SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Cahaya
Cahaya adalah sebuah pancaran elektromagnetik, yang mempunyai sifat dapat
Memantul, Menembus, Membias, Menyerap dan dapat terlihat oleh mata kita.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan
yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat, dengan kata lain cahaya merupakan kebutuhan
vital dalah kehidupan sehari-hari.
Kebutuhan pencahayaan dalam suatu ruang dapat diperoleh melalui sistem
pencahayaan buatan dan sistem pencahayaan alami (sinar matahari) atau kombinasi
keduanya. Pencahayaan buatan terdiri dari lampu listrik, lilin dan lampu minyak.
Kombinasi antara pencahayaan alam dan pencahayaan buatan pada ruang/gedung
sangat dimungkinkan.
Cahaya alam untuk ruang tergantung pada letak ruangan atau gedung terhadap
rotasi bumi yang bergerak dari arah barat menuju kearah timur dan sangat baik
terhadap ruangan yangmempunyai sistem pencahayaan alam (matahari) yang
menghadap ke timur atau barat. Pemanfaatan pencahayaan buatan, yang umum
dipakai adalah lampu listrik. Oleh karenanya, diperlukan suatu inovasi agar suatu
ruang dapat menggunakan system pencahayaan yang baik sesuai standar, sehingga
memungkinkan konsumen dapat mengoptimalkan kinerja pencahayaan buatan
(lampu) di ruangan
agar penggunaan energi listrik lebih efisien.
1.2

Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya

selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan
sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun
yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta
terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata,
tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
6. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan
untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini
· Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami.
· Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang
memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
· Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah
menyebar atau tefokus pada satu arah
· Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian
ruangan yang diterangi atau tidak
· Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
· Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau
rendah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem penerangan/Pencahayaan
Sistem pencahayaan/Sistem Penerangan buatan yang sering dipergunakan secara
umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni:
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan
tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di
seluruh langi-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah
tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan
tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek
tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni
melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan
sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang
mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat
kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat
untuk:
Ø memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti
Ø mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.
Ø Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang
ingin diterangi
Ø Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
Ø Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan
tersebut.

Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan mengganggu aktivitas
keseharian kita, misalnya ditempat kita bekerja. Bahkan, ada kalanya dengan cahaya
buatan yang baik akan mempertinggi aktivitas kita dalam bekerja jika dibandingkan
pada saat beraktivitas pada cahaya siang hari (alamiah).
Perkembangan cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara,
lampu minyak tanah, lilin, lampu gas sampai pada lampu listrik. Setelah listrik
ditemukan, mungkin lampu-lampu jenis lain ada yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Penerangan dibutuhkan agar mata kita merasa nyaman bila melihat dan beraktivitas.
Tingkat kenyamanan ini sebenarnya relatif bagi setiap orang. Ada orang yang merasa
nyaman dengan penerangan yang relatif sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa
nyaman bila ruangannya terang benderang dengan cahaya. Bila dirasa kurang terang,
kebanyakan solusi yang dipakai adalah menambah pencahayaan buatan dengan m
emasang lampu-lampu. Penerangan buatan ini tidak diperlukan bila pencahayaan
alami pada siang hari dirasa sudah cukup.
Sebagai seorang arsitek, sebaiknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang
pencahayaan, baik pencahayaan alami ataupun pencahayaan buatan, memperkirakan
banyaknya cahaya dalam ruangan juga ada dalam ilmu arsitektur, yang hasilnya dapat
menjadi sebuah acuan dalam rancangan rumah, yang menentukan berapa banyak
lampu yang dibutuhkan, jendela yang dibutuhkan, dan berapa lumens (satuan ukur
intensitas cahaya) sebaiknya hadir dalam sebuah ruangan.
2.2 Satuan-Satuan yang digunakan pada Teknik Penerangan
1. Steradian (sudut ruang Sr) lambang W(omega)
2. Flux Cahaya (satuan lumen lm) lambang (phi) Ø
3. Intensitas Cahaya (satuan kandela cd) lambang I
4. Intensitas penerangan (Iluminasi) (satuan lux) lambang E
5. Luminansi (satuan cd/m2) lambang L

1. Steradian
Karena keliling lingkaran sama dengan

maka

Karena luas permukaan bola sama dengan 4x22/7xRxR, maka disekitar titik tengah
bola dapat diletakkan 4x22/7 sudut ruang, masing-masing =1 steradian. Jumlah
steradian sudut ruang

2. Flux Cahaya
Karena Intensitas Cahaya nya 1 cd, maka

Ø = 4 x 22/7 lm
3. Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya adlh flux cahaya per satuan sudut ruang yg dipancarkan ke arah
tertentu

I = Ø / w cd
I = (4 x 22/7) / (A/RxR) cd
4. Intensitas Penerangan (Iluminansi)
Kalau satu bidang luasnya A m2 diterangi dengan Ø lumen, maka intensitas penerangan
rata-rata bidang sama dengan

Ep = Ø/A lux
E rata-rata (Ep) = Ø/A
= 1000/10
= 100 lux (jika 10 m2 diterangi 1000
lumen)
Intensitas penerangan Ep dititik P umumnya tidak sama, misalkan sekitar bola
ditempatkan sebuah bola lain dengan titik tengah sama tetapi jari-jarinya 2m. Bagian
dari permukaan bola kedua ini membatasi 1 steradian, maka akan sama dengan

r2 = 2 x 2 = 4 m2
Flux cahaya yang menerangi 4 m2 permukaan bola luar = flux cahaya menerangi 1 m2
permukaan bola luar. Intensitas penerangan permukaan bola luar= 1/4 lux karena flux
cahaya dibagi permukaan yang 4x lebih luas.
jadi, Intensitas penerangan bidang karena sumber cahaya I berkurang dengan kuadrat
jarak sumber cahaya dan bidang (Hukum Kuadrat)

Ep = I/r2 lux
(berlaku untuk titik tertentu dr bidang yg diterangi)
Ep = intensitas penerangan dititik p dr bidang yg diterangi dalam lux
I = intensitas sumber cahaya dalam cd
r = jarak sumber cahaya le titik P dalam m

Sedangkan intensitas penerangan dimana flux cahaya menyinari permukaan bidang
(Metode Lumen)

E = F/A
E = intensitas penerangan (lux)
F = flux cahaya (lamen lm)
A = luas permukaan bidang (m2)

5. Luminansi
Luminansi dimana suatu sumber cahaya atau permukaan yg memantulkan cahaya.

L = I/As cd/cm2
L = Luminansi (cd/m2)
I = Intensitas Cahaya (cd)
As = Luas semua permukaan (cm2)

Jika luminansinya sangat kecil digunakan satuan cd/m2 ; 1 cd/cm2 = 10.000 cd/m2

2.3 Sistem penerangan dan Armatur
Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi
sumber cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armature yang di gunakan. Armatur
penting artinya dalam instalasi penerangan sebab armature dapat di pakai sebagai
pengarah sekaligus pembagi cahaya sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armature yang di
gunakan dapat di bedakan system penerangan di bawah ini :
a). Penerangan langsung

90-100%

b). Terutama penerangan langsung

60-90%

c).Campuran atau penerangan baur (diffus)

40-60%

d).Terutama penerangan tak langsung

10-40%

e)Penerangan tak langsung

0-10%

Bagian flux cahaya yang di serap oleh suatu permukaan di tentukan oleh
factor Absorpsi, simbolnya (a) =
Flux cahaya yang di serap
a = ------------------------------------------Flux cahaya yang mengenai permukaan
Dalam sistem cahaya di kenal Refleksi yaitu sinar sinar cahaya sejajar yang
mengenai suatu permukaan, bila di pantulkan secara sejajar di sebut refleksi
teratur atau refleksi cermin. Bila di pantulkan tersebar ke semua jurusan di
sebut refleksi difus. Serta ada istilah lain seperti refleksi campuran dan refleksi
terpencar.
Bahan bahan tembus cahay, seperti berbagai jenis kaca, seluloida dan sebagainya,
akan memantulkan atau menyerap hanya sebagaian saja dari cahaya yang
mengenainya. Sebagian besar dari cahaya itu dapat menembus bahan bahan tersebut,
inilah yang di maksud sebagai Transmisi.
Bila cahaya yang mengenai suatu permukaan di pantulkan tanpa perubahan warna,
maka terjadilah refleksi netral. Jika permukaan berwarna merah di sinari dengan
cahaya putih, maka cahaya yang di pantulkan akan menimbulkan kesan warna merah,
inilah yang di maksud dengan refleksi selektif.
Transmisi netral hamper sama dengan refleksi netral yaitu suatu bahan dapat di
tembus cahaya , dan warna cahayanya hampir tidak berubah sama sekali. Contoh
seperti cahaya putih yang menembus kaca jendela yang berwarna bening.
Sedangkan Transmisi selektif adalah suatu bahan yang dapat di tembus cahaya, tapi
warna cahayanya masih menimbulkan kesan warna sesuai dengan warna bahan yang
di tembus. Contohnya adalah Cahay putih yang menembus kaca berwarna merah
maka hasil dari cahaya tersebut adalah merah.
hampir tidak berubah sama sekali. Contoh seperti cahaya putih yang menembus kaca
jendela yang berwarna bening.

2.2

Komponen Cahaya Buatan
Lampu

Lampu adalah suatu komponen cahaya buatan yang berperan sebagai sumber cahaya.
Jenis-jenis lampu yang banyak digunakan, khususnya rumah tinggal sbb :
a. Lampu pijar
Lampu pijar adalah jenis lampu sebagai sumber cahaya buatan yang dibangkitkan
dengan mengalirkan arus listrik ke kawat wolfram sehingga terjadi panas dan cahaya.
Kawat ini mempunyai ketahanan titik lebur sampai dengan 3.655 °K. bila suhu
melebihi suhu tersebut maka kawat akan terputus.
Umur dari lampu ini rata-rata 1000 jam nyala. Oleh karena itu, lampu pijar juga
dikatakan sebagai jenis lampu yang memproduksi cahaya dengan pemanasan
benda/filament oleh arus listrik sehingga berpijar.
Didalam bola lampu ini berupa hampa udara yang berfungsi menghentikan oksidasi
kawat pijar. Suhu warna lampu ini 2.500-2.700 °K (hangat). Kelebihan lampu ini
adalah murah, sedangkan kekurangannya adalah cahaya yang dihasilkan kurang
terang dan boros energy.

b. Lampu Neon
Lampu neon adalah lampu yang sitem kerjanya menggunakan kawat pijar tungsten
sebagai katoda. Tabung neon di dalamnya mengeluarkan uap merkuri bertekanan
rendah dan memancarkan sinar ultraviolet. Untuk mengurangi atau menyerap radiasi
ultraviolet, pada dinding tabung neon dilapisi fosfor tipis.
Starter
Starter adalah alat yang digunakan untuk pemanasan awal dari elektroda lampu dan
memberikan tegangan puncak sehingga dapat memicu pelepasan electron didalam
lampu. Ada dua jenis starter yaitu starter elektronik dan starter glow switch yang
digunakan untuk lampu fluorescent.
Ballast
Ballast yaitu alat yang dipasang pada lampu TL dan jenis lampu pelepasan gas yang
berfungsi sebagai arus listrik dalam pengoprasian lampu tersebut. Ballast terdiri dari
dua jenis yaitu ballast resistor dan ballast induktif.

Kabel
Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk:
·

Memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti

·

Mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya

dari arah tertentu.
·

Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan

khusus yang ingin diterangi

4.

Contoh Penggunaan Jenis Lampu Interior

·

lampu dinding : wall lamps

Lampu dinding biasa digunakan untuk tujuan menjadi hiasan dinding, atau memberi
penerangan yang agak remang ketika malam tiba dan lampu lain dimatikan. Lampu
dinding juga bisa digunakan untuk memperkuat sebuah area, misalnya area duduk.
Bisa juga digunakan untuk memberi petunjuk arah, seperti pada lobi-lobi hotel.
·

lampu lantai : floor lamps

Lampu lantai bisa digunakan untuk memberikan penerangan lebih, atau memperkuat
keindahan sebuah desain interior. Jenis ini bisa digunakan untuk lampu baca di
sebelah kursi baca atau sofa, bahkan menjadi penghias ruang tamu.
·

lampu meja : desk lamps

Lampu meja banyak digunakan untuk kegiatan membaca atau kegiatan lain di meja,
dan sebagian besar merupakan lampu untuk area meja saja. Lampu jenis ini sebaiknya
bisa diatur dari segi kuantitas cahaya dan bisa diatur arah cahayanya sesuai
kebutuhan.
·

lampu langit-langit : ceiling lamp

Jenis lampu ini dipasang dibawah langit-langit dengan berbagai bentuk aksesoris
yang bisa didapatkan di toko-toko lampu atau supermarket bahan bangunan dan
peralatan rumah tangga. Jenis ini biasanya dipasang dengan tempat lampu yang
berfungsi sebagai reflektor, dan banyak digunakan untuk perkantoran.
·

lampu gantung : pendant fixtures

Lampu jenis ini paling banyak digunakan untuk rumah tinggal, karena kemudahan
memasang jaringan kabel. Lampu gantung lantai dasar dengan langit-langit dari dak
beton biasanya menggunakan lampu gantung. Lampu gantung juga biasa digunakan
untuk ‘mengisi’ langit-langit yang cukup tinggi. misalnya di area void, tangga, dan
sebagainya.
Cahayanya bisa digunakan untuk menerangi sebuah area khusus, misalnya meja
makan.
5.

Desain Lampu Untuk Fungsi Ruang
Setelah menentukan sistem pencahayan, maka dilakukan pemilihan jenis dan

bentuk lampu yang tepat, agar tidak merusak pencahayaan rumah yang telah
direncanakan. Pemilihan jenis lampu harus mempertimbang fungsi serta estetika,
contoh nya pemilihan lampu hias yang bisa menambah nilai estetika.
Pencahayaan buatan biasanya diperlukan apabila tidak tersedia cahaya alami pada
saat-saat antara matahari terbenam sampai matahari terbit. Juga pada saat cuaca di
luar rumah tidak memungkinkan menghantarkan cahaya matahari ke dalam rumah.
Pencahayaan buatan pun digunakan saat cahaya matahari tidak mampu menjangkau
ruangan atau tidak dapat menerangi seluruh ruangan secara merata, karena letak
ruang dan lubang cahaya tidak memungkinkan bentuk armatur dan intensitas cahaya
dapat diatur sesuai keinginan dengan mengacu kepada persyaratan fungsionalnya,
waktu penggunaannya pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa contoh
antara lain:
a.

Untuk ruang keluarga

Pencahayaan untuk ruang keluarga atau ruang santai harus bersifat fleksibel karena
beberapa aktivitas di lakukan di ruang ini setiaphari, seperti duduk-duduk santai,
mendengarkandan menyaksikan sajian dari perangkat audio-visual, menerima
kunjungan kerabat dekat,membaca buku, majalah, dan sebagainya.
Pencahayaan fleksibel yang dimaksud adalah tetap harus ada pencahayaan yang
bersifat umum, menyebar dengan rata di seluruh ruangan, apalagi untuk aktivitas
yang menghadirkan banyak orang dalam ruangan tersebut.Namun juga harus ada
pencahayaan-pencahayaan khusus di beberapa sudut untuk aktivitas yang lebih
khusus seperti membaca, mendengarkan musik, dan ngobrol yang sifatnya pribadi.
Jenis armatur yang bersifat umum: downlight, bisa juga lampu gantung. Jenis armatur
yang bersifat khusus: lampu duduk, lampu dinding, lampu tegak (standing
lamp),lampu sorot (spot light)
b.

Untuk ruang makan dan dapur

Karena dapur dan ruang makan sekarang ini sering kali disatukan, pencahayaannya
pun harus fleksibel, ada pencahayaan yang bersifat umum dan khusus. Pencahayaan
yang bersifat umum dibutuhkan untuk menerangi area-area dengan aktivitas frekuensi
kerja tinggi seperti masak-memasak (mulai dari meracik sampai menghidangkan).
Pencahayaan yang bersifat khusus dibutuhkan untuk menerangi area makan di
seluruh meja makan agar suasana lebih khusus, hangat, dan akrab.
Jenis armatur yang bersifat umum: downlight. Jenis armatur yang bersifat khusus:
lampu gantung. Hanya perlu diingat usahakan tidak menggantung terlalu dekat
dengan meja makan karena akan membuat bayangan tubuh di sekeliling meja
mengganggu aktivitas makan.

c.

pencahayaan untuk ruang tidur

Walaupun ruang tidur bersifat sangat pribadi, pencahayaan sebaiknya terdiri dari dua
jenis yaitu pencahayaan umum dan khusus. Pencahayaan umum berfungsi menerangi
seluruh ruangan pada saat ruangan belum dipergunakan untuk tidur.
Pencahayaan khusus biasanya ditempatkan di meja sisi tempat tidur dan di meja rias.
Jenis armatur untuk pencahayaan umum: downlight. Jenis armatur untuk
pencahayaan khusus: lampu meja (di atas meja samping tempat tidur), lampu dinding,
lampu tegak (standing lamp).

d.

pencahayaan untuk ruang kerja

Pencahayaan umum yang menerangi seluruh ruangan tetap dibutuhkan. Pencahayaan
khusus di meja kerja dibutuhkan agar bekerja bisa lebih konsentrasi. Cahaya untuk
meja kerja.Jenis armatur untuk pencahayaan umum: downlight atau lampu gantung.
Perlu diingat, penempatan titik lampu jangan membelakangi kursi kerja karena akan
menyebabkan bayangan tubuh menutupi bidang kerja. Jenis armatur untuk
pencahayaan khusus: lampu belajar/lampu kerja dengan arah cahaya dipancarkan dari
sisi kiri atau kanan meja kerja, jangan dari depan karena pantulan cahaya akan
membuat silau.
e.

Pencahayaan untuk kamar mandi, gudang, dan garasi

Pencahayaan untuk ruang-ruang yang disebutkan di atas sebaiknya yang bersifat
umum, menerangi seluruh ruangan dengan merata dan terang benderang. Khusus
untuk kamar mandi biasanya ada beberapa area yang mempergunakan pencahayaan
khusus seperti cermin di atas washtafel, lemari/rak tempat penyimpanan peralatan
mandi. Untuk gudang dan garasi, armatur lampu sebaiknya diberi pelindung untuk
menghindari benturan dan gangguan-gangguan lain.
f.

Lampu dinding

Lampu lainnya yang biasa menerangi rumah adalah lampu dinding. Jenis ini
digunakan sebagai hiasan dinding atau memberikan efek cahaya pada dinding. Bisa
juga di gunakan sebagai lampu tidur. Sehingga, nilai estetika lebih menonjol
dibanding fungsional sebagai penerang.
Melihat sisi estetikanya, maka pemilihan lampu jenis ini harus disesuaikan pada
bentuk, gaya, serta desain interior ruang. Untuk rumah minimalis misalnya, lampu
dinding kotak yang berukuran kecil menjadi pilihan. Begitu juga rumah bergaya
klasik, tropis, mediteranian atau etnik, perlu disesuaikan pula dengan bentuk dan
gayanya.
BAB III
PENUTUP

A.

Kesimpulan

Cahaya adalah sebuah pancaran elektromagnetik, yang mempunyai sifat dapat
Memantul, Menembus, Membias, Menyerap dan dapat terlihat oleh mata kita.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan
yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat, dengan kata lain cahaya merupakan kebutuhan
vital dalah kehidupan sehari-hari.

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit
dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.
Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun
yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami

More Related Content

What's hot

Fc tata cahaya
Fc tata cahayaFc tata cahaya
Fc tata cahaya
Diana Amelia Bagti
 
Tatacahaya i
Tatacahaya iTatacahaya i
Tatacahaya i
Diana Amelia Bagti
 
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambarMenganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO
 
Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter
Risdawati Hutabarat
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifahkemenag
 
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TCTATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
Diana Amelia Bagti
 
Chapter lighting (bahasa indonesia)
Chapter   lighting (bahasa indonesia)Chapter   lighting (bahasa indonesia)
Chapter lighting (bahasa indonesia)
akhidianz
 
Materi pelatihan pencahayaan fotografi
Materi pelatihan pencahayaan fotografiMateri pelatihan pencahayaan fotografi
Materi pelatihan pencahayaan fotografi
riridefrog
 
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu FotografiDesain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
Vocational High School One Katapang
 
Fisika bangunan i
Fisika bangunan iFisika bangunan i
Tata cahaya
Tata cahayaTata cahaya
Tata cahaya
Rama Dhani
 
Modul Tata Cahaya Gambar Bergerak
Modul Tata Cahaya Gambar BergerakModul Tata Cahaya Gambar Bergerak
Modul Tata Cahaya Gambar Bergerak
herry210
 
Bab 11 instalasi sistem audio video
Bab 11 instalasi sistem audio videoBab 11 instalasi sistem audio video
Bab 11 instalasi sistem audio video
Eko Supriyadi
 
Tata cahaya
Tata cahayaTata cahaya

What's hot (14)

Fc tata cahaya
Fc tata cahayaFc tata cahaya
Fc tata cahaya
 
Tatacahaya i
Tatacahaya iTatacahaya i
Tatacahaya i
 
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambarMenganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
 
Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter Makalah Luxmeter
Makalah Luxmeter
 
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril LathifahInstrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
Instrumentasi dan pengukuran optik-Izzatin Nuril Lathifah
 
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TCTATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
TATA CAHAYA - MATERI : Resume TC
 
Chapter lighting (bahasa indonesia)
Chapter   lighting (bahasa indonesia)Chapter   lighting (bahasa indonesia)
Chapter lighting (bahasa indonesia)
 
Materi pelatihan pencahayaan fotografi
Materi pelatihan pencahayaan fotografiMateri pelatihan pencahayaan fotografi
Materi pelatihan pencahayaan fotografi
 
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu FotografiDesain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
Desain Multimedia Interaktif - Alat Bantu Fotografi
 
Fisika bangunan i
Fisika bangunan iFisika bangunan i
Fisika bangunan i
 
Tata cahaya
Tata cahayaTata cahaya
Tata cahaya
 
Modul Tata Cahaya Gambar Bergerak
Modul Tata Cahaya Gambar BergerakModul Tata Cahaya Gambar Bergerak
Modul Tata Cahaya Gambar Bergerak
 
Bab 11 instalasi sistem audio video
Bab 11 instalasi sistem audio videoBab 11 instalasi sistem audio video
Bab 11 instalasi sistem audio video
 
Tata cahaya
Tata cahayaTata cahaya
Tata cahaya
 

Similar to Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01

Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Septian Muna Barakati
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Septian Muna Barakati
 
Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)
Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)
Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)
HindyatiRachmah
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
Nurfaezaa
 
HANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptx
HANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptxHANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptx
HANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptx
AzZahraMiftahulFirda
 
Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.doc
Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.docPencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.doc
Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.doc
BurhanNasution2
 
Laporan brightness
Laporan brightnessLaporan brightness
Laporan brightness
Syarifuddin Hidayatulloh
 
Pencahayaan
PencahayaanPencahayaan
Pencahayaan
Herry Prakoso
 
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab CahayaLaporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Bogiva Mirdyanto
 
ILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptxILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptx
MuhammadYahyaNorAji1
 
Penataan Cahaya Pentas
Penataan Cahaya PentasPenataan Cahaya Pentas
Penataan Cahaya Pentas
AizatMohiden
 
Fisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.pptFisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.ppt
Dadang Subarna
 
11 iluminasi
11 iluminasi11 iluminasi
11 iluminasi
Simon Patabang
 
2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan
Simon Patabang
 
Dasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaanDasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaan
andrespjh
 
Crop.pptx
Crop.pptxCrop.pptx
Crop.pptx
muhammadfitrah42
 
Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2
Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2
Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2
Ikhsan River
 
27482396
2748239627482396
27482396
gumpita2014
 
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAANFISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
Ratna Dhani
 

Similar to Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01 (20)

Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01
 
Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)
Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)
Penerangan tempat kerja (Kesehatan dan keselamatan kerja)
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otopartsKebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
Kebutuhan pencahayaan pabrik plastik pt astra otoparts
 
HANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptx
HANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptxHANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptx
HANDOUT PERKULIAHAN FISBANG_S1.pptx
 
Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.doc
Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.docPencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.doc
Pencahayaan_Pada_Bangunan_Alami_dan_Buat.doc
 
Laporan brightness
Laporan brightnessLaporan brightness
Laporan brightness
 
Pencahayaan
PencahayaanPencahayaan
Pencahayaan
 
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab CahayaLaporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab Cahaya
 
ILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptxILUMINASI.pptx
ILUMINASI.pptx
 
Penataan Cahaya Pentas
Penataan Cahaya PentasPenataan Cahaya Pentas
Penataan Cahaya Pentas
 
Fisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.pptFisika Bangunan I.ppt
Fisika Bangunan I.ppt
 
11 iluminasi
11 iluminasi11 iluminasi
11 iluminasi
 
2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan2 Teknik Penerangan
2 Teknik Penerangan
 
Dasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaanDasar teknik pencahayaan
Dasar teknik pencahayaan
 
Crop.pptx
Crop.pptxCrop.pptx
Crop.pptx
 
Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2
Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2
Tgs besar fisika bangunan(siipp) 2
 
27482396
2748239627482396
27482396
 
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAANFISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
FISIKA BANGUNAN - PENCAHAYAAN DAN BUKAAN
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
Operator Warnet Vast Raha
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
Operator Warnet Vast Raha
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Cahaya makalah-instalasilistrik-131008071014-phpapp01

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Cahaya Cahaya adalah sebuah pancaran elektromagnetik, yang mempunyai sifat dapat Memantul, Menembus, Membias, Menyerap dan dapat terlihat oleh mata kita. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat, dengan kata lain cahaya merupakan kebutuhan vital dalah kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pencahayaan dalam suatu ruang dapat diperoleh melalui sistem pencahayaan buatan dan sistem pencahayaan alami (sinar matahari) atau kombinasi keduanya. Pencahayaan buatan terdiri dari lampu listrik, lilin dan lampu minyak. Kombinasi antara pencahayaan alam dan pencahayaan buatan pada ruang/gedung sangat dimungkinkan. Cahaya alam untuk ruang tergantung pada letak ruangan atau gedung terhadap rotasi bumi yang bergerak dari arah barat menuju kearah timur dan sangat baik terhadap ruangan yangmempunyai sistem pencahayaan alam (matahari) yang menghadap ke timur atau barat. Pemanfaatan pencahayaan buatan, yang umum dipakai adalah lampu listrik. Oleh karenanya, diperlukan suatu inovasi agar suatu ruang dapat menggunakan system pencahayaan yang baik sesuai standar, sehingga memungkinkan konsumen dapat mengoptimalkan kinerja pencahayaan buatan (lampu) di ruangan agar penggunaan energi listrik lebih efisien. 1.2 Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan
  • 2. sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat 2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman 3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja 4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang. 5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi. 6. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini · Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan melengkapi pencahayaan alami. · Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum · Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah menyebar atau tefokus pada satu arah · Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang diterangi atau tidak · Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya · Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sistem penerangan/Pencahayaan Sistem pencahayaan/Sistem Penerangan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni: 1. Sistem Pencahayaan Merata Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit. 2. Sistem Pencahayaan Terarah Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata. 3. Sistem Pencahayaan Setempat Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk: Ø memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti Ø mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.
  • 4. Ø Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin diterangi Ø Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya. Ø Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan tersebut. Cahaya buatan yang tidak baik tentunya akan mengganggu aktivitas keseharian kita, misalnya ditempat kita bekerja. Bahkan, ada kalanya dengan cahaya buatan yang baik akan mempertinggi aktivitas kita dalam bekerja jika dibandingkan pada saat beraktivitas pada cahaya siang hari (alamiah). Perkembangan cahaya buatan dimulai dari cahaya obor dari kayu cemara, lampu minyak tanah, lilin, lampu gas sampai pada lampu listrik. Setelah listrik ditemukan, mungkin lampu-lampu jenis lain ada yang sudah tidak dipergunakan lagi. Penerangan dibutuhkan agar mata kita merasa nyaman bila melihat dan beraktivitas. Tingkat kenyamanan ini sebenarnya relatif bagi setiap orang. Ada orang yang merasa nyaman dengan penerangan yang relatif sedikit (gelap) dan ada pula yang merasa nyaman bila ruangannya terang benderang dengan cahaya. Bila dirasa kurang terang, kebanyakan solusi yang dipakai adalah menambah pencahayaan buatan dengan m emasang lampu-lampu. Penerangan buatan ini tidak diperlukan bila pencahayaan alami pada siang hari dirasa sudah cukup. Sebagai seorang arsitek, sebaiknya memiliki pengetahuan yang cukup tentang pencahayaan, baik pencahayaan alami ataupun pencahayaan buatan, memperkirakan banyaknya cahaya dalam ruangan juga ada dalam ilmu arsitektur, yang hasilnya dapat menjadi sebuah acuan dalam rancangan rumah, yang menentukan berapa banyak lampu yang dibutuhkan, jendela yang dibutuhkan, dan berapa lumens (satuan ukur intensitas cahaya) sebaiknya hadir dalam sebuah ruangan.
  • 5. 2.2 Satuan-Satuan yang digunakan pada Teknik Penerangan 1. Steradian (sudut ruang Sr) lambang W(omega) 2. Flux Cahaya (satuan lumen lm) lambang (phi) Ø 3. Intensitas Cahaya (satuan kandela cd) lambang I 4. Intensitas penerangan (Iluminasi) (satuan lux) lambang E 5. Luminansi (satuan cd/m2) lambang L 1. Steradian Karena keliling lingkaran sama dengan maka Karena luas permukaan bola sama dengan 4x22/7xRxR, maka disekitar titik tengah bola dapat diletakkan 4x22/7 sudut ruang, masing-masing =1 steradian. Jumlah steradian sudut ruang 2. Flux Cahaya Karena Intensitas Cahaya nya 1 cd, maka Ø = 4 x 22/7 lm
  • 6. 3. Intensitas Cahaya Intensitas cahaya adlh flux cahaya per satuan sudut ruang yg dipancarkan ke arah tertentu I = Ø / w cd I = (4 x 22/7) / (A/RxR) cd 4. Intensitas Penerangan (Iluminansi) Kalau satu bidang luasnya A m2 diterangi dengan Ø lumen, maka intensitas penerangan rata-rata bidang sama dengan Ep = Ø/A lux E rata-rata (Ep) = Ø/A = 1000/10 = 100 lux (jika 10 m2 diterangi 1000 lumen) Intensitas penerangan Ep dititik P umumnya tidak sama, misalkan sekitar bola ditempatkan sebuah bola lain dengan titik tengah sama tetapi jari-jarinya 2m. Bagian dari permukaan bola kedua ini membatasi 1 steradian, maka akan sama dengan r2 = 2 x 2 = 4 m2 Flux cahaya yang menerangi 4 m2 permukaan bola luar = flux cahaya menerangi 1 m2 permukaan bola luar. Intensitas penerangan permukaan bola luar= 1/4 lux karena flux cahaya dibagi permukaan yang 4x lebih luas. jadi, Intensitas penerangan bidang karena sumber cahaya I berkurang dengan kuadrat jarak sumber cahaya dan bidang (Hukum Kuadrat) Ep = I/r2 lux (berlaku untuk titik tertentu dr bidang yg diterangi) Ep = intensitas penerangan dititik p dr bidang yg diterangi dalam lux
  • 7. I = intensitas sumber cahaya dalam cd r = jarak sumber cahaya le titik P dalam m Sedangkan intensitas penerangan dimana flux cahaya menyinari permukaan bidang (Metode Lumen) E = F/A E = intensitas penerangan (lux) F = flux cahaya (lamen lm) A = luas permukaan bidang (m2) 5. Luminansi Luminansi dimana suatu sumber cahaya atau permukaan yg memantulkan cahaya. L = I/As cd/cm2 L = Luminansi (cd/m2) I = Intensitas Cahaya (cd) As = Luas semua permukaan (cm2) Jika luminansinya sangat kecil digunakan satuan cd/m2 ; 1 cd/cm2 = 10.000 cd/m2 2.3 Sistem penerangan dan Armatur Penyebaran cahaya dari suatu sumber cahaya tergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri dan pada konstruksi armature yang di gunakan. Armatur penting artinya dalam instalasi penerangan sebab armature dapat di pakai sebagai pengarah sekaligus pembagi cahaya sesuai dengan kebutuhan.
  • 8. Berdasarkan pembagian flux cahayanya oleh sumber cahaya dan armature yang di gunakan dapat di bedakan system penerangan di bawah ini : a). Penerangan langsung 90-100% b). Terutama penerangan langsung 60-90% c).Campuran atau penerangan baur (diffus) 40-60% d).Terutama penerangan tak langsung 10-40% e)Penerangan tak langsung 0-10% Bagian flux cahaya yang di serap oleh suatu permukaan di tentukan oleh factor Absorpsi, simbolnya (a) = Flux cahaya yang di serap a = ------------------------------------------Flux cahaya yang mengenai permukaan Dalam sistem cahaya di kenal Refleksi yaitu sinar sinar cahaya sejajar yang mengenai suatu permukaan, bila di pantulkan secara sejajar di sebut refleksi teratur atau refleksi cermin. Bila di pantulkan tersebar ke semua jurusan di sebut refleksi difus. Serta ada istilah lain seperti refleksi campuran dan refleksi terpencar. Bahan bahan tembus cahay, seperti berbagai jenis kaca, seluloida dan sebagainya, akan memantulkan atau menyerap hanya sebagaian saja dari cahaya yang mengenainya. Sebagian besar dari cahaya itu dapat menembus bahan bahan tersebut, inilah yang di maksud sebagai Transmisi. Bila cahaya yang mengenai suatu permukaan di pantulkan tanpa perubahan warna, maka terjadilah refleksi netral. Jika permukaan berwarna merah di sinari dengan
  • 9. cahaya putih, maka cahaya yang di pantulkan akan menimbulkan kesan warna merah, inilah yang di maksud dengan refleksi selektif. Transmisi netral hamper sama dengan refleksi netral yaitu suatu bahan dapat di tembus cahaya , dan warna cahayanya hampir tidak berubah sama sekali. Contoh seperti cahaya putih yang menembus kaca jendela yang berwarna bening. Sedangkan Transmisi selektif adalah suatu bahan yang dapat di tembus cahaya, tapi warna cahayanya masih menimbulkan kesan warna sesuai dengan warna bahan yang di tembus. Contohnya adalah Cahay putih yang menembus kaca berwarna merah maka hasil dari cahaya tersebut adalah merah. hampir tidak berubah sama sekali. Contoh seperti cahaya putih yang menembus kaca jendela yang berwarna bening. 2.2 Komponen Cahaya Buatan Lampu Lampu adalah suatu komponen cahaya buatan yang berperan sebagai sumber cahaya. Jenis-jenis lampu yang banyak digunakan, khususnya rumah tinggal sbb : a. Lampu pijar Lampu pijar adalah jenis lampu sebagai sumber cahaya buatan yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke kawat wolfram sehingga terjadi panas dan cahaya. Kawat ini mempunyai ketahanan titik lebur sampai dengan 3.655 °K. bila suhu melebihi suhu tersebut maka kawat akan terputus. Umur dari lampu ini rata-rata 1000 jam nyala. Oleh karena itu, lampu pijar juga dikatakan sebagai jenis lampu yang memproduksi cahaya dengan pemanasan benda/filament oleh arus listrik sehingga berpijar.
  • 10. Didalam bola lampu ini berupa hampa udara yang berfungsi menghentikan oksidasi kawat pijar. Suhu warna lampu ini 2.500-2.700 °K (hangat). Kelebihan lampu ini adalah murah, sedangkan kekurangannya adalah cahaya yang dihasilkan kurang terang dan boros energy. b. Lampu Neon Lampu neon adalah lampu yang sitem kerjanya menggunakan kawat pijar tungsten sebagai katoda. Tabung neon di dalamnya mengeluarkan uap merkuri bertekanan rendah dan memancarkan sinar ultraviolet. Untuk mengurangi atau menyerap radiasi ultraviolet, pada dinding tabung neon dilapisi fosfor tipis.
  • 11. Starter Starter adalah alat yang digunakan untuk pemanasan awal dari elektroda lampu dan memberikan tegangan puncak sehingga dapat memicu pelepasan electron didalam lampu. Ada dua jenis starter yaitu starter elektronik dan starter glow switch yang digunakan untuk lampu fluorescent. Ballast Ballast yaitu alat yang dipasang pada lampu TL dan jenis lampu pelepasan gas yang berfungsi sebagai arus listrik dalam pengoprasian lampu tersebut. Ballast terdiri dari dua jenis yaitu ballast resistor dan ballast induktif. Kabel Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk: · Memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti · Mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu. · Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin diterangi 4. Contoh Penggunaan Jenis Lampu Interior · lampu dinding : wall lamps Lampu dinding biasa digunakan untuk tujuan menjadi hiasan dinding, atau memberi penerangan yang agak remang ketika malam tiba dan lampu lain dimatikan. Lampu
  • 12. dinding juga bisa digunakan untuk memperkuat sebuah area, misalnya area duduk. Bisa juga digunakan untuk memberi petunjuk arah, seperti pada lobi-lobi hotel. · lampu lantai : floor lamps Lampu lantai bisa digunakan untuk memberikan penerangan lebih, atau memperkuat keindahan sebuah desain interior. Jenis ini bisa digunakan untuk lampu baca di sebelah kursi baca atau sofa, bahkan menjadi penghias ruang tamu. · lampu meja : desk lamps Lampu meja banyak digunakan untuk kegiatan membaca atau kegiatan lain di meja, dan sebagian besar merupakan lampu untuk area meja saja. Lampu jenis ini sebaiknya bisa diatur dari segi kuantitas cahaya dan bisa diatur arah cahayanya sesuai kebutuhan. · lampu langit-langit : ceiling lamp Jenis lampu ini dipasang dibawah langit-langit dengan berbagai bentuk aksesoris yang bisa didapatkan di toko-toko lampu atau supermarket bahan bangunan dan peralatan rumah tangga. Jenis ini biasanya dipasang dengan tempat lampu yang berfungsi sebagai reflektor, dan banyak digunakan untuk perkantoran. · lampu gantung : pendant fixtures Lampu jenis ini paling banyak digunakan untuk rumah tinggal, karena kemudahan memasang jaringan kabel. Lampu gantung lantai dasar dengan langit-langit dari dak beton biasanya menggunakan lampu gantung. Lampu gantung juga biasa digunakan untuk ‘mengisi’ langit-langit yang cukup tinggi. misalnya di area void, tangga, dan sebagainya. Cahayanya bisa digunakan untuk menerangi sebuah area khusus, misalnya meja makan.
  • 13. 5. Desain Lampu Untuk Fungsi Ruang Setelah menentukan sistem pencahayan, maka dilakukan pemilihan jenis dan bentuk lampu yang tepat, agar tidak merusak pencahayaan rumah yang telah direncanakan. Pemilihan jenis lampu harus mempertimbang fungsi serta estetika, contoh nya pemilihan lampu hias yang bisa menambah nilai estetika. Pencahayaan buatan biasanya diperlukan apabila tidak tersedia cahaya alami pada saat-saat antara matahari terbenam sampai matahari terbit. Juga pada saat cuaca di luar rumah tidak memungkinkan menghantarkan cahaya matahari ke dalam rumah. Pencahayaan buatan pun digunakan saat cahaya matahari tidak mampu menjangkau ruangan atau tidak dapat menerangi seluruh ruangan secara merata, karena letak ruang dan lubang cahaya tidak memungkinkan bentuk armatur dan intensitas cahaya dapat diatur sesuai keinginan dengan mengacu kepada persyaratan fungsionalnya, waktu penggunaannya pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa contoh antara lain: a. Untuk ruang keluarga Pencahayaan untuk ruang keluarga atau ruang santai harus bersifat fleksibel karena beberapa aktivitas di lakukan di ruang ini setiaphari, seperti duduk-duduk santai, mendengarkandan menyaksikan sajian dari perangkat audio-visual, menerima kunjungan kerabat dekat,membaca buku, majalah, dan sebagainya. Pencahayaan fleksibel yang dimaksud adalah tetap harus ada pencahayaan yang bersifat umum, menyebar dengan rata di seluruh ruangan, apalagi untuk aktivitas yang menghadirkan banyak orang dalam ruangan tersebut.Namun juga harus ada pencahayaan-pencahayaan khusus di beberapa sudut untuk aktivitas yang lebih khusus seperti membaca, mendengarkan musik, dan ngobrol yang sifatnya pribadi. Jenis armatur yang bersifat umum: downlight, bisa juga lampu gantung. Jenis armatur yang bersifat khusus: lampu duduk, lampu dinding, lampu tegak (standing lamp),lampu sorot (spot light)
  • 14. b. Untuk ruang makan dan dapur Karena dapur dan ruang makan sekarang ini sering kali disatukan, pencahayaannya pun harus fleksibel, ada pencahayaan yang bersifat umum dan khusus. Pencahayaan yang bersifat umum dibutuhkan untuk menerangi area-area dengan aktivitas frekuensi kerja tinggi seperti masak-memasak (mulai dari meracik sampai menghidangkan). Pencahayaan yang bersifat khusus dibutuhkan untuk menerangi area makan di seluruh meja makan agar suasana lebih khusus, hangat, dan akrab. Jenis armatur yang bersifat umum: downlight. Jenis armatur yang bersifat khusus: lampu gantung. Hanya perlu diingat usahakan tidak menggantung terlalu dekat dengan meja makan karena akan membuat bayangan tubuh di sekeliling meja mengganggu aktivitas makan. c. pencahayaan untuk ruang tidur Walaupun ruang tidur bersifat sangat pribadi, pencahayaan sebaiknya terdiri dari dua jenis yaitu pencahayaan umum dan khusus. Pencahayaan umum berfungsi menerangi seluruh ruangan pada saat ruangan belum dipergunakan untuk tidur. Pencahayaan khusus biasanya ditempatkan di meja sisi tempat tidur dan di meja rias.
  • 15. Jenis armatur untuk pencahayaan umum: downlight. Jenis armatur untuk pencahayaan khusus: lampu meja (di atas meja samping tempat tidur), lampu dinding, lampu tegak (standing lamp). d. pencahayaan untuk ruang kerja Pencahayaan umum yang menerangi seluruh ruangan tetap dibutuhkan. Pencahayaan khusus di meja kerja dibutuhkan agar bekerja bisa lebih konsentrasi. Cahaya untuk meja kerja.Jenis armatur untuk pencahayaan umum: downlight atau lampu gantung. Perlu diingat, penempatan titik lampu jangan membelakangi kursi kerja karena akan menyebabkan bayangan tubuh menutupi bidang kerja. Jenis armatur untuk pencahayaan khusus: lampu belajar/lampu kerja dengan arah cahaya dipancarkan dari sisi kiri atau kanan meja kerja, jangan dari depan karena pantulan cahaya akan membuat silau.
  • 16. e. Pencahayaan untuk kamar mandi, gudang, dan garasi Pencahayaan untuk ruang-ruang yang disebutkan di atas sebaiknya yang bersifat umum, menerangi seluruh ruangan dengan merata dan terang benderang. Khusus untuk kamar mandi biasanya ada beberapa area yang mempergunakan pencahayaan khusus seperti cermin di atas washtafel, lemari/rak tempat penyimpanan peralatan mandi. Untuk gudang dan garasi, armatur lampu sebaiknya diberi pelindung untuk menghindari benturan dan gangguan-gangguan lain.
  • 17. f. Lampu dinding Lampu lainnya yang biasa menerangi rumah adalah lampu dinding. Jenis ini digunakan sebagai hiasan dinding atau memberikan efek cahaya pada dinding. Bisa juga di gunakan sebagai lampu tidur. Sehingga, nilai estetika lebih menonjol dibanding fungsional sebagai penerang. Melihat sisi estetikanya, maka pemilihan lampu jenis ini harus disesuaikan pada bentuk, gaya, serta desain interior ruang. Untuk rumah minimalis misalnya, lampu dinding kotak yang berukuran kecil menjadi pilihan. Begitu juga rumah bergaya klasik, tropis, mediteranian atau etnik, perlu disesuaikan pula dengan bentuk dan gayanya.
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Cahaya adalah sebuah pancaran elektromagnetik, yang mempunyai sifat dapat Memantul, Menembus, Membias, Menyerap dan dapat terlihat oleh mata kita. Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat, dengan kata lain cahaya merupakan kebutuhan vital dalah kehidupan sehari-hari. Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit
  • 19. dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami