SlideShare a Scribd company logo
1 of 115
i
SKRIPSI
PENCIPTAAN KARYA PRODUKSI
PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI
DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA
EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN”
Oleh
Anissa Puspaningtyas
011 10 143 324
SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA β€œMMTC”
YOGYAKARTA
2015
ii
SKRIPSI
PENCIPTAAN KARYA PRODUKSI
PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI
DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA
EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN”
Oleh:
Anissa Puspaningtyas
NIM. 011 10 143 324
Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan
Telah disetujui oleh:
Tim Pembimbing Skripsi Penciptaan Karya Produksi
Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta
Pada Hari Jum’at, 07 Agustus 2015
Pembimbing Utama Dra. Nunuk Parwati, M.M
Pembimbing Pendamping Dardjito Chadori, S.E., M.A
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dra. Dwi Korina Relawati, M.A
NIP. 196610081990032004
ii
SKRIPSI
PENCIPTAAN KARYA PRODUKSI
PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI
DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA
EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN”
Oleh:
Anissa Puspaningtyas
NIM. 011 10 143 324
Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan
Telah diujikan dan disetujui oleh:
Tim Penguji Skripsi Penciptaan Karya Produksi
Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta
Pada Hari Jum’at, 07 Agustus 2015
Ketua Penguji Dra. Nunuk Parwati, M.M
Anggota Penguji Dardjito Chadori, S.E., M.A
Anggota Penguji Dr. Drs. Sudono, M.Si
Anggota Penguji Shinto Dwi R, S.Sos., S.H., M.A
Mengetahui,
Pembantu Ketua I Bidang Akademik
Dra. Rakhmawati, M.M
NIP. 196401181990032003
3
KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Anissa Puspaningtyas
Program Studi : Manajemen Produksi Pemberitaan
NIM : 011 10 143 324
Jurusan : Penyiaran
Judul Tugas Akhir : Penerapan Developing Shot Dalam Produksi
Dokumenter Televisi Potret Indonesia
Edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi penciptaan karya produksi ini
adalah asli dan tidak mencontoh karya orang lain kecuali pada bagian
yang saya ambil sebagai acuan. Pernyataan ini saya buat dengan
sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila dikemudian hari
diketahui tidak benar.
Yogyakarta, 7 Agustus 2015
Penulis
Anissa Puspaningtyas
4
PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ini untuk kedua orang tua saya;
Purgiyatno dan Siti Nur Azizah,
kakak saya; Yunika Nurfitriana,
berkat doa dan perjuangannya selamainisaya dapatmenyelesaikankaryaini.
Juga saya persembahkan kepada Tim Potret Indonesia;
sebagaihadiah atassemangatdanperjuangannya hingga terselesaikan karya ajaib ini.
Andhika Rithma Espinoza;
Sebagai ucapan terima kasih atas semangat dan dukungannya.
Bukan hanya sebuah karya, namunsebagaihasildan tanda cinta terima kasih kepada
mereka.
5
MOTTO
When you started outin a team, you have to getthe teamworkgoingandthen you get
something back
(Michael Schumacher)
Teruslah berusahamengejar apayangkita inginkan,sampai kita tidak tahu letak
dimana batas kemampuan kita
6
ABSTRAK
PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI
DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA
EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN”
Oleh: Anissa Puspaningtyas
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari
Indonesia. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa
bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-
daunan, kulit batang, dan buah. Karya produksi β€œMerajut
Harapan di Balik Ramuan” mengangkat tentang perjuangan
seorang ibu yang berjualan jamu keliling berlokasi di
Semarang, Jawa Tengah dengan format dokumenter. Tujuan
program acara ini adalah memberikan informasi kepada
audience melalui visual tentang perjuangan hidup bu Mariyem
di tengah era moderenisasi.Sebagai pengarah acara, penulis
menerapkan teknik developing shot yang merupakan teknik
pengambilan gambar dengan mengkombinasikan seluruh
pergerakan obyek, fokus lensa, framming, pan, tilt, untuk
mendukung pergerakan kamera ke dalam satu gerakan untuk
membuat shot yang dinamis. Program dokumenter ini
memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui shot
yang dinamis menggunakan teknik developing shot dengan
latar belakang perjuangan hidup bu Mariyem di tengah era
moderenisasi.
Kata kunci: Dokumenter, Developing Shot, Pengarah Acara
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul Penerapan
Developing Shot dalam Produksi Dokumenter Televisi Potret
Indonesia Edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”.
Skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan jenjang
pendidikan Diploma IV pada Sekolah Tinggi Multi Media β€œ MMTC”
Yogyakarta.
Dalam proses pembuatan Skripsi Penciptaan Karya Produksi
ini penulis mendapat banyak masukan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena, itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Drs. Kamsul Abraha, Ph.D selaku Ketua Sekolah Tinggi Multi
Media β€œMMTC” Yogyakarta.
2. Dra. Rakhmawati, MM selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik
Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta.
3. Dra. Nunuk Parwati, MM selaku Ketua Jurusan Penyiaran Sekolah
Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta.
4. Dra. Dwi Korina Relawati, MA selaku Ketua Program Studi
Manajemen Produksi Pemberitaan.
5. Dra. Nunuk Parwati, MM dan Dardjito Chadori, SE., MA selaku
dosen pembimbing.
8
6. Para dosen di Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta
yang telah memberi ilmu serta mengajar penulis dalam bidang
broadcasting.
7. Para pembimbing praktik di Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC”
Yogyakarta.
8. Orang tua beserta dan keluarga besar atas dukungan dan doanya.
9. Tim Potret Indonesia yang telah berjuang bersama dalam produksi
dokumenter ini.
10. Andhika Rithma Espinoza untuk semangat dan dukungannya.
11.Teman – teman Manarita, Matekstosi, dan Manaprodsi angkatan
10.
12.Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
karya produksi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi penciptaan karya produksi ini
masih jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 7 Agustus 2015
Anissa Puspaningtyas
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
HALAMAN KEASLIAN KARYA .........................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................iv
HALAMAN MOTTO ...............................................................................................v
ABSTRAK .............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................xii
BAB I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan .................................................................... 1
B. Rumusan Ide Penciptaan ....................................................................... 4
1. Konsep Judul ....................................................................................... 4
2. Judul Karya
2.1. Kategori Karya ........................................................................... 5
2.2. Format Program Acara ............................................................ 6
2.3. Nama Program Acara .............................................................. 7
2.4. Sub Format Program Acara .................................................... 7
2.5. Tujuan Acara ............................................................................. 9
2.6. Durasi ......................................................................................... 9
2.7. Target Audience ...................................................................... 10
2.8. Penyiaran ................................................................................. 10
2.9. Karakteristik Produksi ............................................................ 11
2.10. Narasumber ........................................................................... 11
2.11. Lokasi Penciptaan ................................................................ 12
2.12. Kerabat Kerja ........................................................................ 12
C. Orisinalitas .............................................................................................. 13
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penciptaan ............................................................................ 17
2. Manfaat Penciptaan .......................................................................... 17
BAB II . LANDASAN TEORI PENCIPTAAN
A. Kajian Pustaka
1. Teori Developing Shot ...................................................................... 19
2. Komposisi Gambar ............................................................................ 23
3. Pengarah Acara ................................................................................. 31
4. Dokumenter ........................................................................................ 33
1
0
B. Kajian Sumber Penciptaan
1. Sumber Informasi Primer.................................................................. 36
2. Sumber Informasi Sekunder............................................................. 38
BAB III . PROSES PENCIPTAAN
A. Ide Penciptaan
1. Inti Gagasan........................................................................................ 43
2. Sinopsis ............................................................................................... 44
3. Treatment............................................................................................. 45
4. Shooting List........................................................................................ 45
5. Jadwal Pelaksaan Produksi.............................................................. 45
B. Media, Peralatan, dan Teknik Produksi
1. Media.................................................................................................... 46
2. Peralatan.............................................................................................. 46
3. Teknik Produksi .................................................................................. 54
C. Tahapan Penciptaan
1. Pra Produksi........................................................................................ 55
2. Produksi ............................................................................................... 56
3. Paska Produksi................................................................................... 58
4. Konsep Penayangan.......................................................................... 60
BAB IV . PEMBAHASAN KARYA
A. Deskripsi Karya....................................................................................... 61
B. Analisis dan Sintesis Karya................................................................... 63
BAB V . PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 74
B. Saran........................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 76
LAMPIRAN........................................................................................................... 78
1. Treatment.................................................................................................. 79
2. Shooting List............................................................................................ 92
3. Jadwal Produksi ...................................................................................... 99
4. Dokumentasi ..........................................................................................100
1
1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 – Cover Eagle Award Edisi Metro TV ...........................................14
Gambar 2 – Cover Indonesia Bagus NET.......................................................15
Gambar 3 – Cover Lentera Indonesia NET....................................................16
Gambar 4 – Extreme Long Shot.......................................................................24
Gambar 5 – Very Long Shot .............................................................................25
Gambar 6 – Long Shot.......................................................................................26
Gambar 7 – Knee Shot......................................................................................26
Gambar 8 – Medium Shot.................................................................................27
Gambar 9 – Medium Close Up ........................................................................28
Gambar 10 – Close Up......................................................................................29
Gambar 11 – Big Close Up...............................................................................29
Gambar 12 – Extreme Close Up......................................................................30
Gambar 13 – Zoom H4N...................................................................................54
Gambar 14 – MS plang Simpang Lima...........................................................64
Gambar 15 – VLS keramaian Lawang Sewu..................................................64
Gambar 16 – Long Shot lingkungan sekitar...................................................65
Gambar 17 – Medium Shot bu Mariyem .........................................................65
Gambar 18 – Long Shot Aktifitas Bu Mariyem ...............................................66
Gambar 19 – Long Shot Bu Mariyem ..............................................................67
Gambar 20 – Long Shot Menawarkan Jamu..................................................67
Gambar 21 – Medium Close Up Bu Mariyem dan Pembeli .........................68
Gambar 22 – Long Shot Bu Mariyem ke Kebun............................................68
Gambar 23 – Medium Shot Bu Mariyem.........................................................69
Gambar 24 – Long Shot Bu Mariyem ..............................................................69
Gambar 25 – Knee Shot Mencari Kayu Bakar...............................................70
Gambar 26 – Long Shot bu Mariyem...............................................................70
Gambar 27 – Long Shot lokasi mencari kunyit...............................................70
Gambar 28 – Long Shot bu Mariyem...............................................................71
Gambar 29 – Medium Shot Kantun Saputra...................................................71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 – Tabel Peralatan ................................................................................46
Tabel 2 – Rincian Anggaran ............................................................................48
Tabel 3 – Spesifikasi Canon 5D Mark II .........................................................50
Tabel 4 – Treatment ..........................................................................................79
Tabel 5 – Shooting List .....................................................................................92
Tabel 6 – Jadwal Produksi ...............................................................................99
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan
Bagi masyarakat Indonesia, racikan jamu tradisional
merupakan salah satu warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Jika awalnya jamu tradisional hanya dijadikan sebagai ramuan
obat, kini jamu tradisional banyak digunakan untuk meningkatkan
stamina, melangsingkan dan menjadi minuman sehari-hari yang
bermanfaat bagi tubuh maupun kecantikan.
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia.
Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu
dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan
seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan
buah. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu
sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya.
Program dokumenter ini mengangkat tentang perjuangan
seorang ibu yang berjualan jamu keliling berlokasi di Semarang,
Jawa Tengah, yang di jaman modern sekarang mulai jarang dan
mulai meninggalkan jamu tradisional. Materi tersebut menjadi
wacana yang menarik dan dapat memberikan pengetahuan bagi
audience. Penulis menggunakan format dokumenter dengan
mempertimbangkan bahwa, dokumenter merupakan film yang
2
menceritakan sebuah kejadian nyata dengan kekuatan ide
kreatornya dalam merangkai gambar-gambar menarik
(sinematography) menjadi istimewa secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan unsur realitas (fakta dan data).
Sisi kehidupan bu Mariyem saat menjual jamu tradisional
inilah yang menginspirasi untuk diangkat dalam karya dokumenter.
Hal ini mengkaji dari tulisan Prakosa (2008:123), documentary
berasal dari kata document, sebuah film yang menggambarkan
kejadian nyata, kehidupan dari seseorang, suatu periode dalam
sejarah, atau barangkali sebuah rekaman dari suatu cara hidup
makhluk.
Dalam produksi ini penulis bertindak sebagai pengarah acara.
Dari ide yang ada, penulis bertugas untuk menerjemahkannya
menjadi konsep audio visual. Konsep ini disusun menjadi sebuah
alur cerita yang dapat mengirim pesan kepada khalayak. Untuk itu,
daya imajinatif serta rasa kreatif menjadi hal penting dalam
mengkonsep sebuah sajian televisi yang terdiri dari unsur audio
dan visual. Menurut Morisson (2005:283), β€œSeorang pengarah
acara harus memiliki jiwa kepemimpinan, pengetahuan luas,
termasuk pengetahuan teknis, memiliki jiwa seni, cepat mengambil
keputusan”.
Visual merupakan elemen penting yang harus ada dalam
tayangan televisi. Peran visual adalah mempresentasikan
3
kenyataan yang ada dalam sebuah peristiwa dalam bentuk gambar.
Sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung peristiwa
yang terjadi. Untuk itu, dalam merangkai gambar yang ditayangkan
seorang pengarah acara harus memiliki motivasi pada setiap
visualnya. Hal ini untuk mempengaruhi emosional penonton,
sehingga pesan yang diterima dapat tersampaikan dengan baik.
Untuk menghasilkan komposisi yang baik, maka sebagai
seorang pengarah acara yang bekerja sama dengan director of
photography memperhatikan letak objek serta besarnya headroom
dalam sebuah frame, serta merekam kejadian yang saat itu terjadi.
Produksi dokumenter televisi ini tidak menggunakan narasi,
jadi sebagai seorang Pengarah Acara, penulis dituntut untuk
menjelaskan kepada penonton hanya dengan visual.
Untuk mendapatkan kesan yang diinginkan, maka penulis
menekankan pada penggunaan teknik development shot, yaitu
mengkombinasi seluruh pergerakan obyek, fokus lensa, framing,
pan, dan tilt untuk mendukung pergerakan kamera ke dalam satu
gerakan untuk membuat shot yang dinamis.
Gambar – gambar dengan fokus yang tajam dan memiliki
kedalaman gambar dapat memperkuat tekanan dramatik dari
sebuah film dan untuk mendapatkan respon dari penonton. Selain
itu pergerakan kamera yang stabil, dan lembut diharapkan akan
semakin memperkuat informasi dari dokumenter tersebut, sehingga
4
sangat cocok untuk diterapkan dalam produksi program
dokumenter.
Fokus penulis adalah mampu menyelaraskan komposisi dan
angle kamera dalam developing shot untuk memvariasikan gambar
yang akan ditayangkan. Karena gambar merupakan medium yang
mudah dicerna penonton secara langsung sehingga informasi
tayangan ini bisa menginspirasi dan dapat diterima secara
maksimal kepada penonton.
B. Rumusan Ide Penciptaan
1. Konsep Judul
Penulis sebagai pengarah acara mendapatkan konsep judul
Penerapan Developing Shot dalam Produksi Karya
Dokumenter Televisi β€œPotret Indonesiaβ€œ Edisi β€œMerajut Harapan
di Balik Ramuan.β€œ
Produksi karya skripsi ini mengangkat tentang perjuangan
seorang ibu penjual jamu tradisional yang mulai ditinggalkan
dengan format dokumenter. Dalam produksi dokumenter
terdapat dua unsur pokok yang kemudian di padukan, yaitu
unsur gambar dan unsur suara (Fred Wibowo,1997:97).
Dalam program dokumenter yang berjudul β€œMerajut Harapan
di Balik Ramuan” ini penulis menggambarkan suasana dan
pesan yang disampaikan agar penonton dapat menikmati
5
suasana yang dibangun. Penulis menghadirkan suatu
dokumenter yang berpijak pada fakta dan data mengenai
perjuangan seorang penjual jamu tradisional dengan
mempertimbangkan sudut pengambilan gambar dan komposisi
yang berimbang.
Pengambilan judul diatas merujuk pada pendapat Morissan
(2010:104) yang mengatakan bahwa proses pengambilan
gambar adalah kegiatan yang sangat dinamis dan penuh
kreativitas.
2. Judul Karya
Karya Produksi dokumenter Televisi β€œPotret Indonesiaβ€œ edisi
β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ ingin menjelaskan kepada
khalayak bahwa ada seorang ibu di daerah Semarang, Jawa
Tengah yang masih konsisten berjualan jamu tradisional. Ibu itu
masih mengandalkan sisi tradisionalitas pembuatan jamunya.
Konsep Karya
Program acara dokumenter televisi β€œPotret Indonesiaβ€œ
edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ, dijabarkan dalam
konsep sebagai berikut:
2.1 Kategori Karya
Kategori karya program acara β€œPotret Indonesiaβ€œ
edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ merupakan
6
karya produksi jurnalistik audio-visual yang tersusun dari
fakta atau peristiwa, Fred Wibowo (2007:147), β€œsehingga
khalayak merasakan betapa peristiwa itu menjadi sangat
bermakna (essensial) bagi suatu lingkungan kehidupan,
dengan memberikan penafsiran lewat penyusunan fakta
yang akhirnya memberikan makna bagi fakta – fakta
tersebut terhadap lingkungannya.β€œ
2.2 Format Program Acara
Format penyajian program acara adalah
dokumenter, dalam karya produksi ini menyajikan
tentang perjuangan seorang penjual jamu yang proses
pembuatan dilakukan secara tradisional. Karya produksi
dokumenter ini diharapkan mampu memberikan
informasi kepada masyarakat tentang proses
pembuatan jamu yang dilakukan secara tradisional, dari
awal mula rempah-rempah hingga menjadi jamu yang
siap saji.
Fred Wibowo (2007:146) β€œprogram dokumenter
adalah program yang menyajikan suatu kenyataan
berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai
esensial dan eksistensial, artinya menyangkut
kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata”.
7
2.3 Nama Program Acara
Nama sebuah program harus mampu
memberikan gambaran isi program kepada penonton.
Oleh karena itu penulis memilih β€œPotret Indonesiaβ€œ
sebagai nama program ini, yang memiliki arti gambaran
atau lukisan yang dibuat dengan kamera. Sehingga
secara umum, Potret Indonesia diartikan penangkapan
dengan kamera yang bertujuan untuk menampilkan
segala macam aspek kehidupan di wilayah Indonesia.
Program Potret Indonesia merupakan program
yang menyajikan gambaran kehidupan masyarakat
Indonesia, baik mengenai budaya tradisional maupun
budaya modernnya.
2.4 Sub Format Program Acara
Program β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut
Harapan di Balik Ramuan” disajikan dengan sub format
sebagai berikut:
Wawancara
Wawancara merupakan sebuah pertukaran
informasi antara pewawancara dengan yang
diwawancarai. Morissan (2008:42) menjelaskan tentang
wawancara adalah β€œtanya jawab antara reporter dengan
8
narasumber, dengan tujuan untuk mendapatkan
penjelasan atau keterangan dari narasumber.”
Sedangkan menurut Basuki Sulistyo (2010:170)
wawancara adalah β€œtanya jawab antara pewawancara
dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan
atau pendapat mengenai suatu hal.”
Dalam produksi dokumenter ini, penulis
mewawancarai:
2.4.1 Bu Mariyem, penjual jamu
Menjelaskan alasannya masih konsisten
menjual jamu.
2.4.2 Kantun Saputro, anak penjual jamu
Menjelaskan harapannya untuk ibu
kedepannya.
2.4.3 Bu Wiwit, tetangga bu Mariyem
Menjelaskan sosok bu Mariyem di
lingkungannya dan kegiatannya selain menjual
jamu.
2.4.4 Bu Suwarti, tetangga bu Mariyem
Menjelaskan sosok bu Mariyem di
lingkungannya dan kegiatannya selain menjual
jamu.
9
2.5 Tujuan Acara
Tujuan dokumenter televisi Program β€œPotret
Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”
adalah sebagai berikut:
2.5.1 Memberikan informasi yang mendidik,
bermanfaat, dan menarik kepada pemirsa tentang
perjuangan hidup ibu penjual jamu yang bisa
menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan
tinggi.
2.5.2 Mewujudkan ide Pengarah Acara dalam
penciptaan dokumenter televisi, tayangan yang
informatif dan inspiratif.
2.5.3 Menciptakan skripsi penciptaan karya produksi
yang dapat menyiaratkan melalui pesan visual
agar mengetahui perjuangan hidup seseorang di
tengah era moderenisasi.
2.6 Durasi
Program Dokumenter Televisi β€œPotret Indonesia”
edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” berdurasi total
16 menit, dikarenakan tayangan dokumenter berisi data
dan fakta memerlukan durasi lebih lama daripada
10
tayangan yang lain agar informasi dapat tersampaikan
dengan baik dan lengkap.
2.7 Target Audience
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Usia : 17 – 60 tahun
(karena usia 17 – 60 tahun
masih memiliki
kemampuan dalam berfikir
secara produktif guna
mencerna suatu informasi
yang akan disampaikan)
Demografi : Semarang, Indonesia
Golongan Program Siaran : Remaja - Dewasa
2.8 Penyiaran
Tayangan ini disiarkan setiap hari Minggu, jam
09.00 WIB. Pemilihan hari Minggu karena sesuai dengan
yang dijelaskan oleh Morissan (2009:258) β€œketersediaan
audience pada akhir minggu (weekend) yaitu hari Sabtu
dan Minggu agar berbeda dengan hari biasa. Secara
teori, audience anak – anak dan dewasa tersedia pada
setiap waktu siaran pada akhir minggu.
11
2.9 Karakteristik Produksi
2.9.1 Menggunakan Multi Camera
2.9.2 Outdoor dan Indoor
2.9.3 Recorded
2.10 Narasumber
Narasumber merupakan orang – orang yang
memiliki keterlibatan secara langsung yang membantu
menjelaskan sesuai apa yang diketahui agar nilai berita
tetap menarik dan layak untuk disimak oleh khalayak.
Menurut Deddy Iskandar Muda (2003:78) β€œnarasumber
merupakan seseorang yang terlibat secara langsung,
mengetahui atau seorang pengamat atau ahli
dibidangnyaβ€œ.
Adapun sumber terkait antara lain:
2.10.1 Mariyem, Penjual Jamu
2.10.2 Kantun Saputra, Anak Penjual Jamu
2.10.3 Wiwit, Tetangga Bu Mariyem
2.10.4 Suwarti, Tetangga Bu Mariyem
12
2.11 Lokasi Penciptaan
Lokasi penciptaan Produksi Dokumenter Televisi
β€œPotret Indonesiaβ€œ edisi β€œMerajut Harapan di Balik
Ramuanβ€œ adalah:
2.11.1 Kampung Mbabrik, Semarang (kampung
penjual jamu)
2.11.2 Kawasan yang biasa dilalui penjual jamu
2.11.3 Tugu Semarang
2.11.4 Simpang Lima, Semarang
2.11.5 Lawang Sewu, Semarang
2.12 Kerabat Kerja
2.12.1 Produser :
Anissa Puspaningtyas
2.12.2 Pengarah Acara :
Anissa Puspaningtyas
2.12.3 Reporter :
Anissa Puspaningtyas
Andhika Rithma Espinoza
Fajar Titis Setianto
Sa’adudin Nasih
13
2.12.4 Penata Kamera :
Sa’adudin Nasih
2.12.5 Asisten Penata Kamera :
Andri Wahyu Setiawan
2.12.6 Loader :
Andhika Rithma Espinoza
2.12.7 Penata Gambar :
Andhika Rithma Espinoza
2.12.8 Penata Suara :
Fajar Titis Setianto
2.12.9 Asisten Penata Suara :
Fitrian Ade Murtanto
2.12.10 Grafis :
Fillias Lanang La Junta
2.12.11 Unit Manager :
Deo Pinto
C. Orisinalitas/ Keaslian Karya
Format Dokumenter Televisi Program β€œPotret Indonesiaβ€œ
edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ ini merupakan hasil
pemikiran dan gagasan penulis bersama tim dengan melakukan
pendekatan atas karya dokumenter yang sudah ada sebelumnya.
14
Pengemasan Dokumenter Televisi Program β€œPotret
Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” menghadirkan
cerita yang dinamis dengan menceritakan visual secara dramatis
dan menggunakan ilustrasi music epic ditambah variasi angle
kamera serta dikemas mengadaptasi tayangan yang pernah
dipublikasikan sebagai acuan sehingga segala hal yang dilakukan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Referensi karya audio visual tersebut adalah program acara:
1. Eagle Award Metrotv
Gambar 1: cover Eagle Aw ards Metro TV
Program acara televisi β€œEagle”, episode Tangan Kecil
Cidurian di Metro TV. Program acara dokumenter yang
meliput berbagai tema kehidupan yang hadir di sekitar
masyarakat kita. Dokumenter ini menceritakan kehidupan
anak kecil yang bekerja keras menambang pasir dan batu
kali. Tayangan ini memberikan sajian documenter dengan
angel atau unsur pengambilan gambar mengenai hal-hal
yang sangat dekat dengan keseharian.
15
2. Indonesia Bagus NET.
Gambar 2: cover Indonesia Bagus NET
Tayangan program yang disiarkan oleh televisi
swasta Net ini sangat menarik untuk dinikmati baik segi
cerita maupun audio visual yang dihasilkan. Program feature
dokumenter yang tidak hanya menampilkan keindahan alam
Indonesia tetapi juga keunikan kehidupan berbudayanya.
Program ini menampilkan penduduk asli daerah tersebut
sebagai narator sekaligus pembawa cerita. Pencipta
mengamati hasil dari pengarahan alur cerita yang dihasilkan
sangat dinamis dan berkarakter. Hal tersebut akan menjadi
acuan pencipta dalam memproduksi karya dokumenter
β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”.
16
3. Lentera Indonesia NET.
Gambar 3: cover Lentera Indonesia NET
Tayangan Lentera Indonesia juga merupakan tayangan
dari televisi swata NET, di program ini juga menayangkan
dokemeter yang sangat menarik dan tayangan ini juga
sangat dramatis, jadi bagi penulis menjadi acuan dalam
pembuatan dokumenter ”Merajut Harapan di Balik Ramuan”.
Dari program – program tersebut, penulis mendapatkan
inspirasi bagaimana cara mengambil shot – shot dengan
angle dan komposisi yang pas sehingga membuat penonton
tidak bosan.
Sedangkan untuk pengemasannya, menggunakan
banyak statement narasumber sehingga meskipun tanpa
narasi, penonton tetap dapat memahami pesan yang
disampaikan melalui visual.
17
D. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Penciptaan Karya Tugas Akhir ini bertujuan untuk:
1.1 Menyajikan dokumenter eksposisi yang menarik
sehingga dapat mempengaruhi pemirsa lewat pesan
visual bahwa pentingnya menjaga warisan leluhur.
1.2 Mengoptimalkan peranan pengarah acara dalam
suatu produksi dokumenter agar pesannya dapat
tersampaikan dengan baik.
1.3 Memenuhi syarat kelulusan D4 Manajemen Produksi
Pemberitaan STMM Yogyakarta bagi penulis.
2. Manfaat
2.1 Bagi Penulis
2.1.1 Menambah wawasan dan pegalaman penulis
dalam menciptakan program documenter
televisi.
2.1.2 Mengasah kemampuan Pengarah Acara dalam
mengkreasikan sajian gambar agar memiliki
nilai jurnalistik yang tinggi.
2.1.3 Menerapkan ilmu teori dan ilmu praktek yang
didapat selama perkuliahan.
2.1.4 Mengasah kreativitas pengarah acara dalam
membuat karya produksi di masa mendatang.
18
2.2 Bagi Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta
2.2.1 Untuk menambah arsip karya audio visual
STMM MMTC.
2.2.2 Menjadi bahan referensi dan pembelajaran
mahasiswa STMM MMTC.
2.2.3 Sebagai bahan evaluasi demi perkembangan
dan perbaikan dimasa dating khususnya dalam
meningkatkan kreativitas yang lebih baik bagi
para mahasiswa untuk penciptaan karya Tugas
Akhir.
2.3 Bagi Masyarakat
2.3.1 Mendapat tayangan yang inspiratif dan
informatif dari program acara dokumenter
televisi Program β€œPotret Indonesia” edisi
β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”.
2.3.2 Program dokumenter ini dapat memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang
perjuangan hidup seorang penjual jamu.
19
BAB II
LANDASAN TEORI PENCIPTAAN
A. Kajian Pustaka
Pada penciptaan karya produksi yang berjudul Penerapan
Developing Shot dalam Produksi Dokumenter Televisi Potret
Indonesia edisi β€œ Merajut Harapan di Balik Ramuan ” ini, penulis
menggunakan beberapa landasan penciptaan sebagai pedoman,
diantaranya :
1. Teori Developing Shot
Teknik developing shot adalah teknik pengambilan
gambar yang mengkombinasi seluruh pergerakan obyek, fokus
lensa, framing, pan, tilt, untuk mendukung pergerakan kamera
ke dalam satu gerakan untuk membuat shot yang dinamis.
Macam - macam pergerakan kamera :
1.1 Panning
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera ke arah horizontal
tetapi tidak mengubah posisi kamera.
20
1.1.1 Folowing Pan
Gerakan kamera mengikuti objek dari
kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.
Melakukan folowing pan dalam keadaan
long shot akan mengakibatkan penonton
dapat melihat hubungan yang terjadi antara
objek dengan lingkungannya.
Pan Left : Gerakan kamera mengikuti objek
dari kiri ke kanan.
Pan Right : Gerakan kamera mengikuti
objek dari kanan ke kiri.
1.1.2 Survening Pan
Gerakan kamera secara perlahan-lahan
menyusuri pemandangan baik
pemandangan hanya sekelompok orang
atau pemandangan alam.
1.1.3 Interupted Pan
Gerakan halus tapi dengan tiba-tiba
dihentikan dengan maksud
menghubungkan dua buah objek dimana
objek tersebut terpisah satu dengan
lainnya
21
1.1.4 Whipe Pan
Gerakan panning yang dilakukan
dengan cepat, sehingga tidak dapat
memperlihatkan rincian gambarnya.
Dengan whipe pan dapat menciptakan
hubungan yang dinamis atau komperatif
antar objek yang menghubungkan titik
pandang yang berbeda pada scene yang
sama.
1.2 Tilting
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera ke arah vertikal
tetapi tidak mengubah posisi kamera. Tujuan dari
tilting adalah menunjukan ketinggian atau
kedalaman dan adanya satu hubungan.
Tilt Up : gerak kamera secara vertikal dari bawah
ke atas.
Tilt Down : gerak kamera secara vertikal dari atas
ke bawah.
22
1.3 Tracking
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera dengan arah maju
dan mundur atau depan belakang, bisa dengan
bantuan doly atau manual.
Track In : gerakan maju kedepan.
Track Out : gerakan mundur kebelakang.
1.4 Zooming
Adalah pengambilan gambar dengan
mengubah ukuran gambar dan sudut pandang
antara wide angle (W) dan telephoto (T) dengan
sentuhan tombol. Zooming mempengaruhi
perspektif dalam satu adegan, oleh karena itu
gerakan zooming harus dilakukan dengan tujuan
yang jelas.
1.5 Arching
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera mengelilingi objek
utama seperti lingkaran penuh. Dalam melakukan
arching kamera melakukan gerakan sapuan
sirkuler mengitari objek. Ukuran gambar yang
digunakan CU, MS atau LS selama melakukan
arching, tetapi ukuran gambar harus senantiasa
23
konstan dan lebih efektif bila tidak dilakukan
kombinasi ukuran gambar.
1.6 Pedestal dan Crane
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera menggunakan alat
penyangga pedestal/ crane.
1.7 Crabbing
Adalah pengambilan gambar dengan cara
menggerakan badan kamera menyamping.
1.8 Following
Adalah pengambilan gambar dengan
menggerakan badan kamera mengikuti objek
yang bergerak.
2. Komposisi Gambar
Komposisi gambar juga menentukan perhatian
penonton, karena dalam prinsip pengambilan gambar tidak
boleh meninggalkan terlalu banyak ruangan kosong pada
layar.
Andi Fachruddin (2012:153), menjelaskan ada
beberapa komposisi gambar lain, antara lain:
Type shot, pada saat memproduksi program televisi,
tipe pengambilan gambar akan disesuaikan dengan format
24
program yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini akan
mempermudah proses penyampaian pesan, menghibur, dan
memberi makna yang efektif pada pemirsa televisi, sehingga
tipe pengambilan gambar yang menjadi dasar pembuatan
berbagai program acara televisi diantaranya adalah :
Developing shot, proses pengambilan gambar dengan
menggunakan seluruh pergerakan kamera dengan
berbagai angle.
Unsur dalam komposisi yang vital salah satunya adalah
framing, Gerald Millerson (1994:125), membagi ukuran
framing yang sering disebut jenis shot antara lain:
2.1 Extreme long shot
Gambar 4. Extreme long shot
Sumber : dokumen pribadi
Digunakan untuk menggambil gambar yang
sangat-sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi
lebar. Menekankan pada setiap perekaman scene
perlu memberikan shot-shot yang dapat
memperkenalkan seluruh lokasi adegan dan isi cerita.
25
Biasanya, Extreme Long Shot digunakan untuk
komposisi gambar indah dan panorama.
2.2 Very long shot
Gambar 5. Very long shot
Sumber : dokumen pribadi
Digunakan untuk menggambarkan panjang,
lebar dan dimensi yang luas dalam latar tempat
penceritaan. Namun lebih sempit dari extreme long
shot sehingga pemirsa masih dapat mengidentifikasi
bentuk warna dan kontur subjek.
2.3 Long shot
Gambar 6. Long shot
Sumber : dokumen pribadi
26
Ukuran Long Shot adalah gambar manusia
seutuhnya dari ujung rambut hingga ujung sepatu.
Bentuk shot yang lebih sempit dari very long shot.
Biasanya Long Shot dikenal sebagai Landscape
format yang menghantarkan mata penonton kepada
keleluasaan suatu suasana dan obyek.
2.4 Knee shot
Gambar 7. Knee shot
Sumber : dokumen pribadi
Yaitu ukuran shot yang menyajikan citra subjek
yang lebih utuh, pada manusia berupa komposisi
gambar dari ujung kepala hingga lutut kaki. Batas
frame tepat dibawah lutut atau diatasnya, tergantung
jenis kelamin dan pakaian subjek serta dinamisasi
pergerakan kamera.
27
2.5 Medium shot
Gambar 8. Medium shot
Sumber : dokumen pribadi
Ukuran shot dengan batas anatomis pada
subjek manusia dari ujung kepala hingga pinggang,
sehingga ekpresi dari aktor sudah Nampak walaupun
belum mendetail.
2.6 Medium Close up
Gambar 9 . Medium Close Up
Sumber : dokumen pribadi
Medium Close up dapat dikategorikan sebagai
komposisi β€œPotret Setengah Badan” dengan latar
belakang yang masih bisa dinikmati. Medium Close
up justru memperdalam gambar dengan lebih
menunjukan profil dari obyek yang direkam.
28
2.7 Close up
Gambar 10. Close up
Sumber : dokumen pribadi
Dengan batasan anatomis dari leher hingga
ujung kepala, bisa juga diartikan sebagai komposisi
gambar yang β€œ Fokus kepada Wajah”. Komposisi
Close up memotong di sekitar bagian atas dada
subjek hingga di bawah dagu, sehingga bagian
pundak subjek masih terlihat. Close up digunakan
sebagai komposisi gambar yang paling baik untuk
menggambarkan emosi atau reaksi seseorang dalam
sebuah adegan.
2.8 Big close up
Gambar 11. Big close up
Sumber : dokumen pribadi
29
Komposisi big close up memotong bagian atas
dahi subjek, sedangkan pada bagian bawah sedikit
diatas dagu. Ukuran shot yang lebih sempit dari close
up sehingga dapat memperlihatkan perkembangan
perubahan mata, kerutan wajah, emosi dan ekpresi
dari sang aktor.
2.9 Extreme close up
Gambar 12. Extreme close up
Sumber : dokumen pribadi
Ukuran shot yang paling sempit sehingga
hanya membatasi anatomi salah satu indera manusia
saja (mata, telinga, hidung atau organ lainnya).
Sehingga memaksa perhatian pemirsa untuk
mengamati gestur dan bahasa tubuh yang harus
diketahui.
Sudut kamera atau angle kamera memiliki fungsi dalam
penyampaian shot, Baksin (2006:124), menyebutkan ada
empat camera angle, yaitu:
30
2.1 Bird eye view, adalah suatu teknik pengambilan
gambar yang dilakukan dengan posisi kamera diatas
ke tinggian objek yang direkam.
2.2 High angle, merupakan pengambilan gambar dari
atas objek, dengan high angle, maka objek terlihat
lebih kecil.
2.3 Low angle, menggambarkan seseorang yang
berwibawa atau berpengaruh tidak bisa menggunakan
high angle karena kesan yang ditimbulkan akan
melenceng, maka yang tepat adalah low angle.
2.4 Eye level, adalah teknik pengambilan gambar yang
sejajar dengan objek.
3. Pengarah Acara
Penulis memilih pengarah acara pada produksi karya
tugas akhir ini. Pengarah acara adalah denyut nadi sebuah
program dan seseorang yang memimpin sebuah produksi
hingga proses editing.
Sedangkan definisi Pengarah Acara menurut Andi
Fahruddin, (2012:60) seseorang yang bertanggung jawab
secara teknis pelaksanaan produksi program televisi,
Pengarah Acara bertugas di lapangan untuk mengendalikan
produksi yang ditanganinya.
31
Pengarah Acara adalah seseorang yang ditunjuk
untuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan
produksi suatu program acara. Pengarah acara merupakan
peran yang sangat strategis dalam sebuah produksi televisi,
karena pengarah acara sangat berpengaruh dalam
menentukan jalannya sebuah produksi.
Pengarah Acara menurut JB Wahyudi (1996:54),
seorang yang bertanggung jawab secara teknis
melaksanakan produksi satu mata acara siaran atau
program acara siaran.
Mengutip Naratama, (2004:2) Sutradara televisi
adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai profesi
menyutradarai program acara televisi baik untuk drama
maupun non drama, dalam produksi single maupun multi
kamera.
Pengarah Acara berperan melakukan liputan audio
visual berdasarkan perencanaan gambar yang akan diambil.
Pengarah Acara menginterpretasikan naskah seorang
Produser menjadi suatu bentuk, dan susunan gambar dan
suara, sehingga hasil karyanya dapat benar – benar
dinikmati. Seorang Pengarah Acara menggunakan sistem
rekaman gambar elektronik, baik untuk single camera
maupun untuk multi camera.
32
Darwanto (2006:2003) mengatakan, Pengarah Acara
harus selalu mengembangkan daya kreativitasnya, untuk
dapat dituangkan dalam bentuk rencana kerjanya disamping
itu harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak lain,
dalam usaha menuju keberhasilan tugasnya.
Dari teori – teori diatas dapat disimpulkan seorang
Pengarah Acara merupakan sosok vital dalam sebuah
produksi televisi, mulai dari pra produksi, produksi, hingga
paska produksi, peran Pengarah Acara tetap dibutuhkan.
4. Dokumenter
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan
untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan
menarik. Menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan
atau sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejarah suatu
masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan
dipadang rumput dan sebagainya. (Morissan, M.A. 2008:
28).
Program dokumenter adalah program yang
menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif
yang memiliki nilai esensial dan ekstensial, artinya
menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata.
Berusaha menyajikan sesuatu yang sebagaimana mestinya,
33
meski menyajikannya suatu secara obyektif itu hampir tidak
mungkin. (Fred Wibowo 2009:146).
Menurut Andi Fahrudin (2012:316), mengatakan karya
dokumenter merupakan film yang menceritakan sebuah
kejadian nyata dengan kekuatan ide kreatornya dalam
merangkai gambar – gambar menarik menjadi istimewa
secara keseluruhan.
Dokumenter diciptakan menggunakan kejadian atau
keadaan yang sebenarnya, senada dengan Frank E. Beaver
(1994:119), Film dokumenter biasanya di –shot disebuah
lokasi nyata, tidak menggunakan actor dan temanya
berfokus pada subyek – subyek seperti sejarah, ilmu
pengetahuan, sosial atau lingkungan, dengan tujuan dasar
untuk memberi pencerahan, infomasi, pendidikan,
melakukan persuasi, dan memberi wawasan tentang dunia
yang kita tinggali.
Dari beberapa pengertian itulah penulis menggunakan
format dokumenter untuk mengemas sajian program
dokumenter televisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”,
yang termasuk ke dalam tipe edukasi. Program acara
tersebut dibuat untuk menambah pengetahuan penonton.
Dalam bukunya, (Fred Wibowo 2009:149) juga
mengatakan bahwa, dalam produksi dokumenter terdapat
34
dua unsur pokok yang kemudian dipadukan, yaitu unsur
gambar dan unsur suara. Unsur gambar atau visual terdiri
dari berbagai materi, antara lain: rangkaian kejadian,
kepustakaan, pernyataan, wawancara, dokumen, layar
kosong/ silhouette. Unsur kedua merupakan unsur suara
atau sound terdiri dari : narasi atau reporter, synchronous
sound, sound effect, musik atau lagu, kosong atau sepi.
Selain itu, menurut Nova Kristiana (2007:89), β€œ untuk
mendukung alur dokumenter diperlukan eye catcher yang
merupakan elemen yang berfungsi menarik, mengikuti mata
pengamat pada titik tertentu, untuk mengamati lebih dalam
dan memahami isi pesan”.
Dokumenter memiliki karakteristik sendiri dalam
penyampaiannya, Andi Fahruddin (2012:320) menjelaskan
tipe pemaparan dokumenter:
4.1 Dokumenter Eksposisi, adalah dokumenter yang
paling konvensional, ciri khasnya menggunakan
narrator sebagai penutur tunggal.
4.2 Dokumenter Observasi, tidak menggunakan narrator
sebagai pengisi suara, konsentrasi pada dialog antar
subjek. Produser posisinya sebagai observer, alur
penceritaannya cenderung datar.
35
4.3 Dokumenter Interaktif, dimana produser berperan
aktif, adegan komunikasi antara sutradara dengan
subyeknya terlihat jelas.
4.4 Dokumenter Refleksi, menggambarkan mata kamera
bagaikan mata film yang merekam berbagai realitas.
Fokusnya berada pada pengemasan proses
pembuatan shooting.
4.5 Dokumenter Performatif, fokusnya adalah kemasan.
Kemasan harus semenarik mungkin, alurnya lebih
diperhatikan.
B. KAJIAN SUMBER PENCIPTAAN
Kajian sumber penciptaan merupakan deskripsi tentang
berbagai hal yang mendukung data dalam menciptakan karya.
Sumber-sumber karya dokumenter yang diperoleh dan diamati oleh
pencipta mulai dari pembentukan ide/ gagasan dan konsep karya
penciptaan adalah sebagai berikut :
1. Sumber Informasi Primer
Menurut Septiawan Santana (2003:224), β€œsumber
informasi primer diartikan sebagai sumber pokok yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli. Sumber informasi
primer sebagai berikut:
36
1.1 Wawancara
1.1.1 Mariyem, Penjual Jamu
β€œ Saya masih konsisten dengan berjualan
jamu tradisional karena saya sudah menjualnya
selama kurang lebih 22 tahun. Dari hasil
berjualan jamu ini saya bisa menyekolahkan
anak – anak saya. Bagi saya berjualan jamu
sudah seperti kehidupan saya sendiri. Saya
senang berjualan jamu, walaupun hasilnya tidak
seberapa tapi saya menikmatinya. β€œ
1.1.2 Kantun Saputro, Anak Penjual Jamu
β€œ Ibu itu sosok malaikat yang telah
melahirkan aku dan membesarkan aku. Aku
ingin mengangkat derajat seorang ibu dan
membahagiakannya.”
1.1.3 Wiwit, Tetangga bu Mariyem
β€œ Jamunya bu Mariyem itu menjadikan
badan saya segar. Jamunya juga bersih, dan
disajikan dengan benar – benar mengandalkan
sisi tradisionalnya. β€œ
37
1.1.4 Suwarti, Tetangga bu Mariyem
β€œ Bu Mariyem itu kalau lagi nggak jualan
jamu, pergi ngeladang di sawah. β€œ
1.2 Observasi
Menurut Laksono (2010:272), β€œobservasi sendiri
memang lebih dikenal dikalangan jurnalis media cetak,
yang biasanya dikaitkan dengan verifikasi fisik atas objek
liputannya”. Karena itu, observasi berarti aktivitas jurnalis
menggunakan semua panca inderanya untuk mencari
informasi atau menemukan fakta di lapangan.
2. Sumber Informasi Sekunder/ Dokumentasi
Sumber informasi sekunder digunakan sebagai sumber
pendukung dari informasi primer. Septiawan Santana (2003:230),
sumber – sumber sekunder ini berisi informasi yang telah
dipublikasikan dan dapat diakses secara umum. Berikut ini adalah
sumber pendukung yang didapatkan oleh penulis, diantaranya:
2.1 Buku Cetak
2.1.1 Tanaman Obat Indonesia, karya Prof. dr. H. Azwar
Agoes, DAFK, Sp.FK(K)
Salah satu bagian dari buku ini adalah
membahas tentang tanaman obat yang berkhasiat
untuk pengobatan tradisional. Buku ini juga memuat
38
Program Menteri Kesehatan, yaitu β€œSaintifikasi
Jamu” (upaya dan proses pembuktian ilmiah jamu
melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan).
2.1.2 Jamu Sakti Mengobati Penyakit, karya Koko
Handoyo
Buku ini mengulas tentang segala hal yang
berhubungan dengan jamu. Mulai dari farmakologi
jamu hingga fakta – fakta unik seputar jamu yang
memiliki khasiat yang luar biasa serta berbagai
panduan praktis meramu jamu sebagai pengobatan
yang efektif.
2.1.3 Resep dan Khasiat Jamu Tradisional Nusantara,
karya Soedarsono Djojoseputro
Buku ini akan mengungkap rahasia jamu dari
berbagai penjuru nusantara. Lengkap dengan resep
dan ramuan pencegah dan penyembuh penyakit.
2.1.4 1001 Khasiat dan Manfaat Jamu Godog untuk
Segala Macam Penyakit, karya Faisal M. Sakri
Buku ini memberikan informasi yang
lengkap, runtut, dan praktis mengenai jamu godog.
Buku ini juga menjelaskan dasyatnya khasiat jamu,
39
cara membuat dan mengkonsumsi jamu, bahan –
bahan dasar pembuatan jamu, menyiapkan jamu
godog, cara merebus ramuan jamu godog dan anka
resep atau racikan jamu godog.
2.2 Internet
2.2.1 www.manfaatbuahdaun.blogspot.com/2013/11/manfaat-
jamu-beras-kencur-untuk.html?m=1
Minyak atsiri yang dikandung kencur diklaim
memiliki banyak senyawa yang bermanfaat, diantaranya
adalah :
2.2.1.1 Menyegarkan tubuh
2.2.1.2 Menambah stamina
2.2.1.3 Meredakan sakit
2.2.1.4 Mengobati masuk angin hingga migraine
2.2.1.5 Mencegah jerawat
2.2.2 www.id.m.wikipedia.org/wiki/Jamu
Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari
Indonesia. Belakangan lebih popular dengan sebutan
herba/ herbal. Jamu dibuat dari bahan – bahan alami,
berupa bagian dari tumbuhan, seperti rimpang (akar –
akaran), daun – daunan, kulit batang, dan buah.
40
2.2.3 www.indonesia.travel/id/destination/457/yogyakarta/article/
328/jamu-jawa-tradisional-manfaat-dan-khasiat-yang-
diwariskan-turun-temurun
Khasiat jamu sangatlah beragam bergantung pada
jenis racikan bahannya. Lebih banyak jamu dimanfaatkan
untuk merawat kecantikan dan kesehatan dari luar
maupun dalam. Jamu juga dikenal tidak beracun dan
tanpa efek samping, khasiatnya telah teruji oleh waktu.
41
BAB III
PROSES PENCIPTAAN
A. Ide Penciptaan
1. Inti Gagasan
Menurut Fachrudin (2012: 336) β€œSetiap program
televisi dimulai dari ide yang menjadi dasar pijakan untuk
pekerjaan selanjutnya, sehingga penentuan cerita bisa fokus
namun tetap berkembang sesuai hasil penelusuran dan situasi
di lapangan”.
Dalam produksi dokumenter televisi β€œMerajut Harapan di
Balik Ramuan” penulis sebagai pengarah acara bertugas untuk
menerjemahkannya menjadi konsep audio visual. Konsep ini
disusun menjadi sebuah alur cerita yang dapat mengirim pesan
kepada khalayak. Untuk itu, daya imajinatif serta rasa kreatif
menjadi hal penting dalam mengkonsep sebuah sajian televisi
yang terdiri dari unsur audio dan visual.
Tayangan televisi merupakan karya audio visual yang
kreatif, inovativ serta memiliki estetika. Salah satu hal yang
harus diperhatikan adalah estetika gambar. Seorang pengarah
acara dalam memvisualkan imajinasinya melalui media gambar
juga harus memahami teori developing shot, seperti panning,
42
tilting, tracking, zooming, arching, pedestal, crane, crabbing, dan
following.
Dalam karya produksi ini penulis fokus pada developing
shot, dimana setiap gambar yang diambil harus mengkombinasi
seluruh pergerakan obyek, fokus lensa, framing, pan, tilt, untuk
mendukung pergerakan kamera ke dalam satu gerakan
membuat shot yang dinamis.
2. Sinopsis
Sinopsis adalah β€œringkasan cerita dari program yang
diinginkan, harus singkat, padat, dan dimengerti oleh siapapun
juga” (Andi Fachrudin. 2012 : 348).
Berikut sinopsis karya skripsi penciptaan karya β€œPotret
Indonesia” berjudul β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”.
Dewasa ini, banyak orang yang melupakan tradisi dan
beralih ke hal yang lebih modern. Salah satu dari tradisi yang
mulai terlupakan ialah jamu tradisional yang kini tergantikan
dengan adanya jamu buatan pabrik yang lebih bersifat instan.
Namun, ada seorang ibu yang berasal dari Semarang,
Jawa Tengah yang masih konsisten dengan berjualan jamu.
Beliau masih mengutamakan tradisionalitas pembuatan jamu,
mulai dari bahan – bahannya maupun cara pembuatannya.
Setiap hari ibu Mariyem berjuang menjual jamu
tradisionalnya melalui jalanan yang berliku dan tanpa
43
mengeluh. Kondisi jalan yang rusak parah ditambah cuaca
Semarang yang sangat panas tak menyurutkan niat bu
Mariyem menjualkan jamunya.
Setelah dari pagi membuat jamu dan menjualkannya,
sore harinya bu Mariyem mencari kayu bakar di hutan untuk
digunakan membuat jamu keesokan harinya. Namun beliau
melakukannya dengan ikhlas, semangatnya menjualkan jamu
tradisional tak pernah padam.
3. TREATMENT
(terlampir)
4. Shooting List
(terlampir)
5. Jadwal Pelaksanaan Produksi
(terlampir)
44
B. Media, Peralatan dan Teknik Produksi
1. Media
Media yang akan penulis beserta tim gunakan dalam
karya dokumenter ini adalah televisi. Televisi merupakan media
audio – visual yang berarti sebuah program harus
memperhatikan kualitas gambar dan juga suara. Hal ini menjadi
tantangan bagi penulis dan tim untuk mewujudkan program
televisi yang dapat diterima oleh masyarakat.
2. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam penciptaan karya
produksi ini meliputi :
Tabel 1. Tabel Peralatan
ALAT TIPE JUMLAH
Kamera
DSLR Canon EOS 5D Mark II 1 unit
Lensa Canon wide 11 – 16 mm 1 unit
Lensa Canon fix 50 mm 1 unit
Lensa Canon Tele 70 – 200 mm 1 unit
Lensa Canon Standar 18 – 55 mm 1 unit
Batterai kamera 5D 2 unit
Charger Batterai 5D 1 unit
Memory CF Extreme 2 unit
45
Tripod Takara 2 unit
Slider Cam 1 unit
Glade Cam 1 unit
Portal 1 unit
Card Reader 1 unit
GoPro Hero 1 unit
Lighting
1. LED Portable 2 unit
2. Perleng 4 unit
Audio
Condensor Microphone 1 unit
Audio Recorder Zoom H4n 1 unit
Headphone 1 unit
Kabel XLR Male – Female 1 unit
Memory SD Card 1 unit
46
Tabel 2. Rincian Anggaran
No Nama Barang Jumlah Tipe Keterangan Harga
1 Lensa Tele 1 unit 70-200 mm Sewa / 3 hari Rp 450.000
2 Tripod kamera 2 unit Libec Sewa / 3 hari Rp 60.000
3 Batrai audio 7
Pasang
Alkaline AA
1,5 volt
Beli Rp. 50.000
4 Clipon
Wireless
1 unit - Sewa / 3 hari Rp 375.000
5 Portal 1 unit 2 meter Sewa / 3 hari Rp 450.000
6 Fee
narasumber
1 orang - Bu Mariyem Rp.300.000
7 Konsumsi 5 orang - @20.000/ 3 hari Rp.300,000
8 Biaya tak
terduga
- - - Rp.200,000
9 Transportasi 1 mobil Luxio Jogjakarta –
Semarang PP
Rp.150.000
TOTAL ANGGARAN RP.2.335.000
47
Adapun alasan menggunakan alat-alat tersebut diatas
adalah:
2.1 Kamera DSLR Canon 5D
Didital Single Lens Rflex (DSLR) Canon 5D yaitu
kamera foto yang sudah dilengkapi dengan fitur perekam
Video. Karena kamera ini merupakan DSLR maka dapat
dengan mudah penggunaan mengganti lensa sesuaikan
menurut kebutuhan. Sensor penangkap cahaya yang
dipakai adalah Cmos dengan ukuran 36,0 mm x 24.0 mm
dan mampu menghasilkan gambar mencapai 21.1
megapixel. Kamera Canon 5D ini memiliki banyak pilihan
format perekaman seperti:
2.1.1 Full High Definition ( 1920x1080 ) mampu
merekam gambar 25 frame atau 24 per detik
2.1.2 High Definition 1280 x 720 mampu merekam
gambar 50 frame per detik
2.1.3 Standar format 4:3 ( 640 x 480 ) dapat merekam
gambar 50 frame per detik.
48
Tabel 3. Spesifikasi Canon DSLR 5D Mark II
Alat Spesifikasi
Type Resolusi 21.1 Megapixel dengan sensor CMOS
APS-C, menghasilkan gambar resolusi tinggi
super quality dan detail.
Image type JPEG, RAW, JPEG+RAW, MOV,sRAW1,sRAW2
DIGIC 4 Imaging Processor’s 14-bit A/D,
memberikan kecepatan pemrosesan hasil gambar
yang cepat dan tepat serta menjaga detail dan
warna tetap halus.
Automatic Image
Brightness
Correction
Auto Lighting Optimizer with Face Detection
Auto Lighting Optimizer dengan 4 fungsi
pengaturan : standar, rendah, kuat dan
nonaktifkan. Menganalisa kecerahan subjek foto,
dan secara otomatis memperbaiki bagian-bagian
gelap untuk membuat lebih cerah.
Recording size Full HD Video capture resolusi 1920Γ—1080
dengan frame rate yang fleksibel (30p 25p &
24p), 1280 x 720:50fps / 60fps and 640 x
480:50fps / 60fps (SD / movie crop) hingga 4GB
per klip dengan output HDMI (CEC compliant)
untuk tampilan HD dan video stills.
49
External
microphone in
terminal
3.5mm dia. Stereo mini jack
AF Points Dengan 9 point auto focus(AF) tingkat akurasi
yang tinggi
Monitor Size and
Dots
LCD Wide, 3.0-inch (3:2) Clear View LCD(1,
040,000 dots)
ISO Speed
(Recommended
exposure index)
ISO 100 – 6400 (whole-stop increments), ISO
expansion 12800. In Basic Zone modes, Auto ISO
sets the ISO auto matically with in 100 – 3200 the
minimum ISO speed when (highlight tone priority)
is enabled Will Be ISO200 In Creative Zones, ISO
Auto’s upper limit (ISO 400 – 6400)
2.2 Tripod Camera
Tripod merupakan alat bantu yang berfungsi untuk
menyangga badan kamera ketika pengambilan gambar
berlangsung agar stabil dan tidak β€œterinterverensi” oleh
gerakan tubuh. Selain itu berguna untuk mendapatkan titik
horizontal atau kamera dalam keadaan balance. Tripod juga
digunakan dalam pengambilan gambar yang mengharuskan
melakukan pergerakan baik badan atau lensa kamera
seperti : pan, tilt, pedestal.
50
2.3 Lensa
Produksi dokumenter ini menggunakan lensa kamera
DSLR dengan rincian sebagai berikut :
2.3.1 Canon 11-16mm, F : 2,8
Penggunaan lensa ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang luas dan lebar.
2.3.2 Canon 50mm IS II, F : 1.4
Lensa ini digunakan dalam berbagai frame
yang menampilkan profil sesorang dengan bukaan
yang besar lensa ini berkekuatan untuk menciptakan
depth of field yang tajam.
2.3.3 Canon 70-200mm IS, F : 2.8
Lensa ini memiliki focal lenght yang besar
sehingga dalam penggunanya dapat dimanfaatkan
ketika jarak antara cameraman dan objek berada
cukup jauh, dengan lensa ini jarak tersebut bukan
menjadi masalah. Lensa dengan tipe zoom ini
memberikan keleluasaan cameraman dalam
membuat frame.
2.4 Slider Camera
Slider membantu pengambilan gambar terlihat
bagus. Dengan pergerakan crab left dan crab right. Alat ini
juga bisa melakukan track in dan track out.
51
2.5 Lighting LED Lamp
Dalam produksi dokumenter ini lighting yang
digunakan adalah LED light. Lampu ini memiliki cahaya
yang cukup terang dan memiliki colour temperature
daylight. Lampu ini juga merupakan lampu portable
sehingga pengaplikasianya tidak memakan waktu dan
tidak membebani cameraman dalam mengejar momen.
2.6 Audio Recorder Portable Zoom H4N
Gambar 13. Zoom H4N
Audio recorder portable ini sangat mudah dibawa dan
penggunanya dirasa cukup tepat untuk menutupi
kekurangan kualitas audio DSLR, sehingga nantinya suara
yang dihasilkan juga berkualitas.
3. Teknik Produksi
Proses perekaman menggunakan dua kamera,
dilakukan secara langsung menggunakan memori yang
tersedia di masing-masing kamera. Penggunaan dua kamera
dimaksudkan agar setiap adegan yang dilakukan tidak ada
yang terlewatkan atau di backup oleh kamera kedua tersebut.
52
Penggunaan dua kamera juga berguna untuk menghemat
waktu pada saat pengambilan gambar.
Dalam produksi dokumenter ini, terdapat berbagai
jenis komposisi agar secara estetis gambar-gambar dapat
memberikan informasi dan pesan. Pemilihan shot yang
bertujuan untuk memperkuat tekanan nilai estetis pada film
dokumenter ini akan diperoleh melalui insert shot pada objek
sehingga menghasilkan dinamika gambar yang
berkesinambungan.
C. Tahapan Penciptaan
1. Pra Produksi
Tahapan pra produksi merupakan tahapan awal dalam
memulai kegiatan produksi. Penulis sebagai pengarah acara
pada tanggal 9 Maret 2015 dan 13 April 2015, telah
melaksanakan observasi ke rumah bu Mariyem di Semarang,
Jawa Tengah mengenai pembuatan jamu dari bahan – bahan
mentah dengan cara ditumbuk dan didihkan hingga menjadi
jamu yang siap untuk dijual dan perjuangan bu Mariyem
menjualkan jamunya dengan berjalan kaki.
Hasil yang didapat dalam observasi, penulis sebagai
pengarah acara membutuhkan lebih dari satu kamera, hal ini
dikarenakan jarak tempuh bu Mariyem menjual jamu yang jauh
sekitar 10 kilometer, memungkinkan banyak terjadi momen
53
didalamnya. Oleh karena itu, diputuskan untuk menggunakan
tiga kamera agar momen tersebut tidak terlewatkan. Penulis
yang memiliki tugas sebagai pengarah acara menganalisis
treatment serta mengembangkannya menjadi konsep produksi
dengan membuat shot list. Penulis berdiskusi dengan Director
of Photography tentang konsep gambaran yang akan
divisualkan, dan menentukan angle - angle kamera yang akan
diambil sesuai dan kemudian dituangkan dalam bentuk shot list.
2. Produksi
Proses produksi karya dokumenter berlangsung selama
empat hari. Berikut ini rincian proses produksi:
2.1 Senin, 20 April 2015
Hari pertama, penulis bersama tim produksi menuju
Simpang Lima, Semarang untuk mengambil shot
timelapse Masjid Baiturrahman dan suara keramaian
kota Semarang.
Setelah itu, menuju ke Lawang Sewu dan Tugu Muda
untuk mengambil shot timelapse keramaian dan kondisi
kemacetan lalu lintas Semarang, tim juga mengambil
audio atmosphere. Pengambilan visual kemacetan
menggunakan teknik developing shot yaitu
menggunakan portal dan slider.
54
Kemudian penulis bersama tim produksi menuju
rumah bu Mariyem untuk memberitahu bahwa besok
akan mulai di ambil gambar dari awal proses pembuatan
hingga kegiatan bu Mariyem sampai malam hari.
2.2 Selasa, 21 April 2015
Hari kedua, penulis bersama tim melakukan kegiatan
pengambilan gambar awal proses pembuatan jamu
tradisional hingga kegiatan bu Mariyem setelah berjualan
jamu. Kegiatan pengambilan gambar ini dimulai sejak
pukul 04.30 hingga 19.00 WIB.
Pengambilan gambar dimulai dengan mengambil
visual bu Mariyem berangkat ke Musholla untuk shalat
Shubuh, dilanjutkan pengambilan visual proses
pembuatan jamu hingga proses pembuatan jamu selesai
dengan menerapkan developing shot menggunakan
slide dan flycam.
Penulis bersama tim ikut perjuangan bu Mariyem
dalam menjualkan jamunya hingga jamunya habis,
pengambilan dilakukan dengan cara follow narasumber
dengan menggunakan flycam.
Setelah menjualkan jamu, mengikuti bu Mariyem
mencari kunyit dan kayu bakar di kebun. Kegiatan
selanjutnya adalah mengikuti bu Mariyem membeli
55
bahan – bahan pembuatan jamu menggunakan flycam
dan slide.
Sore harinya, kegiatan bu Mariyem adalah menyapu
halaman. Pengambilan menggunakan flycam dan
camera still.
2.3 Rabu, 22 April 2015
Hari ketiga, penulis bersama tim produksi mengambil
established lingkungan rumah penjual jamu, serta shot
tambahan seperti anak – anak yang sedang bermain.
Sore harinya, mengambil wawancara dengan bu
Mariyem, putranya, dan opini tetangga bu Mariyem.
Pengambilan gambar menggunakan lensa wide, slider
dan portal untuk menimbulkan kesan gambar yang luas.
2.4 Kamis, 23 April 2015
Hari terakhir, penulis bersama tim produksi
mengambil shot tambahan untuk timelapse di kota
Semarang.
3. Pasca Produksi
Pada tahapan ini penulis sebagai pengarah acara
melakukan pengecekan terhadap stok gambar yang ada dan
disesuaikan dengan kebutuhan gambar yang diperlukan.
Gambar - gambar kemudian dikelompokkan ke dalam folder
56
secara terpisah, sesuai dengan kebutuhan masing-masing
sequence. Pemilihan gambar disesuaikan dengan konsep isi
treatment tanpa meninggalkan asas sinema rush copy yaitu
menggambarkan realita yang ada. Pada sequence 1 dipilih
gambar yang menggambarkan identitas kota Semarang.
Gambar yang dipilih memiliki variasi tipe shoot berdasarkan
variasi developing shot, mulai dari long shoot kota Semarang
dan timelapse Tugu Muda sebagai simbol identik Semarang.
Pada sequence 2 penulis memilih gambar - gambar
kegiatan bu Mariyem sebelum membuat jamu berdasarkan
variasi developing shot. Atmosphere dan original sound diambil
menggunakan H4N dan H1N.
Sementara untuk sequence 3, penulis memilih gambar -
gambar proses pembuatan jamu. Pemilihan gambar memiliki
penekanan pada tipe long shoot berdasarkan variasi
developing shot dengan motivasi untuk melihatkan proses
pembuatan jamu serta gambar close up untuk menyampaikan
adegan - adegan dramatik di dapur.
Paska pemilihan gambar yang ada, penulis melakukan
koordinasi dengan editor untuk membedah treatment serta
shotlist untuk kebutuhan editing. Kegiatan editing dilakukan
secara dua tahap, off line dan on line. Kegiatan editing off line
57
adalah memotong/ membuang video yang tidak di perlukan dan
menyusun adegan per adegan di setiap sequence. Sementara
editing on line memasukkan judul, memberi effect, backsound,
chargent.
D. Konsep Penayangan
Program acara Potret Indonesia setiap hari Minggu, jam
09.00 WIB. Pemilihan hari Minggu karena sesuai dengan yang
dijelaskan oleh Morissan (2009:258) β€œketersediaan audience pada
akhir minggu (weekend) yaitu hari Sabtu dan Minggu agar berbeda
dengan hari biasa. Secara teori, audience anak – anak dan dewasa
tersedia pada setiap waktu siaran pada akhir minggu.
Program dikemas secara sederhana tanpa menggunakan
presenter, dalam durasi 16 menit. Pesan yang disampaikan bersifat
tersirat dari setiap visual yang ada dipadukan dengan ilustrasi
musik.
58
BAB IV
PEMBAHASAN KARYA
A. Deskripsi Karya
Penulis sebagai pengarah acara dalam skripsi karya
produksi ini mengangkat judul β€œPenerapan Developing Shot dalam
Produksi Dokumenter Televisi Potret Indonesia edisi Merajut
Harapan di Balik Ramuan”. Tayangan televisi merupakan karya
audio-visual yang kreatif, inovativ serta memiliki estetika. Dalam
tugasnya, seorang pengarah acara harus dapat
menginterpetasikan ide dari produser untuk dijadikan sebuah
tayangan audio visual.
Visual merupakan satu hal yang sangat penting dalam karya
dokumenter ini. Peran visual disini sebagai media penyampai
pesan. Untuk itu pengarah acara harus dapat merangkai gambar
dan ilustrasi musik yang tepat agar mampu menarik minat penonton
untuk menikmatinya.
Karya dokumenter Potret Indonesia diawali dengan Id’s
Program β€œPotret Indonesia” berupa visual dan grafis bermuatkan
contoh keaneka ragaman budaya Indonesia serta semangat
persatuan dari ragam masyarakatnya.
Karya dokumenter ini secara garis besar terbagi dalam tiga
sequence. Sebelum memasuki sequence pertama, penulis
menyusun eye catcher berupa cuplikan-cupikan gambar yang
59
menarik. Secara garis besar berikut penjabaran dari ketiga
sequence tersebut.
1. Sequence pertama, mendeskripsikan mengenai kemacetan dan
modernisasi kota Semarang. Sequence ini lebih bersifat
informatif. Berisi visual yang menggambarkan kota Semarang.
Pada bagian awal ini juga di tampilkan aktifitas pembuatan
jamu serta disisipi statement dari bu Mariyem.
2. Sequence kedua, mendeskripsikan perjuangan bu Mariyem
menjual jamunya. Bagian ini lebih di dominasi oleh interaksi
antara bu Mariyem dengan pembelinya sebagai pengantar
informasi.
3. Sequence ketiga, mendeskripsikan tentang harapan baru
keluarga bu Mariyem. Di bagian awal sequence menyajikan
visual bu Mariyem mencari kunyit dan kayu bakar di kebun.
Berikutnya, ditayangkan visual bu Mariyem membeli bahan –
bahan pembuatan jamu dan kegiatan saat sore hari di
rumahnya. Di akhir sequence sekaligus pengantar menuju
credit tittle ditayangkan statement dari Kantun Saputro, putra
bu Mariyem tentang harapan untuk kedepannya dan cuplikan
beauty shoot dan quote yang diiringi ilustrasi musik.
60
B. Analisis dan Sintesis Karya
Tahapan produksi suatu acara dari perencanaan, produksi,
hingga pasca produksi telah dilalui penulis dan tim. Penulis sebagai
pengarah acara telah berperan dalam setiap tahapan produksi
tersebut terutama dalam penerjemahan ide menjadi alur cerita dan
penyusunan visual. Selain itu, konsep pengambilan gambar pada
produksi ini merupakan peliputan kegiatan bu Mariyem tanpa ada
unsur dirrecting. Hal ini mengacu pada sistem rush copy, bahwa
visual yang ada adalah sebuah realita. Berikut analisa karyanya.
Pada bagian awal, sebelum memasuki sequence 1, terlebih
dahulu ditayangkan eye catcher. Eye catcher bersisi potongan-
potongan gambar untuk menggugah rasa penasaran pemirsa agar
tetap melihat tayangan ini. Visual yang disajikan pada eye catcher
ini adalah potongan-potongan gambar bu Mariyem saat proses
pembuatan jamu hingga saat menjual jamunya.
Tipe shot yang digunakan mengkombinasikan medium shot
dan close up untuk menampilkan ekspresi dan beberapa long shot
untuk melihatkan lingkungan dan jalan yang dilalui oleh bu
Mariyem. Hal ini mengacu bahwa medium shot bertujuan untuk
menunjukkan subyek lebih detail, dan juga menunjukkan emosi
subyek.
61
1. Sequence 1 (Ramuan Tradisional Jamu)
Sequence ini menjelaskan mengenai ramuan tradisional
jamu. Visual yang ditayangkan adalah aktivitas pembuatan jamu
secara tradisional. Berikut shot-shot yang dipilih dalam sequence ini
beserta analisanya:
Gambar 14. MS plang Simpang Lima
Visual diatas merupakan opening sequence 1. Pemilihan
medium shot (sesuai dengan teori pada halaman 28) sebagai tipe
shot dalam visual ini untuk melihatkan lokasi pengambilan karya.
Pengambilan gambar ini menggunakan teknik panning left
untuk menunjukan kesan gambar yang dinamis dan menarik
(sesuai dengan materi developing shot pada halaman 20).
Gambar 15. VLS keramaian Lawang Sewu
Gambar ini menggunakan tipe very long shot (sesuai dengan
teori halaman 26) untuk menunjukkan keramaian lokasi penciptaan
karya. Pemilihan visual ini menggunakan teknik tilting up (sesuai
62
dengan materi developing shot pada halaman 22) untuk
menunjukan kemegahan Lawang Sewu sebagai ciri khas kota
Semarang.
Gambar 16. Long Shot lingkungan sekitar
Menurut Fachrudin, pengarah acara bertanggung jawab
mengubah sebuah konsep atau naskah menjadi bentuk audio
visual. Dalam visual diatas dipilih tipe long shot (sesuai dengan
materi pada halaman 27), hal ini untuk memberikan gambaran
kepada penonton mengenai lingkungan sekitar rumah penjual
jamu.
Pengambilan visual diatas menggunakan teknik panning left
(sesuai dengan materi developing shot pada halaman 20) untuk
menunjukkan luasnya lingkungan dan aktifitas warga sekitar rumah
penjual jamu.
Gambar 17. Medium shot bu Mariyem
63
Penggunaan tipe Medium shot (sesuai materi pada halaman
28) pada gambar diatas, agar pemirsa dapat fokus melihat
pembuatan jamu secara tradisional yaitu menggunakan kayu bakar.
Pengambilan gambar ini menggunakan teknik crabe right
(sesuai dengan materi developing shot pada halaman 24) untuk
menunjukkan dapur tempat pembuatan jamu.
Pada sequence 1 tidak terdapat banyak pengambilan
gambar menggunakan developing shot karena saat pembuatan
jamu bu Mariyem tidak banyak bergerak dan dapur juga sempit.
2. Sequence 2 (Perjuangan Bu Mariyem)
Sequence ini membahas tentang proses perjuangan bu
Mariyem dalam menjual jamunya. Sequence ini lebih ke informasi
yang menunjukkan perjuangan dan interaksi antara bu Mariyem
dengan para pembelinya. Untuk menggambarkan hal tersebut
penulis menyusun gambar-gambar berikut:
Gambar 18. Long Shot aktivitas bu Mariyem
Tipe shot yang digunakan adalah long shot untuk lebih
membuat detail penonton dalam melihat aktivitas bu Mariyem
menjual jamunya.
64
Pengambilan visual ini menggunakan teknik crabe right
untuk menunjukkan lokasi tempat bu Mariyem menjualkan jamunya.
Gambar 19. Long shot bu Mariyem
Gambar ini menggunakan tipe long shot dengan
pengambilan eye level. Pengambilan gambar eye level untuk
melihatkan lingkungan yang dilewati oleh bu Mariyem untuk
menjual jamunya.
Pengambilan gambar ini menggunakan teknik following
objek (sesuai dengan materi developing shot pada halaman 24)
untuk mengikuti bu Mariyem menjualkan jamu.
Gambar 20. Long shot menawarkan jamu
Pemilihan tipe long shot pada visual diatas untuk melihatkan
bu Mariyem yang sedang menawarkan jamunya.
65
Gambar 21. Medium Close up bu Mariyem dan pembelinya
Pengambilan visual ini menggunakan teknik crabe. Tipe shot
yang digunakan medium close up (sesuai dengan teori pada
halaman 27). Hal ini untuk dapat lebih mendeskripsikan interaksi
antara bu Mariyem dan pembelinya.
3. Sequence 3 (Harapan Baru Keluarga bu Mariyem)
Bagian pertama sequence ini menjelaskan tentang bu
Mariyem yang mencari kunyit dan kayu bakar, dilanjutkan dengan
bu Mariyem yang membeli bahan – bahan pembuatan jamu.
Berikutnya disisipi statement Kantun Saputra, putra bu Mariyem
tentang harapan kedepannya. Berikut ini gambar-gambar yang
dapat menjelaskan sequence ini.
Gambar 22. Long shot bu Mariyem ke kebun
Visual ini akan melihatkan bu Mariyem yang akan mencari
kunyit dan kayu bakar di kebun. Penulis memilih visual ini untuk
menggambarkan lokasi jalan yang dilalui bu Mariyem ke kebun
66
dengan menggunakan teknik following objek. Gambar-gambar
kelanjutan yang ada adalah gambaran setiap sudut kebun tempat
mencari kunyit dan kayu bakar.
Gambar 23. Medium shot bu Mariyem
Gambar 24. Long Shot Bu Mariyem
Pemilihan gambar diatas adalah menggunakan komposisi
gambar Medium Shot dan Long Shot dengan teknik crabe untuk
menunjukkan lokasi bu Mariyem saat mencari kunyit.
67
Gambar 25. Knee shot mencari kayu bakar
Gambar 26. Long shot bu Mariyem
Gambar 27. Long shot lokasi mencari kunyit
Pemilihan visual ini menggunakan teknik tilting,
menunjukkan lokasi bu Mariyem saat mencari kunyit untuk
pembuatan jamu tradisionalnya.
68
Gambar 28. long shot bu Mariyem
Visual ini menggunakan tipe long shot untuk menunjukkan
lokasi sekitar bu Mariyem. Pengambilan gambar ini menggunakan
teknik following objek untuk mengikuti bu Mariyem saat membeli
bahan – bahan jamu.
Gambar 29. Medium shot Kantun Saputra
Visual ini menggunakan tipe medium shot untuk melihatkan
detail wajah Kantun Saputra saat memberikan statement.
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa karya produksi
ini memiliki kelebihan meskipun mengalami hambatan. Hal tersebut
dijadikan penulis sebagai pelajaran untuk produksi selanjutnya agar
menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Berikut uraian
kelebihan dan hambatan karya produksi ini.
69
1. Kelebihan
Dokumenter televisi Potret Indonesia edisi Merajut
Harapan di Balik Ramuan memiliki kelebihan sebagai
berikut.
1.1 Karya ini memiliki kronologis waktu yang diperkuat
dengan statement bu Mariyem sebagai
narasumber utama dalam karya ini.
1.2 Merupakan karya jurnalistik yang menyajikan
gambar sesuai realita di lapangan tanpa ada unsur
pengadeganan.
1.3 Dikemas dengan pemilihan shot, komposisi, serta
kamera angle yang disajikan secara ringan,
proporsional, dan menarik sehingga memiliki nilai
artistik serta pesan yang informatif.
1.4 Gambar visual diambil menggunakan kamera
DSLR Cannon 5D dan Cannon 60D yang memiliki
kualitas full HD sehingga hasil gambarnya bagus.
1.5 Pengemasan karya visual didukung dengan
original sound dan ilustrasi musik yang membawa
suasana seolah-olah pemirsa juga berada di sana.
70
2. Hambatan
Dokumenter televisi Potret Indonesia edisi Merajut
Harapan di Balik Ramuan, menemui beberapa hambatan
sebagai berikut.
2.1 Cuaca yang kurang mendukung seperti mendung
sehingga proses pengambilan gambar harus
ditunda mempertimbangkan keamanan alat.
2.2 Banyaknya moment yang ada tidak dapat yang di
cover oleh 3 kameraman.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penciptaan karya produksi β€œMerajut Harapan di Balik
Ramuan” bertujuan untuk memberikan informasi kepada
masyarakat melalui shot yang dinamis menggunakan teknik
developing shot yang mengkombinasikan seluruh pergerakan
objek, fokius lensa, framing, pan, dan tilt. Karya ini berformat
dokumenter dengan genre documenter profile yang memberikan
informasi kepada masyarakat tentang perjuangan seorang ibu di
daerah Semarang, Jawa Tengah yang di era moderenisasi ini
masih konsisten menjual jamu tradisional. Dokumeter ini disajikan
dengan bahasa visual dan original sound.
Skripsi dengan judul Penerapan Developing Shot dalam
Produksi Dokumenter Televisi β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut
Harapan di Balik Ramuan” secara garis besar menguraikan
tentang peran penulis sebagai pengarah acara yang bertugas
untuk mengimplementasikan ide atau gagasan produser kedalam
konsep audio visual. Pengarah acara memiliki peran dan
tanggung jawab agar mendapatkan rangkaian visual yang
menarik. Hal tersebut penulis lakukan pada saat
mengkoordinasikan kebutuhan gambar kepada kameraman dan
72
mengarahkan mereka untuk menangkap gambar yang memiliki
nilai estetis.
Tayangan bersifat ringan, inspiratif, dan menghibur karena
menayangkan gambar dengan musik yang sesuai. Pengemasan
topik ini dipenuhi dengan gambar-gambar developing dengan
memperhatikan unsur-unsurnya seperti komposisi, arah gambar,
dan pergerakan gambar.
B. Saran
Untuk mengubah ide menjadi sebuah karya audio visual
diperlukan beberapa tahapan atau proses, yaitu pra produksi,
produksi, dan pasca produksi. Dalam tahapan proses tersebut
ditemui beberapa hambatan. Untuk itu penulis menyampaikan
saran agar setiap hambatan menjadi pelajaran bagi penciptaan
karya selanjutnya.
1. Pentingnya penelusuran dalam pra produksi untuk mengetahui
kondisi yang ada di lapangan sehingga mempermudah proses
produksi.
2. Pentingnya komunikasi dan koordinasi antar kru selama proses
pra hingga pasca produksi.
3. Penggunaan alat sebaiknya disesuaikan dengan spot yang ada di
lapangan sehingga lebih efisien dan tidak mengganggu
kenyamanan produksi.
73
DAFTAR PUSTAKA
Baskin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Simbiosa
Rekatama Media: Bandung.
Beaver, Frank. 1994. Dictionary of The Film Terms. an Imprint of Simon &
Schuster Macmillan: New York.
Darwanto. 2006. Produksi Karya Televisi. MMTC: tidak diterbitkan.
Fachruddin, Andi. 2012. Dasar Dasar Produksi Televisi. Kencana.
Prenada Media Grup: Jakarta.
Kristiana, Nova. 2009. Peranan Eye Catcher dalam Iklan dan Masalah
Pencariannya. Jurnal Nirmala: Jakarta.
Laksono, Dhandy Dwi. 2010. Jurnalisme Investigasi. Mizan Group: Jakarta
Morissan. 2005. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Ramdina Prakasa:
Tangerang.
--------------. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Kencana Prenada Media
Group: Jakarta.
--------------. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Kencana Prenada Media
Group: Jakarta.
--------------. 2009. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio
& Televisi. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter
Professional. Remaja Rosdakarya: Bandung.
74
Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi
Camera. PT Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.
Thompson, Roy. 2001. Grammar of The Shot. Copyright Licensing
Agency: London.
Wahyudi, Jb. 1996. Dasar Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Pustaka
Utama Graffiti: Jakarta.
Wibowo, Fred. 2009. Teknik Produksi Program Televisi. Pinus Book
Publisher: Yogyakarta.
75
LAMPIRAN 1. TREATMENT
TREATMENT
POTRET INDONESIA
Kategori Program : Informasi
Mata Acara : Potret Indonesia
Judul : Merajut Harapan di
Balik Ramuan
Format : Dokumenter
Durasi : 16 menit
Pengarah Acara : Anissa
Puspaningtyas
NO VISUAL AUDIO DUR
1 Colour Bar Tune 5”
2 Count Down Count Down 5”
3 Clapper Blank 5”
4 Blank Blank 5”
5 Id’s Program Ilustrasi Musik 10”
6 Eye catcher Ilustrasi Musik 25”
76
- Timelapse Lawang
Sewu
- Lingkungan rumah
bu Mariyem
- Kayu bakar
- Bahan jamu
- Bu Mariyem
mengolah jamu
- Wajah bu Mariyem
- Bu Mariyem
berjualan jamu
7 SI:
Merajut Harapan di
Balik Ramuan
Ilustrasi Music 5”
SEGMENT 1 β€œRAMUAN TRADISIONAL JAMU”
7 Cue:
- Timelapse Masjid
Simpang Lima
Blank
5”
8 Cue:
- Plang Simpang
Lima
Ilustrasi Musik 15”
77
- Visual kemaceta
a. Lawang Sewu
b. Tugu Muda
- Lampu lalu lintas
- Timelapse Tugu
Muda
- Lingkungan
penjual jamu
- Rumah penjual
jamu
10 Cue:
Timelapse Sunrise Blank
5”
11 Cue:
- Wudhu
- Masjid
- Bu Mariyem
berjalan ke depan
- Memakai mukena
- Mengambil
sajadah
- Berjalan ke luar
- Masjid
---------------- ORIGINAL
SOUND ----------------
- Adzan Shubuh
- Sandal
- Air wudhu
- Berdoa
40”
78
- Orang shalat di
masjid
12 Cue:
Timelapse rumah
gelap ke terang
Ilustrasi Musik 5”
13 Cue:
- Bu Mariyem
membawa kayu
bakar
- Dapur
- Meletakkan kayu
bakar di pawon
- Kayu bakar
- Pawon
- Korek api
- Mulai menyalakan
api
- Api
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
---------------- ORIGINAL
SOUND ----------------
- Kegiatan di dapur
----------------------SOUND
BITE --------------------
1. Kenapa lebih memilih
berjualan jamu?
2. Ibu memulai jualan
jamu sejak kapan?
3. Kenapa kok masih
memakai kayu bakar
20”
40”
79
bu?
4. Ibu mendapatkan ilmu
tentang jamu dari
siapa? Turun temurun
atau belajar sendiri?
14 Cue:
- Dapur
- Bu Mariyem mulai
meracik jamu
beras kencur
- Bahan yang
ditumbuk
- Wajah bu Mariyem
- Perasan bahan
jamu
- Panci
- Pawon
- Api
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
----------------- ORIGINAL
SOUND ---------------
- Persiapan membuat
jamu
----------------------SOUND
BITE --------------------
1. Mengapa tidak
menggunakan kompor
gas?
2. Apa yang pertama
dipersiapkan untuk
membuat jamu?
20”
40”
80
3. Bahan apa saja yang
dibutuhkan untuk
membuat jamu beras
kencur?
4. Bagaimana proses
pembuatannya?
15 Cue:
- Keranjang jamu
- Wajah bu Mariyem
- Mengocok botol
jamu
- Botol jamu
- Jamu yang
dimasukkan ke
dalam botol
- Air panas yang
dimasukkan ke
botol
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
----------------- ORIGINAL
SOUND ---------------
- Kegiatan pembuatan
jamu
----------------------SOUND
BITE --------------------
1. Dalam sehari biasanya
menjual berapa botol
jamu?
2. Selalu laku semua bu’
jualannya itu ?
10”
40”
81
3. Bagaimana kalau
dalam sehari jamunya
tidak habis?
SEGMENT 2 β€œPERJUANGAN BU MARIYEM”
16 Cue:
- Bu Mariyem
bersiap – siap
menjualkan jamu
- Memakai kebaya
- Dapur
- Menggendong
keranjang
- Bu Mariyem
- Mengambil caping
- Bu Mariyem
- Berjalan ke luar
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
----------------- ORIGINAL
SOUND ---------------
- Persiapan bu Mariyem
berangkat menjual
jamu
------------------------SOUND
BITE ------------------
1. Ibu berangkat jualan
jam berapa?
2. Ibu jualan jamunya
kedaerah mana saja?
3. Selalu habis di daerah
itu?
10”
40”
82
4. Ibu berjualan jamu
sampai jam berapa?
17 Cue:
- Follow bu Mariyem
menjualkan jamu
(berangkat sampai
pulang)
- Interaksi dengan
pembeli
- Jamu yang
dituangkan ke
gelas
- Pembeli meminum
jamu
- Pembeli
membayar jamu
- Pulang ke rumah
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
------------------ ORIGINAL
SOUND --------------
- Bu Mariyem
menawarkan jamu
kepada para
pembeli
2’ 30”
18 SI:
Wiwit
Tetangga bu
-----------------------SOUND
BITE -------------------
1. Bu Mariyem selain
jualan jamu
30”
83
Mariyem
SI:
Suwarti
Tetangga bu
Mariyem
kegiatannya apa
saja bu?
2. Di lingkungan
sekitar, bu Mariyem
orangnya
bagaimana?
SEGMENT 3 β€œ HARAPAN BARU KELUARGA BU MARIYEM ”
19 Cue:
- Kaki Bu Mariyem
- Membawa
keranjang, arit,
dan garpu tanah
- Berjalan ke kebun
- Sampai kebun
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
------------------- ORIGINAL
SOUND -------------
- Bu Mariyem
berjalan ke kebun
----------------------SOUND
BITE --------------------
1. Ibu sekarang
umurnya berapa
10”
40”
84
tahun?
2. Apakah anak –
anak ibu tidak ada
yang membantu?
20 Cue:
- Kebun
- Wajah bu Mariyem
- Mencari kunyit
- Kunyit
- Keranjang kunyit
- Mencari kayu
bakar
- Kayu bakar
- Menata kayu
bakar
- Meletakkan kayu
bakar
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
------------------- ORIGINAL
SOUND -------------
- Bu Mariyem
mencari kunyit dan
kayu bakar
-----------------------SOUND
BITE -------------------
1. Itu kunyit ibu tanam
sendiri?
2. Pernah berpikir
untuk berhenti
jualan jamu tidak
bu?
10”
50”
85
3. Kenapa nyari
kayunya disini bu?
Ini kebun milik ibu?
4. Apa doa ibu untuk
kedepannya?
5. Anak – anak ibu
bekerja?
6. Ibu hanya berjualan
jamu ini saja?
21 Cue:
- Mengambil
keranjang kunyit
- Turun ke sungai
- Mencuci kunyit
- Memakai sandal
- Menyunggi kayu
bakar dan
keranjang kunyit
- Jalan pulang
- Rumah
- Meletakkan kayu
bakar, keranjang
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
------------------- ORIGINAL
SOUND -------------
- Bu Mariyem
mencuci kunyit
- Bu Mariyem pulang
ke rumah
-----------------------SOUND
BITE -------------------
20”
40”
86
kunyit
- Bu Mariyem
1. Dari dulu ibu hanya
berjualan jamu?
2. Sampai sekarang
ibu tetap konsisten
berjualan jamu?
3. Ibu masih
mempunyai uneg –
uneg?
22 Cue:
- Bu Mariyem keluar
rumah
- Kaki bu Mariyem
- Berjalan ke
warung
- Membeli bahan
jamu
- Penjual
- Bu Mariyem
- Bahan pembuatan
jamu
- Pulang ke rumah
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
------------------ ORIGINAL
SOUND --------------
- Bu Mariyem
membeli bahan
pembuatan jamu
----------------------SOUND
BITE --------------------
1. Apa harapan ibu
20”
40”
87
- Kaki bu Mariyem
- Rumah
- Bu Mariyem
untuk kedepannya?
2. Jadi ibu hanya ingin
berjualan jamu
saja?
23 Cue:
- Rumah
- Menyapu halaman
- Wajah bu Mariyem
- Sampah
- Keranjang sampah
- Daun
- Korek api
- Membakar
sampah
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
------------------ ORIGINAL
SOUND --------------
- Bu Mariyem
menyapu halaman
dan membakar
sampah
20”
40”
------------------------SOUND
BITE ------------------
1. Anak ibu sekarang
ada dimana saja?
2. Laki – laki
semuanya bu?
88
3. Sekarang anak –
anak ibu bekerja
dimana saja?
24 SI:
Kantun Saputra
Putra bu Mariyem
-----------------------SOUND
BITE -------------------
1. Menurut mas, ibu itu
sosok yang
bagaimana?
2. Apa harapan mas,
untuk ibu
kedepannya?
30”
24 Cue:
- Rumah bu
Mariyem
- Anak – anak yang
sedang bermain
- Kelereng
- Anak perempuan
- Lingkungan rumah
bu Mariyem
------------------ ILUSTRASI
MUSIK ---------------
------------------- ORIGINAL
SOUND -------------
- Anak – anak yang
sedang bermain di
halaman rumah
20”
25 Cue:
Timelapse rumah dari
10”
89
terang ke gelap Blank
26 - Lampu teplok
- Quotes
Ilustrasi Musik 10”
28 Credit Title Ilustrasi Musik 20”
29 Id’s Program Id’s Program 10”
TOTAL DURASI 16’
90
Lampiran 2. Shooting List
Tabel 5. Shooting List
Shooting List
Produksi Dokumenter
Televisi
Kategori Acara Informasi
Format Acara Dokumenter
Mata Acara Potret Indonesia
Durasi 16 menit
Pengarah Acara Anissa
Puspaningtyas
Produser Anissa
Puspaningtyas
NO Type Shot Movement Detail Dur
EYE CATCHER
1 VLS Still Lawang Sewu 4”
2 LS Crabe Left Rumah 2”
3 CU Track In Api 1”
4 CU Still Rempah 2”
5 CU Still Menumbuk Jamu 2”
6 MCU Still Bu Mariyem 1”
7
FS
Follow Over
Sholder
Bu Mariyem tampak
belakang
2”
8
ECU
Still Tangan bu Mariyem
menuang jamu
1”
9 BCU Still Raut wajah bu Mariyem 1”
10
MS
Follow MS Bu Mariyem jalan tampak
depan
1”
91
11
MCU
Follow Over
Sholder
Bu Mariyem jalan tampak
belakang
1”
12
KS
Still Bu Mariyem berjalan
melalui jembatan
1”
13 CU Still Kaki bu Mariyem 1”
14 LS Over Sholder Bu Mariyem jalan 1”
15 ECU Still Mencari kunyit 1”
16 MCU Still Wajah bu Mariyem 1”
17 LS Track In Bu Mariyem mencari kunyit 1”
18
VLS
Over Sholder Bu Mariyem turun ke
sungai
1”
19
LS
Still Bu Mariyem berjalan
pulang
1”
20 CU Still Wajah bu Mariyem 8”
SEGMENT 1
21 VLS Crabe Right Masjid 5”
22 LS Panning Left Tulisan Simpang Lima 1”
23 LS Still Halte 1”
24 CU Still Keramaian 1”
25 CU Panning Left Keramaian 1”
26 VLS Tilting Up Lawang Sewu 2”
27 LS Tilting Up Lawang Sewu 1”
28 LS Crabe Left Lawang Sewu 3”
29 VLS Panning Left Tugu Muda 2”
30 VLS Still Timelapse Keramaian
Tugu Muda
2”
92
31 LS Panning Left Anak kecil bermain 3”
32 VLS Tilting Down Rumah bu Mariyem 3”
33 LS Still Timelapse Sunrise 6”
34 MS Still Wudhu 4”
35 VLS Crabe Right Orang adzan 5”
36 VLS Crabe Left Memakai mukena 7”
37 MS Still Memakai mukena 10”
38 CU Still Mengambil Sajadah 1”
39 LS Crabe Left Mengambil Sajadah 4”
40 LS Crabe Right Masjid 2”
41 KS Still Orang Shalat 4”
42 LS Still Timelapse Rumah 5”
43
CU
Still Bu Mariyem menenteng
kayu
4”
44 LS Track Out Bu Mariyem masuk dapur 4”
45 MS Still Bu Mariyem masuk dapur 3”
46 LS Track Out Bu Mariyem masuk dapur 6”
47 KS Crabe Left Bu Mariyem 3”
48 CU Still Membakar kayu 4”
49 MS Crabe Right Bu Mariyem menata kayu 3”
50 CU Still Kayu bakar 2”
51
KS
Track In Bu Mariyem membakar
kayu
2”
52 CU Still Tumbukan jamu 3”
53 FS Track In Bu Mariyem membuat 4”
93
jamu
54 CU Still Tumbukan jamu 2”
55
FS
Track In Bu Mariyem membuat
jamu
4”
56 MCU Still Bu Mariyem menata kayu 2”
57 FS Still Bu Mariyem menata kayu 3”
58 MCU Still Bu Mariyem 4”
59 FS Still Bu Mariyem menata kayu 4”
60 MCU Still Bu Mariyem 5”
61 CU Still Panci 2”
62 FS Still Membuat jamu 2”
63 CU Still Bu Mariyem 2”
64
CU
Still Bu Mariyem memeras
jamu
4”
65 CU Still Bu Mariyem 6”
66
FS
Still Bu Mariyem memeras
jamu
3”
67 CU Still Bu Mariyem 2”
68 CU Track Out Kayu 8”
69 FS Still Menuangkan jamu ke botol 4”
70 CU Still Menuangkan jamu 4”
71 CU Still Bu Mariyem 5”
72 FS Still Bu Mariyem 9”
73 CU Still Bu Mariyem 3”
74 MS Track In Menuangkan jamu 4”
94
75 CU Still Menuangkan jamu 2”
76 MS Still Menuangkan jamu 2”
77 CU Still Bu Mariyem 1”
78 CU Still Menuangkan jamu 2”
79 FS Still Menuangkan jamu 11”
80 CU Still Botol jamu 3”
81 CU Still Bu Mariyem 4”
SEGMENT 2
82 FS Crabe Left Memakai Kebaya 5”
83 CU Still Memakai Kebaya 4”
84 MCU Crabe Right Memakai Kebaya 4”
85 FS Follow FS Menggendong Jamu 13”
86 MCU Still Bu Mariyem berstatement 5”
87 KS Follow KS Menggendong Jamu 10”
88 MCU Still Bu Mariyem berstatement 3”
89
MCU
Follow MCU Bu Mariyem memakai
caping
12”
90 LS Still Bu Mariyem keluar rumah 6”
91 LS Crabe Right Bu Mariyem keluar rumah 2”
92 MS Panning Right Bu Mariyem berjalan 7”
93 KS Panning Left Bu Mariyem berjalan 8”
94
FS
Still Bu Mariyem menawarkan
jamu
2”
95
LS
Crabe Left Bu Mariyem menjualkan
jamu
3”
95
96
MCU
Still Bu Mariyem membuat
jamu untuk pelanggan
3”
97 CU Tilting Up Bu Mariyem 10”
98
MCU
Still Bu Mariyem membuat
jamu untuk pelanggan
3”
99 CU Still Pelanggan bu Mariyem 4”
100 MCU Still Bu Mariyem 9”
101
LS
Crabe Left Bu Mariyem menggendong
jamu
4”
102
MCU
Still Bu Mariyem menggendong
jamu
6”
103
LS
Crabe Right Bu Mariyem menggendong
jamu
4”
104
MCU
Still Bu Mariyem menggendong
jamu
5”
105 CU Crabe Right Kaki bu Mariyem berjalan 2”
106
KS
Over Sholder Bu Mariyem melewati
jembatan
4”
107
LS
Follow Over
Sholder
Bu Mariyem berjalan ke
rumah pelanggan
12”
108
CU
Follow Over
Sholder
Pelanggan 2”
109 MS Still Interaksi Pelanggan 2”
110 CU Track In Interaksi Pelanggan 3”
111 FS Still Interaksi Pelanggan 3”
112
FS
Still Bu Mariyem melewati
jembatan
6”
113 CU Crabe Left Bu Mariyem menjualkan 5”
96
jamu
114
CU
Tilting Up Pelanggan membayar
jamu
26”
115 FS Tilting Up Bu Mariyem berjalan 5”
116 CU Still Jamu 11”
117 LS Still Bu Mariyem berjalan 1”
118 CU Still Wajah bu Mariyem 5”
119 MS Still Pelanggan meminum jamu 2”
120 CU Still Pelanggan minum jamu 3”
121 MS Still Pelanggan meminum jamu 3”
122 FS Over Sholder Bu Mariyem berjalan 2”
123 MS Track Out Interaksi bu Mariyem 2”
124 LS Still Interaksi bu Mariyem 3”
125 CU Still Pelanggan 3”
126 LS Still Interaksi bu Mariyem 3”
127 VLS Track In Bu Mariyem berjalan 12”
128 MS Follow Bu Mariyem berjalan 3”
129
VLS
Tilting Up Lingkungan rumah bu
Mariyem
7”
130 LS Over Sholder Bu Mariyem masuk rumah 5”
131 MS Still Wawancara Bu Wiwit 3”
132 MS Still Wawancara Bu Suwarti 11”
133 MS Still Wawancara Bu Wiwit 2”
134 MS Still Wawancara Bu Suwarti 7”
SEGMENT 3
97
135 CU Still Kaki bu Mariyem 3”
136 VLS Over Sholder Bu Mariyem menuju kebun 16”
137 FS Over Sholder Bu Mariyem menuju kebun 11”
138 CU Still Wajah bu Mariyem 4”
139 LS Still Bu Mariyem masuk kebun 5”
140
FS
Crabe Right Bu Mariyem mencangkul
tanah
4”
141 MS Tilting Up Bu Mariyem 6”
142 CU Still Bu Mariyem mencari kunyit 3”
143 LS Tilting Down Bu Mariyem mencari kunyit 6”
144 CU Still Wajah bu Mariyem 3”
145 CU Still Tangan bu Mariyem 6”
146 MS Still Bu Mariyem 4”
147 CU Still Bu Mariyem mencari kunyit 1”
148 FS Track In Bu Mariyem mencari kunyit 8”
149 CU Still Wajah bu Mariyem 4”
150 LS Tilting Up Lingkungan sekitar 4”
151 LS Panning Left Bu Mariyem mencari kayu 5”
152 MS Still Bu Mariyem 5”
153 MCU Still Bu Mariyem 1”
154 CU Still Kayu 1”
155 MS Still Bu Mariyem 6”
156 CU Still Kayu 1”
157 MCU Still Bu Mariyem 1”
98
158 MS Tilting Up Bu Mariyem menali kayu 9”
159 MS Still Bu Mariyem menali kayu 4”
160
FS
Follow FS Bu Mariyem berjalan ke
arah sungai
16”
161 VLS Tilting Down Sungai 1”
162
MS
Over Sholder Bu Mariyem menuruni
sungai
6”
163
FS
Tilting Up Bu Mariyem
membersihkan kunyit
5”
164
CU
Crabe Left Bu Mariyem mengambil
sendal
6”
165
LS
Panning Right Bu Mariyem berjalan
membawa kayu dan kunyit
2”
166 CU Crabe Left Kaki bu Mariyem 3”
167
FS
Over Sholder Bu Mariyem meletakan
kayu
6”
168 FS Still Ayam 3”
169
LS
Follow LS Bu Mariyem berjalan
menuju warung
9”
170 CU Still Kaki bu Mariyem 3”
171
MS
Still Bu Mariyem menuju
warung
4”
172
MS
Over Sholder Bu Mariyem masuk
warung
1”
173 MS Still Bu Mariyem statement 7”
174
MS
Still Bu Mariyem membeli
bahan
8”
175 VLS Crabe Left Bu Mariyem berjalan 2”
99
menuju rumah
176
FS
Follow Bu Mariyem berjalan
menuju rumah
5”
177 CU Still Kaki bu Mariyem 4”
178 LS Crabe Right Bu Mariyem menuju rumah 5”
179 MCU Still Bu Mariyem Statement 6”
180 LS Tilting Down Rumah bu Mariyem 8”
181 MS Still Bu Mariyem menyapu 7”
182
FS
Follow Over
Sholder
Bu Mariyem menyapu 4”
183 CU Still Sampah 1”
184 MS Still Bu Mariyem menyapu 3”
185 CU Panning Right Sampah 6”
186 MS Still Bu Mariyem 2”
187 MS Tilting Up Keruk sampah 3”
188
MS
Follow Over
Sholder
Bu Mariyem membuang
sampah
5”
189 CU Still Dedaunan 11”
190 CU Still Tangan bu Mariyem 2”
191 MS Still Bu Mariyem 17”
192 MS Still Statement Kantun Saputra 3”
193 MS Still Statement Kantun Saputra 14”
194 LS Tilting Up Rumah bu Mariyem 5”
195
FS
Still Anak kecil bermain
kelereng
1”
100
196 CU Still Kelereng 1”
197 CU Still Wajah anak kecil 1”
198 CU Still Wajah anak kecil 1”
199 MS Still Anak Kecil 1”
200 LS Tilting Up Lingkungan sekitar 8”
201 LS Still Rumah bu Mariyem 7”
101
LAMPIRAN 3
No. Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PRA PRODUKSI
1
Pembentukan
Tim
2 Ide
3
Rapat I
Pematangan
Konsep
4 Riset
5
Rapat II
Rincian
Anggaran
6
Rapat III
Jadwal
Produksi
7
Design
Program
8
Design
Produksi
9 Sinopsis
10 Treatment
11 List Alat
PRODUKSI
12
Shooting
Montage
13
Shooting
Kegiatan
Narasum ber
14
Shooting
Wawancara
PASCA PRODUKSI
15 Editing Offline
16 Editing Online
17 Mixing
18 Review
19 Mastering
102
LAMPIRAN 4. DOKUMENTASI

More Related Content

What's hot

Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiProdalima Sinulingga, M.Kep
Β 
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
 kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensiSugan Wae
Β 
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENTPRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENTDiana Amelia Bagti
Β 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIFirdaus Azwar Ersyad
Β 
Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2
Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2
Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2SMK MUhammadiyah Singkut
Β 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko PrasetiyoJoko Prasetiyo
Β 
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)Twitter
Β 
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Documentary
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - DocumentaryPENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Documentary
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - DocumentaryDiana Amelia Bagti
Β 
Keteknikan videografi kelas xi-semester 1
Keteknikan videografi kelas xi-semester 1Keteknikan videografi kelas xi-semester 1
Keteknikan videografi kelas xi-semester 1GilangSatriaDirganta
Β 
Model model evaluasi program
Model model evaluasi programModel model evaluasi program
Model model evaluasi programHiszbul Bahri
Β 
Presentasi Hasil Penelitian Dosen Pemula
Presentasi Hasil Penelitian Dosen PemulaPresentasi Hasil Penelitian Dosen Pemula
Presentasi Hasil Penelitian Dosen PemulaRustam Pasennangi
Β 
Program kerja pkl
Program kerja pklProgram kerja pkl
Program kerja pklAgusgunadi6
Β 
Contoh Laporan Kuliah Kerja Nyata
Contoh Laporan Kuliah Kerja NyataContoh Laporan Kuliah Kerja Nyata
Contoh Laporan Kuliah Kerja NyataAhmadRifaldhi
Β 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...Uofa_Unsada
Β 
Berita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulumBerita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulumBoengShu Thea
Β 
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desaModul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desaSafa'at Muhtar
Β 

What's hot (20)

Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : FenomenologiDesai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Desai Penelitian Kualitatif : Fenomenologi
Β 
Menyusun produksi
Menyusun produksi Menyusun produksi
Menyusun produksi
Β 
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
 kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
kepemimpinan sekolah dasar pemikiran model kompetensi
Β 
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENTPRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
PRAKTIK FEATURE & REPORTASE RTV - MATERI : CONTOH TREATMENT
Β 
GRAFIS VECTOR & BITMAP
GRAFIS VECTOR & BITMAPGRAFIS VECTOR & BITMAP
GRAFIS VECTOR & BITMAP
Β 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
Β 
Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2
Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2
Soal Hots essay simulasi dan komunikasi digital X semester 2
Β 
Lkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakanLkpd desain grafis dan percetakan
Lkpd desain grafis dan percetakan
Β 
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko PrasetiyoBest Practice Guru Berprestasi  SMK  tahun 2014  Joko Prasetiyo
Best Practice Guru Berprestasi SMK tahun 2014 Joko Prasetiyo
Β 
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
Mengenal Fotografi (Sejarah dan Jenis-jenis Foto)
Β 
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Documentary
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - DocumentaryPENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Documentary
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Documentary
Β 
Keteknikan videografi kelas xi-semester 1
Keteknikan videografi kelas xi-semester 1Keteknikan videografi kelas xi-semester 1
Keteknikan videografi kelas xi-semester 1
Β 
Model model evaluasi program
Model model evaluasi programModel model evaluasi program
Model model evaluasi program
Β 
Presentasi Hasil Penelitian Dosen Pemula
Presentasi Hasil Penelitian Dosen PemulaPresentasi Hasil Penelitian Dosen Pemula
Presentasi Hasil Penelitian Dosen Pemula
Β 
Program kerja pkl
Program kerja pklProgram kerja pkl
Program kerja pkl
Β 
Contoh Laporan Kuliah Kerja Nyata
Contoh Laporan Kuliah Kerja NyataContoh Laporan Kuliah Kerja Nyata
Contoh Laporan Kuliah Kerja Nyata
Β 
Surat pernyataan guru
Surat pernyataan guruSurat pernyataan guru
Surat pernyataan guru
Β 
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SAL...
Β 
Berita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulumBerita acara pengembangan kurikulum
Berita acara pengembangan kurikulum
Β 
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desaModul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Modul 5 2 strategi pemberdayaan masyarakat desa
Β 

Viewers also liked

Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIArif211194
Β 
Tugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikTugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikSimon Patabang
Β 
Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016Muchlis Soleiman
Β 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksiFilmIndie
Β 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMMarcom Agency
Β 
L3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listrikL3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listriksaharudin
Β 

Viewers also liked (10)

Teknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan featureTeknik penulisan berita dan feature
Teknik penulisan berita dan feature
Β 
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNIMetode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Metode Sistem Pencahayaan Buatan-SNI
Β 
Tugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrikTugas praktikum instalasi listrik
Tugas praktikum instalasi listrik
Β 
11 iluminasi
11 iluminasi11 iluminasi
11 iluminasi
Β 
Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016Komunikasi film 2016
Komunikasi film 2016
Β 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
Β 
Script Film Dokumenter
Script Film DokumenterScript Film Dokumenter
Script Film Dokumenter
Β 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
Β 
L3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listrikL3. perhitungan instalasi listrik
L3. perhitungan instalasi listrik
Β 
Tahap pra produksi film
Tahap pra produksi filmTahap pra produksi film
Tahap pra produksi film
Β 

Similar to PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3

Cover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantarCover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantaralankinata
Β 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran videoJennySutanto
Β 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...Operator Warnet Vast Raha
Β 
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIRLAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIRLuddy Kausar
Β 
Bab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaBab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakairwanza
Β 
Laporan prakerin makarya 1
Laporan prakerin makarya 1Laporan prakerin makarya 1
Laporan prakerin makarya 1agus susianta
Β 
2007 3-00087-ds abstrak
2007 3-00087-ds abstrak2007 3-00087-ds abstrak
2007 3-00087-ds abstrakMahbub Zeyn
Β 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
Β 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesiayogieardhensa
Β 
Pengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranPengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranrsd kol abundjani
Β 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALILAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALIDionisius Ventus
Β 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarIMPALA UB
Β 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarIMPALA UB
Β 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramancelotehlucu82
Β 

Similar to PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3 (20)

Cover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantarCover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantar
Β 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran video
Β 
Bernadeth Gloria
Bernadeth GloriaBernadeth Gloria
Bernadeth Gloria
Β 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
Β 
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIRLAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
Β 
Bab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaBab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustaka
Β 
Laporan prakerin makarya 1
Laporan prakerin makarya 1Laporan prakerin makarya 1
Laporan prakerin makarya 1
Β 
129061118 ratifah2
129061118 ratifah2129061118 ratifah2
129061118 ratifah2
Β 
2007 3-00087-ds abstrak
2007 3-00087-ds abstrak2007 3-00087-ds abstrak
2007 3-00087-ds abstrak
Β 
Skripsi Allowed
Skripsi AllowedSkripsi Allowed
Skripsi Allowed
Β 
Skripsi 12
Skripsi  12Skripsi  12
Skripsi 12
Β 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
Β 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
Β 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
Β 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
Β 
Pengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaranPengembangan multimedia pembelajaran
Pengembangan multimedia pembelajaran
Β 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALILAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPNG DI PROVINSI BALI
Β 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
Β 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
Β 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuraman
Β 

More from Diana Amelia Bagti

KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialDiana Amelia Bagti
Β 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderDiana Amelia Bagti
Β 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan JurnalistikKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan JurnalistikDiana Amelia Bagti
Β 
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaDiana Amelia Bagti
Β 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)Diana Amelia Bagti
Β 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)Diana Amelia Bagti
Β 
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)Diana Amelia Bagti
Β 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)Diana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur KreatifCREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur KreatifDiana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking SkillsCREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking SkillsDiana Amelia Bagti
Β 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)Diana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar TensesCREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar TensesDiana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)Diana Amelia Bagti
Β 
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & JournalismCRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & JournalismDiana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical ThinkingCREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical ThinkingDiana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - CreativityCREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - CreativityDiana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)Diana Amelia Bagti
Β 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)Diana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)Diana Amelia Bagti
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)Diana Amelia Bagti
Β 

More from Diana Amelia Bagti (20)

KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
Β 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
Β 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan JurnalistikKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
Β 
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
Β 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
Β 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
Β 
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
Β 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
Β 
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur KreatifCREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
Β 
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking SkillsCREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
Β 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
Β 
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar TensesCREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
Β 
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & JournalismCRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
Β 
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical ThinkingCREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
Β 
CREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - CreativityCREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - Creativity
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
Β 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
Β 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
Β 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
Β 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
Β 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Β 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Β 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
Β 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
Β 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Β 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Β 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
Β 

PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3

  • 1. i SKRIPSI PENCIPTAAN KARYA PRODUKSI PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN” Oleh Anissa Puspaningtyas 011 10 143 324 SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA β€œMMTC” YOGYAKARTA 2015
  • 2. ii SKRIPSI PENCIPTAAN KARYA PRODUKSI PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN” Oleh: Anissa Puspaningtyas NIM. 011 10 143 324 Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan Telah disetujui oleh: Tim Pembimbing Skripsi Penciptaan Karya Produksi Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta Pada Hari Jum’at, 07 Agustus 2015 Pembimbing Utama Dra. Nunuk Parwati, M.M Pembimbing Pendamping Dardjito Chadori, S.E., M.A Mengetahui, Ketua Program Studi Dra. Dwi Korina Relawati, M.A NIP. 196610081990032004
  • 3. ii SKRIPSI PENCIPTAAN KARYA PRODUKSI PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN” Oleh: Anissa Puspaningtyas NIM. 011 10 143 324 Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan Telah diujikan dan disetujui oleh: Tim Penguji Skripsi Penciptaan Karya Produksi Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta Pada Hari Jum’at, 07 Agustus 2015 Ketua Penguji Dra. Nunuk Parwati, M.M Anggota Penguji Dardjito Chadori, S.E., M.A Anggota Penguji Dr. Drs. Sudono, M.Si Anggota Penguji Shinto Dwi R, S.Sos., S.H., M.A Mengetahui, Pembantu Ketua I Bidang Akademik Dra. Rakhmawati, M.M NIP. 196401181990032003
  • 4. 3 KEASLIAN KARYA Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Anissa Puspaningtyas Program Studi : Manajemen Produksi Pemberitaan NIM : 011 10 143 324 Jurusan : Penyiaran Judul Tugas Akhir : Penerapan Developing Shot Dalam Produksi Dokumenter Televisi Potret Indonesia Edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” Dengan ini menyatakan bahwa skripsi penciptaan karya produksi ini adalah asli dan tidak mencontoh karya orang lain kecuali pada bagian yang saya ambil sebagai acuan. Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila dikemudian hari diketahui tidak benar. Yogyakarta, 7 Agustus 2015 Penulis Anissa Puspaningtyas
  • 5. 4 PERSEMBAHAN Saya persembahkan karya ini untuk kedua orang tua saya; Purgiyatno dan Siti Nur Azizah, kakak saya; Yunika Nurfitriana, berkat doa dan perjuangannya selamainisaya dapatmenyelesaikankaryaini. Juga saya persembahkan kepada Tim Potret Indonesia; sebagaihadiah atassemangatdanperjuangannya hingga terselesaikan karya ajaib ini. Andhika Rithma Espinoza; Sebagai ucapan terima kasih atas semangat dan dukungannya. Bukan hanya sebuah karya, namunsebagaihasildan tanda cinta terima kasih kepada mereka.
  • 6. 5 MOTTO When you started outin a team, you have to getthe teamworkgoingandthen you get something back (Michael Schumacher) Teruslah berusahamengejar apayangkita inginkan,sampai kita tidak tahu letak dimana batas kemampuan kita
  • 7. 6 ABSTRAK PENERAPAN DEVELOPING SHOT DALAM PRODUKSI DOKUMENTER TELEVISI POTRET INDONESIA EDISI β€œMERAJUT HARAPAN DI BALIK RAMUAN” Oleh: Anissa Puspaningtyas Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun- daunan, kulit batang, dan buah. Karya produksi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” mengangkat tentang perjuangan seorang ibu yang berjualan jamu keliling berlokasi di Semarang, Jawa Tengah dengan format dokumenter. Tujuan program acara ini adalah memberikan informasi kepada audience melalui visual tentang perjuangan hidup bu Mariyem di tengah era moderenisasi.Sebagai pengarah acara, penulis menerapkan teknik developing shot yang merupakan teknik pengambilan gambar dengan mengkombinasikan seluruh pergerakan obyek, fokus lensa, framming, pan, tilt, untuk mendukung pergerakan kamera ke dalam satu gerakan untuk membuat shot yang dinamis. Program dokumenter ini memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui shot yang dinamis menggunakan teknik developing shot dengan latar belakang perjuangan hidup bu Mariyem di tengah era moderenisasi. Kata kunci: Dokumenter, Developing Shot, Pengarah Acara
  • 8. vii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul Penerapan Developing Shot dalam Produksi Dokumenter Televisi Potret Indonesia Edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”. Skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma IV pada Sekolah Tinggi Multi Media β€œ MMTC” Yogyakarta. Dalam proses pembuatan Skripsi Penciptaan Karya Produksi ini penulis mendapat banyak masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena, itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Drs. Kamsul Abraha, Ph.D selaku Ketua Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta. 2. Dra. Rakhmawati, MM selaku Pembantu Ketua I Bidang Akademik Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta. 3. Dra. Nunuk Parwati, MM selaku Ketua Jurusan Penyiaran Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta. 4. Dra. Dwi Korina Relawati, MA selaku Ketua Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan. 5. Dra. Nunuk Parwati, MM dan Dardjito Chadori, SE., MA selaku dosen pembimbing.
  • 9. 8 6. Para dosen di Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta yang telah memberi ilmu serta mengajar penulis dalam bidang broadcasting. 7. Para pembimbing praktik di Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta. 8. Orang tua beserta dan keluarga besar atas dukungan dan doanya. 9. Tim Potret Indonesia yang telah berjuang bersama dalam produksi dokumenter ini. 10. Andhika Rithma Espinoza untuk semangat dan dukungannya. 11.Teman – teman Manarita, Matekstosi, dan Manaprodsi angkatan 10. 12.Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan karya produksi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi penciptaan karya produksi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Yogyakarta, 7 Agustus 2015 Anissa Puspaningtyas
  • 10. 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii HALAMAN KEASLIAN KARYA .........................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................iv HALAMAN MOTTO ...............................................................................................v ABSTRAK .............................................................................................................vi KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi DAFTAR TABEL .................................................................................................xii BAB I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan .................................................................... 1 B. Rumusan Ide Penciptaan ....................................................................... 4 1. Konsep Judul ....................................................................................... 4 2. Judul Karya 2.1. Kategori Karya ........................................................................... 5 2.2. Format Program Acara ............................................................ 6 2.3. Nama Program Acara .............................................................. 7 2.4. Sub Format Program Acara .................................................... 7 2.5. Tujuan Acara ............................................................................. 9 2.6. Durasi ......................................................................................... 9 2.7. Target Audience ...................................................................... 10 2.8. Penyiaran ................................................................................. 10 2.9. Karakteristik Produksi ............................................................ 11 2.10. Narasumber ........................................................................... 11 2.11. Lokasi Penciptaan ................................................................ 12 2.12. Kerabat Kerja ........................................................................ 12 C. Orisinalitas .............................................................................................. 13 D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penciptaan ............................................................................ 17 2. Manfaat Penciptaan .......................................................................... 17 BAB II . LANDASAN TEORI PENCIPTAAN A. Kajian Pustaka 1. Teori Developing Shot ...................................................................... 19 2. Komposisi Gambar ............................................................................ 23 3. Pengarah Acara ................................................................................. 31 4. Dokumenter ........................................................................................ 33
  • 11. 1 0 B. Kajian Sumber Penciptaan 1. Sumber Informasi Primer.................................................................. 36 2. Sumber Informasi Sekunder............................................................. 38 BAB III . PROSES PENCIPTAAN A. Ide Penciptaan 1. Inti Gagasan........................................................................................ 43 2. Sinopsis ............................................................................................... 44 3. Treatment............................................................................................. 45 4. Shooting List........................................................................................ 45 5. Jadwal Pelaksaan Produksi.............................................................. 45 B. Media, Peralatan, dan Teknik Produksi 1. Media.................................................................................................... 46 2. Peralatan.............................................................................................. 46 3. Teknik Produksi .................................................................................. 54 C. Tahapan Penciptaan 1. Pra Produksi........................................................................................ 55 2. Produksi ............................................................................................... 56 3. Paska Produksi................................................................................... 58 4. Konsep Penayangan.......................................................................... 60 BAB IV . PEMBAHASAN KARYA A. Deskripsi Karya....................................................................................... 61 B. Analisis dan Sintesis Karya................................................................... 63 BAB V . PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................. 74 B. Saran........................................................................................................ 75 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 76 LAMPIRAN........................................................................................................... 78 1. Treatment.................................................................................................. 79 2. Shooting List............................................................................................ 92 3. Jadwal Produksi ...................................................................................... 99 4. Dokumentasi ..........................................................................................100
  • 12. 1 1 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 – Cover Eagle Award Edisi Metro TV ...........................................14 Gambar 2 – Cover Indonesia Bagus NET.......................................................15 Gambar 3 – Cover Lentera Indonesia NET....................................................16 Gambar 4 – Extreme Long Shot.......................................................................24 Gambar 5 – Very Long Shot .............................................................................25 Gambar 6 – Long Shot.......................................................................................26 Gambar 7 – Knee Shot......................................................................................26 Gambar 8 – Medium Shot.................................................................................27 Gambar 9 – Medium Close Up ........................................................................28 Gambar 10 – Close Up......................................................................................29 Gambar 11 – Big Close Up...............................................................................29 Gambar 12 – Extreme Close Up......................................................................30 Gambar 13 – Zoom H4N...................................................................................54 Gambar 14 – MS plang Simpang Lima...........................................................64 Gambar 15 – VLS keramaian Lawang Sewu..................................................64 Gambar 16 – Long Shot lingkungan sekitar...................................................65 Gambar 17 – Medium Shot bu Mariyem .........................................................65 Gambar 18 – Long Shot Aktifitas Bu Mariyem ...............................................66 Gambar 19 – Long Shot Bu Mariyem ..............................................................67 Gambar 20 – Long Shot Menawarkan Jamu..................................................67 Gambar 21 – Medium Close Up Bu Mariyem dan Pembeli .........................68 Gambar 22 – Long Shot Bu Mariyem ke Kebun............................................68 Gambar 23 – Medium Shot Bu Mariyem.........................................................69 Gambar 24 – Long Shot Bu Mariyem ..............................................................69 Gambar 25 – Knee Shot Mencari Kayu Bakar...............................................70 Gambar 26 – Long Shot bu Mariyem...............................................................70 Gambar 27 – Long Shot lokasi mencari kunyit...............................................70 Gambar 28 – Long Shot bu Mariyem...............................................................71 Gambar 29 – Medium Shot Kantun Saputra...................................................71
  • 13. xii DAFTAR TABEL Tabel 1 – Tabel Peralatan ................................................................................46 Tabel 2 – Rincian Anggaran ............................................................................48 Tabel 3 – Spesifikasi Canon 5D Mark II .........................................................50 Tabel 4 – Treatment ..........................................................................................79 Tabel 5 – Shooting List .....................................................................................92 Tabel 6 – Jadwal Produksi ...............................................................................99
  • 14. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Bagi masyarakat Indonesia, racikan jamu tradisional merupakan salah satu warisan budaya yang tak ternilai harganya. Jika awalnya jamu tradisional hanya dijadikan sebagai ramuan obat, kini jamu tradisional banyak digunakan untuk meningkatkan stamina, melangsingkan dan menjadi minuman sehari-hari yang bermanfaat bagi tubuh maupun kecantikan. Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Jamu biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih dapat ditoleransi peminumnya. Program dokumenter ini mengangkat tentang perjuangan seorang ibu yang berjualan jamu keliling berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, yang di jaman modern sekarang mulai jarang dan mulai meninggalkan jamu tradisional. Materi tersebut menjadi wacana yang menarik dan dapat memberikan pengetahuan bagi audience. Penulis menggunakan format dokumenter dengan mempertimbangkan bahwa, dokumenter merupakan film yang
  • 15. 2 menceritakan sebuah kejadian nyata dengan kekuatan ide kreatornya dalam merangkai gambar-gambar menarik (sinematography) menjadi istimewa secara keseluruhan dengan mempertimbangkan unsur realitas (fakta dan data). Sisi kehidupan bu Mariyem saat menjual jamu tradisional inilah yang menginspirasi untuk diangkat dalam karya dokumenter. Hal ini mengkaji dari tulisan Prakosa (2008:123), documentary berasal dari kata document, sebuah film yang menggambarkan kejadian nyata, kehidupan dari seseorang, suatu periode dalam sejarah, atau barangkali sebuah rekaman dari suatu cara hidup makhluk. Dalam produksi ini penulis bertindak sebagai pengarah acara. Dari ide yang ada, penulis bertugas untuk menerjemahkannya menjadi konsep audio visual. Konsep ini disusun menjadi sebuah alur cerita yang dapat mengirim pesan kepada khalayak. Untuk itu, daya imajinatif serta rasa kreatif menjadi hal penting dalam mengkonsep sebuah sajian televisi yang terdiri dari unsur audio dan visual. Menurut Morisson (2005:283), β€œSeorang pengarah acara harus memiliki jiwa kepemimpinan, pengetahuan luas, termasuk pengetahuan teknis, memiliki jiwa seni, cepat mengambil keputusan”. Visual merupakan elemen penting yang harus ada dalam tayangan televisi. Peran visual adalah mempresentasikan
  • 16. 3 kenyataan yang ada dalam sebuah peristiwa dalam bentuk gambar. Sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung peristiwa yang terjadi. Untuk itu, dalam merangkai gambar yang ditayangkan seorang pengarah acara harus memiliki motivasi pada setiap visualnya. Hal ini untuk mempengaruhi emosional penonton, sehingga pesan yang diterima dapat tersampaikan dengan baik. Untuk menghasilkan komposisi yang baik, maka sebagai seorang pengarah acara yang bekerja sama dengan director of photography memperhatikan letak objek serta besarnya headroom dalam sebuah frame, serta merekam kejadian yang saat itu terjadi. Produksi dokumenter televisi ini tidak menggunakan narasi, jadi sebagai seorang Pengarah Acara, penulis dituntut untuk menjelaskan kepada penonton hanya dengan visual. Untuk mendapatkan kesan yang diinginkan, maka penulis menekankan pada penggunaan teknik development shot, yaitu mengkombinasi seluruh pergerakan obyek, fokus lensa, framing, pan, dan tilt untuk mendukung pergerakan kamera ke dalam satu gerakan untuk membuat shot yang dinamis. Gambar – gambar dengan fokus yang tajam dan memiliki kedalaman gambar dapat memperkuat tekanan dramatik dari sebuah film dan untuk mendapatkan respon dari penonton. Selain itu pergerakan kamera yang stabil, dan lembut diharapkan akan semakin memperkuat informasi dari dokumenter tersebut, sehingga
  • 17. 4 sangat cocok untuk diterapkan dalam produksi program dokumenter. Fokus penulis adalah mampu menyelaraskan komposisi dan angle kamera dalam developing shot untuk memvariasikan gambar yang akan ditayangkan. Karena gambar merupakan medium yang mudah dicerna penonton secara langsung sehingga informasi tayangan ini bisa menginspirasi dan dapat diterima secara maksimal kepada penonton. B. Rumusan Ide Penciptaan 1. Konsep Judul Penulis sebagai pengarah acara mendapatkan konsep judul Penerapan Developing Shot dalam Produksi Karya Dokumenter Televisi β€œPotret Indonesiaβ€œ Edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan.β€œ Produksi karya skripsi ini mengangkat tentang perjuangan seorang ibu penjual jamu tradisional yang mulai ditinggalkan dengan format dokumenter. Dalam produksi dokumenter terdapat dua unsur pokok yang kemudian di padukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara (Fred Wibowo,1997:97). Dalam program dokumenter yang berjudul β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” ini penulis menggambarkan suasana dan pesan yang disampaikan agar penonton dapat menikmati
  • 18. 5 suasana yang dibangun. Penulis menghadirkan suatu dokumenter yang berpijak pada fakta dan data mengenai perjuangan seorang penjual jamu tradisional dengan mempertimbangkan sudut pengambilan gambar dan komposisi yang berimbang. Pengambilan judul diatas merujuk pada pendapat Morissan (2010:104) yang mengatakan bahwa proses pengambilan gambar adalah kegiatan yang sangat dinamis dan penuh kreativitas. 2. Judul Karya Karya Produksi dokumenter Televisi β€œPotret Indonesiaβ€œ edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ ingin menjelaskan kepada khalayak bahwa ada seorang ibu di daerah Semarang, Jawa Tengah yang masih konsisten berjualan jamu tradisional. Ibu itu masih mengandalkan sisi tradisionalitas pembuatan jamunya. Konsep Karya Program acara dokumenter televisi β€œPotret Indonesiaβ€œ edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ, dijabarkan dalam konsep sebagai berikut: 2.1 Kategori Karya Kategori karya program acara β€œPotret Indonesiaβ€œ edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ merupakan
  • 19. 6 karya produksi jurnalistik audio-visual yang tersusun dari fakta atau peristiwa, Fred Wibowo (2007:147), β€œsehingga khalayak merasakan betapa peristiwa itu menjadi sangat bermakna (essensial) bagi suatu lingkungan kehidupan, dengan memberikan penafsiran lewat penyusunan fakta yang akhirnya memberikan makna bagi fakta – fakta tersebut terhadap lingkungannya.β€œ 2.2 Format Program Acara Format penyajian program acara adalah dokumenter, dalam karya produksi ini menyajikan tentang perjuangan seorang penjual jamu yang proses pembuatan dilakukan secara tradisional. Karya produksi dokumenter ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat tentang proses pembuatan jamu yang dilakukan secara tradisional, dari awal mula rempah-rempah hingga menjadi jamu yang siap saji. Fred Wibowo (2007:146) β€œprogram dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata”.
  • 20. 7 2.3 Nama Program Acara Nama sebuah program harus mampu memberikan gambaran isi program kepada penonton. Oleh karena itu penulis memilih β€œPotret Indonesiaβ€œ sebagai nama program ini, yang memiliki arti gambaran atau lukisan yang dibuat dengan kamera. Sehingga secara umum, Potret Indonesia diartikan penangkapan dengan kamera yang bertujuan untuk menampilkan segala macam aspek kehidupan di wilayah Indonesia. Program Potret Indonesia merupakan program yang menyajikan gambaran kehidupan masyarakat Indonesia, baik mengenai budaya tradisional maupun budaya modernnya. 2.4 Sub Format Program Acara Program β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” disajikan dengan sub format sebagai berikut: Wawancara Wawancara merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai. Morissan (2008:42) menjelaskan tentang wawancara adalah β€œtanya jawab antara reporter dengan
  • 21. 8 narasumber, dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan atau keterangan dari narasumber.” Sedangkan menurut Basuki Sulistyo (2010:170) wawancara adalah β€œtanya jawab antara pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal.” Dalam produksi dokumenter ini, penulis mewawancarai: 2.4.1 Bu Mariyem, penjual jamu Menjelaskan alasannya masih konsisten menjual jamu. 2.4.2 Kantun Saputro, anak penjual jamu Menjelaskan harapannya untuk ibu kedepannya. 2.4.3 Bu Wiwit, tetangga bu Mariyem Menjelaskan sosok bu Mariyem di lingkungannya dan kegiatannya selain menjual jamu. 2.4.4 Bu Suwarti, tetangga bu Mariyem Menjelaskan sosok bu Mariyem di lingkungannya dan kegiatannya selain menjual jamu.
  • 22. 9 2.5 Tujuan Acara Tujuan dokumenter televisi Program β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” adalah sebagai berikut: 2.5.1 Memberikan informasi yang mendidik, bermanfaat, dan menarik kepada pemirsa tentang perjuangan hidup ibu penjual jamu yang bisa menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. 2.5.2 Mewujudkan ide Pengarah Acara dalam penciptaan dokumenter televisi, tayangan yang informatif dan inspiratif. 2.5.3 Menciptakan skripsi penciptaan karya produksi yang dapat menyiaratkan melalui pesan visual agar mengetahui perjuangan hidup seseorang di tengah era moderenisasi. 2.6 Durasi Program Dokumenter Televisi β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” berdurasi total 16 menit, dikarenakan tayangan dokumenter berisi data dan fakta memerlukan durasi lebih lama daripada
  • 23. 10 tayangan yang lain agar informasi dapat tersampaikan dengan baik dan lengkap. 2.7 Target Audience Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Usia : 17 – 60 tahun (karena usia 17 – 60 tahun masih memiliki kemampuan dalam berfikir secara produktif guna mencerna suatu informasi yang akan disampaikan) Demografi : Semarang, Indonesia Golongan Program Siaran : Remaja - Dewasa 2.8 Penyiaran Tayangan ini disiarkan setiap hari Minggu, jam 09.00 WIB. Pemilihan hari Minggu karena sesuai dengan yang dijelaskan oleh Morissan (2009:258) β€œketersediaan audience pada akhir minggu (weekend) yaitu hari Sabtu dan Minggu agar berbeda dengan hari biasa. Secara teori, audience anak – anak dan dewasa tersedia pada setiap waktu siaran pada akhir minggu.
  • 24. 11 2.9 Karakteristik Produksi 2.9.1 Menggunakan Multi Camera 2.9.2 Outdoor dan Indoor 2.9.3 Recorded 2.10 Narasumber Narasumber merupakan orang – orang yang memiliki keterlibatan secara langsung yang membantu menjelaskan sesuai apa yang diketahui agar nilai berita tetap menarik dan layak untuk disimak oleh khalayak. Menurut Deddy Iskandar Muda (2003:78) β€œnarasumber merupakan seseorang yang terlibat secara langsung, mengetahui atau seorang pengamat atau ahli dibidangnyaβ€œ. Adapun sumber terkait antara lain: 2.10.1 Mariyem, Penjual Jamu 2.10.2 Kantun Saputra, Anak Penjual Jamu 2.10.3 Wiwit, Tetangga Bu Mariyem 2.10.4 Suwarti, Tetangga Bu Mariyem
  • 25. 12 2.11 Lokasi Penciptaan Lokasi penciptaan Produksi Dokumenter Televisi β€œPotret Indonesiaβ€œ edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ adalah: 2.11.1 Kampung Mbabrik, Semarang (kampung penjual jamu) 2.11.2 Kawasan yang biasa dilalui penjual jamu 2.11.3 Tugu Semarang 2.11.4 Simpang Lima, Semarang 2.11.5 Lawang Sewu, Semarang 2.12 Kerabat Kerja 2.12.1 Produser : Anissa Puspaningtyas 2.12.2 Pengarah Acara : Anissa Puspaningtyas 2.12.3 Reporter : Anissa Puspaningtyas Andhika Rithma Espinoza Fajar Titis Setianto Sa’adudin Nasih
  • 26. 13 2.12.4 Penata Kamera : Sa’adudin Nasih 2.12.5 Asisten Penata Kamera : Andri Wahyu Setiawan 2.12.6 Loader : Andhika Rithma Espinoza 2.12.7 Penata Gambar : Andhika Rithma Espinoza 2.12.8 Penata Suara : Fajar Titis Setianto 2.12.9 Asisten Penata Suara : Fitrian Ade Murtanto 2.12.10 Grafis : Fillias Lanang La Junta 2.12.11 Unit Manager : Deo Pinto C. Orisinalitas/ Keaslian Karya Format Dokumenter Televisi Program β€œPotret Indonesiaβ€œ edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuanβ€œ ini merupakan hasil pemikiran dan gagasan penulis bersama tim dengan melakukan pendekatan atas karya dokumenter yang sudah ada sebelumnya.
  • 27. 14 Pengemasan Dokumenter Televisi Program β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” menghadirkan cerita yang dinamis dengan menceritakan visual secara dramatis dan menggunakan ilustrasi music epic ditambah variasi angle kamera serta dikemas mengadaptasi tayangan yang pernah dipublikasikan sebagai acuan sehingga segala hal yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Referensi karya audio visual tersebut adalah program acara: 1. Eagle Award Metrotv Gambar 1: cover Eagle Aw ards Metro TV Program acara televisi β€œEagle”, episode Tangan Kecil Cidurian di Metro TV. Program acara dokumenter yang meliput berbagai tema kehidupan yang hadir di sekitar masyarakat kita. Dokumenter ini menceritakan kehidupan anak kecil yang bekerja keras menambang pasir dan batu kali. Tayangan ini memberikan sajian documenter dengan angel atau unsur pengambilan gambar mengenai hal-hal yang sangat dekat dengan keseharian.
  • 28. 15 2. Indonesia Bagus NET. Gambar 2: cover Indonesia Bagus NET Tayangan program yang disiarkan oleh televisi swasta Net ini sangat menarik untuk dinikmati baik segi cerita maupun audio visual yang dihasilkan. Program feature dokumenter yang tidak hanya menampilkan keindahan alam Indonesia tetapi juga keunikan kehidupan berbudayanya. Program ini menampilkan penduduk asli daerah tersebut sebagai narator sekaligus pembawa cerita. Pencipta mengamati hasil dari pengarahan alur cerita yang dihasilkan sangat dinamis dan berkarakter. Hal tersebut akan menjadi acuan pencipta dalam memproduksi karya dokumenter β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”.
  • 29. 16 3. Lentera Indonesia NET. Gambar 3: cover Lentera Indonesia NET Tayangan Lentera Indonesia juga merupakan tayangan dari televisi swata NET, di program ini juga menayangkan dokemeter yang sangat menarik dan tayangan ini juga sangat dramatis, jadi bagi penulis menjadi acuan dalam pembuatan dokumenter ”Merajut Harapan di Balik Ramuan”. Dari program – program tersebut, penulis mendapatkan inspirasi bagaimana cara mengambil shot – shot dengan angle dan komposisi yang pas sehingga membuat penonton tidak bosan. Sedangkan untuk pengemasannya, menggunakan banyak statement narasumber sehingga meskipun tanpa narasi, penonton tetap dapat memahami pesan yang disampaikan melalui visual.
  • 30. 17 D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penciptaan Karya Tugas Akhir ini bertujuan untuk: 1.1 Menyajikan dokumenter eksposisi yang menarik sehingga dapat mempengaruhi pemirsa lewat pesan visual bahwa pentingnya menjaga warisan leluhur. 1.2 Mengoptimalkan peranan pengarah acara dalam suatu produksi dokumenter agar pesannya dapat tersampaikan dengan baik. 1.3 Memenuhi syarat kelulusan D4 Manajemen Produksi Pemberitaan STMM Yogyakarta bagi penulis. 2. Manfaat 2.1 Bagi Penulis 2.1.1 Menambah wawasan dan pegalaman penulis dalam menciptakan program documenter televisi. 2.1.2 Mengasah kemampuan Pengarah Acara dalam mengkreasikan sajian gambar agar memiliki nilai jurnalistik yang tinggi. 2.1.3 Menerapkan ilmu teori dan ilmu praktek yang didapat selama perkuliahan. 2.1.4 Mengasah kreativitas pengarah acara dalam membuat karya produksi di masa mendatang.
  • 31. 18 2.2 Bagi Sekolah Tinggi Multi Media β€œMMTC” Yogyakarta 2.2.1 Untuk menambah arsip karya audio visual STMM MMTC. 2.2.2 Menjadi bahan referensi dan pembelajaran mahasiswa STMM MMTC. 2.2.3 Sebagai bahan evaluasi demi perkembangan dan perbaikan dimasa dating khususnya dalam meningkatkan kreativitas yang lebih baik bagi para mahasiswa untuk penciptaan karya Tugas Akhir. 2.3 Bagi Masyarakat 2.3.1 Mendapat tayangan yang inspiratif dan informatif dari program acara dokumenter televisi Program β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”. 2.3.2 Program dokumenter ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang perjuangan hidup seorang penjual jamu.
  • 32. 19 BAB II LANDASAN TEORI PENCIPTAAN A. Kajian Pustaka Pada penciptaan karya produksi yang berjudul Penerapan Developing Shot dalam Produksi Dokumenter Televisi Potret Indonesia edisi β€œ Merajut Harapan di Balik Ramuan ” ini, penulis menggunakan beberapa landasan penciptaan sebagai pedoman, diantaranya : 1. Teori Developing Shot Teknik developing shot adalah teknik pengambilan gambar yang mengkombinasi seluruh pergerakan obyek, fokus lensa, framing, pan, tilt, untuk mendukung pergerakan kamera ke dalam satu gerakan untuk membuat shot yang dinamis. Macam - macam pergerakan kamera : 1.1 Panning Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah horizontal tetapi tidak mengubah posisi kamera.
  • 33. 20 1.1.1 Folowing Pan Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri. Melakukan folowing pan dalam keadaan long shot akan mengakibatkan penonton dapat melihat hubungan yang terjadi antara objek dengan lingkungannya. Pan Left : Gerakan kamera mengikuti objek dari kiri ke kanan. Pan Right : Gerakan kamera mengikuti objek dari kanan ke kiri. 1.1.2 Survening Pan Gerakan kamera secara perlahan-lahan menyusuri pemandangan baik pemandangan hanya sekelompok orang atau pemandangan alam. 1.1.3 Interupted Pan Gerakan halus tapi dengan tiba-tiba dihentikan dengan maksud menghubungkan dua buah objek dimana objek tersebut terpisah satu dengan lainnya
  • 34. 21 1.1.4 Whipe Pan Gerakan panning yang dilakukan dengan cepat, sehingga tidak dapat memperlihatkan rincian gambarnya. Dengan whipe pan dapat menciptakan hubungan yang dinamis atau komperatif antar objek yang menghubungkan titik pandang yang berbeda pada scene yang sama. 1.2 Tilting Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera ke arah vertikal tetapi tidak mengubah posisi kamera. Tujuan dari tilting adalah menunjukan ketinggian atau kedalaman dan adanya satu hubungan. Tilt Up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas. Tilt Down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
  • 35. 22 1.3 Tracking Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera dengan arah maju dan mundur atau depan belakang, bisa dengan bantuan doly atau manual. Track In : gerakan maju kedepan. Track Out : gerakan mundur kebelakang. 1.4 Zooming Adalah pengambilan gambar dengan mengubah ukuran gambar dan sudut pandang antara wide angle (W) dan telephoto (T) dengan sentuhan tombol. Zooming mempengaruhi perspektif dalam satu adegan, oleh karena itu gerakan zooming harus dilakukan dengan tujuan yang jelas. 1.5 Arching Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera mengelilingi objek utama seperti lingkaran penuh. Dalam melakukan arching kamera melakukan gerakan sapuan sirkuler mengitari objek. Ukuran gambar yang digunakan CU, MS atau LS selama melakukan arching, tetapi ukuran gambar harus senantiasa
  • 36. 23 konstan dan lebih efektif bila tidak dilakukan kombinasi ukuran gambar. 1.6 Pedestal dan Crane Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera menggunakan alat penyangga pedestal/ crane. 1.7 Crabbing Adalah pengambilan gambar dengan cara menggerakan badan kamera menyamping. 1.8 Following Adalah pengambilan gambar dengan menggerakan badan kamera mengikuti objek yang bergerak. 2. Komposisi Gambar Komposisi gambar juga menentukan perhatian penonton, karena dalam prinsip pengambilan gambar tidak boleh meninggalkan terlalu banyak ruangan kosong pada layar. Andi Fachruddin (2012:153), menjelaskan ada beberapa komposisi gambar lain, antara lain: Type shot, pada saat memproduksi program televisi, tipe pengambilan gambar akan disesuaikan dengan format
  • 37. 24 program yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini akan mempermudah proses penyampaian pesan, menghibur, dan memberi makna yang efektif pada pemirsa televisi, sehingga tipe pengambilan gambar yang menjadi dasar pembuatan berbagai program acara televisi diantaranya adalah : Developing shot, proses pengambilan gambar dengan menggunakan seluruh pergerakan kamera dengan berbagai angle. Unsur dalam komposisi yang vital salah satunya adalah framing, Gerald Millerson (1994:125), membagi ukuran framing yang sering disebut jenis shot antara lain: 2.1 Extreme long shot Gambar 4. Extreme long shot Sumber : dokumen pribadi Digunakan untuk menggambil gambar yang sangat-sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar. Menekankan pada setiap perekaman scene perlu memberikan shot-shot yang dapat memperkenalkan seluruh lokasi adegan dan isi cerita.
  • 38. 25 Biasanya, Extreme Long Shot digunakan untuk komposisi gambar indah dan panorama. 2.2 Very long shot Gambar 5. Very long shot Sumber : dokumen pribadi Digunakan untuk menggambarkan panjang, lebar dan dimensi yang luas dalam latar tempat penceritaan. Namun lebih sempit dari extreme long shot sehingga pemirsa masih dapat mengidentifikasi bentuk warna dan kontur subjek. 2.3 Long shot Gambar 6. Long shot Sumber : dokumen pribadi
  • 39. 26 Ukuran Long Shot adalah gambar manusia seutuhnya dari ujung rambut hingga ujung sepatu. Bentuk shot yang lebih sempit dari very long shot. Biasanya Long Shot dikenal sebagai Landscape format yang menghantarkan mata penonton kepada keleluasaan suatu suasana dan obyek. 2.4 Knee shot Gambar 7. Knee shot Sumber : dokumen pribadi Yaitu ukuran shot yang menyajikan citra subjek yang lebih utuh, pada manusia berupa komposisi gambar dari ujung kepala hingga lutut kaki. Batas frame tepat dibawah lutut atau diatasnya, tergantung jenis kelamin dan pakaian subjek serta dinamisasi pergerakan kamera.
  • 40. 27 2.5 Medium shot Gambar 8. Medium shot Sumber : dokumen pribadi Ukuran shot dengan batas anatomis pada subjek manusia dari ujung kepala hingga pinggang, sehingga ekpresi dari aktor sudah Nampak walaupun belum mendetail. 2.6 Medium Close up Gambar 9 . Medium Close Up Sumber : dokumen pribadi Medium Close up dapat dikategorikan sebagai komposisi β€œPotret Setengah Badan” dengan latar belakang yang masih bisa dinikmati. Medium Close up justru memperdalam gambar dengan lebih menunjukan profil dari obyek yang direkam.
  • 41. 28 2.7 Close up Gambar 10. Close up Sumber : dokumen pribadi Dengan batasan anatomis dari leher hingga ujung kepala, bisa juga diartikan sebagai komposisi gambar yang β€œ Fokus kepada Wajah”. Komposisi Close up memotong di sekitar bagian atas dada subjek hingga di bawah dagu, sehingga bagian pundak subjek masih terlihat. Close up digunakan sebagai komposisi gambar yang paling baik untuk menggambarkan emosi atau reaksi seseorang dalam sebuah adegan. 2.8 Big close up Gambar 11. Big close up Sumber : dokumen pribadi
  • 42. 29 Komposisi big close up memotong bagian atas dahi subjek, sedangkan pada bagian bawah sedikit diatas dagu. Ukuran shot yang lebih sempit dari close up sehingga dapat memperlihatkan perkembangan perubahan mata, kerutan wajah, emosi dan ekpresi dari sang aktor. 2.9 Extreme close up Gambar 12. Extreme close up Sumber : dokumen pribadi Ukuran shot yang paling sempit sehingga hanya membatasi anatomi salah satu indera manusia saja (mata, telinga, hidung atau organ lainnya). Sehingga memaksa perhatian pemirsa untuk mengamati gestur dan bahasa tubuh yang harus diketahui. Sudut kamera atau angle kamera memiliki fungsi dalam penyampaian shot, Baksin (2006:124), menyebutkan ada empat camera angle, yaitu:
  • 43. 30 2.1 Bird eye view, adalah suatu teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan posisi kamera diatas ke tinggian objek yang direkam. 2.2 High angle, merupakan pengambilan gambar dari atas objek, dengan high angle, maka objek terlihat lebih kecil. 2.3 Low angle, menggambarkan seseorang yang berwibawa atau berpengaruh tidak bisa menggunakan high angle karena kesan yang ditimbulkan akan melenceng, maka yang tepat adalah low angle. 2.4 Eye level, adalah teknik pengambilan gambar yang sejajar dengan objek. 3. Pengarah Acara Penulis memilih pengarah acara pada produksi karya tugas akhir ini. Pengarah acara adalah denyut nadi sebuah program dan seseorang yang memimpin sebuah produksi hingga proses editing. Sedangkan definisi Pengarah Acara menurut Andi Fahruddin, (2012:60) seseorang yang bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi program televisi, Pengarah Acara bertugas di lapangan untuk mengendalikan produksi yang ditanganinya.
  • 44. 31 Pengarah Acara adalah seseorang yang ditunjuk untuk bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi suatu program acara. Pengarah acara merupakan peran yang sangat strategis dalam sebuah produksi televisi, karena pengarah acara sangat berpengaruh dalam menentukan jalannya sebuah produksi. Pengarah Acara menurut JB Wahyudi (1996:54), seorang yang bertanggung jawab secara teknis melaksanakan produksi satu mata acara siaran atau program acara siaran. Mengutip Naratama, (2004:2) Sutradara televisi adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai profesi menyutradarai program acara televisi baik untuk drama maupun non drama, dalam produksi single maupun multi kamera. Pengarah Acara berperan melakukan liputan audio visual berdasarkan perencanaan gambar yang akan diambil. Pengarah Acara menginterpretasikan naskah seorang Produser menjadi suatu bentuk, dan susunan gambar dan suara, sehingga hasil karyanya dapat benar – benar dinikmati. Seorang Pengarah Acara menggunakan sistem rekaman gambar elektronik, baik untuk single camera maupun untuk multi camera.
  • 45. 32 Darwanto (2006:2003) mengatakan, Pengarah Acara harus selalu mengembangkan daya kreativitasnya, untuk dapat dituangkan dalam bentuk rencana kerjanya disamping itu harus mampu menjalin kerjasama dengan pihak lain, dalam usaha menuju keberhasilan tugasnya. Dari teori – teori diatas dapat disimpulkan seorang Pengarah Acara merupakan sosok vital dalam sebuah produksi televisi, mulai dari pra produksi, produksi, hingga paska produksi, peran Pengarah Acara tetap dibutuhkan. 4. Dokumenter Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (misalnya suku terasing) atau kehidupan hewan dipadang rumput dan sebagainya. (Morissan, M.A. 2008: 28). Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan ekstensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata. Berusaha menyajikan sesuatu yang sebagaimana mestinya,
  • 46. 33 meski menyajikannya suatu secara obyektif itu hampir tidak mungkin. (Fred Wibowo 2009:146). Menurut Andi Fahrudin (2012:316), mengatakan karya dokumenter merupakan film yang menceritakan sebuah kejadian nyata dengan kekuatan ide kreatornya dalam merangkai gambar – gambar menarik menjadi istimewa secara keseluruhan. Dokumenter diciptakan menggunakan kejadian atau keadaan yang sebenarnya, senada dengan Frank E. Beaver (1994:119), Film dokumenter biasanya di –shot disebuah lokasi nyata, tidak menggunakan actor dan temanya berfokus pada subyek – subyek seperti sejarah, ilmu pengetahuan, sosial atau lingkungan, dengan tujuan dasar untuk memberi pencerahan, infomasi, pendidikan, melakukan persuasi, dan memberi wawasan tentang dunia yang kita tinggali. Dari beberapa pengertian itulah penulis menggunakan format dokumenter untuk mengemas sajian program dokumenter televisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”, yang termasuk ke dalam tipe edukasi. Program acara tersebut dibuat untuk menambah pengetahuan penonton. Dalam bukunya, (Fred Wibowo 2009:149) juga mengatakan bahwa, dalam produksi dokumenter terdapat
  • 47. 34 dua unsur pokok yang kemudian dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara. Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi, antara lain: rangkaian kejadian, kepustakaan, pernyataan, wawancara, dokumen, layar kosong/ silhouette. Unsur kedua merupakan unsur suara atau sound terdiri dari : narasi atau reporter, synchronous sound, sound effect, musik atau lagu, kosong atau sepi. Selain itu, menurut Nova Kristiana (2007:89), β€œ untuk mendukung alur dokumenter diperlukan eye catcher yang merupakan elemen yang berfungsi menarik, mengikuti mata pengamat pada titik tertentu, untuk mengamati lebih dalam dan memahami isi pesan”. Dokumenter memiliki karakteristik sendiri dalam penyampaiannya, Andi Fahruddin (2012:320) menjelaskan tipe pemaparan dokumenter: 4.1 Dokumenter Eksposisi, adalah dokumenter yang paling konvensional, ciri khasnya menggunakan narrator sebagai penutur tunggal. 4.2 Dokumenter Observasi, tidak menggunakan narrator sebagai pengisi suara, konsentrasi pada dialog antar subjek. Produser posisinya sebagai observer, alur penceritaannya cenderung datar.
  • 48. 35 4.3 Dokumenter Interaktif, dimana produser berperan aktif, adegan komunikasi antara sutradara dengan subyeknya terlihat jelas. 4.4 Dokumenter Refleksi, menggambarkan mata kamera bagaikan mata film yang merekam berbagai realitas. Fokusnya berada pada pengemasan proses pembuatan shooting. 4.5 Dokumenter Performatif, fokusnya adalah kemasan. Kemasan harus semenarik mungkin, alurnya lebih diperhatikan. B. KAJIAN SUMBER PENCIPTAAN Kajian sumber penciptaan merupakan deskripsi tentang berbagai hal yang mendukung data dalam menciptakan karya. Sumber-sumber karya dokumenter yang diperoleh dan diamati oleh pencipta mulai dari pembentukan ide/ gagasan dan konsep karya penciptaan adalah sebagai berikut : 1. Sumber Informasi Primer Menurut Septiawan Santana (2003:224), β€œsumber informasi primer diartikan sebagai sumber pokok yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Sumber informasi primer sebagai berikut:
  • 49. 36 1.1 Wawancara 1.1.1 Mariyem, Penjual Jamu β€œ Saya masih konsisten dengan berjualan jamu tradisional karena saya sudah menjualnya selama kurang lebih 22 tahun. Dari hasil berjualan jamu ini saya bisa menyekolahkan anak – anak saya. Bagi saya berjualan jamu sudah seperti kehidupan saya sendiri. Saya senang berjualan jamu, walaupun hasilnya tidak seberapa tapi saya menikmatinya. β€œ 1.1.2 Kantun Saputro, Anak Penjual Jamu β€œ Ibu itu sosok malaikat yang telah melahirkan aku dan membesarkan aku. Aku ingin mengangkat derajat seorang ibu dan membahagiakannya.” 1.1.3 Wiwit, Tetangga bu Mariyem β€œ Jamunya bu Mariyem itu menjadikan badan saya segar. Jamunya juga bersih, dan disajikan dengan benar – benar mengandalkan sisi tradisionalnya. β€œ
  • 50. 37 1.1.4 Suwarti, Tetangga bu Mariyem β€œ Bu Mariyem itu kalau lagi nggak jualan jamu, pergi ngeladang di sawah. β€œ 1.2 Observasi Menurut Laksono (2010:272), β€œobservasi sendiri memang lebih dikenal dikalangan jurnalis media cetak, yang biasanya dikaitkan dengan verifikasi fisik atas objek liputannya”. Karena itu, observasi berarti aktivitas jurnalis menggunakan semua panca inderanya untuk mencari informasi atau menemukan fakta di lapangan. 2. Sumber Informasi Sekunder/ Dokumentasi Sumber informasi sekunder digunakan sebagai sumber pendukung dari informasi primer. Septiawan Santana (2003:230), sumber – sumber sekunder ini berisi informasi yang telah dipublikasikan dan dapat diakses secara umum. Berikut ini adalah sumber pendukung yang didapatkan oleh penulis, diantaranya: 2.1 Buku Cetak 2.1.1 Tanaman Obat Indonesia, karya Prof. dr. H. Azwar Agoes, DAFK, Sp.FK(K) Salah satu bagian dari buku ini adalah membahas tentang tanaman obat yang berkhasiat untuk pengobatan tradisional. Buku ini juga memuat
  • 51. 38 Program Menteri Kesehatan, yaitu β€œSaintifikasi Jamu” (upaya dan proses pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan). 2.1.2 Jamu Sakti Mengobati Penyakit, karya Koko Handoyo Buku ini mengulas tentang segala hal yang berhubungan dengan jamu. Mulai dari farmakologi jamu hingga fakta – fakta unik seputar jamu yang memiliki khasiat yang luar biasa serta berbagai panduan praktis meramu jamu sebagai pengobatan yang efektif. 2.1.3 Resep dan Khasiat Jamu Tradisional Nusantara, karya Soedarsono Djojoseputro Buku ini akan mengungkap rahasia jamu dari berbagai penjuru nusantara. Lengkap dengan resep dan ramuan pencegah dan penyembuh penyakit. 2.1.4 1001 Khasiat dan Manfaat Jamu Godog untuk Segala Macam Penyakit, karya Faisal M. Sakri Buku ini memberikan informasi yang lengkap, runtut, dan praktis mengenai jamu godog. Buku ini juga menjelaskan dasyatnya khasiat jamu,
  • 52. 39 cara membuat dan mengkonsumsi jamu, bahan – bahan dasar pembuatan jamu, menyiapkan jamu godog, cara merebus ramuan jamu godog dan anka resep atau racikan jamu godog. 2.2 Internet 2.2.1 www.manfaatbuahdaun.blogspot.com/2013/11/manfaat- jamu-beras-kencur-untuk.html?m=1 Minyak atsiri yang dikandung kencur diklaim memiliki banyak senyawa yang bermanfaat, diantaranya adalah : 2.2.1.1 Menyegarkan tubuh 2.2.1.2 Menambah stamina 2.2.1.3 Meredakan sakit 2.2.1.4 Mengobati masuk angin hingga migraine 2.2.1.5 Mencegah jerawat 2.2.2 www.id.m.wikipedia.org/wiki/Jamu Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan lebih popular dengan sebutan herba/ herbal. Jamu dibuat dari bahan – bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan, seperti rimpang (akar – akaran), daun – daunan, kulit batang, dan buah.
  • 53. 40 2.2.3 www.indonesia.travel/id/destination/457/yogyakarta/article/ 328/jamu-jawa-tradisional-manfaat-dan-khasiat-yang- diwariskan-turun-temurun Khasiat jamu sangatlah beragam bergantung pada jenis racikan bahannya. Lebih banyak jamu dimanfaatkan untuk merawat kecantikan dan kesehatan dari luar maupun dalam. Jamu juga dikenal tidak beracun dan tanpa efek samping, khasiatnya telah teruji oleh waktu.
  • 54. 41 BAB III PROSES PENCIPTAAN A. Ide Penciptaan 1. Inti Gagasan Menurut Fachrudin (2012: 336) β€œSetiap program televisi dimulai dari ide yang menjadi dasar pijakan untuk pekerjaan selanjutnya, sehingga penentuan cerita bisa fokus namun tetap berkembang sesuai hasil penelusuran dan situasi di lapangan”. Dalam produksi dokumenter televisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” penulis sebagai pengarah acara bertugas untuk menerjemahkannya menjadi konsep audio visual. Konsep ini disusun menjadi sebuah alur cerita yang dapat mengirim pesan kepada khalayak. Untuk itu, daya imajinatif serta rasa kreatif menjadi hal penting dalam mengkonsep sebuah sajian televisi yang terdiri dari unsur audio dan visual. Tayangan televisi merupakan karya audio visual yang kreatif, inovativ serta memiliki estetika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah estetika gambar. Seorang pengarah acara dalam memvisualkan imajinasinya melalui media gambar juga harus memahami teori developing shot, seperti panning,
  • 55. 42 tilting, tracking, zooming, arching, pedestal, crane, crabbing, dan following. Dalam karya produksi ini penulis fokus pada developing shot, dimana setiap gambar yang diambil harus mengkombinasi seluruh pergerakan obyek, fokus lensa, framing, pan, tilt, untuk mendukung pergerakan kamera ke dalam satu gerakan membuat shot yang dinamis. 2. Sinopsis Sinopsis adalah β€œringkasan cerita dari program yang diinginkan, harus singkat, padat, dan dimengerti oleh siapapun juga” (Andi Fachrudin. 2012 : 348). Berikut sinopsis karya skripsi penciptaan karya β€œPotret Indonesia” berjudul β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan”. Dewasa ini, banyak orang yang melupakan tradisi dan beralih ke hal yang lebih modern. Salah satu dari tradisi yang mulai terlupakan ialah jamu tradisional yang kini tergantikan dengan adanya jamu buatan pabrik yang lebih bersifat instan. Namun, ada seorang ibu yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah yang masih konsisten dengan berjualan jamu. Beliau masih mengutamakan tradisionalitas pembuatan jamu, mulai dari bahan – bahannya maupun cara pembuatannya. Setiap hari ibu Mariyem berjuang menjual jamu tradisionalnya melalui jalanan yang berliku dan tanpa
  • 56. 43 mengeluh. Kondisi jalan yang rusak parah ditambah cuaca Semarang yang sangat panas tak menyurutkan niat bu Mariyem menjualkan jamunya. Setelah dari pagi membuat jamu dan menjualkannya, sore harinya bu Mariyem mencari kayu bakar di hutan untuk digunakan membuat jamu keesokan harinya. Namun beliau melakukannya dengan ikhlas, semangatnya menjualkan jamu tradisional tak pernah padam. 3. TREATMENT (terlampir) 4. Shooting List (terlampir) 5. Jadwal Pelaksanaan Produksi (terlampir)
  • 57. 44 B. Media, Peralatan dan Teknik Produksi 1. Media Media yang akan penulis beserta tim gunakan dalam karya dokumenter ini adalah televisi. Televisi merupakan media audio – visual yang berarti sebuah program harus memperhatikan kualitas gambar dan juga suara. Hal ini menjadi tantangan bagi penulis dan tim untuk mewujudkan program televisi yang dapat diterima oleh masyarakat. 2. Peralatan Peralatan yang dibutuhkan dalam penciptaan karya produksi ini meliputi : Tabel 1. Tabel Peralatan ALAT TIPE JUMLAH Kamera DSLR Canon EOS 5D Mark II 1 unit Lensa Canon wide 11 – 16 mm 1 unit Lensa Canon fix 50 mm 1 unit Lensa Canon Tele 70 – 200 mm 1 unit Lensa Canon Standar 18 – 55 mm 1 unit Batterai kamera 5D 2 unit Charger Batterai 5D 1 unit Memory CF Extreme 2 unit
  • 58. 45 Tripod Takara 2 unit Slider Cam 1 unit Glade Cam 1 unit Portal 1 unit Card Reader 1 unit GoPro Hero 1 unit Lighting 1. LED Portable 2 unit 2. Perleng 4 unit Audio Condensor Microphone 1 unit Audio Recorder Zoom H4n 1 unit Headphone 1 unit Kabel XLR Male – Female 1 unit Memory SD Card 1 unit
  • 59. 46 Tabel 2. Rincian Anggaran No Nama Barang Jumlah Tipe Keterangan Harga 1 Lensa Tele 1 unit 70-200 mm Sewa / 3 hari Rp 450.000 2 Tripod kamera 2 unit Libec Sewa / 3 hari Rp 60.000 3 Batrai audio 7 Pasang Alkaline AA 1,5 volt Beli Rp. 50.000 4 Clipon Wireless 1 unit - Sewa / 3 hari Rp 375.000 5 Portal 1 unit 2 meter Sewa / 3 hari Rp 450.000 6 Fee narasumber 1 orang - Bu Mariyem Rp.300.000 7 Konsumsi 5 orang - @20.000/ 3 hari Rp.300,000 8 Biaya tak terduga - - - Rp.200,000 9 Transportasi 1 mobil Luxio Jogjakarta – Semarang PP Rp.150.000 TOTAL ANGGARAN RP.2.335.000
  • 60. 47 Adapun alasan menggunakan alat-alat tersebut diatas adalah: 2.1 Kamera DSLR Canon 5D Didital Single Lens Rflex (DSLR) Canon 5D yaitu kamera foto yang sudah dilengkapi dengan fitur perekam Video. Karena kamera ini merupakan DSLR maka dapat dengan mudah penggunaan mengganti lensa sesuaikan menurut kebutuhan. Sensor penangkap cahaya yang dipakai adalah Cmos dengan ukuran 36,0 mm x 24.0 mm dan mampu menghasilkan gambar mencapai 21.1 megapixel. Kamera Canon 5D ini memiliki banyak pilihan format perekaman seperti: 2.1.1 Full High Definition ( 1920x1080 ) mampu merekam gambar 25 frame atau 24 per detik 2.1.2 High Definition 1280 x 720 mampu merekam gambar 50 frame per detik 2.1.3 Standar format 4:3 ( 640 x 480 ) dapat merekam gambar 50 frame per detik.
  • 61. 48 Tabel 3. Spesifikasi Canon DSLR 5D Mark II Alat Spesifikasi Type Resolusi 21.1 Megapixel dengan sensor CMOS APS-C, menghasilkan gambar resolusi tinggi super quality dan detail. Image type JPEG, RAW, JPEG+RAW, MOV,sRAW1,sRAW2 DIGIC 4 Imaging Processor’s 14-bit A/D, memberikan kecepatan pemrosesan hasil gambar yang cepat dan tepat serta menjaga detail dan warna tetap halus. Automatic Image Brightness Correction Auto Lighting Optimizer with Face Detection Auto Lighting Optimizer dengan 4 fungsi pengaturan : standar, rendah, kuat dan nonaktifkan. Menganalisa kecerahan subjek foto, dan secara otomatis memperbaiki bagian-bagian gelap untuk membuat lebih cerah. Recording size Full HD Video capture resolusi 1920Γ—1080 dengan frame rate yang fleksibel (30p 25p & 24p), 1280 x 720:50fps / 60fps and 640 x 480:50fps / 60fps (SD / movie crop) hingga 4GB per klip dengan output HDMI (CEC compliant) untuk tampilan HD dan video stills.
  • 62. 49 External microphone in terminal 3.5mm dia. Stereo mini jack AF Points Dengan 9 point auto focus(AF) tingkat akurasi yang tinggi Monitor Size and Dots LCD Wide, 3.0-inch (3:2) Clear View LCD(1, 040,000 dots) ISO Speed (Recommended exposure index) ISO 100 – 6400 (whole-stop increments), ISO expansion 12800. In Basic Zone modes, Auto ISO sets the ISO auto matically with in 100 – 3200 the minimum ISO speed when (highlight tone priority) is enabled Will Be ISO200 In Creative Zones, ISO Auto’s upper limit (ISO 400 – 6400) 2.2 Tripod Camera Tripod merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menyangga badan kamera ketika pengambilan gambar berlangsung agar stabil dan tidak β€œterinterverensi” oleh gerakan tubuh. Selain itu berguna untuk mendapatkan titik horizontal atau kamera dalam keadaan balance. Tripod juga digunakan dalam pengambilan gambar yang mengharuskan melakukan pergerakan baik badan atau lensa kamera seperti : pan, tilt, pedestal.
  • 63. 50 2.3 Lensa Produksi dokumenter ini menggunakan lensa kamera DSLR dengan rincian sebagai berikut : 2.3.1 Canon 11-16mm, F : 2,8 Penggunaan lensa ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang luas dan lebar. 2.3.2 Canon 50mm IS II, F : 1.4 Lensa ini digunakan dalam berbagai frame yang menampilkan profil sesorang dengan bukaan yang besar lensa ini berkekuatan untuk menciptakan depth of field yang tajam. 2.3.3 Canon 70-200mm IS, F : 2.8 Lensa ini memiliki focal lenght yang besar sehingga dalam penggunanya dapat dimanfaatkan ketika jarak antara cameraman dan objek berada cukup jauh, dengan lensa ini jarak tersebut bukan menjadi masalah. Lensa dengan tipe zoom ini memberikan keleluasaan cameraman dalam membuat frame. 2.4 Slider Camera Slider membantu pengambilan gambar terlihat bagus. Dengan pergerakan crab left dan crab right. Alat ini juga bisa melakukan track in dan track out.
  • 64. 51 2.5 Lighting LED Lamp Dalam produksi dokumenter ini lighting yang digunakan adalah LED light. Lampu ini memiliki cahaya yang cukup terang dan memiliki colour temperature daylight. Lampu ini juga merupakan lampu portable sehingga pengaplikasianya tidak memakan waktu dan tidak membebani cameraman dalam mengejar momen. 2.6 Audio Recorder Portable Zoom H4N Gambar 13. Zoom H4N Audio recorder portable ini sangat mudah dibawa dan penggunanya dirasa cukup tepat untuk menutupi kekurangan kualitas audio DSLR, sehingga nantinya suara yang dihasilkan juga berkualitas. 3. Teknik Produksi Proses perekaman menggunakan dua kamera, dilakukan secara langsung menggunakan memori yang tersedia di masing-masing kamera. Penggunaan dua kamera dimaksudkan agar setiap adegan yang dilakukan tidak ada yang terlewatkan atau di backup oleh kamera kedua tersebut.
  • 65. 52 Penggunaan dua kamera juga berguna untuk menghemat waktu pada saat pengambilan gambar. Dalam produksi dokumenter ini, terdapat berbagai jenis komposisi agar secara estetis gambar-gambar dapat memberikan informasi dan pesan. Pemilihan shot yang bertujuan untuk memperkuat tekanan nilai estetis pada film dokumenter ini akan diperoleh melalui insert shot pada objek sehingga menghasilkan dinamika gambar yang berkesinambungan. C. Tahapan Penciptaan 1. Pra Produksi Tahapan pra produksi merupakan tahapan awal dalam memulai kegiatan produksi. Penulis sebagai pengarah acara pada tanggal 9 Maret 2015 dan 13 April 2015, telah melaksanakan observasi ke rumah bu Mariyem di Semarang, Jawa Tengah mengenai pembuatan jamu dari bahan – bahan mentah dengan cara ditumbuk dan didihkan hingga menjadi jamu yang siap untuk dijual dan perjuangan bu Mariyem menjualkan jamunya dengan berjalan kaki. Hasil yang didapat dalam observasi, penulis sebagai pengarah acara membutuhkan lebih dari satu kamera, hal ini dikarenakan jarak tempuh bu Mariyem menjual jamu yang jauh sekitar 10 kilometer, memungkinkan banyak terjadi momen
  • 66. 53 didalamnya. Oleh karena itu, diputuskan untuk menggunakan tiga kamera agar momen tersebut tidak terlewatkan. Penulis yang memiliki tugas sebagai pengarah acara menganalisis treatment serta mengembangkannya menjadi konsep produksi dengan membuat shot list. Penulis berdiskusi dengan Director of Photography tentang konsep gambaran yang akan divisualkan, dan menentukan angle - angle kamera yang akan diambil sesuai dan kemudian dituangkan dalam bentuk shot list. 2. Produksi Proses produksi karya dokumenter berlangsung selama empat hari. Berikut ini rincian proses produksi: 2.1 Senin, 20 April 2015 Hari pertama, penulis bersama tim produksi menuju Simpang Lima, Semarang untuk mengambil shot timelapse Masjid Baiturrahman dan suara keramaian kota Semarang. Setelah itu, menuju ke Lawang Sewu dan Tugu Muda untuk mengambil shot timelapse keramaian dan kondisi kemacetan lalu lintas Semarang, tim juga mengambil audio atmosphere. Pengambilan visual kemacetan menggunakan teknik developing shot yaitu menggunakan portal dan slider.
  • 67. 54 Kemudian penulis bersama tim produksi menuju rumah bu Mariyem untuk memberitahu bahwa besok akan mulai di ambil gambar dari awal proses pembuatan hingga kegiatan bu Mariyem sampai malam hari. 2.2 Selasa, 21 April 2015 Hari kedua, penulis bersama tim melakukan kegiatan pengambilan gambar awal proses pembuatan jamu tradisional hingga kegiatan bu Mariyem setelah berjualan jamu. Kegiatan pengambilan gambar ini dimulai sejak pukul 04.30 hingga 19.00 WIB. Pengambilan gambar dimulai dengan mengambil visual bu Mariyem berangkat ke Musholla untuk shalat Shubuh, dilanjutkan pengambilan visual proses pembuatan jamu hingga proses pembuatan jamu selesai dengan menerapkan developing shot menggunakan slide dan flycam. Penulis bersama tim ikut perjuangan bu Mariyem dalam menjualkan jamunya hingga jamunya habis, pengambilan dilakukan dengan cara follow narasumber dengan menggunakan flycam. Setelah menjualkan jamu, mengikuti bu Mariyem mencari kunyit dan kayu bakar di kebun. Kegiatan selanjutnya adalah mengikuti bu Mariyem membeli
  • 68. 55 bahan – bahan pembuatan jamu menggunakan flycam dan slide. Sore harinya, kegiatan bu Mariyem adalah menyapu halaman. Pengambilan menggunakan flycam dan camera still. 2.3 Rabu, 22 April 2015 Hari ketiga, penulis bersama tim produksi mengambil established lingkungan rumah penjual jamu, serta shot tambahan seperti anak – anak yang sedang bermain. Sore harinya, mengambil wawancara dengan bu Mariyem, putranya, dan opini tetangga bu Mariyem. Pengambilan gambar menggunakan lensa wide, slider dan portal untuk menimbulkan kesan gambar yang luas. 2.4 Kamis, 23 April 2015 Hari terakhir, penulis bersama tim produksi mengambil shot tambahan untuk timelapse di kota Semarang. 3. Pasca Produksi Pada tahapan ini penulis sebagai pengarah acara melakukan pengecekan terhadap stok gambar yang ada dan disesuaikan dengan kebutuhan gambar yang diperlukan. Gambar - gambar kemudian dikelompokkan ke dalam folder
  • 69. 56 secara terpisah, sesuai dengan kebutuhan masing-masing sequence. Pemilihan gambar disesuaikan dengan konsep isi treatment tanpa meninggalkan asas sinema rush copy yaitu menggambarkan realita yang ada. Pada sequence 1 dipilih gambar yang menggambarkan identitas kota Semarang. Gambar yang dipilih memiliki variasi tipe shoot berdasarkan variasi developing shot, mulai dari long shoot kota Semarang dan timelapse Tugu Muda sebagai simbol identik Semarang. Pada sequence 2 penulis memilih gambar - gambar kegiatan bu Mariyem sebelum membuat jamu berdasarkan variasi developing shot. Atmosphere dan original sound diambil menggunakan H4N dan H1N. Sementara untuk sequence 3, penulis memilih gambar - gambar proses pembuatan jamu. Pemilihan gambar memiliki penekanan pada tipe long shoot berdasarkan variasi developing shot dengan motivasi untuk melihatkan proses pembuatan jamu serta gambar close up untuk menyampaikan adegan - adegan dramatik di dapur. Paska pemilihan gambar yang ada, penulis melakukan koordinasi dengan editor untuk membedah treatment serta shotlist untuk kebutuhan editing. Kegiatan editing dilakukan secara dua tahap, off line dan on line. Kegiatan editing off line
  • 70. 57 adalah memotong/ membuang video yang tidak di perlukan dan menyusun adegan per adegan di setiap sequence. Sementara editing on line memasukkan judul, memberi effect, backsound, chargent. D. Konsep Penayangan Program acara Potret Indonesia setiap hari Minggu, jam 09.00 WIB. Pemilihan hari Minggu karena sesuai dengan yang dijelaskan oleh Morissan (2009:258) β€œketersediaan audience pada akhir minggu (weekend) yaitu hari Sabtu dan Minggu agar berbeda dengan hari biasa. Secara teori, audience anak – anak dan dewasa tersedia pada setiap waktu siaran pada akhir minggu. Program dikemas secara sederhana tanpa menggunakan presenter, dalam durasi 16 menit. Pesan yang disampaikan bersifat tersirat dari setiap visual yang ada dipadukan dengan ilustrasi musik.
  • 71. 58 BAB IV PEMBAHASAN KARYA A. Deskripsi Karya Penulis sebagai pengarah acara dalam skripsi karya produksi ini mengangkat judul β€œPenerapan Developing Shot dalam Produksi Dokumenter Televisi Potret Indonesia edisi Merajut Harapan di Balik Ramuan”. Tayangan televisi merupakan karya audio-visual yang kreatif, inovativ serta memiliki estetika. Dalam tugasnya, seorang pengarah acara harus dapat menginterpetasikan ide dari produser untuk dijadikan sebuah tayangan audio visual. Visual merupakan satu hal yang sangat penting dalam karya dokumenter ini. Peran visual disini sebagai media penyampai pesan. Untuk itu pengarah acara harus dapat merangkai gambar dan ilustrasi musik yang tepat agar mampu menarik minat penonton untuk menikmatinya. Karya dokumenter Potret Indonesia diawali dengan Id’s Program β€œPotret Indonesia” berupa visual dan grafis bermuatkan contoh keaneka ragaman budaya Indonesia serta semangat persatuan dari ragam masyarakatnya. Karya dokumenter ini secara garis besar terbagi dalam tiga sequence. Sebelum memasuki sequence pertama, penulis menyusun eye catcher berupa cuplikan-cupikan gambar yang
  • 72. 59 menarik. Secara garis besar berikut penjabaran dari ketiga sequence tersebut. 1. Sequence pertama, mendeskripsikan mengenai kemacetan dan modernisasi kota Semarang. Sequence ini lebih bersifat informatif. Berisi visual yang menggambarkan kota Semarang. Pada bagian awal ini juga di tampilkan aktifitas pembuatan jamu serta disisipi statement dari bu Mariyem. 2. Sequence kedua, mendeskripsikan perjuangan bu Mariyem menjual jamunya. Bagian ini lebih di dominasi oleh interaksi antara bu Mariyem dengan pembelinya sebagai pengantar informasi. 3. Sequence ketiga, mendeskripsikan tentang harapan baru keluarga bu Mariyem. Di bagian awal sequence menyajikan visual bu Mariyem mencari kunyit dan kayu bakar di kebun. Berikutnya, ditayangkan visual bu Mariyem membeli bahan – bahan pembuatan jamu dan kegiatan saat sore hari di rumahnya. Di akhir sequence sekaligus pengantar menuju credit tittle ditayangkan statement dari Kantun Saputro, putra bu Mariyem tentang harapan untuk kedepannya dan cuplikan beauty shoot dan quote yang diiringi ilustrasi musik.
  • 73. 60 B. Analisis dan Sintesis Karya Tahapan produksi suatu acara dari perencanaan, produksi, hingga pasca produksi telah dilalui penulis dan tim. Penulis sebagai pengarah acara telah berperan dalam setiap tahapan produksi tersebut terutama dalam penerjemahan ide menjadi alur cerita dan penyusunan visual. Selain itu, konsep pengambilan gambar pada produksi ini merupakan peliputan kegiatan bu Mariyem tanpa ada unsur dirrecting. Hal ini mengacu pada sistem rush copy, bahwa visual yang ada adalah sebuah realita. Berikut analisa karyanya. Pada bagian awal, sebelum memasuki sequence 1, terlebih dahulu ditayangkan eye catcher. Eye catcher bersisi potongan- potongan gambar untuk menggugah rasa penasaran pemirsa agar tetap melihat tayangan ini. Visual yang disajikan pada eye catcher ini adalah potongan-potongan gambar bu Mariyem saat proses pembuatan jamu hingga saat menjual jamunya. Tipe shot yang digunakan mengkombinasikan medium shot dan close up untuk menampilkan ekspresi dan beberapa long shot untuk melihatkan lingkungan dan jalan yang dilalui oleh bu Mariyem. Hal ini mengacu bahwa medium shot bertujuan untuk menunjukkan subyek lebih detail, dan juga menunjukkan emosi subyek.
  • 74. 61 1. Sequence 1 (Ramuan Tradisional Jamu) Sequence ini menjelaskan mengenai ramuan tradisional jamu. Visual yang ditayangkan adalah aktivitas pembuatan jamu secara tradisional. Berikut shot-shot yang dipilih dalam sequence ini beserta analisanya: Gambar 14. MS plang Simpang Lima Visual diatas merupakan opening sequence 1. Pemilihan medium shot (sesuai dengan teori pada halaman 28) sebagai tipe shot dalam visual ini untuk melihatkan lokasi pengambilan karya. Pengambilan gambar ini menggunakan teknik panning left untuk menunjukan kesan gambar yang dinamis dan menarik (sesuai dengan materi developing shot pada halaman 20). Gambar 15. VLS keramaian Lawang Sewu Gambar ini menggunakan tipe very long shot (sesuai dengan teori halaman 26) untuk menunjukkan keramaian lokasi penciptaan karya. Pemilihan visual ini menggunakan teknik tilting up (sesuai
  • 75. 62 dengan materi developing shot pada halaman 22) untuk menunjukan kemegahan Lawang Sewu sebagai ciri khas kota Semarang. Gambar 16. Long Shot lingkungan sekitar Menurut Fachrudin, pengarah acara bertanggung jawab mengubah sebuah konsep atau naskah menjadi bentuk audio visual. Dalam visual diatas dipilih tipe long shot (sesuai dengan materi pada halaman 27), hal ini untuk memberikan gambaran kepada penonton mengenai lingkungan sekitar rumah penjual jamu. Pengambilan visual diatas menggunakan teknik panning left (sesuai dengan materi developing shot pada halaman 20) untuk menunjukkan luasnya lingkungan dan aktifitas warga sekitar rumah penjual jamu. Gambar 17. Medium shot bu Mariyem
  • 76. 63 Penggunaan tipe Medium shot (sesuai materi pada halaman 28) pada gambar diatas, agar pemirsa dapat fokus melihat pembuatan jamu secara tradisional yaitu menggunakan kayu bakar. Pengambilan gambar ini menggunakan teknik crabe right (sesuai dengan materi developing shot pada halaman 24) untuk menunjukkan dapur tempat pembuatan jamu. Pada sequence 1 tidak terdapat banyak pengambilan gambar menggunakan developing shot karena saat pembuatan jamu bu Mariyem tidak banyak bergerak dan dapur juga sempit. 2. Sequence 2 (Perjuangan Bu Mariyem) Sequence ini membahas tentang proses perjuangan bu Mariyem dalam menjual jamunya. Sequence ini lebih ke informasi yang menunjukkan perjuangan dan interaksi antara bu Mariyem dengan para pembelinya. Untuk menggambarkan hal tersebut penulis menyusun gambar-gambar berikut: Gambar 18. Long Shot aktivitas bu Mariyem Tipe shot yang digunakan adalah long shot untuk lebih membuat detail penonton dalam melihat aktivitas bu Mariyem menjual jamunya.
  • 77. 64 Pengambilan visual ini menggunakan teknik crabe right untuk menunjukkan lokasi tempat bu Mariyem menjualkan jamunya. Gambar 19. Long shot bu Mariyem Gambar ini menggunakan tipe long shot dengan pengambilan eye level. Pengambilan gambar eye level untuk melihatkan lingkungan yang dilewati oleh bu Mariyem untuk menjual jamunya. Pengambilan gambar ini menggunakan teknik following objek (sesuai dengan materi developing shot pada halaman 24) untuk mengikuti bu Mariyem menjualkan jamu. Gambar 20. Long shot menawarkan jamu Pemilihan tipe long shot pada visual diatas untuk melihatkan bu Mariyem yang sedang menawarkan jamunya.
  • 78. 65 Gambar 21. Medium Close up bu Mariyem dan pembelinya Pengambilan visual ini menggunakan teknik crabe. Tipe shot yang digunakan medium close up (sesuai dengan teori pada halaman 27). Hal ini untuk dapat lebih mendeskripsikan interaksi antara bu Mariyem dan pembelinya. 3. Sequence 3 (Harapan Baru Keluarga bu Mariyem) Bagian pertama sequence ini menjelaskan tentang bu Mariyem yang mencari kunyit dan kayu bakar, dilanjutkan dengan bu Mariyem yang membeli bahan – bahan pembuatan jamu. Berikutnya disisipi statement Kantun Saputra, putra bu Mariyem tentang harapan kedepannya. Berikut ini gambar-gambar yang dapat menjelaskan sequence ini. Gambar 22. Long shot bu Mariyem ke kebun Visual ini akan melihatkan bu Mariyem yang akan mencari kunyit dan kayu bakar di kebun. Penulis memilih visual ini untuk menggambarkan lokasi jalan yang dilalui bu Mariyem ke kebun
  • 79. 66 dengan menggunakan teknik following objek. Gambar-gambar kelanjutan yang ada adalah gambaran setiap sudut kebun tempat mencari kunyit dan kayu bakar. Gambar 23. Medium shot bu Mariyem Gambar 24. Long Shot Bu Mariyem Pemilihan gambar diatas adalah menggunakan komposisi gambar Medium Shot dan Long Shot dengan teknik crabe untuk menunjukkan lokasi bu Mariyem saat mencari kunyit.
  • 80. 67 Gambar 25. Knee shot mencari kayu bakar Gambar 26. Long shot bu Mariyem Gambar 27. Long shot lokasi mencari kunyit Pemilihan visual ini menggunakan teknik tilting, menunjukkan lokasi bu Mariyem saat mencari kunyit untuk pembuatan jamu tradisionalnya.
  • 81. 68 Gambar 28. long shot bu Mariyem Visual ini menggunakan tipe long shot untuk menunjukkan lokasi sekitar bu Mariyem. Pengambilan gambar ini menggunakan teknik following objek untuk mengikuti bu Mariyem saat membeli bahan – bahan jamu. Gambar 29. Medium shot Kantun Saputra Visual ini menggunakan tipe medium shot untuk melihatkan detail wajah Kantun Saputra saat memberikan statement. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa karya produksi ini memiliki kelebihan meskipun mengalami hambatan. Hal tersebut dijadikan penulis sebagai pelajaran untuk produksi selanjutnya agar menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Berikut uraian kelebihan dan hambatan karya produksi ini.
  • 82. 69 1. Kelebihan Dokumenter televisi Potret Indonesia edisi Merajut Harapan di Balik Ramuan memiliki kelebihan sebagai berikut. 1.1 Karya ini memiliki kronologis waktu yang diperkuat dengan statement bu Mariyem sebagai narasumber utama dalam karya ini. 1.2 Merupakan karya jurnalistik yang menyajikan gambar sesuai realita di lapangan tanpa ada unsur pengadeganan. 1.3 Dikemas dengan pemilihan shot, komposisi, serta kamera angle yang disajikan secara ringan, proporsional, dan menarik sehingga memiliki nilai artistik serta pesan yang informatif. 1.4 Gambar visual diambil menggunakan kamera DSLR Cannon 5D dan Cannon 60D yang memiliki kualitas full HD sehingga hasil gambarnya bagus. 1.5 Pengemasan karya visual didukung dengan original sound dan ilustrasi musik yang membawa suasana seolah-olah pemirsa juga berada di sana.
  • 83. 70 2. Hambatan Dokumenter televisi Potret Indonesia edisi Merajut Harapan di Balik Ramuan, menemui beberapa hambatan sebagai berikut. 2.1 Cuaca yang kurang mendukung seperti mendung sehingga proses pengambilan gambar harus ditunda mempertimbangkan keamanan alat. 2.2 Banyaknya moment yang ada tidak dapat yang di cover oleh 3 kameraman.
  • 84. 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penciptaan karya produksi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat melalui shot yang dinamis menggunakan teknik developing shot yang mengkombinasikan seluruh pergerakan objek, fokius lensa, framing, pan, dan tilt. Karya ini berformat dokumenter dengan genre documenter profile yang memberikan informasi kepada masyarakat tentang perjuangan seorang ibu di daerah Semarang, Jawa Tengah yang di era moderenisasi ini masih konsisten menjual jamu tradisional. Dokumeter ini disajikan dengan bahasa visual dan original sound. Skripsi dengan judul Penerapan Developing Shot dalam Produksi Dokumenter Televisi β€œPotret Indonesia” edisi β€œMerajut Harapan di Balik Ramuan” secara garis besar menguraikan tentang peran penulis sebagai pengarah acara yang bertugas untuk mengimplementasikan ide atau gagasan produser kedalam konsep audio visual. Pengarah acara memiliki peran dan tanggung jawab agar mendapatkan rangkaian visual yang menarik. Hal tersebut penulis lakukan pada saat mengkoordinasikan kebutuhan gambar kepada kameraman dan
  • 85. 72 mengarahkan mereka untuk menangkap gambar yang memiliki nilai estetis. Tayangan bersifat ringan, inspiratif, dan menghibur karena menayangkan gambar dengan musik yang sesuai. Pengemasan topik ini dipenuhi dengan gambar-gambar developing dengan memperhatikan unsur-unsurnya seperti komposisi, arah gambar, dan pergerakan gambar. B. Saran Untuk mengubah ide menjadi sebuah karya audio visual diperlukan beberapa tahapan atau proses, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam tahapan proses tersebut ditemui beberapa hambatan. Untuk itu penulis menyampaikan saran agar setiap hambatan menjadi pelajaran bagi penciptaan karya selanjutnya. 1. Pentingnya penelusuran dalam pra produksi untuk mengetahui kondisi yang ada di lapangan sehingga mempermudah proses produksi. 2. Pentingnya komunikasi dan koordinasi antar kru selama proses pra hingga pasca produksi. 3. Penggunaan alat sebaiknya disesuaikan dengan spot yang ada di lapangan sehingga lebih efisien dan tidak mengganggu kenyamanan produksi.
  • 86. 73 DAFTAR PUSTAKA Baskin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Simbiosa Rekatama Media: Bandung. Beaver, Frank. 1994. Dictionary of The Film Terms. an Imprint of Simon & Schuster Macmillan: New York. Darwanto. 2006. Produksi Karya Televisi. MMTC: tidak diterbitkan. Fachruddin, Andi. 2012. Dasar Dasar Produksi Televisi. Kencana. Prenada Media Grup: Jakarta. Kristiana, Nova. 2009. Peranan Eye Catcher dalam Iklan dan Masalah Pencariannya. Jurnal Nirmala: Jakarta. Laksono, Dhandy Dwi. 2010. Jurnalisme Investigasi. Mizan Group: Jakarta Morissan. 2005. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Ramdina Prakasa: Tangerang. --------------. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. --------------. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. --------------. 2009. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Professional. Remaja Rosdakarya: Bandung.
  • 87. 74 Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Camera. PT Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta. Thompson, Roy. 2001. Grammar of The Shot. Copyright Licensing Agency: London. Wahyudi, Jb. 1996. Dasar Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Pustaka Utama Graffiti: Jakarta. Wibowo, Fred. 2009. Teknik Produksi Program Televisi. Pinus Book Publisher: Yogyakarta.
  • 88. 75 LAMPIRAN 1. TREATMENT TREATMENT POTRET INDONESIA Kategori Program : Informasi Mata Acara : Potret Indonesia Judul : Merajut Harapan di Balik Ramuan Format : Dokumenter Durasi : 16 menit Pengarah Acara : Anissa Puspaningtyas NO VISUAL AUDIO DUR 1 Colour Bar Tune 5” 2 Count Down Count Down 5” 3 Clapper Blank 5” 4 Blank Blank 5” 5 Id’s Program Ilustrasi Musik 10” 6 Eye catcher Ilustrasi Musik 25”
  • 89. 76 - Timelapse Lawang Sewu - Lingkungan rumah bu Mariyem - Kayu bakar - Bahan jamu - Bu Mariyem mengolah jamu - Wajah bu Mariyem - Bu Mariyem berjualan jamu 7 SI: Merajut Harapan di Balik Ramuan Ilustrasi Music 5” SEGMENT 1 β€œRAMUAN TRADISIONAL JAMU” 7 Cue: - Timelapse Masjid Simpang Lima Blank 5” 8 Cue: - Plang Simpang Lima Ilustrasi Musik 15”
  • 90. 77 - Visual kemaceta a. Lawang Sewu b. Tugu Muda - Lampu lalu lintas - Timelapse Tugu Muda - Lingkungan penjual jamu - Rumah penjual jamu 10 Cue: Timelapse Sunrise Blank 5” 11 Cue: - Wudhu - Masjid - Bu Mariyem berjalan ke depan - Memakai mukena - Mengambil sajadah - Berjalan ke luar - Masjid ---------------- ORIGINAL SOUND ---------------- - Adzan Shubuh - Sandal - Air wudhu - Berdoa 40”
  • 91. 78 - Orang shalat di masjid 12 Cue: Timelapse rumah gelap ke terang Ilustrasi Musik 5” 13 Cue: - Bu Mariyem membawa kayu bakar - Dapur - Meletakkan kayu bakar di pawon - Kayu bakar - Pawon - Korek api - Mulai menyalakan api - Api ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ---------------- ORIGINAL SOUND ---------------- - Kegiatan di dapur ----------------------SOUND BITE -------------------- 1. Kenapa lebih memilih berjualan jamu? 2. Ibu memulai jualan jamu sejak kapan? 3. Kenapa kok masih memakai kayu bakar 20” 40”
  • 92. 79 bu? 4. Ibu mendapatkan ilmu tentang jamu dari siapa? Turun temurun atau belajar sendiri? 14 Cue: - Dapur - Bu Mariyem mulai meracik jamu beras kencur - Bahan yang ditumbuk - Wajah bu Mariyem - Perasan bahan jamu - Panci - Pawon - Api ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ----------------- ORIGINAL SOUND --------------- - Persiapan membuat jamu ----------------------SOUND BITE -------------------- 1. Mengapa tidak menggunakan kompor gas? 2. Apa yang pertama dipersiapkan untuk membuat jamu? 20” 40”
  • 93. 80 3. Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat jamu beras kencur? 4. Bagaimana proses pembuatannya? 15 Cue: - Keranjang jamu - Wajah bu Mariyem - Mengocok botol jamu - Botol jamu - Jamu yang dimasukkan ke dalam botol - Air panas yang dimasukkan ke botol ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ----------------- ORIGINAL SOUND --------------- - Kegiatan pembuatan jamu ----------------------SOUND BITE -------------------- 1. Dalam sehari biasanya menjual berapa botol jamu? 2. Selalu laku semua bu’ jualannya itu ? 10” 40”
  • 94. 81 3. Bagaimana kalau dalam sehari jamunya tidak habis? SEGMENT 2 β€œPERJUANGAN BU MARIYEM” 16 Cue: - Bu Mariyem bersiap – siap menjualkan jamu - Memakai kebaya - Dapur - Menggendong keranjang - Bu Mariyem - Mengambil caping - Bu Mariyem - Berjalan ke luar ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ----------------- ORIGINAL SOUND --------------- - Persiapan bu Mariyem berangkat menjual jamu ------------------------SOUND BITE ------------------ 1. Ibu berangkat jualan jam berapa? 2. Ibu jualan jamunya kedaerah mana saja? 3. Selalu habis di daerah itu? 10” 40”
  • 95. 82 4. Ibu berjualan jamu sampai jam berapa? 17 Cue: - Follow bu Mariyem menjualkan jamu (berangkat sampai pulang) - Interaksi dengan pembeli - Jamu yang dituangkan ke gelas - Pembeli meminum jamu - Pembeli membayar jamu - Pulang ke rumah ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ------------------ ORIGINAL SOUND -------------- - Bu Mariyem menawarkan jamu kepada para pembeli 2’ 30” 18 SI: Wiwit Tetangga bu -----------------------SOUND BITE ------------------- 1. Bu Mariyem selain jualan jamu 30”
  • 96. 83 Mariyem SI: Suwarti Tetangga bu Mariyem kegiatannya apa saja bu? 2. Di lingkungan sekitar, bu Mariyem orangnya bagaimana? SEGMENT 3 β€œ HARAPAN BARU KELUARGA BU MARIYEM ” 19 Cue: - Kaki Bu Mariyem - Membawa keranjang, arit, dan garpu tanah - Berjalan ke kebun - Sampai kebun ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ------------------- ORIGINAL SOUND ------------- - Bu Mariyem berjalan ke kebun ----------------------SOUND BITE -------------------- 1. Ibu sekarang umurnya berapa 10” 40”
  • 97. 84 tahun? 2. Apakah anak – anak ibu tidak ada yang membantu? 20 Cue: - Kebun - Wajah bu Mariyem - Mencari kunyit - Kunyit - Keranjang kunyit - Mencari kayu bakar - Kayu bakar - Menata kayu bakar - Meletakkan kayu bakar ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ------------------- ORIGINAL SOUND ------------- - Bu Mariyem mencari kunyit dan kayu bakar -----------------------SOUND BITE ------------------- 1. Itu kunyit ibu tanam sendiri? 2. Pernah berpikir untuk berhenti jualan jamu tidak bu? 10” 50”
  • 98. 85 3. Kenapa nyari kayunya disini bu? Ini kebun milik ibu? 4. Apa doa ibu untuk kedepannya? 5. Anak – anak ibu bekerja? 6. Ibu hanya berjualan jamu ini saja? 21 Cue: - Mengambil keranjang kunyit - Turun ke sungai - Mencuci kunyit - Memakai sandal - Menyunggi kayu bakar dan keranjang kunyit - Jalan pulang - Rumah - Meletakkan kayu bakar, keranjang ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ------------------- ORIGINAL SOUND ------------- - Bu Mariyem mencuci kunyit - Bu Mariyem pulang ke rumah -----------------------SOUND BITE ------------------- 20” 40”
  • 99. 86 kunyit - Bu Mariyem 1. Dari dulu ibu hanya berjualan jamu? 2. Sampai sekarang ibu tetap konsisten berjualan jamu? 3. Ibu masih mempunyai uneg – uneg? 22 Cue: - Bu Mariyem keluar rumah - Kaki bu Mariyem - Berjalan ke warung - Membeli bahan jamu - Penjual - Bu Mariyem - Bahan pembuatan jamu - Pulang ke rumah ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ------------------ ORIGINAL SOUND -------------- - Bu Mariyem membeli bahan pembuatan jamu ----------------------SOUND BITE -------------------- 1. Apa harapan ibu 20” 40”
  • 100. 87 - Kaki bu Mariyem - Rumah - Bu Mariyem untuk kedepannya? 2. Jadi ibu hanya ingin berjualan jamu saja? 23 Cue: - Rumah - Menyapu halaman - Wajah bu Mariyem - Sampah - Keranjang sampah - Daun - Korek api - Membakar sampah ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ------------------ ORIGINAL SOUND -------------- - Bu Mariyem menyapu halaman dan membakar sampah 20” 40” ------------------------SOUND BITE ------------------ 1. Anak ibu sekarang ada dimana saja? 2. Laki – laki semuanya bu?
  • 101. 88 3. Sekarang anak – anak ibu bekerja dimana saja? 24 SI: Kantun Saputra Putra bu Mariyem -----------------------SOUND BITE ------------------- 1. Menurut mas, ibu itu sosok yang bagaimana? 2. Apa harapan mas, untuk ibu kedepannya? 30” 24 Cue: - Rumah bu Mariyem - Anak – anak yang sedang bermain - Kelereng - Anak perempuan - Lingkungan rumah bu Mariyem ------------------ ILUSTRASI MUSIK --------------- ------------------- ORIGINAL SOUND ------------- - Anak – anak yang sedang bermain di halaman rumah 20” 25 Cue: Timelapse rumah dari 10”
  • 102. 89 terang ke gelap Blank 26 - Lampu teplok - Quotes Ilustrasi Musik 10” 28 Credit Title Ilustrasi Musik 20” 29 Id’s Program Id’s Program 10” TOTAL DURASI 16’
  • 103. 90 Lampiran 2. Shooting List Tabel 5. Shooting List Shooting List Produksi Dokumenter Televisi Kategori Acara Informasi Format Acara Dokumenter Mata Acara Potret Indonesia Durasi 16 menit Pengarah Acara Anissa Puspaningtyas Produser Anissa Puspaningtyas NO Type Shot Movement Detail Dur EYE CATCHER 1 VLS Still Lawang Sewu 4” 2 LS Crabe Left Rumah 2” 3 CU Track In Api 1” 4 CU Still Rempah 2” 5 CU Still Menumbuk Jamu 2” 6 MCU Still Bu Mariyem 1” 7 FS Follow Over Sholder Bu Mariyem tampak belakang 2” 8 ECU Still Tangan bu Mariyem menuang jamu 1” 9 BCU Still Raut wajah bu Mariyem 1” 10 MS Follow MS Bu Mariyem jalan tampak depan 1”
  • 104. 91 11 MCU Follow Over Sholder Bu Mariyem jalan tampak belakang 1” 12 KS Still Bu Mariyem berjalan melalui jembatan 1” 13 CU Still Kaki bu Mariyem 1” 14 LS Over Sholder Bu Mariyem jalan 1” 15 ECU Still Mencari kunyit 1” 16 MCU Still Wajah bu Mariyem 1” 17 LS Track In Bu Mariyem mencari kunyit 1” 18 VLS Over Sholder Bu Mariyem turun ke sungai 1” 19 LS Still Bu Mariyem berjalan pulang 1” 20 CU Still Wajah bu Mariyem 8” SEGMENT 1 21 VLS Crabe Right Masjid 5” 22 LS Panning Left Tulisan Simpang Lima 1” 23 LS Still Halte 1” 24 CU Still Keramaian 1” 25 CU Panning Left Keramaian 1” 26 VLS Tilting Up Lawang Sewu 2” 27 LS Tilting Up Lawang Sewu 1” 28 LS Crabe Left Lawang Sewu 3” 29 VLS Panning Left Tugu Muda 2” 30 VLS Still Timelapse Keramaian Tugu Muda 2”
  • 105. 92 31 LS Panning Left Anak kecil bermain 3” 32 VLS Tilting Down Rumah bu Mariyem 3” 33 LS Still Timelapse Sunrise 6” 34 MS Still Wudhu 4” 35 VLS Crabe Right Orang adzan 5” 36 VLS Crabe Left Memakai mukena 7” 37 MS Still Memakai mukena 10” 38 CU Still Mengambil Sajadah 1” 39 LS Crabe Left Mengambil Sajadah 4” 40 LS Crabe Right Masjid 2” 41 KS Still Orang Shalat 4” 42 LS Still Timelapse Rumah 5” 43 CU Still Bu Mariyem menenteng kayu 4” 44 LS Track Out Bu Mariyem masuk dapur 4” 45 MS Still Bu Mariyem masuk dapur 3” 46 LS Track Out Bu Mariyem masuk dapur 6” 47 KS Crabe Left Bu Mariyem 3” 48 CU Still Membakar kayu 4” 49 MS Crabe Right Bu Mariyem menata kayu 3” 50 CU Still Kayu bakar 2” 51 KS Track In Bu Mariyem membakar kayu 2” 52 CU Still Tumbukan jamu 3” 53 FS Track In Bu Mariyem membuat 4”
  • 106. 93 jamu 54 CU Still Tumbukan jamu 2” 55 FS Track In Bu Mariyem membuat jamu 4” 56 MCU Still Bu Mariyem menata kayu 2” 57 FS Still Bu Mariyem menata kayu 3” 58 MCU Still Bu Mariyem 4” 59 FS Still Bu Mariyem menata kayu 4” 60 MCU Still Bu Mariyem 5” 61 CU Still Panci 2” 62 FS Still Membuat jamu 2” 63 CU Still Bu Mariyem 2” 64 CU Still Bu Mariyem memeras jamu 4” 65 CU Still Bu Mariyem 6” 66 FS Still Bu Mariyem memeras jamu 3” 67 CU Still Bu Mariyem 2” 68 CU Track Out Kayu 8” 69 FS Still Menuangkan jamu ke botol 4” 70 CU Still Menuangkan jamu 4” 71 CU Still Bu Mariyem 5” 72 FS Still Bu Mariyem 9” 73 CU Still Bu Mariyem 3” 74 MS Track In Menuangkan jamu 4”
  • 107. 94 75 CU Still Menuangkan jamu 2” 76 MS Still Menuangkan jamu 2” 77 CU Still Bu Mariyem 1” 78 CU Still Menuangkan jamu 2” 79 FS Still Menuangkan jamu 11” 80 CU Still Botol jamu 3” 81 CU Still Bu Mariyem 4” SEGMENT 2 82 FS Crabe Left Memakai Kebaya 5” 83 CU Still Memakai Kebaya 4” 84 MCU Crabe Right Memakai Kebaya 4” 85 FS Follow FS Menggendong Jamu 13” 86 MCU Still Bu Mariyem berstatement 5” 87 KS Follow KS Menggendong Jamu 10” 88 MCU Still Bu Mariyem berstatement 3” 89 MCU Follow MCU Bu Mariyem memakai caping 12” 90 LS Still Bu Mariyem keluar rumah 6” 91 LS Crabe Right Bu Mariyem keluar rumah 2” 92 MS Panning Right Bu Mariyem berjalan 7” 93 KS Panning Left Bu Mariyem berjalan 8” 94 FS Still Bu Mariyem menawarkan jamu 2” 95 LS Crabe Left Bu Mariyem menjualkan jamu 3”
  • 108. 95 96 MCU Still Bu Mariyem membuat jamu untuk pelanggan 3” 97 CU Tilting Up Bu Mariyem 10” 98 MCU Still Bu Mariyem membuat jamu untuk pelanggan 3” 99 CU Still Pelanggan bu Mariyem 4” 100 MCU Still Bu Mariyem 9” 101 LS Crabe Left Bu Mariyem menggendong jamu 4” 102 MCU Still Bu Mariyem menggendong jamu 6” 103 LS Crabe Right Bu Mariyem menggendong jamu 4” 104 MCU Still Bu Mariyem menggendong jamu 5” 105 CU Crabe Right Kaki bu Mariyem berjalan 2” 106 KS Over Sholder Bu Mariyem melewati jembatan 4” 107 LS Follow Over Sholder Bu Mariyem berjalan ke rumah pelanggan 12” 108 CU Follow Over Sholder Pelanggan 2” 109 MS Still Interaksi Pelanggan 2” 110 CU Track In Interaksi Pelanggan 3” 111 FS Still Interaksi Pelanggan 3” 112 FS Still Bu Mariyem melewati jembatan 6” 113 CU Crabe Left Bu Mariyem menjualkan 5”
  • 109. 96 jamu 114 CU Tilting Up Pelanggan membayar jamu 26” 115 FS Tilting Up Bu Mariyem berjalan 5” 116 CU Still Jamu 11” 117 LS Still Bu Mariyem berjalan 1” 118 CU Still Wajah bu Mariyem 5” 119 MS Still Pelanggan meminum jamu 2” 120 CU Still Pelanggan minum jamu 3” 121 MS Still Pelanggan meminum jamu 3” 122 FS Over Sholder Bu Mariyem berjalan 2” 123 MS Track Out Interaksi bu Mariyem 2” 124 LS Still Interaksi bu Mariyem 3” 125 CU Still Pelanggan 3” 126 LS Still Interaksi bu Mariyem 3” 127 VLS Track In Bu Mariyem berjalan 12” 128 MS Follow Bu Mariyem berjalan 3” 129 VLS Tilting Up Lingkungan rumah bu Mariyem 7” 130 LS Over Sholder Bu Mariyem masuk rumah 5” 131 MS Still Wawancara Bu Wiwit 3” 132 MS Still Wawancara Bu Suwarti 11” 133 MS Still Wawancara Bu Wiwit 2” 134 MS Still Wawancara Bu Suwarti 7” SEGMENT 3
  • 110. 97 135 CU Still Kaki bu Mariyem 3” 136 VLS Over Sholder Bu Mariyem menuju kebun 16” 137 FS Over Sholder Bu Mariyem menuju kebun 11” 138 CU Still Wajah bu Mariyem 4” 139 LS Still Bu Mariyem masuk kebun 5” 140 FS Crabe Right Bu Mariyem mencangkul tanah 4” 141 MS Tilting Up Bu Mariyem 6” 142 CU Still Bu Mariyem mencari kunyit 3” 143 LS Tilting Down Bu Mariyem mencari kunyit 6” 144 CU Still Wajah bu Mariyem 3” 145 CU Still Tangan bu Mariyem 6” 146 MS Still Bu Mariyem 4” 147 CU Still Bu Mariyem mencari kunyit 1” 148 FS Track In Bu Mariyem mencari kunyit 8” 149 CU Still Wajah bu Mariyem 4” 150 LS Tilting Up Lingkungan sekitar 4” 151 LS Panning Left Bu Mariyem mencari kayu 5” 152 MS Still Bu Mariyem 5” 153 MCU Still Bu Mariyem 1” 154 CU Still Kayu 1” 155 MS Still Bu Mariyem 6” 156 CU Still Kayu 1” 157 MCU Still Bu Mariyem 1”
  • 111. 98 158 MS Tilting Up Bu Mariyem menali kayu 9” 159 MS Still Bu Mariyem menali kayu 4” 160 FS Follow FS Bu Mariyem berjalan ke arah sungai 16” 161 VLS Tilting Down Sungai 1” 162 MS Over Sholder Bu Mariyem menuruni sungai 6” 163 FS Tilting Up Bu Mariyem membersihkan kunyit 5” 164 CU Crabe Left Bu Mariyem mengambil sendal 6” 165 LS Panning Right Bu Mariyem berjalan membawa kayu dan kunyit 2” 166 CU Crabe Left Kaki bu Mariyem 3” 167 FS Over Sholder Bu Mariyem meletakan kayu 6” 168 FS Still Ayam 3” 169 LS Follow LS Bu Mariyem berjalan menuju warung 9” 170 CU Still Kaki bu Mariyem 3” 171 MS Still Bu Mariyem menuju warung 4” 172 MS Over Sholder Bu Mariyem masuk warung 1” 173 MS Still Bu Mariyem statement 7” 174 MS Still Bu Mariyem membeli bahan 8” 175 VLS Crabe Left Bu Mariyem berjalan 2”
  • 112. 99 menuju rumah 176 FS Follow Bu Mariyem berjalan menuju rumah 5” 177 CU Still Kaki bu Mariyem 4” 178 LS Crabe Right Bu Mariyem menuju rumah 5” 179 MCU Still Bu Mariyem Statement 6” 180 LS Tilting Down Rumah bu Mariyem 8” 181 MS Still Bu Mariyem menyapu 7” 182 FS Follow Over Sholder Bu Mariyem menyapu 4” 183 CU Still Sampah 1” 184 MS Still Bu Mariyem menyapu 3” 185 CU Panning Right Sampah 6” 186 MS Still Bu Mariyem 2” 187 MS Tilting Up Keruk sampah 3” 188 MS Follow Over Sholder Bu Mariyem membuang sampah 5” 189 CU Still Dedaunan 11” 190 CU Still Tangan bu Mariyem 2” 191 MS Still Bu Mariyem 17” 192 MS Still Statement Kantun Saputra 3” 193 MS Still Statement Kantun Saputra 14” 194 LS Tilting Up Rumah bu Mariyem 5” 195 FS Still Anak kecil bermain kelereng 1”
  • 113. 100 196 CU Still Kelereng 1” 197 CU Still Wajah anak kecil 1” 198 CU Still Wajah anak kecil 1” 199 MS Still Anak Kecil 1” 200 LS Tilting Up Lingkungan sekitar 8” 201 LS Still Rumah bu Mariyem 7”
  • 114. 101 LAMPIRAN 3 No. Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 PRA PRODUKSI 1 Pembentukan Tim 2 Ide 3 Rapat I Pematangan Konsep 4 Riset 5 Rapat II Rincian Anggaran 6 Rapat III Jadwal Produksi 7 Design Program 8 Design Produksi 9 Sinopsis 10 Treatment 11 List Alat PRODUKSI 12 Shooting Montage 13 Shooting Kegiatan Narasum ber 14 Shooting Wawancara PASCA PRODUKSI 15 Editing Offline 16 Editing Online 17 Mixing 18 Review 19 Mastering