SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Download to read offline
DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI
 HASBULLAH, MT
 Teknik Elektro FPTK UPI
2009
Tegangan listrik
 Tegangan atau beda
potensial antara dua
titik, adalah usaha
yang dibutuhkan
untuk membawa
muatan satu coulomb
dari satu titik ke titik
lainnya.
 1.Dua bola yang bermuatan positif dan bermuatan negatif, karena
muatan keduanya sangat lemah dimana beda potensial antara
keduanya mendekati nol, maka kedua bola tidak terjadi interaksi,
kedua bola hanya diam saja
2.Dua buah bola yang masing-masing bermuatan positif, dan negatif.
Dengan muatan berbeda kedua bola akan saling tarik menarik. Untuk
memisahkan kedua bola, diperlukan usaha F1

3.Kejadian dua buah bola bermuatan positif dan negatif, dipisahkan
jaraknya dua kali jarak pada contoh no.2, untuk itu diperlukan usaha
F2 sebesar 2.F1
4. Ada empat bola, satu bola visual tegangan bermuatan positif dan
satu bola bermuatan negatif, dua bola lainnya tidak bermuatan. Jika
dipisahkan seperti contoh no.3, diperlukan usaha F2 sebesar 2.F1
PERSAMAAN TEGANGAN

U = W/Q [U] = Nm/C = VAs/As = V
dimana;
U =Tegangan (V)
W = Usaha (Nm, Joule)
Q = Muatan (C)
Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik pada
saat melakukan usaha sebesar satu joule untuk
memindahkan muatan listrik sebesar satu coulomb.
TEGANGAN TINGGI
 Semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh
pakar ketenagalistrikan
 Diperlukan pengujian dan pengukuran dengan
tegangan tinggi yang bersifat khusus dan teknik-
teknik tertentu
 Memiliki batas-batas yang berbeda di setiap negara
KLASIFIKASI TEG. TINGGI
Tegangan Tinggi (HV) : 30, 66, 70, 150,
138 kV
Teg. Ekstra Tinggi (EHV) : 220, 500,
765 kV
Teg. Ultra Tinggi (UHV) : > 765 kV
Sistem tenaga listrik
 STL adalah rangkaian instalasi tenaga listrik dari
pembangkitan, transmisi dan disribusi yang
dioperasikan serentak dalam rangka penyediaan
tenaga listrik
Sistem Tenaga listrik meliputi :
 Pembangkitan
 Transmisi
 Distribusi dan
 Konsumen
Sistem tenaga listrik
a. Pusat pembangkit tenaga listrik
 Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan,
dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (prime
mover) dan generator yang membangkitkan listrik.
Biasanya di pusat pembangkit listrik juga terdapat gardu
induk (GI)
 Peralatan utama pada gardu induk antara lain:
Transformer, yang berfungsi untuk menaikkan tegangan
generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi / tegangan
tinggi (150 kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur.
 Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain: PLTA
(Pusat Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga
Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat
Listrik Tenaga Nuklir).
b. Saluran transmisi (transmission line)
 Berupa kawat-kawat yang di pasang pada menara atau
tiang dan bisa juga melalui kabel yang di pendam di
bawah permukaan tanah, saluran transmisi berfungsi
menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit,
yang umumnya terletak jauh dari pusat beban, ke
gardu induk penurun tegangan yang memiliki
transformer penurun tegangan dari tegangan
transmisi ke tegangan distribusi (menengah).
 Saluran transmisi ini mempunyai tegangan yang
tinggi agar dapat meminimalkan rugi-rugi daya
(power losses) disaluran. Contoh dari saluran
transmisi di Indonesia adalah : SUTT (Saluran Udara
Tegangan Tinggi, dengan tegangan kerja 70-150 kV),
SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi,
dengan tegangan kerja 500 kV).
c.Sistem distribusi (distribution
system)
 Yang merupakan sub-sistem tersendiri yang terdiri
dari: Pusat Pengatur Distribusi ( Distribution Control
Centre, DCC ) , Saluran tegangan menengah (6 kV dan
20 kV, biasa juga disebut tegangan distribusi primer)
yang merupakan saluran udara atau kabel tanah,
Gardu Distribusi (GD) tegangan menengah yang
terdiri dari panel-panel pengatur tegangan menengah
dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi
tegangan rendah (380 V, 220 V) yang menghasilkan
tegangan kerja/tegangan jala-jala untuk industri dan
konsumen perumahan.
d.konsumen
 Adalah setiap orang atau badan usaha yang membeli
tenaga lsitrik dari Pemegang Usaha Penyedia tenaga
Listrik untuk digunakan sebagai pemanfaatan akhir
dan tidak untuk diperdagangkan.
Saluran transmisi
 Kategori saluran transmisi berdasarkan
pemasangan
1. saluran udara (overhead lines); saluran
transmisi yang menyalurkan energi listrik
melalui kawat-kawat yang digantung pada
isolator antar menara atau tiang transmisi
Keuntungan dari saluran transmisi udara adalah
 lebih murah,
 mudah dalam perawatan,
 mudah dalam mengetahui letak gangguan,
 mudah dalam perbaikan, dan lainnya.
 Kerugian saluran udara, antara lain: karena
berada di ruang terbuka, maka cuaca sangat
berpengaruh terhadap keandalannya, dengan
kata lain mudah terjadi gangguan, seperti
gangguan hubung singkat, gangguan tegangan
lebih karena tersambar petir, dan gangguan-
gangguan lainnya.
 Dari segi estetika/keindahan juga kurang,
sehingga saluran transmisi bukan pilihan yang
ideal untuk suatu saluran transmisi didalam
kota.
 2. saluran kabel tanah (underground cable);
saluran transmisi yang menyalurkan energi
listrik melalui kabel yang dipendam didalam
tanah.
 Kategori saluran transmisi seperti ini adalah
yang favorite untuk pemasangan di dalam kota,
karena berada didalam tanah, maka tidak
mengganggu keindahan kota dan juga tidak
mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca
atau kondisi alam. Namun juga memilik
kekurangan. Seperti: mahalnya biaya investasi
dan sulitnya menentukan titik gangguan dan
perbaikannya
 Kategori saluran transmisi berdasarkan
arus listrik
Dalam dunia kelistrikan, dikenal dua kategori
arus listrik, yaitu arus bolak-balik (Alternating
Current/AC) dan arus searah (Direct
Current/DC). Oleh karena itu , berdasarkan
jenis arus listrik yang mengalir di saluran
transmisi, maka saluran transmisi terdiri dari:
 Saluran Transmisi AC
 Saluran Transmisi DC
 Saluran transmisi AC;
 Dalam system AC, penaikan dan penurunan
tegangannya sangat mudah dilakukan dengan
bantuan transformator dan juga memiliki 2
sistem, sistem fasa tunggal dan sistem fasa tiga
sehingga saluran transmisi AC memiliki
keuntungan lainnya, antara lain:
a. daya yang disalurkan lebih besar
b. nilai sesaat (instantaneous value)nya
konstan, dan
c. mempunyai medan magnet putar
 Selain keuntungan-keuntungan yang
disebutkan diatas, saluran transmisi AC juga
memilik kerugian, yaitu:
 tidak stabil dan
 isolasi yang rumit dan mahal (mahal disini
dalam artian untuk menyediakan suatu isolasi
yang memang aman dan kuat).
Saluran transmisi dc
 Dalam saluran transmisi DC, daya guna atau efesiensinya tinggi karena
mempunyai factor daya = 1, tidak memiliki masalah terhadap stabilitas
terhadap system, sehingga dimungkinkan untuk penyaluran jarak jauh
dan memiliki isolasi yang lebih sederhana.
Berhubungan dengan keuntungan dan kerugiannya, dewasa ini saluran
transmisi di dunia sebagian besar menggunakan saluran transmisi AC.
 Saluran transmisi DC baru dapat dianggap ekonomis jika jarak saluran
udaranya antara 400km sampai 600km, atau untuk saluran bawah
tanah dengan panjang 50km. hal itu disebabkan karena biaya peralatan
pengubah dari AC ke DC dan sebaliknya (converter & inverter) masih
sangat mahal, sehingga dari segi ekonomisnya saluran AC akan tetap
menjadi primadona dari saluran transmisi.
Tegangan transmisi
 Apabila tegangan transmisi dinaikkan, maka daya guna
penyaluran akan naik oleh karena rugi-rugi transmisi
turun, pada besaran daya yang disalurkan sama. Namun,
penaikan tegangan transmisi berarti juga penaikan
isolasi dan biaya peralatan juga biaya gardu induk.
 Oleh karena itu pemilihan tegangan transmisi dilakukan
dengan memperhitungkan daya yang disalurkan, jumlah
rangkaian, jarak penyaluran, keandalan (reliability),
biaya peralatan untuk tegangan tertentu, serta
tegangan-tegangan yang sekarang ada dan yang akan di
rencanakan.
 Penentuan tegangan juga harus dilihat dari segi
standarisasi peralatan yang ada. Penentuan tegangan
transmisi merupakan bagian dari perancangan system
tenaga listrik secara keseluruhan.
Pembagian Tegangan Transmisi
 Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya sebagai
tegangan transmisi, di Indonesia, pemerintah telah
menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut:
a. Tegangan Nominal (kV): (30) - 66 - 150 - 220 – 380 – 500.
b. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (kV): (36) – 72,5
– 170 – 245 – 420 - 525.
Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk
daerah yang tegangan distribusi primer 20 kV tidak
dipergunakan. Penentuan deret tegangan diatas,
disesuaikan dengan rekomendasi dari International
Electrotechnical Commission (IEC).
KOMPONEN UTAMA SAL. TRANSMISI
 A.MENARA TRANSMISI atau tiang transmisi,
beserta pondasinya.
 B. ISOLATOR
 C. KAWAT PENGHANTAR (KONDUKTOR)
 D. KAWAT TANAH
MENARA TRANSMISI
 Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran
transmisi yang bisa berupa menara baja, tiang baja, tiang beton
bertulang dan tiang kayu. menurut penggunannya diklasifikasikan
menjadi:
a. Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu, umumnya
digunakan untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja
yang relatif rendah (dibawah 70 kV).
b. Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan
kerjanya tinggi (SUTT) dan tegangan ekstra tinggi (SUTET).
Menara baja itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan fungsinya,
menjadi:
a. menara dukung.
b. menara sudut.
c. menara ujung.
d. menara percabangan.
e. menara transposisi.
 Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi
saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran
transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling
banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit
terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan
jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah
serta pemeliharaannya yang mudah
 Suatu menara atau tower listrik harus kuat terhadap beban
yang bekerja padanya, antara lain yaitu:
- Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan).
- Gaya tarik akibat rentangan kawat.
- Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun
badan tower.
JENIS-JENIS MENARA
JENIS-JENIS MENARA
 Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara /
tower listrik dibagi atas 4 macam, yaitu:
1. Lattice tower
2. Tubular steel pole
3. Concrete pole
4. Wooden pole
MENARA TRANSMISI
Lattice tower
Tubular steel pole
Menurut fungsinya
 1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat
Gardu induk, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya
tarik.
2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower
penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena
alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat),
umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir
sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak
mempunyai sudut belokan.
4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung
gaya tarik yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya
mempunyai sudut belokan.
 5.Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan
sebagai tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa
guna memperbaiki impendansi transmisi.
6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan
pada persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini
dibangun di bawah Saluran transmisi existing.
7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua
buah saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya.
Tipe Menara
Tower 2 sirkit tipe suspensi Tower 2 sirkit tipe tension
Tipe Menara
Tower 4 sirkit tipe suspensi Tower 4 sirkit tipe suspensi
Menara Menurut Konfigurasi
 • Menurut susunan / konfigurasi kawat fasa, menara /
tower listrik dikelompokkan atas:
1. Jenis delta, digunakan pada konfigurasi horizontal /
mendatar.
2. Jenis piramida, digunakan pada konfigurasi vertikal
/ tegak.
3. Jenis Zig-zag, yaitu kawat fasa tidak berada pada
satu sisi lengan tower.
Komponen-komponen Menara / Tower listrik
 Secara umum suatu menara / tower listrik terdiri dari:
• Pondasi, yaitu suatu konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower
(stub) dengan bumi.
• Stub, bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan
pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi.
• Leg, kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang
tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg, sedangkan
body harus tetap sama tinggi permukaannya.
• Common Body, badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan
badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat
dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan
atau pengurangan.
• Super structure, badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body
dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta tidak
dikenal istilah super structure namun digantikan dengan “K” frame dan bridge.
• Cross arm, bagian tower yang berfungsi untuk tempat
menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp
kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower
jenis tension yang mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi
empat.
• “K” frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan
bridge maupun cross arm. “K” frame terdiri atas sisi kiri dan kanan
yang simetri. “K” frame tidak dikenal di tower jenis pyramid.
• Bridge, penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada
tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge
tidak dikenal di tower jenis pyramida.
• Rambu tanda bahaya, berfungsi untuk memberi peringatan bahwa
instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini
bergambar petir dan tulisan “AWAS BERBAHAYA TEGANGAN
TINGGI”. Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter
diatas tanah sebanyak dua buah, dipasang disisi yang mengahadap
tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar.
pihak
 • Rambu identifikasi tower dan penghantar / jalur, berfungsi
untuk memberitahukan identitas tower seperti: Nomor tower,
Urutan fasa, Penghantar / Jalur dan Nilai tahanan pentanahan
kaki tower.
• Anti Climbing Device (ACD), berfungsi untuk menghalangi
orang yang tidak berkepentingan untuk naik ke tower. ACD
dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan
dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya.
• Step bolt, baut panjang yang dipasang dari atas ACD ke
sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat
petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun
turun dari tower.
• Halaman tower, daerRencana pemerintah untuk meningkatan
kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi tampaknya
merupakan suatu rencana yang patut didukung oleh semua

More Related Content

What's hot

8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingMuhammad Kennedy Ginting
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukIrfan Nurhadi
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1Maulana Ilham Saputra
 
auto-transformer
auto-transformerauto-transformer
auto-transformerAji Dimas
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 

What's hot (20)

JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Teknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggiTeknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggi
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
SISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIKSISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIK
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK  GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
 
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAIDISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI
 
TEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GASTEMBUS PADA GAS
TEMBUS PADA GAS
 
Generator dc
Generator dcGenerator dc
Generator dc
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
 
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIKPEMBANGKITAN DAN PENGUKURANTEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK
 
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
PPT Transmisi & Distribusi Listrik Kelompok 1
 
auto-transformer
auto-transformerauto-transformer
auto-transformer
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
PRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHANPRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHAN
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 

Similar to TEGANGAN TINGGI DAN TRANSMISI

jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptxjaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptxAbelDoloksaribu
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdfIWISUKARTO531201031
 

Similar to TEGANGAN TINGGI DAN TRANSMISI (20)

TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptxjaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
jaringandistribusitenagalistrik-171208000924.pptx
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI  TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TRANSMISI
JARINGAN TRANSMISIJARINGAN TRANSMISI
JARINGAN TRANSMISI
 
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIKTRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
TRANSMISI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
TRANSMISI ENERGI LISTRIK
TRANSMISI ENERGI LISTRIK TRANSMISI ENERGI LISTRIK
TRANSMISI ENERGI LISTRIK
 
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK JARINGAN TRANSMISI  LISTRIK
JARINGAN TRANSMISI LISTRIK
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIKTRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
ahmad syaifur rahman.pptx
ahmad syaifur rahman.pptxahmad syaifur rahman.pptx
ahmad syaifur rahman.pptx
 
transmisi.ppt
transmisi.ppttransmisi.ppt
transmisi.ppt
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 

TEGANGAN TINGGI DAN TRANSMISI

  • 1. DASAR TEKNIK TEGANGAN TINGGI  HASBULLAH, MT  Teknik Elektro FPTK UPI 2009
  • 2. Tegangan listrik  Tegangan atau beda potensial antara dua titik, adalah usaha yang dibutuhkan untuk membawa muatan satu coulomb dari satu titik ke titik lainnya.
  • 3.  1.Dua bola yang bermuatan positif dan bermuatan negatif, karena muatan keduanya sangat lemah dimana beda potensial antara keduanya mendekati nol, maka kedua bola tidak terjadi interaksi, kedua bola hanya diam saja 2.Dua buah bola yang masing-masing bermuatan positif, dan negatif. Dengan muatan berbeda kedua bola akan saling tarik menarik. Untuk memisahkan kedua bola, diperlukan usaha F1  3.Kejadian dua buah bola bermuatan positif dan negatif, dipisahkan jaraknya dua kali jarak pada contoh no.2, untuk itu diperlukan usaha F2 sebesar 2.F1 4. Ada empat bola, satu bola visual tegangan bermuatan positif dan satu bola bermuatan negatif, dua bola lainnya tidak bermuatan. Jika dipisahkan seperti contoh no.3, diperlukan usaha F2 sebesar 2.F1
  • 4. PERSAMAAN TEGANGAN  U = W/Q [U] = Nm/C = VAs/As = V dimana; U =Tegangan (V) W = Usaha (Nm, Joule) Q = Muatan (C) Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik pada saat melakukan usaha sebesar satu joule untuk memindahkan muatan listrik sebesar satu coulomb.
  • 5. TEGANGAN TINGGI  Semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh pakar ketenagalistrikan  Diperlukan pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang bersifat khusus dan teknik- teknik tertentu  Memiliki batas-batas yang berbeda di setiap negara
  • 6. KLASIFIKASI TEG. TINGGI Tegangan Tinggi (HV) : 30, 66, 70, 150, 138 kV Teg. Ekstra Tinggi (EHV) : 220, 500, 765 kV Teg. Ultra Tinggi (UHV) : > 765 kV
  • 7. Sistem tenaga listrik  STL adalah rangkaian instalasi tenaga listrik dari pembangkitan, transmisi dan disribusi yang dioperasikan serentak dalam rangka penyediaan tenaga listrik Sistem Tenaga listrik meliputi :  Pembangkitan  Transmisi  Distribusi dan  Konsumen
  • 9. a. Pusat pembangkit tenaga listrik  Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (prime mover) dan generator yang membangkitkan listrik. Biasanya di pusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk (GI)  Peralatan utama pada gardu induk antara lain: Transformer, yang berfungsi untuk menaikkan tegangan generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi / tegangan tinggi (150 kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur.  Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain: PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).
  • 10. b. Saluran transmisi (transmission line)  Berupa kawat-kawat yang di pasang pada menara atau tiang dan bisa juga melalui kabel yang di pendam di bawah permukaan tanah, saluran transmisi berfungsi menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit, yang umumnya terletak jauh dari pusat beban, ke gardu induk penurun tegangan yang memiliki transformer penurun tegangan dari tegangan transmisi ke tegangan distribusi (menengah).  Saluran transmisi ini mempunyai tegangan yang tinggi agar dapat meminimalkan rugi-rugi daya (power losses) disaluran. Contoh dari saluran transmisi di Indonesia adalah : SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi, dengan tegangan kerja 70-150 kV), SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan tegangan kerja 500 kV).
  • 11. c.Sistem distribusi (distribution system)  Yang merupakan sub-sistem tersendiri yang terdiri dari: Pusat Pengatur Distribusi ( Distribution Control Centre, DCC ) , Saluran tegangan menengah (6 kV dan 20 kV, biasa juga disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah, Gardu Distribusi (GD) tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380 V, 220 V) yang menghasilkan tegangan kerja/tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen perumahan.
  • 12. d.konsumen  Adalah setiap orang atau badan usaha yang membeli tenaga lsitrik dari Pemegang Usaha Penyedia tenaga Listrik untuk digunakan sebagai pemanfaatan akhir dan tidak untuk diperdagangkan.
  • 13. Saluran transmisi  Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan 1. saluran udara (overhead lines); saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada isolator antar menara atau tiang transmisi Keuntungan dari saluran transmisi udara adalah  lebih murah,  mudah dalam perawatan,  mudah dalam mengetahui letak gangguan,  mudah dalam perbaikan, dan lainnya.
  • 14.  Kerugian saluran udara, antara lain: karena berada di ruang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap keandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan, seperti gangguan hubung singkat, gangguan tegangan lebih karena tersambar petir, dan gangguan- gangguan lainnya.  Dari segi estetika/keindahan juga kurang, sehingga saluran transmisi bukan pilihan yang ideal untuk suatu saluran transmisi didalam kota.
  • 15.  2. saluran kabel tanah (underground cable); saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.  Kategori saluran transmisi seperti ini adalah yang favorite untuk pemasangan di dalam kota, karena berada didalam tanah, maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun juga memilik kekurangan. Seperti: mahalnya biaya investasi dan sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikannya
  • 16.  Kategori saluran transmisi berdasarkan arus listrik Dalam dunia kelistrikan, dikenal dua kategori arus listrik, yaitu arus bolak-balik (Alternating Current/AC) dan arus searah (Direct Current/DC). Oleh karena itu , berdasarkan jenis arus listrik yang mengalir di saluran transmisi, maka saluran transmisi terdiri dari:  Saluran Transmisi AC  Saluran Transmisi DC
  • 17.  Saluran transmisi AC;  Dalam system AC, penaikan dan penurunan tegangannya sangat mudah dilakukan dengan bantuan transformator dan juga memiliki 2 sistem, sistem fasa tunggal dan sistem fasa tiga sehingga saluran transmisi AC memiliki keuntungan lainnya, antara lain: a. daya yang disalurkan lebih besar b. nilai sesaat (instantaneous value)nya konstan, dan c. mempunyai medan magnet putar
  • 18.  Selain keuntungan-keuntungan yang disebutkan diatas, saluran transmisi AC juga memilik kerugian, yaitu:  tidak stabil dan  isolasi yang rumit dan mahal (mahal disini dalam artian untuk menyediakan suatu isolasi yang memang aman dan kuat).
  • 19. Saluran transmisi dc  Dalam saluran transmisi DC, daya guna atau efesiensinya tinggi karena mempunyai factor daya = 1, tidak memiliki masalah terhadap stabilitas terhadap system, sehingga dimungkinkan untuk penyaluran jarak jauh dan memiliki isolasi yang lebih sederhana. Berhubungan dengan keuntungan dan kerugiannya, dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar menggunakan saluran transmisi AC.  Saluran transmisi DC baru dapat dianggap ekonomis jika jarak saluran udaranya antara 400km sampai 600km, atau untuk saluran bawah tanah dengan panjang 50km. hal itu disebabkan karena biaya peralatan pengubah dari AC ke DC dan sebaliknya (converter & inverter) masih sangat mahal, sehingga dari segi ekonomisnya saluran AC akan tetap menjadi primadona dari saluran transmisi.
  • 20. Tegangan transmisi  Apabila tegangan transmisi dinaikkan, maka daya guna penyaluran akan naik oleh karena rugi-rugi transmisi turun, pada besaran daya yang disalurkan sama. Namun, penaikan tegangan transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan juga biaya gardu induk.  Oleh karena itu pemilihan tegangan transmisi dilakukan dengan memperhitungkan daya yang disalurkan, jumlah rangkaian, jarak penyaluran, keandalan (reliability), biaya peralatan untuk tegangan tertentu, serta tegangan-tegangan yang sekarang ada dan yang akan di rencanakan.  Penentuan tegangan juga harus dilihat dari segi standarisasi peralatan yang ada. Penentuan tegangan transmisi merupakan bagian dari perancangan system tenaga listrik secara keseluruhan.
  • 21. Pembagian Tegangan Transmisi  Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluannya sebagai tegangan transmisi, di Indonesia, pemerintah telah menyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut: a. Tegangan Nominal (kV): (30) - 66 - 150 - 220 – 380 – 500. b. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan (kV): (36) – 72,5 – 170 – 245 – 420 - 525. Tegangan nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerah yang tegangan distribusi primer 20 kV tidak dipergunakan. Penentuan deret tegangan diatas, disesuaikan dengan rekomendasi dari International Electrotechnical Commission (IEC).
  • 22. KOMPONEN UTAMA SAL. TRANSMISI  A.MENARA TRANSMISI atau tiang transmisi, beserta pondasinya.  B. ISOLATOR  C. KAWAT PENGHANTAR (KONDUKTOR)  D. KAWAT TANAH
  • 23. MENARA TRANSMISI  Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang bisa berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu. menurut penggunannya diklasifikasikan menjadi: a. Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu, umumnya digunakan untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja yang relatif rendah (dibawah 70 kV). b. Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan kerjanya tinggi (SUTT) dan tegangan ekstra tinggi (SUTET). Menara baja itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, menjadi: a. menara dukung. b. menara sudut. c. menara ujung. d. menara percabangan. e. menara transposisi.
  • 24.  Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET) yang paling banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah  Suatu menara atau tower listrik harus kuat terhadap beban yang bekerja padanya, antara lain yaitu: - Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan). - Gaya tarik akibat rentangan kawat. - Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.
  • 26. JENIS-JENIS MENARA  Menurut bentuk konstruksinya, jenis-jenis menara / tower listrik dibagi atas 4 macam, yaitu: 1. Lattice tower 2. Tubular steel pole 3. Concrete pole 4. Wooden pole
  • 28. Menurut fungsinya  1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik. 2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil. 3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan. 4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.
  • 29.  5.Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi. 6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing. 7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang berbeda tegangan operasinya.
  • 30. Tipe Menara Tower 2 sirkit tipe suspensi Tower 2 sirkit tipe tension
  • 31. Tipe Menara Tower 4 sirkit tipe suspensi Tower 4 sirkit tipe suspensi
  • 32. Menara Menurut Konfigurasi  • Menurut susunan / konfigurasi kawat fasa, menara / tower listrik dikelompokkan atas: 1. Jenis delta, digunakan pada konfigurasi horizontal / mendatar. 2. Jenis piramida, digunakan pada konfigurasi vertikal / tegak. 3. Jenis Zig-zag, yaitu kawat fasa tidak berada pada satu sisi lengan tower.
  • 33. Komponen-komponen Menara / Tower listrik  Secara umum suatu menara / tower listrik terdiri dari: • Pondasi, yaitu suatu konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub) dengan bumi. • Stub, bagian paling bawah dari kaki tower, dipasang bersamaan dengan pemasangan pondasi dan diikat menyatu dengan pondasi. • Leg, kaki tower yang terhubung antara stub dengan body tower. Pada tanah yang tidak rata perlu dilakukan penambahan atau pengurangan tinggi leg, sedangkan body harus tetap sama tinggi permukaannya. • Common Body, badan tower bagian bawah yang terhubung antara leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara penambahan atau pengurangan. • Super structure, badan tower bagian atas yang terhubung dengan common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir. Pada tower jenis delta tidak dikenal istilah super structure namun digantikan dengan “K” frame dan bridge.
  • 34. • Cross arm, bagian tower yang berfungsi untuk tempat menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir. Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi empat. • “K” frame, bagian tower yang terhubung antara common body dengan bridge maupun cross arm. “K” frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri. “K” frame tidak dikenal di tower jenis pyramid. • Bridge, penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah. Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida. • Rambu tanda bahaya, berfungsi untuk memberi peringatan bahwa instalasi SUTT/SUTET mempunyai resiko bahaya. Rambu ini bergambar petir dan tulisan “AWAS BERBAHAYA TEGANGAN TINGGI”. Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak dua buah, dipasang disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap nomor besar. pihak
  • 35.  • Rambu identifikasi tower dan penghantar / jalur, berfungsi untuk memberitahukan identitas tower seperti: Nomor tower, Urutan fasa, Penghantar / Jalur dan Nilai tahanan pentanahan kaki tower. • Anti Climbing Device (ACD), berfungsi untuk menghalangi orang yang tidak berkepentingan untuk naik ke tower. ACD dibuat runcing, berjarak 10 cm dengan yang lainnya dan dipasang di setiap kaki tower dibawah Rambu tanda bahaya. • Step bolt, baut panjang yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas sewaktu naik maupun turun dari tower. • Halaman tower, daerRencana pemerintah untuk meningkatan kesejahteraan rakyat melalui industrialisasi tampaknya merupakan suatu rencana yang patut didukung oleh semua