Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia dwirani amelia
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir membutuhkan kolaborasi dari semua sektor yang ada di tingkat pelayanan terkecil.
perlu pemikiran ulang konsep pelayanan kebidanan komunitas yang tetap berprinsip pstient safety.
Relationship Between Work Load and Nurse Education and Nursing Documentation Quality at the Long-Stay Ward of Port Hospital Jakarta 2012
Jurnal - Karya Ilmiah
Silvana Evi Linda
Kolaborasi dalam Pelayanan Maternal Neonatal di Indonesia dwirani amelia
upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir membutuhkan kolaborasi dari semua sektor yang ada di tingkat pelayanan terkecil.
perlu pemikiran ulang konsep pelayanan kebidanan komunitas yang tetap berprinsip pstient safety.
Relationship Between Work Load and Nurse Education and Nursing Documentation Quality at the Long-Stay Ward of Port Hospital Jakarta 2012
Jurnal - Karya Ilmiah
Silvana Evi Linda
Super Bowl - Oscars : qui sont les gagnants sur les médias sociaux ?Kantar
Kyle Finlay, Directeur R&D Senior de TNS, présente les techniques de TNS qui permettent d'analyser l'impact des campagnes publicitaires sur les réseaux sociaux lors de grands événements comme le Super Bowl ou la cérémonie des Oscars.
http://www.tns-sofres.com/etudes-et-points-de-vue/super-bowl-oscars-qui-sont-les-gagnants-sur-les-medias-sociaux
asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihanFadlyPratama5
Karya tulis Ilmiah dengan judul asuhan keperawatan pada Tn. M dengan gangguan sistem perkemihan : Nefrolitiasis di Ruang Topaz RSUD dr. Slamet Garut
Progam Study Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Kabupaten Garut
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Copy of pembahasan
1. B Pembahasan
Berdasarkan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Post Op
Laparatomi POD III a/i Ileus Obstruksi Parsial di Ruangan Kemuning Bedah
Umum Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, yang telah di berikan melalui
pendekatan proses keperawatan selama tiga hari, penulis akan membahas
mengenai kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan yang penulis
temui.
1 Tahap Pengkajian
Secara konsep data-data yang didapatkan pada klien dengan Post
Op Laparatomi POD III a/i Ileus Obstruksi Parsial ditemukan adanya
keluhan nyeri pada luka post operasi, peristaltik usus menurun,
keterbatasan gerak, kulit klien pada umumnya kotor dan lengket, rambut
kusam dan berketombe, kuku panjang dan kotor, serta keadaan gigi kotor
dan mulut yang bau yang diakibatkan oleh keterbatasan aktivitas,
mengalami kecemasan.
Sedangkan pada kasus, data-data yang didapatkan pada klien Tn. A
adalah nyeri pada daerah luka bekas operasi, penurunan paristaltik usus,
keterbatasan gerak, keadaan kulit klien kotor dan lengket, rambut kusam
dan berketombe, kuku panjang dan kotor, serta keadaan gigi kotor dan
mulut yang bau dan mengalami kecemasan.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara data yang terdapat
dalam teori dan data-data yang didapatkan dalam tinjauan kasus.
1
2. 2 Diagnosa Keperawatan.
Adapun masalah keperawatan yang penulis dapatkan dari berbagai
literatur yang berhubungan dengan post operasi laparatomi yang sering
muncul, antara lain :
a Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
b Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
c Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan pembatasan pasca operasi (puasa)
d Perubahan pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan tindakan bedah.
e Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan dan
keterbatasan gerak.
f Defisit perawatan diri kurang berhubungan keterbatasan gerak dan
kelemahan.
g Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya luka
operasi.
h Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan terhadap
penyakit
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
gangguan sistem pencernaan post op laparatomi selama 3 hari, penulis
memasukkan beberapa diagnosa yang terdiri dari :
a Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
b Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
2
2
3. c Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
d Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
e Ansietas berhubungan kurang terpaparnya informasi
Masalah keperawatan yang tidak muncul pada kasus sesuai dengan
teori adalah :.
a Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
b Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan pembatasan pasca operasi (puasa)
c Perubahan pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan tindakan bedah.
Perbedaan tersebut diatas disebabkan oleh respon yang berbeda
antara setiap individu dan pengalaman yang sudah ada terhadap suatu
penyakit atau suatu prosedur tindakan (operasi). Pada Tn. A tidak terjadi
gangguan perubahan nutrisi dikarenakan klien tidak mengalami mual
muntah, serta masa indeks tubuh klien berada pada keadaan normal.
Diagnosa selanjutnya yang tidak diangkat adalah devisit volume
cairan. Diagnosa ini tidak diangkat karna pada Tn. A tidak menunjukan
penurunan volume cairan misalnya turgor kulit yang buruk, mukosa bibir
yang kering, dll.
Untuk diagnosa perubahan pola eliminasi (BAB) tidak diangkat
karena pola eliminasi pada Tn. A tidak mengalami gangguan maupun
perubahan.
3
4. 3 Tahap Perencanaan
Pada tahap ini rencana keperawatan yang penulis rancang sesuai dengan
data-data fokus yang menunjukkan terjadinya kesenjangan yang
ditemukan saat pengkajian. Pada tahap ini penulis dapat menetapkan
perencanaan karena ada faktor pendukung sebagai berikut :
a Bimbingan dan arahan dari pembimbing pendidikan maupun ruangan.
b Penulis mencoba untuk mencari buku yang sesuai dengan kasus
termasuk media lainnya.
c Rencana tindakan disesuaikan dengan masalah keperawatan dan
kemungkinan untuk dapat diatasi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Pada masalah resiko infeksi penulis mengganti balutan klien
setiap hari (1 kali sehari), memberikan antibiotik Cefotaxim 2x 1 gram
IV sesuai order, selalu menjaga sterilitas dari alat yang akan
digunakan untuk mengganti balutan luka klien. Penulis membantu
klien dalam merawat kebersihan diri klien (personal hygiene) seperti ;
membantu klien keramas, dan potong kuku. Penulis juga memberikan
analgetik Ketorolac 2x 1 mg/Drips sesuai order, mengatur posisi tidur
klien (semi fowler) untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi
rasa nyeri. Selain itu juga penulis memberikan penkes tentang
manajemen nyeri non farmakologi.
4
4
5. 4 Tahap Pelaksanaan
Selama pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan penulis dapat
melakukan semua tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, karena didukung oleh faktor faktor sebagai berikut :
a Peran serta keluarga klien yang mau terlibat dalam asuhan
keperawatan
b Bimbingan dari para pembimbing
c Kelengkapan alat – alat untuk melakukan tindakan keperawatan yang
telah tersedia.
Pada tahap ini merupakan realisasi dari perencanaan yang telah
disusun sehingga dalam pelaksanaan ini mengacu pada perencanaan
yang merupakan suatu pendukung berjalanya tahap pelaksanaan adalah
kerjasama yang baik antara perawat, klien, keluarga yang
memudahkan dalam setiap tindakankeperawatan yang dilakukan.
5 Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Pada tahap ini dapat menunjukkan adanya kemajuan atas keberhasilan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh klien. Evaluasi yang
dilakukan penulis selama 3 hari terhadap masalah yang dialami klien tidak
teratasi. Hal ini disebabkan karena studi kasus yang dilakukan dengan
waktu yang sangat terbatas yaitu 3 hari.
5
6. Pada tahap evaluasi ini akan diuraikan pencapaian tujuan setelah
asuhan keperawatan dilaksanakan. Selama melakukan asuhan keperawata
selama 3 hari, semua masalah keperawatan klien dapat diatasi. Hal ini
didukung karna kerjasama yang baik antara perawat, klien maupun
keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan. Adapun salah satu
masalah yang telah teratasi selama melakukan asuhan keperawatan namun
masi beresiko untuk dapat terjadi adalah resiko infeksi. Hal ini disebabkan
oleh karna luka post op yang belum sembuh dan klien masih dirawat di
RS.
Jadi pengkajian akhir belum dapat di evaluasi secara tuntas. Pasien
masih sementara dirawat di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung akan tetapi
dengan gambaran yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
terlaksananya implementasi ini karena ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang ada, kerjasama yang baik antara keluarga dan perawat serta tenaga
kesehatan lainnya
6
6
7. Pada tahap evaluasi ini akan diuraikan pencapaian tujuan setelah
asuhan keperawatan dilaksanakan. Selama melakukan asuhan keperawata
selama 3 hari, semua masalah keperawatan klien dapat diatasi. Hal ini
didukung karna kerjasama yang baik antara perawat, klien maupun
keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan. Adapun salah satu
masalah yang telah teratasi selama melakukan asuhan keperawatan namun
masi beresiko untuk dapat terjadi adalah resiko infeksi. Hal ini disebabkan
oleh karna luka post op yang belum sembuh dan klien masih dirawat di
RS.
Jadi pengkajian akhir belum dapat di evaluasi secara tuntas. Pasien
masih sementara dirawat di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung akan tetapi
dengan gambaran yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
terlaksananya implementasi ini karena ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang ada, kerjasama yang baik antara keluarga dan perawat serta tenaga
kesehatan lainnya
6
6