SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
BATU SALURAN KEMIH
1. Pengertian
Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung kemih,
uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan
magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih. (Luckman dan
Sorensen)
Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa batu saluran kemih adalah
adanya batu di dalam saluran perkemihan yang meliputi ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra.

2. Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi ada
beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:
a.

Infeksi

Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti
pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk
amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.
b. Stasis dan Obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran kemih.
c.

Ras

Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada daerah lain, Daerah
seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.
d. Keturunan
e.

Air minum

Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine
meningkat
f.

Pekerjaan

Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu daripada
pekerja yang lebih banyak duduk.
g. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat sedangkan asupan air
kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum meningkatkan insiden batu saluran kemih
h. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditasbatu saluran kemih
berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita batu
saluran kemih ( buli-buli dan Urethra ).
3. Anatomi Ginjal
Ginjal adalah bagian utama dari sistem perkemihan yang juga masuk didalamnya ureter,
kandung kemih dan uretra. Ginjal terletak pada rongga abdomen posterior, dibelakang
peritonium diarea kanan dan kiri dari kolumna vertebralis. Ginjal dipertahankan dalam posisi
tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Pada orang dewasa normal panjangnya 12 – 13 cm,
lebar 6 cm dan beratnya antara 120 -150 gram. Setiap ginjal memiliki korteks dibagian luar dan
di bagian dalam yang terbagi menjadi piramide-piramide. Pada setiap piramide membentuk
duktus papilaris yang selanjutnya menjadi kaliks minor, kaliks mayor dan bersatu membentuk
ginjal tempat terkumpulnya urine. Ureter menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Garis-garis yang terlihat pada piramide disebut nefron yang merupakan satuan fungsional
ginjal. Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron. Setiap nefron terdiri atas glomerulus yang
merupakan lubang-lubang yang terdapat pada piramide-piramide renal, membentuk simpul dan
kapiler badan satu mulpigli, kapsul bowman, tubulus proximal, ansa henle dan tubulus distal.
Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua ureter merupakan
saluran yang panjangnya 10 – 12 inc. Ureter berfungsi menyalurkan urin ke kandung kemih.
Kandung kemih mempunyai tiga muara. Dua maura ureter dan satu muara uretra. Kandung
kemih sebagai tempat menyimpannya urin dan mendorong urin untuk keluar. Uretra adalah
saluran kecil yang berjalan dari kandung kemih sampai ke luar tubuh yang disebuat meatus
uretra.

Fungsi ginjal:
a.

Fungsi ekskresi

1) Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 cm osmol dengan mengubag ekskresi air.
2) Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal.
3) Mempertahankan pH plasma dengan mengeluarkan kelebihan dan membentuk kembali
Hco3.
4) Mengekskresikan produk ahkir nitrogen dan metabolisme protein terutama urea, asam urat
dan kretinin.
b. Fungsi non ekskresi
1) Menghasilkan renin, penting untuk mengatur tekanan darah.
2) Menghasilkan eritropoitin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel darah merah dan
sumsum tulang.
3) Metabolisme vitamin D menjdai bentuk aktifnya.
4) Degradasi insulin.
5) Menghasilkan prostaglandin.

4. Patofisisiologi
Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolithiasis belum
diketahui secara pasti. Namun demikian ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara
lain: peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang serta
peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau statis urin menjadikan
sarang untuk pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor lain yang mendukung terjadinya
batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah casiran urin. Masalah-masalah
dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga
mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan cyscine dapat mengendap dalam urin yang
alkalin, sedangkan batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin.
Imobilisasi yang lama akan menyebabkan gerakan kalsium menuju tulang akan
terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan diekskresikan. Jika
cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau pengendapan semakin bertambah dan
pengendapan ini makin kompleks sehingga terjadi batu. Batu yang terbentuk dalam saluran
kemih sangat bervariasi. Ada batu yang kecil, ada yang besar. Batu yang kecil dapat lekuar lewat
urin dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam
urin; sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan
dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akan menimbulkan terjadinya
hidronefrosis karena dilatasi ginjal. Kerusakan pada srtuktur ginjal yang lama akan
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal
kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal, yang mengakibatkan
terjadinya penyakit gagal ginjal kronik yang dapat menyebabkan kematian.

5. Tanda dan gejala
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi
dan edema.
a.

Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter proksimal.

1) Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat terjadi iritasi
batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala, namun secara perlahan
merusak unit fungsional (nefron) ginjal.
2) Nyeri hebat dan ketidaknyamanan.
b. Batu di ginjal
1) Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.
2) Hematuri.
3) Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri kebawah
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
4) Mual dan muntah.
5) Diare.
c.

Batu di ureter

1) Nyeri menyebar kepaha dan genitalia.
2) Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
3) Hematuri akibat abrasi batu.
4) Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm.
d. Batu di kandung kemih
1) Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuri.
2) Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urin.
Teori terbentuknya batu
a.

Teori Intimatriks

Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini terdiri dari
mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi
pembentukan batu.
b. Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin, santin, asam urat,
kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
c.

Teori Presipitasi-Kristaliasi

Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine .Urine yang bersifat
asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan mengendap garamgaram fosfat..
d. Teori Berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat, sitrat magnesium,
asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya batu saluran kemih.

6.

Pemeriksaan Diagnostik.

a.

Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan SDM,

SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu asam
urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam
:kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine
menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada
urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
c.

Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang reabsobsi

kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan
sepanjang ureter.
e.

IVP: memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri, abdominal atau

panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f.

Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek

obstruksi.
g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
7. Therapy dan Penatalaksanaan medik
a. Tujuan:
1) Menghilangkan obstruksi
2) Mengobati infeksi.
3) Mencegah terjadinya gagal ginjal.
4) Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).
b. Operasi dilakukan jika:
1) Sudah terjadi stasis/bendungan.
2) Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif harus
dilakukan operasi.
c.

Therapi

1) Analgesik untuk mengatasi nyeri.
2) Allopurinol untuk batu asam urat.
3) Antibiotik untuk mengatasi infeksi.
d. Diet
Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
1) Batu kalsium oksalat
Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung kalsium oksalat seperti:
bayam, daun sledri, kacang-kacangngan, kopi, coklat; sedangkan untuk kalsium fosfat
mengurangi makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti ikan laut, kerang, daging, sarden,
keju dan sari buah.
2) Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu dan daging.
3) Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu, kentang.
4) Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah raga secara teratur.

8. Komplikasi:
a.

Obstruksi

b. Hidronephrosis.
c.

Gagl ginjal

d. Perdarahan.
e.

Pada laki-laki dapat terjadi impoten.

9. Patoflowdaigram
Pengkajian
a.

Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

1) Riwayat penyakit ginjal akut dan kronik.
2) Riwayat infeksi saluran kemih.
3) Pajanan lingkungan: zat-zat kimia.
4) Keturunan.
5) Alkoholik, merokok.
6) Untuk pasien wanita: jumlah dan tipe persalinan (SC, forseps, penggunaan kontrasepsi).
b. Pola nutrisi metabolik
1) Mual, muntah.
2) Demam.
3) Diet tinggi purin oksalat atau fosfat.
4) Kebiasaan mengkonsumsi air minum.
5) Distensi abdominal, penurunan bising usus.
6) Alkoholik
c.

Pola eliminasi

1) Perubahan pola eliminasi: urin pekat, penurunan output.
2) Hematuri.
3) Rasa terbakar, dorongan berkemih.
4) Riwayat obstruksi.
5) Penurunan hantaran urin, kandung kemih.
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Pekerjaan (banyak duduk).
2) Keterbatasan aktivitas.
3) Gaya hidup (olah raga).
e.

Pola tidur dan istirahat

1) Demam, menggigil.
2) Gangguan tidur akibat rasa nyeri.
f.

Pola persepsi kognitif

1) Nyeri: nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri
tekan pada area ginjal pada palpasi
2.

Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah ;
a.

Nyeri berhubungan dengan iritasi pada saluran kemih

b. Perubahan pola eliminasi: urine berhubungan dengan obstruksi karena batu.
c.

Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah

d. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan
pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi
e.

Kecemasan berhubungan dengan tindakan invansif, pemeriksaan.

f.

Risiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan status kesehatan

g. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan stasis urine dan adanya batu pada ureter.

3. Rencana tindakan keperawatan
a.

Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi pada saluran kemih

Hasil yang diharapkan:
-

Pasien bebas dari rasa nyeri

-

Pasien tampak rileks, bisa tidur dan istirahat.

Intervensi:
1. Kaji karakteristik nyeri ( lokasi, lama, intensitas dan radiasi)
Rasional: membantu mengevaluasi perkembangan dari obstruksi.
2. Observasi tanda-tanda vital, tensi, nadi, cemas
Rasional: nyeri hebat ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan nadi.
3. Jelaskan penyebab rasa nyeri
Rasional: mengurangi kecemasan pasien.
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
5. Bantu untuk mengalihkan rasa nyeri: teknik napas dalam.
Rasional: meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri.
6. Beri kompres hangat pada punggung
Rasional: mengurangi ketegangan otot.
7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional: analgetik menghilangkan rasa nyeri.
b. Perubahan pola elminasi: urine berhubungan dengan inflamasi, obstruksi karena batu.
Hasil yang diharapkan:
-

Pola eliminasi urine dan output dalam batas normal.

-

Tidak menunjukkan tanda-tanda obstruksi (tidak ada rasa sakit saat berkemih, pengeluaran

urin lancar).
Intervensi:
1. Monitor intake dan output.
Rasional: menginformasikan fungsi ginjal.
2. Anjurkan untuk meningkatkan cairan per oral 3 – 4 liter per hari.
Rasional: mempermudah pengeluaran batu, mencegah terjadinya pengendapan.
3. Kaji karakteristik urine
Rasional: adanya darah merupakan indikasi meningkatnya obstruksi/iritasi ureter.
4. Kaji pola Bak normal pasien, catat kelainnya.
Rasional: batu dapat menyebabkan rangsangan mervus yang menyebabkan sensasi untuk buang
air kecil
c.

Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.

Hasil yang diharapkan:
-

Keseimbangan cairan adekuat

-

Turgor kulit baik

Intervensi:
1. Monitor intake dan output
Rasional: membandingkan secara aktual dan mengantisipasi output yang dapat dijadikan tanda
adanya renal stasis.
2. Berikan intake cairan 3 – 4 liter per hari.
Rasional: menjaga keseimbangan cairan untuk homeostasis.
3. Monitor tanda-tanda vital, turgor kulit, membran mukosa.
Rasional: dapat menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
4. Berikan cairan intra vena sesuai intruksi dokter.
Rasioanal: menjaga keseimbangan cairan bila intake per oral kurang.
5. Kalau perlu berikan obat anti enemik.
Rasional: mengurangi mual dan muntah.
d. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan
pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi
Hasil yang diharapkan:
-

Pasien mengungkapkan proses penyakit, faktor-faktor penyebab.

-

Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan.

Intervensi:
1. Kaji pengetahuan pasien/tanyakan proses sakit dan harapan pasien.
Rasional: mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan memimih cara untuk komunikasi yang
tepat.
2. Jelaskan pentingnya peningkatan cairan per oral 3 – 4 liter per hari.
Rasional: dapat mengurangi stasis urine dan mencagah terjadinya batu.
3. Jelaskan dan anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara teratur.
Rasional: kurang aktivitas mempengaruhi terjadinya batu.
4. Identifikasi tanda-tanda nyeri, hematuri, oliguri.
Rasional: mendeteksi secara dini, komplikasi yang serius dan berulangnya penyakit.
5. Jelaskan prosedur pengobatan dan perubahan gaya hidup.
Rasional: membantu pasien merasakan, mengontrol melalui apa yang terjadi dengan dirinya.

3. Discharge planning
a.

Mengubah pola berkemih; hindari menahan BAK.

b. Mengubah pola minum:
1) Minum banyak > 2000 cc/hari.
2) Hindari minuman yang mengandung tinggi kalsium( susu, air yang mengandung kapur).
c.

Mengubah pola makan: mengurangi makanan yang menyebabkan batu:

1) Tinggi kalsium ( keju, coklat).
2) Tinggi purin (ikan,unggas, daging).
3) Tinggi oksalat (bayem, sledri, kopi).
d. Mengurangi konsumsi obat-obatan bebas yang dapat menimbulkan batu saluran kemih.
e.

Memberitahu tentang tanda dan gejala komplikasi yaitu demam. Pengeluaran urin yang

sedikit, nyeri pada saat BAK.
f.

Jelaskan teknik higiene personal yang benar.

g. Libatkan keluarga dalam pengelolaan diet dan pola makan.

More Related Content

What's hot (20)

JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZIJENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
Abses hepar
Abses heparAbses hepar
Abses hepar
 
4. TOKSIKOLOGI.pptx
4. TOKSIKOLOGI.pptx4. TOKSIKOLOGI.pptx
4. TOKSIKOLOGI.pptx
 
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
Sistem pertahanan tubuh (sistem limfatik)
 
Vulvitis
VulvitisVulvitis
Vulvitis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Colic abdomen
Colic abdomenColic abdomen
Colic abdomen
 
Kolesistitis
KolesistitisKolesistitis
Kolesistitis
 
Batu ginjal
Batu ginjalBatu ginjal
Batu ginjal
 
Cara membuat tepung pisang
Cara membuat tepung pisangCara membuat tepung pisang
Cara membuat tepung pisang
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
Asuhan keperawatan lansia dengan hipertensi
 
PPT KOLELITIASIS.ppt
PPT KOLELITIASIS.pptPPT KOLELITIASIS.ppt
PPT KOLELITIASIS.ppt
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
Manajemen Operasi dan Produktivitas dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktivitas dalam OrganisasiManajemen Operasi dan Produktivitas dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktivitas dalam Organisasi
 
Leaflet pms
Leaflet pmsLeaflet pms
Leaflet pms
 
Inkontinensia urin
Inkontinensia urinInkontinensia urin
Inkontinensia urin
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
Ppt kanker prostat
Ppt kanker prostatPpt kanker prostat
Ppt kanker prostat
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
 

Similar to Askep batu saluran kemih

Similar to Askep batu saluran kemih (20)

Ureterolithiasis asli
Ureterolithiasis asliUreterolithiasis asli
Ureterolithiasis asli
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
Renal kalkuli AKPER PEMKAB MUNA
 
Renal kalkuli
Renal kalkuliRenal kalkuli
Renal kalkuli
 
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasisLaporan pendahuluan nefrolitiasis
Laporan pendahuluan nefrolitiasis
 
Lp kasus batu urete
Lp kasus batu ureteLp kasus batu urete
Lp kasus batu urete
 
Askep batu ginjal
Askep batu ginjalAskep batu ginjal
Askep batu ginjal
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Makalah batu ginjal
Makalah batu ginjalMakalah batu ginjal
Makalah batu ginjal
 
Batu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptxBatu Staghorn.pptx
Batu Staghorn.pptx
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasisAskep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjalAsuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
Asuhan keperawatan pada klien dengan batu ginjal
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
Askep nefrolitiasis dan urolitiasi1
 
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginjaAsuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
Asuhan keperawatan pada_klien_batu_ginja
 
Husna 1
Husna 1Husna 1
Husna 1
 
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptxBATU_SALURAN_KEMIH.pptx
BATU_SALURAN_KEMIH.pptx
 
Konsep keperawatan batu saluran kemih
Konsep keperawatan  batu saluran kemih Konsep keperawatan  batu saluran kemih
Konsep keperawatan batu saluran kemih
 
Satpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemihSatpel batu saluran kemih
Satpel batu saluran kemih
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Danger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptxDanger of Kidney Stones.pptx
Danger of Kidney Stones.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep batu saluran kemih

  • 1. BATU SALURAN KEMIH 1. Pengertian Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002). Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih. (Luckman dan Sorensen) Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa batu saluran kemih adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan yang meliputi ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra. 2. Etiologi Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu: a. Infeksi Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali. b. Stasis dan Obstruksi urine Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran kemih. c. Ras Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada daerah lain, Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih. d. Keturunan e. Air minum Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat f. Pekerjaan Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk. g. Suhu Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum meningkatkan insiden batu saluran kemih h. Makanan Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditasbatu saluran kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita batu saluran kemih ( buli-buli dan Urethra ).
  • 2. 3. Anatomi Ginjal Ginjal adalah bagian utama dari sistem perkemihan yang juga masuk didalamnya ureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal terletak pada rongga abdomen posterior, dibelakang peritonium diarea kanan dan kiri dari kolumna vertebralis. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Pada orang dewasa normal panjangnya 12 – 13 cm, lebar 6 cm dan beratnya antara 120 -150 gram. Setiap ginjal memiliki korteks dibagian luar dan di bagian dalam yang terbagi menjadi piramide-piramide. Pada setiap piramide membentuk duktus papilaris yang selanjutnya menjadi kaliks minor, kaliks mayor dan bersatu membentuk ginjal tempat terkumpulnya urine. Ureter menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Garis-garis yang terlihat pada piramide disebut nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari satu juta nefron. Setiap nefron terdiri atas glomerulus yang merupakan lubang-lubang yang terdapat pada piramide-piramide renal, membentuk simpul dan kapiler badan satu mulpigli, kapsul bowman, tubulus proximal, ansa henle dan tubulus distal. Ureter menghubungkan pelvis ginjal dengan kandung kemih. Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 10 – 12 inc. Ureter berfungsi menyalurkan urin ke kandung kemih. Kandung kemih mempunyai tiga muara. Dua maura ureter dan satu muara uretra. Kandung kemih sebagai tempat menyimpannya urin dan mendorong urin untuk keluar. Uretra adalah saluran kecil yang berjalan dari kandung kemih sampai ke luar tubuh yang disebuat meatus uretra. Fungsi ginjal: a. Fungsi ekskresi 1) Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 cm osmol dengan mengubag ekskresi air. 2) Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal. 3) Mempertahankan pH plasma dengan mengeluarkan kelebihan dan membentuk kembali Hco3. 4) Mengekskresikan produk ahkir nitrogen dan metabolisme protein terutama urea, asam urat dan kretinin. b. Fungsi non ekskresi 1) Menghasilkan renin, penting untuk mengatur tekanan darah. 2) Menghasilkan eritropoitin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel darah merah dan sumsum tulang. 3) Metabolisme vitamin D menjdai bentuk aktifnya. 4) Degradasi insulin. 5) Menghasilkan prostaglandin. 4. Patofisisiologi Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolithiasis belum diketahui secara pasti. Namun demikian ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara lain: peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang serta
  • 3. peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau statis urin menjadikan sarang untuk pembentukan batu. Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat dan faktor lain yang mendukung terjadinya batu meliputi: pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah casiran urin. Masalah-masalah dengan metabolisme purin mempengaruhi pembentukan batu asam urat. pH urin juga mendukung pembentukan batu. Batu asam urat dan cyscine dapat mengendap dalam urin yang alkalin, sedangkan batu oxalat tidak dipengaruhi oleh pH urin. Imobilisasi yang lama akan menyebabkan gerakan kalsium menuju tulang akan terhambat. Peningkatan serum kalsium akan menambah cairan yang akan diekskresikan. Jika cairan masuk tidak adekuat maka penumpukan atau pengendapan semakin bertambah dan pengendapan ini makin kompleks sehingga terjadi batu. Batu yang terbentuk dalam saluran kemih sangat bervariasi. Ada batu yang kecil, ada yang besar. Batu yang kecil dapat lekuar lewat urin dan akan menimbulkan rasa nyeri, trauma pada saluran kemih dan akan tampak darah dalam urin; sedangkan batu yang besar dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih yang menimbulkan dilatasi struktur, akibat dari dilatasi akan terjadi refluks urin dan akan menimbulkan terjadinya hidronefrosis karena dilatasi ginjal. Kerusakan pada srtuktur ginjal yang lama akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada organ dalam ginjal sehingga terjadi gagal ginjal kronis karena ginjal tidak mampu melakukan fungsinya secara normal, yang mengakibatkan terjadinya penyakit gagal ginjal kronik yang dapat menyebabkan kematian. 5. Tanda dan gejala Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. a. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter proksimal. 1) Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat terjadi iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala, namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal. 2) Nyeri hebat dan ketidaknyamanan. b. Batu di ginjal 1) Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral. 2) Hematuri. 3) Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri kebawah mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis. 4) Mual dan muntah. 5) Diare. c. Batu di ureter 1) Nyeri menyebar kepaha dan genitalia. 2) Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar. 3) Hematuri akibat abrasi batu. 4) Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm.
  • 4. d. Batu di kandung kemih 1) Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuri. 2) Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urin. Teori terbentuknya batu a. Teori Intimatriks Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu. b. Teori Supersaturasi Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin, santin, asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu. c. Teori Presipitasi-Kristaliasi Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine .Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan mengendap garamgaram fosfat.. d. Teori Berkurangnya faktor penghambat Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat, sitrat magnesium, asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya batu saluran kemih. 6. Pemeriksaan Diagnostik. a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis. b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia. c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine. d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter. e. IVP: memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri, abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter). f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek obstruksi. g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
  • 5. 7. Therapy dan Penatalaksanaan medik a. Tujuan: 1) Menghilangkan obstruksi 2) Mengobati infeksi. 3) Mencegah terjadinya gagal ginjal. 4) Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali). b. Operasi dilakukan jika: 1) Sudah terjadi stasis/bendungan. 2) Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif harus dilakukan operasi. c. Therapi 1) Analgesik untuk mengatasi nyeri. 2) Allopurinol untuk batu asam urat. 3) Antibiotik untuk mengatasi infeksi. d. Diet Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan. 1) Batu kalsium oksalat Makanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung kalsium oksalat seperti: bayam, daun sledri, kacang-kacangngan, kopi, coklat; sedangkan untuk kalsium fosfat mengurangi makanan yang mengandung tinggi kalsium seperti ikan laut, kerang, daging, sarden, keju dan sari buah. 2) Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu dan daging. 3) Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu, kentang. 4) Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah raga secara teratur. 8. Komplikasi: a. Obstruksi b. Hidronephrosis. c. Gagl ginjal d. Perdarahan. e. Pada laki-laki dapat terjadi impoten. 9. Patoflowdaigram Pengkajian a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan 1) Riwayat penyakit ginjal akut dan kronik. 2) Riwayat infeksi saluran kemih. 3) Pajanan lingkungan: zat-zat kimia. 4) Keturunan. 5) Alkoholik, merokok.
  • 6. 6) Untuk pasien wanita: jumlah dan tipe persalinan (SC, forseps, penggunaan kontrasepsi). b. Pola nutrisi metabolik 1) Mual, muntah. 2) Demam. 3) Diet tinggi purin oksalat atau fosfat. 4) Kebiasaan mengkonsumsi air minum. 5) Distensi abdominal, penurunan bising usus. 6) Alkoholik c. Pola eliminasi 1) Perubahan pola eliminasi: urin pekat, penurunan output. 2) Hematuri. 3) Rasa terbakar, dorongan berkemih. 4) Riwayat obstruksi. 5) Penurunan hantaran urin, kandung kemih. d. Pola aktivitas dan latihan 1) Pekerjaan (banyak duduk). 2) Keterbatasan aktivitas. 3) Gaya hidup (olah raga). e. Pola tidur dan istirahat 1) Demam, menggigil. 2) Gangguan tidur akibat rasa nyeri. f. Pola persepsi kognitif 1) Nyeri: nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah ; a. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada saluran kemih b. Perubahan pola eliminasi: urine berhubungan dengan obstruksi karena batu. c. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah d. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi e. Kecemasan berhubungan dengan tindakan invansif, pemeriksaan. f. Risiko tinggi disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan status kesehatan g. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan stasis urine dan adanya batu pada ureter. 3. Rencana tindakan keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi pada saluran kemih Hasil yang diharapkan:
  • 7. - Pasien bebas dari rasa nyeri - Pasien tampak rileks, bisa tidur dan istirahat. Intervensi: 1. Kaji karakteristik nyeri ( lokasi, lama, intensitas dan radiasi) Rasional: membantu mengevaluasi perkembangan dari obstruksi. 2. Observasi tanda-tanda vital, tensi, nadi, cemas Rasional: nyeri hebat ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan nadi. 3. Jelaskan penyebab rasa nyeri Rasional: mengurangi kecemasan pasien. 4. Ciptakan lingkungan yang nyaman Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot. 5. Bantu untuk mengalihkan rasa nyeri: teknik napas dalam. Rasional: meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri. 6. Beri kompres hangat pada punggung Rasional: mengurangi ketegangan otot. 7. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik Rasional: analgetik menghilangkan rasa nyeri. b. Perubahan pola elminasi: urine berhubungan dengan inflamasi, obstruksi karena batu. Hasil yang diharapkan: - Pola eliminasi urine dan output dalam batas normal. - Tidak menunjukkan tanda-tanda obstruksi (tidak ada rasa sakit saat berkemih, pengeluaran urin lancar). Intervensi: 1. Monitor intake dan output. Rasional: menginformasikan fungsi ginjal. 2. Anjurkan untuk meningkatkan cairan per oral 3 – 4 liter per hari. Rasional: mempermudah pengeluaran batu, mencegah terjadinya pengendapan. 3. Kaji karakteristik urine Rasional: adanya darah merupakan indikasi meningkatnya obstruksi/iritasi ureter. 4. Kaji pola Bak normal pasien, catat kelainnya. Rasional: batu dapat menyebabkan rangsangan mervus yang menyebabkan sensasi untuk buang air kecil c. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah. Hasil yang diharapkan: - Keseimbangan cairan adekuat - Turgor kulit baik Intervensi: 1. Monitor intake dan output Rasional: membandingkan secara aktual dan mengantisipasi output yang dapat dijadikan tanda adanya renal stasis.
  • 8. 2. Berikan intake cairan 3 – 4 liter per hari. Rasional: menjaga keseimbangan cairan untuk homeostasis. 3. Monitor tanda-tanda vital, turgor kulit, membran mukosa. Rasional: dapat menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. 4. Berikan cairan intra vena sesuai intruksi dokter. Rasioanal: menjaga keseimbangan cairan bila intake per oral kurang. 5. Kalau perlu berikan obat anti enemik. Rasional: mengurangi mual dan muntah. d. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi Hasil yang diharapkan: - Pasien mengungkapkan proses penyakit, faktor-faktor penyebab. - Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan. Intervensi: 1. Kaji pengetahuan pasien/tanyakan proses sakit dan harapan pasien. Rasional: mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan memimih cara untuk komunikasi yang tepat. 2. Jelaskan pentingnya peningkatan cairan per oral 3 – 4 liter per hari. Rasional: dapat mengurangi stasis urine dan mencagah terjadinya batu. 3. Jelaskan dan anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara teratur. Rasional: kurang aktivitas mempengaruhi terjadinya batu. 4. Identifikasi tanda-tanda nyeri, hematuri, oliguri. Rasional: mendeteksi secara dini, komplikasi yang serius dan berulangnya penyakit. 5. Jelaskan prosedur pengobatan dan perubahan gaya hidup. Rasional: membantu pasien merasakan, mengontrol melalui apa yang terjadi dengan dirinya. 3. Discharge planning a. Mengubah pola berkemih; hindari menahan BAK. b. Mengubah pola minum: 1) Minum banyak > 2000 cc/hari. 2) Hindari minuman yang mengandung tinggi kalsium( susu, air yang mengandung kapur). c. Mengubah pola makan: mengurangi makanan yang menyebabkan batu: 1) Tinggi kalsium ( keju, coklat). 2) Tinggi purin (ikan,unggas, daging). 3) Tinggi oksalat (bayem, sledri, kopi). d. Mengurangi konsumsi obat-obatan bebas yang dapat menimbulkan batu saluran kemih. e. Memberitahu tentang tanda dan gejala komplikasi yaitu demam. Pengeluaran urin yang sedikit, nyeri pada saat BAK. f. Jelaskan teknik higiene personal yang benar. g. Libatkan keluarga dalam pengelolaan diet dan pola makan.