Dokumen tersebut membahas 7 pendekatan dalam bimbingan dan konseling, yaitu: 1) Psikoanalitis, 2) Client-Centered, 3) Behavioristik, 4) Rasional Emotif, 5) Realitas, 6) Analisis Transaksional, 7) Kognitif Perilaku. Semua pendekatan berfokus pada membantu klien mengatasi masalah dengan berbagai teknik seperti terapi, pelatihan, edukasi, serta memperbaiki pola pikir dan perilaku yang tidak sehat
1. 1
“PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN DAN
KONSELING”
1. Pendekatan Psikoanalitis
Pendekatan yang banyak mempengaruhi timbulnya banyak pendekatan-
pendekatan lain dalam konseling. Pendekatan psikoanalisis mengacu pada
studi tentang fungsi dan perilaku psikologis manusia, dan menerapkan hal
yang sama untuk menyembuhkan berbagai masalah mental. Konsep utama
pendekatan ini meliputi:
a. Struktur kepribadian, terdiri dari Id (sistem kepribadian yang orisinil,
dorongan yang belum terbentuk/ dipengaruhi oleh kebudayaan),
Ego(suatu mediator/ pendamai dari superego dan id), dan
Superego(sumber motivasi utama dalam diri manusia).1
b. Pandangan tentang sifat manusia, manusia didorong oleh kekuatan
irasional dalam dirinya, motivasi tidak sadar, kebutuhan, dorongan, dan
peristiwa hidup.
c. Kesadaran dan ketidaksadaran, kesadaran merupakan bagian terkecil dari
keseluruhan pikiran manusia, sedangkan ketidaksadaran bisa dipelajari
dari tingkah laku.
d. Kecemasan, dorongan untuk pemuasan kebutuhan, dibagi menjadi 3
yaitu kecemasan realistis (takut bahaya yang datang dari luarego),
kecemasan neurotis (kecemasan dari id), kecemasan moral (bersumber
dari super ego).
e. Mekanisme pertahanan diri, membantu individu untuk mengatasi
kecemasan dan mencegah terlukanya ego. Bentuk mekanisme pertahanan
diri, seperti tekanan, proyeksi, pembentukan reaksi, fiksasi, dan regresi.2
Aplikasi terapi psikoanalisis yang paling umum yaitu perlakuan terhadap
penyakit psikologis atau emosional. Bentuk terapi ini menekankan pada
kenyataan bahwa peristiwa dari masa kecil, bawah sadar, pikiran, memainkan
1
Umi Rohmah, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Ponorogo: STAIN Po Press, 2011),
92.
2
Ibid., 94.
2. 2
peran penting dalam penyakit jiwa. Peran konselor berusaha supaya klien
mendapat wawasan terhadap permasalahannya dengan mengalami kembali
dan kemudian menyelesaikan pengalaman masa lalunya yang belum
terselesaikan. Fungsi konselor yaitu membantu klien memperoleh kesadaran
diri, kejujuran, dan hubungan pribadi yang lebih efektif, dapat mengendalikan
tingkah laku impulsive dan irasional. Terdapat beberapa teknik dasar terapi
psikoanalisis, yaitu asosiasi bebas, penafsiran, analisis mimpi, analisis dan
penafsiran resistensi, analisis dan penafsiran transferensi.
2. Pendekatan Client-Centered
Yaitu suatu pendekatan yang fokus pada tanggungjawab dan kesanggupan
klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
Konsep utama client-centered meliputi:
a. Pandangan tentang sifat manusia, menolak adanya kecenderungan-
kecenderungan dasar. Artinya setiap individu memiliki kesanggupan
yang kuat untuk menjauhi perkara yang buruk menuju keadaan
psikologis yang sehat.
b. Tujuan konseling, membantu klien menemukan konsep dirinya yang
lebih positif lewat komunikasi konseling. Tujuan pnedekatan ini adalah
pencapaian kemandirian dan integrasi diri.
c. Peran dan fungsi konselor, menghadirkan iklim kondusif untuk
mendorong terkadinya perubahan pada dirir klien.. dalam peran tersebut
konselor menunjukkan sikap yang selaras dan keaslian, penerimaan tanpa
syarat, dan pemahaman empati yang tepat.
d. Hubungan anatara konselor dan klien, menjali komunikasi dalam
hubungan psikologis. Konselor berusaha membantu permasalahn yang
sedang dialami oleh klien.3
3. Pendekatan Behavioristik
3
Ibid., 106.
3. 3
Pendekatan ini memiliki asumsi dasar bahwa setiap tingkah laku dapat
dipelajari. Selain itu, tiap manusia dipandang sebagai individu yang mampu
melakukan refleksi atas tingkah lakunya sendiri, mengatur serta dapat
mengontrol perilakunya. Menurut Skinner, kondisi-kondisi tertentu seringkali
mengontrol seseorang untuk berperilaku. Tiga teori pendekatan ini, yaitu:
a. Stimulus respon
b. Applied Behavior Analysis, prosedur perubahan perilaku untuk
membantu individu membangun kemampuan dengan ukuran nilai yang
ada
c. Sosial kognitif
Tujuan konseling, membantu klien membuang respon-respon yang lama
merusak diri dan mempelajari respon baru yang lebih sehat. Hubungan klien
dan konselor yaitu harus saling kerjasama satu sama lain. Konselor harus
memberikan bantuan dalam arah yang diinginkan klien.
Teknik yang dapat digunakan dengan pendekatan ini, yaitu:
a. Desensitisasi sistematis, perlakuan kepada klien yang sedamh mengalami
kecemasan.
b. Terapi impulsif, terapi tingkah laku untuk merangsang munculnya
kecemasan klien dan klien didorong untuk berani menghadapi kecemasan
tersebut.
c. Latihan perilaku asertif, membantu klien yang tidak mampu
mengungkapkan perasaan terseinggung/ berkata “tidak”.
d. Pengkondisian aversi, mencegah perilaku yang tidak diinginkan muncul.
e. Pembentukan perilaku model, membentuk dan mempertahankan perilaku
baru.
f. Kontrak perilaku, membentuk perilaku yang diinginkan sesuai dengan
kontrak.
4. Pendekatan Rasional Emotif
Pendekatan Rasional Emotif adalah suatu pendekatan dalam
membantu memecahkan masalah yang dikarenakan oleh pola pikir yang
4. 4
bermasalah dan mengubah pikiran yang irasional tersebut menjadi
rasional. Tujuan pendekatan ini adalah membantu klien memperbaiki dan
merubah sikap yang irasional/ tidak baik menjadi rasional, sehingga klien
dapat mengembangkan diri dan dapat mencapai tujuan hidupnya. Ellis
menawarkan beberapa teknik dalam pelakasaan pendekatan ini, yaitu:
a. Teknik pengajaran, yang mana dalam pelaksanaannya, konselor lebih
aktif dan memberikan petunujk kepada klien
b. Teknik persuatif, konselor meyakinkan klien untk mengubah
pandangannya
c. Teknik konfrontasi, konselor menyerang ketidaklogisan berpikir klien
dan membawa klien untuk berpikir logis
d. Teknik pemberian tugas, konselor menugaskan klien untuk mencoba
melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata, misal bergaul dengan
masyarakat
e. Teknik kognitif, untuk mengcounter sistem keyakinan klien yang
irasional
f. Teknik emotif, untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan
emosional
g. Teknik behavioristik4
5. Pendekatan Realitas
William Glasser mengembangkan pendekatan ini. Konsep utama
pendekatan ini yaitu:
a. Teori kepribadian, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisiologis dan psikologis. Identitas merupakan cara
seseorang melihat dirinya sendiri sebagai manusia dalam hubungannya
dengan orang lain. Setiap orang mengembangkan gambaran
identitasnya berdasarkan atas kebutuhan.
4
Yesi Yuniarti dan Titin Indah Pratiwi, “Penggunaan Konseling Rasional Emotif untuk
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa,” tt., 9.
5. 5
b. Perilaku bermasalah, lebih dihubungkan dengan perilaku berperilaku
yang tepat atau berperilaku tidak tepat. Menurut Glasser,individu yang
berperilaku tidak tepat, disebabkan oleh ketidakmampuannya dalam
memuaskan kebutuhan.
c. Hakikat manusia, mengandung asumsi bahwa:
1) Perilaku menusia didorong oleh usaha untuk menemukan
kebutuhan dasarnya.
2) Jika individu frustasi karena gagal memperoleh kepuasan atau
tidak terpenuhi kebutuhannya dia akan mengembangkan identitas
kegagalan
3) Individu pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mengubah
identitasnya dari identitas kegagalan ke identitas keberhasilan
4) Faktor tanggungjwab adalah sangat penting pada manusia.
5) Faktor penilaian sangat penting bagi individu
Tujuan konseling yaitu individu dapat mencapai kehidupan yang
sukses. Peranan konselor dapat memberikan dorongan, dengan jalan
memuji klien ketika melakukan tindakan secara bertanggungjawab dan
menunjukkan penolakannya jika klien tidak melakukannya. Pendekatan ini
adalah aktif, membimbing, mendidik, dan terapi yang berorientasi pada
cognitive behavioral.5
6. Pendekatan Analisis Transaksional
Dalam pendekatan ini, hubungan konselor dan klien dipandang sebagai
suatu transaksional (interaksi, tndakan yang diambil, tanya jawab)di mana
masing-masing partisipan berhubungan satu sama laindengan fungsi
tujuan tertentu.
a. Konsep utama, analisis transaksional dapat meningkatkan kecakapan
klien untuk mentoleransi dan mengendalikan kecemasan serta
membuat klien dapat membatasi tindakan.
5
Umi Rohmah, Pengantar Bimbingan dan Konseling, 119.
6. 6
b. Proses konseling, konselor transaksional selalu aktif menghaindari
keadaan diam yang terlalu lama dan mempunyai tanggungjawab untuk
memelihra perhatian pada transaksi.
c. Tujuan konseling, yaitu:
1) Membantu klien dalam memprogram dirinya
2) Klien dibantu untuk menjadi bebas dalam berbuat dan menjadi
orang mandiri
3) Klien dibantu mengkaji keputusan yang telah dibuat
7. Pendekatan Kognitif Perilaku
Suatu pendekatan yang menitikberatkan pada restrukturisasi atau
pembenahan kognitif yang menyimpang akibat kejadian yang merugikan
dirinya baik secara fisik maupun psikis. Konsep utama pendekatan ini
adalah peleburan anatra pendektan perilaku dan kognitif. Tujuan
pendekatan ini untuk mencapai perubahan kognisi dan perilaku klien.
Peran konselor lebih menjadi pendengar yang sensitif dan empatik, ketika
mendengarkan permasalahan klien.