SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH LINGKUNGAN
  TERHADAP RESPON
     TUMBUHAN
 ( FISIOLOGI PEMBUNGAAN )
Arti Munculnya Cinta eh..
              Bunga
   Pada tumbuhan semusim transformasi
    kuncup vegetatif ke pembungaan
    mengakhiri pembentukan daun lebih
    lanjut.
   Setelah pembungaan dan pembentukan
    buah maka tumbuhan akan mati.
   Pada tumbuhan tahunan maka munculnya
    bunga bergantian dengan kuncup daun
   Bunga pertama kemunculannya
    merupakan perubahan fase
    perkembangan Juwana ke fase dewasa.
   Apabila kemudian bunga berhenti
    dihasilkan/tidak muncul lagi  tumbuhan
    masuk ke fase senescence.
FOTOPERIODISME
   Keadaan poros bumi dengan kemiringan 23½0
    menyebabkan adanya perbedaan agihan
    cahaya matahari secara periodik.
   Sehingga di belahan bumi ini dikenal adanya
    daerah beriklim Tropis, Sub Tropis dan Kutub.
   Tumbuhan yang hidup tergantung akan adanya
    matahari sehingga terpengaruh pula dengan
    keadaan tersebut.
   Diawali oleh usaha penelitian Tournis di
    Perancis dan Klebs di Jerman (akhir abad
    19)
   Baru pada tahun (1920-1925) WW.
    Gardner dan Allard maka penelitian terkait
    dengan respon tumbuhann dengan
    panjang hari (Fotoperiodisme) dapat
    didefinisikan.
Tipe Respon
    Respon tumbuhan dalam menghasilkan bunga akibat
    fotoperiodisme ada beberapa tipe:
   Tumbuhan/tanaman Hari Pendek (Short Day Plants
    disingkat SDPs)
   Tanaman tipe ini munculnya bunga/pembungaan digalakkan oleh
    panjang hari yang lebih pendek dari panjang hari maksimum kritis
   bervariasi untuk setiap jenis dan varietas
   biasanya dipengaruhi faktor lainnya seperti temperatur.
   Contoh:
       Tembakau Maryland, Kedelai ‘Biloxi’, Rosela, Cocklebur
       Tanaman-tanaman tersebut berbunga apabila hari lebih pendek
        daripada 15,7 jam (maksimum kritis) dan malam hari lebih panjang 8,3
        jam (bervariasi).
   Tanaman Hari Panjang (Long Day Plants
    disingkat LDPs)
   Pembungaannya digalakkan oleh panjang hari
    lebih panjang dari minimum kritis.
   Contoh:
       Henbane hitam (Hyoscyamus niger), Barley
       Tanaman tersebut berbungan apabila dikenai panjang
        hari lebih dari 12 jam (kritis minimum)
   Tanaman Hari Netral (DNPs)
   Pembungaan tidak dipengaruhi oleh
    panjang pendeknya hari.
   Contoh:
       Lada (Piper sp), Tomat (Lycopersicum
        esculenta), Kacang merah, Pepaya, Mirabilis.
Variasi lainnya adalah:
 Tanaman Hari Panjang Pendek

  (LSDPs)
 Tanaman yang pembungaannya

  digalakkan oleh serangkaian hari p anjang
  sebelum dikenai serangkaian hari pendek
 Contoh: Jasmine
   Tanaman Hari Pendek Panjang
    ( S LDPs)
   Tanaman yang pembungaannya
    digalakkan oleh serangkaian hari pendek
    sebelum dikenai serangkaian hari
    panjang.
   Contoh: Rumput-rumputan Orchard Iklim
    Sedang
Variasi Respon Fotoperiodisme
       (Salisbury, 1995)
               1. Hari Netral Sejati
               2, 3, 4, Hari Panjang
                   Kuantitatif
               5. Hari Panjang Kualitatif
               6. Hari Pendek Kualitatif
               7. Hari Pendek
                   Kuantitatif
   Terkait dengan fase perkembangan tumbuhan tersebut
    maka pembungaan berkaitan pula dengan umur.
   Diperlukan umur minimal agar bunga responsif terhadap
    Fotoperiodisme. Sebagai contoh:
       Kedelai setelah umur 6 minggu
       Tembakau ditandai munculnya 5-6 daun
       Pinus setelah berumur 5 tahun
       Tahapan tersebut dikatakan sebagai fase juwana, sebagai tahap
        vegetatif dasar (Basic Vegetatif Phase, BVP) apabila BVP
        terpenuhi maka tanaman memasuki tahap induksi foto periode
        (P hotop eriod Induced Phase, PIP)
DAUR FOTOINDUKSI
   Jumlah daur fotoinduksi minimum yang diperlukan untuk
    masing-masing species, varietas, umur dan besar
    tanaman adalah berbeda.
   Setelah jumlah minimum terpenuhi maka pembungaan
    akan meningkat.
       Misal pada Kedelai ‘Biloxi’ (SDPs) 7 daur foto induksi optimum
        lebih dari tujuh tidak meningkatkan pembungaan.
       Pada cocklebur 1 periode gelap 8,5 jam dan selanjutnya
        dipelihara dalam hari panjang tetap akan menginduksi bunga.
       Terkait pula dengan suhu udara, misalnya cocklebur, pada
        temperatur rendah (50C) menyebabkan tanaman memerlukan
        periode gelap lebih panjang 2-3 jam.
PEMUTUSAN MALAM
   Panjangnya malam merupakan faktor operatif pada fotoperiodisme,
    ditunjukkan oleh panjangnya malam yang di interupsi oleh cahaya
    putih atau merah merusak pengaruh panjang malam.
   Selingan berupa cahaya intensitas rendah 2 menit atau hanya 12
    detik dapat memberikan pengaruh seperti hari panjang pada SDPs.
    Sebaliknya LDPs digalakkan untuk berbunga.
   Selingan efektif merusak apabila pada terjadi pada setelah 8 jam
    pertama pada malam yang panjangnya 10, 12, 16, atau 20 jam.
    Pemutusan 3-4 jam sebelum atau setelah 18 sampai 20 jam tidak
    efektif  untuk aplikasi rumah kaca komersial
   Fotoperiodisme ditentukan oleh bagian energi cahaya merah (600-
    680 nm, R ) dan merah jauh (720-750 nm, FR ).
   Pengaruh pemberian cahaya tersebut terkait dengan adanya
    Fitokrom sehingga mekanisme kerjanya dapat dirangkum sebagai
    berikut:




   Pencahayaan R akan mengubah Pr menjadi Pfr. Bentuk Pfr ini
    berakibat menghambat pembungaan pada tanaman SDPs,
    sebaliknya pada LDPs justru akan menggiatkan.
   Sedangkan pencahayaan FR atau selama dalam periode gelap dan
    temperatur yang hangat, Pfr akan berubah menjadi Pr yang berarti
    menggiatkan pembungaan tanaman SDPs dan menghambat
    pembungaan LDPs.
THERMOPERIODISME/
           VERNALISASI
   Banyak species tanaman memerlukan serangkaian suhu
    dingin (periode dingin 2-100C) selama 2-6 minggu agar
    dapat berbunga pada saat Fotoperiodisme.
   Sifat respon ini ada yang mutlak atau kualitatif
    (pembungaan terjadi sangat bergantung sepenuhnya
    pada suhu rendah, sebagai contoh gandum Lancer) dan
   ada yang bersifat fakultatif atau kuantitatif (suhu rendah
    hanya menyebabkan pembungaan lebih cepat)
    Pada beras belanda Hari pendek dapat menggantikan
    vernalisasi dalam batas tertentu, yang kemudian dikenai
    hari panjang untuk dapat meningkatkan pembungaan.
   Letak respon vernalisasi diduga ada di dalam tunas atau
    meristem atau kuncup daun bukan di daun dengan
    bukti:
       Biji yang sudah diimbibisi mudah divernalisasi
       pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar, atau batang
        tidak efektif
       biji yang sedang berkembang dalam tanaman induk dapat dan
        sering sudah tervernalisasi apabila tepat pada saat waktu suhu
        dingin berlangsung sebelum biji kering.
       kuncup liar tanaman yang telah divernalisasi telah tergalakkan
        untuk berbunga.
   Vernalisasi pada biji dapat dihilangkan (devernalisasi)
    karena adanya kekeringan atau dengan perlakuan
    temperatur tinggi.
   George Melchers (1937) menduga bahwa
    vernalisasi terkait dengan hormon
    hipotetik vernalin .
   Vernalin kerjanya mirip dengan GA3, yang
    selalu dihasilkan secara alamiah oleh
    tanaman yang memerlukan suhu rendah
    dalam pembungaan.
KONSEP FLORIGEN
   Sejak penemuan fotoperiode adanya duta kimia
    atau rangsangan kimia yang memberikan sinyal
    transformasi dari pertumbuhan vegetatif ke
    pembungaan menjadi perhatian para ahli.
   Gardner dan Alard menunjukkan bahwa daun
    merupakan reseptor rangsangan fotoperiode.
       Penelitian klasik Chailakhyan (1936) pada
        Crysanthemum (SDPs): kuncup dan daun bagian atas
        dihilangkan memulai pembungaan pada hari panjang
        apabila daun bagian bawah diberikan perlakuan hari
        pendek.
1. Kuncup dan daun bagian atas chrysant dipotong
2. Chrysant diperlakukan SD
3. Chrysant kemudian diperlakukan dengan LD, namun
ternyata tetap berbunga berarti perlakuan SD direspon
daun= daun merupakan reseptor photoperiode
   Penelitian lain:
        LDPs: Daun ditutupi dengan karbon 16 jam, bagian lain diterangi terus
         menerus  tidak berbunga.
        SDPs: Daun ditutupi dengan karbon 16 jam, bagian lain diterangi terus
         menerus  bunga
        LDPs: Kuncup ditutupi, bagian lain diberi perlakuan hari panjang 
         berbunga
        SDPs: Kuncup ditutupi, bagian lain diberi perlakuan hari panjang 
         tidak berbunga

   Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuncup bukan reseptor
    fotoperiode, reseptor fotoperiode adalah daun. Dari daun bawah
    ada zat kimia yang ditranslokasikan ke kuncup ujung. Chailakhyan
    memberi istilah untuk zat tersebut: Florigen (asal kata flora=bunga
    dan genno=menghasilkan).
1. Tanaman LDPs maupun SDPs bagian daunnya ditutup
karbon = diperlakukan SD
2. Tanaman LDPs maupun SDPs bagian kuncup ditutupi
karbon = tidak terkena perlakuan LD
   Pertanyaan kemudian muncul: jika daun mendeteksi foto
    periode tetapi kuncup berubah menjadi bunga berarti
    florigen ditranslokasikan dari daun ke pucuk melalui
    apa?
   Chailakhyan membuat percobaan:
       Tanaman terinduksi fotoperiode dientenkan ke tanaman tidak
        terinduksi. Walaupun tanaman tidak terinduksi diletakkan
        pada keadaan non-induksi, tanaman tidak terinduksi tetap
        berbunga.  Stimulus melalui pertautan enten/jaringan hidup.
       Dengan demikian dimungkinkan Florigen ditranslokasikan
        melalui floem bersama aliran asimilat atau ada dugaan melalui
        jaringan kulit kayu.
1. Tanaman terinduksi untuk berbunga diambil pucuknya
2. Pucuk terinduksi dientenkan/disambung pucuk dengan
tanaman yang tidak terinduksi
3. Melalui pertautan terjadi translokasi ‘zat kimia’ yang
menyebabkan tanaman tidak terinduksi bunga menjadi
dapat berbunga. Bagaimana dengan tanaman
berbeda? varietas? Jenis? Tipe SDPs-LDPs?
   Mikail (1968) mengemukakan ada dua senyawa
    yang berperan dalam pembungaan yaitu
    Giberelin dan antesin .
   Menurut Chailakhyan:
       tanaman yang perlu suhu rendah (TSR) dan/atau
        LDPs mungkin tidak cukup mengandung giberelin bila
        tidak terpajan pada lingkungan penginduksi.
       Tanaman SDPs mungkin cukup giberelin tapi kurang
        antesin.
       Chailakhyan sependapat bahwa TSR memproduksi
        vernalin Melchers kemudian diubah menjadi
        Giberelin.
   Percobaan Melchers mendukung
    adanya 2 zat tersebut:
       Tembakau Maryland (SDPs) tanpa
        induksi dientenkan kepada Henbane
        (LDPs) tanpa induksi  Henbene
        berbunga.
       Kelemahan: Proses sebaliknya tidak
        berlaku (hanya berlaku pada Henbene)
        …???
1. Tanaman SDPs (tidak terinduksi photoperiode/SD)
bagian pucuk dipotong untuk dientenkan (sambung pucuk)
dengan tanaman LDPs (tidak terinduksi photoperiode/LD)
2. LDPs walaupun tanpa induksi photoperiode/LD, dapat
berbunga, namun percobaan ini tidak dapat dilakukan
sebaliknya (LDPs dientenkan ke SDPs, ada apa dengan
antesin?)
Akhirnya…
 Baik florigen maupun hasil vernalisasi

  (vernalin) keduanya belum dapat diisolasi
  ataupun dipahami sifat-sifat kimianya
  sampai saat ini.
 Ada kemungkinan keduanya merupakan

  bahan kimia yang sama???...
 Penelitian masih terus berlanjut…!
BEBERAPA HORMON BERPENGARUH
    TERHADAP PEMBUNGAAN (= FLORIGEN?)


   GIBERELIN
       GA3 dapat membalikkan (pada ivy) fase dewasa
        menjadi juwana sebaliknya ABA mampu menahan
        proses tersebut. Namun GA lainnya justru
        menggiatkan pembungaan
       GA4 + GA7 memacu pembungaan Pinus radiata 
        bernilai ekonomis.
       GA3 dapat menggantikan kebutuhan akan suhu
        rendah tanaman yang perlu vernalisasi.
       Ada 84 jenis GA !!!
   AUXIN dan ETILEN

       Pada SDPs: IAA menghambat pembungaan apabila diberikan sebelum
        translokasi rangsang dalam jumlah cukup, namun IAA merangsang
        pembungaan/meningkatkan sedikit pembungaan setelah adanya
        translokasi.
       Pada beberapa species tanaman, tingkat auxin endogen tidak
        berkorelasi dengan pembungaan.
       Pada LDPs yang terpapar siang sangat pendek, IAA dapat menginduksi
        pembungaan.
       IAA pada daun muda kedelai menghambat pembungaan
       Auksin menyebabkan pembungaan pada Bromelia termasuk nenas.
       Pemberian auxin pada nenas maupun cocklebur mengakibatkan
        dibentuknya etilen yang merangsang pembungaan sebagaimana auxin.
       Bentuk IAA tidak efektif pada Bromelia, auksin sintetik NAA dan 2,4-D
        lebih efektif.
   Pada Guzmania species Bromelia yang lain
    perlakuan etilen, prazat etilen (ACC) atau
    penggoyangan 15 detik menghasilkan etilen
    merangsang pembungaan.
   Pada Guzmani AVG (penghambat produksi etilen)
    menghambat kerja etilen tetapi tidak berlaku
    penghambatannya pada tanaman yang diberi ACC.
   Tampaknya etilen mempunyai peran pada
    pembungaan Bromelia lainnya.
   Tanaman muda tidak peka terhadap perlakuan etilen.
ABA
 SDPs tertentu seperti: Pharbitis nil dan Chenopodium rubrum yang
  sedikit terinduksi, penambahan ABA meningkatkan pembungaan
 Beberapa LDPs seperti Spinacia menghambat pembungaan
 Tidak menunjukkan pengaruh terhadap SDPs maupun LDPs lainnya.



STEROL
 Senyawawa TDEAP (tris[2-dietilaminoetil]-fosfat trihidroklorida)
  menghambat pembentukan kolesterol hewan dan menghambat
  pembungaan cocklebur dan morning glory Jepang.
 Apakah florigen merupakan kolesterol/semacam sterol? Pemberian
  berbagai sterol tidak mengatasi aksi TDEAP juga tidak ada perubahan
  nyata dalam fraksi sterol yang terdeteksi selama induksi.
  Biosintesis sterol dapat dihambat oleh selain TDEAP tanpa
  mempengaruhi pembungaan.
γ -TOKOFEROL
 Pada cocklebur (SDPs) kandungan γ-tokoferol setelah periode
   gelap 10-12 jam meningkat 5x lebih banyak daripada awal
   periode gelap.
 Interupsi terang (20 menit cahaya merah) pada 8 jam setelah
   awal gelap kadar g-tokoferol sebanding awal periode gelap
 Interupsi terang pada 9 jam setelah awal gelap kadar g-
   tokoferol hampir setinggi dengan periode gelap (hampir 5x
   kandungan awal periode gelap).
 Titik saat induksi pembungaan dengan kadar g-tokoferol tak
   terbalikkan oleh interupsi cahaya adalah sama. !!!
SENYAWA LAIN
   Poliamin, Prostaglandin
Waktu Pembungaan pada daerah 4 musim?

   Hari Pendek terjadi pada musim semi awal
    sampai pertengahan, sehingga:
   SDPs akan berbunga lebih awal
   SLDPs (Tanaman Hari Pendek-Panjang)
       Perlu serangkaian hari pendek sebelum hari panjang
       Akan berbunga pada akhir musim semi-awal musim
        panas
   LDPs dan LSDPs?
Kasus
   Jikalau membawa tanaman LDPs ke
    Indonesia yang panjang hari maksimum
    12 jam, bagaimana rekayasa anda agar
    berbunga?

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Tidar University
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Ariefman Fajar
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
Sofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
UNESA
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiPutrimian Hairani
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Khairdin Jaya
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
Google
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
Ida Agustina
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
Keylala Hawkins
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
University of Lampung
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
perdos5 cuy
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiAGROTEKNOLOGI
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
Ali Babang
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
Nike Triwahyuningsih
 
Stomata
StomataStomata
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
UNESA
 

What's hot (20)

Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Hubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan TanamanHubungan Air dan Tanaman
Hubungan Air dan Tanaman
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanamanDampak perubahan iklim thdp tanaman
Dampak perubahan iklim thdp tanaman
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
MAKALAH PENUAAN DAN PENGGUGURAN FISIOLOGI TUMBUHAN
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
Manfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanianManfaat biokimia dlm pertanian
Manfaat biokimia dlm pertanian
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman KedelaiLaporan Produksi Tanaman Kedelai
Laporan Produksi Tanaman Kedelai
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Stomata
StomataStomata
Stomata
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 

Viewers also liked

Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatiEla Afellay
 
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Hanson Siagian
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
Astri
 
Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara
Annisa Rizqi Yasmine Full
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanamanHubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanaman
Astri
 
Kesuburan tanah
Kesuburan tanahKesuburan tanah
Kesuburan tanah
Buyung Amin
 
Karya ilmiah (pestisida tembakau)
Karya ilmiah (pestisida tembakau)Karya ilmiah (pestisida tembakau)
Karya ilmiah (pestisida tembakau)
Muhayan Al-Idris
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
adon lembang
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
Astri
 
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianPeranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Joel mabes
 
Standar ber-Hidroponik
Standar ber-HidroponikStandar ber-Hidroponik
Standar ber-Hidroponik
SMK Muhammadiyah Kramat
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
pH tanah
pH tanahpH tanah
pH tanah
De Nur
 
Penyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasiPenyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasiYeyen Hito
 

Viewers also liked (20)

Difusi dan Osmosis
Difusi dan OsmosisDifusi dan Osmosis
Difusi dan Osmosis
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabatipestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
pestisida dan teknik aplikasi pest. hayati dan pest. nabati
 
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
Pestisida Alami dan Cara Pembuatannya
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Petani rasional
Petani rasionalPetani rasional
Petani rasional
 
Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara Fungsi unsur hara
Fungsi unsur hara
 
Hara Mineral
Hara MineralHara Mineral
Hara Mineral
 
Hubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanamanHubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanaman
 
Hidroponik Modern
Hidroponik ModernHidroponik Modern
Hidroponik Modern
 
Power point tanaman
Power point tanamanPower point tanaman
Power point tanaman
 
Kesuburan tanah
Kesuburan tanahKesuburan tanah
Kesuburan tanah
 
Karya ilmiah (pestisida tembakau)
Karya ilmiah (pestisida tembakau)Karya ilmiah (pestisida tembakau)
Karya ilmiah (pestisida tembakau)
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanianPeranan inovasi dalam pembangunan pertanian
Peranan inovasi dalam pembangunan pertanian
 
Standar ber-Hidroponik
Standar ber-HidroponikStandar ber-Hidroponik
Standar ber-Hidroponik
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
pH tanah
pH tanahpH tanah
pH tanah
 
Penyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasiPenyerapan air dan evapotranspirasi
Penyerapan air dan evapotranspirasi
 

Similar to Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan

photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
Puan Habibah
 
PPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptx
PPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptxPPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptx
PPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptx
deprianasilitonga1
 
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanpengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanlalurangga
 
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahPengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahFiyah Sulaiman
 
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptxMateri pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
andiutamibatariputri
 
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...Mar'atus Sholihah
 
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijau
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijauLaporan hasil praktikum biologi kacang hijau
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijau
Syafira Aulia
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Inten Aja Deh
 
FISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptx
FISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptxFISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptx
FISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptx
KusnulRodhiyatulSadi
 
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhanintraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhanlalurangga
 
FotoSintesis
FotoSintesis FotoSintesis
FotoSintesis
Ria Astariyan
 
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Wahyudi Arsyad
 
Laporan Pengamatan Kacang Hijau
Laporan Pengamatan Kacang HijauLaporan Pengamatan Kacang Hijau
Laporan Pengamatan Kacang Hijau
Nurkhalifah Anwar
 
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahanPengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahanRizka Pratiwi
 
Tujuan
TujuanTujuan
Tujuan
suryatirbg
 
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanPengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanBMKG
 
IPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdf
IPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdfIPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdf
IPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdf
amanatus1
 

Similar to Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan (20)

photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimatphotoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
photoperiode dan pembungaan tanaman tropis dengan agroklimat
 
PPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptx
PPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptxPPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptx
PPT KELOMPOK 1 FISTUM PERT 12-1.pptx
 
M24 kelompok 7 respon tanaman
M24 kelompok 7 respon tanamanM24 kelompok 7 respon tanaman
M24 kelompok 7 respon tanaman
 
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanpengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
 
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambahPengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
Pengaruh intensitas cahaya dan air terhadap pertumbuhan kecambah
 
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptxMateri pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
Materi pertemuan ke empat (IV) SILVIKA.pptx
 
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...Presentasi laporan praktikum  pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
Presentasi laporan praktikum pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan...
 
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijau
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijauLaporan hasil praktikum biologi kacang hijau
Laporan hasil praktikum biologi kacang hijau
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan pratikum 3 (2)
 
Makalah fitokrom
Makalah fitokromMakalah fitokrom
Makalah fitokrom
 
Koko Tampubolon
Koko TampubolonKoko Tampubolon
Koko Tampubolon
 
FISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptx
FISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptxFISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptx
FISTUM_7_VERNALISASI, SENESCENCE DAN DORMANSI.pptx
 
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhanintraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
intraksi dan pengaruh cahaya dan suhu terhadap tumbuhan
 
FotoSintesis
FotoSintesis FotoSintesis
FotoSintesis
 
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
Tugasbiologikelompok2 111110053619-phpapp01
 
Laporan Pengamatan Kacang Hijau
Laporan Pengamatan Kacang HijauLaporan Pengamatan Kacang Hijau
Laporan Pengamatan Kacang Hijau
 
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahanPengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
 
Tujuan
TujuanTujuan
Tujuan
 
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhanPengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
Pengaruh suhu dan matahari terhadap tumbuhan
 
IPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdf
IPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdfIPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdf
IPA VIII Fotosintesis, Respirasi, dan Gerak Tumbuhan.pdf
 

More from NURSAPTIA PURWA ASMARA

MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Anatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi BatangAnatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi Batang
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Pertumbuhan Buah
Pertumbuhan BuahPertumbuhan Buah
Pertumbuhan Buah
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Reproduksi
Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Faktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor EvolusiFaktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor Evolusi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Evolusi Sebelum Darwin
Evolusi Sebelum DarwinEvolusi Sebelum Darwin
Evolusi Sebelum Darwin
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
NURSAPTIA PURWA ASMARA
 

More from NURSAPTIA PURWA ASMARA (20)

MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Anatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi BatangAnatomi Fisiologi Batang
Anatomi Fisiologi Batang
 
Siklus Nitrogen
Siklus NitrogenSiklus Nitrogen
Siklus Nitrogen
 
Pertumbuhan Buah
Pertumbuhan BuahPertumbuhan Buah
Pertumbuhan Buah
 
Gerak pada Tumbuhan
Gerak pada TumbuhanGerak pada Tumbuhan
Gerak pada Tumbuhan
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Sistem Digesti
Sistem DigestiSistem Digesti
Sistem Digesti
 
Fisiologi Kulit
Fisiologi KulitFisiologi Kulit
Fisiologi Kulit
 
Sistem Respirasi
Sistem RespirasiSistem Respirasi
Sistem Respirasi
 
Sistem Reproduksi
Sistem ReproduksiSistem Reproduksi
Sistem Reproduksi
 
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
Sistem Kekebalan Tubuh (IMMUN)
 
Fisiologi Kardiovaskular
Fisiologi KardiovaskularFisiologi Kardiovaskular
Fisiologi Kardiovaskular
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
 
Faktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor EvolusiFaktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor Evolusi
 
Evolusi Sebelum Darwin
Evolusi Sebelum DarwinEvolusi Sebelum Darwin
Evolusi Sebelum Darwin
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 

Pengaruh Lingkungan Terhadap Respon Tumbuhan

  • 1. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP RESPON TUMBUHAN ( FISIOLOGI PEMBUNGAAN )
  • 2. Arti Munculnya Cinta eh.. Bunga  Pada tumbuhan semusim transformasi kuncup vegetatif ke pembungaan mengakhiri pembentukan daun lebih lanjut.  Setelah pembungaan dan pembentukan buah maka tumbuhan akan mati.
  • 3. Pada tumbuhan tahunan maka munculnya bunga bergantian dengan kuncup daun  Bunga pertama kemunculannya merupakan perubahan fase perkembangan Juwana ke fase dewasa.  Apabila kemudian bunga berhenti dihasilkan/tidak muncul lagi  tumbuhan masuk ke fase senescence.
  • 4. FOTOPERIODISME  Keadaan poros bumi dengan kemiringan 23½0 menyebabkan adanya perbedaan agihan cahaya matahari secara periodik.  Sehingga di belahan bumi ini dikenal adanya daerah beriklim Tropis, Sub Tropis dan Kutub.  Tumbuhan yang hidup tergantung akan adanya matahari sehingga terpengaruh pula dengan keadaan tersebut.
  • 5. Diawali oleh usaha penelitian Tournis di Perancis dan Klebs di Jerman (akhir abad 19)  Baru pada tahun (1920-1925) WW. Gardner dan Allard maka penelitian terkait dengan respon tumbuhann dengan panjang hari (Fotoperiodisme) dapat didefinisikan.
  • 6. Tipe Respon Respon tumbuhan dalam menghasilkan bunga akibat fotoperiodisme ada beberapa tipe:  Tumbuhan/tanaman Hari Pendek (Short Day Plants disingkat SDPs)  Tanaman tipe ini munculnya bunga/pembungaan digalakkan oleh panjang hari yang lebih pendek dari panjang hari maksimum kritis  bervariasi untuk setiap jenis dan varietas  biasanya dipengaruhi faktor lainnya seperti temperatur.  Contoh:  Tembakau Maryland, Kedelai ‘Biloxi’, Rosela, Cocklebur  Tanaman-tanaman tersebut berbunga apabila hari lebih pendek daripada 15,7 jam (maksimum kritis) dan malam hari lebih panjang 8,3 jam (bervariasi).
  • 7. Tanaman Hari Panjang (Long Day Plants disingkat LDPs)  Pembungaannya digalakkan oleh panjang hari lebih panjang dari minimum kritis.  Contoh:  Henbane hitam (Hyoscyamus niger), Barley  Tanaman tersebut berbungan apabila dikenai panjang hari lebih dari 12 jam (kritis minimum)
  • 8. Tanaman Hari Netral (DNPs)  Pembungaan tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya hari.  Contoh:  Lada (Piper sp), Tomat (Lycopersicum esculenta), Kacang merah, Pepaya, Mirabilis.
  • 9. Variasi lainnya adalah:  Tanaman Hari Panjang Pendek (LSDPs)  Tanaman yang pembungaannya digalakkan oleh serangkaian hari p anjang sebelum dikenai serangkaian hari pendek  Contoh: Jasmine
  • 10. Tanaman Hari Pendek Panjang ( S LDPs)  Tanaman yang pembungaannya digalakkan oleh serangkaian hari pendek sebelum dikenai serangkaian hari panjang.  Contoh: Rumput-rumputan Orchard Iklim Sedang
  • 11. Variasi Respon Fotoperiodisme (Salisbury, 1995) 1. Hari Netral Sejati 2, 3, 4, Hari Panjang Kuantitatif 5. Hari Panjang Kualitatif 6. Hari Pendek Kualitatif 7. Hari Pendek Kuantitatif
  • 12. Terkait dengan fase perkembangan tumbuhan tersebut maka pembungaan berkaitan pula dengan umur.  Diperlukan umur minimal agar bunga responsif terhadap Fotoperiodisme. Sebagai contoh:  Kedelai setelah umur 6 minggu  Tembakau ditandai munculnya 5-6 daun  Pinus setelah berumur 5 tahun  Tahapan tersebut dikatakan sebagai fase juwana, sebagai tahap vegetatif dasar (Basic Vegetatif Phase, BVP) apabila BVP terpenuhi maka tanaman memasuki tahap induksi foto periode (P hotop eriod Induced Phase, PIP)
  • 13. DAUR FOTOINDUKSI  Jumlah daur fotoinduksi minimum yang diperlukan untuk masing-masing species, varietas, umur dan besar tanaman adalah berbeda.  Setelah jumlah minimum terpenuhi maka pembungaan akan meningkat.  Misal pada Kedelai ‘Biloxi’ (SDPs) 7 daur foto induksi optimum lebih dari tujuh tidak meningkatkan pembungaan.  Pada cocklebur 1 periode gelap 8,5 jam dan selanjutnya dipelihara dalam hari panjang tetap akan menginduksi bunga.  Terkait pula dengan suhu udara, misalnya cocklebur, pada temperatur rendah (50C) menyebabkan tanaman memerlukan periode gelap lebih panjang 2-3 jam.
  • 14. PEMUTUSAN MALAM  Panjangnya malam merupakan faktor operatif pada fotoperiodisme, ditunjukkan oleh panjangnya malam yang di interupsi oleh cahaya putih atau merah merusak pengaruh panjang malam.  Selingan berupa cahaya intensitas rendah 2 menit atau hanya 12 detik dapat memberikan pengaruh seperti hari panjang pada SDPs. Sebaliknya LDPs digalakkan untuk berbunga.  Selingan efektif merusak apabila pada terjadi pada setelah 8 jam pertama pada malam yang panjangnya 10, 12, 16, atau 20 jam. Pemutusan 3-4 jam sebelum atau setelah 18 sampai 20 jam tidak efektif  untuk aplikasi rumah kaca komersial  Fotoperiodisme ditentukan oleh bagian energi cahaya merah (600- 680 nm, R ) dan merah jauh (720-750 nm, FR ).
  • 15.
  • 16. Pengaruh pemberian cahaya tersebut terkait dengan adanya Fitokrom sehingga mekanisme kerjanya dapat dirangkum sebagai berikut:  Pencahayaan R akan mengubah Pr menjadi Pfr. Bentuk Pfr ini berakibat menghambat pembungaan pada tanaman SDPs, sebaliknya pada LDPs justru akan menggiatkan.  Sedangkan pencahayaan FR atau selama dalam periode gelap dan temperatur yang hangat, Pfr akan berubah menjadi Pr yang berarti menggiatkan pembungaan tanaman SDPs dan menghambat pembungaan LDPs.
  • 17. THERMOPERIODISME/ VERNALISASI  Banyak species tanaman memerlukan serangkaian suhu dingin (periode dingin 2-100C) selama 2-6 minggu agar dapat berbunga pada saat Fotoperiodisme.  Sifat respon ini ada yang mutlak atau kualitatif (pembungaan terjadi sangat bergantung sepenuhnya pada suhu rendah, sebagai contoh gandum Lancer) dan  ada yang bersifat fakultatif atau kuantitatif (suhu rendah hanya menyebabkan pembungaan lebih cepat)   Pada beras belanda Hari pendek dapat menggantikan vernalisasi dalam batas tertentu, yang kemudian dikenai hari panjang untuk dapat meningkatkan pembungaan.
  • 18. Letak respon vernalisasi diduga ada di dalam tunas atau meristem atau kuncup daun bukan di daun dengan bukti:  Biji yang sudah diimbibisi mudah divernalisasi  pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar, atau batang tidak efektif  biji yang sedang berkembang dalam tanaman induk dapat dan sering sudah tervernalisasi apabila tepat pada saat waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji kering.  kuncup liar tanaman yang telah divernalisasi telah tergalakkan untuk berbunga.  Vernalisasi pada biji dapat dihilangkan (devernalisasi) karena adanya kekeringan atau dengan perlakuan temperatur tinggi.
  • 19. George Melchers (1937) menduga bahwa vernalisasi terkait dengan hormon hipotetik vernalin .  Vernalin kerjanya mirip dengan GA3, yang selalu dihasilkan secara alamiah oleh tanaman yang memerlukan suhu rendah dalam pembungaan.
  • 20. KONSEP FLORIGEN  Sejak penemuan fotoperiode adanya duta kimia atau rangsangan kimia yang memberikan sinyal transformasi dari pertumbuhan vegetatif ke pembungaan menjadi perhatian para ahli.  Gardner dan Alard menunjukkan bahwa daun merupakan reseptor rangsangan fotoperiode.  Penelitian klasik Chailakhyan (1936) pada Crysanthemum (SDPs): kuncup dan daun bagian atas dihilangkan memulai pembungaan pada hari panjang apabila daun bagian bawah diberikan perlakuan hari pendek.
  • 21. 1. Kuncup dan daun bagian atas chrysant dipotong
  • 23. 3. Chrysant kemudian diperlakukan dengan LD, namun ternyata tetap berbunga berarti perlakuan SD direspon daun= daun merupakan reseptor photoperiode
  • 24. Penelitian lain:  LDPs: Daun ditutupi dengan karbon 16 jam, bagian lain diterangi terus menerus  tidak berbunga.  SDPs: Daun ditutupi dengan karbon 16 jam, bagian lain diterangi terus menerus  bunga  LDPs: Kuncup ditutupi, bagian lain diberi perlakuan hari panjang  berbunga  SDPs: Kuncup ditutupi, bagian lain diberi perlakuan hari panjang  tidak berbunga  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuncup bukan reseptor fotoperiode, reseptor fotoperiode adalah daun. Dari daun bawah ada zat kimia yang ditranslokasikan ke kuncup ujung. Chailakhyan memberi istilah untuk zat tersebut: Florigen (asal kata flora=bunga dan genno=menghasilkan).
  • 25. 1. Tanaman LDPs maupun SDPs bagian daunnya ditutup karbon = diperlakukan SD
  • 26. 2. Tanaman LDPs maupun SDPs bagian kuncup ditutupi karbon = tidak terkena perlakuan LD
  • 27. Pertanyaan kemudian muncul: jika daun mendeteksi foto periode tetapi kuncup berubah menjadi bunga berarti florigen ditranslokasikan dari daun ke pucuk melalui apa?  Chailakhyan membuat percobaan:  Tanaman terinduksi fotoperiode dientenkan ke tanaman tidak terinduksi. Walaupun tanaman tidak terinduksi diletakkan pada keadaan non-induksi, tanaman tidak terinduksi tetap berbunga.  Stimulus melalui pertautan enten/jaringan hidup.  Dengan demikian dimungkinkan Florigen ditranslokasikan melalui floem bersama aliran asimilat atau ada dugaan melalui jaringan kulit kayu.
  • 28. 1. Tanaman terinduksi untuk berbunga diambil pucuknya
  • 29. 2. Pucuk terinduksi dientenkan/disambung pucuk dengan tanaman yang tidak terinduksi
  • 30. 3. Melalui pertautan terjadi translokasi ‘zat kimia’ yang menyebabkan tanaman tidak terinduksi bunga menjadi dapat berbunga. Bagaimana dengan tanaman berbeda? varietas? Jenis? Tipe SDPs-LDPs?
  • 31. Mikail (1968) mengemukakan ada dua senyawa yang berperan dalam pembungaan yaitu Giberelin dan antesin .  Menurut Chailakhyan:  tanaman yang perlu suhu rendah (TSR) dan/atau LDPs mungkin tidak cukup mengandung giberelin bila tidak terpajan pada lingkungan penginduksi.  Tanaman SDPs mungkin cukup giberelin tapi kurang antesin.  Chailakhyan sependapat bahwa TSR memproduksi vernalin Melchers kemudian diubah menjadi Giberelin.
  • 32. Percobaan Melchers mendukung adanya 2 zat tersebut:  Tembakau Maryland (SDPs) tanpa induksi dientenkan kepada Henbane (LDPs) tanpa induksi  Henbene berbunga.  Kelemahan: Proses sebaliknya tidak berlaku (hanya berlaku pada Henbene) …???
  • 33. 1. Tanaman SDPs (tidak terinduksi photoperiode/SD) bagian pucuk dipotong untuk dientenkan (sambung pucuk) dengan tanaman LDPs (tidak terinduksi photoperiode/LD)
  • 34. 2. LDPs walaupun tanpa induksi photoperiode/LD, dapat berbunga, namun percobaan ini tidak dapat dilakukan sebaliknya (LDPs dientenkan ke SDPs, ada apa dengan antesin?)
  • 35. Akhirnya…  Baik florigen maupun hasil vernalisasi (vernalin) keduanya belum dapat diisolasi ataupun dipahami sifat-sifat kimianya sampai saat ini.  Ada kemungkinan keduanya merupakan bahan kimia yang sama???...  Penelitian masih terus berlanjut…!
  • 36. BEBERAPA HORMON BERPENGARUH TERHADAP PEMBUNGAAN (= FLORIGEN?)  GIBERELIN  GA3 dapat membalikkan (pada ivy) fase dewasa menjadi juwana sebaliknya ABA mampu menahan proses tersebut. Namun GA lainnya justru menggiatkan pembungaan  GA4 + GA7 memacu pembungaan Pinus radiata  bernilai ekonomis.  GA3 dapat menggantikan kebutuhan akan suhu rendah tanaman yang perlu vernalisasi.  Ada 84 jenis GA !!!
  • 37. AUXIN dan ETILEN  Pada SDPs: IAA menghambat pembungaan apabila diberikan sebelum translokasi rangsang dalam jumlah cukup, namun IAA merangsang pembungaan/meningkatkan sedikit pembungaan setelah adanya translokasi.  Pada beberapa species tanaman, tingkat auxin endogen tidak berkorelasi dengan pembungaan.  Pada LDPs yang terpapar siang sangat pendek, IAA dapat menginduksi pembungaan.  IAA pada daun muda kedelai menghambat pembungaan  Auksin menyebabkan pembungaan pada Bromelia termasuk nenas.  Pemberian auxin pada nenas maupun cocklebur mengakibatkan dibentuknya etilen yang merangsang pembungaan sebagaimana auxin.  Bentuk IAA tidak efektif pada Bromelia, auksin sintetik NAA dan 2,4-D lebih efektif.
  • 38. Pada Guzmania species Bromelia yang lain perlakuan etilen, prazat etilen (ACC) atau penggoyangan 15 detik menghasilkan etilen merangsang pembungaan.  Pada Guzmani AVG (penghambat produksi etilen) menghambat kerja etilen tetapi tidak berlaku penghambatannya pada tanaman yang diberi ACC.  Tampaknya etilen mempunyai peran pada pembungaan Bromelia lainnya.  Tanaman muda tidak peka terhadap perlakuan etilen.
  • 39. ABA  SDPs tertentu seperti: Pharbitis nil dan Chenopodium rubrum yang sedikit terinduksi, penambahan ABA meningkatkan pembungaan  Beberapa LDPs seperti Spinacia menghambat pembungaan  Tidak menunjukkan pengaruh terhadap SDPs maupun LDPs lainnya. STEROL  Senyawawa TDEAP (tris[2-dietilaminoetil]-fosfat trihidroklorida) menghambat pembentukan kolesterol hewan dan menghambat pembungaan cocklebur dan morning glory Jepang.  Apakah florigen merupakan kolesterol/semacam sterol? Pemberian berbagai sterol tidak mengatasi aksi TDEAP juga tidak ada perubahan nyata dalam fraksi sterol yang terdeteksi selama induksi.  Biosintesis sterol dapat dihambat oleh selain TDEAP tanpa mempengaruhi pembungaan.
  • 40. γ -TOKOFEROL  Pada cocklebur (SDPs) kandungan γ-tokoferol setelah periode gelap 10-12 jam meningkat 5x lebih banyak daripada awal periode gelap.  Interupsi terang (20 menit cahaya merah) pada 8 jam setelah awal gelap kadar g-tokoferol sebanding awal periode gelap  Interupsi terang pada 9 jam setelah awal gelap kadar g- tokoferol hampir setinggi dengan periode gelap (hampir 5x kandungan awal periode gelap).  Titik saat induksi pembungaan dengan kadar g-tokoferol tak terbalikkan oleh interupsi cahaya adalah sama. !!!
  • 41. SENYAWA LAIN  Poliamin, Prostaglandin
  • 42. Waktu Pembungaan pada daerah 4 musim?  Hari Pendek terjadi pada musim semi awal sampai pertengahan, sehingga:  SDPs akan berbunga lebih awal  SLDPs (Tanaman Hari Pendek-Panjang)  Perlu serangkaian hari pendek sebelum hari panjang  Akan berbunga pada akhir musim semi-awal musim panas  LDPs dan LSDPs?
  • 43. Kasus  Jikalau membawa tanaman LDPs ke Indonesia yang panjang hari maksimum 12 jam, bagaimana rekayasa anda agar berbunga?