempertinggi penyerapan unsur hara
ketika tanaman tidak dapat menyerap unsur hara.
hubungan antara akar dan bakteri pemfiksasi
nitrogen.
hubungan antara berbagai jenis fungi mikorhiza
arbuskular dan kar yang menyediakan akses untuk
sistem akar untuk mengambil unsur hara diluar
rizosfer.
10. Pathogen akar biasanya mengganggu pengambilan
unsur hara dan air dengan cara merusak permukaan
akar dan korteks akar atau dengan menghalangi
jaringan xylem dalam sistem vascular akar.
Nematode parasit menyebabkan pembentukan gall
pada beberapa tanaman dan hewan seperti springtails
yang mengerat akar yang kecil dan merusak
permukaannya.
Gangguan seperti ini memberikan kesempatan untuk
berbagai jenis fungi dan bakteri untuk memasuki akar.
11. Hubungan Rizosfer dengan Patogen
Tanaman
Eksudat akar tanaman mempengaruhi fungi
patogenik, bakteri, dan nematode dengan berbagai
macam cara.
sifat-sifat biokimia dari eksudat akar dan kehadiran
mikroorganisme antagonis memainkan peran yang
penting dalam perkembangbiakan dan kemampuan
bertahan hidup pathogen yang menginfeksi akar
dalam tanah melalui fungi statis, penghambatan atau
antibiosis pathogen dalam rizosfer.
12. interaksi paling umum antara akar tanaman dan
mikroorganisme pathogen tanaman:
Ketertarikan Zoospora (Zoospore Attraction)
Asam amino, asam organic, dan gula dalam
eksudat akar merangsang pergerakan dan
ketertarikan zoospora menuju akar tanaman.
Sebagai contoh ketertarikan zoospore telah
dilaporkan pada Phytophthora citrophthora
(akar
jeruk),
P.
parasitica
(akar
tembakau), dan Pythium aphanidermatum
(akar kacang polong).
13. Perkecambahan Spora
Spora atau konidia dari banyak jamur pathogen
seperti
Rhizoctonia, Fusarium, Sclerotium, Pythium, Pyto
phthora, dan lain-lain telah dirangsang untuk
berkecambah oleh eksudat akar dari tanaman
inang yang rentan.
Rangsangan
perkecambahan
ini
penting
khususnya untuk pathogen tanaman yang
bukan merupakan kompetitor kuat dan tetap
dalam tahap istirahat dalam kaitannya dengan
kekurangan unsur hara atau fungistatis
14. Perubahan Morfologi dan Fisiologi Tanaman
Inang
Perubahan fisiologi dan morfologi tanaman inang
mempengaruhi mikroflora rizosfer melalui
eksudat akar. Karenanya, perubahan signifikan
pada mikroflora rizosfer tanaman sakit
dilaporkan terkait pada sifat alami dan
keganasan penyakit. Penyakit virus sistemik
menyebabkan perubahan yang berbekas pada
morfologi dan fisiologi dan menghambat
mikroflora rizosfer secara drastis.
15. Peningkatan Aktivitas Antagonis
Eksudat akar menyediakan sumber makanan
untuk pertumbuhan organisme antagonis
yang memegang peran penting dalam
mengendalikan atau menekan beberapa
pathogen tular tanah. Umumnya, rizosfer dari
varietas tanaman tahan mengandung lebih
banyak Streptomyces dan Trichoderma
daripada varietas yang rentan.
16. Penghambatan Patogen
Eksudat akar mengandung senyawa beracun
seperti glikosida dan asam hidrosianik yang
dapat menghambat pertumbuhan pathogen
pada rizosfer. Dalam hal ini, rizosfer dapat
dianggap
sebagai
daerah
penyangga
mikrobiologi dimana mikroflora berperan
untuk
melindungi
tanaman
melawan
serangan pathogen.
17. Ketertarikan Bakteri dan Nematoda
Eksudat akar menarik bakteri dan jamur
pathogen tanaman ke rizosfer.
Eksudat tanaman inang juga mempengaruhi
nematoda pathogen melalui dua cara:
oRangsangan proses penetasan telur
oMenarik larva menuju akar tanaman.