Dokumen tersebut membahas tiga konsep penting dalam kewirausahaan yaitu permodalan, break even point, dan net present value. Permodalan adalah modal yang dimiliki perusahaan untuk melakukan aktivitas bisnis. Break even point adalah titik dimana penjualan dan pengeluaran perusahaan sama, sedangkan net present value digunakan untuk menganalisis keuntungan suatu investasi dengan mempertimbangkan nilai uang di masa depan.
14 kwh, andita oktavia, hapzi ali, sistem pemodalan, bep, npv, universitas me...anditaoktavia
Similar to 14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even point, dan net present value, universitas mercu buana, 2018 (20)
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
14, kwh, desi kusminingsih, prof. dr. hapzi ali, cma, permodalan, break even point, dan net present value, universitas mercu buana, 2018
1. 1
KEWIRAUSAHAAN 1
PERMODALAN, BREAK EVEN POINT (BEP) DAN NET PRESENT VALUE
(NPV)
DISUSUN OLEH : DESI KUSMININGSIH (44217120011)
DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. HAPZI ALI, CMA
PUBLIC RELATIONS
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
DAFTAR ISI
Daftar Isi…………………….….……………..………….………………...................1
I. Pendahuluan……..…...........................….………….………………….……........2
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................2
I.2 Rumusan Masalah…..…...………….....................................................................2
I.3 Tujuan………….........................……………….....……......................................2
II. Pembahasan….....................….…..........................................................................2
II.1 Pengertian Permodalan................….....................................................................2
II.2 Break Even Point (BEP)………...…....................…….........….…………..........3
II.3 Net Present Value (NVP)........................................………..……………….......6
III. Implementasi Permodalan, Break Even Point dan Net Present Value..…….......7
IV. Daftar Referensi………………………....................................................…...…8
2. 2
I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang
Perkembangan usaha di Indonesia dewasa ini telah membuat terminologi
financing atau permodalan menjadi hal yang umum didengar. Istilah-istilah seperti
angel investor, venture capital, dan bank loan merupakan beberapa hal yang sudah
lazim menjadi topik perbincangan dalam komunitas entrepreneur. Sebagian
entrepreneur sudah senior dan paham mengenai seluk-beluk permodalan, tapi
sebagian lain merupakan pendatang baru, yang masih bertanya-tanya dari mana saja
mereka bisa menerima suntikan modal untuk ide bisnis mereka.
Modal adalah aset dalam bentuk uang atau non-uang, yang dimiliki oleh penanam
modal, dan mempunyai nilai ekonomis. Modal bisa berbentuk uang cash, bisa juga
berbentuk bangunan, mesin, ataupun perlengkapan. Modal-modal ini ada yang datang
dari kantong sendiri, tapi ada juga yang diberikan oleh orang lain dalam suatu
kegiatan penanaman modal.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Permodalan ?
2. Apa Itu Break Even Point?
3. Apa itu Net Present Value ?
I.3. Tujuan
1. Mengetahui Permodalan ?
2. Mengetahui Break Even Point?
3. Mengetahui Net Present Value?
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Permodalan
Modal merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap
perusahaan. Dengan modal, sebuah perusahaan dapat melaksanakan aktivitas produksi
dan aktivitas – aktivitas bisnis lainnya. Tanpa modal (yang berbentuk uang), sebuah
perusahaan tetap dapat berjalan, namun aktivitasnya akan sangat terbatas.
Definisi dan Pengertian Modal Menurut Para Ahli
Prof. Bakker
Menurut Prof. Bakker, modal dapat diartikan sebagai barang – barang konkret yang
masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang ada dalam neraca bagian debit,
maupun berupa daya beli atau pun nilai tukar barang – barang yang tercatat di neraca
bagian kredit.
Lawrence J. Gitman
Menurut Lawrence J. Gitman, pengertian modal adalah pinjaman jangka panjang yang
dimiliki oleh perusahaan, atau pun setiap hal yang ada di bagian kanan neraca
perusahaan selain kewajiban saat ini.
Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, modal merupakan hasil produksi yang digunakan kembali
untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, kemudian modal
ditekankan pada nilai, daya beli, atau pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam
barang – barang modal.
3. 3
Drs. Moekijat
Menurut Drs. Moekijat, modal dapat dirumuskan menjadi beberapa rumusan dasar.
Modal normalnya dianggap terdiri dari uang tunai, kredit, hak membuat, serta menjual
sesuatu (berupa paten), mesin – mesin dan gedung – gedung. Akan tetapi, sering juga
istilah modal digunakan untuk menggambarkan hak milik total yang terdiri dari
jumlah yang ditanam, surplus, dan keuntungan – keuntungan yang tidak dibagi.
Modal kerja adalah dana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh,
membayar hutang, pembayaran lain-lain. Modal kerja merupakan investasi dalam aset
lancar (current assets).
Manajemen modal kerja adalah mengelola aset lancar (current assets) yang
digunakan dan diharapkan akan kembali (perputaran-nya) dalam waktu satu tahun (1
siklus akuntansi) melalui hasil produksinya.
II.2. Break Even Point (BEP)
Break-Even Point atau sering disingkat dengan BEP adalah suatu titik atau
keadaan dimana penjualan dan pengeluaran sama atau suatu kondisi dimana penjualan
perusahaan cukup untuk menutupi pengeluaran bisnisnya. Break-even point yang
biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan “Titik Impas” ini biasanya
membandingkan jumlah pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual untuk dapat
menutupi biaya tetap dan biaya variabel terkait dalam menghasilkan suatu penjualan.
Dengan kata lain, Titik Impas atau Break Even Point adalah titik dimana suatu bisnis
tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh keuntungan.
Analisis Break-Even Point (BEP) umumnya digunakan untuk menghitung kapan
sebuah usaha/bisnis atau proyek akan menguntungkan dengan cara menyamakan total
pendapatannya dengan total biaya. Dengan Analisi Break Even Point (BEP) ini,
Manajemen Perusahaan dapat mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus
dipertahankan agar tidak mengalami kerugian dan juga mengetahui jumlah penjualan
yang diharuskan untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu serta membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan apakah akan melanjutkan atau
memberhentikan bisnisnya.
Pengertian BEP (Break Even Point) menurut Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa pengertian BEP atau Definisi BEP (Break-even Point)
menurut para ahli.
Pengertian BEP menurut Yamit (1998:62), Break Even Point atau BEP
dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana total pendapatan besarnya sama
dengan total biaya (TR=TC).
Pengertian BEP menurut Mulyadi (1997:72), impas adalah suatu keadaan
dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, dengan
kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama
dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan
untuk menutup biaya tetap saja.
4. 4
Pengertian BEP menurut Simamora (2012:170), BEP atau titik impas
adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya
sama, tidak ada laba maupun rugi bersih.
Pengertian BEP menurut Garrison (2006:335), Break Even Point adalah
tingkat penjualan dimana laba sama dengan nol, atau total penjualan sama
dengan total beban atau titik dimana total margin kontribusi sama dengan total
beban tetap.
Pengertian BEP menurut Hansen dan Mowen (1994:16), Break Even Point
is where total revenues equal total costs, the point is zero profits” atau dalam
bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi Break Even Point adalah di
mana total pendapatan biaya total yang sama, intinya adalah nol keuntungan.
Pengertian BEP menurut Harahap (2004), Break Even Point adalah suatu
kondisi perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian
artinya semua biaya biaya yang telah dikeluarkan untuk operasi produksi bisa
ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.
Cara Menghitung BEP (Break Even Point)
Pada dasarnya, terdapat dua jenis perhitungan BEP yaitu menghitung berapa unit yang
harus dijual agar terjadi Break Even Point dan menghitung berapa Rupiah penjualan
yang perlu diterima agar terjadi BEP. Berikut dibawah ini adalah rumus-rumus BEP
untuk dua jenis perhitungan tersebut.
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi BEP
Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even
Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap produksi (Production
Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi biaya
Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost). Berkut ini
adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit – Biaya
Variabel per Unit)
5. 5
Atau
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit
Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima
agar terjadi BEP
Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah penjualan yang perlu diterima agar
terjadi Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap
produksi (Production Fixed Cost) dengan Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit)
dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk menghasilkan produk (Variable Cost)
kemudian dikalikan dengan Harga per Unit lagi. Berkut ini adalah persamaan atau
Rumus BEP tersebut :
BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit – Biaya
Variabel per Unit) x Harga per Unit
Atau
BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / Margin Kontribusi per unit x Harga
per Unit
Keterangan :
BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)
BEP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang
berproduksi atau tidak)
Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan
peningkatan jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik,
bahan bakar, dan lain-lain
Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q)
Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit – biaya variable per unit
(selisih)
Manfaat BEP
1. Menentukan posisi laba-rugi perusahaan
2. Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
3. Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu
6. 6
II.3. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau sering disingkat dengan NPV adalah selisih antara nilai
sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang keluar
pada periode waktu tertentu. NPV atau Net Present Value ini mengestimasikan nilai
sekarang pada suatu proyek, aset ataupun investasi berdasarkan arus kas masuk yang
diharapkan pada masa depan dan arus kas keluar yang disesuaikan dengan suku bunga
dan harga pembelian awal. Net Pressent Value menggunakan harga pembelian awal
dan nilai waktu uang (time value of money) untuk menghitung nilai suatu aset.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV adalah Nilai Sekarang dari Aset yang
dikurangi dengan harga pembelian awal.
NPV atau Net Present Value ini banyak digunakan dalam penganggaran modal
untuk menganalisa profitabilitas dari sebuah proyek ataupun proyeksi investasi. Para
pemilik modal ataupun manajemen perusahaan dapat menggunakan perhitungan NPV
ini untuk mengevaluasi apakah akan berinvestasi atau tidak berinvestasi pada suatu
proyek baru ataupun investasi pada pembelian aset baru. Dalam bahasa Indonesia, Net
Present Value atau NPV ini disebut juga dengan “Nilai Bersih Sekarang” atau “Nilai
Bersih Saat Ini”.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut para Ahli
Berikut ini adalah beberapa definisi dan pengertian NPV menurut para ahli :
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dr. Sobarsa Kosasih dalam buku
Manajemen Operasi (2009:99), NPV adalah Kelebihan Present Value (PV) dari cash
inflow yang dihasilkan oleh suatu proyek atas sejumlah investasi awal.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Dian Wijayanto dalam buku Pengantar
Manajemen (2012:246), Net Present Value (NPV) merupakan kombinasi antara
present value penerimaan dan present value pengeluaran.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut R. Agus Sartono (2010:195), Net
Present Value adalah Selisih antara present value aliran kas bersih atau sering
disebut juga dengan procceed dengan present value Investasi.
Pengertian NPV (Net Present Value) menurut Syafaruddin Alwi (2001,163), Net
Present Value merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan
dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan Discount Rate
tertentu.
7. 7
III. Implementasi Permodalan, Break Even Point, dan Net Present Value
Implementasi Permodalan dapat berasal dari pemilik saham ataupun dari investor.
Implementasi Break Even Point.
Analisis break even point ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit
berapa atau pada omzet penjualan berapa perusahaan tidak menderita rugi dan tidak
menerima keuntungan.
Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” memaparkan
kegunaan break even point adalah sebagai berikut :
1. Untuk menunjukkan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai, jika
perusahaan ingin mendapatkan laba.
2. Untuk membantu menganalisis rencana untuk modernisasi atau otomatisasi
untuk mengganti biaya variabel menjadi biaya tetap.
3. Untuk membantu menganalisis pengaruh-pengaruh dari ekspansi terhadap
tingkat operasi atau kegiatan.
4. Untuk membantu dalam keputusan mengenai produk baru dalam hal biaya dan
hasil penjualan.
Implementasi Net Present Value
Uang dikatakan mempunyai nilai waktu, karena individu lebih menyukai uang
saat ini dari pada nanti, apabila uang tersebut jumlah nominalnya adalah sama. Hal ini
ditunjukkan dengan dipilihnya penerimaan saat ini dari pada nanti dan dipilihnya
pembayaran nanti dari pada saat ini, apabila menyangkut jumlah uang yang sama.
Kebanyakan keputusan keuangan, individu maupun bisnis, melibatkan nilai waktu
uang sebagai pertimbangan. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan
manajemen adalah meningkatkan nilai perusahaan (pemegang saham) dan ini
sebagian tergantung dari penentuan arus kas. Salah satu penerapan konsep
yang ditekankan disini adalah penilaian aliran arus kas. Misalnya para investor
akan lebih suka suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun mulai
dari tahun pertama sampai dengan ketiga, dari pada proyek yang
memberikan keuntungan sama, tetapi mulai dari tahun keempat sampai
dengan ke enam. Dengan demikian waktu dari pada aliran kas yang
diharapkan di masa yang akan datang merupakan hal yang sangat penting
bagi rencana investasi. Untuk menilai perbedaan waktu aliran kas ini dengan
memperhatikan unsur tingkat bunga (menentukan nilai sekarang uang
tersebut). Bunga majemuk menunjukkan bunga yang dihasilkan pada suatu
periode, juga memberikan bunga pada periode berikutnya. Sedangkan
present value, menunjukkan nilai saat ini dari suatu penerimaan atau
pengeluaran pada waktu yang akan datang. Maka dalam analisis-analisis
keputusan keuangan terutama metode Net present value (NPV), konsep nilai
waktu uang sangat penting digunakan dalam perhitungannya. Sehingga
sering dikatakan bahwa konsep nilai waktu uang merupakan indikator
keunggulan NPV sebagai alat analisis. Alat analisis NPV merupakan alat
analisis terbaik dibandingkan dengan metode-metode lainnya.