2. 1. Ristanti Rahayu
2. Riswinda Luthfi Hidayah
3. Riyan Prabowo
4. Rizki Lukman
5. Rizki Aji Saputra
Nama Kelompok
3. Identitas Manusia Indonesia
• Kemanusiaan Indonesia menggambarkan pemahaman yang dalam
dan luas tentang pengalaman manusia Indonesia yang telah
terbentuk melalui interaksi, dialog, dan perjalanan sejarah, mulai
sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia hingga masa
sekarang dan masa depan.
• Hal ini mencakup aspek-aspek seperti nilai-nilai, jiwa, hasrat,
martabat, sosialitas, relasionalitas, genuitas, dialogalitas, serta
berbagai tradisi yang diperoleh dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
4. Ada tiga nilai kemanusiaan khas
indonesia yang dapat diidentifikasi:
1. Nilai Kebhinekatunggalikaan
2. Nilai-Nilai Pancasila
3. Religiusitas
5. Nilai Kebhinekatunggalikaan
Manusia Indonesia lahir, hidup, dan berkembang dalam konsep
Kebhinekatunggalikaan, yang menggambarkan kekayaan keragaman sebagai
salah satu karakteristik khas keindonesiaan. Kebhinekatunggalikaan adalah
pengalaman yang membentuk identitas keindonesiaan sejak sebelum berdirinya
Negara Republik Indonesia. Ini mencakup perbedaan agama (kepercayaan),
ras, suku, warna kulit, bahasa, dan berbagai aspek budaya, ritual, mitos,
legenda, simbolisme, serta ciri-ciri geografis yang unik di Indonesia, seperti
kepulauan dan iklim tropis.
6. Kebhinekatunggalikaan memuat tiga
elemen hakiki:
1. Keragaman Sebagai Anugerah Alamiah: Keragaman merupakan kekayaan alamiah
yang ada sejak sebelum berdirinya negara Indonesia. Ini adalah warisan berharga
yang diterima dari alam dan budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu.
2. Keragaman Dalam Pengalaman Hidup: Manusia Indonesia memiliki beragam
pengalaman hidup, budaya, bahasa, ras, suku, kepercayaan, tradisi, dan ekspresi
simbolik. Semua ini mencerminkan nilai-nilai yang membentuk keragaman dalam
dinamika kehidupan bersama.
3. Nilai Kemanusiaan Dalam Keragaman: Dalam keragaman ini, terdapat nilai-nilai
kemanusiaan yang kaya dan layak untuk dijaga dan diwariskan. Keragaman ini
menciptakan nilai-nilai yang menjadi ciri khas dan identitas bangsa Indonesia.
7. Pengamalan Nilai
Kebhinekaikatunggalikaan di Sekolah
• Dalam lingkungan sekolah siswa berteman dengan siapa saja tanpa
membedakan latar belakang suku, agama, ras, kemudian saling membaur,
Toleransi antar umat beragama ketika perayaan hari besar keagamaan di
lingkunag sekolah jika siswa beragama muslim siswa yang beragama non
muslim memberikan ucapan selamat dan begitu sebaliknya jika ada
agama non muslim maka yang muslim meberikan ucapan selamat.
Kemudian Bersedia memberi waktu kepada teman untuk menunaikan
ibadah sesuai agama masing-masing di tengah kerja kelompok. Siswa Ikut
berbahagia ketika teman mengadakan acara adat atau keagamaan
dengan mengirimkan ucapan selamat. contoh Bheneka tunggal ika di
lingkungan sekolah
8. Nilai Pancasila
Pancasila merupakan intisari yang merangkum nilai-nilai dan
semangat yang dihidupi oleh orang-orang indonesia, yang selalu
menjunjung tinggi nilai gotong royong. Sila-sila Pancasila membuat
imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggung jawab, bekerja
sama, hidup adil dan bermusyawarah untuk memenuhi kebutuhan
hidup setiap pribadi dan bersama dalam segala dimensi.
9. NILAI PANCASILA
Sebagai fondasi filosofi
Sebagai ideologi bangsa
Sebagai indentitas bangsa
Sebagai perekat dan pemersatu bangsa
11. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
● Menghargai dan menghormati warga sekolah yang sedang
beribadah
● Bersikap toleransi atas perbedaan keyakinan
● Berteman baik dengan t eman yang berbeda agama
● Menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing
● Tidak mengganggu teman yang sedang beribadah
12. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
● Menjadi siswa yang beradap dan berakhlak baik
● Bertanggung jawab sebagai seorang siswa, seperti tidak
mencotek dan mentaati tata tertib sekolah
● Menolong teman atau warga sekolah yang sedang
kesusahan
● Mengerjakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai
seorang siswa
● Suka melakukan kegiatan kemanusiaan (PMR).
13. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
● Menjaga kerukunan dengan teman di sekolah
● Menunjukkan rasa cinta tanah air dengan selalu
mengikuti upacara bendera dengan tertib dan khidmat
● Menghargai dan menghormati perbedaan
● Tidak melakukan hal-hal yang memicu pertengkaran
● Menjaga kebersihan lingkungan bersama warga sekolah.
14. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
● Menyeselsaikan persoalan yang menyangkut banyak orang
dengan melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat
● Tidak memaksakan kehendak teman dalam menuntun kepu
tusan
● Menghormati hasil keputusan bersama
● Mengutamakan kepentingan di atas kepentingan pribadi.
15. Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh
RakyatIndonesia
● Bekerja sama dengan teman dan warga sekolah dalam kerja
bakti
● Bekerja keras dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru
● Membiasakan diri untuk saling membantu dengan teman-teman
dan warga sekolah
● Bersikap adil dalam setiap kegiatan yang dilakukan bersama
orang lain
● Berteman dengan siapa saja, karena setiap orang berkedudukan
sama selaku rakyat Indonesia.
16. Nilai Religiositas
Manusia Indonesia dikenal sebagai manusia religius, dan
religiositas merupakan aspek penting dalam kehidupan mereka.
Religiositas adalah getar hati dan kualitas yang mendorong
manusia untuk hidup dengan nilai-nilai spiritual. Ini adalah
elemen dasar dalam kehidupan manusia dan menggambarkan
hubungannya dengan hal-hal yang bersifat batiniah, dalam
kedalaman hati.
17. Implementasi Nilai
Religiositas di Sekolah
1. Pengembangan Kurikulum: Kurikulum sekolah harus mencakup
pembelajaran nilai-nilai moral dan keagamaan. Materi pelajaran harus
dirancang untuk mengajarkan etika, moralitas, dan nilai-nilai keagamaan
yang sesuai dengan ajaran agama yang dianut oleh sekolah tersebut.
2. Pelatihan Guru: Guru perlu mendapatkan pelatihan khusus dalam
mengajar nilai-nilai religius. Mereka harus memiliki pemahaman
mendalam tentang ajaran agama yang dianut oleh sekolah dan dapat
menyampaikannya dengan cara yang relevan dan bersahaja kepada
siswa.
3. Aktivitas Keagamaan: Sekolah dapat mengadakan kegiatan keagamaan
seperti doa bersama, pengajian, atau ibadah sesuai dengan keyakinan
agama masing-masing. Hal ini dapat membantu memperkuat ikatan siswa
dengan nilai-nilai keagamaan.