SlideShare a Scribd company logo
Faktor Daya
Simon Patabang, MT.
http://spatabang.blogspot.com
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Elektro
Universitas Atma Jaya Makassar
Pendahuluan
• Impedansi (Z) merupakan beban dalam
rangkaian Listrik sumber AC.
• Impedansi terdiri dari 2
komponen resistansi (R) dan reaktansi X
• Komponen reaktansi terdiri dari reaktansi
induktansi (XL) dan reaktansi kapasitif (XC).
• Komponen-komponen tersebut menyebabkan
terjadi pergeseran sudut fasa antara tegangan
dan arus.
Pergeseran Fasa
• Pergeseran fasa f adalah sudut
yang terbentuk dari hasil pen-
jumlahan vektor antara kompo-
nen Resistansi dan Reaktansi
seperti gambar.
• Besarnya sudut fasa dapat
dihitung dengan persamaan
trigonometri.
2 2
cos , sin ,tan
Z R X
R X X
Z Z R
f f f
 
  
1
1
1
cos
sin
tan
R
Z
X
Z
X
R
f
f
f



 
  
 
 
  
 
 
  
 
• Faktor daya adalah nilai kosinus dari sudut
pergeseran fasa. Nilai faktor daya berkisar 0,0
sampai 1,0.
Faktor Daya
• Contoh nilai faktor daya dari peralatan listrik:
1. Mesin las : 0,3 sampai 0,5.
2. Lampu TL : 0,5 sampai 0,7.
3. Motor listrik : 0,8 sampai 0,9.
4. Lampu pijar : 1,0.
Jenis Faktor Daya
1. Faktor Daya Unity
• Adalah keadaan dimana arus listrik beban yang
mengalir sefasa dengan tegangan beban.
• Sudut fasanya 0⁰, jadi tidak terjadi pergeseran
fasa (Cos φ = 1).
• Faktor daya unity akan terjadi apabila beban
bersifat resistansi murni.
Fasor Faktor Daya Unity
• Ketika generator mensuplai beban resistif murni
(faktor daya nol) maka total tegangan EA berbeda
dari tegangan terminal beban Vϕ karena adanya
tegangan jatuh resistif dan induktif.
• Semua tegangan direferensikan
terhadap Vϕ yang diasumsikan bersudut 0o
.
Faktor Daya Leading
• Adalah keadaan dimana arus beban yang
mengalir mendahului tegangan beban.
• Faktor daya leading disebabkan oleh beban
kapasitansi yang memiliki nilai reaktansi
kapasitif (XC).
Fasor Faktor Daya Leading
• Faktor daya leading membutuhkan tegangan
induksi EA yang lebih kecil daripada beban lagging.
• Oleh karena itu, beban lagging membutuhkan arus
yang lebih besar untuk mendapatkan tegangan
terminal yang sama dengan beban leading.
• Untuk arus beban yang sama, tegangan terminal
untuk beban lagging lebih kecil daripada
beban leading.
Faktor Daya Lagging (Tertinggal)
• Adalah keadaan dimana arus listrik pada
beban tertinggal (lagging) terhadap tegangan
sumbernya.
• Faktor daya lagging disebabkan oleh beban
induktansi yang memiliki nilai reaktansi
induktif (XL).
Fasor Faktor Daya Lagging
• Faktor daya lagging membutuhkan tegangan
induksi EA yang lebih besar daripada beban leading.
• Oleh karena itu, beban lagging membutuhkan arus yang
lebih besar untuk mendapatkan tegangan terminal yang
sama dengan beban leading.
• Untuk arus beban yang sama, tegangan terminal untuk
beban lagging lebih kecil daripada beban leading.
Segitiga Daya
Q (KVAR) = S (KVA) sin θ
P (KW) = S (KVA) cos θ
S² = P² + Q²
Hubungan ketifa daya dalam sistem tenaga listrik
dinyatakan dengan segitiga daya.
• Ilustrasi segitiga menjelaskan bahwa Rasio
antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus
dari sudut .
• Apabila kita berusaha untuk membuat
sudut semakin kecil maka S akan semakin
mendekat ke P artinya besarnya P akan
mendekati besarnya S.
• Pada kasus ekstrim dimana f = 0⁰, maka S =
P artinya semua daya KVA yang diberikan
sumber dapat dimanfaatkan sebagai daya aktif
P.
• Sebaliknya jika f = 90⁰ maka S = Q artinya
semua daya KVA yang diberikan sumber tidak
dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif
di jaringan saja.
• Dari segitiga daya dapat diketahui bahwa
besarnya sudut fasa ditentukan oleh besarnya
daya P , Q, dan S.
• Jika daya P tetap dan Q makin besar, maka
sudut fasanya akan semakin besar.
• Jika sudut fasa makin besar, maka nilai cos f
makin kecil. Artinya faktor daya makin turun.
• Sebaliknya jika Daya Q semakin kecil (turun)
maka nilai faktor daya semakin besar.
Keterangan :
Cos φ = Faktor Daya
P = Daya aktif (W)
S = Daya semu (VA)
Keterangan :
Sin φ = Faktor reaktif
Q = Reaktif induksi (VAR)
S = Daya semu (VA)
Persamaan faktor daya dan faktor reaktif :
Contoh
11 buah lampu TL 36 W dirangkai secara seri pada
sumber tegangan bolak-balik. Jika diketahui total
daya semu pada rangkaian lampu tersebut
adalah 792 VA. Berapakah nilai faktor daya nya?
• Diketahui : P = 36 W x 11 = 396 W
S = 792 VA
Ditanya : cos φ = ?
2. Jika suatu alat listrik memiliki daya reaktif 120
VAR, dan daya semu sebesar 200 VA. Berapakah
faktor reaktif nya?
Diketahui : Q = 120 VAR
S = 200 VA
Ditanya : sin φ = ?
Jawaban :
Jawaban :
Perbaikan Faktor Daya
• Dari gambar segitiga telah memperlihatkan
hubungan antara daya P dan daya Q.
• Jika daya QL makin besar berarti beban induktif XL
makin besar (bertambah).
• Beban induktif XL berasal dari industri yang
menggunakan mesin-mesin listrik seperti las, bubut,
peleburan biji besi, dll
• Ketika Daya QL makin besar maka akan
mempengaruhi turunnya faktor daya.
Ketika daya QL makin besar maka daya S1 dan sudut
fasa f1 makin besar. Jika sudut fasa makin besar,
maka faktor daya semakin turun.
• Turunnya faktor daya dapat diperbaiki dengan
memasang kapasitor daya.
• Kapasitor daya akan membangkitkan daya
kapasitif QC ke jaringan sehingga dapat
mengkompensasi (mengurangi) kenaikan daya QL
dari beban.
• Daya reaktif beban akan berkurang menjadi Q =
QL – QC.
• Dengan demikian daya nyata S1 akan turun
menjadi S2 dan sudut fasa akan turun f2. Berarti
faktor daya akan menjadi semakin baik
Manfaat Perbaikan Faktor Daya
• Dengan pemasangan kapasitor akan mengurangi
daya reaktif yang mengalir pada jaringan, sehingga
dengan daya nyata P yang sama, maka faktor daya
akan lebih besar dan kVA akan berkurang.
• Aplikasi dari kapasitor shunt pada jaringan distribusi
primer radial memberikan keuntungan secara
ekonomis baik dari segi kegunaan maupun
pelayanan.
• Secara umum salah satu keuntungan dari
pemasangan kapasitor adalah penurunan daya kVA
pada gardu induk
Hubungan Tegangan dan Daya Reaktif
• Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan
daya reaktif yang mengalir dalam penghantar
tersebut. Q = C. V
• Berdasarkan hubungan ini maka tegangan dapat
diperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif.
• Daya reaktif adalah daya yang hilang, atau rugi-rugi
daya sehingga semakin besar sudutnya atau semakin
kecil faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin
besar.
• Kompensasi dengan reaktor shunt biasanya
digunakan pada saluran transmisi jarak menengah
dan kompensasi dengan kapasitor seri atau
kombinasi reaktor shunt dan kapasitor seri
digunakan pada saluran yang lebih panjang.
• Derajat kompensasi pada kompensasi dengan
kapasitor seri adalah XC/XL, dimana XC adalah
reaktansi kapasitif dari kapasitor seri dan XL
adalah reaktansi induktif total dari saluran per
fasa.
Manfaat penggunaan kapasitor paralel adalah :
• Mengurangi kerugian.
• Memperbaiki kondisi tegangan.
• Mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan.
Keuntungan :
1. Arus I berkurang dan karenanya kerugian I²R
berkurang .
2. % Kenaikan tegangan
Qc = KVAR
X = Reaktansi jaringan (ohm)
V = Tegangan nominal (kV antar fasa)
3. Karena arus berkurang untuk suatu daya (kw) maka
jaringan, trafo dan sebagainya agak berkurang beban KVA
nya. Jadi jaringan mampu mensuplai permintaan yang
lebih tinggi.
Biaya kVArh oleh PLN
PLN membebankan biaya kelebihan pemakaian kVArh
kepada pelanggan industri pada golongan tarif tertentu
apabila:
1. Faktor Daya (Cos phi) pada pelanggan kurang dari
0,85
2. Pemakaian kVArh total > 0.62 x pemakaian kWh
total
KVArh = kVArh terpakai - ( 0.62 x kWh total terpakai )
Solusi yang harus dilakukan untuk penghematan energi
listrik adalah dengan memperbaiki Faktor Daya (Cos
phi) agar dicapai nilai Cos phi > 0.85.
Kasus 1 :
Suatu pabrik mempunyai sumber daya berupa 3 buah
generator masing-masing 150kVA yang diparalel
sehingga total daya dari 3 buah generator adalah:
3x150kVA = 450kVA
Jumlah bebannya adalah 210 kW. Setelah dicek faktor
daya bebannya adalah 0.6. Berapakah kebutuhan
daya seluruh beban (210kW) ?
Jawab :
P = S cos  atau S = P / cos 
S = 210kW/ 0.6 = 350kVA
Jadi pada faktor daya 0,6, beban 210 KW
membutuhkan daya sebesar 350 KVA. Berarti, 3
generator harus dijalankan.
Solusi :
Faktor daya ditingkatkan menjadi 0.95 maka daya
yang dibutuhkan untuk melayani seluruh beban
menjadi :
S = 210kW/ 0.95 = 221kVA
Pada faktor daya 0,95, beban 210 KW membutuhkan
daya sebesar 221 KVA. Berarti, 2 generator harus
dijalankan.
Keuntungan yang diperoleh adalah:
1. Dapat dihemat pemakaian bahan bakar untuk 1
generator.
2. Pemakaian 3 generator dapat dijalankan secara
bergantian sehingga memperpanjang umur genset.
Kasus 2 :
Suatu pabrik dengan sumber daya generator 500kVA,
Jumlah beban 310kW, faktor daya 0.65 maka daya yang
diperlukan adalah:
S = 310kW / 0.65 = 477kVA (berarti generator hampir
overload)
Ketika bebannya akan ditambah 100kW, Hitunglah
komsumsi daya yang diperlukan dan bagaimana cara
mengatasinya kekurangan daya!
Jawab :
S = 410kW / 0.65 = 631kVA
Daya yang tersedia (500kVA) tidak mencukupi lagi untuk
menanggung beban sebesar 631kVA.
Cara mengatasi kekurangan daya adalah dengan
memperbaiki faktor daya misalnya menjadi 0.95, maka:
S = 410kW / 0.95 = 432kVA
Dengan demikian beban 410 KW dapat dipenuhi oleh
generator dengan kapasitas 500 KVA.
Dari perhitungan pada kasus ini dapat diambil
kesimpulan bahwa:
Sebelum dilakukan penambahan beban 100 kW,
dengan ditingkatkannya Cos phi dari 0.65 menjadi 0.95
dapat dihemat daya sbb:
S = 310 KW/0,95 = 326 KVA
Penghematan daya adalah :
477kVA – 326kVA = 151kVA
Sekian

More Related Content

What's hot

4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralelSimon Patabang
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASAMuhammad Dany
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Satria Wijaya
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliUniv of Jember
 
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.pptMasDoni4
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCGredi Arga
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolUniv of Jember
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarRinanda S
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkronKevin Adit
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnetahmad haidaroh
 
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Pamor Gunoto
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeterSimon Patabang
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)FEmi1710
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searahSimon Patabang
 

What's hot (20)

4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
 
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak TerkendaliPenyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
Penyearah Tiga Fasa Tidak Terkendali
 
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
2.2. Generator dc Karakteristik.ppt
 
contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
 
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrolPenyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
Penyearah Satu Fasa Tidak terkontrol
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Motor asinkron
Motor asinkronMotor asinkron
Motor asinkron
 
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan MagnetGenerator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
Generator DC Split Ring - Materi 9 - Fisika Listrik dan Magnet
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter
 
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
Laporan modul 7 (rangkaian seri rlc)
 
9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah9 jembatan arus searah
9 jembatan arus searah
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 

Similar to 6 faktor daya

4 Manfaat Kapasitor Bank
4 Manfaat Kapasitor Bank4 Manfaat Kapasitor Bank
4 Manfaat Kapasitor BankSimon Patabang
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoYuliana Surya
 
Instalasi tenaga
Instalasi tenagaInstalasi tenaga
Instalasi tenagaSyaf Rudy
 
Traformator basic Fundamentals ipa terpadu.ppt
Traformator basic Fundamentals ipa terpadu.pptTraformator basic Fundamentals ipa terpadu.ppt
Traformator basic Fundamentals ipa terpadu.pptyodtosheetdigi
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Aris Widodo
 
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikPertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikadeenurhayati
 
induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikrizqi_tegar
 
ppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxVandyDp1
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaYusrizal Azmi
 
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrikRanti Yulia
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxUlfiaPerdani2
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricitylilysar
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianbayu dewangga
 
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdfSimon Patabang
 
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxInduksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxSmakMakedonia7
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balikSimon Patabang
 

Similar to 6 faktor daya (20)

4 Manfaat Kapasitor Bank
4 Manfaat Kapasitor Bank4 Manfaat Kapasitor Bank
4 Manfaat Kapasitor Bank
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
Instalasi tenaga
Instalasi tenagaInstalasi tenaga
Instalasi tenaga
 
Traformator basic Fundamentals ipa terpadu.ppt
Traformator basic Fundamentals ipa terpadu.pptTraformator basic Fundamentals ipa terpadu.ppt
Traformator basic Fundamentals ipa terpadu.ppt
 
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
Osiloskop sebagai Penghitung Daya Efektif
 
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetikPertemuan 6 induksi elektromagnetik
Pertemuan 6 induksi elektromagnetik
 
induksi elektromagnetik
induksi elektromagnetikinduksi elektromagnetik
induksi elektromagnetik
 
Unit 5 daya ac
Unit 5  daya acUnit 5  daya ac
Unit 5 daya ac
 
ppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptxppt kelompok 2.pptx
ppt kelompok 2.pptx
 
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor DayaPerhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
Perhitungan Listrik 1 Fase dan Perbaikan Faktor Daya
 
5 daya listrik
5 daya listrik5 daya listrik
5 daya listrik
 
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
229716643 kumpulan-rumus-instalasi-listrik
 
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptxBAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
BAB 5 - ARUS BOLAK-BALIK.pptx
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricity
 
14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
 
8 beban rlc
8 beban rlc8 beban rlc
8 beban rlc
 
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
6 DAYA PADA RANGKAIAN RLC.pdf
 
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptxInduksi_Elektromagnetik_2014.pptx
Induksi_Elektromagnetik_2014.pptx
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 

More from Simon Patabang

ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...Simon Patabang
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhSimon Patabang
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanSimon Patabang
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatSimon Patabang
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Simon Patabang
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019Simon Patabang
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikSimon Patabang
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalSimon Patabang
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkatSimon Patabang
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa Simon Patabang
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balikSimon Patabang
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balikSimon Patabang
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrikSimon Patabang
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronikaSimon Patabang
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Simon Patabang
 

More from Simon Patabang (20)

ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...ANALISIS  PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
ANALISIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK PADA JARINGAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN ...
 
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuhAnalisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
Analisis penggunaan swer untuk mengatasi masalah jatuh
 
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuanAnalisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
Analisis pemanfaatan kapasitor daya untuk menambah kemampuan
 
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi MasyarakatLap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
Lap Akhir IbM Iptek Bagi Masyarakat
 
Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018Jurnal Pengabdian 2017 2018
Jurnal Pengabdian 2017 2018
 
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019Jurnal  Pengabdian Tahun 2018 2019
Jurnal Pengabdian Tahun 2018 2019
 
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrikModulpraktikum dasar instalasi listrik
Modulpraktikum dasar instalasi listrik
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
11 perencanaan instalasi listrik rumah bertingkat
 
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa 9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
9 perencanaan instalasi listrik 1 phasa
 
10 analisis komponen
10 analisis komponen10 analisis komponen
10 analisis komponen
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri8 rangkaian rlc seri
8 rangkaian rlc seri
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik6 rangkaian arus bolak balik
6 rangkaian arus bolak balik
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika2. hukum dasar rangkaian elektronika
2. hukum dasar rangkaian elektronika
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18Tugas uas sem ganjil 17 18
Tugas uas sem ganjil 17 18
 

Recently uploaded

Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfnimrodnapitu
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.aldreyuda
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfTsabitpattipeilohy
 
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdfmedium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdfHeri Wiyono
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...MichaelBluer
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptwartonowartono11
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)hendriko8
 

Recently uploaded (7)

Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdfTugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
Tugas 01 Penjelasan Cara Melakukan Gasifikasi.pdf
 
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
Panduan Logging Ringkas Nickel laterite.
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdfmedium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
medium.com-Mengenal Ikatan Supervisi Nasional ISPI Nasional.pdf
 
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
Metode Kerja Borepile utk Proyek Jembantan Hauling Blok III Utara PT AGM Kals...
 
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).pptSUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
SUPERVISOR K3 (MAULANA PANDU PERMANA).ppt
 
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
Ukuran penyebaran data berkelompok (statistika)
 

6 faktor daya

  • 1. Faktor Daya Simon Patabang, MT. http://spatabang.blogspot.com Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Atma Jaya Makassar
  • 2. Pendahuluan • Impedansi (Z) merupakan beban dalam rangkaian Listrik sumber AC. • Impedansi terdiri dari 2 komponen resistansi (R) dan reaktansi X • Komponen reaktansi terdiri dari reaktansi induktansi (XL) dan reaktansi kapasitif (XC). • Komponen-komponen tersebut menyebabkan terjadi pergeseran sudut fasa antara tegangan dan arus.
  • 3. Pergeseran Fasa • Pergeseran fasa f adalah sudut yang terbentuk dari hasil pen- jumlahan vektor antara kompo- nen Resistansi dan Reaktansi seperti gambar. • Besarnya sudut fasa dapat dihitung dengan persamaan trigonometri. 2 2 cos , sin ,tan Z R X R X X Z Z R f f f      1 1 1 cos sin tan R Z X Z X R f f f                        
  • 4. • Faktor daya adalah nilai kosinus dari sudut pergeseran fasa. Nilai faktor daya berkisar 0,0 sampai 1,0. Faktor Daya • Contoh nilai faktor daya dari peralatan listrik: 1. Mesin las : 0,3 sampai 0,5. 2. Lampu TL : 0,5 sampai 0,7. 3. Motor listrik : 0,8 sampai 0,9. 4. Lampu pijar : 1,0.
  • 5. Jenis Faktor Daya 1. Faktor Daya Unity • Adalah keadaan dimana arus listrik beban yang mengalir sefasa dengan tegangan beban. • Sudut fasanya 0⁰, jadi tidak terjadi pergeseran fasa (Cos φ = 1). • Faktor daya unity akan terjadi apabila beban bersifat resistansi murni.
  • 6. Fasor Faktor Daya Unity • Ketika generator mensuplai beban resistif murni (faktor daya nol) maka total tegangan EA berbeda dari tegangan terminal beban Vϕ karena adanya tegangan jatuh resistif dan induktif. • Semua tegangan direferensikan terhadap Vϕ yang diasumsikan bersudut 0o .
  • 7. Faktor Daya Leading • Adalah keadaan dimana arus beban yang mengalir mendahului tegangan beban. • Faktor daya leading disebabkan oleh beban kapasitansi yang memiliki nilai reaktansi kapasitif (XC).
  • 8. Fasor Faktor Daya Leading • Faktor daya leading membutuhkan tegangan induksi EA yang lebih kecil daripada beban lagging. • Oleh karena itu, beban lagging membutuhkan arus yang lebih besar untuk mendapatkan tegangan terminal yang sama dengan beban leading. • Untuk arus beban yang sama, tegangan terminal untuk beban lagging lebih kecil daripada beban leading.
  • 9. Faktor Daya Lagging (Tertinggal) • Adalah keadaan dimana arus listrik pada beban tertinggal (lagging) terhadap tegangan sumbernya. • Faktor daya lagging disebabkan oleh beban induktansi yang memiliki nilai reaktansi induktif (XL).
  • 10. Fasor Faktor Daya Lagging • Faktor daya lagging membutuhkan tegangan induksi EA yang lebih besar daripada beban leading. • Oleh karena itu, beban lagging membutuhkan arus yang lebih besar untuk mendapatkan tegangan terminal yang sama dengan beban leading. • Untuk arus beban yang sama, tegangan terminal untuk beban lagging lebih kecil daripada beban leading.
  • 11. Segitiga Daya Q (KVAR) = S (KVA) sin θ P (KW) = S (KVA) cos θ S² = P² + Q² Hubungan ketifa daya dalam sistem tenaga listrik dinyatakan dengan segitiga daya.
  • 12. • Ilustrasi segitiga menjelaskan bahwa Rasio antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari sudut . • Apabila kita berusaha untuk membuat sudut semakin kecil maka S akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan mendekati besarnya S. • Pada kasus ekstrim dimana f = 0⁰, maka S = P artinya semua daya KVA yang diberikan sumber dapat dimanfaatkan sebagai daya aktif P. • Sebaliknya jika f = 90⁰ maka S = Q artinya semua daya KVA yang diberikan sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan saja.
  • 13. • Dari segitiga daya dapat diketahui bahwa besarnya sudut fasa ditentukan oleh besarnya daya P , Q, dan S. • Jika daya P tetap dan Q makin besar, maka sudut fasanya akan semakin besar. • Jika sudut fasa makin besar, maka nilai cos f makin kecil. Artinya faktor daya makin turun. • Sebaliknya jika Daya Q semakin kecil (turun) maka nilai faktor daya semakin besar.
  • 14. Keterangan : Cos φ = Faktor Daya P = Daya aktif (W) S = Daya semu (VA) Keterangan : Sin φ = Faktor reaktif Q = Reaktif induksi (VAR) S = Daya semu (VA) Persamaan faktor daya dan faktor reaktif :
  • 15. Contoh 11 buah lampu TL 36 W dirangkai secara seri pada sumber tegangan bolak-balik. Jika diketahui total daya semu pada rangkaian lampu tersebut adalah 792 VA. Berapakah nilai faktor daya nya? • Diketahui : P = 36 W x 11 = 396 W S = 792 VA Ditanya : cos φ = ?
  • 16. 2. Jika suatu alat listrik memiliki daya reaktif 120 VAR, dan daya semu sebesar 200 VA. Berapakah faktor reaktif nya? Diketahui : Q = 120 VAR S = 200 VA Ditanya : sin φ = ? Jawaban :
  • 18. Perbaikan Faktor Daya • Dari gambar segitiga telah memperlihatkan hubungan antara daya P dan daya Q. • Jika daya QL makin besar berarti beban induktif XL makin besar (bertambah). • Beban induktif XL berasal dari industri yang menggunakan mesin-mesin listrik seperti las, bubut, peleburan biji besi, dll • Ketika Daya QL makin besar maka akan mempengaruhi turunnya faktor daya.
  • 19. Ketika daya QL makin besar maka daya S1 dan sudut fasa f1 makin besar. Jika sudut fasa makin besar, maka faktor daya semakin turun.
  • 20. • Turunnya faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor daya. • Kapasitor daya akan membangkitkan daya kapasitif QC ke jaringan sehingga dapat mengkompensasi (mengurangi) kenaikan daya QL dari beban. • Daya reaktif beban akan berkurang menjadi Q = QL – QC. • Dengan demikian daya nyata S1 akan turun menjadi S2 dan sudut fasa akan turun f2. Berarti faktor daya akan menjadi semakin baik
  • 21. Manfaat Perbaikan Faktor Daya • Dengan pemasangan kapasitor akan mengurangi daya reaktif yang mengalir pada jaringan, sehingga dengan daya nyata P yang sama, maka faktor daya akan lebih besar dan kVA akan berkurang. • Aplikasi dari kapasitor shunt pada jaringan distribusi primer radial memberikan keuntungan secara ekonomis baik dari segi kegunaan maupun pelayanan. • Secara umum salah satu keuntungan dari pemasangan kapasitor adalah penurunan daya kVA pada gardu induk
  • 22. Hubungan Tegangan dan Daya Reaktif • Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut. Q = C. V • Berdasarkan hubungan ini maka tegangan dapat diperbaiki dengan mengatur aliran daya reaktif. • Daya reaktif adalah daya yang hilang, atau rugi-rugi daya sehingga semakin besar sudutnya atau semakin kecil faktor dayanya maka rugi-ruginya semakin besar.
  • 23. • Kompensasi dengan reaktor shunt biasanya digunakan pada saluran transmisi jarak menengah dan kompensasi dengan kapasitor seri atau kombinasi reaktor shunt dan kapasitor seri digunakan pada saluran yang lebih panjang. • Derajat kompensasi pada kompensasi dengan kapasitor seri adalah XC/XL, dimana XC adalah reaktansi kapasitif dari kapasitor seri dan XL adalah reaktansi induktif total dari saluran per fasa.
  • 24. Manfaat penggunaan kapasitor paralel adalah : • Mengurangi kerugian. • Memperbaiki kondisi tegangan. • Mempertinggi kapasitas pembebanan jaringan.
  • 25. Keuntungan : 1. Arus I berkurang dan karenanya kerugian I²R berkurang . 2. % Kenaikan tegangan
  • 26. Qc = KVAR X = Reaktansi jaringan (ohm) V = Tegangan nominal (kV antar fasa) 3. Karena arus berkurang untuk suatu daya (kw) maka jaringan, trafo dan sebagainya agak berkurang beban KVA nya. Jadi jaringan mampu mensuplai permintaan yang lebih tinggi.
  • 27. Biaya kVArh oleh PLN PLN membebankan biaya kelebihan pemakaian kVArh kepada pelanggan industri pada golongan tarif tertentu apabila: 1. Faktor Daya (Cos phi) pada pelanggan kurang dari 0,85 2. Pemakaian kVArh total > 0.62 x pemakaian kWh total KVArh = kVArh terpakai - ( 0.62 x kWh total terpakai )
  • 28. Solusi yang harus dilakukan untuk penghematan energi listrik adalah dengan memperbaiki Faktor Daya (Cos phi) agar dicapai nilai Cos phi > 0.85. Kasus 1 : Suatu pabrik mempunyai sumber daya berupa 3 buah generator masing-masing 150kVA yang diparalel sehingga total daya dari 3 buah generator adalah: 3x150kVA = 450kVA Jumlah bebannya adalah 210 kW. Setelah dicek faktor daya bebannya adalah 0.6. Berapakah kebutuhan daya seluruh beban (210kW) ?
  • 29. Jawab : P = S cos  atau S = P / cos  S = 210kW/ 0.6 = 350kVA Jadi pada faktor daya 0,6, beban 210 KW membutuhkan daya sebesar 350 KVA. Berarti, 3 generator harus dijalankan. Solusi : Faktor daya ditingkatkan menjadi 0.95 maka daya yang dibutuhkan untuk melayani seluruh beban menjadi : S = 210kW/ 0.95 = 221kVA
  • 30. Pada faktor daya 0,95, beban 210 KW membutuhkan daya sebesar 221 KVA. Berarti, 2 generator harus dijalankan. Keuntungan yang diperoleh adalah: 1. Dapat dihemat pemakaian bahan bakar untuk 1 generator. 2. Pemakaian 3 generator dapat dijalankan secara bergantian sehingga memperpanjang umur genset.
  • 31. Kasus 2 : Suatu pabrik dengan sumber daya generator 500kVA, Jumlah beban 310kW, faktor daya 0.65 maka daya yang diperlukan adalah: S = 310kW / 0.65 = 477kVA (berarti generator hampir overload) Ketika bebannya akan ditambah 100kW, Hitunglah komsumsi daya yang diperlukan dan bagaimana cara mengatasinya kekurangan daya!
  • 32. Jawab : S = 410kW / 0.65 = 631kVA Daya yang tersedia (500kVA) tidak mencukupi lagi untuk menanggung beban sebesar 631kVA. Cara mengatasi kekurangan daya adalah dengan memperbaiki faktor daya misalnya menjadi 0.95, maka: S = 410kW / 0.95 = 432kVA Dengan demikian beban 410 KW dapat dipenuhi oleh generator dengan kapasitas 500 KVA.
  • 33. Dari perhitungan pada kasus ini dapat diambil kesimpulan bahwa: Sebelum dilakukan penambahan beban 100 kW, dengan ditingkatkannya Cos phi dari 0.65 menjadi 0.95 dapat dihemat daya sbb: S = 310 KW/0,95 = 326 KVA Penghematan daya adalah : 477kVA – 326kVA = 151kVA