SlideShare a Scribd company logo
Pencahayaan
( Iluminasi )
http://spatabang.blogspot.com
Pencahayaan Buatan
Untuk mendapatkan hasil penerangan/ penca
hayaan yang baik dan merata, kita harus
mempertimbangkan beberapa faktor yaitu :
1. Iluminasi (kuat penerangan)
2. Sudut penyinaran lampu
3. Jenis lampu
4. Warna dinding
5. Jarak penempatan lampu yang diperlukan
sesuai dengan fungsi ruang tersebut
Besaran Pencahayaan
1. Flux Cahaya (φ)
• Flux cahaya adalah energi yang diradiasikan keluar dari
suatu sumber cahaya setiap detiknya dalam bentuk
gelombang cahaya.
• Jadi flux cahaya dapat dipancarkan oleh suatu sumber
cahaya ialah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan
dalam satu detik.
• Dalam hubungannya dengan penerangan telah
dijelaskan bahwa 1 watt cahaya sama dengan 680
lumen. Jumlah lumen per watt (lm/W), disebut flux
cahaya spesifik
2. Intensitas Cahaya (I)
• Intensitas cahaya dapat didefenisikan sebagai berikut :
I



dimana :
I : Intencitas cahaya (cd)
φ : Flux cahaya (lumen)
ω : sudut ruang (steradian) = 4π
Sumber cahaya berbentuk titik yang ditempatkan
dalam bola dilingkupi oleh 4π steradian.
Intensitas Penerangan (E)
• Intensitas penerangan atau iluminasi atau kuat
penerangan adalah flux cahaya yang jatuh pada
suatu bidang atau permukaan.
• Satuan Intensitas penerangan adalah lumen /m2
atau Lux (Lx).
• Jika suatu bidang yang luasnya A m2, diterangi
dengan Φ lumen, intensitas penerangan rata-rata di
bidang itu adalah :
Rata rataE Lux
A

 
• Kalau 10 m2 diterangi dengan 1000 lumen kuat
penerangan adalah 100 Lux.
• Untuk kasus bidang permukaan yang tidak rata
dimana intensitas penerangan di suatu bidang
berkurang dengan kuadrat dari jarak antara sumber
cahaya dengan bidang itu, disebut hukum kuadrat,
dengan rumus :
2
( )
I
Ep lux
r

dimana :
Ep : intensitas penerangan di suatu titik P dari bidang
yang diterangi, dinyatakan dalam satuan lux
I : intensitas cahaya dalam satuan candela,
r : jarak dari sumber cahaya titik P, dinyatakan dalam
meter.
• Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat di
mana pekerjaannya akan dilakukan.
• Bidang kerja umumnya diambil 80 cm di atas lantai.
Bidang kerja ini mungkin sebuah meja atau bangku
kerja, atau yang lainnya.
Contoh :
1. Sebuah fiting yang dirancang untuk jendela
toko memberikan intensitas cahaya sebesar
1000 kandela ke arah bawah. Hitunglah :
a) Jarak agar menghasilkan iluminasi sebesar 10
lux pada sebuah titik.
b) Jika jarak di dua kalikan, berapa besarnya
Intensitas agar menghasilkan iluminasi yang
sama.
Penyelesaian :
a) r =?
b) I = ? Jika r= 2. 10 = 20
2
1000
10
10
I I
E r
r E
r m
   

2
2
.
10.20 4000 ( )
I E r
I kandela cd

 
Hukum Cosinus
• Hukum Cosinus menyatakan bahwa besarnya
iluminasi E pada sebuah titik terhadap sumber
cahaya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dan
berbanding lurus dengan Intensitas I dan cosinus
sudut yang mengapitnya.
• Rumus cosinus dinyatakan dengan rumus :
2
.cos
( )
I
E lux
r


• Perhatikan gambar
di samping :
• Berdasarkan gambar di atas, titik A adalah posisi
yang tegak lurus terhadap sumber cahaya sedangkan
titik B adalah titik yang membentuk sudut θ terhadap
sumber cahaya.
• Iluminasi pada titik A dimana θ = 0 derajat.
2
2
2
.cos
, 0
.1
.
o
a
a a
I
E
r
I
E I E h
h

 
  
Dengan menyamakan nilai I pada titik A dan B, maka
persamaan menjadi sbb :
2
3
2 3
.cos
, cos
.
..
b
b
b
I h
E
d d
h
I
E dI hdE I
d d h

 
   
3
2 .
. b
a
E d
E h
h

3
3
b
a
Eh
d E
 
• Iluminasi pada titik B.
Hubungan Kuadrat Terbalik
• Sumber cahaya memancarkan intensitas
cahaya (I) secara merata ke segala arah,
digantungkan dengan ketinggian h dari suatu
bidang kerja.
• Titik A tepat di bawah sumber cahaya dengan
jarah h, sedangkan titik B terletak dengan
jarak r dari sumber cahaya, maka hubungan
antara h dan r disebut Hukum Cosinus.
• Hubungan antara B dan r disebut dengan
Hubungan Kuadrat Terbalik.
Contoh :
• Sebuah papan iklan dengan panjang sisi 4,572 m
dipasang pada sebuah dinding dengan pinggiran
alasnya dekat ke tanah. Sebuah lampu memberikan
intensitas penerangan sebesar 4000 kandela dalam
segala arah ke permukaan papan iklan. Lampu
dipasang sejajar dengan bagian bawah papan pada
jarak 6,096 m. Lampu memberikan penerangan
maksimum di tengah-tengah pinggiran alas papan.
Hitunglah besarnya penerangan di :
a) Tengah-tengah pinggiran alas
b) Tengah-tengah pinggiran atas
c) Salah satu pojok atas
Gambar Papan dan lampu
• A adalah titik tegak lurus
terhadap lampu dengan
jarak h1 = 6,096 m
• B adalah titik tengah
pinggiran atas dengan jarak
kemiringan d1.
• C dan D adalah titik pojok
papan iklan.
• h1 dan h2 adalah jarak
tegak lurus terhadap lampu.
• d1 dan d2 adalah jarak
miring terhadap lampu
Penyelesaian :
a) Iluminasi di tengah-tengah pinggiran alas (titik A)
2
2
.cos
, 0
4000.1
107,6
(6,096)
o
a
a a
I
E
r
E E lux

 
  
b) Iluminasi di tengah-tengah pinggiran atas (titik B)
1
3
1
.
b
I h
E
d

Menurut Hukum Cosinus, iluminasi pada titik B adalah :
2 2
1 1
2 2
1
1
1
(6,096) (4,572)
37.16 20.90 58.0644
7.62
d h s
d
d
d m
 
 
  

3
4000. 6,096
55,1
(7,62)
bE lux 
• Jarak tegak lurus posisi C terhadap lampu adalah
h2. Jarak h2 adalah :
c) Iluminasi di tengah-tengah pojok atas (titik C)
2 2
2
2 2
2
2
(1/ 2. )
(6,096) (2,2286)
6,51
h h s
h
h m
 
 

• Jarak miring posisi C terhadap lampu adalah d2.
Jarak d2 adalah : 2 2
2 2
2 2
2
2
(6,51) (4,572)
7,955
d h s
d
d m
 
 

Iluminasi pada titik C adalah :
3
4000. 6,096
48,43
(7,955)
cE lux 
2
3
2
.
c
I h
E
d

2. Sebuah lampu (L) digantungkan dengan ketinggian 8
meter tepat di atas titik A pada suatu bidang kerja.
Lampu tersebut memberikan flux cahaya sebesar
1200 lumen ke seluruh arah. Berapa kuat
penerangan pada titik A dan B bila jarak A dan B
sebesar 6 meter ?
Penyelesaian :
φ = 1200 lumen
1200
95,5
4.
I cd

 
  
Panjang r adalah α:
2 2
8 6 10r m  
8
cos 0,8
10
  
Jadi kuat penerangan di titik A dan B
2
2
.
95,5.1
1,49
8
95,5.0,8
0,764
10
A
B
I Cos
E
r
E Lux
E Lux


 
 
Keuntungan Pencahayaan
Keuntungan-keuntungan penerangan yang baik,
khususnya bagi ruang kerja kantor dan industri :
1. Peningkatan produksi
2. Peningkatan kecermatan
3. Terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja
4. Suasana kerja yang lebih nyaman
 Penerangan suatu ruangan kerja yang baik harus
tidak melelahkan mata.
 Perbedaan intensitas penerangan yang terlalu
besar antara bidang kerja dan di sekelilingnya
harus dihindari karena akan melelahkan mata.
 Perbandingan antara intensitas penerangan di
bidang kerja harus sekurang-kurangnya 0,7 dan
perbandingan dengan sekelilingnya harus
sekurang-kurangnya 0,3.
Pencahayaan yang baik
Penempatan Titik Lampu
• Posisi lampu pada ketinggian yang tepat merupakan
hal yang sangat penting dalam pencahayaan suatu
ruangan.
• Ketinggian yang tidak tepat dapat mempengaruhi
pencahayaan dalam ruangan. Selain itu berpengaruh
juga pada pemasangan dan pemeliharaan lampu.
• Nilai perbandingan ketinggian ruang bergantung
pada jenis lampu (fiting) dan pencahayaan yang
ditetapkan.
• Jumlah lumen yang dibutuhkan pada sebuah ruang
bangunan tertentu dinyatakan dengan rumus :
.
.
E A
Lumen
MF CU

E = iluminasi
A = Luas bidang permukaan
MF = Faktor pemeliharaan ( Maintenance Factor)
CU = Koefisien penggunaan (coefficient of use)
Iluminasi dari sekelompok Unit Cahaya dinyatakan
dengan rumus :
. .Total Lumen MF CU
lux
A

Contoh :
Sebuah toko dengan ukuran ruangan panjang 15 m,
lebar 9 m, dan tinggi 3 m sampai tiang penopang akan
diterangi sampai 200 lux. Faktor pemakaian dan faktor
pemeliharaan adalah 0,9 dan 0,8. Buatlah suatu
gambar rencana dari toko tersebut menurut skala dan
tentukanlah titik lampu yang dibutuhkan. Lampu yang
digunakan adalah wolfram dan bersifat menyebarkan.
Efisiensi sebuah lampu adalah 13 lumen/W dan
pembandingan ruang ketinggian sebesar satu satuan.
• Lumen yang dibutuhkan :
.
.
E A
Lumen
MF CU

200.15.9
37500
0,9. 0,8
Lumen  
• Perbandingan ruang ketinggian sebesar 1 satuan
adalah :
1
s
h

• Tinggi pemasangan h = 3 m, sisi s adalah :
S = 3. 1 = 3 m
Jarak antara lampu = 3m
Jarak pada sisi panjang = 15/3 = 5 bagian
Jarak pada sisi lebar = 9/3 = 3 bagian
Banyaknya lampu = 3 . 5 = 15 lampu
Rancangan penempatan titik Lampu sbb :
• Efisiensi sebuah lampu adalah 13 lumen/W, maka
daya total lampu adalah :
Lumen
Dayatotal
Eff

Maka daya tiap lampu adalah :
2885
192,3
15 15
Ptotal
P W  
Dengan demikian diperlukan 15 lampu dengan daya tiap
lampu 200 W
37500
2885
13
Dayatotal W 
Daya Pencahayaan Maksimum
Jenis ruang
Daya Pencahayaan
Maksimum
Ruang kantor/ industri 15 watt/ m2
Rumah 10 watt/m2
Toko 20-40 watt/m2
Hotel 10-30 watt/m2
Sekolah 15-30 watt/m2
Rumah sakit 10-30 watt/m2
Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum seperti
dalam tabel berikut :
• Misalnya, rumah ukuran 36 m2, maka jumlah daya
untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika
jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu
atau gunakan jenis lampu hemat energi.
• Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
. .
. . .
E L W
N
LLF CU n

L
W x
w
 
dimana :
W = daya lampu,
L/w= Lumen per watt (dilihat pada box lampu).
dimana :
N = jumlah titik lampu
E = Kuat Penerangan (Lux)
L = Panjang Ruang(Meter)
W= Lebar Ruang (Meter)
φ = Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux
LLF= Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8)
CU= coeffesien of utilization /Faktor Pemanfaatan (50-65 %)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu
Kuat Penerangan
Perkantoran 200 - 500 Lux
Apartemen / Rumah 100 - 250 Lux
Hotel 200 - 400 Lux
Rumah sakit / Sekolah 200 - 800 Lux
Basement / Toilet / Coridor / Hall
/ Gudang / Lobby 100 - 200 Lux
Restaurant / Store / Toko 200 - 500 Lux
Contoh :
Sebuah ruang tamu dengan panjang 7 meter dan lebar
4 meter, akan dipasang dengan lampu PL 18 watt.
Berapa jumlah lampu yang akan dipasang pada ruang
tamu tersebut. Lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL
18W CDL E27 220-240V mempunyai Luminous Efficacy
Lamp sebesar 61 Lm/W.
Diketahui :
E = 150 (100 – 250 Lux)
L = 7 meter
W = 4 meter
N = 1 bh
LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8)
CU = 65% (antara 50-65 %)
Ø = 1098 lumen
Ditanyakan : N = ?
Jumlah Titik Lampu yang akan dipasang pada ruang 7 x 4
meter dengan menggunakan jenis lampu PL 18
w (ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V)
Penyelesaiannya :
. .
. . .
E L W
N
LLF CU n

150.7.4
1098.0,8.0,65.1
4200
7,36
570,96
8
N
N
N titik lampu

 

• Menurut standart SNI, untuk penerangan rumah
tidak boleh melebihi 10 W/M², maka :
2 .
/
N Watt lampu
JumlahW m
Luas Ruangan

2
2
8.18
/
7.4
144
/ 5,14
27
JumlahW m
JumlahW m

 
• Dari perhitungan diatas, kita mengetahui bahwa
ruangan tamu ukuran 7 x 4 meter akan dipasang
lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27
220-240V memerlukan paling tidak 8 titik lampu.
Latihan Soal
1. Sebuah bengkel perakitan dengan ukuran ruangan
25 m x 18 m membutuhkan penerangan umum
untuk permukaan bangku sebesar 150 lux.
Disarankan menggunakan lampu :
a) Filamen wolfram 150 W yang memberikan 13
lumen/watt
b) Fluoresen 80 W yang memberikan 35
lumen/watt.
Faktor pemeliharaan lampu 0,8 dan koefisien
pemakaian ruangan 0,6. Hitunglah jumlah lampu
yang digunakan untuk kondisi a) dan b).
2. Sebuah kantor membutuhkan penerangan rata-rata
untuk permukaan meja sebesar 150 lux. Ada
beberapa alternatif penggunaan lampu sbb :
a) Fluoresen 80 W dengan lumen 2800 lumen
b) Filamen wolfram 1000 W dengan nilai yang
diperbolehkan 100 kandela.
Koefisien pemakaian ruangan 0,55 dan faktor
penyusutan lampu 1,25. Hitunglah jumlah lampu
yang diperlukan dari a) dan b).
SEKIAN

More Related Content

What's hot

Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
Simon Patabang
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASAMuhammad Dany
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
Simon Patabang
 
8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi Listrik8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi Listrik
Simon Patabang
 
L2. instalasi listrik
L2. instalasi listrikL2. instalasi listrik
L2. instalasi listrik
saharudin
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
ahmad haidaroh
 
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
Hastih Leo
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiFauzi Nugroho
 
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
Rismail Smile
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
derrydwipermata
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
Indra S Wahyudi
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Fathan Hakim
 
L1 pengantar gambar listrik
L1 pengantar gambar listrikL1 pengantar gambar listrik
L1 pengantar gambar listrik
saharudin
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
Irfan Nurhadi
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
Simon Patabang
 

What's hot (20)

Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
 
8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi Listrik8 pembagian group instalasi Listrik
8 pembagian group instalasi Listrik
 
L2. instalasi listrik
L2. instalasi listrikL2. instalasi listrik
L2. instalasi listrik
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
 
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Makalah Motor DC
Makalah Motor DCMakalah Motor DC
Makalah Motor DC
 
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
Perancangan instalasi-listrik [read-only] [compatibility mode]
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
 
L1 pengantar gambar listrik
L1 pengantar gambar listrikL1 pengantar gambar listrik
L1 pengantar gambar listrik
 
Jenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu indukJenis jenis gardu induk
Jenis jenis gardu induk
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 

Viewers also liked

Tugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikTugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrik
Simon Patabang
 
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Arif211194
 
Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016
Muchlis Soleiman
 
Script Film Dokumenter
Script Film DokumenterScript Film Dokumenter
Script Film Dokumenter
walangkreatif maluku
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
FilmIndie
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
Diana Amelia Bagti
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMMarcom Agency
 
Tahap pra produksi film
Tahap pra produksi filmTahap pra produksi film
Tahap pra produksi film
Miranti Dwi Kurnia
 

Viewers also liked (8)

Tugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikTugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrik
 
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
 
Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016
 
Script Film Dokumenter
Script Film DokumenterScript Film Dokumenter
Script Film Dokumenter
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
 
Tahap pra produksi film
Tahap pra produksi filmTahap pra produksi film
Tahap pra produksi film
 

Similar to 11 iluminasi

27482396
2748239627482396
27482396
gumpita2014
 
ILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptxILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptx
MuhammadYahyaNorAji1
 
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab CahayaLaporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Bogiva Mirdyanto
 
Laporan brightness
Laporan brightnessLaporan brightness
Laporan brightness
Syarifuddin Hidayatulloh
 
Chapter lighting (bahasa indonesia)
Chapter   lighting (bahasa indonesia)Chapter   lighting (bahasa indonesia)
Chapter lighting (bahasa indonesia)akhidianz
 
Perhitungan
PerhitunganPerhitungan
Perhitungan
I Made Mudiarta
 
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
AdeRamadhan7
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Operator Warnet Vast Raha
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Septian Muna Barakati
 
Cahaya makalah- instalasi listrik
Cahaya  makalah- instalasi listrikCahaya  makalah- instalasi listrik
Cahaya makalah- instalasi listrik
Just Latif no Other
 
Crop.pptx
Crop.pptxCrop.pptx
Crop.pptx
muhammadfitrah42
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Septian Muna Barakati
 
Fisika bangunan i
Fisika bangunan iFisika bangunan i
Fisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.pptFisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.ppt
Dadang Subarna
 
pencahayaan buatan
pencahayaan buatanpencahayaan buatan
pencahayaan buatan
Ay De Rosary
 
pemantulan
pemantulanpemantulan
UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifahkemenag
 
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
Diana Amelia Bagti
 

Similar to 11 iluminasi (20)

27482396
2748239627482396
27482396
 
ILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptxILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptx
 
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab CahayaLaporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab Cahaya
 
Laporan brightness
Laporan brightnessLaporan brightness
Laporan brightness
 
Chapter lighting (bahasa indonesia)
Chapter   lighting (bahasa indonesia)Chapter   lighting (bahasa indonesia)
Chapter lighting (bahasa indonesia)
 
Perhitungan
PerhitunganPerhitungan
Perhitungan
 
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
Power point fisika bangunan pencahayaan dan penghawaan buatan (ade ramadhan)
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Cahaya makalah- instalasi listrik
Cahaya  makalah- instalasi listrikCahaya  makalah- instalasi listrik
Cahaya makalah- instalasi listrik
 
Crop.pptx
Crop.pptxCrop.pptx
Crop.pptx
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Fisika bangunan i
Fisika bangunan iFisika bangunan i
Fisika bangunan i
 
Fisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.pptFisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.ppt
 
pencahayaan buatan
pencahayaan buatanpencahayaan buatan
pencahayaan buatan
 
pemantulan
pemantulanpemantulan
pemantulan
 
UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52
UMPTN Fisika 1996 Rayon B Kode 52
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
 
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
TATA CAHAYA - MATERI : Tata Cahaya 2
 

More from Simon Patabang

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
Simon Patabang
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
Simon Patabang
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Simon Patabang
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Simon Patabang
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Simon Patabang
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Simon Patabang
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
Simon Patabang
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
Simon Patabang
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
Simon Patabang
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
Simon Patabang
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
Simon Patabang
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
Simon Patabang
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
Simon Patabang
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
Simon Patabang
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
Simon Patabang
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
Simon Patabang
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
Simon Patabang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
Simon Patabang
 

More from Simon Patabang (20)

6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 

Recently uploaded

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 

Recently uploaded (10)

SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 

11 iluminasi

  • 2. Pencahayaan Buatan Untuk mendapatkan hasil penerangan/ penca hayaan yang baik dan merata, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor yaitu : 1. Iluminasi (kuat penerangan) 2. Sudut penyinaran lampu 3. Jenis lampu 4. Warna dinding 5. Jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan fungsi ruang tersebut
  • 3. Besaran Pencahayaan 1. Flux Cahaya (φ) • Flux cahaya adalah energi yang diradiasikan keluar dari suatu sumber cahaya setiap detiknya dalam bentuk gelombang cahaya. • Jadi flux cahaya dapat dipancarkan oleh suatu sumber cahaya ialah seluruh jumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. • Dalam hubungannya dengan penerangan telah dijelaskan bahwa 1 watt cahaya sama dengan 680 lumen. Jumlah lumen per watt (lm/W), disebut flux cahaya spesifik
  • 4. 2. Intensitas Cahaya (I) • Intensitas cahaya dapat didefenisikan sebagai berikut : I    dimana : I : Intencitas cahaya (cd) φ : Flux cahaya (lumen) ω : sudut ruang (steradian) = 4π Sumber cahaya berbentuk titik yang ditempatkan dalam bola dilingkupi oleh 4π steradian.
  • 5. Intensitas Penerangan (E) • Intensitas penerangan atau iluminasi atau kuat penerangan adalah flux cahaya yang jatuh pada suatu bidang atau permukaan. • Satuan Intensitas penerangan adalah lumen /m2 atau Lux (Lx). • Jika suatu bidang yang luasnya A m2, diterangi dengan Φ lumen, intensitas penerangan rata-rata di bidang itu adalah : Rata rataE Lux A   
  • 6. • Kalau 10 m2 diterangi dengan 1000 lumen kuat penerangan adalah 100 Lux. • Untuk kasus bidang permukaan yang tidak rata dimana intensitas penerangan di suatu bidang berkurang dengan kuadrat dari jarak antara sumber cahaya dengan bidang itu, disebut hukum kuadrat, dengan rumus : 2 ( ) I Ep lux r 
  • 7. dimana : Ep : intensitas penerangan di suatu titik P dari bidang yang diterangi, dinyatakan dalam satuan lux I : intensitas cahaya dalam satuan candela, r : jarak dari sumber cahaya titik P, dinyatakan dalam meter. • Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat di mana pekerjaannya akan dilakukan. • Bidang kerja umumnya diambil 80 cm di atas lantai. Bidang kerja ini mungkin sebuah meja atau bangku kerja, atau yang lainnya.
  • 8. Contoh : 1. Sebuah fiting yang dirancang untuk jendela toko memberikan intensitas cahaya sebesar 1000 kandela ke arah bawah. Hitunglah : a) Jarak agar menghasilkan iluminasi sebesar 10 lux pada sebuah titik. b) Jika jarak di dua kalikan, berapa besarnya Intensitas agar menghasilkan iluminasi yang sama.
  • 9. Penyelesaian : a) r =? b) I = ? Jika r= 2. 10 = 20 2 1000 10 10 I I E r r E r m      2 2 . 10.20 4000 ( ) I E r I kandela cd   
  • 10. Hukum Cosinus • Hukum Cosinus menyatakan bahwa besarnya iluminasi E pada sebuah titik terhadap sumber cahaya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dan berbanding lurus dengan Intensitas I dan cosinus sudut yang mengapitnya. • Rumus cosinus dinyatakan dengan rumus : 2 .cos ( ) I E lux r   • Perhatikan gambar di samping :
  • 11. • Berdasarkan gambar di atas, titik A adalah posisi yang tegak lurus terhadap sumber cahaya sedangkan titik B adalah titik yang membentuk sudut θ terhadap sumber cahaya. • Iluminasi pada titik A dimana θ = 0 derajat. 2 2 2 .cos , 0 .1 . o a a a I E r I E I E h h      
  • 12. Dengan menyamakan nilai I pada titik A dan B, maka persamaan menjadi sbb : 2 3 2 3 .cos , cos . .. b b b I h E d d h I E dI hdE I d d h        3 2 . . b a E d E h h  3 3 b a Eh d E   • Iluminasi pada titik B.
  • 13. Hubungan Kuadrat Terbalik • Sumber cahaya memancarkan intensitas cahaya (I) secara merata ke segala arah, digantungkan dengan ketinggian h dari suatu bidang kerja. • Titik A tepat di bawah sumber cahaya dengan jarah h, sedangkan titik B terletak dengan jarak r dari sumber cahaya, maka hubungan antara h dan r disebut Hukum Cosinus. • Hubungan antara B dan r disebut dengan Hubungan Kuadrat Terbalik.
  • 14. Contoh : • Sebuah papan iklan dengan panjang sisi 4,572 m dipasang pada sebuah dinding dengan pinggiran alasnya dekat ke tanah. Sebuah lampu memberikan intensitas penerangan sebesar 4000 kandela dalam segala arah ke permukaan papan iklan. Lampu dipasang sejajar dengan bagian bawah papan pada jarak 6,096 m. Lampu memberikan penerangan maksimum di tengah-tengah pinggiran alas papan. Hitunglah besarnya penerangan di : a) Tengah-tengah pinggiran alas b) Tengah-tengah pinggiran atas c) Salah satu pojok atas
  • 15. Gambar Papan dan lampu • A adalah titik tegak lurus terhadap lampu dengan jarak h1 = 6,096 m • B adalah titik tengah pinggiran atas dengan jarak kemiringan d1. • C dan D adalah titik pojok papan iklan. • h1 dan h2 adalah jarak tegak lurus terhadap lampu. • d1 dan d2 adalah jarak miring terhadap lampu
  • 16. Penyelesaian : a) Iluminasi di tengah-tengah pinggiran alas (titik A) 2 2 .cos , 0 4000.1 107,6 (6,096) o a a a I E r E E lux       b) Iluminasi di tengah-tengah pinggiran atas (titik B) 1 3 1 . b I h E d 
  • 17. Menurut Hukum Cosinus, iluminasi pada titik B adalah : 2 2 1 1 2 2 1 1 1 (6,096) (4,572) 37.16 20.90 58.0644 7.62 d h s d d d m         3 4000. 6,096 55,1 (7,62) bE lux 
  • 18. • Jarak tegak lurus posisi C terhadap lampu adalah h2. Jarak h2 adalah : c) Iluminasi di tengah-tengah pojok atas (titik C) 2 2 2 2 2 2 2 (1/ 2. ) (6,096) (2,2286) 6,51 h h s h h m      • Jarak miring posisi C terhadap lampu adalah d2. Jarak d2 adalah : 2 2 2 2 2 2 2 2 (6,51) (4,572) 7,955 d h s d d m     
  • 19. Iluminasi pada titik C adalah : 3 4000. 6,096 48,43 (7,955) cE lux  2 3 2 . c I h E d 
  • 20. 2. Sebuah lampu (L) digantungkan dengan ketinggian 8 meter tepat di atas titik A pada suatu bidang kerja. Lampu tersebut memberikan flux cahaya sebesar 1200 lumen ke seluruh arah. Berapa kuat penerangan pada titik A dan B bila jarak A dan B sebesar 6 meter ? Penyelesaian : φ = 1200 lumen 1200 95,5 4. I cd      
  • 21. Panjang r adalah α: 2 2 8 6 10r m   8 cos 0,8 10    Jadi kuat penerangan di titik A dan B 2 2 . 95,5.1 1,49 8 95,5.0,8 0,764 10 A B I Cos E r E Lux E Lux      
  • 22. Keuntungan Pencahayaan Keuntungan-keuntungan penerangan yang baik, khususnya bagi ruang kerja kantor dan industri : 1. Peningkatan produksi 2. Peningkatan kecermatan 3. Terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja 4. Suasana kerja yang lebih nyaman
  • 23.  Penerangan suatu ruangan kerja yang baik harus tidak melelahkan mata.  Perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan di sekelilingnya harus dihindari karena akan melelahkan mata.  Perbandingan antara intensitas penerangan di bidang kerja harus sekurang-kurangnya 0,7 dan perbandingan dengan sekelilingnya harus sekurang-kurangnya 0,3. Pencahayaan yang baik
  • 24. Penempatan Titik Lampu • Posisi lampu pada ketinggian yang tepat merupakan hal yang sangat penting dalam pencahayaan suatu ruangan. • Ketinggian yang tidak tepat dapat mempengaruhi pencahayaan dalam ruangan. Selain itu berpengaruh juga pada pemasangan dan pemeliharaan lampu. • Nilai perbandingan ketinggian ruang bergantung pada jenis lampu (fiting) dan pencahayaan yang ditetapkan.
  • 25. • Jumlah lumen yang dibutuhkan pada sebuah ruang bangunan tertentu dinyatakan dengan rumus : . . E A Lumen MF CU  E = iluminasi A = Luas bidang permukaan MF = Faktor pemeliharaan ( Maintenance Factor) CU = Koefisien penggunaan (coefficient of use) Iluminasi dari sekelompok Unit Cahaya dinyatakan dengan rumus : . .Total Lumen MF CU lux A 
  • 26. Contoh : Sebuah toko dengan ukuran ruangan panjang 15 m, lebar 9 m, dan tinggi 3 m sampai tiang penopang akan diterangi sampai 200 lux. Faktor pemakaian dan faktor pemeliharaan adalah 0,9 dan 0,8. Buatlah suatu gambar rencana dari toko tersebut menurut skala dan tentukanlah titik lampu yang dibutuhkan. Lampu yang digunakan adalah wolfram dan bersifat menyebarkan. Efisiensi sebuah lampu adalah 13 lumen/W dan pembandingan ruang ketinggian sebesar satu satuan.
  • 27. • Lumen yang dibutuhkan : . . E A Lumen MF CU  200.15.9 37500 0,9. 0,8 Lumen   • Perbandingan ruang ketinggian sebesar 1 satuan adalah : 1 s h  • Tinggi pemasangan h = 3 m, sisi s adalah : S = 3. 1 = 3 m
  • 28. Jarak antara lampu = 3m Jarak pada sisi panjang = 15/3 = 5 bagian Jarak pada sisi lebar = 9/3 = 3 bagian Banyaknya lampu = 3 . 5 = 15 lampu Rancangan penempatan titik Lampu sbb :
  • 29. • Efisiensi sebuah lampu adalah 13 lumen/W, maka daya total lampu adalah : Lumen Dayatotal Eff  Maka daya tiap lampu adalah : 2885 192,3 15 15 Ptotal P W   Dengan demikian diperlukan 15 lampu dengan daya tiap lampu 200 W 37500 2885 13 Dayatotal W 
  • 30. Daya Pencahayaan Maksimum Jenis ruang Daya Pencahayaan Maksimum Ruang kantor/ industri 15 watt/ m2 Rumah 10 watt/m2 Toko 20-40 watt/m2 Hotel 10-30 watt/m2 Sekolah 15-30 watt/m2 Rumah sakit 10-30 watt/m2 Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum seperti dalam tabel berikut :
  • 31. • Misalnya, rumah ukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi. • Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: . . . . . E L W N LLF CU n  L W x w   dimana : W = daya lampu, L/w= Lumen per watt (dilihat pada box lampu).
  • 32. dimana : N = jumlah titik lampu E = Kuat Penerangan (Lux) L = Panjang Ruang(Meter) W= Lebar Ruang (Meter) φ = Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux LLF= Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8) CU= coeffesien of utilization /Faktor Pemanfaatan (50-65 %) n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu
  • 33. Kuat Penerangan Perkantoran 200 - 500 Lux Apartemen / Rumah 100 - 250 Lux Hotel 200 - 400 Lux Rumah sakit / Sekolah 200 - 800 Lux Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby 100 - 200 Lux Restaurant / Store / Toko 200 - 500 Lux
  • 34. Contoh : Sebuah ruang tamu dengan panjang 7 meter dan lebar 4 meter, akan dipasang dengan lampu PL 18 watt. Berapa jumlah lampu yang akan dipasang pada ruang tamu tersebut. Lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V mempunyai Luminous Efficacy Lamp sebesar 61 Lm/W. Diketahui : E = 150 (100 – 250 Lux) L = 7 meter W = 4 meter N = 1 bh LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8) CU = 65% (antara 50-65 %) Ø = 1098 lumen
  • 35. Ditanyakan : N = ? Jumlah Titik Lampu yang akan dipasang pada ruang 7 x 4 meter dengan menggunakan jenis lampu PL 18 w (ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V) Penyelesaiannya : . . . . . E L W N LLF CU n  150.7.4 1098.0,8.0,65.1 4200 7,36 570,96 8 N N N titik lampu    
  • 36. • Menurut standart SNI, untuk penerangan rumah tidak boleh melebihi 10 W/M², maka : 2 . / N Watt lampu JumlahW m Luas Ruangan  2 2 8.18 / 7.4 144 / 5,14 27 JumlahW m JumlahW m    • Dari perhitungan diatas, kita mengetahui bahwa ruangan tamu ukuran 7 x 4 meter akan dipasang lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V memerlukan paling tidak 8 titik lampu.
  • 37. Latihan Soal 1. Sebuah bengkel perakitan dengan ukuran ruangan 25 m x 18 m membutuhkan penerangan umum untuk permukaan bangku sebesar 150 lux. Disarankan menggunakan lampu : a) Filamen wolfram 150 W yang memberikan 13 lumen/watt b) Fluoresen 80 W yang memberikan 35 lumen/watt. Faktor pemeliharaan lampu 0,8 dan koefisien pemakaian ruangan 0,6. Hitunglah jumlah lampu yang digunakan untuk kondisi a) dan b).
  • 38. 2. Sebuah kantor membutuhkan penerangan rata-rata untuk permukaan meja sebesar 150 lux. Ada beberapa alternatif penggunaan lampu sbb : a) Fluoresen 80 W dengan lumen 2800 lumen b) Filamen wolfram 1000 W dengan nilai yang diperbolehkan 100 kandela. Koefisien pemakaian ruangan 0,55 dan faktor penyusutan lampu 1,25. Hitunglah jumlah lampu yang diperlukan dari a) dan b).