Teori konseling Adler menekankan bahwa perilaku manusia merupakan kompensasi atas rasa inferior. Tujuan konseling adalah mengubah gaya hidup klien yang salah agar dapat mengurangi rasa inferior dan meningkatkan minat sosial. Prosesnya melibatkan penciptaan hubungan terapeutik, menggali dinamika psikologi klien, dan membantu klien berorientasi ulang.
1. TEORI KONSELING II
PENDEKATAN PSIKOLOGI INDIVIDUAL
ADLER
Present By : BK 3 A
Diah Nur Afifah (1114500040)
(1114500078 هْيِقَف لَا امَسِو َردْيَح(
Sifti Nahdliyatin Niswah (1114500097)
2. الرحيم الرحمن هللا بسم
1. Nama Pendekatan Dan Tokoh.
. Aliran Psikologi Individual dikenal dengan
nama Adlerian Counseling. Adler benar-
benar berbicara tentang hubungan sosial,
yang mana Individu sibuk mengejar
realisasi diri yang dapat mendukung
dirinya untuk membuat dunia lebih baik
dalam menempatkan hidup. Inilah yang
menjadi dasar pemikiran dari teori
psikologi individual.
3. 2. Konsep Dasar
Konstruk utama psikologi individual
adalah bahwa perilaku manusia
dipandang sebagai suatu kompensasi
terhadap perasaan inferioritas. Hal inilah
yang menjadi perbedaan yang
mendasar teori psikologi individual
dengan psikoanalisis.
4. Pada konsep dasar ini bahwa
tujuan hidup dipandang untuk
mengatasi felling of inferiority
(FOI) menuju felling of
superiority (FOS).
5. a. Persepsi subyektif tentang realitas
b. Kesatuan serta pola kepribadian manusia
c. Interest sosial
Istilah ini berarti kesadaran individu akan
kedudukannya sebagai bagian dari masyarakat
manusia dan akan sikap seseorang dalam
menangani dunia sosialnya.
6. 3. Asumsi Tingkah Laku
Bermasalah
Pada pendekatan ini dijelaskan
bahwa masalah yang sering
dialami individu adalah rasa
percaya diri yang rendah,
7. 1. Faktor Internal
Penetapan tujuan akhir yang terlalu tinggi.
Hidup di dunia mereka sendiri.
Memiliki gaya hidup yang kaku dan dogmatis.
2. Faktor Eksternal
Kelemahan fisik yang dibesar-besarkan
Gaya hidup yang manja
Gaya hidup yang bertolak
8. 4. Tujuan Pendekatan Konseling Adler...
1. Mengubah gaya hidup yang salah
2. Mengurangi intensitas inferior klien
3. Meningkatkan minat sosial klien
4. Mengkonfrontir mekanisme superioritas
9. 5. Peran Konselor dan Klien
Konselor penganut aliran Alder memberi fokus pada
aspek kognitif dari terapi. Mereka berasumsi bahwa
klien akan merasa dan berperilaku lebih baik apabila
mereka tahu apa yang salah dalam pemikiran
mereka selama ini. Fungsi utama dari terapis adalah
membuat penilaian yang komprehensif pada
berfungsinya klien.
10. 6. Proses Konseling
Tahap – Tahap Proses Konseling :
1. Menciptakan hubungan terapeutik yang
tepat
2. Menggali dinamika psikologi yang ada
dalam diri klien
3. Memberi semangat untuk pemahaman
4. Menolong agar bisa berorientasi ulang
11. 7. Teknik Pendekatan Konsling
1. Teknik komparatif.
Dalam teknik ini konselor melakukan perbandingan dirinya dengan
konselor. Dengan empati, konselor mencoba membayangkan gaya hidup
dan masalah klien dalam dirinya. Atas dasar itu konselor kemudian
membantu klien untuk memperbaiki gaya hidup dan memecahkan
masalah klien.
2. Teknik analisis mimpi.
Menurut Adler, mimpi merupakan refleksi gambaran tujuan hidup
klien. Dengan menganalisis mimpi yang dialami klien maka konselor
dapat memperkirakan tujuan hidup klien. Atas dasar itu kemudian
konselor membantu klien.
12. 8. Hubungan Konselor & Klien
Aliran Adler menganggap hubungan baik
antara klien/terapis itu adalah yang
keduanya berkedudukan sederajat yang
didasari pada kerjasama, saling percaya,
saling menghormati, saling menjaga
rahasia, dan keselarasan sasaran
13. 9. Kelebihan & Kekurangan Teori
Adler
1. Kelebihan :
Keyakinan yang optimistis bahwa setiap orang dapat
berubah untuk mencapai sesuatu ke arah evolusi manusia
bersifat positif.
Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk
mengubah klien.
Menekan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah akan
tetapi manusianya yang sakit atau salah.
Menekan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong prilaku.
Gagasan ini banyak mempengaruhi pendekatan –
pendekatan lain.
Berorientasi humanistic.
Tingkah lakunya berarah tujuan.
14. 2. Kekurangan
Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya
perubahan.
Penekanan yang berlebihan pada pengalaman nilai, minat subjektif
sebagai penentu prilaku.
Meminimalkan faktor biologis dan riwayat masa lalu.
Terlalu banyak menekan kan tanggung jawab pada ketrampilan
diagnostik konselor.
Dari segi presesi kemungkinan untuk di tes dan validitas empiriknya
pada pendekatan ini lemah (kurang teliti).
Ada kecenderungan untuk menyederhanakan secara berlebihan terhadap
beberapa masalah manusia yang kompleks.
15. 10. Contoh Penerapan
Pada pendekatan ini menerapkan seorang
konselor tidak membuat keputusan dan
mempertanggung jawabkannya kepada klien,
tetapi konselor lebih membantu klien untuk
mengambil keputusan sendiri dan mendorong
klien untuk lebih berani menerima tugas baru
dan penuh tanggungjawab.