SlideShare a Scribd company logo
1 of 42
Sistem Pentanahan
Simon Patabang, ST., MT.
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Atma Jaya Makassar
Sistem Pentanahan
• Sistem pentanahan atau grounding system adalah sistem
pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang
mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga dari lonjakan
arus listrik. Misalnya lonjakan akibat petir.
• Sistem pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara
suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi.
• Dengan adanya sistem pentanahan maka keandalan sistem
untuk pemanfaatkan daya listrik dapat terjamin dengan baik.
Sistem pentanahan ada 2 macam yaitu :
1. Sistem Pentanahan Titik Netral (Netral Grounding System )
2. Sistem Pentanahan Peralatan (Grounding Equipment )
Tujuan Sistem Pentanahan
1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar
berada dalam batasan yang diperbolehkan.
2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat
memberikan deteksi terjadinya hubungan yang
tidak dikehendaki antara konduktor/penghantar
dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan
beroperasinya peralatan otomatis yang
memutuskan suplai tegangan dari konduktor
tersebut.
A. Sistem Pentanahan Titik Netral
Tujuan :
• Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu
sistem.
• Membatasi tegangan pada fasa yang tidak terganggu
(pada fasa yang sehat).
• Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan
dalam penyaluran tenaga listrik.
• Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient
yang disebabkan oleh penyalaan bunga api yang
berulang-ulang (restrike ground fault).
• Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi
serta memudahkan dalam menentukan lokasi
gangguan.
Metoda Pentanahan Titik Netral
1. Pentanahan langsung (effective grounding)
2. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
3. Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
4. Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya
dapat berubah-ubah (resonant grounding) atau
pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen
Coil).
1. Pentanahan langsung/ effective Grounding
(Pentanahan Titik Netral Tanpa Impedansi )
• Sistem pentanahan langsung adalah dimana titik
netrral sistem dihubungkan langsung dengan tanah,
tanpa memasukkan harga suatu impedansi.
R
S
T
N
ZR
Zs
ZT
Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral Tanpa
Impedansi (Pentanahan Langsung )
• Keuntungan :
– Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak
terganggu relatif kecil
– Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi
gangguan dapat dipermudah, sehingga letak
gangguan cepat diketahui
– Sederhana dan murah dari segi pemasangan
• Kerugian :
– setiap gangguan phasa ke tanah selalu
mengakibatkan terputusnya daya
– arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan
dapat membahayakan makhluk hidup di
dekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang
dilaluinya
2. Pentanahan Titik Netral Melalui Tahanan
(Resistance Grounding)
• Titik netral sistem dihubungkan dengan tanah
melalui sebuah tahanan (resistor).
Gambar Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral
melalui Tahanan
Grounding
Resistor
R
S
T
Secara umum harga tahanan yang ditetapkan pada
hubung netral adalah
dimana :
R = Tahanan ( Ohm )
Ef = Tegangan fasa ke netral
I = Arus beban penuh dalam Ampere dari
transformator.
R = Ohm
I
Ef
- Keuntungan :
• Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
• Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus
gangguan tanah kecil.
• Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus
gangguan yang melaluinya.
- Kerugian :
• Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan
selama terjadinya gangguan fasa ke tanah.
• Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan
rele pengaman menjadi berkurang dan lokasi
gangguan tidak cepat diketahui.
Besarnya tahanan pentanahan NGR (Netral Grounding
Resistor) pada sistem tenaga listrik (contohnya di PLN
P3B Jawa Bali Region Jabar), adalah sebagai berikut :
 Sistem 70 kV sebesar 62 Ohm
 Sistem 20 kV sebesar 12 Ohm atau 42 Ohm.
1. Jenis pentanahan (Resistor) yang dipakai adalah
jenis logam (metalic resistor) atau jenis cairan
(liquid resistor)
Pentanahan Titik Netral Trafo Tenaga Dengan NGR
(Netral Grounding Resistor)
Fungsi NGR :
Untuk menghambat atau
membatasi arus hubung
singkat satu fasa ke tanah,
sehingga nilainya lebih
kecil dari arus Nominal
Trafo.
NGR (Netral Grounding Resistor)
Keuntungan & Kerugian Pentanahan Dengan NGR
 Keuntungan :
– Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
– Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus
gangguan tanah kecil.
– Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat
arus gangguan yang melaluinya.
 Kerugian :
– Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan
pentanahan selama terjadinya gangguan
fasa ke tanah.
– Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil,
kepekaan rele pengaman menjadi berkurang dan
lokasi gangguan tidak cepat diketahui.
Pentanahan Titik Netral Melalui Kumparan
Petersen
• Sistem pentanahan dengan kumparan Petersen
adalah dimana titik netral dihubungkan ke tanah
melalui kumparan Petersen (Petersen Coil).
• Kumparan Petersen mempunyai harga reaktansi (XL)
yang dapat diatur dengan menggunakan Tap.
Contoh Pemasangan Pentanahan Titik Netral dengan
Kumparan Petersen
TRAFO
TENAGA
Sistem tegangan 70 kV
Sistem tegangan 30 kV
RESISTOR Kumparan
Petersen
Rangkaian pengganti pentanahan titik netral
dengan kumparan petersen
Kumparan
Petersen
R
S
T
- Keuntungan :
 Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbaha-
ya bagi mahluk hidup.
 Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan
mengalir dapat dihindari.
 Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gang-
guan fasa ke tanah.
 Gejala busur api dapat dihilangkan.
- Kerugian :
 Rele gangguan tanah (ground fault relay) tidak bisa
bekerja karena arus gangguan tanah relatif kecil.
 Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah
yang menetap (permanen) pada sistem.
 Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena
bila ada perubahan pada sistem, kumparan Petersen
harus disetel (tuning) kembali.
Transformator Pentanahan
• Bila pada suatu sistem tenaga listrik tidak terdapat
titik netral, sedangkan sistem itu harus
diketanahkan, maka sistem itu dapat ditanahkan
dengan menambahkan “Transformator Pentanahan”
(grounding transformer).
• Transformator pentanahan itu dapat terdiri dari
transformator Zig-zag atau transformator bintang-
segitiga (Y-Δ).
• Trafo pentanahan yang paling umum digunakan
adalah transformator zig-zag tanpa belitan
sekunder.
Contoh gambar pemasangan Trafo Pentanahan
TRAFO
PENTANAHAN
Sistem tegangan 70 kV
RESISTOR
TRAFO DAYA
Penetapan Sistem Pentanahan di Indonesia
• Sistem 150 KV
 Pentanahan netral sistem 150 KV beserta
pengamannya ditetapkan sebagai berikut:
1. Pentanahan netral untuk sistem 150 KV
adalah pentanahan efektif (Pentanahan
langsung).
2. Pengaman sistem dilaksanakan dengan
pemutus cepat dan penutup cepat
Sistem 66 KV
Pentanahan netral sistem ini beserta pengaman-
nya ditetapkan sebagai berikut:
1. Pentanahan netral untuk sistem 66 KV adalah
pentanahan dengan tahanan
2. Pengamanan sistem dilaksanakan dengan
pemutus cepat dan penutup cepat
Sistem 20 KV
Pentanahan netral sistem 20 KV beserta pengamannya
ditetapkan sebagai berikut :
1. Pentanahan netral untuk sistem 20 KV adalah pentanahan
dengan tahanan.
Pengaman Sistem Dilaksanakan Sebagai Berikut :
a. Bagi saluran udara maupun saluran dalam tanah dipakai
pemutus dengan rele arus lebih untuk gangguan hubung
singkat fasa ke fasa dan rele tanah untuk gangguan
hubung singkat fasa ke tanah. Pada gardu distribusi
dipasang penunjuk gangguan.
b. Bagi saluran udara dipakai pula penutup cepat atau
lambat, sedang bagi saluran dalam tanah tidak dipakai
penutup kembali.
Ketetapan SPLN 26:1980 mengenai besar tahanan
pentanahan sebagai berikut :
• Tahanan rendah 12 ohm dan arus gangguan
tanah maksimum 1000 ampere dipakai pada
jaringan kabel tanah
• Tahanan rendah 40 ohm dan arus gangguan
maksimum 300 ampere dipakai pada jaringan
saluran udara dan campuran saluran udara
dengan kabel tanah
• Tahanan tinggi 500 ohm dan arus gangguan
maksimum 25 ampere dipakai pada saluran udara
B. Sistem Pentanahan Peralatan (Grounding Equipment )
Pengertian Pentanahan Peralatan
 Pentanahan peralatan adalah pentanahan yang
menghubungkan body/ kerangka/ bagian dari
peralatan listrik terhadap titik ground (tanah).
 Pentanahan ini pada kerja normal tidak dilalui arus.
Contoh Pemasangan Pentanahan Peralatan
TRAFO
DAYA
Pentanahan
Peralatan
Bagian-bagian yang Ditanahkan
1. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam
(menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh
manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang
mudah disentuh manusia selalu sama dengan
potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak
sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang
menyentuhnya.
2. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah)
dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar
lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu
membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir
ke tanah (bumi) dengan lancar.
3. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran
transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga
berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya
yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka
semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar
petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan
ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran
transmisi.
4. Titik netral dari transformator atau titik netral dari
generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan
keperluan proteksi khususnya yang menyangkut
gangguan hubung tanah.
Tujuan pentanahan peralatan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut
listrik yang berbahaya bagi manusia.
2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu
baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan
gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran
atau ledakan pada bangunan atau isinya.
3. Untuk menambah kemampuan (performance)
dari sistem.
Tahanan Pentanahan
Adalah besarnya tahanan pada kontak/ hubung antara
masa (body) dengan tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pentanahan :
• Tahanan jenis tanah
• Panjang elektroda pentanahan
• Luas penampang elektroda pentanahan
Harga pentanahan makin kecil makin baik. Untuk
perlindungan personil dan peralatan perlu diusahakan
tahanan pentanahan lebih kecil dari 1 Ohm.
Untuk memahami mengapa tahanan pentanahan
harus rendah, dapat digunakan hukum Ohm yaitu:
dimana :
E = tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Tahanan (ohm)
Badan
motor
Gangguan
Motor
Listrik
20 ohm
4 ohm
Sumber 415 volt, 240
volt terhadap tanah
Bagian logam
yang diketa-
nahkan
Tahanan ke tanah yang
sebenarnya
Contoh/ Ilustrasi Gangguan pada tahanan pentanahan yang tinggi.
• Jika ada kontak yang tidak disengaja antara bagian-
bagian yang dilalui arus dengan kerangka metal dari
peralatan, maka kerangka metal itu menjadi
bertegangan yang sama dengan tegangan peralatan.
• Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut yang
berbahaya maka kerangka peralatan metal peralatan
tersebut harus dihubungkan ke tanah melalui
impedansi yang rendah.
Pengaruh Tahanan Pentanahan yang Besar Terhadap
Sistem Tenaga Listrik
1. Mengurangi tegangan pada puncak tiang
2. Mengurangi tegangan pada kawat penghantar
3. Mengurangi tegangan pada isolator
4. Mengurangi gangguan sampai beberapa gawang
5. Mengurangi waktu berlangsungnya tegangan
merusak (Break Down voltage).
Macam-Macam Elektroda Pentanahan
Pada dasarnya terdapat tiga macam elektroda pentanahan
yaitu :
– Elektroda Pita, berupa pita atau kawat berpenampang
bulat yang ditanam di dalam tanah. Pada umumnya
penanamannya tidak terlalu dalam. (0,5 s/d 1 meter)
dan caranya ada bermacam-macam.
Macam-macam penanaman elektroda pita
Bentuk Radial Bentuk Grid Bentuk Lingkaran
• Elektroda Batang, berupa batang yang ditanam tegak
lurus dalam tanah
Untuk membuat agar tahanan pentanahan cukup kecil
maka elektroda batang tersebut ditanam lebih dalam
atau menggunakan beberapa batang elektroda.
• Elektroda pelat, berupa pelat yang ditanam tegak
lurus dalam tanah seperti pada gambar
Cara Penanaman elektroda pelat
Metode/Cara Pentanahan
1. Pentanahan dengan Driven Ground.
– Adalah pentanahan yang dilakukan dengan cara
menancapkan batang elektroda ke tanah.
Pentanahan dengan Driven Ground
2. Pentanahan Dengan Counter Poise
– Adalah pentanahan yang dilakukan dengan cara
menanam kawat elektroda secara sejajar atau radial
dengan jarak beberapa cm di bawah tanah. Standar SNI
adalah 30 cm - 90 cm.
Pentanahan menara dengan counter poise
• Pentanahan dengan counter poise biasanya
digunakan apabila tahanan tanah terlalu tinggi dan
tidak dapat dikurangi dengan cara pentanahan driven
ground.
3. Pentanahan Dengan Mesh atau Jala
 Adalah cara pentanahan dengan jalan memasang
kawat elektroda membujur dan melintang di bawah
tanah, yang satu sama lain dihubungkan di setiap
tempat sehingga membentuk jala (Mesh).
 Sistem pentanahan Mesh biasanya dipasang di
gardu induk dengan tujuan untuk mendapatkan
harga tahanan tanah yang sangat kecil (kurang dari 1
ohm).
Gambar Pentanahan dengan mesh atau jala
Tahanan Jenis Tanah
JENIS TANAH TAHANAN JENIS TANAH (OHM M)
TANAH RAWA 30
TANAH LIAT DAN TANAH LADANG 100
PASIR BASAH 200
KERIKIL BASAH 500
PASIR DAN KERIKIL KERING 1,000
TANAH BERBATU 3,000
Pengukuran Tahanan Pentanahan
• Untuk mengukur tahanan pentanahan
digunakan alat ukur megger tanah (Earth
Resistance Tester).
Sekian

More Related Content

What's hot

Teknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan TinggiTeknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan Tinggipipinpurwanto
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolUniv of Jember
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasisevirarh
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiGredi Arga
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaAdi S P
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbangSimon Patabang
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Fathan Hakim
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrikpprawira11
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirrezon arif
 

What's hot (20)

Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
Teknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan TinggiTeknik Tegangan Tinggi
Teknik Tegangan Tinggi
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan Tinggi
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
SISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIKSISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIK
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
9 sistem 3 phasa beban seimbang
9  sistem  3 phasa beban seimbang9  sistem  3 phasa beban seimbang
9 sistem 3 phasa beban seimbang
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
Kuliah 3 Dasar Sistem Tenaga Listrik ( Sistem Transmisi dan Distribusi )
 
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
8 rangkaian-dasar-kontrol-motor-listrik
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petir
 

Viewers also liked

12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arresteradiskurnia std
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - PentanahanLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahanbernadus lokaputra
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahmahfudi55
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan IsolasiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasibernadus lokaputra
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Overload
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - OverloadLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Overload
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Overloadbernadus lokaputra
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCBbernadus lokaputra
 
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusiAzis Nurrochma Wardana
 
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLATPEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLATPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breakerbernadus lokaputra
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBbernadus lokaputra
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrikderrydwipermata
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo DistribusiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusibernadus lokaputra
 

Viewers also liked (20)

Pentanahan netral
Pentanahan netralPentanahan netral
Pentanahan netral
 
12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester12.buku pedoman lightning arrester
12.buku pedoman lightning arrester
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - PentanahanLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
 
PRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHANPRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHAN
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanah
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan IsolasiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Overload
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - OverloadLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Overload
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Overload
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - MCB
 
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
 
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLATPEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Filosofi proteksi
Filosofi proteksiFilosofi proteksi
Filosofi proteksi
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo DistribusiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Trafo Distribusi
 

Similar to 9 Sistem Pentanahan (20)

Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
listrik
listriklistrik
listrik
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
Kelompok 8-Pentanahan-1.pptx
Kelompok 8-Pentanahan-1.pptxKelompok 8-Pentanahan-1.pptx
Kelompok 8-Pentanahan-1.pptx
 
Sptl 1
Sptl 1Sptl 1
Sptl 1
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
PPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptxPPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptx
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
Pertemuan 7.ppt
Pertemuan 7.pptPertemuan 7.ppt
Pertemuan 7.ppt
 
SISTEM PEMBUMIAN
SISTEM PEMBUMIANSISTEM PEMBUMIAN
SISTEM PEMBUMIAN
 
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
 
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptxproteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
proteksi sistem distribusi kelompok 6.pptx
 
tranformator
tranformatortranformator
tranformator
 
Presenasi transient
Presenasi transientPresenasi transient
Presenasi transient
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
Neutral Grounding Resistance (NGR) in the Transformer
Neutral Grounding Resistance (NGR) in the TransformerNeutral Grounding Resistance (NGR) in the Transformer
Neutral Grounding Resistance (NGR) in the Transformer
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

More from Simon Patabang

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdfSimon Patabang
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...Simon Patabang
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhSimon Patabang
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanSimon Patabang
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatSimon Patabang
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019Simon Patabang
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikSimon Patabang
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalSimon Patabang
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkatSimon Patabang
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa Simon Patabang
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balikSimon Patabang
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararelSimon Patabang
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrikSimon Patabang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 

More from Simon Patabang (20)

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

9 Sistem Pentanahan

  • 1. Sistem Pentanahan Simon Patabang, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Atma Jaya Makassar
  • 2. Sistem Pentanahan • Sistem pentanahan atau grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga dari lonjakan arus listrik. Misalnya lonjakan akibat petir. • Sistem pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi. • Dengan adanya sistem pentanahan maka keandalan sistem untuk pemanfaatkan daya listrik dapat terjamin dengan baik. Sistem pentanahan ada 2 macam yaitu : 1. Sistem Pentanahan Titik Netral (Netral Grounding System ) 2. Sistem Pentanahan Peralatan (Grounding Equipment )
  • 3. Tujuan Sistem Pentanahan 1. Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang diperbolehkan. 2. Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor/penghantar dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.
  • 4. A. Sistem Pentanahan Titik Netral Tujuan : • Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem. • Membatasi tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa yang sehat). • Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga listrik. • Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault). • Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam menentukan lokasi gangguan.
  • 5. Metoda Pentanahan Titik Netral 1. Pentanahan langsung (effective grounding) 2. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding) 3. Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding) 4. Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah (resonant grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).
  • 6. 1. Pentanahan langsung/ effective Grounding (Pentanahan Titik Netral Tanpa Impedansi ) • Sistem pentanahan langsung adalah dimana titik netrral sistem dihubungkan langsung dengan tanah, tanpa memasukkan harga suatu impedansi. R S T N ZR Zs ZT Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral Tanpa Impedansi (Pentanahan Langsung )
  • 7. • Keuntungan : – Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil – Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah, sehingga letak gangguan cepat diketahui – Sederhana dan murah dari segi pemasangan • Kerugian : – setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya – arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan makhluk hidup di dekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya
  • 8. 2. Pentanahan Titik Netral Melalui Tahanan (Resistance Grounding) • Titik netral sistem dihubungkan dengan tanah melalui sebuah tahanan (resistor). Gambar Rangkaian Pengganti Pentanahan Titik Netral melalui Tahanan Grounding Resistor R S T
  • 9. Secara umum harga tahanan yang ditetapkan pada hubung netral adalah dimana : R = Tahanan ( Ohm ) Ef = Tegangan fasa ke netral I = Arus beban penuh dalam Ampere dari transformator. R = Ohm I Ef
  • 10. - Keuntungan : • Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil • Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil. • Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya. - Kerugian : • Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan fasa ke tanah. • Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman menjadi berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.
  • 11. Besarnya tahanan pentanahan NGR (Netral Grounding Resistor) pada sistem tenaga listrik (contohnya di PLN P3B Jawa Bali Region Jabar), adalah sebagai berikut :  Sistem 70 kV sebesar 62 Ohm  Sistem 20 kV sebesar 12 Ohm atau 42 Ohm. 1. Jenis pentanahan (Resistor) yang dipakai adalah jenis logam (metalic resistor) atau jenis cairan (liquid resistor)
  • 12. Pentanahan Titik Netral Trafo Tenaga Dengan NGR (Netral Grounding Resistor) Fungsi NGR : Untuk menghambat atau membatasi arus hubung singkat satu fasa ke tanah, sehingga nilainya lebih kecil dari arus Nominal Trafo. NGR (Netral Grounding Resistor)
  • 13. Keuntungan & Kerugian Pentanahan Dengan NGR  Keuntungan : – Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil – Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil. – Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya.  Kerugian : – Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan fasa ke tanah. – Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman menjadi berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.
  • 14. Pentanahan Titik Netral Melalui Kumparan Petersen • Sistem pentanahan dengan kumparan Petersen adalah dimana titik netral dihubungkan ke tanah melalui kumparan Petersen (Petersen Coil). • Kumparan Petersen mempunyai harga reaktansi (XL) yang dapat diatur dengan menggunakan Tap.
  • 15. Contoh Pemasangan Pentanahan Titik Netral dengan Kumparan Petersen TRAFO TENAGA Sistem tegangan 70 kV Sistem tegangan 30 kV RESISTOR Kumparan Petersen
  • 16. Rangkaian pengganti pentanahan titik netral dengan kumparan petersen Kumparan Petersen R S T
  • 17. - Keuntungan :  Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbaha- ya bagi mahluk hidup.  Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.  Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gang- guan fasa ke tanah.  Gejala busur api dapat dihilangkan. - Kerugian :  Rele gangguan tanah (ground fault relay) tidak bisa bekerja karena arus gangguan tanah relatif kecil.  Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap (permanen) pada sistem.  Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.
  • 18. Transformator Pentanahan • Bila pada suatu sistem tenaga listrik tidak terdapat titik netral, sedangkan sistem itu harus diketanahkan, maka sistem itu dapat ditanahkan dengan menambahkan “Transformator Pentanahan” (grounding transformer). • Transformator pentanahan itu dapat terdiri dari transformator Zig-zag atau transformator bintang- segitiga (Y-Δ). • Trafo pentanahan yang paling umum digunakan adalah transformator zig-zag tanpa belitan sekunder.
  • 19. Contoh gambar pemasangan Trafo Pentanahan TRAFO PENTANAHAN Sistem tegangan 70 kV RESISTOR TRAFO DAYA
  • 20. Penetapan Sistem Pentanahan di Indonesia • Sistem 150 KV  Pentanahan netral sistem 150 KV beserta pengamannya ditetapkan sebagai berikut: 1. Pentanahan netral untuk sistem 150 KV adalah pentanahan efektif (Pentanahan langsung). 2. Pengaman sistem dilaksanakan dengan pemutus cepat dan penutup cepat
  • 21. Sistem 66 KV Pentanahan netral sistem ini beserta pengaman- nya ditetapkan sebagai berikut: 1. Pentanahan netral untuk sistem 66 KV adalah pentanahan dengan tahanan 2. Pengamanan sistem dilaksanakan dengan pemutus cepat dan penutup cepat
  • 22. Sistem 20 KV Pentanahan netral sistem 20 KV beserta pengamannya ditetapkan sebagai berikut : 1. Pentanahan netral untuk sistem 20 KV adalah pentanahan dengan tahanan. Pengaman Sistem Dilaksanakan Sebagai Berikut : a. Bagi saluran udara maupun saluran dalam tanah dipakai pemutus dengan rele arus lebih untuk gangguan hubung singkat fasa ke fasa dan rele tanah untuk gangguan hubung singkat fasa ke tanah. Pada gardu distribusi dipasang penunjuk gangguan. b. Bagi saluran udara dipakai pula penutup cepat atau lambat, sedang bagi saluran dalam tanah tidak dipakai penutup kembali.
  • 23. Ketetapan SPLN 26:1980 mengenai besar tahanan pentanahan sebagai berikut : • Tahanan rendah 12 ohm dan arus gangguan tanah maksimum 1000 ampere dipakai pada jaringan kabel tanah • Tahanan rendah 40 ohm dan arus gangguan maksimum 300 ampere dipakai pada jaringan saluran udara dan campuran saluran udara dengan kabel tanah • Tahanan tinggi 500 ohm dan arus gangguan maksimum 25 ampere dipakai pada saluran udara
  • 24. B. Sistem Pentanahan Peralatan (Grounding Equipment ) Pengertian Pentanahan Peralatan  Pentanahan peralatan adalah pentanahan yang menghubungkan body/ kerangka/ bagian dari peralatan listrik terhadap titik ground (tanah).  Pentanahan ini pada kerja normal tidak dilalui arus. Contoh Pemasangan Pentanahan Peralatan TRAFO DAYA Pentanahan Peralatan
  • 25. Bagian-bagian yang Ditanahkan 1. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya. 2. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.
  • 26. 3. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi. 4. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.
  • 27. Tujuan pentanahan peralatan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya bagi manusia. 2. Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan atau isinya. 3. Untuk menambah kemampuan (performance) dari sistem.
  • 28. Tahanan Pentanahan Adalah besarnya tahanan pada kontak/ hubung antara masa (body) dengan tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pentanahan : • Tahanan jenis tanah • Panjang elektroda pentanahan • Luas penampang elektroda pentanahan
  • 29. Harga pentanahan makin kecil makin baik. Untuk perlindungan personil dan peralatan perlu diusahakan tahanan pentanahan lebih kecil dari 1 Ohm. Untuk memahami mengapa tahanan pentanahan harus rendah, dapat digunakan hukum Ohm yaitu: dimana : E = tegangan (volt) I = Arus (ampere) R = Tahanan (ohm)
  • 30. Badan motor Gangguan Motor Listrik 20 ohm 4 ohm Sumber 415 volt, 240 volt terhadap tanah Bagian logam yang diketa- nahkan Tahanan ke tanah yang sebenarnya Contoh/ Ilustrasi Gangguan pada tahanan pentanahan yang tinggi.
  • 31. • Jika ada kontak yang tidak disengaja antara bagian- bagian yang dilalui arus dengan kerangka metal dari peralatan, maka kerangka metal itu menjadi bertegangan yang sama dengan tegangan peralatan. • Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut yang berbahaya maka kerangka peralatan metal peralatan tersebut harus dihubungkan ke tanah melalui impedansi yang rendah.
  • 32. Pengaruh Tahanan Pentanahan yang Besar Terhadap Sistem Tenaga Listrik 1. Mengurangi tegangan pada puncak tiang 2. Mengurangi tegangan pada kawat penghantar 3. Mengurangi tegangan pada isolator 4. Mengurangi gangguan sampai beberapa gawang 5. Mengurangi waktu berlangsungnya tegangan merusak (Break Down voltage).
  • 33. Macam-Macam Elektroda Pentanahan Pada dasarnya terdapat tiga macam elektroda pentanahan yaitu : – Elektroda Pita, berupa pita atau kawat berpenampang bulat yang ditanam di dalam tanah. Pada umumnya penanamannya tidak terlalu dalam. (0,5 s/d 1 meter) dan caranya ada bermacam-macam. Macam-macam penanaman elektroda pita Bentuk Radial Bentuk Grid Bentuk Lingkaran
  • 34. • Elektroda Batang, berupa batang yang ditanam tegak lurus dalam tanah Untuk membuat agar tahanan pentanahan cukup kecil maka elektroda batang tersebut ditanam lebih dalam atau menggunakan beberapa batang elektroda.
  • 35. • Elektroda pelat, berupa pelat yang ditanam tegak lurus dalam tanah seperti pada gambar Cara Penanaman elektroda pelat
  • 36. Metode/Cara Pentanahan 1. Pentanahan dengan Driven Ground. – Adalah pentanahan yang dilakukan dengan cara menancapkan batang elektroda ke tanah. Pentanahan dengan Driven Ground
  • 37. 2. Pentanahan Dengan Counter Poise – Adalah pentanahan yang dilakukan dengan cara menanam kawat elektroda secara sejajar atau radial dengan jarak beberapa cm di bawah tanah. Standar SNI adalah 30 cm - 90 cm. Pentanahan menara dengan counter poise
  • 38. • Pentanahan dengan counter poise biasanya digunakan apabila tahanan tanah terlalu tinggi dan tidak dapat dikurangi dengan cara pentanahan driven ground.
  • 39. 3. Pentanahan Dengan Mesh atau Jala  Adalah cara pentanahan dengan jalan memasang kawat elektroda membujur dan melintang di bawah tanah, yang satu sama lain dihubungkan di setiap tempat sehingga membentuk jala (Mesh).  Sistem pentanahan Mesh biasanya dipasang di gardu induk dengan tujuan untuk mendapatkan harga tahanan tanah yang sangat kecil (kurang dari 1 ohm). Gambar Pentanahan dengan mesh atau jala
  • 40. Tahanan Jenis Tanah JENIS TANAH TAHANAN JENIS TANAH (OHM M) TANAH RAWA 30 TANAH LIAT DAN TANAH LADANG 100 PASIR BASAH 200 KERIKIL BASAH 500 PASIR DAN KERIKIL KERING 1,000 TANAH BERBATU 3,000
  • 41. Pengukuran Tahanan Pentanahan • Untuk mengukur tahanan pentanahan digunakan alat ukur megger tanah (Earth Resistance Tester).