2. ANGGOTA KELOMPOK:
Eko P.
Indri Retno
Pornawarman Eko Budianto
Ulfah MD
FASILITATOR
PENGAJAR PRAKTIK
Endah Sufianawati, S.Pd.
Sri Handayani, S.Pd.,M.Pd.
3. mengeksplorasi nilai-nilai luhur sosial budaya
di daerah asal Anda dalam upaya menebalkan
konteks diri (kekuatan kodrat) murid sebagai
manusia dan anggota masyarakat
• Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yang sejalan
dengan pemikiran KHD?
• Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan
dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan
menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di
daerah Anda?
• Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid
di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial
budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan
4. Sambatan sendiri berasal dari kata sambat dalam
Bahasa Jawa yang berarti mengaduh atau berkeluh
kesah. Jadi, sambatan merupakan wujud bantuan
warga sekitar jika sebuah keluarga sedang
mengerjakan sesuatu, menggelar hajatan, atau
membutuhkan bantuan secara sukarela tanpa
imbalan atau upah. Kegiatan ini berbeda dengan
kerja bakti yang dilakukan untuk kepentingan
bersama seperti membangun jalan atau bersih-
bersih lingkungan.
APA ITU SAMBATAN ?
6. BAGAIMANA PEMIKIRAN KHD DAPAT
DIKONTEKSTUALKAN SESUAIKAN
DENGAN NILAI-NILAI LUHUR KEARIFAN
BUDAYA DAERAH ASAL YANG RELEVAN
MENJADI PENGUATAN KARAKTER MURID
SEBAGAI INDIVIDU
SEKALIGUS SEBAGAI ANGGOTA
MASYARAKAT PADA KONTEKS LOKAL
SOSIAL BUDAYA DI DAERAH ANDA ?
7. Dalam kongres taman siswa pada tahun
1947, KHD mempertegas pemikirannya
dengan mengemukakan lima asas yang
dikenal dengan “Panca Darma”. Kelima asas
tersebut adalah Asas Kemerdekaan, Asas
Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas
Kebangsaan, dan Asas Kemanusiaan.
Dari panca darma diharapkan
menghasilkan pribadi-pribadi yang
beradab, bermartabat, berguna dan
berpengaruh di masyarakatnya, yang
bertanggungjawab atas hidup sendiri dan
orang lain, yang berwatak luhur dan
berkepribadian.
8. • Gotong Royong (Warga bahu membahu mendirikan
rumah dengan kompak dan semangat)
• Peduli dengan Sesama (Tanggap terhadap sesama)
• Berbagi dengan Sesama (Berbagi tenaga dan pikiran
antar sesama)
• Ramah Tamah (Berkumpul dan saling bersalaman
mengucapkan salam)
• Religi (Sebelum memulai sambatan, diadakan do’a
bersama sebagai wujud permohonan perlindungan
kepada Tuhan YME dengan rasa Syukur)
NILAI – NILAI YANG ADA
DALAM BUDAYA SAMBATAN
9.
10. DARI NILAI LUHUR KEARIFAN BUDAYA SAMBATAN SALAH SATUNYA
ADALAH NILAI GOTONG ROYONG DAN KEPEDULIAN
YANG DAPAT MENGUATKAN KARAKTER PESERTA DIDIK SESUAI DENGAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA.
CONTOH PENERAPAN DI SEKOLAH SEBAGAI BERIKUT :
KERJA KELOMPOK KERJA BAKTI BERAMAL