SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Proteksi Sistem
Distribusi
Nama Kelompok:
1. Surdy Tangkas Marholong Sihombing
(D1022191015)
2. Hery Hendra Saputra (D1021201046)
3. Azyumardi Putra Nusantara
(D1021201066)
KELOMPOK
6
Pengertian Sistem Proteksi
Sistem proteksi ialah cara untuk mencegah atau membatasi kerusakan peralatan
terhadap gangguan, sehingga kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat di pertahankan.
Rele proteksi ialah susunan peraltan yang di rencanaakan untuk dapat merasakan
adanya ketidak normalan pada peralatan atau bagian sistem tenaga listrik dan segera secara
otomatis memberi perintah untuk membuka pemutus tenaga untuk memisahkan peralatan atau
bagian dari sistem yang terganggu dan memberi isyarat berupa lampu dan bel.
Rele proteksi dapat merasakan atau melihat adanya gangguan pada peralatan yang
di gunakan dengan mengukur dan membandingkan besaran-besaran yang diterima, misalnya arus,
tegangan, daya, frekuensi, dan impedansi dengan besaran yang telah di tentukan, kemudian
mengambil keputusan untuk seketika ataupun dengan perlambatan waktu membuka pemutus tenaga.
Pemutus tenaga umumnya dipasang pada generator, transformator daya, saluran
transmisi, saluran distribusi dan sebagianya supaya masing-masing bagian sistem dapat
dipisahkan sedemikian rupa sehingga sistem lainya tetap dapat beroprasi
Disconnect switch: sakelar yang
dirancang untu kmemutuskan peralan
tenaga pada kondisi tidak beban.
Automatic line sectionalizer: peralatan
proteksi arus lebih digunakan hanya dengan
pendukung pemutus tenaga atau recloser
tetapi tidak sendirian.
Fuse: peralatan proteksi arus lebih dengan
fuse pembuka rangkaian yang langsung panas
dan rusak dengan lalunya arus lebih yang
melaluinya pada kejadian beban lebih atau
kondisi hubung singkat.
Load-break switch: sakelar yang
dirancang untuk mengintrupsi arus
beban tetapi bukan arus gangguan.
Relay : peralatan yang merespond perobahan
pada kondisi satu rangkaian listrik untuk
mempengaruhi kerja dari peralatan lainnya
dan hal yang sama untuk rangkaian listrik
yang lainnya.
Lightning arrester: peralatan yang diletakkan
pada peralatan tenaga listrik untuk
mengurangi tegangan dari surja yang
mengenai pada terminal tersebut.
Switch: peralatan untuk membuat,
terputus, atau merobah hubungan/
sambungan pada arus listrik
Circuit breaker: sakelar yang dirancang
untuk mengintrupsi arus gangguan.
Automatic circuit reclosers: peralatan
proteksi arus lebih yang menutup dan
membuka pada jumlah yang di set
untuk men clearkan gangguan transien
atau mengisolasi gangguan permanen.
Tujuan
proteksi
1. Mengurangi Kerusakan
peralatan Jikalau adanya
gangguan
Syarat dari sistem
Proteksi
1. Kepekaan
2. Keandalan;
a. Dependability
b. Security
c. Availability
3. selektivitas
2. Mengisolasir daerah
gangguan menjadi sekecil
mungkin
3. Memperkecil bahaya bagi
manusia
Rele Proteksi
Digital SEPAM
Gambar 1. Rele Proteksi Digital SEPAM series 40
SEPAM (Square d’Electrical
Protection and Monitoring)
adalah suatu jajaran rele
proteksi yang didesain untuk
mengamankan operasional dari
suatu mesin dan jaringan
distribusi tenaga listrik pada
instalasi industri.
RELE PROTEKSI SEPAM
SEPAM seri 40 merupakan salah satu tipe dari
SEPAM yang dipergunakan sebagai proteksi
pada generator, motor, transformator, dan pada
substation. Perangkat ini dapat melakukan semua
pengukuran pada setiap pengaplikasiannya.
Kontrol dayanya menggunakan tegangan berkisar
24/250 Vdc atau 110/240 Vac.
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh Relai Proteksi
Digital SEPAM antara lain :
1. Fungsi proteksi yang lengkap untuk aplikasi
substation/feeder, transformer, motor, busbar.
2. Display LCD dengan tampilan grafis
memberikan kemudahan pembaca dan
pengguna.
3. Input dan output logik untuk kontrol CB
close/open, inhibit closing, remote tripping.
4. Tegangan kerja 24-250 Vdc / 120-240 Vac.
5. Sebagai opsi, memonitor CB untuk
perawatan : waktu operasi, waktu charging,
supervisi trip circuit ( power supplai, wiring,
dan trip koil), operation counter, dan total
kumulatif arus trip.
6. Sebagai opsi, memonitor temperatur
melalui RTD (motor dan transformer)
SEPAM seri 40 memproteksi beberapa
gangguan, antara lain :
1. Undervoltage
2. Overvoltage
3. Directional active over power
4. Directional reactive over power
5. Phasa under current
6. Temperatur monitoring
7. Broken conductor
8. Thermal overload
9. Phasa over current
10. Breaker failure
11. Earth fault
12. Recloser
13. Over frequency
14. Under frequency
Rele Arus Lebih
(OCR) DAN RELE
HUBUNG TANAH
(GFR)
OVER CURRENT
RELAY (OCR)
Relay arus lebih atau yang lebih dikenal dengan
OCR (Over Current Relay ) merupakan peralatan
yang mensinyalir adanya arus lebih, baik yang
disebabkan oleh adanya gangguan hubung
singkat atau over load yang dapat merusak
peralatan sistem tenaga yang berada dalam
wilayah proteksinya.
Rele hubung tanah yang lebih dikenal dengan
GFR (Ground Fault Relay) pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja samandengan rele
arus lebih (OCR) namun memiliki perbedaan
dalam kegunaannya. Bila rele OCR mendeteksi
adanya hubungan singkat antara phasa, maka
GFR mendeteksi adanya hubung singkat
ketanah.
GROUND FAULT RELAY
(GFR)
Prinsip Kerja
GFR
Prinsip Kerja
OCR
Penyetelan relay OCR pada sisi primer dan sisi sekunder transformator
tenaga terlebih dahulu harus dihitung arus nominal transformator tenaga.
Arus setting untuk relay OCR baik pada sisi primer maupun pada sisi
sekunder transformator tenaga adalah :
Iset(primer) = 0,2 x nominal Trafo
Nilai tersebut adalah nilai primer, Untuk mendapatkan nilai setelan
sekunder yang dapat disetkan pada relay OCR, maka harus dihitung dengan
menggunakan rasio trafo arus (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun
sisi sekunder transformator tenaga.
Iset sekunder = Iset (primer) x
1
𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇
Perhitungan
Arus Hubung
Singkat
Perhitungan arus gangguan hubung singkat 3fasa
yaitu dengan menggunakan rumus :
I3 fasa PU =
𝐸 (𝑃𝑈)
𝑧1
(dimana z1 = z2 = z total)
I3fasa (pu) = Arus gangguan hubung singkat 3 fasa.
E(pu) = Tegangan Transformator (pu)
Z1 = Impedansi Positif
Z2 = Impedansi urutan negatif
Ztotal = Impedansi tota
Arus Hubung
Singkat Tiga Fasa
Arus Hubung
Singkat dua Fasa
Gangguan hubung singkat dua fasa menggunakan
impedansi penjumlahan antara jumlah impedansi urutan
positif pu (Z1) ditambah urutan negatif pu (Z2), dengan
ekivalen Z1+Z2 perhitungan arus gangguan hubung
singkat dua fasa dalam satuan per unit (pu) menggunakan
rumus:
I2 fasa PU =
𝐸 (𝑃𝑈)
𝑧1 + 𝑧2
(dimana z1 = z2 = z total)
Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah
menggunakan impedansi yang merupakan
penjumlahan antara impedansi urutan positif ditambah
urutan negatif dan ditambah impedansi urutan nol yaitu
Z1+Z2+Z0 . Perhitungan arus gangguan hubung
singkat 1 fasa ke tanah dapat di hitung menggunakan
rumus :
I0 fasa PU =
𝐸 (𝑃𝑈)
𝑧1 + 𝑧2 + 𝑧0
(dimana z1 = z2 = z total)
Arus Hubung
Singkat satu
Fasa
Setelan waktu (TMS)
Hasil perhitungan arus gangguan hubung
singkat, selanjutnya digunakan untuk
menentukan nilai setelan waktu kerja relay
(TMS). Sama halnya dengan relay OCR, relay
GFR menggunakan rumus penyetingan TMS
yang sama dengan relay OCR. Tetapi waktu
kerja relay yang diinginkannya berbeda.
menentukan nilai TMS yang akan disetkan
pada relay GFR, transformator tenaga diambil
arus hubung singkat 1 fasa ke tanah dengan
rumus:
TMS =
𝑡𝑥
𝐼 𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡
𝐼 𝑠𝑒𝑡
0,02 −1
0,14
Peralatan proteksi arus lebih yang digunakan pada sistem distribusi salah
satunya ialah termasuk fuse, Automatic circuit recloser
FUSE
Fuse adalah peralatan arus lebih dengan fuse pembuka-rangkaian (fuse link).
Meng-clearkan gangguan permanen dengan melepaskan
bagian yang terganggu dari saluran atau peralatan dari system,
Karakteristik waktu-arus dari fuse ditunjukkan oleh 2 kurva:
(1) Kurva lebur-minimum
Kurva lebur-minimum dari fuse digambar dari waktu minimum vs arus yang
diperlukan untuk melebur fuse link
(2) Kurva total-clearing
Kurva total-clearing dari fuse digambar dari waktu maksimum vs arus yang
diperlukan untuk melebur fuse link dan mematikan busur.
Fuse link yang terbakar menghasilkan gas dan sebaliknya gas tersebut mematikan
busur
Fuse dirancang untuk digunakan diatas 600 V yang
dikategorikan sebagai cutout distribution (dikenal sebagai fuse
cutouts) atau fuse daya
Liquid-filled (oil-filled) cutouts
digunakan pada instalasi
underground dan berisi elemen fuse
didalam oil-filled dan sealed tank
Expulsion-type distribution cutouts
digunakan untuk sistem distribusi
primer
Expulsion-type cutouts diklasifikasikan
sesuai dengan penampilan luarnya dan
metoda kerja sbb:
(1) enclosed-fuse cutouts,
(2) open-fuse cutouts,
(3) open-link-fuse cutouts.
Rating dari distribusi fuse cutout didasarkan
atas kapasitas current-carrying kontinu, ,
nominal dan maksimum rancangan tegangan,
kapasitas interrupsi .
Secara umum, fuse cutout dipilih didasarkan
atas data berikut:
1. Tipe yang dipilih misalnya: overhead or
undergound, delta atau grounded-wye
system
2. Sistem tegangan untuk yang digunakan.
3. Maksimum arus gangguan yang tersedia
pada titik pemakaian
4. Perbandingan X/R pada titik pemakaian.
5. Faktor lain misalnya: keamanan,
pertumbuhan beban, dan perobahan
tugas yang diperlukan.
Rating arus dari fuse links untuk ukuran :
preferred sebagai berikut : 6, 10, 15, 25, 40,
65, 100, 140, dan 200 A,
nonpreferred : 8, 12, 20, 30, 50, dan 80 A.
AUTOMATIC CIRCUIT RECLOSER
Peralatan proteksi arus lebih yang menutup dan membuka pada jumlah
yang di set untuk meng-clearkan gangguan transien atau mengisolasi
gangguan permanen.
 Juga dilengkapai pembukaan dan penutupan secara manual.
Reclosers dapat di set untuk sejumlah operasi yang berbeda seperti:
(1) two instantaneous (trip and reclose) operations followed
by two time-delay trip operations prior to lockout,
(2) one instantaneous plus three time-delay operations,
(3) three instantaneous plus one time-delay operations,
(4) four instantaneous operations,
(5) four time-delay operations.
dari 5 s/d 1120 A untuk
satu dengan belitan seri
dari 100 to 2240 A untuk
satu dengan belitan non seri
Rating recloser :
OBJEKTIP PROTEKSI SISTEM DISTRIBUTION
Objektip utama dari proteksi sistem distribusi adalah :
1. Meminimalkan waktu gangguan
2. Meminimalkan jumlah konsumen yang terpengaruh akibat gangguan.
Objektip kedua adalah :
1. Mengeliminasi kecelakaaan/hazard secepat mungkin
2. Membatasi daerah gangguan sekecil mungkin dari sistem
3. Memproteksi peralatan konsumen
4. Memproteksi sistem dari interupsi pelayanan yang tidak perlu dan
gangguan
5. Melepaskan saluran yang terganggu, transformator, atau peralatan lain.
Gangguan listrik pada sistem distribusi hantaran udara
permanent transient (or temporary
75 to 90 % dari jumlah gangguan sesaat akibat alam
Biasanya gangguan transient terjadi ketika konduktor fasa kontak secara
listrik dengan konduktor fasa lainnya atau tanah sesaat akibat pohon,
burung atau binatang lain,surja, flashovers.
Gangguan permanent diperbaiki oleh pekerja yang berkaitan dgn:
(1) replacing burned-down conductors, blown fuses, atau peralatan yang
rusak
(2) pemangkasan pohon
(3) manually reclosing a circuit breaker or recloser untuk mengembalikan
pelayanan.
Koordinasi peralatan proteksi untuk
membantu :
1.Mengeliminasi interupsi pelayanan akibat
gangguan sesaat
2.Mengurangi meluasnya gangguan untuk
mengurangi jumlah konsumen yang
terpengaruh
3.Melokalisir gangguan, mengurangi waktu
gangguan.
Untuk koordinasi peralatan proteksi
diperlukan data-data :
1. Peta konfigurasi circuit saluran dalam skala
2. Lokasi peralatan proteksi yang ada
3.Kurva karaktreristik waktu-arus dari
peralatan proteksi
4. Arus beban (normal dan darurat)
5.Arus gangguan pada setiap titik dimana
peralatan proteksi akan dipasang
Macam-macam koordinasi peralatan
proteksi:
1. Fuse dengan Fuse
2. Recloser dengan Recloser
3. Recloser dengan Fuse
4. Recloser dengan Fuse Transformator sisi
tegangan GI
5. Fuse dengan Circuit breaker
6. Recloser dengan Circuit breaker
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
Gangguan hubung singkat pada sistem distribusi:
1. 3 Fasa
2. 2 Fasa (Fasa ke Fasa)
3. Fasa – Fasa ke tanah (double line to ground)
4. Fasa ke tanah (single line to ground) - SLG
Probabiliti terjadinya bermacam-macam tipe
gangguan:
SLG faults = 0.70
L-L faults = 0.15
2LG faults = 0.10
3 Fasa faults = 0.05
Total = 1.00
Arus gangguan aktual biasanya lebih kecil dari pada harga 3 fasa masif ( masif dari busur gangguan
Zf = 0).
Gangguan satu fasa ke tanah (SLG) kadang menghasilkan arus gangguan lebih besar dari 3 fasa terutama :
1. Dimana generator yang bersangkutan mempunyai pembumian netral solid atau
pembumian impedansi rendah
2. Pembumian transformator sisi Wye dari delta-Wye yang dibumikan

More Related Content

Similar to Sistem Proteksi Distribusi Tenaga Listrik

Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
59603231 1-setelan-ocr-gfr
59603231 1-setelan-ocr-gfr59603231 1-setelan-ocr-gfr
59603231 1-setelan-ocr-gfrAndy Rizal Akbar
 
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptxTRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptxSyahrizsyam01
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentationMangwis
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyoPramono1
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the artsuparman unkhair
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfAbdulSurokhman
 

Similar to Sistem Proteksi Distribusi Tenaga Listrik (20)

PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Proteksi
ProteksiProteksi
Proteksi
 
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
 
59603231 1-setelan-ocr-gfr
59603231 1-setelan-ocr-gfr59603231 1-setelan-ocr-gfr
59603231 1-setelan-ocr-gfr
 
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptxTRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
TRANSFORMATOR KELOMPOK 11.pptx
 
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK PROTEKSI TENAGA LISTRIK
PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
Switch gear presentation
Switch gear presentationSwitch gear presentation
Switch gear presentation
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdfPrasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
Prasetyo pramono_20063018_Instalasi tenaga listrik_PPT.pdf
 
Sptl 1
Sptl 1Sptl 1
Sptl 1
 
Protection of power system with distributed generation state of the art
Protection of  power system with distributed generation state of the artProtection of  power system with distributed generation state of the art
Protection of power system with distributed generation state of the art
 
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdfSISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
SISTEM_PROTEKSI_TENAGA_LISTRIK.pdf
 
Switchgear Tenaga Listrik
Switchgear  Tenaga Listrik Switchgear  Tenaga Listrik
Switchgear Tenaga Listrik
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Sistem Proteksi Distribusi Tenaga Listrik

  • 1. Proteksi Sistem Distribusi Nama Kelompok: 1. Surdy Tangkas Marholong Sihombing (D1022191015) 2. Hery Hendra Saputra (D1021201046) 3. Azyumardi Putra Nusantara (D1021201066) KELOMPOK 6
  • 2. Pengertian Sistem Proteksi Sistem proteksi ialah cara untuk mencegah atau membatasi kerusakan peralatan terhadap gangguan, sehingga kelangsungan penyaluran tenaga listrik dapat di pertahankan. Rele proteksi ialah susunan peraltan yang di rencanaakan untuk dapat merasakan adanya ketidak normalan pada peralatan atau bagian sistem tenaga listrik dan segera secara otomatis memberi perintah untuk membuka pemutus tenaga untuk memisahkan peralatan atau bagian dari sistem yang terganggu dan memberi isyarat berupa lampu dan bel. Rele proteksi dapat merasakan atau melihat adanya gangguan pada peralatan yang di gunakan dengan mengukur dan membandingkan besaran-besaran yang diterima, misalnya arus, tegangan, daya, frekuensi, dan impedansi dengan besaran yang telah di tentukan, kemudian mengambil keputusan untuk seketika ataupun dengan perlambatan waktu membuka pemutus tenaga. Pemutus tenaga umumnya dipasang pada generator, transformator daya, saluran transmisi, saluran distribusi dan sebagianya supaya masing-masing bagian sistem dapat dipisahkan sedemikian rupa sehingga sistem lainya tetap dapat beroprasi
  • 3. Disconnect switch: sakelar yang dirancang untu kmemutuskan peralan tenaga pada kondisi tidak beban. Automatic line sectionalizer: peralatan proteksi arus lebih digunakan hanya dengan pendukung pemutus tenaga atau recloser tetapi tidak sendirian. Fuse: peralatan proteksi arus lebih dengan fuse pembuka rangkaian yang langsung panas dan rusak dengan lalunya arus lebih yang melaluinya pada kejadian beban lebih atau kondisi hubung singkat. Load-break switch: sakelar yang dirancang untuk mengintrupsi arus beban tetapi bukan arus gangguan. Relay : peralatan yang merespond perobahan pada kondisi satu rangkaian listrik untuk mempengaruhi kerja dari peralatan lainnya dan hal yang sama untuk rangkaian listrik yang lainnya. Lightning arrester: peralatan yang diletakkan pada peralatan tenaga listrik untuk mengurangi tegangan dari surja yang mengenai pada terminal tersebut. Switch: peralatan untuk membuat, terputus, atau merobah hubungan/ sambungan pada arus listrik Circuit breaker: sakelar yang dirancang untuk mengintrupsi arus gangguan. Automatic circuit reclosers: peralatan proteksi arus lebih yang menutup dan membuka pada jumlah yang di set untuk men clearkan gangguan transien atau mengisolasi gangguan permanen.
  • 4. Tujuan proteksi 1. Mengurangi Kerusakan peralatan Jikalau adanya gangguan Syarat dari sistem Proteksi 1. Kepekaan 2. Keandalan; a. Dependability b. Security c. Availability 3. selektivitas 2. Mengisolasir daerah gangguan menjadi sekecil mungkin 3. Memperkecil bahaya bagi manusia
  • 5. Rele Proteksi Digital SEPAM Gambar 1. Rele Proteksi Digital SEPAM series 40
  • 6. SEPAM (Square d’Electrical Protection and Monitoring) adalah suatu jajaran rele proteksi yang didesain untuk mengamankan operasional dari suatu mesin dan jaringan distribusi tenaga listrik pada instalasi industri. RELE PROTEKSI SEPAM SEPAM seri 40 merupakan salah satu tipe dari SEPAM yang dipergunakan sebagai proteksi pada generator, motor, transformator, dan pada substation. Perangkat ini dapat melakukan semua pengukuran pada setiap pengaplikasiannya. Kontrol dayanya menggunakan tegangan berkisar 24/250 Vdc atau 110/240 Vac. Adapun kelebihan yang dimiliki oleh Relai Proteksi Digital SEPAM antara lain : 1. Fungsi proteksi yang lengkap untuk aplikasi substation/feeder, transformer, motor, busbar. 2. Display LCD dengan tampilan grafis memberikan kemudahan pembaca dan pengguna. 3. Input dan output logik untuk kontrol CB close/open, inhibit closing, remote tripping. 4. Tegangan kerja 24-250 Vdc / 120-240 Vac.
  • 7. 5. Sebagai opsi, memonitor CB untuk perawatan : waktu operasi, waktu charging, supervisi trip circuit ( power supplai, wiring, dan trip koil), operation counter, dan total kumulatif arus trip. 6. Sebagai opsi, memonitor temperatur melalui RTD (motor dan transformer) SEPAM seri 40 memproteksi beberapa gangguan, antara lain : 1. Undervoltage 2. Overvoltage 3. Directional active over power 4. Directional reactive over power 5. Phasa under current 6. Temperatur monitoring 7. Broken conductor 8. Thermal overload 9. Phasa over current 10. Breaker failure 11. Earth fault 12. Recloser 13. Over frequency 14. Under frequency
  • 8. Rele Arus Lebih (OCR) DAN RELE HUBUNG TANAH (GFR)
  • 9. OVER CURRENT RELAY (OCR) Relay arus lebih atau yang lebih dikenal dengan OCR (Over Current Relay ) merupakan peralatan yang mensinyalir adanya arus lebih, baik yang disebabkan oleh adanya gangguan hubung singkat atau over load yang dapat merusak peralatan sistem tenaga yang berada dalam wilayah proteksinya. Rele hubung tanah yang lebih dikenal dengan GFR (Ground Fault Relay) pada dasarnya mempunyai prinsip kerja samandengan rele arus lebih (OCR) namun memiliki perbedaan dalam kegunaannya. Bila rele OCR mendeteksi adanya hubungan singkat antara phasa, maka GFR mendeteksi adanya hubung singkat ketanah. GROUND FAULT RELAY (GFR)
  • 11. Penyetelan relay OCR pada sisi primer dan sisi sekunder transformator tenaga terlebih dahulu harus dihitung arus nominal transformator tenaga. Arus setting untuk relay OCR baik pada sisi primer maupun pada sisi sekunder transformator tenaga adalah : Iset(primer) = 0,2 x nominal Trafo Nilai tersebut adalah nilai primer, Untuk mendapatkan nilai setelan sekunder yang dapat disetkan pada relay OCR, maka harus dihitung dengan menggunakan rasio trafo arus (CT) yang terpasang pada sisi primer maupun sisi sekunder transformator tenaga. Iset sekunder = Iset (primer) x 1 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐶𝑇
  • 13. Perhitungan arus gangguan hubung singkat 3fasa yaitu dengan menggunakan rumus : I3 fasa PU = 𝐸 (𝑃𝑈) 𝑧1 (dimana z1 = z2 = z total) I3fasa (pu) = Arus gangguan hubung singkat 3 fasa. E(pu) = Tegangan Transformator (pu) Z1 = Impedansi Positif Z2 = Impedansi urutan negatif Ztotal = Impedansi tota Arus Hubung Singkat Tiga Fasa Arus Hubung Singkat dua Fasa Gangguan hubung singkat dua fasa menggunakan impedansi penjumlahan antara jumlah impedansi urutan positif pu (Z1) ditambah urutan negatif pu (Z2), dengan ekivalen Z1+Z2 perhitungan arus gangguan hubung singkat dua fasa dalam satuan per unit (pu) menggunakan rumus: I2 fasa PU = 𝐸 (𝑃𝑈) 𝑧1 + 𝑧2 (dimana z1 = z2 = z total)
  • 14. Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah menggunakan impedansi yang merupakan penjumlahan antara impedansi urutan positif ditambah urutan negatif dan ditambah impedansi urutan nol yaitu Z1+Z2+Z0 . Perhitungan arus gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah dapat di hitung menggunakan rumus : I0 fasa PU = 𝐸 (𝑃𝑈) 𝑧1 + 𝑧2 + 𝑧0 (dimana z1 = z2 = z total) Arus Hubung Singkat satu Fasa Setelan waktu (TMS) Hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat, selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai setelan waktu kerja relay (TMS). Sama halnya dengan relay OCR, relay GFR menggunakan rumus penyetingan TMS yang sama dengan relay OCR. Tetapi waktu kerja relay yang diinginkannya berbeda. menentukan nilai TMS yang akan disetkan pada relay GFR, transformator tenaga diambil arus hubung singkat 1 fasa ke tanah dengan rumus: TMS = 𝑡𝑥 𝐼 𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 𝐼 𝑠𝑒𝑡 0,02 −1 0,14
  • 15. Peralatan proteksi arus lebih yang digunakan pada sistem distribusi salah satunya ialah termasuk fuse, Automatic circuit recloser FUSE Fuse adalah peralatan arus lebih dengan fuse pembuka-rangkaian (fuse link). Meng-clearkan gangguan permanen dengan melepaskan bagian yang terganggu dari saluran atau peralatan dari system, Karakteristik waktu-arus dari fuse ditunjukkan oleh 2 kurva: (1) Kurva lebur-minimum Kurva lebur-minimum dari fuse digambar dari waktu minimum vs arus yang diperlukan untuk melebur fuse link (2) Kurva total-clearing Kurva total-clearing dari fuse digambar dari waktu maksimum vs arus yang diperlukan untuk melebur fuse link dan mematikan busur. Fuse link yang terbakar menghasilkan gas dan sebaliknya gas tersebut mematikan busur
  • 16. Fuse dirancang untuk digunakan diatas 600 V yang dikategorikan sebagai cutout distribution (dikenal sebagai fuse cutouts) atau fuse daya Liquid-filled (oil-filled) cutouts digunakan pada instalasi underground dan berisi elemen fuse didalam oil-filled dan sealed tank Expulsion-type distribution cutouts digunakan untuk sistem distribusi primer Expulsion-type cutouts diklasifikasikan sesuai dengan penampilan luarnya dan metoda kerja sbb: (1) enclosed-fuse cutouts, (2) open-fuse cutouts, (3) open-link-fuse cutouts.
  • 17. Rating dari distribusi fuse cutout didasarkan atas kapasitas current-carrying kontinu, , nominal dan maksimum rancangan tegangan, kapasitas interrupsi . Secara umum, fuse cutout dipilih didasarkan atas data berikut: 1. Tipe yang dipilih misalnya: overhead or undergound, delta atau grounded-wye system 2. Sistem tegangan untuk yang digunakan. 3. Maksimum arus gangguan yang tersedia pada titik pemakaian 4. Perbandingan X/R pada titik pemakaian. 5. Faktor lain misalnya: keamanan, pertumbuhan beban, dan perobahan tugas yang diperlukan. Rating arus dari fuse links untuk ukuran : preferred sebagai berikut : 6, 10, 15, 25, 40, 65, 100, 140, dan 200 A, nonpreferred : 8, 12, 20, 30, 50, dan 80 A.
  • 18.
  • 19. AUTOMATIC CIRCUIT RECLOSER Peralatan proteksi arus lebih yang menutup dan membuka pada jumlah yang di set untuk meng-clearkan gangguan transien atau mengisolasi gangguan permanen.  Juga dilengkapai pembukaan dan penutupan secara manual. Reclosers dapat di set untuk sejumlah operasi yang berbeda seperti: (1) two instantaneous (trip and reclose) operations followed by two time-delay trip operations prior to lockout, (2) one instantaneous plus three time-delay operations, (3) three instantaneous plus one time-delay operations, (4) four instantaneous operations, (5) four time-delay operations.
  • 20. dari 5 s/d 1120 A untuk satu dengan belitan seri dari 100 to 2240 A untuk satu dengan belitan non seri Rating recloser :
  • 21. OBJEKTIP PROTEKSI SISTEM DISTRIBUTION Objektip utama dari proteksi sistem distribusi adalah : 1. Meminimalkan waktu gangguan 2. Meminimalkan jumlah konsumen yang terpengaruh akibat gangguan. Objektip kedua adalah : 1. Mengeliminasi kecelakaaan/hazard secepat mungkin 2. Membatasi daerah gangguan sekecil mungkin dari sistem 3. Memproteksi peralatan konsumen 4. Memproteksi sistem dari interupsi pelayanan yang tidak perlu dan gangguan 5. Melepaskan saluran yang terganggu, transformator, atau peralatan lain.
  • 22. Gangguan listrik pada sistem distribusi hantaran udara permanent transient (or temporary 75 to 90 % dari jumlah gangguan sesaat akibat alam Biasanya gangguan transient terjadi ketika konduktor fasa kontak secara listrik dengan konduktor fasa lainnya atau tanah sesaat akibat pohon, burung atau binatang lain,surja, flashovers. Gangguan permanent diperbaiki oleh pekerja yang berkaitan dgn: (1) replacing burned-down conductors, blown fuses, atau peralatan yang rusak (2) pemangkasan pohon (3) manually reclosing a circuit breaker or recloser untuk mengembalikan pelayanan.
  • 23. Koordinasi peralatan proteksi untuk membantu : 1.Mengeliminasi interupsi pelayanan akibat gangguan sesaat 2.Mengurangi meluasnya gangguan untuk mengurangi jumlah konsumen yang terpengaruh 3.Melokalisir gangguan, mengurangi waktu gangguan. Untuk koordinasi peralatan proteksi diperlukan data-data : 1. Peta konfigurasi circuit saluran dalam skala 2. Lokasi peralatan proteksi yang ada 3.Kurva karaktreristik waktu-arus dari peralatan proteksi 4. Arus beban (normal dan darurat) 5.Arus gangguan pada setiap titik dimana peralatan proteksi akan dipasang Macam-macam koordinasi peralatan proteksi: 1. Fuse dengan Fuse 2. Recloser dengan Recloser 3. Recloser dengan Fuse 4. Recloser dengan Fuse Transformator sisi tegangan GI 5. Fuse dengan Circuit breaker 6. Recloser dengan Circuit breaker
  • 24. GANGGUAN HUBUNG SINGKAT Gangguan hubung singkat pada sistem distribusi: 1. 3 Fasa 2. 2 Fasa (Fasa ke Fasa) 3. Fasa – Fasa ke tanah (double line to ground) 4. Fasa ke tanah (single line to ground) - SLG Probabiliti terjadinya bermacam-macam tipe gangguan: SLG faults = 0.70 L-L faults = 0.15 2LG faults = 0.10 3 Fasa faults = 0.05 Total = 1.00 Arus gangguan aktual biasanya lebih kecil dari pada harga 3 fasa masif ( masif dari busur gangguan Zf = 0). Gangguan satu fasa ke tanah (SLG) kadang menghasilkan arus gangguan lebih besar dari 3 fasa terutama : 1. Dimana generator yang bersangkutan mempunyai pembumian netral solid atau pembumian impedansi rendah 2. Pembumian transformator sisi Wye dari delta-Wye yang dibumikan