Dokumen tersebut merangkum perencanaan intervensi keperawatan untuk seorang ibu pasca sesar berusia 40 tahun. Ada 5 masalah kesehatan yang diidentifikasi meliputi nyeri pada luka operasi, resiko infeksi, gangguan laktasi, keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan ADL, dan ketidaktahuan tentang kontrasepsi. Tujuan perawatan adalah mengurangi nyeri, mencegah infeksi, meningkatkan laktasi, mening
1. II. PERENCANAAN
Nama : Ny. M Diagnosa Medis : Post op Seksio sesarea
Umur : 40 th No. Medrec : 00543199
No Tgl Diagnosa Keperawatan
PERENCANAAN
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5 6
1 8-8-05 Gangguan rasa nyaman: nyeri
berhubungan terputusnya
kontinuitas jaringan akibat
adanya luka operasi ditandai
dengan:
DS:
• Klien mengeluh nyeri pada
daerah luka jika bergerak
• Klien mengatakan nyeri
bertambah jika melakukan
aktivitas pergerakan seperti
berubah posisi.
• Klien mengatakan nyeri tidak
berkurang dengan apapun
• Klien mengatakan nyerinya
seperti disayat-sayat.
DO:
Tupan:
Nyeri klien hilang setelah
dilakukan perawatan
selama lima hari.
Tupen:
Setelah dilakukan
perawatan selama dua kali
24 jam, nyeri berangsur-
angsur berkurang atau
hilang dengan kriteria:
• Nyeri klien berkurang
dari empat menjadi
dua.
• Klien tidak tampak
meringis saat bergerak.
• Tanda-tanda vital
dalam batas normal:
(TD 120/90 mmHg,
Respirasi 16-20 kali
permenit, Suhu 37ºC
1. Observasi skala dan
intensitas nyeri, tanda-tanda
vital setiap empat jam
sekali.
2. Berikan penjelasan pada
klien bahwa nyeri tersebut
adalah fisiologis terjadi
pada ibu post SC
3. Berikan atau bimbing klien
pada posisi yang senyaman
mungkin.
1. Untuk dapat mengetahui
sejauh mana tingkat nyeri
dapat mengganggu
aktivitas klien, dan
sebagai indikasi untuk
mengetahui peningkatan
dan penurunan rasa nyeri.
2. Dengan adanya penjelasan
dapat menambah
wawasan klien sehingga
klien dapat menerima
keadaannya dan dapat
beradaptasi atau
mengambil tindakan bila
terasa nyeri.
3. posisi yang nyaman dapat
mengurangi tekanan pada
luka operasi sehingga rasa
nyaman terpenuhi
75
2. 1 2 3 4 5 6
• Klien post partum
spontan hari kedua.
• Terdapat luka jahitan di
abdomen yang terbungkus
verban ± 10 cm
• Klien meringis saat bergerak
dan berubah posisi
• Klien post op dengan anastesi
umum.
• Skala nyeri empat (skala
nyeri satu sampai lima)
• Tanda-tanda vital:
TD: 110/70 mmHg
N: 92 kali permenit
R: 24 kali permenit
sampai 38ºC, Nadi 70
sampai 80 kali
permenit).
4. Bimbing dan ajarkan
pentingnya mobilisasi bagi
klien post partum.
5. Ajarkan klien untuk
melakukan teknik distraksi
apabila nyeri terasa.
6. berikan obat analgetik asam
mefenamat 3 x 500 mg PO
jam 09–17–01 WIB.
7. Kaji ulang tingkat nyeri
4. Pengetahuan yang
diberikan dapat merubah
prilaku ibu sehingga klien
mau melakukannya
5. Distraksi mengalihkan
perhatian klien terhadap
nyeri.
6. dengan memberikan
analgetik dapat
mengurangi rasa nyeri.
7. mengetahui sejauh mana
nyeri berkurang dan untuk
menentukan intervensi
selanjutnya.
2 8-8-05 Resiko tinggi terjadinya infeksi
berhubungan dengan kerusakan
integritas kulit akibat prosedur
infeksi, ditandai dengan:
DS:
• Klien mengatakan nyeri bila
bergerak.
• Klien mengatakan tidak
mengetahui cara perawatan
luka dengan benar.
Tupan:
Infeksi tidak terjadi setelah
dilakukan perawatan
selama 5 hari.
Tupen:
Setelah dilakukan
perawatan selama tiga kali
24 jam infeksi tidak terjadi
dengan kriteria:
• Luka bersih dan kering.
• Tidak terdapat tanda-
1. Observasi suhu setiap
delapan jam.
2. Ganti alat tenun setiap hari.
3. Observasi tanda-tanda
infeksi seperti: tumor, dolor
dan rubor pada saat ganti
balutan.
1. Peningkatan suhu
mengidentufikasi adanya
infeksi.
2. Alat tenun yang kotor
menjadi sumber infeksi
dan penyakit.
3. Untuk mendeteksi secara
dini sehingga
memudahkan intervensi
selanjutnya
76
3. 1 2 3 4 5 6
DO:
• Klien post partum SC hari
kedua.
• Terdapat luka jahitan di
abdomen sebesar ± 10 cm
yang terbungkus verban.
• Suhu tubuh 37 ºC.
• Terdapat nyeri tekan pada
daerah luka.
• Therapi amoxicillin 500 mg
3x1 tablet.
tanda infeksi seperti
kalor, rubor, dolor dan
fungsiolaesa.
• Suhu dalam batas normal
36º C sampai 37º C.
4. Lakukan perawatan luka
dengan memperhatikan
kesterilan.
5. Memberikan obat antibiotik
topcillin 3x500 mg PO jam
09 – 17 – 01 WIB.
4. Mencegah masuknya
molekul patogen.
5. Antibiotik menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme.
3 8-8-05 Resiko tinggi terjadinya
gangguan laktasi: pengeluaran
ASI tidak efektif berhubungan
dengan kurangnya stimulus
pada hipofise akibat bayi
dirawat terpisah ditandai
dengan:
DS:
• Klien mengatakan belum
menyusui bayinya sampai
saat ini.
• Klien mengatakan tidak
tahu cara perawatan
payudara.
DO:
• Pada saat dilakukan
pengkajian pada daerah
areola dan putting susu
Tupan:
Setelah dilakukan
perawatan selama dua hari,
proses laktasi lancar.
Tupen:
Setelah dilakukan
perawatan selama satu hari
tidak terjadi gangguan
dengan kriteria:
• Ibu dan anak dirawat
gabung.
• Ibu mengetahui cara
perawatan payudara
dan fungsinya.
• Klien mau menyusui
bayinya.
1. Berikan penjelasan tentang
tujuan dan teknik perawatan
payudara yang benar.
2. Lakukan demonstrasi secara
langsung kapada klien tentang
teknik perawatan payudara.
3. Motivasi klien agar mau
menyusui anaknya.
4. Kolaborasi dengan perawat
ruangan untuk dilakukan rawat
1. klien akan mengerti dan
termotivasi untuk melakukan
perawatan payudara.
2. Dengan melihat cara
perawatan payudara secara
langsung, dapat
memudahkan klien untuk
mengingatnya sehingga klien
mau melakukannya dirumah
sendiri secara rutin.
3. Dapat meningkatkan
hubungan antara ibu dan
anak.
4. Rawat gabung dapat
memudahkan ibu dalam
77
4. 1 2 3 4 5 6
tampak tidak keluar ASI
• Klien hari kedua post op.
• Reflek hisap bayi kurang.
• Klien tampak tidak
menggendong bayinya.
gabung jika kondisi ibu dan
bayi sehat.
5. Obsevasi payudara setiap hari
sekresi ASI
memberikan ASI.
5. Memantau perkembangan
payudara ibu setiap hari.
4 8-8-
2005
Gangguan pemenuhan
kebutuhan ADL: personal
hygiene berhubungan dengan
keterbatasan gerak akibat
nyeri, ditandai dengan:
DS:
• Klien mengatakan nyeri
bila bergerak.
• Klien mengatakan belum
keramas semenjak dirumah
sakit.
DO:
• Aktifitas dibantu
keluarga dan perawat.
• Kulit kepala klien tampak
kotor
• Klien mandi lap satu
sampai dua kali sehari.
Tupan:
Personal hygiene baik.
Tupen:
Dalam jangka waktu dua
hari pasien mampu
merawat kebersihan diri
sendiri tanpa bantuan orang
lain dengan kriteria :
- Klien dapat duduk
- Aktifitas sehari-hari
dilakukan sendiri
- Klien dapat mandi
sendiri satu sampai dua
kali sehari menggunakan
sabun
- Klien dapat keramas
1. Bantu klien dan fasilitasi
dalam melakukan
personal.hygiene:
- Mandi
- Keramas
2. Motivasi klien untuk
mencoba melakukan
personal hygiene sendiri
bila nyeri berkurang dan
dukung klien bila mampu
untuk melakukannya.
3. Latih klien untuk mobilisasi
bertahap:
duduk dan jalan
1. Memberikan kemudahan
klien untuk melakukan
personal hygiene:
- Dapat melancarkan
peredaran darah dan
membersihkan kulit
- Dapat melancarkan
peredaran darah dan
membersihkan rambut
dari ketombe dan
kotoran.
2. Latihan kegiatan minimal
yang berhasil dapat
meningkatkan motivasi
untuk sering berlatih.
3. Dengan mobilisasi jalan
peredaran darah menjadi
lancar dan membantu
78
5. 1 2 3 4 5 6
mempercepat proses
penyembuhan luka.
5 8-8-05 Ketidakmampuan klien
memilih jenis kontrasepsi yang
sesuai berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
alat-alat kontrasepsi, ditandai
dengan:
DS:
• Klien mengatakan tidak
tahu semua tentang alat
kontrasepsi.
• Klien mengatakan
berencana menggunakan
alat kontrasepsi kodom lagi.
• Klien dan suami berencana
tidak akan mempunyai anak
lagi.
Tupan:
Setelah dilakukan
perawatan selama dua hari
klien mampu memilih alat
kontrasepsi yang tepat
Tupen:
Setelah diberikan
perawatan selama satu hari,
klien mampu memahami
dan mengetahui kontrasepsi
yang belum diketahuinya
dengan kriteria:
• Klien mengetahui alat
kontrasepsi selain
kondom
• Klien mengetahui
tentang alat kontrasepsi
yang tepat untuknya.
• Klien dapat memilih
alat kontrasepsi yang
tepat untuk dirinya
1. Berikan penjelasan pada
klien tentang :
• Macam-macam
alat kontrasepsi selain
kondom
• Alat kontrasepsi
yang tepat untuk seusia
klien.
• Motivasi klien
untuk memilih alat
kontrasepsi yang sesuai
untuk dirinya.
1. Informasi yang jelas dapat
menambah pengetahuan
klien sehingga diharapkan
klien mampu mengerti dan
memahaminya.
79
6. 1 2 3 4 5 6
mempercepat proses
penyembuhan luka.
5 8-8-05 Ketidakmampuan klien
memilih jenis kontrasepsi yang
sesuai berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
alat-alat kontrasepsi, ditandai
dengan:
DS:
• Klien mengatakan tidak
tahu semua tentang alat
kontrasepsi.
• Klien mengatakan
berencana menggunakan
alat kontrasepsi kodom lagi.
• Klien dan suami berencana
tidak akan mempunyai anak
lagi.
Tupan:
Setelah dilakukan
perawatan selama dua hari
klien mampu memilih alat
kontrasepsi yang tepat
Tupen:
Setelah diberikan
perawatan selama satu hari,
klien mampu memahami
dan mengetahui kontrasepsi
yang belum diketahuinya
dengan kriteria:
• Klien mengetahui alat
kontrasepsi selain
kondom
• Klien mengetahui
tentang alat kontrasepsi
yang tepat untuknya.
• Klien dapat memilih
alat kontrasepsi yang
tepat untuk dirinya
1. Berikan penjelasan pada
klien tentang :
• Macam-macam
alat kontrasepsi selain
kondom
• Alat kontrasepsi
yang tepat untuk seusia
klien.
• Motivasi klien
untuk memilih alat
kontrasepsi yang sesuai
untuk dirinya.
1. Informasi yang jelas dapat
menambah pengetahuan
klien sehingga diharapkan
klien mampu mengerti dan
memahaminya.
79