This document provides an introduction to arithmetic and geometric sequences and series. It discusses key competencies, learning objectives, and concepts related to sequences and series, including defining arithmetic and geometric sequences, determining the n-th term of sequences, and examples of calculating sequence terms. Character development and a concept map are also mentioned. The material is intended for a 10th grade mathematics class in Batam, Indonesia.
Introduction to ArtificiaI Intelligence in Higher Education
Β
Barisan dan deret
1. Selamat Datang di Pembelajaran
Matematika tentang
βBarisan dan Deret Aritmatika dan
Geometriβ
Pendidikan Matematika Pascasarjana UNP 2016 B
Kelas X SMK Bismen : Emri, S.Pd
2. Kompetensi Inti
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognotif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Karakter yang
dikembangkan
Peta Konsep
smk al-azhar batam
3. Kompetensi Dasar
1. Memiliki motivasi internal, kemampuan
bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa percaya
diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
berfikir dalam memilih dan menerapkan strategi
berfikir dalam memilih dan menerapkan strategi
menyelesaikan masalah.
2. Mendeskrpsikan konsep barisan dan deret tak
hingga sebagai fungsi dan daerah asal himpunan
bilangan asli
3. Menerapkan konsep barisan dan deret tak hingga
dalam penyelesaian masalah sederhana.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Karakter yang
dikembangkan
Peta Konsep
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
smk al-azhar batam
4. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran materi barisan dan deret
aritmatika dan geometri,siswa dapat :
1. Menemukan konsep dan pola barisan dan deret
melalui pemecahan masalah otentik.
2. Berkolaborasi memecahkan masalah aktual
dengan pola interaksi sosial kultur
3. Berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis, kreatif)
dalam menyelidiki dan mengaplikasikan konsep
dan pola barisan dan deret tak hingga dalam
memecahkan masalah otentik.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Karakter yang
dikembangkan
Peta Konsep
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
smk al-azhar batam
5. Karakter yang dikembangkan
1. Kesadaran hak dan kewajiban
Tindakan yang menunjukkan kesadaran hak dan
kewajiban serta toleransi terhadap berbagai perbedaan
didalam masyarakat majemuk sebagai gambaran
menerapkan nila-nilai matematis sebagai hasil
mempelajari pola bilangan dan jumlah pada barisan
aritmatika dan geometri
2. Peduli
Tindakan yang menunjukkan siap peduli lingkungan
melalui kegiatan kemanusiaan dan bisnis dalam rangka
optimalisasi sumber daya alam yang berhubungan
dengan konsep dan penerapan pola bilangan dan jumlah
pada barisan aritmatika dan geometri
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Karakter yang
dikembangkan
Peta Konsep
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
smk al-azhar batam
6. Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Karakter yang
dikembangkan
Peta Konsep
Peta Konsep
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
smk al-azhar batam
8. Pola Bilangan
Barisan Bilangan
Pola bilangan yaitu susunan angka-angka yang mempunyai pola-
pola tertentu. Misalnya pada kalender terdapat susunan
angka" baik mendatar, menurun, diagonal (miring).
9. 1. Pola Garis Lurus dan Persegi
Panjang
Garis Lurus
Persegi
Panjang
2. Pola persegi
Pola bilangan persegi :: 1 , 4 , 9 , ... merupakan bilangan kuadrat dari
bilangan asli . Un= n2
Pola bilangan persegi
panjang :: 2, 6, 12, ...
Un = n(n+1)
PERTEMUAN
1
10. 3. POLA SEGI TIGA (SEGITIGA SAMA SISI)
Cara 1
Mengikuti pola berikut
CARA 2
Pola bilangan segitiga ::
1, 3, 6, 10, ... Un = n/2
(n+1)
Urutan1 Urutan2 Urutan3
11. 4. POLA KUBUS
ο Pola kubus terbentuk dari bilangan kubik Un = n3
5. Pola bilangan ganjil dan genap
Bilangan kedua dan selanjutnya diperoleh dari bilangan
sebelumnya ditambah dua.
12. A. POLA BILANGAN GANJIL
ο Tetapkan angka 1 sebagai bilangan awal
ο Bilangan selanjutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya ditambah dua
B. POLA BILANGAN
GENAP
β’ Tetapkan angka 2 sebagai bilangan awal
β’ Bilangan selanjutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya ditambah dua
1 3 5 7 9
10
8
6
4
2
+2
+2
+2
+2
+2
+2
+2
+2
15. BARISAN BILANGAN
ο Barisan bilangan adalah sekumpulan bilangan yang
telah diurutkan menurut suatu aturan tertentu.
Un
Un
U2
U1 Suku Pertama
Suku ke-2
Suku ke - n
Barisan bilangan biasanya
ditulis :
U1, U2,`U3, . . . . , Un
Dengan Un adalah suku ke β
n dan n = 1,2,3, . . .
Contoh : Barisan 0,2,4 berarti
U1 = 0, U2 = 2 , U3 = 4
(menambahkan 2 pada suku
sebelumnya)
16. ο Contoh:
ο Tentukan tiga suku berikutnya dari barisan
bilangan 2, 5, 8, 11, . . .
Barisan 2, 5, 8, 11,. . .
= 2
= 5 = 2 + 3
= 8 = 5 +3
= 11 = 8 +3
Maka barisan selanjutnya adalah (2, 5, 8 ,11, 14, 17, 20, . . .n +3)
3
3
3 U1
U2
U3
U4
17. Un = f (n)
2. MENENTUKAN SUKU KE-N SUATU BARISAN
BILANGAN
Pola tingkat satu satu barisan
bilangan berselisih tetap
Pola tingkat satu satu barisan
bilangan berasio tetap
Pola tingkat dua satu barisan
bilangan berselisih tetap
18. Contoh :
Tentukan rumus suku ke-n dari barisan bilangan ganjil.
POLA TINGKAT SATU SATU BARISAN BILANGAN BERSELISIH
TETAP (B)
U
1
U
4
U
2
U
3
U
n
=?
+b +b +b
Barisan bilangan ganjil
Maka rumus suku ke-nnya adalah = =2n+(1-2) = 2n -1
Un = bn + (U1 - b)
1 7
3 5 U
n
=
?
+2 +2 +2 b = 2
Un = bn + (U1 - b) Un
19. POLA TINGKAT SATU SATU BARISAN BILANGAN
BERASIO TETAP
U1 U4
U2 U3 Un =?
x r x r x r Un = rn x U1/r
Contoh :
Tentukan suku ke-n dari barisan bilangan (1, 10, 100, 1000, . . .
Un )
Tahapan pertama
dengan
r=10
Rumus suku ke-n : U = 10n x 1/10 = 10n -1
1 1000
10 100 Un =?
x1
0
x10 x10
20. Suku ke-n dari barisan bilangan berselisih tetap pada pola tingkat dua
diberikan formula berikut :
Un = b/2 . n (n-1) + c
Dengan c = Suku ke-n barisan bilangan pola
b = Selisih tetap
POLA TINGKAT DUA SATU BARISAN BILANGAN
BERSELISIH TETAP
Tuliskan suku ke-n dari barisan bilangan (3,6, 10, 15, 21, . . . )
Jawab:
3 6 10 15 21
+3 +4 +5 +6
+1 +1 +1
pola tingkat2, dengan b=1
U1 = 3=1/2 x 1 0 +3
U2 = 6 = Β½ x 2x 1 +5
U3 = 10 = Β½ x 3x2 + 7
U4 = 15= Β½ x 4 x 3 +9
U5 = 21 = Β½ x 5 x 4 +11
:
:
Un = Β½. n(n-1) +c
21. Menentukan c yang berupa barisan bilangan yang
berpola tingkat satu
Barisan:
3 5 7 9 11
Pola tingkat 1, b= 2
+2 +2 +2 +2
C= 2n + (U1 - b) = 2n+(3-2)= 2n +1
Jadi, suku ke-n adalah:
Un = Β½. n(n-1) +c
Un = Β½. n(n-1) + 2n + 1
Un = Β½ n2 β Β½ n + 2n +1
Un = Β½ n2 β 3/2 n +1
LANJUTAN
23. BARISAN ARIMATIKA ATAU
BARISAN HITUNG
Barisan
Aretmatika
barisan bilangan yang tiap sukunya
diperoleh dari suku sebelumnya dengan
cara menambah atau mengurangi
dengan suatu bilangan tetap
Perhatikan baarisan U1, U2, U3, . . . . . .,Un-1, Un. Dari definisi di atas,
diperoleh hubungan sebagai berikut :
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = a + b + b = a + Un = a + (n β 1 )b
Dengan n = 1, 2, 3,..
Un = Un-1 + b = a + (n - 2)b + b = a + (n - 1)b
.
.
.
2b
U4 = U3 + b = a + 2b + b = a + 3b
24. Bilangan b adalah suatu bilangan tetap yang sering disebut dengan beda.
Penentuan rumus beda dapat di uraikan sebagai berikut :
U2 = U1 + b => b = U2 - U1
U3 = U2 + b => b = U3 - U2
U4 = U3 + b => b = U4 - U3
.
.
.
Un = Un-1 + b => b = Un - Un-1
Dengan melihat nili b, kita dapat menentukan barisan aritmetika itu naik atau
turun.
Bila b Λ 0 maka barisan aritmetika itu
naik
Bila b Λ 0 maka barisan aritmetika itu
turun
25. CONTOH:
Tentukan suku ke sepuluh ( U10 ) dari barisan aritmetika berikut ini dan tulis
jenis barisan aritmetika tersebut.
a. 1, 3, 5, 7,. . . .
b. 4, 2, 0, -2,. . .
Jawab :
Gunakan rumus beda untuk menentukan suku ke sepuluh ( U10 ) dari masing-
masing barisan aritmetika.
a. Barisan 1, 3, 5, 7 . . .
berdasarkan rumus Un = U1 + (n β 1) . b diperoleh ..
U1 = 1 U2 = 3 U3 = 5
b = U2 - U1 = 2 b = U3 - U2 = 2 b = U4 - U3 = 2
karena b = 2 > 0 barisan aritmetika merupakan barisan naik.
U10 = U1 (10 - 1) . b
U10 = 1 + 9 . 2 = 19
26. Un = U1 (n - 1) . b
U10 = 4 + (9 . (- 2) ) = - 14
Jadi, suku ke sepuluh barisan tersebut adalah -14
b. Barisan 4, 2, 0, -2, . .
U1 = 4 ; U2 = 2 ; U3 = 0 ; U4 = -2
b = U2 - U1 = - 2 ; b = U3 - U2 = -2 ; b = U4 - U3 = - 2
karena b = - 2 < 0 barisan aritmetika merupakan barisan turun,
berdasarkan rumus
27. BARISAN GEOMETRI ATAU
BARISAN UKUR
Barisan Geometri
barisan bilangan yang tiap sukunya
diperoleh dari suku sebelumnya dengan
mengalikan atau membagi dengan suatu
bilangan tetap
Misalkan, barisannya U1, U2, U3, . . . . . .,Un-1, Un,
maka :
U1 = a
U2 = U1 . r = ar
U3 = U2 . r = ar2
U4 = U3 . r = ar3
Un = Un-1 . r = arn-1
28. Berdasarkan nilai rasio (r) kita dapat menentukan suatu barisan geometri
naik atau turun.
Bila r > 1 maka barisan geometri naik.
Bila 0 < r < 1 maka barisan geometri
turun.
Contoh :
a. Tentukan suku ke delapan dari barisan geometri
:
b. Tulliskan rumus suku ke β n dari barisan geometri :
29. Jawab:
a.
Jadi, suku kedelapan dari barisan geometri diatas adalah 729
b.
Jadi, suku ke-n dari barisan geometri di atas adalah
31. DERET ARITMETIKA ATAU DERET HITUNG
Deret
bilangan
jumlah yang ditunjuk untuk suku-
suku dari suatu barisan bilangan
ππ = π1 + π2 + π3 + β― + ππ
Menyatakanderetke-n
Bentuk umum:
41. SIFAT DASAR DERET ARITMETIKA
1. Bila π1 + π2 + π3 + β― + ππ merupakan deret aritmatika, maka :
2. Bilaπ1, π2, π3 merupakan suku-suku pada deret aritmatika, maka:
π2 β π1 = π3 β π2 = π4 β π3 = π5 β π4 = β― = ππ β ππβ1
2π2 = π1 + π3
42. CONTOH:
Tentukan nilai dari π₯ agar barisan π₯ + 1, 3π₯ β 5, 4 merupakan suku-suku dari
deret aritmatika.
Jawab:
Kita gunakan sifat dasar kedua, yaitu 2π2 = π1 + π3
2(3x - 5) = x + 1 + 4
6x β10= x + 5
6x βx= 5 + 10
5x = 15
x = 3
43. Selain kedua sifat di atas dapat pula kita turunkan beberapa sifat dari deret
aritmatika yang lain.
Perhatikan kembali formula suku ke-n berikut ini :
ππ = π + π β 1
Dengan formula di atas dapat disusun kembali formula baru yang menyatakan
hubungan antara suatu suku dengan suku yang lainnya.
π7 = π + 6π
π7 = π + 3π + 3π = π4 + 3π
π7 = π + 4π + 2π = π5 + 2π
π7 = π + 2π + 4π = π3 + 4π
Memo
7 = 1 + 6
7 = 4 + 3
7 = 5 + 2
7 = 3 + 4
Secara umum dapat dituliskan:
ππ = ππ + π β π π π =
ππ β ππ
π β π
44. CONTOH:
Bilaπ6 = 65 danπ10 = 97 dari deret aritmatika, tentukanlah :
a. b b. π12
Jawab:
a. π =
π10βπ6
10β6
=
97β65
4
= 8
b. π12 = π10 + 2π
π12= 97 + 2 β 8
π12= 97 + 16
π12= 113
atau
π6 = π6 + 2π
π6 = 65 + 6 β 8
π6 = 65 + 48
π6 = 113
45. SIFAT DASAR DERET GEOMETRI
1. Bila π1 + π2 + π3 + β― + ππ merupakan deret geometri, maka :
2. Bila π1, π2, π3 merupakan suku-suku pada deret geometri, maka:
π2
π1
=
π3
π2
= β― =
ππ
ππβ1
= π
π2
2
= π1 Γ π3
46. CONTOH:
Tentukan nilai π₯ agar barisan π₯ + 2, 2, π₯ β 1 merupakan barisan geometri.
Jawab:
Memo
4 = 4 β 1atau
4 = (β1)(β4)
Berdasarkan sifat (2) barisan geometri, yaitu π2
2
= π1 Γ π3 ,
diperoleh:
22 = π₯ + 2 π₯ β 1
4 = π₯ + 2 π₯ β 1
β 4 = 2 + 2 β 2 β 1 , π₯ = 2
β 4 = β3 + 2 β β3 β 1 , π₯ = β3
Jadi, nilai π₯ adalah β3 atau 2
47. Selain kedua sifat di atas dapat juga kita menemukan sifat-sifat yang lain dari
deret geometri.
Perhatikan Un = arn-1
Dengan formula itu didapat:
U10 = ar9
U10 = (ar2) . r7= U3 . r7
U10 = (ar4 ). r7 = U5 . r5
Memo
Lihat Indeks
10 = 1 + 9
10 = 3 + 7
10 = 5 + 5
Secara umum di tuliskan:
ππ = ππ β ππβπ ππβπ =
ππ
ππ
48. CONTOH:
Diketahui deret geometri dengan U3 = 24 dan U6 = 192. Tentukanlah :
a. r b. U2
Jawab :
a. π3 =
π6
π3
π3
=
192
24
π3
= 8
π3
= 23
π = 2
b. π2 =
π3
π
ππ‘ππ’ π2 =
π6
π4
π2 =
24
2
π2 =
192
24
π2= 12 π2 =
192
16
= 12
51. Latihan PERTEMUAN 1 1/2
1. Perhatikan pola berikut
Tentukan banyaknya lingkaran pada pola ke 6!28
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
D. 24
C. 20
B. 16
A. 12
E. 28
52. Latihan PERTEMUAN 1 2/2
2. Perhatikan pola bilangan berikut!
2, 100, 4, 95, 7, 90, 11, 85,....., .....,
Tentukan bilangan ke-9 dan ke-10 dari pola di atas!a
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
A. 16,80
B. 18,70
C. 20,60
D. 22, 50
E. 24,40
54. Latihan PERTEMUAN 2 1/2
1. Suku ke-22 dari barisan aritmatika berikut ini: 99, 93, 87, 81,... adalah....
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
A. -27
B. -21
C. -15
E. -9
D. 9
55. Latihan PERTEMUAN 2 2/2
2. Suku ke-8 dari barisan 64, 32, 16, 8, ... adalah...
Barisan dan Deret Aritmatika dan Geometri
A. 1/7
B. 1/3
C. 2/3
E. 1/4
D. 1/2
56. Latihan PERTEMUAN 3 1/2
1. Dalam suatu deret geometri diketahui suku ke-1 = 512 dan suku ke-4 = 64.
Jumlah tujuh suku pertama deret tersebut adalah...
D
B
A
C
E
Pola Bilangan dan Jumlah Pada Barisan Aritmatika dan Geometri
1.008
1.016
2.016
2.028
2.128