PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
TEORI BIAYA
1. 1
COST THEORY (TEORI BIAYA)
disadur dari berbagai sumber
Oleh : Eka Wahyuliana
A. Latar Belakang
Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat penting,
maka ukuran efisiensi yang paling baik (Waupun bukan paling lengkap) adalah
uang. Produksi dan biaya produksi bagaikan keeping mata uang logam bersisi dua.
Seiring berkembangnya zaman, setelah mengalami pertambahan penduduk dan
perkembangan teknologi secara terus-menerus. Situasi kehidupan masyarakat
menjadi berubah. Dilain pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin
tidak terbatas. Semua hal tersebut berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan
biaya (cost).
Banyak defenisi umum tentang biaya (cost), namun secara garis besar
kami menyimpulkan bahwa biaya (cost) adalah besarnya dana yang dikeluarkan
untuk pengembalian atas barang atau jasa yang diperoleh.
Bilamana seseorang menanyakan sesuatu hal berkaitan dengan biaya
(Cost), maka reaksi pertama hendaknya mencari tahu untuk apa informasi biaya
tersebut hendak digunakan. Angka-angka biaya dapat diartikan bervariasi
tergantung pada tujuannya.
Pengertian biaya dalam ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini
dipakai dalam analisis teori biaya produksi. Dalam konsep ini ada biaya eksplisit
dan biaya implicit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit
terlihat, terutama melalui laporan keuangan. Contoh biaya eksplisit adlah biaya
listrik, telepon dan air, pembayaran gaji buruh dan gaji karyawan. Biaya implicit
adalah biaya kesempatan, antara lain biaya tenaga kerja, biaya barang modal dan
biaya kewirausahaan.
Biaya barang modal, dalam biaya ekonomi penggunaan barang modal
bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya,
melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada
perusahaan lain. Wirausahawan adalah orang yang mengkombinasikan berbagai
factor produksi untuk ditransformasikan menjadi output berupa barang dan jasa.
2. 2
Atas keberanian menganggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa
laba. Laba adalah kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding dengan
pengeluaran yang dilakukan.
B. Pembahasan
1. Konsep Biaya
a. Pengertian Biaya (Cost) dan Pengeluaran (Expense).
Dalam istilah sehari-hari antara biaya (cost) dan pengeluaran (expense) sering
disamakan atau dipertukarkan. Padahal secara konsep pengertian keduanya tidak
sama atau berbeda , yaitu :
1. Pengeluaran (expense) adalah semua belanja yang dikeluarkan (baik yang
bisa dielakkan maupun yang tidak dapat dielakkan)
2. Biaya (cost) adalah pengeluaran yang tidak dapat dielakkan (unavoidable
expense) dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, biaya adalah
bagian dari pengeluaran.
Dengan demikian , secara konsep maka pengertian biaya adalah sebagai berikut :
1. Biaya tidak sama dengan pengeluaran
2. Biaya harus menggambarkan kegiatan
3. Biaya harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan
Menurut realitas pembayarannya, biaya dapat dikeompokkan menjadi:
1. Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena
mengorbankan kesempatan tertentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah
dibayarkan. Contoh seorang pemilik perusahaan yang bekerja untuk
perusahaannya sendiri.
2. Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya yang benar-benar dibayarkan
sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya
bahan baku dan sebagainya
Menurut Konsep Pencatatannya, biaya dapat dikelompokkan menjadi
3. 3
1. Biaya akuntansi (accouting cost) adalah biaya yang didasarkan pada
pencatatan akuntansi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
2. Biaya ekonomis (economic cost) adalah biaya-biaya yang benar-benar
dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan.
Menurut Periode atau Waktu , biaya dapat dikelompokkan menjadi:
1. Biaya jangka pendek (short run cost / SRC) adalah periode dimana masih
ada kelompok dari biaya tetap dan biaya variable. Untuk jangka pendek ,
biaya terdiri dari biaya tetap (TFC) dan biaya variable (TVC)
2. Biaya Jangka Panjang (long run cost) adalah periode dimana seluruh biaya
berubah (variabel). Dalam jangka panjang semua biaya adalah biaya
variable (tidak ada biaya tetap).
Menurut Karakteristik Jumlah , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap tidak
dipengaruhi oleh besar kecilnya output
2. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah
sesuai dengan perubahan tingkat/waktu produksi.
Menurut Karakteristik satuannya , biaya dapat dikelompokkan menjadi
1. Biaya total (total cost/ TC) adalah jumlah keseluruhan untuk menghasilkan
output
2. Biaya rata-rata perunit output (average total cost / ATC) adalah jumlah
dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah output.
Untuk mencapai keuntungan, biaya rata-rata per unit produksi ini berguna
sebagai informasi dasar untuk menentukan produksi yang paling efisien.
Perusahaan akan berproduksi pada tingkat biaya rata-rata per unit output
(ATC)yang paling rendah
3. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) adalah tambahan biaya yang
dikelurkan karena ada tambahan satu unit output
4. 4
b. Klasifikasi Biaya dalam proses produksi perusahaan:
Berdasarkan Pengelompokan Biaya
Biaya Pabrik
1). Bahan langsung (Direct Materials)
Adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang jadi.
Contoh : Biaya pembelian Kayu di perusahaan meubel
2) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor).
Adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung
menjadi barnag jadi.
Contoh : Biaya untuk pembayaran pegawai yang membuat meja
3) Biaya Overhead Pabrik
Bahan Tidak Langsung
Adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk,
tetapi pemakaiannya sedemikian kecil.
Contoh : Biaya untuk pembelian amplas, paku, lem
Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja yang dikerahkan secara tidak langsung
mempengaruhi pembuatan barang jadi.
Contoh : Biaya untuk membayar pengawas/mandor
Biaya Tidak Langsung Lainnya
Contoh : Biaya telepon, listrik, air dll.
Biaya Komersial
1) Biaya Pemasaran
Biaya pada saat setelah barang jadi telah siap untuk dijual.
Contoh : Biaya Iklan, Biaya Pengiriman Barang
2) Biaya Administrasi
Biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan
organisasi.
Contoh : Biaya untuk Manager Puncak, Gaji Bagian Personalia
5. 5
Berdasarkan Tingkah Laku Biaya
Biaya Variabel
Biaya yang berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume produksi/
penjualan.
Contoh : Biaya Bahan Langsung, Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tetap
Biaya dimana jumlah totalnya tetap walaupun jumlah yang
diproduksi/dijual berubah-ubah dalam kapasitas normal.
Contoh : Biaya pembelian mesin
Biaya Semi Variabel
Biaya dimana jumlahnya berubah-ubah dalam hubungannya dengan
perubahan kuantitas yang diproduksi tetapi perubahannya tidak
proporsional.
Contoh :Biaya Tagihan Telepon, Biaya Tagihan PLN (Listrik)
Biaya Bertingkat (Step Cost)
Biaya tetap dalam suatu rentang produksi.
Contoh : Biaya pembelian mesin 1, jika kapasitas produksi mesin 1 tidak
mencukupi maka beli mesin 2 dst
Berdasarkan Pertanggungjawaban
Biaya Terkendali
Adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu tempat biaya dan atas pengeluaran
biaya tersebut seseorang harus mempertanggungjawabkan.
Contoh : Biaya pemasangan iklan merupakan biaya terkendali bagi
manager Pemasaran
Biaya Tak Terkendali
Adalah biaya yang tidak bisa dibebankan tanggungjawab pengeluarannya
pada seseorang manajer/pimpinan pusat biaya.
6. 6
Contoh : Biaya penggunaan bahan merupakan biaya tidak terkendali bagi
Manager Pembelian
Berdasarkan Pengambilan Keputusan
Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relevan
Biaya Relevan adalah biaya yang diperkirakan nantinya akan muncul, yang
berbeda diantara berbagai alternatif.
Biaya Tidak Relevan
Biaya irrelevant (irrelevant cost) adalah jenis biaya yang sudah dikeluarkan
perusahaan namun tidak relevan dengan pengambilan keputusan dalam
bisnis, dikenal dengan istilah sunk cost.
Contoh :
Suatu Departemen akan membeli mesin baru. Ada dua alternative pilihan
yaitu Mesin A dan Mesin B. Informasi mengenai harga dan biaya
pemeliharaan sebagai berikut :
Uraian Mesin A Mesin B Keterangan
- Harga Relevan Rp. 400 jt Rp. 410 jt Biaya Tidak Relevan
- Biaya Pemeliharaan Rp.10 jt/th Rp.10 jt/th Biaya tidak relevan
Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Didefinisikan sebagai : Benefit Forgone as a result of choosing course of
action rather than another (manfaat yang hilang sebagai akibat dari memilih
tindakan yang satu daripada yang lain).
Biaya kesempatan merupakan biaya atas kesempatan yang dilepas dengan
tidak menempatkan sumber daya perusahaan pada nilai pemanfaatan
tertingginya atau merupakan pendapatan biaya yang dikorbankan sebagai
akibat kita memilih alternatif tertentu.
Contoh :
A bekerja disuatu perusahaan dengan gaji Rp.1.000.000,-. Dia ingin
melanjutkan sekolah dan harus meninggalkan kerjanya, Oleh karena itu
dengan melanjutkan sekolah dia kehilangan pendapatan sebesar
7. 7
Rp.,1000.000,-. Gaji Agnes yang hilang karena melanjutkan sekolah
merupakan Opportunity Cost.
2. Produksi, Produktifitas dan Biaya
Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat
dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan biaya mempunyai
hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin
rendah, begitu juga sebaliknya. Dalam jangka pendek ada factor produksi tetap
yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak
tergantung pada tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah variable
artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi. Dalam jangka
panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas dibandingkan
dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya
produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola
pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka
panjang.
1.1 Biaya jangka pendek
Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah factor-
faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam biaya produksi
jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi dibagi menjadi:
a. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya:
Biaya langsung (Direct cost)
Biaya langsung merupakan biaya-biaya yang dapat
diindentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu
ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan
baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Begitu juga dengan listrik, dan biaya overhead.
Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat
diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau
8. 8
output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan atau
biaya fasilitas lainnya.
b. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
Biaya total (Total Cost) / TC
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Dimana : TC = Total cost (biaya total)
FC = Biaya tetap (foxed cost)
VC = Biaya variable (variable cost)
Biaya Variabel (Variable cost)
VC merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan
volume output operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah
biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah dan
bahan baku.
Biaya VC dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung
biaya total, yaitu
TC = FC + VC
TC = FC + VC
VC = TC - FC
9. 9
Biaya tetap (Fixed Cost) / FC
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti
tingkat produksi. Sebagai contoh adalah biaya pemeliharaan
pabrik dan asuransi. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti
biaya variable, yaitu dari penurunan rumus biaya total.
TC = FC + VC
FC = TC - VC
10. 10
C. Contoh Kasus:
Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) =
1.000.000; biaya untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut
dijual dengan harga Rp 1.000, maka: Ditanya:
a) Fungsi biaya total (TC), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost.
b) Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP
c) Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit
Jawab:
a)
FC = Rp 1.000.000
VC = Rp 500.
Fungsi biaya variabel VC = 500 Q ....(1)
Fungsi biaya total TC = FC + VC -----> C = 1.000.000 + 500 Q ...(2)
Fungsi penerimaan total TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q .............(3)
b) Break Even Point terjadi pada saat TR = TC
1.000 Q = Rp 1.000.000 + 500 Q
1.000 Q - 500 Q = 1.000.000
500 Q = 1.000.000
Q = 2.000 unit
Pabrik roti akan mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit
Pada biaya total TC = 1.000.000 + 500 ( 2.000)
TC = 2.000.000
c) Pada saat memproduksi Q = 9000 unit
TR = P.Q
= 1.000 X 9.000
= 9.000.000
11. 11
TC = 1.000.000 + 500 (Q)
= 1.000.000 + 500 ( 9.000)
= 1.000.000 + 4500.000
= 5.500.000
Bila TR > TC, maka keadaan laba / untung.
laba = TR - TC
= 9.000.00 - 5.500.000
= 3.500.000
Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian sebesar :
Rugi = TR - TC
= 1.000 (1.500) - 1.000.000 + 500 ( 1.500)
= 1.500.000 - 1.750.000
= 250.000
Biaya total rata-rata (average total cost) / ATC
Biaya total rata-rata (average total cost) /ATC merupakan biaya
yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah
barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh
perusahaan. Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Biaya variable rata-rata (average variable cost) / AVC
Biaya variable rata0rata merupakan biaya yang apabila biaya
variable (VC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variable rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) / AFC
ATC = AFC + AVC
AVC = ATC - AFC
12. 12
Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap
(FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tertentu. Biaya tetap rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Contoh :
Diketahui: TC = 360.000 Q = 3
AFC = 40.000 AVC = 80.000
Ditanya : ATC = …
Jawab:
ATC = ATC = AFC + AVC
= atau = 40.000 + 80.000
= 120.000 = 120.000
Dengan menggunakan kedua rumus di atas, maka telah
diketahui bahwa hasilnya adalah sama, yaitu Rp 120.000,00.
c. Dalam hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen
Biaya marginal (Marginal cost) / MC
Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya
pertambahan (incremental cost). Biaya marginal merupakan
kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah
produksi sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya
marginal dapat dihitung dengan rumus:
AFC = ATC - AVC
MC = TC’ = dTC / dQ
13. 13
Contoh :
C = 4 + 2Q + Q2
MC = …
Jawab :
MC = C’
= 2 + 2Q
Maka, TC minimum tercapai pada saat MC = 0 dan MC minimum
tercapai pada saat MC’ = 0.
d. Kurva Biaya Jangka Pendek
01 Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC
di bawah kurva AVC maka kurva AVC sedang menurun).
02 Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau
kurva MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik).
Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam 01 dan 02 maka kurva AVC
dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang
sama dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik
terendah kurva AC. Secara grafik hubungan di antara MC dengan AVC dan AC
adalah sperti yang ditunjukan dalam Gambar.
14. 14
1.2.Biaya jangka panjang
Dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya
variable (variable cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang, perusahaan
dapat menambah semua factor-faktor produksi yang akan digunakan oleh
perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana semua factor produksi
dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah dari factor-faktor produksi yang
digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan. Dalam
jangka panjang semua biaya adalah biaya variable (tidak ada biaya tetap).
Karena itulah biaya relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya
variable, biaya rata-rata dan biaya marginal.
a. Biaya total (jangka panjang)
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan
semuanya bersifat variable. Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom
menandai suatu proses produksi dimana sumber daya yang digunakan
tidak ada lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan
dalam proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat
berubahubah. Produksi dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan
untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi) dengan cara mengubah,
baik mengubah maupun mengurangi jumlah sumberdaya. Hal ini tentu
akan berdampak pada biaya yang ditimbulkan.
Biaya total sama dengan perubahan biaya variable secara matematis dapat
ditulis:
Dimana : LTC = Biaya total jangka panjang (long run total cost)
LVC = Biaya variable jangka panjang (long run variable cost)
Rumus Matematis :
µ = TR – TC = (P x Q) – (FC+VC)
Contoh kasus :
Bila diketahui suatu perusahaan memiliki struktur modal tetap adalah sebesar rp. 1
juta dan biaya produksi/unit adalah rp. 1.500, bila misalkan jumlah produksi
LTC = LVC
15. 15
adalah sebanyak 1.000 unit dengan harga jual rp. 1.600/unit, tentukanlah berapa
besar tingkat keuntungan perusahaan tersebut ?
Jawab :
TC=1.000.000+1.500 Q
P=1.600, Q=1.000, TR=1.600*1.000=1.600.000
TC=1.000.000 + 1.500(1.000)=2.500.000
µ=TR–TC=1.600.000–2.500.000 = - 900.000
Jadi perusahaan mengalami kerugian.
b. Biaya marginal
Adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit.
Perubahan biaya total sama dengan biaya variable. Maka rumusnya:
Dimana : LMC = biaya marginal jangka panjang
∆LMC= perubahan biaya total jangka panjang
∆Q = Perubahan output
c. Biaya Rata-Rata
Adalah biaya total dibagi jumlah output. Ditunjukkan dengan rumus :
Dimana : LAC = Biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost)
Q = Jumlah output
Cara Meminimumkan Biaya. Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik
digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata ( AC = Average Cost).Peminimuman
biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut :
- Tingkat produksi yang ingin dicapai
- Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
LMC = ∆LTC / ∆Q
LAC = LTC / Q
16. 16
d. Cara Meminimumkan Biaya Dalam Jangka Panjang
Karena dalam jangka panjang oerusahaan dapat memperluas kapasitas
produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang
akan meminimumkan biaya produksinya. Dalam analisi ekonomi kapasitas pabrik
digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC). Dengan demikian analisi
mengenai bagaimana produsen menganalisis kegiatan produksinya dalam
usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva
AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Contoh yang menggambarkan bagaimana analisi tersebut dibuat ditunjukan dalam
Gambar. Dimisalkan terdapat tiga kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh
pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukan oleh , Kapasitas 2 ditunjukan oleh AC2, dan
Kapasitas 3 ditunjukan oleh AC3. Dalam contoh ini pada hakikatnya pengusaha
mempunyai tiga pilihan dalam menggunakan alat-alat produksi : Kapasitas 1,
Kapasitas 2 dan Kapasitas 3. Berturut-turut biaya produksi yang akan dikeluarkan
untuk menggunakan masing-masing kapasitas tersebut adalah ditunjukan oleh
AC1, AC2, AC3. Yang manakah kapasitas yang akan dipilih produsen? Faktor
apakah yang menentukan pilihan tersebut?
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan adalah tingakt
produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan tersebut ingin mencapai
produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik untuk menggunakan Kapasitas 1
(lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah Kapasitas 2, seperti dapat dilihat
dalam Gambar. Biaya produksi adalah lebih tinggi (lihat titik B). Kapasitas 1
adalah kapasitas yang paling efisienm dan akan meminimumkan biaya produksi,
untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi di antara 130 dan 240 unit,
Kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena biaya produksi adalah paling
minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat misalnya
17. 17
untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti dapat dilihat dalam Gambar, AC1
berada di atas AC2, yang berarti dengan menggunakan Kapasitas 1 biaya akan
lebih tinggi daripada menggunakan Kapasita 2. Untuk produksi melebihi 240 unit,
misalnya 275 unit, Kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen.
Penggunaan ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat disimpulkan
bahwa peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada dua faktor berikut:
Tingkat produksi yang ingin dicapai
Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
D. Kesimpulan
1. Banyak defenisi umum tentang biaya (cost), namun secara garis besar
kami menyimpulkan bahwa biaya (cost) adalah besarnya dana yang
dikeluarkan untuk pengembalian atas barang atau jasa yang diperoleh.
2. Harga Pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama tahunb
erjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh
penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke biaya (Expense).
3. Klasifikasi Biaya Berdasarkan
a. Berdasarkan Pengelompokan Biaya
Biaya Pabrik
Bahan langsung (Direct Materials)
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor).
Biaya Overhead Pabrik
o Bahan Tidak Langsung
o Tenaga Kerja Tidak Langsung
o Biaya Tidak Langsung Lainnya
Biaya Komersial
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi
b. Berdasarkan Tingkah Laku Biaya
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Biaya Semi Variabel
Biaya Bertingkat (Step Cost)
18. 18
c. Berdasarkan Pertanggungjawaban
Biaya Terkendali
Biaya Tak Terkendali
d. Berdasarkan Pengambilan Keputusan
Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relevan
Biaya Tidak Relevan
e. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
4. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat
dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan biaya
mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya
produksi akan makin rendah, begitu juga sebaliknya. Dalam jangka pendek
ada factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya
produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi.
5. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah variable
artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi. Dalam
jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas
dibandingkan dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang
mampu menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi per
unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan
karakter fungsi produksi jangka panjang.
19. 19
E. Reference
Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian Global
Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.