Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Modul a
1. KOMPETENSI PEDAGOGIK
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami karakteristik peserta didik yang
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-
emosional, moral, spiritual, dan latar belakang
social budaya.
2. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam
mata pelajaran yang diampu
3. Mengidentifikasi bekal-awal peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu
4. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
1.1. Menyebutan karakter peserta didik yang
berkaitan dengan aspek perkembangan fisik
1.2. Menjelaskan perkembangan kognitif
1.3. Mengidentifikasi perkembangan sosial-
emosional peserta didik
1.4. Memberi contoh perilaku yang mencerminkan
moral dan spiritual peserta didik
1.5. Membandingkan latar belakang budaya sosial
budaya
2.1 Menyebutkan faktor-faktor yang
memengaruhi potensi peserta didik
2.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi potensi peserta didik
3.1 Menjelaskan konsep bekal awal
3.2 Mengidentifikasi teknik-teknik bekal awal
4.1 Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi
kesulitan belajar
4.2 Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta
didik
4.1 Merancang kegiatan untuk mengatasi
kesulitan belajar
PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK
A. Pengertian
Kognitifatau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologiuntuk menjelaskan semua
aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa
depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,
mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009)
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KognitifPeserta Didik
Guru harus mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik. Yang sangatsentral dalam
factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif adalah gaya pengasuhan dan lingkungan.
Biasanya gaya pengasuhan lebih diterapkan pada anak-anak. Pada pengasuhan ini merupakan cikal bakal
perkembangan kognitiftersebut, karena ketika anak diasuh secara tidak sesuai dengan semestinya, ini
akan berakibatpada perkembangan kognitifanak, bahkan pada perkembangan mental anak tersebut.
Lingkungan pun sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif, semakin buruk lingkungan maupun
pergaulan seseorang maka kemungkinan pengaruh lingkungan pada perkembangan kognitif anak semakin
besar. (Wibowo, 2016)
2. C. Tahap-Tahap Perkembangan KognitifPeserta Didik
Empat tahap perkembangan kognitifsiswa menurut Piagetadalah sebagai berikut.
1. tahap sensori motor (0–2 tahun)
Pada tahap sensori motor (0-2 tahun) seorang anak akan belajar untuk menggunakan dan mengatur
kegiatan fIsik dan mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada tahap ini, pemahaman anak
sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat indera mereka.
2. tahap pra-operasional (2–7 tahun)
Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang
didapatdari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum mampu untuk melihat hubungan-
hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisten
3. tahap operasional konkret(7–11 tahun)
Pada tahap Operasional konkret(7-11 tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah
dasar. Di tahap ini, seorang anak dapat membuatkesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan
menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi nyata secara
bersamasama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).
4. tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun)
Pada tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitifseseorang tidak mesti menggunakan
benda nyata. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam perkembangan kognitif. (Doyin, 2015)
II. PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK
Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empataspek,yaitu:
(a) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
(b) Sistem syaraf yang sangat memengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
(c) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia
remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya
terdiri atas lawan jenis;
(d) Struktur fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Seifert dan Hoffnung (1994) berpendapat perkembangan fisik meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh
(seperti : pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dan
lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan
fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan, dan sebagainya).
III. PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSIONAL PESERTA DIDIK
Selain perkembangan karakteristik fisik dan kognitif peserta didik, yang tidak kalah penting adalah
perkembangan sosial-emosional peserta didik. Sosio-emosional berasal dari kata sosial dan emosi.
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan
moral agama. Sedangkan emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu,
dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi dibedakan menjadi dua, yakni emosi positif dan emosi
3. negatif. Emosi positif seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu yang tinggi
akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar. Emosi negatif
sperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, individu tidak dapat memusatkan perhatiannya
untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam belajarnya. Selain itu,
dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa Latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan,
bergerak’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-‘ untuk memberi arti ‘bergerak menjauh’. Makna ini
menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Perkembangan sosio-emosional peserta didik termasuk suatu pembahasan yang sangat penting karena
dengan mengetahui perkembangan sosio-emosional peserta didik, para pendidik dapat mengambil
tindakan pada permasalahan peserta didik dengan berbagai karakteristik dan sifat yang berbeda-beda.
Sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang
menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Dalam pembahasan sosio-emosional ini lebih ditekankan
dalam sosioemosional pada remaja. Pada masa remaja, tingkat karakteristik emosional akan menjadi
drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang, cinta dan
benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai pendidik. kita
harus mengetahui setiap aspek yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku dalam perkembangan
remaja, serta memahami aspek atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan remaja. Perkembangan emosi remaja merupakan suatu titik yang mengarah pada proses dalam
mencapai kedewasaan. Meskipun sikap kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena
pengaruh didikan orang tua.
Faktor yang sangat memengaruhi perkembangan peserta didik pada usia remaja yaitu didikan orang tua,
lingkungan sekitar tempat tinggal dan perlakuan guru di sekolah. Pengaruh sosio-emosional yang baik
pada remaja terhadap diri sendiri yaitu untuk mengendalikan diri, memutuskan segala sesuatu dengan
baik, serta bisa lebih merencanakan segala hal yang akan diputuskannya, sedangkan terhadap orang lain,
yaitu mampu menjalin kerjasama yang baik, saling menghargai dan mampu memposisikan diri di
lingkungan dengan baik. Agar seorang peserta didik dapatmemiliki kecerdasan emosi dengan baik
haruslah dibentuk sejak usia dini, karena pada saat itu sangat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan manusia selanjutnya. Sebab pada usia ini dasar-dasar kepribadian anak telah terbentuk.
Jelaslah sudah betapa pentingnya seorang pendidik memahami perkembangan sosio-emosional peserta
didik, agar dalam proses pembelajaran perkembangan sosio-emosional peserta didik yang berbeda-beda
dapat diatasi dengan baik.
IV. PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
Seto Mulyadi (2002a) menyatakan tentang RobertColes yang menggagas tentang kecerdasan moral yang
juga memegang peranan amat penting bagi kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Hal ini ditandai
dengan kemampuan seorang anak untuk bisa menghargai dirinya sendiri maupun diri orang lain,
memahami perasaan terdalam orang-orang di sekelilingnya, mengikuti aturan-aturan yang berlaku, semua
ini termasuk merupakan kunci keberhasilan bagi seorang anak di masa depan. Suasana damai dan penuh
kasih sayang dalam keluarga, contoh-contoh nyata berupa sikap saling menghargai satu sama lain,
ketekunan dan keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin dan penuh semangat, tidak mudah putus asa,
lebih banyak tersenyum daripada cemberut, semua ini memungkinkan anak mengembangkan kemampuan
yang berhubungan dengan kecerdasan kognitif, kecerdasan emosional maupun kecerdasan moralnya.
Teori Kohlberg telah menekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada penalaran moral
dan berkembang secara bertahap yaitu: Penalaran prakovensional, konvensional, dan pascakonvensional.
4. 1) Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional
Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg.
Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moral dikendalikan
oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.
Contoh dalam dunia pendidikan: Peserta didik mau belajar kalau mendapatkan hadiah uang.
2) Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional adalah tingkat kedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral
Kohlberg. Seorang menaati standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka tidak mentaati standar-
standar (internal) orang lain, seperti orangtua atau masyarakat.
Contoh: siswa di satu kesempatan mau belajar dengan tekun karena kesadaran sendiri tetapi tidak mau
menaati perintah orang tua yang mengharuskan belajar dari pukul 19.00 sampai dengan pukul 21.00
3) Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional adalah tingkattertinggi dari teori perkembangan moral Kohlberg.Pada
tingkat ini, moralitas benar-benar diinternalisasikan dan tidak didasarkan pada standar-standar orang lain.
Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan-pilihan, dan kemudian memutuskan
berdasarkan suatu kode moral pribadi.
Contoh : Anak dengan penuh kesadaran menaati tata tertib sekolah baik diawasi atau tidak, ada sanksi
atau tidak.
V. BEKAL AWAL PESERTA DIDIK
Bekal ajar awal peserta didik dapatpula diartikan kemampuan awal (entry behavior)
adalah kemampuan yang yang telah diperoleh peserta didik sebelum dia memperoleh kemampuan
terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan peserta
didik sekarang untuk menuju ke status yang akan datang yang diinginkan guru agar tercapai oleh peserta
didik. Dengan kemampuan ini dapatditentukan darimana pengajaran harus dimulai.
Identifikasi bekal ajar awal peserta didik bertujuan untuk:
1) Memperoleh informasi yang lengkap dan akuratberkenaan dengan kemampuan awal peserta didik
sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu;
2) Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan serta kecendrungan peserrta didik berkaitan dengan
pemilihan program program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka; dan
3) Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan
sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
Teknik Mengaktifkan Bekal Ajar Awal Peserta Didik
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, seorang pendidik dapatmelakukan tes awal (pre-test).
Tes yang diberikan dapatberkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan kurikulum. Selain itu
pendidik dapatmelakukan wawancara, observasi, dan memberikan kuisioner kepada peserta didik atau
calon peserta didik, serta guru yang biasa mengampu pelajaran tersebut. Teknik yang paling tepatuntuk
mengetahui bekal ajar awal peserta didik yaitu tes. Teknik tes ini menggunakan tes prasyarat dan tes awal.
Sebelum memasuki pelajaran sebaiknya guru membuattes prasyarat dan tes awal. Tes prasyarat adalah
tes untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki pengetahuan keterampilan yang diperlukan atau
di syaratkan untuk mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan tes awal adalah tes untuk mengetahui seberapa
5. jauh siswa telah memiliki pengetahuan atau keterampilan mengenai pelajaran yang hendak diikuti.
Benjamin S. Bloom melalui beberapa eksperimen membuktikan bahwa “untuk belajar yang bersifat kognitif
apabila pengetahuan atau kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran
tinggi, maka tidak akan menolong untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi”. Hasil pretestjuga sangat
berguna untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan yang dimiliki dan sebagai perbandingan dengan
hasil yang dicapai setelah mengikuti pelajaran. Jadi kemampuan awal sangat diperlukan untuk menunjang
pemahaman siswa sebelum diberi pengetahuan baru karena kedua hal tersebutsaling berhubung.
VI. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA
A. Pengertian Kesulitan Belajar Siswa
Hamalik (hal: 1983) menyatakan kesulitan belajar dapat diartikan sebagai keadaan di mana peserta didik
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Keadaan tersebuttidak bisa diabaikan oleh seorang pendidik
karena dapatmenjadi penghambattujuan pembelajaran. Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan oleh
faKtor intelegensi yang rendah, akan tetapi bisa disebabkan oleh faktor-faktor nonintelegensi. Oleh karena
itu, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Wood (2007:33) menyatakan kesulitan
belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu
untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan tersebutdiakibatkan oleh faktor yang berasal dari
dalam diri peserta didik maupun luar diri peserta didik.
B. Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Siswa
Empat jenis kesulitan/gangguan belajar dalam perkembangan seorang anak:
Kesulitan belajar akademis, meliputi kesulitan membaca, kesulitan menulis, dan kesulitan berhitung.
Gangguan simbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk dapat memahami suatu obyek sekalipun ia tidak
memiliki kelainan pada organ tubuhnya.
Gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuan anak untuk memahami isi pelajaran karena ia mengalami
kesulitan untuk mengulang kembali apa yang telah dipelajarinya.
Ganguan sosial-emosional, yaitu gangguan yang berasal dari lingkungan dan emosi dalam diri anak.
C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Penyebab kesulitan belajar antara lain sebagai berikut.
Faktor intelektual, yaitu inteligensi yang rendah dan terbatas;
Faktor kondisi fisik dan kesehatan, termasuk kondisi kelainan, seperti kurangnya gizi pada ibu hamil, bayi
dan anak, kerusakan susunan dan fungsi otak, dan penyakitpersalinan;
Faktor sosial,seperti pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan sekitar;
Faktor keluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik dan kurangnya dukungan belajar dari orang tua.
D. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Cara mengatasi mengatasi kesulitan belajar adalah sebagai berikut.
1. tempatduduk siswa
Anak yang mengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisitempatduduk
bagian depan.
6. 2. Gangguan kesehatan
Anak yang mengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan di rumah dengan tetap memberinya
bahan pelajaran dan dibimbing oleh orang tua dan keluarga lainnya.
3. Program remedial
Siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran akibatgangguan internal, perlu ditolong dengan
melaksanakan program remedial.
4. Bantuan media dan alat peraga
Penggunaan alat peraga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu siswa yang mengalami
kesulitan menerima materi pelajaran. Misalnya, karena materi pelajaran bersifat abstrak sehingga sulit
dipahami siswa.
5. Suasana belajar menyenangkan
Suasana belajar yang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yang mengalami hambatan
dalam menerima materi pelajaran.
E. Rancangan Kegiatan Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Rancangan mengatasi kesulitan belajar peserta didik dapatdilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan upaya guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajarnya. Secara umum, prosedur bimbingan belajar dapatditempuh melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
(1) Identifikasi kasus; Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga
memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003)
memberikan beberapa pendekatan yang dapatdilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga
mebutuhkan layanan bimbingan belajar.
(2) Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran
sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan
bimbingan.
(3) Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi
jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapatdilaksanakan melalui berbagai cara yang
tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra
kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
(4) Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran
siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang
bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran
lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya. Melakukan analisis
terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan
belajar yang dihadapi siswa.
(5) Melakukan analisis sosiometris; dengan cara ini dapatditemukan siswa yang diduga mengalami
kesulitan Penyesuaian social
2. Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi
siswa. Dalam konteks proses belajar mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek :
(a) substansial – material;
7. (b) struktural – fungsional;
(c) behavioral; dan atau (
d) personality.
Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan suatu instrumen untuk
melacak masalah siswa, dengan apa yang disebutAlatUngkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat
membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek :
(a) jasmani dan kesehatan;
(b) diri pribadi;
(c) hubungan sosial;
(d) ekonomi dan keuangan;
(e) karier dan pekerjaan;
(f) pendidikan dan pelajaran;
(g) agama, nilai dan moral;
(h) hubungan muda-mudi;
(i) keadaan dan hubungan keluarga; dan
(j) waktu senggang.
3. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan
masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing,pemberian
bantuan bimbingan dapatdilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika
permasalahannya menyangkutaspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka
selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang
lebih kompeten.
8. LEMBAR KERJA KOMPETENSI PEDAGOGIK (KKA-2)
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
LK–1. 1 Memahami Karakteristik Peserta Didik
1. Hal-hal apa saja yang harus diketahui pendidik agar memahami perkembangan karakteristik peserta
didik?
2. Sebutkan tahapan perkembangan kognitifyang Saudara ketahui
No Tahapan
1.
2.
3.
4.
LK–1.2 Mengidentifikasi Potensi Peserta Didik
Permasalahan Solusi
Ketika melaksanakan pembelajaran,
Anda berhadapan dengan siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Apa tindakan
yang akan Anda lakukan?
LK–1.3 Mengidentifikasi Pemahaman Awal Peserta Didik
Pertanyaan Jawaban
Apakah tujuan mengidentifikasi
Pemahaman awal (entry behavior)
peserta didik? Bagaimanakah caranya?
LK–1.4 Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Ryan Permana adalah siswa kelas XII SMA. Tidak lama lagi dia akan mengikuti ujian sekolah yang akan
menentukan kelulusannya dari sekolah tersebut. Namun upaya mempersiapkan diri dengan baik untuk
mengikuti ujian sekolah sering terkendala dengan kesibukannya membantu pekerjaan ibunya yang sudah
hidup menjanda selama 15 tahun. Setiap hari Ryan harus bangun pagi-pagi agar dapatmembantu
mempersiapkan dan menata kue buatan ibunya untuk dibawa ke sekolah. Kue tersebutdijual di kantin
sekolah. Sepulangnya dari sekolah, Ryan jarang langsung pulang ke rumah, karena dia harus belanja dulu
bahan-bahan untuk membuatkue di pasar yang berdekatan dengan sekolahnya. Tidak jarang Ryan setiap
hari pulang sekolah sore hari. Akibatnya dia tidak memiliki waktu untuk belajar di rumah.
Bahkan, di malam hari pun tidak banyak waktu yang dapat digunakan Ryan untuk belajar karena dia harus
membantu ibunya membuatkue yang akan dijual keesokan harinya.
1. Tergolong ke dalam kesulitan belajar yang manakah kasus Ryan di atas?
2. Bagaimanakah cara Saudara mendiagnostik masalah belajar yang dihadapi Ryan tersebut? Tulislah
jawaban Saudara tempat tersedia
JAWABAN / PEMBAHASAN LK
LK–1. 1 Memahami Karakteristik Peserta Didik
Hal-hal apa saja yang harus diketahui pendidik agar memahami perkembangan karakteristik peserta didik?
a. Potensi yang dimiliki peserta didik
9. b. Tingkat perkembangan kedewasaan peserta didik
c. Kemampuan kognitifpeserta didik Potensi mandiri yang dimiliki peserta didik
d. Tingkat Kebutuhan peserta didik dalam hal bimbingan dan perlakuan manusiawi
2. Sebutkan tahapan perkembangan kognitif
TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK
No Tahapan
1 Tahap Sensorik-Motorik (usia 0-2 tahun)
2 Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
3 Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
4 Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)
LK–1.2 Mengidentifikasi Potensi Peserta Didik
Permasalahan Solusi
Ketika melaksanakan
pembelajaran,
Anda berhadapan dengan
peserta didik yang malas
belajar. Apa tindakan
yang akan Anda lakukan?
Usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan motivasi
semangatbelajar peserta didik yang malas antara lain melakukan
pendekatan secara persuasifdan edukatif. Selain itu, pendidik harus
berupaya dengan
merancang pembelajaran yang lebih menarik, memilih bahan ajar
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik,
menggunakan media pembelajaran yang menarik, dan lain-lain.
Pertanyaan Jawaban
Apakah tujuan
mengidentifikasi
pemahaman awal
(entry behavior)
peserta didik?
Bagaimanakah caranya?
Tujuan mengidentifikasi pemahaman awal peserta didik
adalah:
Memperoleh informasi yang lengkap dan akuratberkenaan dengan
kemampuan awal peserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran
tertentu
Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan serta
kecendrungan peserrta didik berkaitan dengan pemilihan program
program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu
yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi Pemahaman awal
peserta didik adalah dengan cara (1) pre test, (2) observasi, dan (3)
wawancara.
LK–1.4 Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik
Kasus Ryan termasuk kategori kasus keluarga, mengatasinya dengan memberi motivasi kepada keluarga
Ryan.
10. KOMPETENSI INTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI
ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL, KULTURAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL.
1. Dalam sebuah kelompok kerja seorang peserta didik terlibat aktif berdiskusi dan bekerja
karena termotivasi oleh adanya lawan jenis dalam kelompok kerja tersebut.
Ilustrasi ini berkaitan dengan karakter perkembangan fisik dalam hal ...
A. sistem syaraf
B. struktur fisik
C. organ indrawi
D. kelenjar endokrin
D
2. Seorang peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran seperti menulis, memegang benda,
menggunakan tangan kirinya. Ilistrasi tersebut adalah perkembangan fisik peserta didik dalam
hal ....
A. perubahandalamkemampuanfisik
B. cara individumenggunakantubuh
C. perubahan-perubahandalamtubuh
D. perkembanganotakdansistemsyaraf
c
PERKEMBANGAN KOGNITIFPESERTA DIDIK
KOMPETENSIINTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIKPESERTA DIDIKDARIASPEKFISIK,MORAL,
SOSIAL,KULTURAL, EMOSIONAL,DAN INTELEKTUAL
1. Pernyataanberikutyangmenjelaskanmaknaistilahkognitif adalah….
A. kemampuanberkomunikasi
B. Kemampuanuntukmemecahkanmasalah
C. kemampuanberinteraksi
D. kemampuanuntukmengintegrasikandiri
B
2. Perkembangankognitif merupakansalahsatuaspekyangsangatpentingdalamperkembangan
pesertadidik.Faktorutama yangmempengaruhi perkembangankognitifanakadalah.....
A. inspirasi
B. budaya
C. inspirasi
D. pengasuhandanlingkungan
D
3. Kemampuanberfikiruntukmengoperasikankaidah-kaidahlogikatapi masihterkaitdengan obyek-
obyekbersifatkonkritmerupakanciri-ciri kemampuananakberusia
A. 0 - 2 tahun
B. 2 -- 7 tahun
C. 7 -- 11/12 tahun
D. 11/12/ -- 14/15 tahun
C
4. Menggunakanpotongansapulidi,kelereng,globe,gambar-gambaryangmenyangkut pembelajaran
IPA serta IPS sebagai mediaadalahsesuai dengantahapanperkembangan berfikiranakyang
dikenal sebagai tahapan
A. Anak memahami bilangandanangkatetapi masihterkaitdenganobyekbersifatkongkrit
(operasional konkrit)
B. Pengamatandanpenginderaanyangintensif terhadaplingkunganya(sensomotor)
11. C. Dominasi pengamatanbersifategosentris
D. Kemampuanmengoperasikankaidahlogikayangtidakterikatlagi denganobyekyang bersifat
konkrit(operasional formal)
A
PERKEMBANGAN MORAL PESERTA DIDIK
KOMPETENSI INTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DARI
ASPEK FISIK, MORAL, SOSIAL, KULTURAL, EMOSIONAL, DAN INTELEKTUAL
1. Seorangpesertadidikmaumenaati tatatertibsekolahkarenaiatakutmendapathukumandari pihak
sekolah.Pesertadidik yanglainmenaati tatatertibsekolahuntukmendapatkanpujiandannilai yang
baikdari gurunya.
Hal ini merupakancontohperilakumoral-spiritual padatahapan….
A. penalaranprakonvensional
B. penalarankonvensional
C. penalaranpascakonvensional
D. penalaraninterkonvensional
Jawab:B
2. Seorangpesertadidikmenaati nilai-nilaiyangiayakini benar,tetapi tidakmenaati nilai-nilai dan
standar moral orang tua danmasyarakat.
Hal ini merupakancontohperilakupadatahapan.. .
A. penalaranprakonvensional
B. penalarankonvensional
C. penalaranpascakonvensional
D. penalarannonkonvensional
Jawab:B
3. Seorangpesertadidikselalumenaati tatatertibsekolah.Dia mengenaltindakanmoral alternatif,
menjajaki pilihan-pilihan,dankemudianmemutuskanberdasarkansuatukode moral pribadi.Diajuga
memilikimoralitasyang benar-benartelahdiinternalisasikandantidakdidasarkanpadastandar-
standar oranglain.
Hal ini merupakancontohperilakumoral-spritual padatahapan...
A. penalaranprakonvensional
B. penalarankonvensional
C. penalaranpascakonvensional
D. penalaraninterkonvensional
Jawab:C
Pembahasansoal nomor1-3
Teori Kohlbergmenyatakanbahwaperkembanganmoral didasarkan terutamapadapenalaranmoral
dan berkembangsecarabertahapyaitu:penalaranprakovensional,konvensional,danpasca
konvensional.
1. TingkatSatu: PenalaranPrakonvesional
Penalaranprakonvensional adalahtingkatyangpalingrendahdalamteori perkembanganmoral
Kohlberg.Padatingkatini,anaktidakmemperlihatkaninternalisasinilai-nilai moral,penalaranmoral
dikendalikanolehimbalan(hadiah)danhukumaneksternal.
2. TingkatDua: PenalaranKonvensional
12. Penalarankonvensional adalahtingkatkeduaatautingkatmenengahdari teori perkembanganmoral
Kohlberg.Internalisasi individupadatahapini adalahmenengah.Seorangmenaati standar-standar
(internal) tertentu,tetapi merekatidakmenaati standar-standar(internal) oranglain,seperti orang
tua atau masyarakat.
3. Tahap Tiga:PenalaranPascakonvensional
Penalaranpascakonvensional adalahtingkattertinggi dari teori perkembanganmoral Kohlberg.Pada
tingkatini,moralitasbenar-benardiinternalisasikandantidakdidasarkanpadastandar-standarorang
lain.Seorangmengenal tindakanmoral alternatif,menjajaki pilihan-pilihan,dankemudian
memutuskanberdasarkansuatukode moral pribadi (Mudini,2016).
MENGIDENTIFIKASIDAN MENGATASIKESULITANBELAJARPESERTA DIDIK
KOMPETENSIINTI GURU : MENGUASAI KARAKTERISTIKPESERTA DIDIKDARIASPEKFISIK,MORAL,
SOSIAL,KULTURAL, EMOSIONAL,DAN INTELEKTUAL
1. Setiapindividutidaksama.Perbedaanindividuini menyebabkanperbedaantingkahlakubelajardi
kalanganpesertadidik.Sehinggamemunculkanperbedaankemampuanpesertadidikdalam
memahami materi pembelajarandi kelasyangseringdisebutsebagai kesulitanbelajar.Adabanyak
faktorpenyebabkesulitanbelajarsiswa.Salahsatupenyebabkesulitanbelajarsiswaadalah
intelegensiyangrendah danterbatas.
Penyebabkesulitanbelajartersebutdigolongkanke dalamfactor…
A. Intelektual
B. Kondisi fisikdankesehatan
C. Sosial
D. Keluarga
Jawab:A
Pembahasan
Penyebabkesulitanbelajarantaralain:
1) Faktor intelektual,yaituinteligensi yangrendahdanterbatas;
2) Faktor kondisi fisikdankesehatan,termasukkondisikelainan,sepertikurangnyagizi padaibu
hamil,bayi dananak,kerusakansusunandanfungsi otak,danpenyakitpersalinan;
3) Faktor sosial,sepertipengaruhtemanbermain,pergaulandanlingkungansekitar;
4) Faktor keluarga,sepertikeadaankeluargayangtidakbaikdankurangnyadukunganbelajardari
orang tua.
2. Adabanyakjeniskesulitan/gangguanbelajaryangseringkali ditemui dalamperkembanganseorang
pesertadidik.Antaralain,pesertadidikmengalamikesulitandalammembaca,menulis,dan
berhitung.
Kesulitantersebuttermasukjeniskesulitanbelajar…
A. Social-emosional
B. Akademik
C. Simbolik
D. Nonsimbolik
Jawab:B
Pembahasan:
Empat jeniskesulitan/gangguanbelajardalamperkembanganseoranganak:
1) Kesulitanbelajarakademis,meliputi kesulitanmembaca,kesulitanmenulis,dankesulitan
berhitung.
13. 2) Gangguan simbolik, yaituketidakmampuananakuntukdapatmemahami suatu obyeksekalipun
ia tidakmemiliki kelainanpadaorgantubuhnya.
3) Gangguan nonsimbolik,yaituketidakmampuananakuntukmemahami isi pelajarankarenaia
mengalami kesulitanuntukmengulangkembali apayangtelahdipelajarinya.
4) Ganguan sosial-emosional,yaitugangguanyangberasal dari lingkungandanemosi dalamdiri
anak.
3. Permasalahansosial emosional dalambelajaryangdialami pesertadidiksangatberagam.Salah
satunyaadalahpesertadidikcenderungpendiam,pasif,danmudahtersinggung.Merekatidakberani
bertanyaatau menjawabkarenamerasatidakmampudancenderungkurangberani bergaul serta
sukamenyendiri.
Permasalahanyangdialami pesertadidiktersebutdi sebut….
A. Hiperaktif
B. Distractibiliti child
C. PoorSelf Consept
D. Impulsif
Jawab:C
Pembahasan
Permasalahansocial emosionalpesertadidik,antaralainsebagai berikut:
(1) Hiperaktif,anakhiperaktifcenderungtidakbisadiam.Ia cenderungbergerakterusmenerus,
kadangsuka berlarian,melompat-lompat,bahkanteriak-teriakdi kelas.Anakini sulituntuk
dikontrol,karenaiamelakukanaktivitassesuai kemauannyasendiri.
(2)Distractibility Child, anak distractibility seringkali mengalihkan perhatiannya ke berbagai
obyek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, tetapi tidak bisa memusatkan perhatian
pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas. Anak ini juga cepat bosan.
(3)Poor Self Consept, anak yang poor self consept cenderung pendiam, pasif, dan mudah
tersinggung. Mereka tidak berani bertanya atau menjawab karena merasa tidak mampu
dan cenderung kurang berani bergaul serta suka menyendiri.
(4) Impulsif, anak yang impulsif cepat sekali bereaksi terhadap sesuatu di sekitarnya, tetapi
hal tersebut justru mencerminkan ketidakmampuannya. Misalnya, setiap guru memberi
pertanyaan, anak ini cepat bereaksi untuk cepat menjawab. Anak ini seperti ingin
menunjukkan bahwa ia pandai. Padahal cara menjawabnya justru mencerminkan
ketidakmampuannya.
4. Cara mengatasi kesulitanbelajarseharusnyaberdasarkangejalayangteramati danfaktorpenyebab
kesulitanbelajar.Jikakesulitanbelajaritutimbul karenamateri pelajaranbersifatabstraksehingga
sulitdipahami siswa,upayayangdilakukanguruantaralainadalah….
A. Mengaturtempatduduksiswa
B. Melaksanakanprogramremedial
C. menggunakanalatperagapelajarandanmediabelajaryangtepat
D. Menciptakansuasanabelajarmenyenangkan
Jawab:C
Pembahasan
Cara mengatasi mengatasi kesulitanbelajaradalahsebagai berikut.
1) tempatduduksiswa
Anakyang mengalami kesulitanpendengarandanpenglihatanhendaknyamengambil posisi
tempatdudukbagiandepan.
2) Gangguan kesehatan
14. Anakyang mengalami gangguankesehatansebaiknyadiistirahatkandi rumahdengantetap
memberinyabahanpelajarandandibimbingolehorangtuadankeluargalainnya.
3) Program remedial
Siswayanggagal mencapai tujuanpembelajaranakibatgangguaninternal,perluditolongdengan
melaksanakanprogramremedial.
4) Bantuanmediadan alatperaga
Penggunaanalatperagapelajarandanmediabelajarkiranyacukupmembantusiswayang
mengalami kesulitanmenerimamateri pelajaran.Misalnya, karenamateri pelajaranbersifat
abstrak sehinggasulitdipahami siswa.
5) Suasana belajarmenyenangkan
Suasanabelajaryangnyamandan menggembirakanakanmembantusiswayangmengalami
hambatandalammenerimamateri pelajaran.
5. Membuatrancangan untukmengatasi kesulitanbelajarpesertadidikdapatdilakukandengancara
bimbinganbelajar.Beberapapendekatandapatdilakukanuntukmendeteksi siswayangdiduga
mebutuhkanlayananbimbinganbelajar.Antaralain,menciptakanhubunganyangbaik,penuh
keakrabansehinggatidakterjadi jurangpemisahantaragurudengansiswa.
Pendekatantersebutdinamakan….
A. Call them approach
B. Maintain good relationship
C. Developing a desire for counseling
D. Analisissosiometris
Jawab: B
Pembahasan
RobinsondalamAbinSyamsuddinMakmun(2003) memberikanbeberapapendekatanyangdapat
dilakukanuntukmendeteksi siswayangdidugamembutuhkanlayananbimbinganbelajar,sebagai
berikut.
(1) Call themapproach;melakukanwawancaradenganmemanggil semuasiswasecarabergiliran
sehinggadengancaraini akan dapat ditemukansiswayangbenar-benarmembutuhkanlayanan
bimbingan.
(2) Maintain good relationship;menciptakanhubunganyangbaik,penuhkeakrabansehinggatidak
terjadi jurangpemisahantaragurudengansiswa.Hal ini dapat dilaksanakanmelaluiberbagai cara
yang tidakhanyaterbataspada hubungankegiatanbelajarmengajarsaja,misalnyamelalui
kegiatanekstrakurikuler,rekreasidansituasi-situasi informallainnya.
(3) Developing a desire for counseling;menciptakansuasanayangmenimbulkanke arahpenyadaran
siswaakanmasalah yang dihadapinya.Misalnyadengancaramendiskusikandengansiswayang
bersangkutantentanghasil dari suatutes,seperti tesinteligensi,tesbakat,danhasil pengukuran
lainnyauntukdianalisisbersamasertadiupayakanberbagai tindaklanjutnya.Melakukananalisis
terhadaphasil belajarsiswa,dengancaraini bisadiketahuitingkatdanjeniskesulitanatau
kegagalanbelajaryangdihadapi siswa.
(4) Melakukan analisissosiometris;dengancaraini dapatditemukansiswayangdidugamengalami
kesulitanPenyesuaiansocial
15. PROFESIONAL
KelompokKompetensi A
Profesional:HakikatdanPemerolehanBahasa
Penulis:Hari Wibowodkk.
DirektoratJenderal GurudanTenagaKependidikan
KementerianPendidikandanKebudayaan
Tahun 2016
Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Indikator Pencapaian Kompetensi
20.1 Memahami hakikat
bahasa dan
pemerolehan
bahasa
20.1.1 Menjelaskan konsep hakikat bahasa
20.1.2 Menjelaskan konsep pemerolehan bahasa (kognitif
dan behavior)
20.1.3 Menjelaskan jenis-jenis pemerolehan bahasa
(fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik)
1. Hakikat Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana: 1983).
Ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa yaitu: (1) bahasa adalah sebuah sistem, (2) bahasa
berwujud lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu
bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8) bahasa itu
bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu bervariasi, (11) bahasa itu
bersifat dinamis, dan (12) bahasa itu manusiawi.
a. Bahasa itu adalah Sebuah Sistem
Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau
berfungsi. sistem terbentuk oleh sejumlah unsur yang satu dan yang lain berhubungan secara
fungsional. Bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu
dan membentuk satu kesatuan.
Sebagai sebuah sistem,bahasa itu bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu
tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun secara acak. Sistemis artinya bahasa itu bukan
16. merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri dari sub-subsistem atau sistem bawahan (dikenal dengan
nama tataran linguistik). Tataran linguistik terdiri dari tataran fonologi, tataran morfologi, tataran
sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Secara hirarkial, bagan subsistem bahasa
tersebut sebagai berikut.
b. Bahasa itu Berwujud Lambang
Lambang dengan berbagai seluk beluknya dikaji orang dalam bidang kajian ilmusemiotika, yaitu
ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia. Dalam semiotika
dibedakan adanya beberapa tanda yaitu: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala
(sympton), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon. Lambang bersifat arbitrer, artinya
tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.
c. Bahasa itu Berupa Bunyi
Menurut Kridalaksana (1983), bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran
gendang telinga yang bereaksi karena perubahan dalam tekanan udara. Bunyi bahasa adalah
bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Tetapi juga tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia termasuk bunyi bahasa.
d. Bahasa itu Bersifat Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’. Yang
dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa
(yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Ferdinant de Saussure (1966: 67) dalam dikotominya membedakan apa yang dimaksud signifiant
dan signifie. Signifiant (penanda) adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie (petanda) adalah
konsep yang dikandung signifiant.
Bolinger (1975: 22) mengatakan: Seandainya ada hubungan antara lambang dengan yang
dilambangkannya itu, maka seseorang yang tidak tahu bahasa tertentu akan dapat menebak
makna sebuah kata apabila dia mendengar kata itu diucapkan. Kenyataannya, kita tidak bisa
menebak makna sebuah kata dari bahasa apapun (termasuk bahasa sendiri) yang belum pernah
kita dengar, karena bunyi kata tersebut tidak memberi ”saran” atau ”petunjuk” apapun untuk
mengetahui maknanya.
17. e. Bahasa itu Bermakna
Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud lambang. Sebagai lambang,
bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin
disampaikan dalam wujud bunyi itu. Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyi makna.
Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat disebut
bukan bahasa. [kuda], [makan], [rumah], [adil], [tenang] : bermakna = bahasa
[dsljk], [ahgysa], [kjki], [ybewl] : tidak bermakna = bukan bahasa
f. Bahasa itu Bersifat Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, tetapi
penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua
anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk
mewakili konsep yang diwakilinya. Misalnya, binatang berkaki empat yang biasa dikendarai,
dilambangkan dengan bunyi [kuda], maka anggota masyarakat bahasa Indonesia harus
mematuhinya. Kalau tidak dipatuhinya dan digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi
akan terhambat.
g. Bahasa itu Bersifat Unik
Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak
dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan
kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
h. Bahasa itu Bersifat Universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya, ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki
oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum
adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.
i. Bahasa itu Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif, artinya meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-
unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang tidak terbatas, meski
18. secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Misalnya, kita ambil fonem
dalam bahasa Indonesia, /a/, /i/, /k/, dan /t/. Dari empat fonem tersebut dapat kita hasilkan
satuan-satuan bahasa:
1. /i/-/k/-/a/-/t/
2. /k/-/i/-/t/-/a/
3. /k/-/i/-/a/-/t/
4. /k/-/a/-/i/-/t/
j. Bahasa itu Bervariasi
Anggota masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status
sosial dan latar belakang budaya yang tidak sama. Karena perbedaan tersebut maka bahasa yang
digunakan menjadi bervariasi. Ada tiga istilah dalam variasi bahasa yaitu:
1. Idiolek : Ragam bahasa yang bersifat perorangan.
2. Dialek : Variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu
tempat atau suatu waktu.
3. Ragam : Variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tertentu. Misalnya, ragam baku
dan ragam tidak baku.
k. Bahasa itu Bersifat Dinamis
Bahasa tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia
itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Karena keterikatan dan keterkaitan
bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan
manusia itu selalu berubah, maka bahasa menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi
dinamis. Perubahan itu dapat berupa pemunculan kata atau istilah baru, peralihan makna sebuah
kata, dan perubahan-perubahan lainnya.
l. Bahasa itu Manusiawi
Alat komunikasi manusia berbeda dengan binatang. Alat komunikasi binatang bersifat tetap,
statis. Sedangkan alat komunikasi manusia, yaitu bahasa bersifat produktif dan dinamis. Maka,
19. bahasa bersifat manusiawi, dalam arti bahasa itu hanya milik manusia dan hanya dapat
digunakan oleh manusia.
2. Teori Pemerolehan Bahasa Anak
Berikut ini adalah beberapa teori pemerolehan bahasa pada anak diantaranya yaitu:
a. Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme menyoroti aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati langsung dan
hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response). Perilaku bahasa yang efektif
adalah membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan
jika reaksi tersebut dibenarkan. Dengan demikian, anak belajar bahasa pertamanya.
Sebagai contoh, seorang anak mengucapkan bilangkali untuk barangkali. Sudah pasti si anak
akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut. Apabila sutu ketika si
anak mengucapkan barangkali dengan tepat, dia tidak mendapat kritikan karena pengucapannya
sudah benar. Situasi seperti inilah yang dinamakan membuat reaksi yang tepat terhadap
rangsangan dan merupakan hal yang pokok bagi pemerolehan bahasa pertama.
B.F. Skinner adalah tokoh aliran behaviorisme. Dia menulis buku Verbal Behavior (1957) yang
digunakan sebagai rujukan bagi pengikut aliran ini. Menurut aliran ini, belajar merupakan hasil
faktor eksternal yang dikenakan kepada suatu organisme. Menurut Skinner, perilaku kebahasaan
sama dengan perilaku yang lain, dikontrol oleh konsekuensinya. Apabila suatu usaha
menyenangkan, perilaku itu akan terus dikerjakan. Sebaliknya, apabila tidak menguntungkan,
perilaku itu akan ditinggalkan. Singkatnya, apabila ada reinforcement yang cocok, perilaku akan
berubah dan inilah yang disebut belajar.
Namun demikian, banyak kritikan terhadap aliran ini. Chomsky mengatakan bahwa toeri yang
berlandaskan conditioning dan reinforcement tidak bisa menjelaskan kalimat-kalimat baru yang
diucapkan untuk pertama kali dan inilah yang kita kerjakan tiap hari. Bower dan Hilgard juga
menentang aliran ini dengan mengatakan bahwa penelitian mutakhir tidak mendukung aliran ini.
20. Aliran behaviorisme mengatakan bahwa semua ilmu dapat disederhanakan menjadi hubungan
stimulus-response. Hal tersebut tidaklah benar karena tidak semua perilaku berasal dari stimulus-
response.
b. Teori Nativisme
Chomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya, bahasa hanya dapat dikuasai oleh
manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat Chomsky
didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan
(genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan yang sama (merupakan sesuatu yang
universal), dan lingkungan memiliki peran kecil di dalam proses pematangan bahasa. Kedua,
bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak
dapat menyediakan data yang cukup bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.
Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat
dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”. Nativisme juga percaya bahwa setiap
manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language
acquisition device, disingkat LAD). Mengenai bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung
pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Sebagai contoh, seorang anak yang
dibesarkan di lingkungan Amerika sudah pasti bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya.
Semua anak yang normal dapat belajar bahasa apa saja yang digunakan oleh masyarakat sekitar.
Apabila diasingkan sejak lahir, anak ini tidak memperoleh bahasa. Dengan kata lain, LAD tidak
mendapat “makanan” sebagaimana biasanya sehingga alat ini tidak bisa mendapat bahasa
pertama sebagaimana lazimnya seperti anak yang dipelihara oleh srigala (Baradja, 1990:33).
Tanpa LAD, tidak mungkin seorang anak dapat menguasai bahasa dalam waktu singkat dan bisa
menguasai sistem bahasa yang rumit. LAD juga memungkinkan seorang anak dapat
membedakan bunyi bahasa dan bukan bunyi bahasa.
c. Teori Kognitivisme
Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di
antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh
nalar. Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih
21. umum di dalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan
perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223). Hal ini tentu saja berbeda dengan pendapat Chomsky
yang menyatakan bahwa mekanisme umum dari perkembangan kognitif tidak dapat menjelaskan
struktur bahasa yang kompleks, abstrak, dan khas. Begitu juga dengan lingkungan berbahasa.
Bahasa harus diperoleh secara alamiah.
Menurut teori kognitivisme, yang paling utama harus dicapai adalah perkembangan
kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar dalam bentuk keterampilan berbahasa. Dari lahir
sampai 18 bulan, bahasa dianggap belum ada. Anak hanya memahami dunia melalui indranya.
Anak hanya mengenal benda yang dilihat secara langsung. Pada akhir usia satu tahun, anak
sudah dapat mengerti bahwa benda memiliki sifat permanen sehingga anak mulai menggunakan
simbol untuk mempresentasikan benda yang tidak hadir dihadapannya. Simbol ini kemudian
berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak.
d. Teori Interaksionisme
Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi
antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu
berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan internal yang
dimiliki pembelajar. Setiap anak sudah memiliki LAD sejak lahir. Namun, tanpa ada masukan
yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara otomatis.
Sebenarnya, menurut hemat penulis, faktor intern dan ekstern dalam pemerolehan bahasa
pertama oleh sang anak sangat mempengaruhi. Benar jika ada teori yang mengatakan bahwa
kemampuan berbahasa si anak telah ada sejak lahir (telah ada LAD). Hal ini telah dibuktikan
oleh berbagai penemuan seperti yang telah dilakukan oleh Howard Gardner. Dia mengatakan
bahwa sejak lahir anak telah dibekali berbagai kecerdasan. Salah satu kecerdasan yang dimaksud
adalah kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk., 2006: 2-3). Akan tetapi, yang tidak dapat
dilupakan adalah lingkungan juga faktor yang memperngaruhi kemampuan berbahasa si anak.
Banyak penemuan yang telah membuktikan hal ini.
22. SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL HAKIKAT DAN PEMEROLEHAN
BAHASA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
1. Pernyataandi bawahini yang menunjukkankonseppemerolehanbahasaadalah….
A. Bahasadikuasai dengansengajamelalui pilihanorangtua.
B. Bahasa dikuasai secaratidaksadar dalamlingkungan keluarga
C. Bahasa dikuasai secaraterencanamelaluipembelajaran
D. Bahasa dikuasai melalui upayamaksimal secaraindoviduolehpebelajar
b
2. Perbedaankonseppemerolehanbahasadenganpembelajaranbahasaterdapatpadapernyataan
berikut.
A. pemerolehanbahasadilakukansecarasadardan formal,sedangkanpembelajaranbahasa
dilakukantidaksadardanformal
B. pemerolehanbahasadilakukansecarasadardanformal,sedangkanpembelajaranbahasa
diperolehsecaratidaksadardaninformal
C. pemerolehanbahasadilakukansecaratidaksadardan formal,sedangkanpembelajaranbahasa
dilakukansecara sadar dannonformal
D. pemerolehanbahasadilakukansecaratidaksadardaninformal,sedangkanpembelajaran
bahasa diperolehsecarasadardan bersifatformal
d
3. Tokohdi bawahini yangmerupakanpeletakdasarteori pemerolehanbahasaadalah...
A. Bloomfield
B. Tarigan
C. Kiparski
D. Saussure
c
4. Seorangibumemuji anaknyayangberusahamenirukankata-katadarinya.Anakitumerasasenang
sehinggabersemangatuntukmenirukankata-katayanglain.
Peristiwatersebutsesuaidenganteori ...
A. nativisme
B. behaviorisme
C. kognitivisme
D. interaksionalisme
b
5. Seoranganak menjadi malasberkomunikasi karenaseringditegurolehibunyakarenaiabanyak
melakukankesalahanujar.
Dalamteori behaviorismesifatmalasanak yangditimbulkanolehkomunikasi tersebutdisebut…
A. pembiasaan
B. penguatan
C. stimulus
D. respon
c
6. Seorangguru yangberpendirianbahwa binatanghanyabisasampai padatahapmenirukan
sesuatu,binatangtidakakanpernahbisaberkreasi menciptakataberupabahasa.
Guru tersebutmenganutfaham….
A. nativisme
B. behavioris
23. C. interaksionis
D. kognitivis
a
7. Dua anak memiliki umuryangsama,yangA jarang diajakberkomunikasi, sedangkanyangBsering
diajakberkomunikasi.HasilnyaanakBmemiliki jumlahkosakatayanglebihbanyak.Hal tersebut
merupakanbukti dari faham....
A. interaksionisme
B. behavioris
C. kognitivis
D. nativis
a
8. Teori pemerolehanbahasayangmenyatakanbahwakematanganbernalarberbandinglurusdengan
kemampuanberbahasaadalah...
A. nativisme
B. kognitivisme
C. interaksionisme
D. behaviorisme
b
9. Seoranganaktelahberusia18 bulannamuniabelumdapatmengucapkansuatukata secaralengkap
saat berkomunikasi.Penyebabkondisi anaktersebutkemungkinanadalahkarena…
A. lingkungankeluarga
B. prosespemerolehanpengetahuan
C. minatkomunikasi
D. ketidaknormalanpadapusatbicara
D
10. Fase semantikyangditandai dengananakdapatmembedakankatasebagai simboldankonsepyang
terkandungdalamkatamerupakanfase perkembanganpenguasaanbahasapadarentangusia
….
A. 2 -- 7 tahun
B. 3 -- 5 tahun
C. 7 -- 11 tahun
D. 12 tahun ke atas
c
11. Fase semantikyangditandai dengananak-anakmulai menggeneralisasikanmaknasuatukatasecara
berlebihanmerupakanfase perkembanganpenguasaanbahasapadarentang....
A. 0 - 1, 6 tahun
B. 1,6 - 2, 6 tahun
C. 2,6 - 5 tahun
D. 5 - 7 tahun
b
12. Bentukcelotehanberikutini yangpalingpotensialdibunyikananakpadausiasekitar6 bulan
adalah..
A. ba ba ma ma
B. ta ta na na
C. ka ka nga nga
D. am am um um
a
13. Penguasaankemampuanmemformulasikankaidahyangberadapadalevel rumityangdicapai anak
pada usiaprasekolahmerupakanbagiandari pemerolehanbahasapadabidang...
A. fonologi
24. B. morfologi
C. sintaksis
D. semantik
b
14. Seoranganakyang kehausanlaludiamemintaairuntukminumdenganmenyatakan/num/,jenis
pemerolehanini dapatdikategorikanke dalamjenis….
A. morfologi
B. semantik
C. sintaksis
D. pragmatik
c
15. Seoranganakyang sudahmampuberujar/mam bo/untukmama bobodan /papgi) untukBapak
pergi dapatdiprediksi bahwaanaktersebutsudahberadapadausia
A. 1,5 tahun
B. 2 tahun
C. 2,5 tahun
D. 3 tahun
b
16. Kemampuan untukmenyatakanbahwasendok,garpu,piring,mangkok,gelas, cangkir,kompor,
ember,baskommerupakanperabotdapurdapatdikuasai olehanakketikamerekasudahberada
pada pemerolehansemantik tahap…
A. generalisasi
B. medansemantik
C. pemaknaan
D. perluasanmakna
a
17. Kemampuananakuntukmenyatakanbahwabaju,kaos,celana,danjaketmerupakanjenispakaian
merupakanfase semantikyangdapatdikuasai olehanakketikamerekaberusia....
A. 5-7 tahun
B. 2 - 3,5 tahun
C. 1,5 tahun
D. 1,6 - 2,6 tahun
a
18. Sebuahbendaberbentukbundarberisi udara,terbuatdari kulit,dapatditendangataudipukul oleh
masyarakatbahasa disebutbola.Pernyataantersebutmenunjukkanbahasasebagai sistemtanda
yang berfungsi sebagaialatkomunikasi verbal yangdisepakati.
Hal di atas termasukdalamaliran....
A. transformasional
B. tradisional
C. strukturalis
D. humanistik
c
19. Bentukmejaituvariatif adayang segi empatdanada yang bundar,ada yangberkaki enam, empat,
dua dan berkaki satu.Meskipunbentuknyaberbedatetapi memiliki fungsi yangsamasehingga
semuabendatersebutdisebutmeja.
Konsepdi atas menunjukkanbahasa sebagai sistem....
A. petanda– penanda
B. ikon– indeks
C. unik – universal
D. variatif – dinamis
25. a
20. Seoranganak mulai menunjukkanniatkomunikasinyadengantersenyum,menolehbiladipanggil,
menggapai biladiberi sesuatu,danmemberikansesuatu kepadaoranglain.Tahapanpemerolehan
bahasa anakyang tergambardalamilustrasi tersebuttemasukdalambidang....
A. morfologi
B. semantik
C. pragmatik
D. fonologi
c
21. Unsur bahasa ituterbatas,tetapi denganunsurterbatasitudapatdibuatsatuan bahasa yang tidak
terbataswalaupunbersifatrelatif,sesuai dengansistemyangberlakudalambahasaitu.Contohdari
huruf p, a, l,u dapat dibentukkatapalu,lupa,danpula.Kenyataantersebutmenunjukkanbahwa
bahasa itubersifat....
A. konvensional
B. produktif
C. unik
D. bervariasi
b
22. Susunankalimat“Apakabar?” tidakbisadiubahmenjadi “Kabarapa?”.
Hal itumembuktikanbahwa...
A. bahasaitusistem.
B. bahasa ituproduktif.
C. bahasaitu lambang.
D. bahasa itubermakna.
a
23. Di Indonesiaorangmenyebut“air”untukmenunjukpadasebuahbendayangbersifatcair,bisa
direbus,bisadipakai untukmandi danmencuci.Namun,di Inggrisorangmenyebutnya“water”,
sedangkandi Saudi Arabiaorangmenyebutkan“ma’an”.OrangJawapunyasebutanlainlagi,yakni
“banyu”.SementaraOrangSundamenyebutnya“cai”.
Hal itumembuktikanbahwa...
A. bahasaiturelative.
B. bahasa ituproduktif.
C. bahasaitu arbitrer.
D. bahasa itulambang.
c
24. Orang-orangdi Indonesiamenyebutbendaini sebagai “buku”,padahal tidakadahubungan
penalaranantaraistilah“buku”danrupa bendatersebut.Meski demikian,orangIndonesiatetap
sepakatuntukmenyebutbendatersebutsebagai“buku”bukan“bola”.
Peristiwaini menunjukkanbahwa...
A. bahasaituarbitrerdan konvensional.
B. bahasa ituunikdankonvensional.
C. bahasaitu bunyi danbermakna.
D. bahasa ituarbitrerdan bermakna.
B
25. Bahasa Sundamemilikifonemvokal /eu/,sedangkanbahasaIndonesiatidakmemilikinya.
Berdasarkankenyataanini, dapatdisimpulkanbahwa...
A. bahasaitubersifatunik.
B. bahasa itubersifatuniversal.
C. bahasaitu bersifatdinamis.