SlideShare a Scribd company logo
ISU ETIK (ABORSI)
Kelompok 4 :
1. Aji Wisnu Wardhana
2. Erika Aditya Ningrum
3. Fitri Asih
4. Ni Luh Noni Andayani
5. Yanda Octa Herliani
PENGERTIAN ABORSI
Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu
menggugurkan kandungan, yang berarti pengeluaran hasil konsepsi
(pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Menurut WHO, aborsi adalah terhentinya kehidupan
buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000
gram.
JENIS – JENIS ABORSI
1. Aborsi Spontan ( Abortus Spontaneus )
=> aborsi secara tidak sengaja dan berlangsung alami
tanpa ada kehendak dari pihak-pihak tertentu.
2. Aborsi Buatan ( Aborsi Provocatus )
=> aborsi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan
tertentu. Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua :
a. Abortus Profocatus Therapeuticum, bertujuan untuk
kepentingan medis dan terapi serta pengobatan.
b. Abortus Profocatus Criminalis, dilakukan karena alasan
yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku.
Tatacara Aborsi
Eckholm melihat ada 4 hal yang sering dilakukan dalam
melakukan aborsi, yaitu:
• Menggunakan jasa medis di rumah sakit atau tempat-tempat
praktek
• Menggunakan jasa dukun pijat
• Menggugurkan sendiri kandunganya dengan alat-alat kasar
dan
• Menggunakan obat-obatan tertentu.
Alasan dan Motivasi Aborsi
• Alasan Aborsi
1. Alasan sosial ekonomi, dikarenakan tidak mampu membiayai atau membesarkan
anak.
2. Wanita tersebut ingin membatasi atau menangguhkan perawatan anak karena
ingin melanjutkan pendidikan atau ingin mencapai suatu karir tertentu.
3. Alasan usia terlalu muda atau terlalu tua untuk mempunyai bayi.
4. Akibat adanya hubungan yang bermasalah (hamil diluar nikah) atau kehamilan
karena perkosaan.
5. Alasan bahwa kehamilan akan dapat mempengaruhi kesehatan baik bagi si ibu
maupun bayinya. Mungkin untuk alasan ini aborsi dapat dibenarkan.
• Motivasi Aborsi
1. Dorongan ekonomi/ dorongan individual: Dorongan ini timbul karena kekhawatiran
terhadap kemiskinan, tidak ingin mempunyai keluarga besar.
2. Dorongan fisik: Dorongan ini seperti memelihara kecantikan dan mempertahankan status
sebagai perempuan karir.
3. Indikasi psikologis: Jika kehamilan diteruskan akan memberatkan penyakit jiwa yang
dibawa ibu, seperti : perempuan yang hamil akibat perkosaan.
4. Indikasi eugenetik: Dorongan ini timbul jika khawatir akan penyakit bawaan pada
keturunan seperti adanya kelainan dari buah kehamilan.
5. Dorongan kecantikan: Dorongan ini timbul biasanya bila ada kekhawatiran bahwa janin
dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat, akibat radiasi, obat-obatan, dll.
6. Dorongan Sanksi moral: Dorongan ini muncul biasanya karena perempuan yang hamil
tidak sanggup menerima sanksi sosial masyarakat.
7. Dorongan lingkungan: Faktor lingkungan juga mempengaruhi insiden pengguguran
kehamilan muda, misalnya kemudahan fasilitas.
Menurut Dadang Hawari, statistik membuktikan resiko bagi
perempuan jika melakukan Aborsi adalah :
• Kematian Perempuan karena aborsi jauh lebih besar dari kematian ibu
karena melahirkan (bersalin) secara normal.
• Perempuan yang melakukan aborsi berlatar belakang criminal biasanya
hamil diluar nikah . Karena malu menanggung aib
• Perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami gangguan
kejiwaan seperti stres pasca trauma aborsi
Resiko Aborsi
a.Pasal 346
• “Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana paling lama empat tahun
b.Pasal 347
• 1) Barangsiapa dengan sengaja mengggugurkankandungan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam
dengan penjara pidana paling lama dua belas tahun.
• 2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana paling lama lima belas tahun.
Hukum Aborsi di Indonesia
c. Pasal 348
1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan ataumematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam
dengan pidana penjarapaling lama lima tahun enam bulan.
2)Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama 13 tahun
d.Pasal 349
“Jika seorang tabib, dukun beranak atau tukangobat membantu
melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal
347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengan sepertiga dan ia dapat dipecat dari jabatan
yang digunakan untuk melakukan kejahatan”
Pandangan Agama tentang Aborsi
A. Islam
Majelis Ulama Indonesia memfatwakan bahwa :
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim
ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.
3. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang membolehkan aborsi
adalah: Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium
lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus
ditetapkan oleh Tim Dokter.
4. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
5. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
B. Kristen
Secara singkat di dalam Al Kitab dapat disimpulkan bahwa aborsi dalam bentuk
dan alasan apapun dilarang karena :
1. Apabila ada sperma dan ovum telah bertwmu maka unsure kehidupan telah ada.
2. Abortus pada janin yang cacat tidak diperbolehkan karena Tuhan mempunyai
rencana lain pada hidup seorang manusia
3. Anak adalah pemberian Tuhan.
4. Bila terjadi kasus pemerkosaan, diharapkan keluarga serta orang-orang terdekat
dapat memberi semangat.
5. Aborsi untuk menyembunyikan aib tidak dibenarkan.
C. Katolik
Hampir sama dengan pernyataan agama Kristen, dalam agama katolik aborsi juga
dilarang.
D. Hindu
Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut "Himsa
karma" yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh,
meyakiti, dan menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan
menghilangkan nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak
dibenarkan.
E. Budha
Dalam agama budha perlakuan aborsi tidak dibenarkan karena suatu karma harus
diselesaikan dengan cara yang baik, jika tidak maka akan timbul karma yang lebih
buruk lagi.
Dampak Aborsi
• Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-
organ di dekatnya.
• Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena
mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau
tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya
dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.
• Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.
• Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa
hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi
selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah
Contoh Kasus
Seorang siswi kelas I SMP berumur 13 tahun, hamil 1 bulan akibat
perkosaan. Akibatnya korban mengalami depresi. Orangtua ingin agar
janin diaborsi, kemudian berkonsultasi ke dokter. Dokter setelah
mengadakan pertimbangan dengan tim ahli (dokter, ahli agama dan
psikiater) memutuskan setuju untuk melakukan aborsi. Namun,
walaupun tim ahli telah setuju, orang tua masih bingung karena
menurutnya agama dan hukum melarang aborsi.
KESIMPULAN
Aborsi merupakan tindakan yang melanggar hukum dalam kondisi apapun
kecuali kesehatan si ibu. Aborsi memiliki dampak berbahaya bagi seseorang yang
melakukannya baik dari segi kesehatan maupun sosial. Aborsi yang tidak
memenuhi syarat dan tidak dilakukan oleh ahlinya mengakibatkan komplikasi
yang sangat berbahaya bahkan menyebabkan kematian. Hal ini juga sudah diatur
dalam hukum negara. Untuk karena itu keperawatan harus punya standar profesi
guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Bagaimanapun aborsi
merupakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi baik dari segi medis ataupun
hukum.
SARAN
Seorang tenaga medis harus lebih sering memberikan pendidikan kesehatan
terutama tentang aborsi dan dampaknya terhadap kesehatan. Sehingga masyarakat
dapat memiliki persepsi yang benar dan diharapkan dapat menurunkan angka
kejadian aborsi baik secara legal maupun ilegal. Saran penulis, seorang perawat
yang sedang merawat klien yang akan melakukan aborsi, hendaknya ciptakan
suasana yang membuat klien dapat berdiskusi secara terbuka tentang aborsi, agar
tidak terjadi pelanggaran terhadap asas-asas yang ada.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidanan
bayu agustina
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
Al-Ikhlas14
 
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
Erlina Wati
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
Aprillia Indah Fajarwati
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Andra Dewi Hapsari
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Latifah Safriana
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tua
Monica Fermanda
 
Etika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidananEtika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidanan
alief ayu
 
Otonomi kebidanan
Otonomi kebidananOtonomi kebidanan
Otonomi kebidanan
Triana Septianti
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
fitri fitriani
 
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptxDeteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
WulanWijaya5
 
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
Ajeng Hayuningtyas
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
juniandrianirangkuti
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Operator Warnet Vast Raha
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
mutianelvison
 
12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan
Syamsul Arifin
 

What's hot (20)

Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidanan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Ruang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidananRuang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidanan
 
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
RUANG LINGKUP ASUHAN KEBIDANAN
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Kie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tuaKie persiapan menjadi orang tua
Kie persiapan menjadi orang tua
 
Konsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilanKonsep dasar asuhan kehamilan
Konsep dasar asuhan kehamilan
 
Etika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidananEtika dan perilaku kebidanan
Etika dan perilaku kebidanan
 
Otonomi kebidanan
Otonomi kebidananOtonomi kebidanan
Otonomi kebidanan
 
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan KebidananPengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
Pengambilan Keputusan dalam Pelayanan Kebidanan
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
 
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptxDeteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
Deteksi dini gang. psikolog pd persalinan.pptx
 
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
3. Issue Etik dalam Pelayanan Kebidanan
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalinPercakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
Percakapan konseling antara bidan dengan pasien pada ibu bersalin
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
 
12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan12 lingkup praktik kebidanan
12 lingkup praktik kebidanan
 

Similar to Isu etik (aborsi)

Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatan
Anis Solihah
 
Makalah iskes
Makalah iskesMakalah iskes
Makalah iskes
Anis Solihah
 
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
IlhamKholik3
 
ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docx
NurmaYanti40
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanAborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Nenell 'kovalen' Miraldy
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
Fera Rausanni Ilma
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Warung Bidan
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
tiyo noiss
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsievie_tobeli
 
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Bioetika dan abortus
Bioetika dan abortusBioetika dan abortus
Bioetika dan abortus
Iqbal Tambunan
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Haristian Sahroni Putra
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Septian Muna Barakati
 

Similar to Isu etik (aborsi) (20)

Islam dan kesehatan
Islam dan kesehatanIslam dan kesehatan
Islam dan kesehatan
 
Makalah iskes
Makalah iskesMakalah iskes
Makalah iskes
 
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptxSlide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
Slide-LSE-LSE-Slide-10.pptx
 
ABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docxABORSI-pertemuan-4.docx
ABORSI-pertemuan-4.docx
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatanAborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
Aborsi dalam perspektif agama dan kesehatan
 
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAMABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN ETIKA, HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsi
 
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
 
Bioetika dan abortus
Bioetika dan abortusBioetika dan abortus
Bioetika dan abortus
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap AborsiMasail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
Masail Fiqhiyyah - Makalah Pandangan Hukum Islam Terhadap Aborsi
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Kti tiwi
Kti tiwiKti tiwi
Kti tiwi
 

Recently uploaded

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 

Recently uploaded (20)

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 

Isu etik (aborsi)

  • 2. Kelompok 4 : 1. Aji Wisnu Wardhana 2. Erika Aditya Ningrum 3. Fitri Asih 4. Ni Luh Noni Andayani 5. Yanda Octa Herliani
  • 3. PENGERTIAN ABORSI Dalam dunia kedokteran, dikenal istilah abortus, yaitu menggugurkan kandungan, yang berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Menurut WHO, aborsi adalah terhentinya kehidupan buah kehamilan di bawah 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram.
  • 4. JENIS – JENIS ABORSI 1. Aborsi Spontan ( Abortus Spontaneus ) => aborsi secara tidak sengaja dan berlangsung alami tanpa ada kehendak dari pihak-pihak tertentu. 2. Aborsi Buatan ( Aborsi Provocatus ) => aborsi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan tertentu. Aborsi Provocatus ini dibagi menjadi dua : a. Abortus Profocatus Therapeuticum, bertujuan untuk kepentingan medis dan terapi serta pengobatan. b. Abortus Profocatus Criminalis, dilakukan karena alasan yang bukan medis dan melanggar hukum yang berlaku.
  • 5. Tatacara Aborsi Eckholm melihat ada 4 hal yang sering dilakukan dalam melakukan aborsi, yaitu: • Menggunakan jasa medis di rumah sakit atau tempat-tempat praktek • Menggunakan jasa dukun pijat • Menggugurkan sendiri kandunganya dengan alat-alat kasar dan • Menggunakan obat-obatan tertentu.
  • 6. Alasan dan Motivasi Aborsi • Alasan Aborsi 1. Alasan sosial ekonomi, dikarenakan tidak mampu membiayai atau membesarkan anak. 2. Wanita tersebut ingin membatasi atau menangguhkan perawatan anak karena ingin melanjutkan pendidikan atau ingin mencapai suatu karir tertentu. 3. Alasan usia terlalu muda atau terlalu tua untuk mempunyai bayi. 4. Akibat adanya hubungan yang bermasalah (hamil diluar nikah) atau kehamilan karena perkosaan. 5. Alasan bahwa kehamilan akan dapat mempengaruhi kesehatan baik bagi si ibu maupun bayinya. Mungkin untuk alasan ini aborsi dapat dibenarkan.
  • 7. • Motivasi Aborsi 1. Dorongan ekonomi/ dorongan individual: Dorongan ini timbul karena kekhawatiran terhadap kemiskinan, tidak ingin mempunyai keluarga besar. 2. Dorongan fisik: Dorongan ini seperti memelihara kecantikan dan mempertahankan status sebagai perempuan karir. 3. Indikasi psikologis: Jika kehamilan diteruskan akan memberatkan penyakit jiwa yang dibawa ibu, seperti : perempuan yang hamil akibat perkosaan. 4. Indikasi eugenetik: Dorongan ini timbul jika khawatir akan penyakit bawaan pada keturunan seperti adanya kelainan dari buah kehamilan. 5. Dorongan kecantikan: Dorongan ini timbul biasanya bila ada kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan akan lahir dalam keadaan cacat, akibat radiasi, obat-obatan, dll. 6. Dorongan Sanksi moral: Dorongan ini muncul biasanya karena perempuan yang hamil tidak sanggup menerima sanksi sosial masyarakat. 7. Dorongan lingkungan: Faktor lingkungan juga mempengaruhi insiden pengguguran kehamilan muda, misalnya kemudahan fasilitas.
  • 8. Menurut Dadang Hawari, statistik membuktikan resiko bagi perempuan jika melakukan Aborsi adalah : • Kematian Perempuan karena aborsi jauh lebih besar dari kematian ibu karena melahirkan (bersalin) secara normal. • Perempuan yang melakukan aborsi berlatar belakang criminal biasanya hamil diluar nikah . Karena malu menanggung aib • Perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami gangguan kejiwaan seperti stres pasca trauma aborsi Resiko Aborsi
  • 9. a.Pasal 346 • “Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana paling lama empat tahun b.Pasal 347 • 1) Barangsiapa dengan sengaja mengggugurkankandungan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan penjara pidana paling lama dua belas tahun. • 2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana paling lama lima belas tahun. Hukum Aborsi di Indonesia
  • 10. c. Pasal 348 1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan ataumematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjarapaling lama lima tahun enam bulan. 2)Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama 13 tahun d.Pasal 349 “Jika seorang tabib, dukun beranak atau tukangobat membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan ia dapat dipecat dari jabatan yang digunakan untuk melakukan kejahatan”
  • 11. Pandangan Agama tentang Aborsi A. Islam Majelis Ulama Indonesia memfatwakan bahwa : 1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi). 2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. 3. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang membolehkan aborsi adalah: Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter. 4. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. 5. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
  • 12. B. Kristen Secara singkat di dalam Al Kitab dapat disimpulkan bahwa aborsi dalam bentuk dan alasan apapun dilarang karena : 1. Apabila ada sperma dan ovum telah bertwmu maka unsure kehidupan telah ada. 2. Abortus pada janin yang cacat tidak diperbolehkan karena Tuhan mempunyai rencana lain pada hidup seorang manusia 3. Anak adalah pemberian Tuhan. 4. Bila terjadi kasus pemerkosaan, diharapkan keluarga serta orang-orang terdekat dapat memberi semangat. 5. Aborsi untuk menyembunyikan aib tidak dibenarkan.
  • 13. C. Katolik Hampir sama dengan pernyataan agama Kristen, dalam agama katolik aborsi juga dilarang. D. Hindu Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut "Himsa karma" yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak dibenarkan. E. Budha Dalam agama budha perlakuan aborsi tidak dibenarkan karena suatu karma harus diselesaikan dengan cara yang baik, jika tidak maka akan timbul karma yang lebih buruk lagi.
  • 14. Dampak Aborsi • Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ- organ di dekatnya. • Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek. • Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim. • Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah
  • 15. Contoh Kasus Seorang siswi kelas I SMP berumur 13 tahun, hamil 1 bulan akibat perkosaan. Akibatnya korban mengalami depresi. Orangtua ingin agar janin diaborsi, kemudian berkonsultasi ke dokter. Dokter setelah mengadakan pertimbangan dengan tim ahli (dokter, ahli agama dan psikiater) memutuskan setuju untuk melakukan aborsi. Namun, walaupun tim ahli telah setuju, orang tua masih bingung karena menurutnya agama dan hukum melarang aborsi.
  • 16.
  • 17.
  • 18. KESIMPULAN Aborsi merupakan tindakan yang melanggar hukum dalam kondisi apapun kecuali kesehatan si ibu. Aborsi memiliki dampak berbahaya bagi seseorang yang melakukannya baik dari segi kesehatan maupun sosial. Aborsi yang tidak memenuhi syarat dan tidak dilakukan oleh ahlinya mengakibatkan komplikasi yang sangat berbahaya bahkan menyebabkan kematian. Hal ini juga sudah diatur dalam hukum negara. Untuk karena itu keperawatan harus punya standar profesi guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Bagaimanapun aborsi merupakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi baik dari segi medis ataupun hukum.
  • 19. SARAN Seorang tenaga medis harus lebih sering memberikan pendidikan kesehatan terutama tentang aborsi dan dampaknya terhadap kesehatan. Sehingga masyarakat dapat memiliki persepsi yang benar dan diharapkan dapat menurunkan angka kejadian aborsi baik secara legal maupun ilegal. Saran penulis, seorang perawat yang sedang merawat klien yang akan melakukan aborsi, hendaknya ciptakan suasana yang membuat klien dapat berdiskusi secara terbuka tentang aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap asas-asas yang ada.