SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks serta unik. Manusia
memiliki sejuta watak dan kepribadian yang berbeda antara individu yang satu
dengan yang lain. Manusia dipandang sebagai makhluk yang rasional dan
irasional. Pada hakikatnya manusia itu memiliki kecendrungan untuk berpikir
yang rasional atau logis, disamping itu juga ia memiliki kecendrungan untuk
berpikir irasional atau tidak logis.
Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara langsung antara dua
orang atau lebih sehingga masalah yang sedang dihadapi oleh konseli dapat
terselesaikan sehingga tidak menghalangi konseli dalam meraih kebahagiaan
dalam hidupnya. Di dalam proses konseling, konselor harus menggunakan
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masalah dari konseli.
Salah satu dari pendekatan konseling adalah rasional emotif terapi.Rational
Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika
pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellissebagai salah satu bentuk perubahan dari
pendekatan-pendekatan yang sudah ada pada saat itu.Rasional emotif pada
umumnya dipakai oleh konselor ketika menghadapi jenis konseli yang
mengalami masalah yang disebabkan oleh pikiran irasional. Pikiran-pikiran
irasional yang menyebabkan timbulnya suatu perbuatan atau perasaan yang
salah, oleh rasional emotif akan dilakukan perubahan yang mendasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
makalah ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Apa nama pendekatan konseling dan siapa tokohnya?
2. Apa konsep dasar pendekatan rasional emotif?
3. Apa saja asumsi perilaku bermasalah yang konselingnya dapat dengan
pendekatan rasional emotif?
4. Apa saja tujuan dari konseling dengan pendekatan rasional emotif?
5. Apa saja peran konselor pada pendekatan rasional emotif?
2
6. Bagaimana proses konseling dengan pendekatan rasional emotif?
7. Bagaimana teknik konseling pada pendekatan rasional emotif?
8. Apa saja kelebihan dan keterbatasan dari pendekatan rasional emotif?
9. Bagaimana contoh penerapan pendekatan rasional emotif dalam proses
konseling?
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak penulis capai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan nama teknik konseling dan siapa tokohnya
2. Menjelaskan konsep dasar Teknik Konseling Rasional Emotif
3. Menjelaskan asumsi perilaku bermasalah yang ditangani dengan Teknik
Konseling Rasional Emotif
4. Menjelaskan tujuan konseling dengan Teknik Konseling Rasional Emotif
5. Menjelaskan peran konselor pada Teknik Konseling Rasional Emotif
6. Menjelaskan deskripsi proses konseling dengan Teknik Konseling Rasional
Emotif
7. Menjelaskan teknik konseling dengan Teknik Konseling Rasional Emotif
8. Menjelaskan kelebihan,keterbatasan, dan contoh penerapan Teknik Konseling
Rasional Emotif
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nama Pendekatan dan Tokohnya
Nama pendekatan ini adalah Rational Emotif Therapy (RET) atau biasa
juga disebut Rational Emotive Behavior Therapy (REBT).Rasional Emotif
adalah konseling yang menekankan dan interaksi berfikir dan akan sehat
(rasional thingking), perasaan (emoting), dan berperilaku (acting). Bahwa teori
ini menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara berpikir
dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan
berperilaku.
Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai
dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Albert Ellis, seorang Doktor
dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga
seorang Neo Freudian. Teori ini dikembangkanya ketika ia dalam praktek terapi
mendapatkan bahwa sistem psikoanalisis ini mempunyai kelemahan-kelemahan
secara teoritis (Ellis, 1974).
2.2 Konsep Dasar
1.) Hakekat manusia menurut Rasional Emotif
Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang
memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Cara berpikir
tersebut dapat tercermin dari tingkah lakunya di kehidupan nyata. Maka
seseorang yang berpikir secara rasional atau logis akan bertingkah laku
rasional juga, dan sebaliknya orang yang berpikir irasional atau tidak logis
juga akan bertingkah laku irasional juga.
Pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang juga sangat erat kaitannya.
Perasaan seseorang akan berhubungan dengan apa yang ia pikirkan, dan
tindakan yang dilakukan seseorang akan sesuai apa yang ia pikirkan serta
perasaannya.
Setiap Individu memiliki potensi untuk menyadari kekurangan dan
kelebihan yang ada pada dirinya. Maka dari itu individu juga harus memiliki
4
potensi untuk berpandangan yang rasional dan realistik. Hal ini dimaksudkan
agar individu dapat melakukan adaptasi diri dengan baik.
2.) Teori Kepribadian
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat
dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang
membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B),
dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal
dengan konsep atau teori ABC.
a. Antecedent Event (A) yaitu segenap peristiwa dari luar diri individu yang
mempengaruhi individu, baik itu berupa suatu fakta, kejadian, maupun
sikap dan tingkah laku orang lain. Contoh : Perceraian suatu keluarga,
kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan
antecendent event bagi seseorang.
b. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, dan nilai individu terhadap suatu
peristiwa. Keyakinan seseorang ada 2 macam yaitu : Keyakinan yang
rasional (rB) yaitu keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan
karena itu menjadi produktif. Dan Keyakinan yang tidak rasional (iB)
merupakan keyakinan yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan karena
itu tidak produktif.
c. Emotional Consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai
akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan
emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi
emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh
beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB
maupun yang iB.
d. Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini.
Seorang terapis harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional
itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis
positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.Sebagai contoh, “orang
depresi merasa sedih dan kesepian karena dia keliru berpikir bahwa dirinya
tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi
sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, Tugas
5
seorang terapis bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang
dialami orang depresi, melainkan menyerang keyakinan mereka yang
negatif terhadap diri sendiri.
2.3 Asumsi Perilaku Bermasalah
Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku
bermasalah, didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara
berpikir yang irrasional.
Adapun ciri-ciri berpikir irasional adalah :
1) Tidak dapat dibuktikan
2) Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka)
yangsebenarnya tidak perlu
3) Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang
efektif
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional disebabkan oleh:
1) Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara
kenyatan danimajinasi
2) Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain
3) Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang
diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
2.4 Tujuan Konseling
Tujuan dari Konseling RET ini antara lain:
1) Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta
pandangan-pandangan klien yang irasionalmenjadi pandangan yang rasional,
agar klien dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional,
membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai, dan kemampuan diri klien.
2) Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri
seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was,
rasa marah, sebagai akibat dari berpikir yang irasional.
6
2.5 Peran Konselor
Peran utama konselor dalam pendekatan konseling rasional emotif yaitu :
1) Menyadarkan klien bahwa sumber masalah yang dihadapinya karena cara
berfikir klien yang tidak logis.
2) Menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang dihadapi klien
merupakan tanggung jawabnya sendiri. Maksudnya adalah selama klien
masih berpikir irasional maka masalah yang dihadapinya akan terus
menghantuinnya.
3) Mengajak klien untuk menghilangkan cara berfikir yang irasional.
4) Mengembangkan pandangan-pandangan yang realistis dan menghindarkan
klien dari keyakinan yang irasional.
2.6 Deskripsi Proses Konseling
Berikut deskripsi proses konseling rasional emotif:
1) Konselor berusaha menunjukan klien kesulitan yang dihadapi sangat
berhubungan dengan keyakinan irrasional, dan menunjukan bagaimana klien
harus bersikap rasional dan mampu memisahkan keyakinan irrasional dengan
rasional. Pada tahap ini peranan konselor adalah sebagai propogandis yang
berusaha mendorong, membujuk, meyakinkan, bahkan sampai
mengendalikan klien untuk menerima gagasan logis dan rasional.
2) Untuk langkah kedua yaitu dengan menyadarkan klien bahwa pemecahan
masalah yang dihadapinya adalah tanggung jawab klien sendiri. Konselor
berperan untuk menunjukkan dan menyadarkan klien, bahwa gangguan
emosional yang selama ini dirasakannya akan terus menghantuinya apabila
klien tetap saja berpikir secara irasional. Dengan begitu klien akan merasa
lebih bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap permasalahan yang
dialami.
3) Pada tahap berikutnya ini, konselor berperan mengajak klien menghilangkan
cara berpikir dan gagasan yang irasional. Konselor tidaklah cukup
menunjukkan kepada klien bagaimana ketidaklogisan berpikir ini, tetapi lebih
jauh dari itu konselor harus berusaha mengajak klien mengubah cara
berpikirnya dengan cara menghilangkan gagasan yang tidak irasional.
7
4) Langkah terakhir adalah peranan konselor yaitu mengembangkan pandangan-
pandangan yang realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan yang
irasional. Konselor mengkonfrontasi inti cara berpikir yang irasional dari diri
klien dan mengajarkan cara mengubah berpikir irasional menjadi rasional.
2.7 Teknik Konseling
Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang
bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien.
Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
1) Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
Teknik-teknik emotif adalah teknik yang digunakan untuk mengubah
emosiklien. Antara teknik yang sering digunakan ialah:
 Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan
klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah
laku yang diinginkan.Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat
pendisiplinan diri klien.
 Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan
(perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan
sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan
dirinya sendiri melalui peran tertentu.
 Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah
laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah
lakunya sendiri yang negatif.
2) Teknik-teknik Behavioristik
Terapi RasionalEmotifbanyak menggunakan teknik behavioristik terutama
dalam hal upaya modifikasi perilaku negatif klien, dengan mengubah akar-
akar keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis, beberapa teknik yang
tergolong behavioristik adalah:
 Reinforcement
8
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih
rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward)
ataupun hukuman (punishment). Teknik ini dimaksudkan untuk
membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan
menggantinya dengan sistem nilai yang positif.Dengan memberikan
reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem
nilai yang diharapkan kepadanya.
 Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien.
Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang
diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan
menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam
sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh
konselor.
 Live Models
Digunakan untuk menggambarkan perilaku-perilaku tertentu,
khususnya situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk
percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-masalah.
3) Teknik-teknik Kognitif
Adalah teknik yang digunakan untuk mengubah cara berfikir klien.
 Home work assigments
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk
melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu
yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.Dengan tugas rumah
yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan
ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis,
mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah
aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu
berdasarkan tugas yang diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor
dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor.
Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap
9
tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk
pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya
kepada konselor.
 Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan
tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran,
latihan, atau meniru model-model sosial.Maksud utama teknik latihan
asertif adalah : (a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan
berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan
kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa
menolak atau memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong klien untuk
meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan
kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok
untuk diri sendiri.
2.8 Kelebihan dan Kelemahan
1) Kelebihan
 Pendekatan cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien.
Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
 Kaedah berfikir logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam
menghadapi masalah yang lain.
 Klien merasa dirinya mempunyai keupayaan intelektual dan kemajuan
dari cara berfikir.
2) Kelemahan
 Ada klien yang bisa ditolong melalui analisa logis dan falsafah, tetapi ada
pula yang tidak begitu cerdas otaknya untuk dibantu dengan cara yang
sedemikian yang berasaskan kepada logika.
 Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha
untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
 Ada juga klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan
bergantung kepadanya dalam hidupnya, dan tidak berbuat apa-apa
perubahan lagi dalam hidup mereka.
10
2.9 Contoh Penerapan
Contoh Kasus “ Minder “
lolly adalah siswa kelas XI SMA. Dia bisa di bilang siswi berprestasi di
sekolahnya, dia anak yang baik, periang, dan banyak mempunyai teman. Namun
setelah kematian pacarnya yang kecelakaan. perilakunya menjadi berubah.dia
lebih terlihat murung , menyendiri, dan sering menangis tanpa sebab.
Perilakunya ini berdampak ada kehidupan disekolah dan dirumahnya. Nilainya
menurun, prestasinya jadi rendah dan malas belajar.
Identifikasi Masalah :
Dari ilustrasi permasalahan diatas dapat bahwa lolly kehilangan pikiran
positifnya , pikirannya irasional , dan kesulitan memahamiapa yang ia alami.
Diagnosis :
Diagnosis memiliki arti suatu uapaya untuk mengenal, menetapkan atau
menentukan sifat, serta hakekat dalam suatu peristiwa melalui pengamatan
terhadap gejala.
Berdasarkan dari hasil analisis dan sintesis di atas yang menjadi penyebab
permasalahan lolly adalah kehilangan pikiran rasionalnya.
Prognosis :
Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh lolly tersebut maka dapat
digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan
masalahnya, yaitu dengan dilakukanya konseling individu untuk memberikan
alternatif bantuan kepada konseli mengenai kesulitan belajar akibat rasa
mindernya. Dalam permasalahan ini saya menggunakan teknik konseling dengan
menekankan pada pendekatan RET (Rational Emotif Therapy) , yang bertujuan
untuknmenumbuhkan kesadaran lolly terkait seringnya menyalahkan diri sendiri,
dan menghapus pikiran irasiaonal yang lolly alami.
Treatmen :
Proses wawancara dilakukan di ruang BK, di jam kosong pelajaran lolly
menyempatkan waktunya.
Waktu : pukul 10.00 – 10.45 WIB
Tempat : di ruang BK
Tanggal : 12 Mei 2013
11
Hasil Wawancara : PERTEMUAN PERTAMA
Pertanyaan dan jawaban Keterangan
Klien : assalamualaikum bu,
Konselor : waaalaikumsalam, lolly.. silahkan
duduk.. jam pelajaran apa ini ? apa gurunya
tidak masuk?
Klien : jam pelajaran matematika bu, tidak bu,
karena beliau ada kepentingan dinas, jadi kami
hanya di berikan tugas.
Opening
(pembukaan)
Konselor : lalu apa kamu sudah
mengerjakannya ?
Klien : belom bu, saya tidak konsen
mengerjakannya.
Konselor : loh kenapa begitu, apa ada yang
menyebabkan kamu tidak konsen seperti itu ?
Klien : Hehee... yaa bu, saya aja ga tau...
sebenarnya saya juga bingung apa yang saya
pikirkan..
Konselor : ibu senang kalau kamu bersedia
menceritakan apa yang sedang menjadi beban
fikiranmu kepada ibu, kamu bisa berbagi
masalah dengan ibu, ibu siap menjadi teman mu
.. pelan pelan saja ceritanya.
Konseli : saya bingung harus cerita darimana
bu, saya takut.
Attending
(penerimaan)
Konselor : Tidak perlu takut, tidak pelu
bingung, waktunya masih banyak, kamu
tenangin diri dulu, ibu siap menunggu. Pelan-
pelan sajaa lol..
Klien : iyaa bu, begini bu, saya memiliki pacar ,
yang meninggal 6 bulan lalu, saya merasa sedih
dan kehilangan arah bu semenjak itu.
Refleksi of
feelling
(pemantulan
perasaan)
12
Konselor : ya yaa, saya memahami perasaan
lolly. Ungkapkan pelan-pela saja.
Klien : pacar saya meninggal saat akan
menjemput saya di sekolah bu, dan kejadiannya
tepa di depan mata saya, saya merasa menyesal,
kenapa harus memintanya jemput, kenapa tidak
saya mandiri sajaa, kenapa saya harus manja
seperti ini , saya memang bodoh bu.. seandainya
saya tidak memaksa dia untuk menjemput , dia
pasti akan tetap bersama saya sekarang ,saya
bodoh sekali bu.
Acceptance
Konselor :ibu sangat memahami perasaan lolly ,
terus apa lagi yang lolly rasakan, ?
Klien :padahal saya sangat menyayangi dia bu,
tp saya sndri yang mencelakakannya.
Konselor : coba ceritakan kronologi peristiwa
nya, pelan-pelan sajaa..
Klien : saat itu bu, saya sms pacar saya untuk
menjemput saya pulang sekolah, pacar saya
sudah kuliah bu. Karna kebetulan dia sedang
tidak ada kuliah maka saya ingin dia menjemput
saya sepulang sekolah. Setelah bel sekolah
berbunyi, saya langsung keluar kelas dan
menunggunya d gerbang sekolah, baru 5 menit
saya disitu, saya melihat tabrakan hebat bu,
antara bis dan motor satria FU milik pacar saya,
saya langsung berlari dan menangis histeris bu,
ambilance datang dan membawa pacar saya ke
rumah sakit, tapi itu tidak menolongnya, pacar
saya meninggal bu. Saya pingsan dan saya
...(menangis)
Exploring
Konselor : (memberikan tisue)... menangis saja empathy
13
jika itu membuat lolly bisa lebih tenang. Ibu bisa
merasakan apa yang lolly alami dan rasakan saat
itu.
Klien : ...... (masih menangis)....
Konselor : jadi lolly merasa, kejadian itu
kesalahan lolly karena sudah meminta dia
menjemput lolly ?
Konseli : iya bu, saya merasa ini semua
kesalahan saya. Saya berfikir saya juga harus
mati untuk menebus semua kesalahan ini
Konselor : cobaa dipikir dua, tiga kali lagi
apakah berfikir seperti itu sudah sesuai ?
Klien : entahlah bu,
rejection
Konselor : bagaimana dengan orang tua lolly
dengan orang tua pacar lolly?
Klien : orang tua saya selelu menguatkan saya
bu, walaupun sampai sekarang saya belom bisa
memaafkan diri saya sendiri. Kalau orang tua
pacar saya, mereka berusaha menerima semua
takdir ini dengan ikhlas bu, mereka tidak
membenci saya, bahkan mereka masih
menganggap saya sebagai anaknya sendiri.
Kadang saya masih sering sekali bekunjung
kesanaa bu, sepulang sekolah.
Lead
Konselor : orang tua lolly daan orang tua pacar
lolly tidak membenci lolly, sekarang mari kita
berfikir bersama, dari orang tua lolly dan orang
tua pacar lolly sangat menguatkan lolly , tetapi
lolly inin menebus kesalahan dengan ikut mati,
menurut lolly apa itu cara yang palin tepat ?
Klien : gimana yaa bu, saya selalu merasa di
kejar-kejar perasaaan bersalah, fikiran itu selalu
restatement
14
terlintas bu.
Konselor : jadi menurut lolly permasalahan
selesai ketika lolly ikut mati bersamanya ? tanpa
menghiraukan perasaan keluarga lolly dan
keluarga pacar lolly , begitu ?
Klien : yaa bu saya rasa itu cara terbaik.saya
merasa hampa tanpa kehadiran pacar saya bu.
paraphasing
Konselor : sekarang coba lolly fikirkan dlu,
apakah dengan semua rencana dan fikiran lolly
itu semua dapat selesai, apakah dengan ikut mati
lolly bisa merasa bahagia ? apakah pikiran dn
harapan lolly itu tidak malah menambah
masalah baru untuk orang tua lolly, dan orang
tua pacar lolly yg sudah menggangap lolly anak
sendiri harus kehilangan lagi ?
Klien : iya sih bu, saya rasa itu malah
menambah masalah , hmmmmm... saya bingung
bu.
counfrontation
Konselor : berarti lolly merasa sekarang ikut
mati bukan solusi yang tepat dalam
menyelesaikan masalah ini bukan ?
Konseli : Saya mengerti bu, tapi saya masih
sulit memaafkan diri saya sendiri. Saya merasa
akar permasalahan terpusat pada sayaa bu.
belief
Konselor : coba fikir lol, kalau orang tua
pacarmu saja bisa tegar menerima kenyataan ini,
bahwa anaknya sudah meninggal, mengapa
kamu tidak sekuat itu ? padahal mereka pun
sama halnya dengan kamu yang menyayangi
nya.
Konseli : yaa yaa bu, beraryi fikiran saya terlalu
pendek bu ?
confrontation
15
Konselor : apa lolly pernah menceritakan ini
kepada orang tua lolly ?
Konseli : Tidak bu, saya selalu bingung untuk
memulai cerita, ujung-ujungnya saya pusing
,nangis dan lemas bu.
lead
Konselor : sekarang apa kamu merasa lemas
dan pusing ?
Konseli : sedikit bu, bagaimana jika dilanjut lain
waktu bu ? saya rasa lemas sekali bu.
Konselor : baukalh tidak masalah. Sebelumnya
dari yg telah kamu ungkapkan , apa kesimpulang
yang kamu dapat ?
Konseli : saya merasa saya telah merasa berdosa
telah membuat pacar saya meninggal, tapi saya
tidak tahu bagaimana menghilangkan perasaan
itu. Dan saya masih bingung bagaimana
mengembalikan diri saya yang sebenarnya.
Konselor : baik kalau begitu kita lanjutkan lain
waktu lagi, jika lolly telah siap untuk
melanjutkan dan menyelesaikan nya sampai
lolly dapat kembali menjadi diri sendiri.
Silahkan beristirahat ya..
Konseli : iya bu saya siap untuk menyelesaikan
ini hingga tuntas, terimakasih atas pethatian ibu..
assalamualaikum bu.
Konselor : sama-sama lolly.. wa’alaikumsalam
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nama pendekatan ini adalah Rational Emotif Therapy (RET) atau biasa
juga disebut Rational Emotive Behavior Therapy (REBT).Teori Rasional Emotif
mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis.Rasional
Emotif adalah konseling yang menekankan dan interaksi berfikir dan akan sehat
(rasional thingking), perasaan (emoting), dan berperilaku (acting). Masalah yang
dihadapi oleh klien menurut pendekatan rasional emotif merupakan akibat dari
ketidak logisan klien dalam berfikir.
Tujuan dari pendekatan konseling rasional emotif adalah menunjukan dan
menyadarkan klien bahwa penyebab masalahnya sekarang adalah karena ketidak
logisannya dalam berfikir. Dan tujuan lainnya yaitu yaitu membebaskan klien dari
pikiran tidak logis serta menggantinya dengan pikiran yang logis.
3.2 Saran
Kepada mahasiswa bimbingan dan konseling, diharapkan makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman dalam melakukan pendekatan
rasional emotif terapi kepada klien di kemudian hari.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Suparmo dan Tri Hartini. 2014. Konseling Keluarga. Semarang : IKIP PGRI
Semarang
Akhmad Sudrajat.(2008).Pendekatan Konseling Rasional Emotif.From
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional-
emotif/20 September 2015
Burhan Fantashi.(2012).Rational Emotif Behavior Therapy.From
https://bimbingandankonseling07.blogspot.com/2012/11/rebt-rational-emotive-
behavior-therapy.html
Lutfatul Khoeriyah.(2014).Makalah Rasional Emotif.From
https://lutfatulkhoeriyahblog.wordpress.com/2014/05/08/makalah-rasional-emotif/20
September 2015
Nila Zaima.(2014).Pendekatan rebt.From :
https://nilazaima.wordpress.com/2014/03/27/pendekatan-rebt/21 September 2015
Sukardi,Dewa ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah. Bandungpt : PT Rineka Cipta.

More Related Content

What's hot

Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalbkupstegal
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerIis Nurul Fitriyani
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralvarizalamir
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Bahiyah MaHiz
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasIFTITAH INDRIANI
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungRatih Aini
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianvarizalamir
 
Trait and factor ppt
Trait and factor pptTrait and factor ppt
Trait and factor pptfasyamaziyyah
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorwinarsih_enar
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralmisbakhulfirdaus
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 

What's hot (20)

Ppt analisis transaksional
Ppt analisis transaksionalPpt analisis transaksional
Ppt analisis transaksional
 
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred AdlerPendekatan konseling individual Alfred Adler
Pendekatan konseling individual Alfred Adler
 
Teknik dasar konseling
Teknik dasar konselingTeknik dasar konseling
Teknik dasar konseling
 
CONTOH RPL POP
CONTOH RPL POPCONTOH RPL POP
CONTOH RPL POP
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis Konseling Transaksional Analisis
Konseling Transaksional Analisis
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
(konself)
(konself)(konself)
(konself)
 
Pendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerianPendekatan konseling adlerian
Pendekatan konseling adlerian
 
Trait and factor ppt
Trait and factor pptTrait and factor ppt
Trait and factor ppt
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Konseling individual
Konseling individualKonseling individual
Konseling individual
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factor
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Pendekatan gestalt
Pendekatan gestaltPendekatan gestalt
Pendekatan gestalt
 
Terapi kognitif 270312
Terapi kognitif 270312Terapi kognitif 270312
Terapi kognitif 270312
 

Viewers also liked

Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapiTeori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapiroseixora
 
Terapi rasional emotif
Terapi rasional emotifTerapi rasional emotif
Terapi rasional emotifikko nurullita
 
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKTABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKrina_nurjanah96
 
rational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapyrational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapyDeddy Irawan
 
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurMakalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurAnindya Zulatsari
 

Viewers also liked (6)

Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapiTeori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi
 
Terapi rasional emotif
Terapi rasional emotifTerapi rasional emotif
Terapi rasional emotif
 
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BKTABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
TABEL TEORI PENDEKATAN KONSELING DALAM BK
 
rational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapyrational emotive behavior therapy
rational emotive behavior therapy
 
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneurMakalah kewirausahaan mindset entrepreneur
Makalah kewirausahaan mindset entrepreneur
 
Ppt makalah
Ppt makalahPpt makalah
Ppt makalah
 

Similar to RET Konseling

Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkbaeniikhwati
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtvarizalamir
 
Pendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifPendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifFATHATUL FIKRIYAH
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi roseixora
 
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp015 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01Azmi & Sharifah Legacy
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konselingJenyHarianto08
 
Tugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotiveTugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotivemayangfeby
 
jawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BKjawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BKbkupstegal
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapymncgita
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapymncgita
 
Rational emotif terapy
Rational emotif terapyRational emotif terapy
Rational emotif terapyPatuh Ardianto
 

Similar to RET Konseling (20)

Peta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bkPeta kognitif pendekatan pada bk
Peta kognitif pendekatan pada bk
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebt
 
Pendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotifPendekatan teori rational emotif
Pendekatan teori rational emotif
 
7. ret hans
7. ret hans7. ret hans
7. ret hans
 
Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi Teori emosional emotif terapi
Teori emosional emotif terapi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
pertemuan 4.pdf
pertemuan 4.pdfpertemuan 4.pdf
pertemuan 4.pdf
 
pertemuan 4.ppt
pertemuan 4.pptpertemuan 4.ppt
pertemuan 4.ppt
 
5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling5.pengenalan teori kaunseling
5.pengenalan teori kaunseling
 
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp015 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
5 pengenalanteorikaunseling-120927011516-phpapp01
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
Pendekatan dalam konseling
Pendekatan  dalam konselingPendekatan  dalam konseling
Pendekatan dalam konseling
 
(korem)
(korem)(korem)
(korem)
 
Tugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotiveTugas ppt konseling_rational_emotive
Tugas ppt konseling_rational_emotive
 
Ppt bu hastin
Ppt bu hastinPpt bu hastin
Ppt bu hastin
 
jawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BKjawaban UAS TI dalam BK
jawaban UAS TI dalam BK
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapy
 
Pendekatan bk
Pendekatan bkPendekatan bk
Pendekatan bk
 
Rational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior TherapyRational Emotive Behavior Therapy
Rational Emotive Behavior Therapy
 
Rational emotif terapy
Rational emotif terapyRational emotif terapy
Rational emotif terapy
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

RET Konseling

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks serta unik. Manusia memiliki sejuta watak dan kepribadian yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lain. Manusia dipandang sebagai makhluk yang rasional dan irasional. Pada hakikatnya manusia itu memiliki kecendrungan untuk berpikir yang rasional atau logis, disamping itu juga ia memiliki kecendrungan untuk berpikir irasional atau tidak logis. Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara langsung antara dua orang atau lebih sehingga masalah yang sedang dihadapi oleh konseli dapat terselesaikan sehingga tidak menghalangi konseli dalam meraih kebahagiaan dalam hidupnya. Di dalam proses konseling, konselor harus menggunakan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masalah dari konseli. Salah satu dari pendekatan konseling adalah rasional emotif terapi.Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellissebagai salah satu bentuk perubahan dari pendekatan-pendekatan yang sudah ada pada saat itu.Rasional emotif pada umumnya dipakai oleh konselor ketika menghadapi jenis konseli yang mengalami masalah yang disebabkan oleh pikiran irasional. Pikiran-pikiran irasional yang menyebabkan timbulnya suatu perbuatan atau perasaan yang salah, oleh rasional emotif akan dilakukan perubahan yang mendasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Apa nama pendekatan konseling dan siapa tokohnya? 2. Apa konsep dasar pendekatan rasional emotif? 3. Apa saja asumsi perilaku bermasalah yang konselingnya dapat dengan pendekatan rasional emotif? 4. Apa saja tujuan dari konseling dengan pendekatan rasional emotif? 5. Apa saja peran konselor pada pendekatan rasional emotif?
  • 2. 2 6. Bagaimana proses konseling dengan pendekatan rasional emotif? 7. Bagaimana teknik konseling pada pendekatan rasional emotif? 8. Apa saja kelebihan dan keterbatasan dari pendekatan rasional emotif? 9. Bagaimana contoh penerapan pendekatan rasional emotif dalam proses konseling? 1.3 Tujuan Tujuan yang hendak penulis capai dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Menjelaskan nama teknik konseling dan siapa tokohnya 2. Menjelaskan konsep dasar Teknik Konseling Rasional Emotif 3. Menjelaskan asumsi perilaku bermasalah yang ditangani dengan Teknik Konseling Rasional Emotif 4. Menjelaskan tujuan konseling dengan Teknik Konseling Rasional Emotif 5. Menjelaskan peran konselor pada Teknik Konseling Rasional Emotif 6. Menjelaskan deskripsi proses konseling dengan Teknik Konseling Rasional Emotif 7. Menjelaskan teknik konseling dengan Teknik Konseling Rasional Emotif 8. Menjelaskan kelebihan,keterbatasan, dan contoh penerapan Teknik Konseling Rasional Emotif
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Nama Pendekatan dan Tokohnya Nama pendekatan ini adalah Rational Emotif Therapy (RET) atau biasa juga disebut Rational Emotive Behavior Therapy (REBT).Rasional Emotif adalah konseling yang menekankan dan interaksi berfikir dan akan sehat (rasional thingking), perasaan (emoting), dan berperilaku (acting). Bahwa teori ini menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam terhadap cara berpikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku. Rational Emotive Therapy atau Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Albert Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian. Teori ini dikembangkanya ketika ia dalam praktek terapi mendapatkan bahwa sistem psikoanalisis ini mempunyai kelemahan-kelemahan secara teoritis (Ellis, 1974). 2.2 Konsep Dasar 1.) Hakekat manusia menurut Rasional Emotif Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Cara berpikir tersebut dapat tercermin dari tingkah lakunya di kehidupan nyata. Maka seseorang yang berpikir secara rasional atau logis akan bertingkah laku rasional juga, dan sebaliknya orang yang berpikir irasional atau tidak logis juga akan bertingkah laku irasional juga. Pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang juga sangat erat kaitannya. Perasaan seseorang akan berhubungan dengan apa yang ia pikirkan, dan tindakan yang dilakukan seseorang akan sesuai apa yang ia pikirkan serta perasaannya. Setiap Individu memiliki potensi untuk menyadari kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya. Maka dari itu individu juga harus memiliki
  • 4. 4 potensi untuk berpandangan yang rasional dan realistik. Hal ini dimaksudkan agar individu dapat melakukan adaptasi diri dengan baik. 2.) Teori Kepribadian Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC. a. Antecedent Event (A) yaitu segenap peristiwa dari luar diri individu yang mempengaruhi individu, baik itu berupa suatu fakta, kejadian, maupun sikap dan tingkah laku orang lain. Contoh : Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang. b. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, dan nilai individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada 2 macam yaitu : Keyakinan yang rasional (rB) yaitu keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan karena itu menjadi produktif. Dan Keyakinan yang tidak rasional (iB) merupakan keyakinan yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan karena itu tidak produktif. c. Emotional Consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB. d. Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.Sebagai contoh, “orang depresi merasa sedih dan kesepian karena dia keliru berpikir bahwa dirinya tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, Tugas
  • 5. 5 seorang terapis bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang dialami orang depresi, melainkan menyerang keyakinan mereka yang negatif terhadap diri sendiri. 2.3 Asumsi Perilaku Bermasalah Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah, didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional. Adapun ciri-ciri berpikir irasional adalah : 1) Tidak dapat dibuktikan 2) Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yangsebenarnya tidak perlu 3) Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional disebabkan oleh: 1) Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara kenyatan danimajinasi 2) Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain 3) Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada individu melalui berbagai media. 2.4 Tujuan Konseling Tujuan dari Konseling RET ini antara lain: 1) Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasionalmenjadi pandangan yang rasional, agar klien dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional, membangkitkan kepercayaan diri, nilai-nilai, dan kemampuan diri klien. 2) Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah, sebagai akibat dari berpikir yang irasional.
  • 6. 6 2.5 Peran Konselor Peran utama konselor dalam pendekatan konseling rasional emotif yaitu : 1) Menyadarkan klien bahwa sumber masalah yang dihadapinya karena cara berfikir klien yang tidak logis. 2) Menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang dihadapi klien merupakan tanggung jawabnya sendiri. Maksudnya adalah selama klien masih berpikir irasional maka masalah yang dihadapinya akan terus menghantuinnya. 3) Mengajak klien untuk menghilangkan cara berfikir yang irasional. 4) Mengembangkan pandangan-pandangan yang realistis dan menghindarkan klien dari keyakinan yang irasional. 2.6 Deskripsi Proses Konseling Berikut deskripsi proses konseling rasional emotif: 1) Konselor berusaha menunjukan klien kesulitan yang dihadapi sangat berhubungan dengan keyakinan irrasional, dan menunjukan bagaimana klien harus bersikap rasional dan mampu memisahkan keyakinan irrasional dengan rasional. Pada tahap ini peranan konselor adalah sebagai propogandis yang berusaha mendorong, membujuk, meyakinkan, bahkan sampai mengendalikan klien untuk menerima gagasan logis dan rasional. 2) Untuk langkah kedua yaitu dengan menyadarkan klien bahwa pemecahan masalah yang dihadapinya adalah tanggung jawab klien sendiri. Konselor berperan untuk menunjukkan dan menyadarkan klien, bahwa gangguan emosional yang selama ini dirasakannya akan terus menghantuinya apabila klien tetap saja berpikir secara irasional. Dengan begitu klien akan merasa lebih bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap permasalahan yang dialami. 3) Pada tahap berikutnya ini, konselor berperan mengajak klien menghilangkan cara berpikir dan gagasan yang irasional. Konselor tidaklah cukup menunjukkan kepada klien bagaimana ketidaklogisan berpikir ini, tetapi lebih jauh dari itu konselor harus berusaha mengajak klien mengubah cara berpikirnya dengan cara menghilangkan gagasan yang tidak irasional.
  • 7. 7 4) Langkah terakhir adalah peranan konselor yaitu mengembangkan pandangan- pandangan yang realistis dan menghindarkan diri dari keyakinan yang irasional. Konselor mengkonfrontasi inti cara berpikir yang irasional dari diri klien dan mengajarkan cara mengubah berpikir irasional menjadi rasional. 2.7 Teknik Konseling Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut : 1) Teknik-Teknik Emotif (Afektif) Teknik-teknik emotif adalah teknik yang digunakan untuk mengubah emosiklien. Antara teknik yang sering digunakan ialah:  Assertive adaptive Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan.Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.  Bermain peran Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.  Imitasi Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif. 2) Teknik-teknik Behavioristik Terapi RasionalEmotifbanyak menggunakan teknik behavioristik terutama dalam hal upaya modifikasi perilaku negatif klien, dengan mengubah akar- akar keyakinannya yang tidak rasional dan tidak logis, beberapa teknik yang tergolong behavioristik adalah:  Reinforcement
  • 8. 8 Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). Teknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif.Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.  Social modeling Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.  Live Models Digunakan untuk menggambarkan perilaku-perilaku tertentu, khususnya situasi-situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah-masalah. 3) Teknik-teknik Kognitif Adalah teknik yang digunakan untuk mengubah cara berfikir klien.  Home work assigments Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan.Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor. Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap
  • 9. 9 tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.  Latihan assertive Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri. 2.8 Kelebihan dan Kelemahan 1) Kelebihan  Pendekatan cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien. Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.  Kaedah berfikir logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang lain.  Klien merasa dirinya mempunyai keupayaan intelektual dan kemajuan dari cara berfikir. 2) Kelemahan  Ada klien yang bisa ditolong melalui analisa logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu cerdas otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.  Ada sebagian klien yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.  Ada juga klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya dalam hidupnya, dan tidak berbuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.
  • 10. 10 2.9 Contoh Penerapan Contoh Kasus “ Minder “ lolly adalah siswa kelas XI SMA. Dia bisa di bilang siswi berprestasi di sekolahnya, dia anak yang baik, periang, dan banyak mempunyai teman. Namun setelah kematian pacarnya yang kecelakaan. perilakunya menjadi berubah.dia lebih terlihat murung , menyendiri, dan sering menangis tanpa sebab. Perilakunya ini berdampak ada kehidupan disekolah dan dirumahnya. Nilainya menurun, prestasinya jadi rendah dan malas belajar. Identifikasi Masalah : Dari ilustrasi permasalahan diatas dapat bahwa lolly kehilangan pikiran positifnya , pikirannya irasional , dan kesulitan memahamiapa yang ia alami. Diagnosis : Diagnosis memiliki arti suatu uapaya untuk mengenal, menetapkan atau menentukan sifat, serta hakekat dalam suatu peristiwa melalui pengamatan terhadap gejala. Berdasarkan dari hasil analisis dan sintesis di atas yang menjadi penyebab permasalahan lolly adalah kehilangan pikiran rasionalnya. Prognosis : Dilihat dari permasalahan yang dihadapi oleh lolly tersebut maka dapat digunakan beberapa alternatif bantuan untuk membantu menyelesaikan masalahnya, yaitu dengan dilakukanya konseling individu untuk memberikan alternatif bantuan kepada konseli mengenai kesulitan belajar akibat rasa mindernya. Dalam permasalahan ini saya menggunakan teknik konseling dengan menekankan pada pendekatan RET (Rational Emotif Therapy) , yang bertujuan untuknmenumbuhkan kesadaran lolly terkait seringnya menyalahkan diri sendiri, dan menghapus pikiran irasiaonal yang lolly alami. Treatmen : Proses wawancara dilakukan di ruang BK, di jam kosong pelajaran lolly menyempatkan waktunya. Waktu : pukul 10.00 – 10.45 WIB Tempat : di ruang BK Tanggal : 12 Mei 2013
  • 11. 11 Hasil Wawancara : PERTEMUAN PERTAMA Pertanyaan dan jawaban Keterangan Klien : assalamualaikum bu, Konselor : waaalaikumsalam, lolly.. silahkan duduk.. jam pelajaran apa ini ? apa gurunya tidak masuk? Klien : jam pelajaran matematika bu, tidak bu, karena beliau ada kepentingan dinas, jadi kami hanya di berikan tugas. Opening (pembukaan) Konselor : lalu apa kamu sudah mengerjakannya ? Klien : belom bu, saya tidak konsen mengerjakannya. Konselor : loh kenapa begitu, apa ada yang menyebabkan kamu tidak konsen seperti itu ? Klien : Hehee... yaa bu, saya aja ga tau... sebenarnya saya juga bingung apa yang saya pikirkan.. Konselor : ibu senang kalau kamu bersedia menceritakan apa yang sedang menjadi beban fikiranmu kepada ibu, kamu bisa berbagi masalah dengan ibu, ibu siap menjadi teman mu .. pelan pelan saja ceritanya. Konseli : saya bingung harus cerita darimana bu, saya takut. Attending (penerimaan) Konselor : Tidak perlu takut, tidak pelu bingung, waktunya masih banyak, kamu tenangin diri dulu, ibu siap menunggu. Pelan- pelan sajaa lol.. Klien : iyaa bu, begini bu, saya memiliki pacar , yang meninggal 6 bulan lalu, saya merasa sedih dan kehilangan arah bu semenjak itu. Refleksi of feelling (pemantulan perasaan)
  • 12. 12 Konselor : ya yaa, saya memahami perasaan lolly. Ungkapkan pelan-pela saja. Klien : pacar saya meninggal saat akan menjemput saya di sekolah bu, dan kejadiannya tepa di depan mata saya, saya merasa menyesal, kenapa harus memintanya jemput, kenapa tidak saya mandiri sajaa, kenapa saya harus manja seperti ini , saya memang bodoh bu.. seandainya saya tidak memaksa dia untuk menjemput , dia pasti akan tetap bersama saya sekarang ,saya bodoh sekali bu. Acceptance Konselor :ibu sangat memahami perasaan lolly , terus apa lagi yang lolly rasakan, ? Klien :padahal saya sangat menyayangi dia bu, tp saya sndri yang mencelakakannya. Konselor : coba ceritakan kronologi peristiwa nya, pelan-pelan sajaa.. Klien : saat itu bu, saya sms pacar saya untuk menjemput saya pulang sekolah, pacar saya sudah kuliah bu. Karna kebetulan dia sedang tidak ada kuliah maka saya ingin dia menjemput saya sepulang sekolah. Setelah bel sekolah berbunyi, saya langsung keluar kelas dan menunggunya d gerbang sekolah, baru 5 menit saya disitu, saya melihat tabrakan hebat bu, antara bis dan motor satria FU milik pacar saya, saya langsung berlari dan menangis histeris bu, ambilance datang dan membawa pacar saya ke rumah sakit, tapi itu tidak menolongnya, pacar saya meninggal bu. Saya pingsan dan saya ...(menangis) Exploring Konselor : (memberikan tisue)... menangis saja empathy
  • 13. 13 jika itu membuat lolly bisa lebih tenang. Ibu bisa merasakan apa yang lolly alami dan rasakan saat itu. Klien : ...... (masih menangis).... Konselor : jadi lolly merasa, kejadian itu kesalahan lolly karena sudah meminta dia menjemput lolly ? Konseli : iya bu, saya merasa ini semua kesalahan saya. Saya berfikir saya juga harus mati untuk menebus semua kesalahan ini Konselor : cobaa dipikir dua, tiga kali lagi apakah berfikir seperti itu sudah sesuai ? Klien : entahlah bu, rejection Konselor : bagaimana dengan orang tua lolly dengan orang tua pacar lolly? Klien : orang tua saya selelu menguatkan saya bu, walaupun sampai sekarang saya belom bisa memaafkan diri saya sendiri. Kalau orang tua pacar saya, mereka berusaha menerima semua takdir ini dengan ikhlas bu, mereka tidak membenci saya, bahkan mereka masih menganggap saya sebagai anaknya sendiri. Kadang saya masih sering sekali bekunjung kesanaa bu, sepulang sekolah. Lead Konselor : orang tua lolly daan orang tua pacar lolly tidak membenci lolly, sekarang mari kita berfikir bersama, dari orang tua lolly dan orang tua pacar lolly sangat menguatkan lolly , tetapi lolly inin menebus kesalahan dengan ikut mati, menurut lolly apa itu cara yang palin tepat ? Klien : gimana yaa bu, saya selalu merasa di kejar-kejar perasaaan bersalah, fikiran itu selalu restatement
  • 14. 14 terlintas bu. Konselor : jadi menurut lolly permasalahan selesai ketika lolly ikut mati bersamanya ? tanpa menghiraukan perasaan keluarga lolly dan keluarga pacar lolly , begitu ? Klien : yaa bu saya rasa itu cara terbaik.saya merasa hampa tanpa kehadiran pacar saya bu. paraphasing Konselor : sekarang coba lolly fikirkan dlu, apakah dengan semua rencana dan fikiran lolly itu semua dapat selesai, apakah dengan ikut mati lolly bisa merasa bahagia ? apakah pikiran dn harapan lolly itu tidak malah menambah masalah baru untuk orang tua lolly, dan orang tua pacar lolly yg sudah menggangap lolly anak sendiri harus kehilangan lagi ? Klien : iya sih bu, saya rasa itu malah menambah masalah , hmmmmm... saya bingung bu. counfrontation Konselor : berarti lolly merasa sekarang ikut mati bukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah ini bukan ? Konseli : Saya mengerti bu, tapi saya masih sulit memaafkan diri saya sendiri. Saya merasa akar permasalahan terpusat pada sayaa bu. belief Konselor : coba fikir lol, kalau orang tua pacarmu saja bisa tegar menerima kenyataan ini, bahwa anaknya sudah meninggal, mengapa kamu tidak sekuat itu ? padahal mereka pun sama halnya dengan kamu yang menyayangi nya. Konseli : yaa yaa bu, beraryi fikiran saya terlalu pendek bu ? confrontation
  • 15. 15 Konselor : apa lolly pernah menceritakan ini kepada orang tua lolly ? Konseli : Tidak bu, saya selalu bingung untuk memulai cerita, ujung-ujungnya saya pusing ,nangis dan lemas bu. lead Konselor : sekarang apa kamu merasa lemas dan pusing ? Konseli : sedikit bu, bagaimana jika dilanjut lain waktu bu ? saya rasa lemas sekali bu. Konselor : baukalh tidak masalah. Sebelumnya dari yg telah kamu ungkapkan , apa kesimpulang yang kamu dapat ? Konseli : saya merasa saya telah merasa berdosa telah membuat pacar saya meninggal, tapi saya tidak tahu bagaimana menghilangkan perasaan itu. Dan saya masih bingung bagaimana mengembalikan diri saya yang sebenarnya. Konselor : baik kalau begitu kita lanjutkan lain waktu lagi, jika lolly telah siap untuk melanjutkan dan menyelesaikan nya sampai lolly dapat kembali menjadi diri sendiri. Silahkan beristirahat ya.. Konseli : iya bu saya siap untuk menyelesaikan ini hingga tuntas, terimakasih atas pethatian ibu.. assalamualaikum bu. Konselor : sama-sama lolly.. wa’alaikumsalam
  • 16. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Nama pendekatan ini adalah Rational Emotif Therapy (RET) atau biasa juga disebut Rational Emotive Behavior Therapy (REBT).Teori Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis.Rasional Emotif adalah konseling yang menekankan dan interaksi berfikir dan akan sehat (rasional thingking), perasaan (emoting), dan berperilaku (acting). Masalah yang dihadapi oleh klien menurut pendekatan rasional emotif merupakan akibat dari ketidak logisan klien dalam berfikir. Tujuan dari pendekatan konseling rasional emotif adalah menunjukan dan menyadarkan klien bahwa penyebab masalahnya sekarang adalah karena ketidak logisannya dalam berfikir. Dan tujuan lainnya yaitu yaitu membebaskan klien dari pikiran tidak logis serta menggantinya dengan pikiran yang logis. 3.2 Saran Kepada mahasiswa bimbingan dan konseling, diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman dalam melakukan pendekatan rasional emotif terapi kepada klien di kemudian hari.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Ali, Suparmo dan Tri Hartini. 2014. Konseling Keluarga. Semarang : IKIP PGRI Semarang Akhmad Sudrajat.(2008).Pendekatan Konseling Rasional Emotif.From https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional- emotif/20 September 2015 Burhan Fantashi.(2012).Rational Emotif Behavior Therapy.From https://bimbingandankonseling07.blogspot.com/2012/11/rebt-rational-emotive- behavior-therapy.html Lutfatul Khoeriyah.(2014).Makalah Rasional Emotif.From https://lutfatulkhoeriyahblog.wordpress.com/2014/05/08/makalah-rasional-emotif/20 September 2015 Nila Zaima.(2014).Pendekatan rebt.From : https://nilazaima.wordpress.com/2014/03/27/pendekatan-rebt/21 September 2015 Sukardi,Dewa ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Bandungpt : PT Rineka Cipta.