Dokumen tersebut membahas konsep asuhan neonatus dan balita yang mencakup:
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar rahim meliputi perubahan sistem pernapasan, sirkulasi, dan termoregulasi.
2. Transisi kehidupan luar rahim yang meliputi perubahan darah, sistem pencernaan, imun, dan ginjal.
3. Pencegahan infeksi melalui tindakan asepsis, cuci tangan, dan menjaga kebers
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan ciri-ciri bayi baru lahir normal berdasarkan beberapa sumber. Bayi baru lahir normal didefinisikan sebagai bayi yang lahir antara minggu ke-37 sampai 42 kehamilan, berat badan 2500-4000 gram, dan tidak memiliki kelainan bawaan berat. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri fisik dan beberapa refleks yang dimiliki bayi baru lahir normal. Terakhir, dibahas mekanis
Laporan ini membahas asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny. D mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir normal yang dilakukan di Klinik Bersalin Umi Rahma tahun 2017. Latar belakangnya adalah angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, sehingga diperlukan asuhan kebidanan yang baik untuk mencegah komplikasi selama kehamilan, bersalin, dan nifas.
Karir didefinisikan sebagai sejarah kedudukan seseorang dalam rangkaian pekerjaan atau posisi selama masa kerjanya. Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam organisasi kebidanan sejak diterima hingga berhenti bekerja, yang meliputi karir fungsional berdasarkan peran dan fungsi, serta karir struktural sesuai tingkat organisasi dan kebijakan.
Dokumen tersebut membahas konsep asuhan neonatus dan balita yang mencakup:
1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar rahim meliputi perubahan sistem pernapasan, sirkulasi, dan termoregulasi.
2. Transisi kehidupan luar rahim yang meliputi perubahan darah, sistem pencernaan, imun, dan ginjal.
3. Pencegahan infeksi melalui tindakan asepsis, cuci tangan, dan menjaga kebers
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan ciri-ciri bayi baru lahir normal berdasarkan beberapa sumber. Bayi baru lahir normal didefinisikan sebagai bayi yang lahir antara minggu ke-37 sampai 42 kehamilan, berat badan 2500-4000 gram, dan tidak memiliki kelainan bawaan berat. Dokumen juga menjelaskan ciri-ciri fisik dan beberapa refleks yang dimiliki bayi baru lahir normal. Terakhir, dibahas mekanis
Laporan ini membahas asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny. D mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir normal yang dilakukan di Klinik Bersalin Umi Rahma tahun 2017. Latar belakangnya adalah angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, sehingga diperlukan asuhan kebidanan yang baik untuk mencegah komplikasi selama kehamilan, bersalin, dan nifas.
Karir didefinisikan sebagai sejarah kedudukan seseorang dalam rangkaian pekerjaan atau posisi selama masa kerjanya. Pengembangan karir bidan adalah perjalanan pekerjaan seseorang dalam organisasi kebidanan sejak diterima hingga berhenti bekerja, yang meliputi karir fungsional berdasarkan peran dan fungsi, serta karir struktural sesuai tingkat organisasi dan kebijakan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
Dokumen ini membahas tentang dilema etik dalam kebidanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dilema etik kebidanan antara lain perbedaan agama, hubungan bidan dengan klien dan dokter, serta prinsip-prinsip moral seperti otonomi, keadilan, kejujuran dan kerahasiaan. Pemecahan dilema etik kebidanan dapat dilakukan dengan mengembangkan data dasar, mengidentifikasi konflik, mengusulkan alternatif, menentuk
Soal ujian tengah semester mata kuliah Etikolegal dalam praktek kebidanan terdiri dari 38 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup berbagai aspek etika, hukum, dan kewajiban bidan dalam pelayanan kesehatan.
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananUFDK
Dokumen tersebut membahas tentang pengambilan keputusan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dokumen menjelaskan bahwa pengambilan keputusan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti fisik, emosional, rasional, dan lingkungan sosial. Dokumen juga membahas pentingnya informed choice dan informed consent dalam memberikan pilihan kepada pasien secara etis.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Laporan ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas normal bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi. Laporan ini menjelaskan tentang pengertian masa nifas, tujuan, prinsip dan tahapan asuhan kebidanan pada masa nifas serta perubahan fisiologis yang terjadi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bidan berperan penting dalam mendukung pemberian ASI dengan memastikan bayi mendapat makanan yang cukup dari payudara ibu, membantu ibu menyusui sendiri, dan mengajarkan perawatan payudara agar menyusui lancar.
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
• 1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
• 3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
Modul ini membahas tentang etika keperawatan yang mencakup konsep dasar etika keperawatan seperti pengertian, tujuan, dan fungsinya dalam membangun hubungan antara perawat dan pasien serta hak dan kewajiban keduanya. Modul ini juga menjelaskan konsep tentang hak pasien dan hubungan etis yang harus dibangun perawat dalam pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hiperbilirubin di RSUD Kota Bekasi. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir normal dan adaptasi fisiologisnya setelah kelahiran.
Dokumen ini membahas tentang dilema etik dalam kebidanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dilema etik kebidanan antara lain perbedaan agama, hubungan bidan dengan klien dan dokter, serta prinsip-prinsip moral seperti otonomi, keadilan, kejujuran dan kerahasiaan. Pemecahan dilema etik kebidanan dapat dilakukan dengan mengembangkan data dasar, mengidentifikasi konflik, mengusulkan alternatif, menentuk
Soal ujian tengah semester mata kuliah Etikolegal dalam praktek kebidanan terdiri dari 38 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup berbagai aspek etika, hukum, dan kewajiban bidan dalam pelayanan kesehatan.
Pengambilan Keputusan Dalam Pelayanan KebidananUFDK
Dokumen tersebut membahas tentang pengambilan keputusan oleh bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dokumen menjelaskan bahwa pengambilan keputusan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti fisik, emosional, rasional, dan lingkungan sosial. Dokumen juga membahas pentingnya informed choice dan informed consent dalam memberikan pilihan kepada pasien secara etis.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Laporan ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas normal bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi. Laporan ini menjelaskan tentang pengertian masa nifas, tujuan, prinsip dan tahapan asuhan kebidanan pada masa nifas serta perubahan fisiologis yang terjadi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Bidan berperan penting dalam mendukung pemberian ASI dengan memastikan bayi mendapat makanan yang cukup dari payudara ibu, membantu ibu menyusui sendiri, dan mengajarkan perawatan payudara agar menyusui lancar.
Dokumen ini membahas persiapan menjadi orang tua, termasuk persiapan fisik, psikologis, dan finansial. Persiapan fisik meliputi kesehatan calon ibu dan ayah, sedangkan persiapan psikologis melibatkan penerimaan dan persiapan menjadi orang tua. Persiapan finansial membutuhkan perencanaan keuangan untuk memenuhi kebutuhan anak.
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHsri wahyuni
2.1 Kebutuhan Fisik Nutrisi,Cairan dan Personal Hygiene
1. Pemberian minum
Masa neonatus (0-28hari)
a. Pengertian ASI adalah makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
b. Pedoman menyusui ASI antara lain:
Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar, bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-kadang berhenti sesaat.
c. Perawatan payudara selama ibu menyusui
Perhatikan posisi menyusui, oleskan ASI sebelum dan sesudah menyusui untuk mencegah lecet. Jika mengalami bendungan payudara atau mastitis tetap susukan ke bayi sesering mungkin serta lakukan perawatan payudara.
Masa Bayi (29-1 tahun)
ASI ekslusif diberikan selama 6 bulan setelah itu baru ditambah asupan nutrisinya dengan MPASI. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan pertumbuhan dan perkembangan bayi,tetapi juga hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi yang akan memberikan dukungan sangat besar terhadap terjadinya peroses pembentukkan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
Masa Prasekolah (1-6 tahun)
• 1-2 tahun : ASI DAN MPASI dan cairan lainnya
• 3-6 tahun : Seperti cairan yang dibutuhkan remaja
- air mineral
- Susu Formula
-Sari Buah
- DLL
2. Menolong BAB pada Bayi
Masa Neonatus ( 0-28hari)
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna cokelat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam. Bayi yang baru lahir diberi makan lebih awal akan lebih cepat mengeluarkan feses dari pada mereka yang makan kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Fesef dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas,dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
Bayi yang berdefekasi segera setelah makan merupakan suatu kondisi yang normal atau defekasise sebanayk 1 kali setaiap 3 tau 4 hari. Walaupun demikian, konsitensi feses tetap lunak dan tidak berbentuk. Fesef dari bayi yang minum susu formula lebih berbentuk dibandingkan dengan bayai yang menyusu ASI,namun tetap lunak, berwarna kuning pucat, dan memiliki bau yang khas. Feses ini cenderung mengiritasi kulit bayi. Jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua,yang awalnya frekuwensi defekasi
Modul ini membahas tentang etika keperawatan yang mencakup konsep dasar etika keperawatan seperti pengertian, tujuan, dan fungsinya dalam membangun hubungan antara perawat dan pasien serta hak dan kewajiban keduanya. Modul ini juga menjelaskan konsep tentang hak pasien dan hubungan etis yang harus dibangun perawat dalam pelayanan kesehatan.
Tugas dan Tanggung Jawab Bidan Di Komunitas.pptxlailatulhusni1
Tugas dan tanggung jawab utama bidan di komunitas meliputi pelaksanaan pelayanan kebidanan, pengelolaan pelayanan KB dan kesehatan ibu dan anak, pendidikan kesehatan masyarakat, serta penelitian bidan. Bidan berwenang memberikan pelayanan kebidanan pada seluruh periode kehamilan, bersalin, dan nifas serta anak hingga masa balita.
Makalah ini membahas tentang standar praktik kebidanan yang meliputi 9 standar, yaitu metode asuhan, pengkajian, diagnosis kebidanan, rencana asuhan, tindakan, partisipasi klien, pengawasan, evaluasi, dan dokumentasi. Makalah ini juga menjelaskan ruang lingkup praktik kebidanan menurut ICM dan IBI serta lingkup pelayanan kebidanan.
Makalah ini membahas mengenai profesi dan profesionalisme bidan, termasuk pengertian profesi bidan, ciri-ciri profesionalisme bidan, dan syarat menjadi bidan profesional. Bidan diakui sebagai profesi dengan menjalani pendidikan formal dan memiliki organisasi profesi yang mengatur standar pelayanan dan etika. Untuk menjadi bidan profesional diperlukan pengetahuan luas tentang kebidanan serta komitmen untuk meningkatkan kualitas
Dokumen tersebut membahas tentang tugas bidan di komunitas dan praktek mandiri. Tugas utama bidan komunitas meliputi pelaksanaan asuhan kebidanan standar profesional, pengelolaan pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta pendidikan untuk klien, keluarga, dan masyarakat. Bidan praktek mandiri berperan memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti konseling, perawatan kehamilan, persalinan, dan nifas serta imunisasi
Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan tidak melakukan pengkajian data. Hal ini tidak sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tentang pentingnya kebersihan tangan dan pengkajian data sebelum pemeriksaan. Standar pelayanan kebidanan dibuat untuk menjamin mutu pelayanan dan melindungi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang etika keperawatan, meliputi pengertian, konsep dasar, tujuan, dan fungsi etika keperawatan. Juga membahas tentang hak pasien, hak dan kewajiban perawat dan pasien, serta pola hubungan kerja perawat dengan berbagai pihak terkait.
Siswa melakukan praktek kerja lapangan di rumah sakit untuk mempelajari proses pelayanan keperawatan dan meningkatkan keterampilan. Siswa melakukan pengkajian pasien, merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan, serta mengevaluasi hasilnya. [3 kalimat]
1. Dokumen tersebut membahas tentang keperawatan sebagai profesi dengan karakteristiknya sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lain, termasuk adanya pendidikan khusus dan penguasaan keahlian tertentu, serta dipandu oleh kode etik profesi.
2. Keperawatan diakui sebagai profesi di Indonesia sejak 1983, dan perkembangan profesionalismenya berjalan seiring dengan pendidikan keperawatan.
3. Kode etik ke
Tanggung jawab bidan di tatanan pelayanan kesehatanmilanurmilayanti
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab dan peran bidan dalam pelayanan kesehatan di berbagai tingkatan pelayanan mulai dari komunitas, fasilitas kesehatan primer hingga tersier. Bidan berperan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam memberikan pelayanan kebidanan yang mencakup ibu, anak dan keluarga berencana."
Modul ini membahas tentang etika dan kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan merupakan pedoman perilaku perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Modul ini menjelaskan pengertian dan tujuan kode etik, serta beberapa kode etik keperawatan seperti yang ditetapkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan ICN (International Council of Nursing).
Modul ini membahas tentang etika dan kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan merupakan pedoman perilaku bagi perawat dalam melaksanakan tugasnya dan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Modul ini menjelaskan pengertian dan tujuan kode etik, kode etik keperawatan PPNI dan ICN serta hubungan antara perawat dengan pasien, praktek, masyarakat, teman sejawat dan profesi.
Similar to Manajemen kasus dan survailance kebidanan di bpm (20)
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Manajemen kasus dan survailance kebidanan di bpm
1. MANAJEMEN KASUS BIDAN PRAKTIK MANDIRI
YANG TIDAK SESUAI DENGAN STANDAR
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Manajemen Kasus dan Survailance Kebidanan
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Hj. Alma Lucyati, M.Kes., M.Si., MH.Kes
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
DAINI ZULMI
RINDI ARABELLA MARGARETA
SHANTI HEKMAWATI
SRI HERYANI
SUNDARI FATIMAH
SUNDARININGSIH
SUSI IRIANTI
TRIA DESTIANI SOLIHAH
VIRNA GHASYIYAH
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DHARMA HUSADA BANDUNG
2016
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas kasih dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Kasus dan
Survailance Kebidanan tentang “Manajemen Kasus Bidan Praktik Mandiri Yang
Tidak Sesuai Dengan Standar”.
Dalam penyusunan tugas atau makalah ini tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Hj. Alma Lucyati, M.Kes., M.Si., MH.Kes selaku dosen mata kuliah
Manajemen Kasus dan Survailance Kebidanan yang telah memberikan tugas serta
petunjuk kepada penulis sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan
makalah ini .
2. Semua pihak yang telah membantu mengatasi berbagai kesulitan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pada isi atau materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah ini.
Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan, wawasan, serta pengalaman bagi pembaca, sehingga penulis dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar ke depannya dapat lebih baik.
Bandung, 24 November 2016
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Permasalahan......................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II: STANDAR – STANDAR PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI
BAB III: GAMBARAN KONDISI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
BAB IV: PERMASALAHAN YANG DITEMUI
BAB V: PRIORITAS MASALAH YANG DI INTERVENSI
BAB VI: PENDEKATAN MANAJEMEN KASUS
REFERENSI
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah profesi maupun tenaga kesehatan, telah di ketahui bahwa
bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat
manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat
dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi
semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang
melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan,
metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya
Keberadaan bidan di Indonesia sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janinnya, salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang
membutuhkannya. Pada tahun 1993 WHO merekomendasikan agar bidan di
bekali pengetahuan dan ketrampilan penanganan kegawatdaruratan kebidanan
yang relevan. Untuk itu pada tahun 1996 Depkes telah menerbitkan
Permenkes No.572/PER/Menkes/VI/96 yang memberikan wewenang dan
perlindungan bagi bidan dalam melaksanakan tindakan penyelamatan jiwa
ibu dan bayi baru lahir.
Pada pertemuan pengelola program Safe Mother Hood dari negara-
negara di wilayah Asia Tenggara pada tahun 1995, disepakati bahwa kualitas
pelayanan kebidanan diupayakan agar dapat memenuhi standar tertentu agar
aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya WHO mengembangkan Standar
Pelayanan Kebidanan. Standar ini kemudian diadaptasikan untuk pemakaian
di Indonesia, khususnya untuk tingkat pelayanan dasar, sebagai acuan
pelayanan di tingkat masyarakat.
5. Selain standar pelayanan, profesi bidan pun memiliki standar
kompetensi dan standar praktek yang telah di sepakati dan berlaku hingga
saat ini. Dengan adanya standar-standar yang berlaku, maka dalam
menjalankan tugasnya seorang bidan di tuntut untuk selalu mengikuti dan
menerapkan standar-standar tersebut dalam prakteknya.
Makalah ini, akan membahas mengenai standar praktek bidan bersama
salah satu contoh kasus mengenai standar praktek bidan yang bila di abaikan
maka akan membuat kerugian pada bidan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apa saja standar – standar yang harus dipenuhi pada bidan praktik
mandiri
2. Bagaimana gambaran kondisi di Bidan Praktik Mandiri
3. Apa saja permasalahannya
4. Bagaimana prioritas masalah yang diintervensi
5. Bagaimana pendekatan manajemen kasus yang digunakan
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa saja standar – standar yang harus dipenuhi pada
bidan praktik mandiri dan permasalahannya, serta gambaran kondisi di bidan
praktik mandiri dan prioritas masalah yang di intervensi serta bagaimana cara
pendekatan manajemen kasus yang digunakan.
6. BAB II
STANDAR – STANDAR PADA BIDAN PRAKTIK MANDIRI
Bidan praktek mandiri merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang
kesehatan dasar. Praktek bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat)
sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
Bidan yang menjalankan praktek harus memiliki SIPB sehingga dapat
menjalankan praktek pada saran kesehatan atau program.
A. Standar – Standar Yang Harus Dipenuhi Bidan Praktik Mandiri
Menurut KEPMENKES RI NO. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktek bidan, BPS diselenggarakan oleh perorangan dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Bidan dalam menjalankan prakteknya harus:
a. Memiliki tempat dan ruangan praktek yang memenuhi persyaratan
kesehatan
b. Menyediakan tempat tidur untuk persalinan, minimal 1 dan maksimal
5 tempat tidur
c. Memilki peralatan minimal sesuai dengan ketentuan dan
melaksanakan prosedur tetap (protap) yang berlaku
d. Menyediakan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peralatan yang
berlaku
2. Bidan yang menjalankan praktek harus mencantumkan izin praktek
bidannya atau fotocopy izin prakteknya di ruang praktek, atau tempat yang
mudah dilihat
7. 3. Bidan dalam prakteknya menyediakan lebih dari 5 tempat tidur, harus
memperkerjakan tenaga bidan yang lain, yang memiliki SIPB untuk
membantu tugas pelayanannya
4. Bidan yang menjalankan praktek harus mempunyai peralatan minimal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus tersedia di tempat
prakteknya
5. Peralatan yang wajib dimiliki dalam menjalankan praktek bidan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan
6. Dalam menjalankan tugas bidan harus senantiasa mempertahankan dan
meningkatkan keterampilan profesinya antara lain dengan:
a. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan atau saling tukar
informasi dengan sesama bidan
b. Mengikuti kegiatan-kegiatan akademis dan pelatihan sesuai dengan
bidang tugasnya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
oleh organisasi profesi
c. Memelihara dan merawat peralatan yang digunakan untuk praktek
agar tetap siap dan berfungsi dengan baik
Selain itu jugan harus memenuhi persyaratan bangunan yang meliputi:
a. Papan nama
1) Untuk membedakan identitas maka setiap bentuk pelayanan medik
dasar swasta harus mempunyai nama tertentu, yang dapat diambil
dari nama yang berjasa di bidang kesehatan, atau yang telah
meninggal atau nama lain yang sesuai dengan fungsinya
2) Ukuran papan nama seluas maksimal 1 x 1,5 meter
3) Tulisan balok warna hitam, dan dasarnya berwarna putih
4) Pemasangan papan nama pada tempat yang mudah dan jelas
terbaca oleh masyarakat
b. Tata Ruang
1) Setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 x 3 meter
8. 2) Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa,
ruang administrasi / kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu,
dan kamar mandi / WC masing-masing 1 buah
3) Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan /
pencahayaan
c. Lokasi
1) Mempunyai lokasi tersendiri yang telah disetujui oleh Pemerintah
Daerah setempat (tata kota), tidak berbaur dengan kegiatan umum
lainnya seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan sejenisnya
2) Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk pelayanan yang sejenisnya
dan juga agar sesuai dengan fungsi sosialnya yang salah satu
fungsinya adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat
d. Hak Guna Pakai
1) Mempunyai surat kepemilikan bangunan (surat hak milik / surat
hak guna pakai)
2) Mempunyai surat hak guna pakai (surat kontrak bangunan)
minimal 2 tahun
B. Perizinan
SIPB dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang
seterusnya akan disampaikan laporannya kepada Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi setempat dengan tembusan kepada organisasi profesi setempat.
C. Kelengkapan Administrasi, Peralatan, Sarana, Dan Prasarana Bidan
Praktek Swasta
1. Kelengkapan Administrasi:
a. Memiliki papan nama bidan praktek swasta
9. b. Mempunyai SIPB dan masih berlaku
c. Ada visi dan misi
d. Ada falsafah
e. Memiliki buku standar pelayanan kebidanan
f. Ada buku pelayanan KB
g. Ada buku standar pelayanan kebidanan neonatal
h. Ada buku register pasien
i. Ada format catatan medic:
1) Antenatal
2) Persalinan
3) Nifas
4) Bayi Baru Lahir
5) Keluarga Berencana
6) Bayi Sehat
7) Rujukan
8) Laporan
9) Surat Kelahiran
10) Surat Kematian
11) Partograf
12) Informed Consent
13) Formulir Permintaan Darah
2. Kelengkapan Peralatan Dan Obat-Obatan:
a. Peralatan Tidak Steril
1) Tensimeter
2) Stetoskop biokuler
3) Stetoskop monokuler
4) Timbangan dewasa
5) Timbangan bayi
6) Pengukuran panjang bayi
7) Thermometer
8) Oksigen dalam regulator
9) Ambu bag dengan masker resusitasi (ibu+bayi)
10. 10) Penghisap lendir
11) Lampu sorot
12) Penghitung nadi
13) Sterilisator
14) Bak instrument dengan tutup
15) Reflek Hammer
16) Alat pemeriksaan Hb (Sahli)
17) Set pemeriksaan urine (protein + reduksi)
18) Pita pengukur
19) Plastik penutup instrument steril
20) Sarung tangan karet untuk mencuci alat
21) Apron / celemek
22) Masker
23) Pengaman mata
24) Sarung kaki plastik
25) Infus set
26) Standar infuse
27) Semprit disposable
28) Tempat kotoran / sampah
29) Tempat kain kotor
30) Tempat plasenta
31) Pot
32) Piala ginjal / bengkok
33) Sikat, sabun dan tempatnya
34) Kertas lakmus
35) Semprit glyserin
36) Gunting verband
37) Spateln lidah
38) IUD kit
39) Implant kit
40) Covis
41) Suction
11. 42) Gergaji implant
b. Peralatan Steril
1) Klem pean
2) Klem ½ kocher
3) Korentang
4) Gunting tali pusat
5) Gunting benang
6) Gunting episiotomy
7) Kateter karet / metal
8) Pinset anatomis
9) Pinset chirurgic
10) Speculum vagina
11) Mangkok metal kecil
12) Pengikat tali pusat
13) Pengisap lendir
14) Tampon tang dan tampon vagina
15) Pemegang Jarum
16) Jarum kulit dan otot
17) Sarung tangan
18) Benang suter + catgut
19) Doek steril
c. Bahan Habis Pakai
1) Kapas
2) Kain kasa
3) Plester
4) Handuk
5) Pembalut wanita
d. Formulir Yang Disediakan
1) Formulir Informed Consent
2) Formulir ANC
3) Partograf
4) Formulir persalinan / nifas dan KB
12. 5) Formulir rujukan
6) Formulir surat kelahiran
7) Formulir permintaan darah
8) Formulir kematian
e. Obat-Obatan
1) Roborantia
2) Vaksin
3) Syok anafilak
4) – Adrenalin 1:1000
5) – Anti histamine
6) – Hidrokortison
7) – Aminophilin 230 mg / 10ml
8) – Dopamine
9) Sedatife
10) Antibiotik
11) Uterotonika
12) Antipiretika
13) Koagulantika
14) Anti kejang
15) Glyserin
16) Cairan infuse
17) Obat luka
18) Cairan desinfektan
19) Obat penanganan asphiksia pada BBL
3. Asuhan Bayi Rooming-In / Rawat Gabung
4. Media Penyuluhan Kesehatan
a. Ada poster di dinding
1) Pesan-pesan ASI Ekslusif
2) Pesan Immunisasi
3) esan Vitamin A
4) Persalinan
5) Tanda Bahaya
13. b. Ada leaflet
c. Ada booklet
d. Ada majalah bidan
e. dan lainnya
5. Sarana
a. Rumah terbuat dari tembok
b. Lantai keramik
c. Ruang tempat periksa
d. Ruang perawatan
e. Dapur
f. Kamar mandi
g. Ruang cuci pakaian/alat
h. Ruang tunggu
i. Wastafel
j. Tempat sampah
k. Tempat parker
D. Aspek Pendidikan, Pengalaman, Peran, Dan Fungsi Bidan Di BPM
1. Pendidikan Tambahan
Seorang bidan harus dapat meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuannya serta keterampilan profesinya dengan mengikuti
kegiatan akademis sesuai dengan bidang tugasnya baik yang
diselenggarakan pemerintah maupun oleh organisasi profesi, antara lain:
a. Diploma III Kebidanan
b. Diploma III Keperawatan
c. Diploma IV Kebidanan
d. Diploma IV Keperawatan
e. S 1 Kebidanan
f. S 1 Keperawatan
g. S 1 Kesehatan Masyarakat
h. dll
2. Pelatihan Yang Diikuti
14. Selain dari jenjang formal yang juga seharusnya diikuti oleh bidan adalah
berbagai macam pelatihan atau pendidikan informal dalam rangka
meningkatkan pengetahuan baik tekhnis maupun non tekhnis, anatara
lain :
a. Asuhan persalinan normal
b. LSS
c. Diklat jarak jauh bidan
d. keluarga berencana
e. insersi IUD
f. pemasangan AKBK
g. pelatihan penanganan HIV AIDS
h. pelatihan isu gender
i. pelatian kesehatan reproduksi
j. dan lainnya
3. Keikutsertaan Dalam Organisasi
Dalam organisasi IBI, seorang bidan hendaknya dapat menjalankan peran
dan fungsinya sebgai :
a. anggota IBI dan atau
b. sebagai pengurus aktif IBI
4. Fungsi BPS
BPS selain berfungsi tempat pelayanan masyarakat terutama ibu dan
anak, hendaknya dapat pula berfungsi sebagai tempat pemberdayaan
masyarakat yang juga berperan ikut serta dalam kegiatan peran serta
masyarakat, misalnya :
a. kegiatan posyandu
b. membina posyandu
c. membina kader
d. membina dukun
e. menjadi ibu asuh
f. membina dasa wisma
g. menjadi anggota organisasi kemasyarakatan
5. Penghargaan
15. Seorang bidan juga dituntut mempunyai kualitas yang baik dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki
kompetitif yang tinggi dan sehat, berkaitan dengan hal itu ada beberapa
penghargaan yang diterima oleh bidan baik dari pemerintah, organisasi
profesi maupun pihak swata/LSM berupa:
a. Bidan teladan
b. RB/Klinik teladan
c. Penghargaan lainnya yang berkaitan dengan bidan dalam
menjalankan peran dan fungsinya.
6. Kegiatan Yang Dilaksanakan Di BPM
Adapun kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh
seoang bidan di BPS adalah sebgai berikut :
a. Penyuluhan kesehatan
b. Konseling KB
c. ANC
d. Asuhan Persalinan
e. Perawatan Nifas
f. Perawatan Bayi
g. Pelayanan KB (IUD, AKBK, Suntik, Pil)
h. Imunisasi (ibu dan bayi)
i. Kesehatan Reproduksi Remaja
j. Perawatan Pasca Keguguran, dll
7. Pelaksanaan Manajemen Laktasi
Dalam pelaksanaan menggalakkan program pemberian ASI Ekslusif,
bidan dalam hal ini hendaknya memiliki serta melaksanakan manajemen
laktasi, antara lain:
a. Penyuluhan tentang
1) Perawatan buah dada
2) Memberikan ASI Ekslusif
3) Cara mendeteksi yang baik dan benar
4) Cara mengatasi masalah menyusui
16. b. Melaksanakan bonding
1) Melatih bayi untuk menetek segera setelah bayi lahir
2) Melakukan program ASI Ekslusif
E. Wewenang Bidan
Bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan
pelayanan, meliputi:
1. Pelayanan kebidanan
2. Pelayanan keluarga berencana
3. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kebidanan ditujukan kepada ibu dan anak. Pelayanan kepada
ibu diberikan masa pra nikah, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas
dan masa antara (periode interval). Pelayanan kebidanan kepada anak diberikan
pada masa bayi baru lahir, masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah.
Pelayanan kepada ibu meliputi :
1. Penyuluhan dan konseling
2. Pemeriksaan fisik
3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan
abortus iminens, hyperemesis gravidarum tingkat I, pre eklampsi ringan
dan anemi ringan
5. Pertolongan persalinan normal
6. Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sunsang, partus
macet, kepala didasar panggul , tanpa infeksi, perdarahan post partum,
laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre
term
17. 7. Pelayanan pada ibu nifas normal yang mencakup retensio plasenta,
renjatan dan infeksi ringan.
8. Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi
keputihan, perdarahan yang tidk teratur dan perdarahan haid.
Pelayanan kebidanan pada anak meliputi :
1. pemeriksaan bayi baru lahir
2. perawatan tali pusat
3. perawatan bayi
4. resusitasi pada BBL
5. pemantauan tumbang anak
6. pemberian imunisasi
7. pemberian penyuluhan
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang untuk :
1. Memberikan obat dan kontrasepsi oral, suntikan dan AKDR, AKBK dan
kondom
2. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi
3. Melakukan pencabutan ala kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit
4. Melakukan pencabutan alat kontrsepsi dalam rahim
5. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana
dan kesehatan masyarakat
Bidan dalam memberikan penyuluhan kesmas berwenang untuk :
1. Membina peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak
2. Memantau tumbuh kembang
3. Melaksanakan pelayanan kebidanan komuniti
4. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk
dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (PMS), penyalah
gunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA) serta penyakit
lainnya.
18. BAB III
GAMBARAN KONDISI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
Dalam profesi kebidanan, praktik kebidanan merupakan suatu acuan atau
pedoman bagi seorang bidan dalam melakukan sebuah tindakan. Namun,
seringkali kita temukan bidan yang tidak memberikan pelayanan yang sesuai
dengan standar praktik kebidanan yang telah ditetapkan. Hal ini menimbulkan
penurunan kualitas suatu pelayanan yang diberikan oleh bidan. Oleh sebab itu tim
penulis membahas mengenai standar praktik kebidanan, sehingga calon-calon
tenaga bidan yang akan datang dapat bekerja sesuai dengan standar praktik
kebidanan yang telah ditetapkan.
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal
atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas
penerimaan minimal.Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang
penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan
parameter yang telah ditetapkan.Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar
adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan
yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampilan
atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah
19. ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab
profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan
masyarakat (Depkes RI, 2001)
Sehingga gambaran secara umumnya bidan praktik mandiri masih banyak
memiliki berbagai persyaratan khusus untuk menjalankan prakteknya, seperti
tempat atau ruangan praktek, peralatan, obat – obatan. Namun pada kenyataannya
BPM sekarang kurang memperhatikan dan memenuhi kelengkapan praktek serta
kebutuhan kliennya. Praktek pelayanan bidan mandiri merupakan penyedia
layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan
pelayanan, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.Supaya
masyarakat pengguna jasa layanan bidan memperoleh akses pelayanan yang
bermutu, perlu adanya regulasi pelayanan praktek bidan secara jelas persiapan
sebelum bidan melaksanakan pelayanan praktek seperti perizinan, tempat,
ruangan, peralatan praktek, dan kelengkapan administrasi semuanya harus sesuai
dengan standar.
20. BAB IV
PERMASALAHAN YANG DITEMUI
Tingkat
Kesulitan
PERMASALAHAN
4 (sangat sulit)
Dalam menjalankan tugasnya, bidan praktik mandiri tidak
senantiasa mempertahankan dan meningkatkan keterampilan
profesinya antara lain dengan:
a. Bidan praktik mandiri tidak mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan tidak saling tukar informasi dengan dengan
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Contohnya: Rumah
Sakit, Puskesmas, atau sesama bidan lainnya.
b. Bidan praktik mandiri tidak mengikuti kegiatan-kegiatan
akademis dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
c. Bidan praktik mandiri tidak memelihara dan merawat
peralatan yang digunakan untuk praktek agar tetap siap dan
berfungsi dengan baik
3 (sulit)
Bidan dalam prakteknya tidak menyediakan lebih dari 5 tempat
tidur, dan memperkerjakan tenaga bidan yang lain yang tidak
21. memiliki SIPB untuk membantu tugas pelayanannya
2 (sedang) Bidan yang menjalankan praktek tidak mempunyai peralatan
minimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan harus tersedia
di tempat prakteknya.
1 (mudah)
Tata Ruang di BPM tidak memenuhi salah satu persyaratan
dibawah ini:
a. Setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 x 3 meter
b. Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang
periksa, ruang administrasi / kegiatan lain sesuai kebutuhan,
ruang tunggu, dan kamar mandi / WC masing-masing 1 buah
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan /
pencahayaan
22. BAB V
PRIORITAS MASALAH YANG DI INTERVENSI
Prioritas Masalah yang mudah tatalaksananya adalah pada Tata Ruang di
BPM tidak memenuhi salah satu persyaratan dibawah ini:
a. Setiap ruang periksa mempunyai luas minimal 2 x 3 meter
b. Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi / kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu, dan kamar mandi
/ WC masing-masing 1 buah
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan / pencahayaan.
23. Beberapa Intervensi Masalah yang dilakukan oleh Puskesmas, Organisasi
IBI, Pemerintah, dan Personal (bidan):
1. Intervensi masalah yang dilakukan oleh Puskesmas:
a. Survey tempat bidan yang ingin membuka praktik mandiri
b. Monitoring secara berkala
c. Evaluasi fasilitas/tata ruang di Bidan Praktik Mandiri
2. Intervensi masalah yang dilakukan oleh Organisasi IBI:
a. Melakukan rancangan instrument penilaian kualitas bagi BPM
b. Monitoring lapangan yang dilakukan secara konsisten untuk meningkatkan
kualitas pelayanan BPM
c. Melihat pelaporan bulanan pada BPM
3. Intervensi masalah yang dilakukan oleh Pemerintah:
a. Mendukung untuk penyelenggaraan monitoring yang dilakukan oleh
organisasi IBI dan Puskesmas
b. Mendukung dengan menyediakan anggaran pemerintah untuk program –
program pemerintah seperti kegiatan seminar, pelatihan, workshop, dll.
c. Mengembangkan jaringan layanan yang dirancang secara sistematis sesuai
dengan standar kualitas.
d. Memberikan penghargaan/reward kepada BPM yang memiliki fasilitas
yang sesuai dengan standar.
4. Intervensi masalah yang dilakukan secara personal/oleh bidan:
a. Bidan sendiri harus mengikuti kegiatan Bidan Delima
b. Bidan harus mengikuti seminar – seminar, workshop, atau pelatihan –
pelatihan
24. c. Bidan harus memenuhi standar pelayanan kebidanan.
BAB VI
PENDEKATAN MANAJEMEN KASUS
25. Beberapa Pendekatan Manajemen Kasus:
1. Intervensi masalah yang dilakukan oleh Puskesmas:
a. Melakukan survey tempat bidan yang ingin membuka praktik mandiri
b. Memonitoring secara berkala
c. Melakukan evaluasi fasilitas/tata ruang di Bidan Praktik Mandiri
2. Intervensi masalah yang dilakukan oleh Organisasi IBI:
a. Melakukan rancangan instrument penilaian kualitas bagi BPM
b. Memonitoring lapangan yang dilakukan secara konsisten untuk
meningkatkan kualitas pelayanan BPM
c. Melihat pelaporan bulanan pada BPM
3. Intervensi masalah yang dilakukan oleh Pemerintah:
a. Mendukung untuk penyelenggaraan monitoring yang dilakukan oleh
organisasi IBI dan Puskesmas
b. Mendukung dengan menyediakan anggaran pemerintah untuk program –
program pemerintah seperti kegiatan seminar, pelatihan, workshop, dll.
c. Mengembangkan jaringan layanan yang dirancang secara sistematis
sesuai dengan standar kualitas.
d. Memberikan penghargaan/reward kepada BPM yang memiliki fasilitas
yang sesuai dengan standar.
4. Intervensi masalah yang dilakukan secara personal/oleh bidan:
a. Bidan harus mengikuti kegiatan Bidan Delima
b. Bidan harus mengikuti seminar – seminar, workshop, atau pelatihan –
pelatihan
c. Bidan harus memenuhi standar pelayanan kebidanan.
26. DAFTAR PUSTAKA
Jein Asmar Yetty.2005.Etika Profesi Kebidanan.YOGYAKARTA: Fitri Maya.
Etika profesi dan hukum kebidanan.2009.
https://chellious.wordpress.com/2011/02/20/standar-pelayanan-minimal-bidan-
praktek-swasta/ diakses tanggal 24 november 2016, 21.50
http://kesehatanputri.blogspot.co.id/2014/06/standar-praktik-kebidanan.html.
diakses tanggal 24 november 2016, 21.50
https://bidandelima.wordpress.com/program-bidan-delima/ diakses tanggal 24
november 2016, 21.50