SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN
PLAT
SYAMSULARIFIN 06 35 002
ANDI AWALUDDIN J 06 35 023
 Pembimbing Ir.Makmur Saini. MT
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Latar Belakang
fenomena alam, yang pembentukannya
terpisah dari muatan di dalam awan
cumulonimbus yang terbentuk akibat
adanya pergerakan ke atas akibat panas
dari permukaan laut serta adanya udara
yang lembab.
muatan negatif terkumpul di bagian bawah dan ini
menyebabkan terinduksinya muatan positif di atas
permukaan tanahsehingga membentuk medan listrik
antara awan dengan tanah. Jika muatan listrik cukup
besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui maka
terjadilah pelepasan muatan berupa petir yang bergerak
dengan kecepatan cahaya dengan efek merusak yang
sangat dahsyat karena kekuatannya.
Petir
Politeknik
Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat
suatu sambaran petir adalah bahaya
langsung dan bahaya tidak langsung
Di Laboratorium Sistem
Transmisi dan Distribusi
Politeknik Negeri Ujung
Pandang, selama ini telah
dilakukan praktek namun
hanyalah semata-mata
berupa pentanahan dimana
yang diukur adalah
pentanahan yang sudah ada.
Dengan adanya rancang bangun
ini diharapkan mahasiswa dapat
melakukan praktikum di
berbagai bentuk jenis
pentanahan. Disamping itu
pentanahan yang dibuat ini
untuk melindungi peralatan
elektronik, dan peralatan
laboratarium Teknik Konversi
Energi dari sambaran petir yang
selama ini tidak berfungsi
dengan baik sehingga banyak
peralatan yang jebol.
Rumusan Masalah
Bagaimana menghasilkan
suatu sistem penangkal petir
dan pentanahan dengan
berbagai bentuk elektroda
yang berbeda dan andal untuk
melindungi peralatan
Laboratarium Konversi Energi
dari sambaran petir
1
Bagaimana melengkapi sarana
Praktikum Transmisi dan
Distribusi Energi Listrik di
Laboratorium Sistem
Transmisi dan Distribusi
Politeknik Negeri Ujung
Pandang
2
Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Dalam perancangan ini dibuat suatu
sistem penangkal petir menggunakan
sistem pentanahan dengan bentuk rod
dengan variasi kedalaman yang berbeda
dan bentuk plat dengan variasi dimensi
plat yang berbeda.
Terobosan-terobosan yang dapat
diimplementasikan di industri dalam
hal ini adalah sistem penangkal petir
menggunakan pentanahan yang handal
yang mempunyai tingkat pengamanan
yang berkualitas agar peralatan-
peralatan listrik yang digunakan di
industri tersebut dapat terhindar dari
kerusakan.
Batasan Masalah
1
Pada percobaan
penangkal petir
dilakukan secara
simulasi pada
tegangan tinggi
implus
2
Pengambilan data
untuk kondisi
musim hujan
dilakukan dengan
metode penyiraman
air pada masing –
masing elektroda
secara merata.
TujuanKhusus
1. Menghasilkan suatu sistem penangkal petir
menggunakan pentanahan dengan berbagai bentuk
elektroda untuk melindungi peralatan dengan
Laboratarium Konversi Energi dari sambaran petir.
2. Melengkapi sarana Praktikum Transmisi dan
Distribusi Energi Listrik di Laboratorium Sistem
Transmisi dan Distribusi Politeknik Negeri Ujung
Pandang
3. Membuat Job Sheet untuk Praktikum Transmisi dan
Distribusi dengan Metode Pentanahan Elektroda
Batang dan Plat yang Bervariasi
METODE PENELITIAN
Struktur Perangkat Sistem Peralatan
Penangkal Petir Eksternal ditujukan
untuk menghindari terjadinya bahaya
langsung maupun tidak langsung
akibat suatu sambaran petir pada
instalansi-instalansi, peralatan-
peralatan yang terpasang di luar
gedung bangunan, menara dan
bagian-bagian luar bangunan
Penangkal
Petir
Eksternal
Penangkap
Petir ( Finial)
Penampung
Petir ( Sistem
Pentanahan )
sistem pentanahan harus dirancang dan
diinstalasikan sedemikian rupa sehingga
tahanan instalasi penangkal petir
serendah mungkin. Pada penelitian ini
akan dirancang model pentanahan dari
beberapa jenis elektroda
Fungsi finial penangkalan petir adalah
”menangkap petir” atau merupakan ”obyek
sambaran petir” sehingga petir tidak
menyambar atau mengenai tempat lain
Penangkap Petir (Finial )
Penampung Petir ( Elektroda batang )
EDCBA
LABORATORIUM
TEKNIKKONVERSI ENERGI
A = 1 m x 1 m
B = 0,75 m x 0,75m
C = 0,5 m x 0,5 m
D = 0,35 m x 0,35m
E = 0,25 m x 0,25m
20m
PenangkalPetir
Kabel
Pentanahan Plat
15m
50m
12 m 9 m
Pentanahan batang
7 m 5 m 3 m
Dalam perancangan elektroda plat, digunakan
elektroda berbentuk plat dengan 5 variasi
ukuran luas penampang plat masing adalah 1 x
1 m2, 0.75 x 0.75 m2, 0.5x0,5 m2, 0.35 x 0.35 m2
dan 0.25 x 0.25 m2 terbuat dari tembaga dengan
masing-masing kedalaman 2 meter di bawah
permukaan tanah.
Pembuatan Penangkal Petir dengan
Menggunakan Elektroda Plat dan Batang
•Elektroda
Batang
( Rod )
•Elektroda Plat
Dalam perancangan ini elektroda batang (rod )
dibuat dari bahan tembaga yang tujuannya
untuk mengurangi faktor korosi. Dimensi
elektroda yang dirancang berdiameter 1 inci
dengan 5 variasi kedalaman pasak masing-
masing 12 m, 9 m, 7 m, 5 m dan 3 m sehingga
nantinya dapat digunakan oleh mahasiswa
sebagai praktikum pentanahan pada
laborotarium distribusi dan proteksi dengan
banyak variasi kedalaman
Langkah-Langkah Perancangan
Dan Pengujian
Rancang Bangun
1. Pembuatan Finial Penangkal Petir
2. Pengadaan Sistem Penyaluran Arus Petir
3. Pembuatan Sistem Pentanahan
4. Penentuan Besaran Listrik dan pentanahan
yang Akan Diukur
Tegangan
Arus
Tahanan jenis pentanahan
Tahanan Pentanahan
Pengujian Hasil Rancang Bangun
Metode Pengujian
Metode analitis-komparatif
Metode deskriptif
Parameter Pengujian
Parameter utama, yaitu
besaran tegangan
pentanahan dan tahanan
pentanahan. Parameter tambahan,
yaitu besaran tahanan
jenis tanah
pentanahan.
Prosedur Pengujian
1. Memasang hubungan
finial petir sebagai
penangkap petir
dengan sistem
pentanahan sebagai
penampung petir
dengan konduktor
sebagai penyalur petir.
3. Mengaktifkan semua instrumen
dan mencatat nilai-nilai
pembacaannya.
Hasil pengujian digunakan
untuk mengoreksi rancangan dan
melakukan penyetelan/rancangan
ulang jika dijumpai ketidaksesuaian
yang signifikan.
2. Mencatu sistem
peralatan dengan
daya listrik sambil
melakukan survei
deskriptif.
Implementasi Hasil Rancang Bangun
Membantu pelaksanaan kurikulum dan
silabus pada institusi pendidikan
menengah dan tinggi.
Penjajakan kemungkinan
penerapan di industri
Memulai
Merancang Penangkal
Petir ( Finiall )
Merancang Tower Finial
Koreksi
Merancang Sistem
Pentanahan
Tidak
Menentukan Sistem
Penangkal Petir dan
Pentanahan Eksternal
Menentukan Lokasi Penangkal Petir
Koreksi
Mengobservasi
Ya
Sele
sai
Selesai
Merakit dan membuat Sistem
Penangkal Petir dan
Pentanahan
Menguji Hasil Rancang Bangun
Mengimplementasi Hasil
Rancang Bangun
Koreksi
Gambar 3.4. Diagram alir langkah-langkah Perancangan.
Waktu dan Lokasi Penelitian
• Penelitian dilakukan
dilaboratorium Teknik Konversi
Energi Jurusan T. Mesin PNUP.
• Penelitian dilakukan selama 6
bulan mulai dari Bulan Juni s/d
Bulan November 2009.
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
Terminal Ukuran Kedalaman (meter)
E-P P-C
3 5 7 9 12
R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1
4 5 15,7 8 5,3 3,1 2,0
2 5 6 15,7 7,7 5,5 3,1 2,1
3 6 7 15,4 7,6 5,6 3,2 2,1
4 7 8 15,3 7,7 5,6 3,2 2,2
5 8 9 15,4 7,8 5,7 3,3 2,3
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Pengukuran
Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang
dalam Keadaan Lembab. ( Pada tanggal 10 juni
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal Ukuran Kedalaman (meter)
E-P P-C
3 5 7 9 12
R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 180,6 10,6 9,2 7 6,2
2 5 6 180,3 10,9 9,3 7,1 6,2
3 6 7 184 11,2 9,5 7,2 6,3
4 7 8 184,7 11,7 10 7,7 6,8
5 8 9 185 13,5 11,4 9 8,1
Tabel 2. Data Hasil Percobaan Pengukuran
Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang
Dalam Keadaan Kering. ( Pada tanggal 24 juni
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal Ukuran Kedalaman (meter)
E-P P-C
3 5 7 9 12
R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 120,1 7,0 7,0 3,0 2,2
2 5 6 120,9 7,0 7,0 3,0 2,2
3 6 7 121,1 7,1 7,1 3,1 2,3
4 7 8 120.1 7,2 7,1 3,2 2,3
5 8 9 122,1 7,2 7,1 3,3 2,4
Tabel 3. Data Hasil Percobaan Pengukuran
Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang
Dalam Keadaan Basah. ( Pada tanggal 5 Oktober
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal Ukuran Plat (meter2)
E-P P-C
1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25
R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 5,8 6,9 9,0 10,0 11,2
2 5 6 5,6 6,9 9,0 10,0 11,2
3 6 7 5,6 6,9 9,1 10,1 11,1
4 7 8 5,4 7,0 9,1 10,1 11,3
5 8 9 5,4 7,0 9,2 10,3 12,3
Tabel 4. Data Hasil Percobaan Pengukuran
Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat Dalam
Keadaan Basah. ( Pada tanggal 5 Oktober 2009 ),
dengan tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal Ukuran Plat (meter2)
E-P P-C
1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25
R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9
2 5 6 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1
3 6 7 5,7 7,1 8,9 10,5 12,3
4 7 8 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5
5 8 9 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6
Tabel 5. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan
Pentanahan Pada Elektroda Plat Dalam Keadaan
Lembab. ( Pada tanggal 10 Juni 2009 ), dengan
tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal Ukuran Plat (meter2)
E-P P-C
1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25
R R R R R
(Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9
2 5 6 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1
3 6 7 5,7 7,1 8,9 10,5 12,3
4 7 8 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5
5 8 9 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6
Tabel 6. Data Hasil Percobaan Pengukuran
Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat
Dalam Keadaan Kering. ( Pada tanggal 24 Juni
2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal
E-P P-C
Pararel Rod Pararel Plat
Pararel Rod dan
Plat
Rtotal Rtotal Rtotal
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 2,1 3,8 1,4
2 5 6 2,3 3,8 1,4
3 6 7 2,2 3,9 1,5
4 7 8 2,4 3,9 1,5
5 8 9 2 3,9 1,4
Tabel 7. Data Hasil Percobaan Pengukuran
Tahanan Pentanahan Dengan Menggunakan
Sistem Grid ( Penyambungan ) Dalam Keadaan
Kering. ( Pada tanggal 2 September 2009 ),
dengan tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal
E-P P-C
Pararel Rod Pararel Plat
Pararel Rod dan
Plat
Rtotal Rtotal Rtotal
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 2,0 4,2 1,9
2 5 6 2,0 4,2 1,9
3 6 7 2,0 4,1 1,8
4 7 8 2,1 4,2 1,9
5 8 9 2,1 4,4 2,1
Tabel 8. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan
Pentanahan Dengan Menggunakan Sistem Grid (
Penyambungan ) Dalam Keadaan Basah. ( Pada tanggal
5 Oktober 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
No
Terminal
E-P P-C
Pararel Rod Pararel Plat
Pararel Rod dan
Plat
Rtotal Rtotal Rtotal
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 2,7 4,7 2,1
2 5 6 2,5 5,2 2,0
3 6 7 2,3 5,3 2,0
4 7 8 2,3 5,3 2,1
5 8 9 2,3 5,4 2,0
Tabel 9. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan
Dengan Menggunakan Sistem Grid ( Penyambungan ) Dalam
Keadaan Lembab. ( Pada tanggal 3 September 2009 ), dengan
tegangan ( 0,1 Volt )
Menghitung Nilai Tahanan
Elektroda Plat
• Kedalaman Pasak (s) = 2 m
• Luasan Pasak ( w.l ) = 1 x 1
• Rp = 5,4
Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1
Pada tabel 5 untuk kondisi tanah Lembab
dengan kedalaman 2 meter dan ukuran Plat 1
x 1 meter, pada hari rabu, 10 juni 2009 dengan
data sebagai berikut :
Dari data no.1 pada tabel 5 diketahui bahwa
Untuk Mendapatkan Nilai , dan Rth digunakan Persamaan Sebagai Berikut :
.
.
 = Kedalaman x Rp
= 2 x 5,4
= 10,8 Ωm
2,4

 
sLW
16,0
.
1

2,4
10,8
 
2
16,0
11
1

x
Tahanan Secara Teoritis (Rth )
Rth =
=
= 2,57 ( 1 + 0,08 )
= 2,77 Ω
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil
analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 12.
Menghitung Nilai Tahanan Elektroda Batang
Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1
Pada tabel 1 untuk kondisi tanah Lembab dengan
kedalaman 3 meter, pada hari rabu, 10 juni 2009
dengan data sebagai berikut :
Dari data no.1 pada tabel 1 diketahui bahwa :
a. L = 3 m
b. Rp = 15,7 Ω
c. a = 0,0254 m
Untuk Mendapatkan Nilai  , dan Rth digunakan Persamaan Sebagai Berikut :
= Rp x L
= 15,7 x 3
= 47,1 Ωm
Tahanan Secara Teoritis (Rth )
L

2
 1
4

a
L
Ln
3.2
47,1

 1
0254,0
3,4
Ln
Rth =
=
= 15,7 Ω
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil
analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 11
Meghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel Elektroda
Batang
Untuk Mendapatkan Nilai RPararel
digunakan Persamaan Sebagai Berikut
Rpararel
1
6,180
1

= 6,10
1

2,9
1

7
1

2,6
1
= 0,055 + 0,094 + 0,108 + 0,142 + 0,161
= 0,56 Ω
Rpararel =
56,0
1
= 0,178 Ω
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data
yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.
Sebagai contoh perhitungan diambil data
no 1 Pada tabel 2 untuk kondisi tanah
Kering dengan kedalaman 3 meter, 5
meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter pada
hari rabu, 24 Juni 2009 dengan data
sebagai berikut :
Menghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel
Elektroda Plat
Sebagai contoh perhitungan diambil data no 5
Pada tabel 5 untuk kondisi tanah Kering dengan
Ukuran 1 x 1 meter2, 0,75 x 0,75 meter2, 0,5 x 0,5
meter2, 0,35 x 0,35 meter2, 0,25 x 0,25 meter2
pada hari rabu, 10 Juni 2009 dengan data sebagai
berikut :
Untuk Mendapatkan Nilai RPararel digunakan Persamaan Sebagai Berikut :
Rpararel
1
9,5
1

1,7
1

0,9
1

6,10
1
 6,12
1
592,0
1
=
= 0,169 + 0,140 + 0,111 + 0,093 + 0,079
= 0,592 Ω
Rpararel =
= 1,684 Ω
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil
analisa data yang lain selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 10
Menghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel
Elektroda Batang dan Plat
Rpararel
1
1,2
1

8,3
1
739,0
1
Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1 Pada tabel 7
untuk kondisi tanah Kering dengan kedalaman 3 meter, pada hari
rabu, 2 September 2009 dengan data sebagai berikut :
Untuk Mendapatkan Nilai RPararel digunakan Persamaan
Sebagai Berikut :
=
= 0,476 + 0,263
= 0,739 Ω
Rpararel =
= 1,35 Ω
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil
analisa data yang lain selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 10
No
Terminal
E-P P-C ELEKTRODA
BATANG
ELEKTRODA
PLAT
ELEKTRODA
BATANG DAN
PLAT
(Ω) (Ω) (Ω)
1 4 5 0,178 1,572 1,35
2 5 6 0,179 1,62 1,4
3 6 7 0,968 1,655 1,4
4 7 8 0,998 1,672 1,48
5 8 9 1,069 1,684 1,32
Tabel 10. Data hasil Analisa (Sistem Grid) Pararel
Elektroda Batang, Elektroda Plat, dan Elektroda
Batang dan Plat.
No
Terminal Resivisitas Tanah (Ωm)
Tahanan (Ω)
Pengukuran Teoritis
E-P P-C 3 m 5 m 7 m 9 m 12 m 3 m 5 m 7 m 9 m 12 m 3 m 5 m 7 m 9 m 12 m
1 4 5 47,1 40 37,1 27,9 24 15,7 8 5,3 3,1 2,0 12,87 7,22 5,07 3,09 2,08
2 5 6 47,1 38,5 38,5 27,9 25,2 15,7 7,7 5,5 3,1 2,1 12,89 6,95 5,26 3,09 2,19
3 6 7 46,2 38 39,2 28,8 25,2 15,4 7,6 5,6 3,2 2,1 12,65 6,86 5,35 3,19 2,19
4 7 8 45,9 38,5 39,2 28,8 26,4 15,3 7,7 5,6 3,2 2,2 12,57 6,95 5,35 3,19 2,29
5 8 9 46,2 39 39,9 29,7 27,6 15,4 7,8 5,7 3,3 2,3 12,65 7,04 5,45 3,29 2,40
Tabel 11. Hasil Analisa Percobaan Pengukuran Tahanan
Pentanahan Pada Elektroda Batang.
Pada Tanggal 10 juni 2009. Pada Kondisi Tanah Lembab
No Terminal
Resivisitas Tanah (Ωm)
Tahanan (Ω)
Pengukuran Teoritis
E-P P-C 1 x 1 0,75 x
0,75
0,5 x
0,5
0,35 x
0,35
0,25 x
0,25
1 x 1 0,75 x
0,75
0,5 x
0,5
0,35 x
0,35
0,25 x
0,25
1 x 1 0,75 x
0,75 0,5 x 0,5
0,35 x
0,35
0,25 x
0,25
1
4 5 8,479 5,92 3,30 1,98 1,17 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9 2,26 6,8 16,3 39,65 91,21
2
5 6 8,792 6,09 3,41 1,98 1,19 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1 2,88 6,35 16,30 40,32 94,18
3
6 7 8,949 6,27 3,49 2,02 1,21 5,7 7,1 8,9 10,5 11,3 2,93 6,55 17,29 41,22 95,71
4
7 8 9,106 6,27 3,49 2,04 1,23 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5 2,98 6,55 17,29 41,22 96,48
5
8 9 9,236 6,27 3,53 2,04 1,24 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6 3,03 6,55 17,29 41,61 97,31
Tabel 12. Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan
Pentanahan Pada Elektroda Plat.
Pada Tanggal 10 juni 2009. Pada
Kondisi Tanah Lembab
Data hasil percobaan penangkal petir dilab.
Tegangan tinggi
JARAK JARUM KE
PENANGKAL PETIR
JARAK SELA
BOLA
ARUS
BOCOR
( mA )
TEG.
TEMBUS
( KV )
TEG. PETIR
( KV )
KET
5 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 4.4 14 17.64 KV TEMBUS
12 MM 10 MM 4.4 14 17.64 KV TEMBUS
14 MM 10 MM 4.2 14 17.64 KV TEMBUS
15 MM 10 MM 4.2 14 17.64 KV TEMBUS
P = 95,5 Cm Hg / 955 mmHg
T = 29 ⁰C
TANGGAL 13 JUNI 2009
Tabel 13. Hasil Pengukuran
Elektroda Jarum dengan Penangkal
Petir.
JARAK JARUM KE
PENANGKAL PETIR
BOLA-BOLA
JARAK SELA
BOLA
ARUS BOCOR
( mA )
TEG.
TEMBUS
( KV )
TEG. PETIR
( KV )
KET
5 MM 10 MM 5.8 15 19.11 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 5.4 14 17.64 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 5.4 14 19.11 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 5.2 14 17.64 KV TEMBUS
12 MM 10 MM 4.8 14 18.22 KV TEMBUS
14 MM 10 MM 5.4 14 17.64 KV TEMBUS
15 MM 10 MM 4.8 14 17.64 KV TEMBUS
Tabel 14. Hasil Pengukuran Elektroda
Jarum dengan Penangkal Petir
dengan bola.
JARAK BOLA KE
PENANGKAL PETIR
JARAK SELA
BOLA
ARUS
BOCOR
( mA )
TEG.
TEMBUS
( KV )
TEG. PETIR
( KV )
KET
5 MM 10 MM 5,6 14 13,64 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 5,4 14 13,64 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 5,2 14 13,64 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 5 14 13,64 KV TEMBUS
12 MM 10 MM 4,8 14 13,64 KV T. TEMBUS
14 MM 10 MM 4,8 14 13,64 KV T. TEMBUS
15 MM 10 MM 5,4 14 17,64 KV T. TEMBUS
Tabel 15. Hasil Pengukuran Elektroda
Bola dengan Penangkal Petir .
JARAK BOLA KE
PENANGKAL PETIR
BOLA-BOLA
JARAK
SELA BOLA
ARUS
BOCOR
( mA )
TEG.
TEMBUS
( KV )
TEG. PETIR
( KV )
KET
5 MM 10 MM 4,8 13 11,76 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 4,8 13 11,76 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 5 14 14,70 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 5,2 14 17,64 KV TEMBUS
12 MM 10 MM 5,8 14 17,64 KV TEMBUS
14 MM 10 MM 6 14 17,64 KV TEMBUS
15 MM 10 MM 6,4 14 29,58 KV TEMBUS
Tabel 16. Hasil Pengukuran
Elektroda Bola dengan
Penangkal Petir dengan bola .
JARAK PLAT KE
PENANGKAL PETIR
JARAK SELA
BOLA
ARUS
BOCOR
( mA )
TEG.
TEMBUS
( KV )
TEG. PETIR
( KV )
KET
5 MM 10 MM 5,2 14 10,29 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 5,4 14 14,70 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 5,6 14 17,05 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 5,4 14 22,05 KV T. TEMBUS
12 MM 10 MM 5,4 14 17,64 KV T. TEMBUS
14 MM 10 MM 4,8 13 17,64 KV T. TEMBUS
15 MM 10 MM 4,8 13 17,64 KV T. TEMBUS
Tabel 17. Hasil Pengukuran
Elektroda Plat dengan Penangkal
Petir .
JARAK PLAT KE
PENANGKAL PETIR
BOLA-BOLA
JARAK SELA
BOLA
ARUS
BOCOR
( mA )
TEG.
TEMBUS
( KV )
TEG. PETIR
( KV )
KET
5 MM 10 MM 5,6 14 11,76 KV TEMBUS
7 MM 10 MM 5,8 14 17,64 KV TEMBUS
9 MM 10 MM 5,8 15 24,99 KV TEMBUS
10 MM 10 MM 5,8 15 24,99 KV T. TEMBUS
12 MM 10 MM 6 15 24,99 KV T. TEMBUS
14 MM 10 MM 6,2 15 23,52 KV T. TEMBUS
15 MM 10 MM 6,4 15 23,52 KV T. TEMBUS
Tabel 18. Hasil Pengukuran
Elektroda Plat dengan Penangkal
Petir dengan bola .
Menghitung Tegangan Tembus Pada Penangkal Petir Tanpa Bola.
Sebagai contoh perhitungan Analisa data Petir diambil data no 1 pada tabel 10 untuk elektroda jarum dengan penangkal petir.
Dari data no.1 pada tabel 10 diketahui bahwa :
P = 955 mmHg
T = 29 0C
effV
kVxx
eff
V 24,943264,172
max
Va. 
kV22,4375
29273
20273
1013
955
943,42
273
20273
1013
maxVVb. B







x
T
P
x
0,89955
943,24
4375,22
max
. 
V
B
V
FCc
= 17,64 kV
Untuk Mendapatkan Nilai VMax, VB, FC digunakan Persamaan Sebagai Berikut :
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil
analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 19
Menghitung Tegangan Tembus Pada Penangkal Petir
Bola-bola.
effV
kVxx
eff
V 27,0215219,112
max
Va. 
kV24,3073
29273
20273
1013
955
327,0215
273
20273
1013
maxVVb. B







x
T
P
x
0,89955
27,0215
24,3073
max
. 
V
B
V
FCc
Sebagai contoh perhitungan Analisa data Petir diambil data no 1 pada tabel 11 untuk elektroda jarum dengan penangkal
petir bola-bola.
Dari data no.1 pada tabel 11 diketahui bahwa :
P = 955 mmHg
T = 29 0C
= 19,11 kV
Untuk Mendapatkan Nilai VMax, VB, FC digunakan Persamaan Sebagai Berikut :
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil
analisa data yang lain selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 20
JARAK JARUM
KE
PENANGKAL
PETIR (mm)
JARAK
SELA
BOLA
(mm)
ARUS
BOCOR
(mA)
TEG.
TEMBUS
(kV)
TEG.
PETIR
(kV)
Vmax
(kV)
Vb
( kV)
Fc
5 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
7 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
9 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
10 10 4.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
12 10 4.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
14 10 4.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
15 10 4.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
.
Tabel 19. Hasil Analisa
Percobaan Pengukuran
Elektroda Jarum dengan
Penangkal Petir Tanpa Bola
JARAK JARUM KE
PENANGKAL PETIR
BOLA-BOLA (mm)
JARAK
SELA
BOLA (mm)
ARUS
BOCOR (
mA )
TEG.
TEMBUS ( KV
)
TEG.
PETIR (
KV )
Vmax (kV)
VB (
kV)
Fc
5 10 5.8 15 19.11 27.0215 24.3073 0.89955
7 10 5.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
9 10 5.4 14 19.11 27.0215 24.3073 0.89955
10 10 5.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
12 10 4.8 14 18.22 25.7631 23.1753 0.89955
14 10 5.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
15 10 4.8 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955
Tabel 20. Hasil Analisa
Percobaan Pengukuran
Elektroda Jarum dengan
Penangkal Petir Bola-bola.
Pembahasan
Dari hasil pengujian sistem pentanahan yang
terpakai pada lokasi laboratorium energi dan
lokasi laboratorium tegangan tinggi dan
pentanahan elektroda pasak yang ditanam
masing-masing sedalam 3 m, 5 m, 7 m, 9 m, 12 m
dan elektroda plat dengan ukuran 1 x 1 meter2,
0,75x0,75 meter2, 0,5x0,5 meter2, 0,35x0,35
meter2, 0,25x0,25 meter2 yang umumnya layak
terpakai didapat nilai tahanan pentanahan
berkisar antara 2,5 – 180 Ohm.
Dari data diperoleh untuk pentanahan Elektroda batang untuk kedalaman
3 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 180 -
185 Ohm , Untuk kondisi tanah lembab berkisar 120 – 121,4 Ohm, Untuk
kondisi tanah basah berkisar 33,43 – 35,82 Ohm. Untuk elekroda batang yang
ditanam sedalam 5 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah
kering berkisar 1,6 -13,5 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab berkisar 7,71 –
7,723 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 7,1 – 7,2 Ohm. Untuk elektroda
batang yang ditanam sedalam 7 meter diperoleh tahanan pantanahan pada
kondisi tanah kering berkisar 9,2 – 11,4 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab
berkisar 7,0 – 7,2 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 5,11 – 5,25 Ohm,
Untuk elektroda batang yang ditanam sedalam 9 meter diperoleh tahanan
pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 7,1 – 9,0 Ohm, Untuk kondisi
tanah lembab berkisar 3,09 – 3,35 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 2,2
– 2,4 Ohm, Untuk elektroda batang yang ditanam sedalam 12 meter diperoleh
tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 6,2 – 8,1 Ohm, Untuk
kondisi tanah lembab berkisar 2,41 -3,09 Ohm, Untuk kondisi tanah basah
berkisar 1,8 – 2,1 Ohm.
Sedangkan untuk elektroda Plat dengan ukuran 1 x 1
meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering berkisar
antara 5,6 – 6,2 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 5,29 –
5,38 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 5,2 – 5,9 0hm, pada
elektroda plat ukuran 0,75 x 0,75 meter2 didapat nilai
tahanan untuk tanah kering berkisar antara 6,9 – 7,4 Ohm,
Untuk tanah lembab berkisar 6,39 – 6,65 Ohm, Untuk tanah
basah berkisar 5,6 – 6,2 Ohm, pada elektroda plat ukuran 0,5
x 0,5 meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering
berkisar antara 9,1 – 9,6 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar
8,4 – 10,6 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 8,6 – 8,7 Ohm,
pada elektroda plat ukuran 0,35 x 0,35 meter2 didapat nilai
tahanan untuk tanah kering berkisar antara 10,1 – 10 ,7
Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 9,88 – 16,72 Ohm,
Untuk tanah basah berkisar 9,5 – 9,8 Ohm, pada elektroda
plat ukuran 0,25 x 0,25 meter2 didapat nilai tahanan untuk
tanah kering berkisar antara 11,6 – 12,5 Ohm, Untuk tanah
lembab berkisar 11,5 – 13,2 Ohm, Untuk tanah basah
berkisar 11,0 – 11,1 Ohm.
Data yang diperoleh finial petir dilakukan dilaboratorium
tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda.
Variasi yang dilakukan pengujian ada 3, yaitu elektroda jarum,
elektroda bola, elektroda plat. Pengujian yang dilakukan
dengan elektroda jarum dengan penangkal petir tanpa bola
diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,88 – 30,87 KV, dan
elektroda jarum dengan penangkal petir memakai bola-bola
diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 19,11 – 33,81 KV,
pengujian dengan menggunakan elektroda bola-bola dengan
penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan tembus
berkisar 4,41 – 17,64 KV, dan elektroda bola-bola dengan
penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan
tembus berkisar 11,76 – 29,58 KV, pengujian dengan
menggunakan elektroda plat dengan penangkal petir tanpa
bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 –
27,93 KV, dan elektroda plat dengan penangkal petir memakai
bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 –
32,34 KV.
Dari hasil pengamatan pun ditemukan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
sistem pentanahan yang senantiasa dapat
menentukan baik tidaknya sistem
pentanahan.
Faktor – faktor tersebut antara lain :
perubahan iklim, kandungan air dan zat
elektrolit yang didalamnya terdapat
mineral-mineral dan garam-garam.
Data yang diperoleh finial petir dilakukan dilaboratorium
tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda.
Variasi yang dilakukan pengujian ada 3, yaitu elektroda jarum,
elektroda bola, elektroda plat. Pengujian yang dilakukan dengan
elektroda jarum dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai
tegangan tembus berkisar 5,88 – 30,87 KV, dan elektroda jarum
dengan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai
tegangan tembus berkisar 19,11 – 33,81 KV, pengujian dengan
menggunakan elektroda bola-bola dengan penangkal petir tanpa
bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 4,41 – 17,64 KV,
dan elektroda bola-bola dengan penangkal petir memakai bola-
bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 – 29,58 KV,
pengujian dengan menggunakan elektroda plat dengan penangkal
petir tanpa bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar
5,29 – 27,93 KV, dan elektroda plat dengan penangkal petir
memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar
11,76 – 32,34 KV.
Metode – metode Pentanahan yang Baik :
Metode yang paling sederhana dan biasa digunakan
adalah metode merger tanah, metode ini menggunakan
elektroda tanah (batang pasak).
Metode merger menjelaskan bahwa elektroda tanah
dari pasak E yang ditanam, dan diandaikan ada potensial
antara pasak E dan pasak R yang ditanam pada jarak
tertentu (lihat Gambar 4). Arus yang mengalir diukur dengan
amperemeter, pada potensial antara pasak E dengan pasak
P akan terukur oleh voltmeter. Menurut hukum Ohm, beda
potensial ini berbanding lurus dengan tahanan-tahanan yang
dirumuskan dengan :
V = I  R
Dimana :V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Tahanan (Ohm)
V
A
Sumber
bolak-balik
PRE
Metode Merger Tanah
•Keadaan tanah kering
1. Warnanya coklat kemerah-merahan.
2. Temperaturnya 29C (kondisi cerah).
•Keadaan tanah basah :
1. Warnanya coklat kehitam-hitaman.
2. Temperaturnya 20C- 25C.
3. Terdapat genangan air (kondisi hujan).
•Keadaan tanah lembab
1. Warnanya coklat kekuningan.
2. Temperaturnya 25C- 28C.
3. Kondisi berawan (setelah/sebelum hujan).
Berdasarkan pada waktu pengambilan data kondisi tanah bermacam-macam.
Di bawah ini djelaskan keterangan tentang keadaan tanah tersebut:
PENUTUPKesimpulan
pentanahan elektroda batang dan plat
1. Dari hasil pengujian sistem pentanahan yang terpakai pada lokasi
laboratorium energi dan lokasi laboratorium tegangan tinggi dan
pentanahan elektroda pasak yang ditanam masing-masing sedalam 3
meter, 5 meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter dan elektroda plat dengan
ukuran 1 x 1 meter2, 0,75x0,75 meter2, 0,5x0,5 meter2, 0,35x0,35 meter2,
0,25x0,25 meter2 yang umumnya layak terpakai didapat nilai tahanan
pentanahan berkisar antara 2,5 – 180 Ohm.
2. Dari data diperoleh untuk pentanahan Elektroda batang untuk
kedalaman 3 meter, 5 meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter dalam
kondisi kering diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 1,6 –
9,0 Ohm. Untuk Kondisi tanah lembab diperoleh nilai tahanan
pentanahan berkisar 2,41 – 7,72 Ohm. Untuk kondisi tanah basah
diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 1,8 – 5,25 Ohm.
3. Dari data diperoleh untuk pentanahan Plat batang untuk ukuran 1
x 1 meter2, 0,75 x 0,75 meter2, 0,5 x 0,5 meter2, 0,35 x 0,35 meter2, 0,25
x 0,25 meter2 dalam kondisi kering diperoleh nilai tahanan
pentanahan berkisar 5,6 – 12,5 Ohm. Untuk Kondisi tanah lembab
diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 5,29 – 11,5 Ohm.
Untuk kondisi tanah basah diperoleh nilai tahanan pentanahan
berkisar 5,2 – 9,8 Ohm
4.Dari data yang diperoleh untuk Pengukuran Tahanan yang terkecil untuk
elektroda Batang yaitu elektroda yang kedalaman 12 meter dengan nilai
tahanan 2,9 Ohm kondisi tanah kering, dan kondisi tanah lembab nilai
tahanannya 2,34, dan kondisi tanah basah bernilai 2,2 Ohm. Untuk
Pengukuran Tahanan yang terkecil untuk elektroda Plat yaitu elektroda
yang mempunyai luas 1 x 1 m2 dengan nilai tahanan 6,2 Ohm kondisi
tanah kering, dan kondisi tanah lembab nilai tahanannya 5,82 Ohm, dan
kondisi tanah basah bernilai 5,3 Ohm.
5. Dari hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan
secara teori dan praktek pada elektroda Batang sudah sangat mendekati,
sedangkan untuk elektroda Plat ukuran 1x1 m2 sampai 0,5 m2 sudah
mendekati secara pengukuran, tetapi ukuran 0,35 m2 sampai 0,25 m2 jauh
lebih besar dari tahanan secara teoritis.
6. Data yang diperoleh untuk Penangkal petir dilakukan dilaboratorium
tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda maka dapat
disimpulkan bahwa Penangkal Petir tanpa Bola-bola mempunyai tegangan
tembus berkisar 4,41 – 30,87 KV. Sedangkan Penangkal Petir dengan Bola-
bola mempunyai tegangan tembus berkisar 11,76 – 33,81 KV.
7. Untuk Elektroda Bola dengan Penangkal petir tanpa bola di peroleh nilai
tegangan tembus berkisar 4,41 – 17,64 kV, dan Penangkal petir memakai
bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,88 – 29,58 kV. Untuk
Elektroda Plat dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan
tembus berkisar 5,29 – 27,93 kV, dan penangkal petir memakai bola-bola
diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 – 32,34 kV. Jadi dapat
disimpulkan bahwa jika penangkal petir memakai bola-bola nilai tegangan
tembusnya akan semakin besar, dan dapat mengamankan peralatan
Laboratorium Teknik Konversi Energi dari sambaran Petir.
Saran
1. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini maka
disarankan supaya dapat mempertimbangkan akan
pentingnnya pentanahan pada semua hal yang berhubungan
dengan aliran listrik sebagai elemen pengaman jika ada
gangguan baik berupa sambaran petir, hubung singkat atau
kerusakan isolasi pada sumber yang menggunakan aliran
listrik.
2. Dalam hal Percobaan Penangkal Petir Kami hanya
melakukan percobaan di Laboratorium Tegangan Tinggi
Implus, diharapkan Kedepannya dapat di lakukan
Percobaan Langsung dengan Petir.
VI. LAMPIRAN
Lampiran 1. Finial petir, Kawat pentanahan,Batang Pentanahan dan Plat Tembaga
Lampiran 2. Pengecetan Menara penangkal petir
Lampiran 3. Lubang sedalam 2 meter untuk pentanahan plat
Lampiran 4. Pembuatan Elektroda Plat
Lampiran 5. Pemasangan Pentanahan Elektroda Batang
Lampiran 6. Pemasangan pentanahan Elektroda Batang
Lampiran 7. Pembuatan Elektroda Plat
Lampiran 8. Pemasangan Elektroda Plat
Lampiran 9. Pengeboran untuk Pentanahan Elektroda Batang
Lampiran 10. Peneboran telah mencapai kedalam 3 meter
Lampiran 11. Pemasangan Menara untuk Finial Petir
Lampiran 12.Pemasangan Papan Nama
Lampiran 13. Mahasiswa IIIB sementara menyambungkan Alat
Ukur dengan Elektroda Pentanahan. Dalam rangka Praktikum
Pentanahan.
Lampiran 14 Mahasiswa IIIB sementara mencatat data Pengukuran
Pentanahan
Lampiran 15. Pembuatan dan Penelitian Finial Petir yang telah selesai.
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT

More Related Content

What's hot

Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhKabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhTrisakti University
 
Jobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrikJobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrikArtechArisTechnologi
 
Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)
Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)
Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)Oktavian_vian
 
4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas PeneranganSimon Patabang
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingMuhammad Kennedy Ginting
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Sistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrikSistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrikUDIN MUHRUDIN
 

What's hot (20)

Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduhKabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
Kabel bawah tanah dan sambungan kabel-Syamsir abduh
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
Jobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrikJobsheet instalasi penerangan listrik
Jobsheet instalasi penerangan listrik
 
2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan
 
Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)
Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)
Jenis Kabel Listrik dan Kegunaannya ( Oktavian Edo Pambudi_1410501030)
 
4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan4 Intensitas Penerangan
4 Intensitas Penerangan
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
 
Energi pasang surut
Energi pasang surutEnergi pasang surut
Energi pasang surut
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
11 iluminasi
11 iluminasi11 iluminasi
11 iluminasi
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Materi 9-gardu-distribusi
Materi 9-gardu-distribusiMateri 9-gardu-distribusi
Materi 9-gardu-distribusi
 
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoranPerancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
Perancangan dan pemasangan sistem sprinkler pada gedung perkantoran
 
Sistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrikSistem pembangkit tenaga listrik
Sistem pembangkit tenaga listrik
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
 

Viewers also liked

K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1ichsan2102
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirrezon arif
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
Chemical pipe earthing
Chemical pipe earthingChemical pipe earthing
Chemical pipe earthingVINSENT PAUL
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahmahfudi55
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - PentanahanLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahanbernadus lokaputra
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahtesha saputra
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breakerbernadus lokaputra
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan IsolasiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasibernadus lokaputra
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBbernadus lokaputra
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Puti Andini
 

Viewers also liked (20)

Pentanahan netral
Pentanahan netralPentanahan netral
Pentanahan netral
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
PRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHANPRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHAN
 
3 megger
3 megger3 megger
3 megger
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1K3 peralatan tenaga daya 1
K3 peralatan tenaga daya 1
 
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
235810675 210725848-proteksi-jtr-dan-gardu-distribusi
 
Lightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petirLightning arrester dan gejala petir
Lightning arrester dan gejala petir
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
Menggambar listrik
Menggambar listrik Menggambar listrik
Menggambar listrik
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
Chemical pipe earthing
Chemical pipe earthingChemical pipe earthing
Chemical pipe earthing
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanah
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - PentanahanLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pentanahan
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan IsolasiLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Pengukuran Pentanahan Isolasi
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCBLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - ELCB
 
Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis Sistem kendali otomatis
Sistem kendali otomatis
 

Similar to PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT

PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG dan PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM  PENTANAHAN BATANG dan PLAT PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM  PENTANAHAN BATANG dan PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG dan PLAT Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptxPutri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptxPutriMaharani630881
 
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxPerencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxriffanfahkri1
 
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfayu rizki ananda
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03userindo
 
Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...
Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...
Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Presentasi Azza.pptx
Presentasi Azza.pptxPresentasi Azza.pptx
Presentasi Azza.pptxYumnaCanz
 
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdfPresentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdfshyman09
 
Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)
Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)
Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)bernadus lokaputra
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikSimon Patabang
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm iiumammuhammad27
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
2.3.pptx edit 5 jun
2.3.pptx edit 5 jun2.3.pptx edit 5 jun
2.3.pptx edit 5 junfare nordin
 

Similar to PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT (20)

PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG dan PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM  PENTANAHAN BATANG dan PLAT PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM  PENTANAHAN BATANG dan PLAT
PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG dan PLAT
 
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptxPutri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
Putri Maharani Pricilia_1501620063_Laporan PKL.pptx
 
IS - CU 8 (2).pdf
IS - CU 8 (2).pdfIS - CU 8 (2).pdf
IS - CU 8 (2).pdf
 
BAB VI
BAB VIBAB VI
BAB VI
 
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxPerencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
 
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdfModul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
Modul_Pelatihan_Geolistrik_dan_Tutorial.pdf
 
Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03Laporan Praktikum LR03
Laporan Praktikum LR03
 
Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...
Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...
Pengembangan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat pad...
 
Presentasi Azza.pptx
Presentasi Azza.pptxPresentasi Azza.pptx
Presentasi Azza.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM.docx
LAPORAN PRAKTIKUM.docxLAPORAN PRAKTIKUM.docx
LAPORAN PRAKTIKUM.docx
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KVJARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV
 
Jobsheet sistem-kendali-1
Jobsheet sistem-kendali-1Jobsheet sistem-kendali-1
Jobsheet sistem-kendali-1
 
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdfPresentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
Presentasi Tematik K3 Listrik - Danang TJ-1.pdf
 
Listrik
ListrikListrik
Listrik
 
Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)
Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)
Laporan Praktikum Sistem Tenaga Listrik - Sekering (Patron Lebur)
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm ii
 
Materi Seminar Hasil.pptx
Materi Seminar Hasil.pptxMateri Seminar Hasil.pptx
Materi Seminar Hasil.pptx
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
2.3.pptx edit 5 jun
2.3.pptx edit 5 jun2.3.pptx edit 5 jun
2.3.pptx edit 5 jun
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 

Recently uploaded

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 

Recently uploaded (9)

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 

PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT

  • 1. PEMBUATAN PENANGKAL PETIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PENTANAHAN BATANG DAN PLAT SYAMSULARIFIN 06 35 002 ANDI AWALUDDIN J 06 35 023  Pembimbing Ir.Makmur Saini. MT PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
  • 2.
  • 3. Latar Belakang fenomena alam, yang pembentukannya terpisah dari muatan di dalam awan cumulonimbus yang terbentuk akibat adanya pergerakan ke atas akibat panas dari permukaan laut serta adanya udara yang lembab. muatan negatif terkumpul di bagian bawah dan ini menyebabkan terinduksinya muatan positif di atas permukaan tanahsehingga membentuk medan listrik antara awan dengan tanah. Jika muatan listrik cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui maka terjadilah pelepasan muatan berupa petir yang bergerak dengan kecepatan cahaya dengan efek merusak yang sangat dahsyat karena kekuatannya. Petir Politeknik Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat suatu sambaran petir adalah bahaya langsung dan bahaya tidak langsung
  • 4. Di Laboratorium Sistem Transmisi dan Distribusi Politeknik Negeri Ujung Pandang, selama ini telah dilakukan praktek namun hanyalah semata-mata berupa pentanahan dimana yang diukur adalah pentanahan yang sudah ada. Dengan adanya rancang bangun ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan praktikum di berbagai bentuk jenis pentanahan. Disamping itu pentanahan yang dibuat ini untuk melindungi peralatan elektronik, dan peralatan laboratarium Teknik Konversi Energi dari sambaran petir yang selama ini tidak berfungsi dengan baik sehingga banyak peralatan yang jebol.
  • 5. Rumusan Masalah Bagaimana menghasilkan suatu sistem penangkal petir dan pentanahan dengan berbagai bentuk elektroda yang berbeda dan andal untuk melindungi peralatan Laboratarium Konversi Energi dari sambaran petir 1 Bagaimana melengkapi sarana Praktikum Transmisi dan Distribusi Energi Listrik di Laboratorium Sistem Transmisi dan Distribusi Politeknik Negeri Ujung Pandang 2
  • 6. Urgensi (Keutamaan) Penelitian Dalam perancangan ini dibuat suatu sistem penangkal petir menggunakan sistem pentanahan dengan bentuk rod dengan variasi kedalaman yang berbeda dan bentuk plat dengan variasi dimensi plat yang berbeda. Terobosan-terobosan yang dapat diimplementasikan di industri dalam hal ini adalah sistem penangkal petir menggunakan pentanahan yang handal yang mempunyai tingkat pengamanan yang berkualitas agar peralatan- peralatan listrik yang digunakan di industri tersebut dapat terhindar dari kerusakan.
  • 7. Batasan Masalah 1 Pada percobaan penangkal petir dilakukan secara simulasi pada tegangan tinggi implus 2 Pengambilan data untuk kondisi musim hujan dilakukan dengan metode penyiraman air pada masing – masing elektroda secara merata.
  • 8. TujuanKhusus 1. Menghasilkan suatu sistem penangkal petir menggunakan pentanahan dengan berbagai bentuk elektroda untuk melindungi peralatan dengan Laboratarium Konversi Energi dari sambaran petir. 2. Melengkapi sarana Praktikum Transmisi dan Distribusi Energi Listrik di Laboratorium Sistem Transmisi dan Distribusi Politeknik Negeri Ujung Pandang 3. Membuat Job Sheet untuk Praktikum Transmisi dan Distribusi dengan Metode Pentanahan Elektroda Batang dan Plat yang Bervariasi
  • 9. METODE PENELITIAN Struktur Perangkat Sistem Peralatan Penangkal Petir Eksternal ditujukan untuk menghindari terjadinya bahaya langsung maupun tidak langsung akibat suatu sambaran petir pada instalansi-instalansi, peralatan- peralatan yang terpasang di luar gedung bangunan, menara dan bagian-bagian luar bangunan Penangkal Petir Eksternal Penangkap Petir ( Finial) Penampung Petir ( Sistem Pentanahan ) sistem pentanahan harus dirancang dan diinstalasikan sedemikian rupa sehingga tahanan instalasi penangkal petir serendah mungkin. Pada penelitian ini akan dirancang model pentanahan dari beberapa jenis elektroda Fungsi finial penangkalan petir adalah ”menangkap petir” atau merupakan ”obyek sambaran petir” sehingga petir tidak menyambar atau mengenai tempat lain
  • 10. Penangkap Petir (Finial ) Penampung Petir ( Elektroda batang )
  • 11. EDCBA LABORATORIUM TEKNIKKONVERSI ENERGI A = 1 m x 1 m B = 0,75 m x 0,75m C = 0,5 m x 0,5 m D = 0,35 m x 0,35m E = 0,25 m x 0,25m 20m PenangkalPetir Kabel Pentanahan Plat 15m 50m 12 m 9 m Pentanahan batang 7 m 5 m 3 m Dalam perancangan elektroda plat, digunakan elektroda berbentuk plat dengan 5 variasi ukuran luas penampang plat masing adalah 1 x 1 m2, 0.75 x 0.75 m2, 0.5x0,5 m2, 0.35 x 0.35 m2 dan 0.25 x 0.25 m2 terbuat dari tembaga dengan masing-masing kedalaman 2 meter di bawah permukaan tanah. Pembuatan Penangkal Petir dengan Menggunakan Elektroda Plat dan Batang •Elektroda Batang ( Rod ) •Elektroda Plat Dalam perancangan ini elektroda batang (rod ) dibuat dari bahan tembaga yang tujuannya untuk mengurangi faktor korosi. Dimensi elektroda yang dirancang berdiameter 1 inci dengan 5 variasi kedalaman pasak masing- masing 12 m, 9 m, 7 m, 5 m dan 3 m sehingga nantinya dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai praktikum pentanahan pada laborotarium distribusi dan proteksi dengan banyak variasi kedalaman
  • 12. Langkah-Langkah Perancangan Dan Pengujian Rancang Bangun 1. Pembuatan Finial Penangkal Petir 2. Pengadaan Sistem Penyaluran Arus Petir 3. Pembuatan Sistem Pentanahan 4. Penentuan Besaran Listrik dan pentanahan yang Akan Diukur Tegangan Arus Tahanan jenis pentanahan Tahanan Pentanahan
  • 13. Pengujian Hasil Rancang Bangun Metode Pengujian Metode analitis-komparatif Metode deskriptif Parameter Pengujian Parameter utama, yaitu besaran tegangan pentanahan dan tahanan pentanahan. Parameter tambahan, yaitu besaran tahanan jenis tanah pentanahan.
  • 14. Prosedur Pengujian 1. Memasang hubungan finial petir sebagai penangkap petir dengan sistem pentanahan sebagai penampung petir dengan konduktor sebagai penyalur petir. 3. Mengaktifkan semua instrumen dan mencatat nilai-nilai pembacaannya. Hasil pengujian digunakan untuk mengoreksi rancangan dan melakukan penyetelan/rancangan ulang jika dijumpai ketidaksesuaian yang signifikan. 2. Mencatu sistem peralatan dengan daya listrik sambil melakukan survei deskriptif. Implementasi Hasil Rancang Bangun Membantu pelaksanaan kurikulum dan silabus pada institusi pendidikan menengah dan tinggi. Penjajakan kemungkinan penerapan di industri
  • 15. Memulai Merancang Penangkal Petir ( Finiall ) Merancang Tower Finial Koreksi Merancang Sistem Pentanahan Tidak Menentukan Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Eksternal Menentukan Lokasi Penangkal Petir Koreksi Mengobservasi Ya Sele sai Selesai Merakit dan membuat Sistem Penangkal Petir dan Pentanahan Menguji Hasil Rancang Bangun Mengimplementasi Hasil Rancang Bangun Koreksi Gambar 3.4. Diagram alir langkah-langkah Perancangan. Waktu dan Lokasi Penelitian • Penelitian dilakukan dilaboratorium Teknik Konversi Energi Jurusan T. Mesin PNUP. • Penelitian dilakukan selama 6 bulan mulai dari Bulan Juni s/d Bulan November 2009.
  • 16. HASIL DAN PEMBAHASAN No Terminal Ukuran Kedalaman (meter) E-P P-C 3 5 7 9 12 R R R R R (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 15,7 8 5,3 3,1 2,0 2 5 6 15,7 7,7 5,5 3,1 2,1 3 6 7 15,4 7,6 5,6 3,2 2,1 4 7 8 15,3 7,7 5,6 3,2 2,2 5 8 9 15,4 7,8 5,7 3,3 2,3 Tabel 1. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang dalam Keadaan Lembab. ( Pada tanggal 10 juni 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 17. No Terminal Ukuran Kedalaman (meter) E-P P-C 3 5 7 9 12 R R R R R (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 180,6 10,6 9,2 7 6,2 2 5 6 180,3 10,9 9,3 7,1 6,2 3 6 7 184 11,2 9,5 7,2 6,3 4 7 8 184,7 11,7 10 7,7 6,8 5 8 9 185 13,5 11,4 9 8,1 Tabel 2. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang Dalam Keadaan Kering. ( Pada tanggal 24 juni 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 18. No Terminal Ukuran Kedalaman (meter) E-P P-C 3 5 7 9 12 R R R R R (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 120,1 7,0 7,0 3,0 2,2 2 5 6 120,9 7,0 7,0 3,0 2,2 3 6 7 121,1 7,1 7,1 3,1 2,3 4 7 8 120.1 7,2 7,1 3,2 2,3 5 8 9 122,1 7,2 7,1 3,3 2,4 Tabel 3. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang Dalam Keadaan Basah. ( Pada tanggal 5 Oktober 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 19. No Terminal Ukuran Plat (meter2) E-P P-C 1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25 R R R R R (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 5,8 6,9 9,0 10,0 11,2 2 5 6 5,6 6,9 9,0 10,0 11,2 3 6 7 5,6 6,9 9,1 10,1 11,1 4 7 8 5,4 7,0 9,1 10,1 11,3 5 8 9 5,4 7,0 9,2 10,3 12,3 Tabel 4. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat Dalam Keadaan Basah. ( Pada tanggal 5 Oktober 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 20. No Terminal Ukuran Plat (meter2) E-P P-C 1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25 R R R R R (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9 2 5 6 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1 3 6 7 5,7 7,1 8,9 10,5 12,3 4 7 8 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5 5 8 9 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6 Tabel 5. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat Dalam Keadaan Lembab. ( Pada tanggal 10 Juni 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 21. No Terminal Ukuran Plat (meter2) E-P P-C 1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25 R R R R R (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9 2 5 6 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1 3 6 7 5,7 7,1 8,9 10,5 12,3 4 7 8 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5 5 8 9 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6 Tabel 6. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat Dalam Keadaan Kering. ( Pada tanggal 24 Juni 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 22. No Terminal E-P P-C Pararel Rod Pararel Plat Pararel Rod dan Plat Rtotal Rtotal Rtotal (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 2,1 3,8 1,4 2 5 6 2,3 3,8 1,4 3 6 7 2,2 3,9 1,5 4 7 8 2,4 3,9 1,5 5 8 9 2 3,9 1,4 Tabel 7. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Dengan Menggunakan Sistem Grid ( Penyambungan ) Dalam Keadaan Kering. ( Pada tanggal 2 September 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 23. No Terminal E-P P-C Pararel Rod Pararel Plat Pararel Rod dan Plat Rtotal Rtotal Rtotal (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 2,0 4,2 1,9 2 5 6 2,0 4,2 1,9 3 6 7 2,0 4,1 1,8 4 7 8 2,1 4,2 1,9 5 8 9 2,1 4,4 2,1 Tabel 8. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Dengan Menggunakan Sistem Grid ( Penyambungan ) Dalam Keadaan Basah. ( Pada tanggal 5 Oktober 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 24. No Terminal E-P P-C Pararel Rod Pararel Plat Pararel Rod dan Plat Rtotal Rtotal Rtotal (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 2,7 4,7 2,1 2 5 6 2,5 5,2 2,0 3 6 7 2,3 5,3 2,0 4 7 8 2,3 5,3 2,1 5 8 9 2,3 5,4 2,0 Tabel 9. Data Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Dengan Menggunakan Sistem Grid ( Penyambungan ) Dalam Keadaan Lembab. ( Pada tanggal 3 September 2009 ), dengan tegangan ( 0,1 Volt )
  • 25. Menghitung Nilai Tahanan Elektroda Plat • Kedalaman Pasak (s) = 2 m • Luasan Pasak ( w.l ) = 1 x 1 • Rp = 5,4 Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1 Pada tabel 5 untuk kondisi tanah Lembab dengan kedalaman 2 meter dan ukuran Plat 1 x 1 meter, pada hari rabu, 10 juni 2009 dengan data sebagai berikut : Dari data no.1 pada tabel 5 diketahui bahwa Untuk Mendapatkan Nilai , dan Rth digunakan Persamaan Sebagai Berikut : . .  = Kedalaman x Rp = 2 x 5,4 = 10,8 Ωm 2,4    sLW 16,0 . 1  2,4 10,8   2 16,0 11 1  x Tahanan Secara Teoritis (Rth ) Rth = = = 2,57 ( 1 + 0,08 ) = 2,77 Ω Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12.
  • 26. Menghitung Nilai Tahanan Elektroda Batang Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1 Pada tabel 1 untuk kondisi tanah Lembab dengan kedalaman 3 meter, pada hari rabu, 10 juni 2009 dengan data sebagai berikut : Dari data no.1 pada tabel 1 diketahui bahwa : a. L = 3 m b. Rp = 15,7 Ω c. a = 0,0254 m Untuk Mendapatkan Nilai  , dan Rth digunakan Persamaan Sebagai Berikut : = Rp x L = 15,7 x 3 = 47,1 Ωm Tahanan Secara Teoritis (Rth ) L  2  1 4  a L Ln 3.2 47,1   1 0254,0 3,4 Ln Rth = = = 15,7 Ω Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11
  • 27. Meghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel Elektroda Batang Untuk Mendapatkan Nilai RPararel digunakan Persamaan Sebagai Berikut Rpararel 1 6,180 1  = 6,10 1  2,9 1  7 1  2,6 1 = 0,055 + 0,094 + 0,108 + 0,142 + 0,161 = 0,56 Ω Rpararel = 56,0 1 = 0,178 Ω Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10. Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1 Pada tabel 2 untuk kondisi tanah Kering dengan kedalaman 3 meter, 5 meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter pada hari rabu, 24 Juni 2009 dengan data sebagai berikut :
  • 28. Menghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel Elektroda Plat Sebagai contoh perhitungan diambil data no 5 Pada tabel 5 untuk kondisi tanah Kering dengan Ukuran 1 x 1 meter2, 0,75 x 0,75 meter2, 0,5 x 0,5 meter2, 0,35 x 0,35 meter2, 0,25 x 0,25 meter2 pada hari rabu, 10 Juni 2009 dengan data sebagai berikut : Untuk Mendapatkan Nilai RPararel digunakan Persamaan Sebagai Berikut : Rpararel 1 9,5 1  1,7 1  0,9 1  6,10 1  6,12 1 592,0 1 = = 0,169 + 0,140 + 0,111 + 0,093 + 0,079 = 0,592 Ω Rpararel = = 1,684 Ω Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10
  • 29. Menghitung Nilai Tahanan ( Sistem Grid ) Pararel Elektroda Batang dan Plat Rpararel 1 1,2 1  8,3 1 739,0 1 Sebagai contoh perhitungan diambil data no 1 Pada tabel 7 untuk kondisi tanah Kering dengan kedalaman 3 meter, pada hari rabu, 2 September 2009 dengan data sebagai berikut : Untuk Mendapatkan Nilai RPararel digunakan Persamaan Sebagai Berikut : = = 0,476 + 0,263 = 0,739 Ω Rpararel = = 1,35 Ω Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10
  • 30. No Terminal E-P P-C ELEKTRODA BATANG ELEKTRODA PLAT ELEKTRODA BATANG DAN PLAT (Ω) (Ω) (Ω) 1 4 5 0,178 1,572 1,35 2 5 6 0,179 1,62 1,4 3 6 7 0,968 1,655 1,4 4 7 8 0,998 1,672 1,48 5 8 9 1,069 1,684 1,32 Tabel 10. Data hasil Analisa (Sistem Grid) Pararel Elektroda Batang, Elektroda Plat, dan Elektroda Batang dan Plat.
  • 31. No Terminal Resivisitas Tanah (Ωm) Tahanan (Ω) Pengukuran Teoritis E-P P-C 3 m 5 m 7 m 9 m 12 m 3 m 5 m 7 m 9 m 12 m 3 m 5 m 7 m 9 m 12 m 1 4 5 47,1 40 37,1 27,9 24 15,7 8 5,3 3,1 2,0 12,87 7,22 5,07 3,09 2,08 2 5 6 47,1 38,5 38,5 27,9 25,2 15,7 7,7 5,5 3,1 2,1 12,89 6,95 5,26 3,09 2,19 3 6 7 46,2 38 39,2 28,8 25,2 15,4 7,6 5,6 3,2 2,1 12,65 6,86 5,35 3,19 2,19 4 7 8 45,9 38,5 39,2 28,8 26,4 15,3 7,7 5,6 3,2 2,2 12,57 6,95 5,35 3,19 2,29 5 8 9 46,2 39 39,9 29,7 27,6 15,4 7,8 5,7 3,3 2,3 12,65 7,04 5,45 3,29 2,40 Tabel 11. Hasil Analisa Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Batang. Pada Tanggal 10 juni 2009. Pada Kondisi Tanah Lembab
  • 32. No Terminal Resivisitas Tanah (Ωm) Tahanan (Ω) Pengukuran Teoritis E-P P-C 1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25 1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25 1 x 1 0,75 x 0,75 0,5 x 0,5 0,35 x 0,35 0,25 x 0,25 1 4 5 8,479 5,92 3,30 1,98 1,17 5,4 6,7 8,4 10,1 11,9 2,26 6,8 16,3 39,65 91,21 2 5 6 8,792 6,09 3,41 1,98 1,19 5,6 6,9 8,7 10,3 12,1 2,88 6,35 16,30 40,32 94,18 3 6 7 8,949 6,27 3,49 2,02 1,21 5,7 7,1 8,9 10,5 11,3 2,93 6,55 17,29 41,22 95,71 4 7 8 9,106 6,27 3,49 2,04 1,23 5,8 7,1 8,9 10,6 12,5 2,98 6,55 17,29 41,22 96,48 5 8 9 9,236 6,27 3,53 2,04 1,24 5,9 7,1 9,0 10,6 12,6 3,03 6,55 17,29 41,61 97,31 Tabel 12. Hasil Percobaan Pengukuran Tahanan Pentanahan Pada Elektroda Plat. Pada Tanggal 10 juni 2009. Pada Kondisi Tanah Lembab
  • 33. Data hasil percobaan penangkal petir dilab. Tegangan tinggi JARAK JARUM KE PENANGKAL PETIR JARAK SELA BOLA ARUS BOCOR ( mA ) TEG. TEMBUS ( KV ) TEG. PETIR ( KV ) KET 5 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS 7 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS 9 MM 10 MM 4.6 14 17.64 KV TEMBUS 10 MM 10 MM 4.4 14 17.64 KV TEMBUS 12 MM 10 MM 4.4 14 17.64 KV TEMBUS 14 MM 10 MM 4.2 14 17.64 KV TEMBUS 15 MM 10 MM 4.2 14 17.64 KV TEMBUS P = 95,5 Cm Hg / 955 mmHg T = 29 ⁰C TANGGAL 13 JUNI 2009 Tabel 13. Hasil Pengukuran Elektroda Jarum dengan Penangkal Petir.
  • 34. JARAK JARUM KE PENANGKAL PETIR BOLA-BOLA JARAK SELA BOLA ARUS BOCOR ( mA ) TEG. TEMBUS ( KV ) TEG. PETIR ( KV ) KET 5 MM 10 MM 5.8 15 19.11 KV TEMBUS 7 MM 10 MM 5.4 14 17.64 KV TEMBUS 9 MM 10 MM 5.4 14 19.11 KV TEMBUS 10 MM 10 MM 5.2 14 17.64 KV TEMBUS 12 MM 10 MM 4.8 14 18.22 KV TEMBUS 14 MM 10 MM 5.4 14 17.64 KV TEMBUS 15 MM 10 MM 4.8 14 17.64 KV TEMBUS Tabel 14. Hasil Pengukuran Elektroda Jarum dengan Penangkal Petir dengan bola.
  • 35. JARAK BOLA KE PENANGKAL PETIR JARAK SELA BOLA ARUS BOCOR ( mA ) TEG. TEMBUS ( KV ) TEG. PETIR ( KV ) KET 5 MM 10 MM 5,6 14 13,64 KV TEMBUS 7 MM 10 MM 5,4 14 13,64 KV TEMBUS 9 MM 10 MM 5,2 14 13,64 KV TEMBUS 10 MM 10 MM 5 14 13,64 KV TEMBUS 12 MM 10 MM 4,8 14 13,64 KV T. TEMBUS 14 MM 10 MM 4,8 14 13,64 KV T. TEMBUS 15 MM 10 MM 5,4 14 17,64 KV T. TEMBUS Tabel 15. Hasil Pengukuran Elektroda Bola dengan Penangkal Petir .
  • 36. JARAK BOLA KE PENANGKAL PETIR BOLA-BOLA JARAK SELA BOLA ARUS BOCOR ( mA ) TEG. TEMBUS ( KV ) TEG. PETIR ( KV ) KET 5 MM 10 MM 4,8 13 11,76 KV TEMBUS 7 MM 10 MM 4,8 13 11,76 KV TEMBUS 9 MM 10 MM 5 14 14,70 KV TEMBUS 10 MM 10 MM 5,2 14 17,64 KV TEMBUS 12 MM 10 MM 5,8 14 17,64 KV TEMBUS 14 MM 10 MM 6 14 17,64 KV TEMBUS 15 MM 10 MM 6,4 14 29,58 KV TEMBUS Tabel 16. Hasil Pengukuran Elektroda Bola dengan Penangkal Petir dengan bola .
  • 37. JARAK PLAT KE PENANGKAL PETIR JARAK SELA BOLA ARUS BOCOR ( mA ) TEG. TEMBUS ( KV ) TEG. PETIR ( KV ) KET 5 MM 10 MM 5,2 14 10,29 KV TEMBUS 7 MM 10 MM 5,4 14 14,70 KV TEMBUS 9 MM 10 MM 5,6 14 17,05 KV TEMBUS 10 MM 10 MM 5,4 14 22,05 KV T. TEMBUS 12 MM 10 MM 5,4 14 17,64 KV T. TEMBUS 14 MM 10 MM 4,8 13 17,64 KV T. TEMBUS 15 MM 10 MM 4,8 13 17,64 KV T. TEMBUS Tabel 17. Hasil Pengukuran Elektroda Plat dengan Penangkal Petir .
  • 38. JARAK PLAT KE PENANGKAL PETIR BOLA-BOLA JARAK SELA BOLA ARUS BOCOR ( mA ) TEG. TEMBUS ( KV ) TEG. PETIR ( KV ) KET 5 MM 10 MM 5,6 14 11,76 KV TEMBUS 7 MM 10 MM 5,8 14 17,64 KV TEMBUS 9 MM 10 MM 5,8 15 24,99 KV TEMBUS 10 MM 10 MM 5,8 15 24,99 KV T. TEMBUS 12 MM 10 MM 6 15 24,99 KV T. TEMBUS 14 MM 10 MM 6,2 15 23,52 KV T. TEMBUS 15 MM 10 MM 6,4 15 23,52 KV T. TEMBUS Tabel 18. Hasil Pengukuran Elektroda Plat dengan Penangkal Petir dengan bola .
  • 39. Menghitung Tegangan Tembus Pada Penangkal Petir Tanpa Bola. Sebagai contoh perhitungan Analisa data Petir diambil data no 1 pada tabel 10 untuk elektroda jarum dengan penangkal petir. Dari data no.1 pada tabel 10 diketahui bahwa : P = 955 mmHg T = 29 0C effV kVxx eff V 24,943264,172 max Va.  kV22,4375 29273 20273 1013 955 943,42 273 20273 1013 maxVVb. B        x T P x 0,89955 943,24 4375,22 max .  V B V FCc = 17,64 kV Untuk Mendapatkan Nilai VMax, VB, FC digunakan Persamaan Sebagai Berikut : Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 19
  • 40. Menghitung Tegangan Tembus Pada Penangkal Petir Bola-bola. effV kVxx eff V 27,0215219,112 max Va.  kV24,3073 29273 20273 1013 955 327,0215 273 20273 1013 maxVVb. B        x T P x 0,89955 27,0215 24,3073 max .  V B V FCc Sebagai contoh perhitungan Analisa data Petir diambil data no 1 pada tabel 11 untuk elektroda jarum dengan penangkal petir bola-bola. Dari data no.1 pada tabel 11 diketahui bahwa : P = 955 mmHg T = 29 0C = 19,11 kV Untuk Mendapatkan Nilai VMax, VB, FC digunakan Persamaan Sebagai Berikut : Dengan cara yang sama, diperoleh hasil analisa data yang lain selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 20
  • 41. JARAK JARUM KE PENANGKAL PETIR (mm) JARAK SELA BOLA (mm) ARUS BOCOR (mA) TEG. TEMBUS (kV) TEG. PETIR (kV) Vmax (kV) Vb ( kV) Fc 5 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 7 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 9 10 4.6 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 10 10 4.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 12 10 4.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 14 10 4.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 15 10 4.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 . Tabel 19. Hasil Analisa Percobaan Pengukuran Elektroda Jarum dengan Penangkal Petir Tanpa Bola
  • 42. JARAK JARUM KE PENANGKAL PETIR BOLA-BOLA (mm) JARAK SELA BOLA (mm) ARUS BOCOR ( mA ) TEG. TEMBUS ( KV ) TEG. PETIR ( KV ) Vmax (kV) VB ( kV) Fc 5 10 5.8 15 19.11 27.0215 24.3073 0.89955 7 10 5.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 9 10 5.4 14 19.11 27.0215 24.3073 0.89955 10 10 5.2 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 12 10 4.8 14 18.22 25.7631 23.1753 0.89955 14 10 5.4 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 15 10 4.8 14 17.64 24.943 22.4375 0.89955 Tabel 20. Hasil Analisa Percobaan Pengukuran Elektroda Jarum dengan Penangkal Petir Bola-bola.
  • 43. Pembahasan Dari hasil pengujian sistem pentanahan yang terpakai pada lokasi laboratorium energi dan lokasi laboratorium tegangan tinggi dan pentanahan elektroda pasak yang ditanam masing-masing sedalam 3 m, 5 m, 7 m, 9 m, 12 m dan elektroda plat dengan ukuran 1 x 1 meter2, 0,75x0,75 meter2, 0,5x0,5 meter2, 0,35x0,35 meter2, 0,25x0,25 meter2 yang umumnya layak terpakai didapat nilai tahanan pentanahan berkisar antara 2,5 – 180 Ohm.
  • 44. Dari data diperoleh untuk pentanahan Elektroda batang untuk kedalaman 3 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 180 - 185 Ohm , Untuk kondisi tanah lembab berkisar 120 – 121,4 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 33,43 – 35,82 Ohm. Untuk elekroda batang yang ditanam sedalam 5 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 1,6 -13,5 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab berkisar 7,71 – 7,723 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 7,1 – 7,2 Ohm. Untuk elektroda batang yang ditanam sedalam 7 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 9,2 – 11,4 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab berkisar 7,0 – 7,2 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 5,11 – 5,25 Ohm, Untuk elektroda batang yang ditanam sedalam 9 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 7,1 – 9,0 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab berkisar 3,09 – 3,35 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 2,2 – 2,4 Ohm, Untuk elektroda batang yang ditanam sedalam 12 meter diperoleh tahanan pantanahan pada kondisi tanah kering berkisar 6,2 – 8,1 Ohm, Untuk kondisi tanah lembab berkisar 2,41 -3,09 Ohm, Untuk kondisi tanah basah berkisar 1,8 – 2,1 Ohm.
  • 45. Sedangkan untuk elektroda Plat dengan ukuran 1 x 1 meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering berkisar antara 5,6 – 6,2 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 5,29 – 5,38 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 5,2 – 5,9 0hm, pada elektroda plat ukuran 0,75 x 0,75 meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering berkisar antara 6,9 – 7,4 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 6,39 – 6,65 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 5,6 – 6,2 Ohm, pada elektroda plat ukuran 0,5 x 0,5 meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering berkisar antara 9,1 – 9,6 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 8,4 – 10,6 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 8,6 – 8,7 Ohm, pada elektroda plat ukuran 0,35 x 0,35 meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering berkisar antara 10,1 – 10 ,7 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 9,88 – 16,72 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 9,5 – 9,8 Ohm, pada elektroda plat ukuran 0,25 x 0,25 meter2 didapat nilai tahanan untuk tanah kering berkisar antara 11,6 – 12,5 Ohm, Untuk tanah lembab berkisar 11,5 – 13,2 Ohm, Untuk tanah basah berkisar 11,0 – 11,1 Ohm.
  • 46. Data yang diperoleh finial petir dilakukan dilaboratorium tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda. Variasi yang dilakukan pengujian ada 3, yaitu elektroda jarum, elektroda bola, elektroda plat. Pengujian yang dilakukan dengan elektroda jarum dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,88 – 30,87 KV, dan elektroda jarum dengan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 19,11 – 33,81 KV, pengujian dengan menggunakan elektroda bola-bola dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 4,41 – 17,64 KV, dan elektroda bola-bola dengan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 – 29,58 KV, pengujian dengan menggunakan elektroda plat dengan penangkal petir tanpa bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 – 27,93 KV, dan elektroda plat dengan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 – 32,34 KV.
  • 47. Dari hasil pengamatan pun ditemukan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sistem pentanahan yang senantiasa dapat menentukan baik tidaknya sistem pentanahan. Faktor – faktor tersebut antara lain : perubahan iklim, kandungan air dan zat elektrolit yang didalamnya terdapat mineral-mineral dan garam-garam.
  • 48. Data yang diperoleh finial petir dilakukan dilaboratorium tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda. Variasi yang dilakukan pengujian ada 3, yaitu elektroda jarum, elektroda bola, elektroda plat. Pengujian yang dilakukan dengan elektroda jarum dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,88 – 30,87 KV, dan elektroda jarum dengan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 19,11 – 33,81 KV, pengujian dengan menggunakan elektroda bola-bola dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 4,41 – 17,64 KV, dan elektroda bola-bola dengan penangkal petir memakai bola- bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 – 29,58 KV, pengujian dengan menggunakan elektroda plat dengan penangkal petir tanpa bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 – 27,93 KV, dan elektroda plat dengan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 11,76 – 32,34 KV.
  • 49. Metode – metode Pentanahan yang Baik : Metode yang paling sederhana dan biasa digunakan adalah metode merger tanah, metode ini menggunakan elektroda tanah (batang pasak). Metode merger menjelaskan bahwa elektroda tanah dari pasak E yang ditanam, dan diandaikan ada potensial antara pasak E dan pasak R yang ditanam pada jarak tertentu (lihat Gambar 4). Arus yang mengalir diukur dengan amperemeter, pada potensial antara pasak E dengan pasak P akan terukur oleh voltmeter. Menurut hukum Ohm, beda potensial ini berbanding lurus dengan tahanan-tahanan yang dirumuskan dengan : V = I  R Dimana :V = Tegangan (Volt) I = Arus (Ampere) R = Tahanan (Ohm) V A Sumber bolak-balik PRE Metode Merger Tanah
  • 50. •Keadaan tanah kering 1. Warnanya coklat kemerah-merahan. 2. Temperaturnya 29C (kondisi cerah). •Keadaan tanah basah : 1. Warnanya coklat kehitam-hitaman. 2. Temperaturnya 20C- 25C. 3. Terdapat genangan air (kondisi hujan). •Keadaan tanah lembab 1. Warnanya coklat kekuningan. 2. Temperaturnya 25C- 28C. 3. Kondisi berawan (setelah/sebelum hujan). Berdasarkan pada waktu pengambilan data kondisi tanah bermacam-macam. Di bawah ini djelaskan keterangan tentang keadaan tanah tersebut:
  • 51. PENUTUPKesimpulan pentanahan elektroda batang dan plat 1. Dari hasil pengujian sistem pentanahan yang terpakai pada lokasi laboratorium energi dan lokasi laboratorium tegangan tinggi dan pentanahan elektroda pasak yang ditanam masing-masing sedalam 3 meter, 5 meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter dan elektroda plat dengan ukuran 1 x 1 meter2, 0,75x0,75 meter2, 0,5x0,5 meter2, 0,35x0,35 meter2, 0,25x0,25 meter2 yang umumnya layak terpakai didapat nilai tahanan pentanahan berkisar antara 2,5 – 180 Ohm. 2. Dari data diperoleh untuk pentanahan Elektroda batang untuk kedalaman 3 meter, 5 meter, 7 meter, 9 meter, 12 meter dalam kondisi kering diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 1,6 – 9,0 Ohm. Untuk Kondisi tanah lembab diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 2,41 – 7,72 Ohm. Untuk kondisi tanah basah diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 1,8 – 5,25 Ohm.
  • 52. 3. Dari data diperoleh untuk pentanahan Plat batang untuk ukuran 1 x 1 meter2, 0,75 x 0,75 meter2, 0,5 x 0,5 meter2, 0,35 x 0,35 meter2, 0,25 x 0,25 meter2 dalam kondisi kering diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 5,6 – 12,5 Ohm. Untuk Kondisi tanah lembab diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 5,29 – 11,5 Ohm. Untuk kondisi tanah basah diperoleh nilai tahanan pentanahan berkisar 5,2 – 9,8 Ohm 4.Dari data yang diperoleh untuk Pengukuran Tahanan yang terkecil untuk elektroda Batang yaitu elektroda yang kedalaman 12 meter dengan nilai tahanan 2,9 Ohm kondisi tanah kering, dan kondisi tanah lembab nilai tahanannya 2,34, dan kondisi tanah basah bernilai 2,2 Ohm. Untuk Pengukuran Tahanan yang terkecil untuk elektroda Plat yaitu elektroda yang mempunyai luas 1 x 1 m2 dengan nilai tahanan 6,2 Ohm kondisi tanah kering, dan kondisi tanah lembab nilai tahanannya 5,82 Ohm, dan kondisi tanah basah bernilai 5,3 Ohm.
  • 53. 5. Dari hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan secara teori dan praktek pada elektroda Batang sudah sangat mendekati, sedangkan untuk elektroda Plat ukuran 1x1 m2 sampai 0,5 m2 sudah mendekati secara pengukuran, tetapi ukuran 0,35 m2 sampai 0,25 m2 jauh lebih besar dari tahanan secara teoritis. 6. Data yang diperoleh untuk Penangkal petir dilakukan dilaboratorium tegangan tinggi dengan bebagai variasi elektroda yang berbeda maka dapat disimpulkan bahwa Penangkal Petir tanpa Bola-bola mempunyai tegangan tembus berkisar 4,41 – 30,87 KV. Sedangkan Penangkal Petir dengan Bola- bola mempunyai tegangan tembus berkisar 11,76 – 33,81 KV. 7. Untuk Elektroda Bola dengan Penangkal petir tanpa bola di peroleh nilai tegangan tembus berkisar 4,41 – 17,64 kV, dan Penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,88 – 29,58 kV. Untuk Elektroda Plat dengan penangkal petir tanpa bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 – 27,93 kV, dan penangkal petir memakai bola-bola diperoleh nilai tegangan tembus berkisar 5,29 – 32,34 kV. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika penangkal petir memakai bola-bola nilai tegangan tembusnya akan semakin besar, dan dapat mengamankan peralatan Laboratorium Teknik Konversi Energi dari sambaran Petir.
  • 54. Saran 1. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini maka disarankan supaya dapat mempertimbangkan akan pentingnnya pentanahan pada semua hal yang berhubungan dengan aliran listrik sebagai elemen pengaman jika ada gangguan baik berupa sambaran petir, hubung singkat atau kerusakan isolasi pada sumber yang menggunakan aliran listrik. 2. Dalam hal Percobaan Penangkal Petir Kami hanya melakukan percobaan di Laboratorium Tegangan Tinggi Implus, diharapkan Kedepannya dapat di lakukan Percobaan Langsung dengan Petir.
  • 55. VI. LAMPIRAN Lampiran 1. Finial petir, Kawat pentanahan,Batang Pentanahan dan Plat Tembaga
  • 56. Lampiran 2. Pengecetan Menara penangkal petir
  • 57. Lampiran 3. Lubang sedalam 2 meter untuk pentanahan plat
  • 58. Lampiran 4. Pembuatan Elektroda Plat
  • 59. Lampiran 5. Pemasangan Pentanahan Elektroda Batang
  • 60. Lampiran 6. Pemasangan pentanahan Elektroda Batang
  • 61. Lampiran 7. Pembuatan Elektroda Plat
  • 62. Lampiran 8. Pemasangan Elektroda Plat
  • 63. Lampiran 9. Pengeboran untuk Pentanahan Elektroda Batang
  • 64. Lampiran 10. Peneboran telah mencapai kedalam 3 meter
  • 65. Lampiran 11. Pemasangan Menara untuk Finial Petir
  • 67. Lampiran 13. Mahasiswa IIIB sementara menyambungkan Alat Ukur dengan Elektroda Pentanahan. Dalam rangka Praktikum Pentanahan.
  • 68. Lampiran 14 Mahasiswa IIIB sementara mencatat data Pengukuran Pentanahan
  • 69. Lampiran 15. Pembuatan dan Penelitian Finial Petir yang telah selesai.