1. SEKENARIO PENGKAJIANDAN PERENCANAAN DENGAN GANGGUAN
PSIKOSOSIAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Oleh:
Kelompok 1
Rochman ( P17320119319)
Wahyu Dwi Tjahjo ( P17320119325)
Femy Yulistiani ( P17320119306)
Barokah ( P17320119301)
Farida Fitriani ( P17320119305)
Holidah ( P17320119307)
Iwan Kusnandar ( P17320119308)
Maria Susanti ( P17320119313)
Rohayati ( P17320119318)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2020
2. SEKENARIO PENGKAJIAN DAN PERENCANAAN DENGAN GANGGUAN
PSIKOSOSIAL
Pada suatu hari di ruang bedah wanita RSHS ada klien yang bernama Nn. R, usia 18
tahun, kelas 12 SMA, suku Sunda beragama Islam bertempat tinggal Jl JakartaBandung, sedang
menunggu jadwal operasi benjolan yang terdapat di payudara kiri sebesar kelereng di daerah
axila. Klien tidak menerima payudara kirinya harus di angkat semua. Padahal benjolannya hanya
sebesar kelereng. Klien juga merasa khawatir, malu dan cemas jika nanti tidak bisa menjadi
wanita yang sempurna juga tidak berguna karena tidak bisa menyusui anaknya nanti. Pagi hari
mahasiswa RPL Poltekkes Bandung akan mengadakan pengkajian dan perencanaan klien dengan
gangguan psikososial.
A. FASE PRE INTERAKSI
Perawat 1 : saya akan melakukan pengkajian pada klien
Nama : Nn R
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA ( Klas 12 )
Alamat : Jln Jakarta Bandung
Ruangan : Bedah wanita klas 2
Diagnosa : ca.mamae sinistra
Perawat 2 : “bagai mana harapan?
Perawat 1 : “harapannya klien dapat bekerja sama, tujuannya mendapat data-data maslah
keperawatan Klien.
Perawat 2 : “bagai mana apakah bapak sudah bisa melakukan pengkajian.”
Perawat 1 : “saya sudah belajar di lab, tapi saya belum trampil”
Perawat 2 :”apa yang akan bapak lakukan agar bisa trampil.”
Perawat 1 : “saya akan latihan sebelum melakukan pengkajian,untuk itu saya latihan dulu
sebelum ke klien”
Perawat 2 : “mengenai waktu lamanya pengkajian bagaimana.”
Perawat 1 : “saya akan minta waktu kurang lebih 30 menit adapun referensinya adalah buku
pedoman pengkajian psikososial”
Perawat 2 :”untuk pengkajian seperti apa.”
Perawat 1 : “saya akan mendatangi klien di ruang perawatan bedah RSHS”
3. B. FASE PERKENALAN / ORIENTASI
(Perawat cuci tangan)
Perawat 1 :“Assalamualaikum”
Ibu klien : “Waalaikumsalam, duduk sus”
(menutup pintu, dan duduk di hadapan klien, Klien masih tidak mau konntak mata dan gelisah)
Perawat 1 : “Bu, Teh, perkenalkan nama saya Farida mahasiswa RPL keperawatan dari
Poltekkes Kemenkes Bandung, ibu dan teteh bisa panggil sama suster Farida, ini dengan teh R?”
Klien : “Iya”
Perawat 1 : “Teh R suka di panggil apa?”
Klien : “teteh aja” (menjawab dingin)
Perawat 1 : “Oke teh jadi saya adalah perawat yang akan merawat teteh dari jam 7 pagi sampai
jam 2 siang. dari hari ini sampai hari jumat, saya harap teteh bisa lebih terbuka dalam
menyampaikan semua keluhan keluhan yang teteh rasakan, agar dapat kita atasi bersama ya
teh.”(sambil perewat mengatur posisi klien agar senyaman mungkin)
Klien : “iya sus”
Perawat 1 : “Jika nanti pada saat teteh menyampaikan keluhan dan ada yang perlu di rahasiakan,
akan saya jaga privasi teteh.”
Klien : (menatap perawat ) “iya sus”
Perawat 1: “Teteh dari tadi pagi pada saat operan sampai saat ini teteh terlihat tegang dan
gelisah, apa betul?”
Ibu klien : “Iya sus Rini ini tegang terus dasri tadi, tidurnya juga ga bisa lama.”
Klien : “Iya sus saya masih merasa tidak tenang.”
Perawat 1 : “Baik teh, apa sebelumnya ada perawat atau dokter yang sudah menanyai teteh
seperti ini?”
Klien : “Belum sih sus, sebelumnya hanya di beri tindakan seperti obat dan infus saja.”
Perawat 1 : “Kalau begitu Saat ini saya akan memeriksa fisik teteh ya dari kepala sampai kaki,
dan akan menanyajkan beberapa pertanyaan, untuk waktunya sekitar 20 – 30 menit, tempatnya
disini saja, apa teteh bersedia?”
Klien : “Boleh sus”
Perawat 1: “Oh iya bagaimana sarapannya tadi pagi?”
Klien : “Ga habis sus (senyum) soalnya ga nafsu makan."
Ibu klien : “Iya susah sus makan juga gelisah saja terus dari tadi.”
Perawat 1 : “Oh masih karena gelisah dan tidak tenang ya teh, kalau begitu saya siap siap dulu
ya teh, apa posisi teteh sudah nyaman atau mau berbaring saja?”
Klien : “sudah nyaman ko sus.”
4. C. FASE KERJA
Perawat cuci tangan
Perawat 1 : ‘nama lengkap teteh?”
Klien : “Rini wulandari”
Perawat 1 : “Umur?”
Klien : “18 tahun sus”
Perawat 1 : “kalau sekolah?”
Klien : “SMA sus kelas 12”
Perawat 1 : “kalau alamat rumah dimana teh?”
Klien : “di jalan jakarta bandung”
Perawat : “teteh aslinya orang mana?”
Klien : “Orang bandung asli ko sus”
Setalah mengkaji identitas klien perawat pun mengkaji identitas penanggung jawab. Penanggung
jawab klien adalah ibu kandung klien, berumur 45 tahun, pekerjaan pegawai, pendidikan SI,
beraga islam dan tinggal bersama klien.
Perawat 1 : “sekarang apa yang teteh rasakan?”
Klien : “saya merasa khawatir sus (kecewa), mengapa payudara kiri saya harus diambil
semuannya padahal benjolannya hanya sebesar kelereng,coba di periksa lagi, pasti periksanya
salah ( fase kehilangan ), coba sus bagaimana penampilan saya nanti (gambaran diri ), pasti
tidak sempurna lagi.” (meremas remas tangan)( harga diri rendah )
Perawat 1 : “baik teteh tenang dulu yaa. Apa sebelumnya teteh pernah sakit yang sama seperti
ini?”
Klien : “belum pernah sus”
Perawat 1 : “sebelumnya maaf apa teteh pernah mengkonsumsi obat obatan terlarang, minum
alkohol atau merokok?”
Klien : “ga pernah sus”
Perawat 1 : “apa ada situasi yang sering membuat teteh stress”
Klien : “sejauh ini kalau ujian dan tututan tugas saja sus”
Perawat 1 : “bu kalau waktu kecil apa pernah teteh mengalami trauma seperti jatuh atau
kecelakaan”
Ibu klien : “belum pernah sus”
Perawat 1 : “apa teteh pernah merasa kehilangan atau ada peristiwa yang membuat teteh sakit
hati?”
Klien : “kehilangan keluarga pernah sus namun tidak terlalu mendalam sakitnya”
Perawat 1 : “apa di keluarga ada yang mengalami penyakit yang sama dengan teteh?”
5. Ibu klien : “tidak ada sus”
Perawat 1 : “teteh berapa bersaudara?
Ibu klien : “Rini ini anak pertama sus, adiknya ada 1 laki – laki masih SD”
Perawat 1 : “Kalau dari keluarga bapa sama ibu berapa bersaudara?”
Ibu klien : “Kalau saya anak Tunggal, ayahnya 3 bersaudara dua duanya kaka perempuan sus?”
Perawat : “Kalau begitu selanjutnya sekarang teteh saya periksa dulu ya”
Klien : “boleh sus”
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil:
Keadaan umum : klien terlihat gelisah dan tegang, saat berbicara seringf meremas-remas
tangannya, tampak sering tidak mau kontak mata saat berbicara dengan perawat.
TTV: Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi: 90x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 37OC
Tinggi Badan: 160cm
Berat badan sekarang: 55Kg
Berat badan sebelum masuk RS : 54kg
Pemeriksaan fisik: di temukan benjolan di payudara kiri sebesar kelereng di daerah axila.
Kebiasaan sehari-hari: untuk pola aktivitas sehari-hari selama dirumah sakit klien menghabiskan
waktunya di tempat tidur, klien juga mengeluh tidak nafsu makan dan kurang tidur.
Perawat 2: “Nah, sekarang kita akan masuk ke pemeriksaan selanjutnya ya, teh.”
Klien: “Baik, Sus.”
Perawat2: “Oke kalau begitu. Nah saya tanya sekali lagi, ini dengan siapa? (menunjuk ibu klien),
lalu teteh sedang dimana sekarang?
Klien: “Itu ibu saya, Sus. Saya lagi dirawat di Ruang Bedah Wanita RSHS.”
Perawat 2: “Benar sekali ya, Teh. Nah sekarang itu siang atau malam?
Klien: “Siang, Sus karena terlihat terang dari luar.”
Perawat2: “Iya, betul. Tadi pagi sarapan dengan apa?
Klien: “Dengan nasi, ayam serta sayur, Sus.”
Perawat2: “Benar begitu, Bu.” (mengklarifikasi pada ibu klien)
Ibu: “Benar, Sus.”
Perawat2: “Baik kalo begitu. Oiya lalu kemarin siapa yang menunggu teteh disini?”
Klien: “Itu ayah saya, Sus.”
Perawat2: “Oiya pantas saya bertemu dengan beliau di lobby kemarin. Sebelumnya teteh sekolah
SMP dimana?”
6. Klien: “Saya sekolah di SMPN 15 Bandung.”
Perawat 2: “Apakah benar, Bu?” (tanya perawat pada ibu)
Ibu: “Benar, Sus.”
Perawat2: “Oh, baik kalau begitu. Oiya ini apa?” (sambil menunjukkan pulpen)
Klien: “Itu pulpen, Sus.”
Perawat2: “Benar ya, Teh. Apakah teteh sudah mengetahui tentang penyakit yang teteh alami?”
Klien: “Kata dokter saya sakit kanker payudara dan saya akan dioperasi untuk diangkat
payudarnya. Saya tidak mau, Sus.”
Perawat2: “Teteh sudah tau, ya? Itu semua demi kebaikan teteh juga. Sekarang teteh
menggambarkan diri teteh seperti apa?”
Klien: “Saya merasa diri saya tidak sempurna jika payudara saya diangkat nanti.”
Perawat2: “Oh begitu. Teteh pelajar kan? Selama sakit apakah peran teteh terganggu.”
Klien: “Iya saya pelajar. Jelas terganggu sus. Karena saya tidak bisa belajar seperti biasa dan
bertemu dengan teman di sekolah saya.”
Perawat2: “Begitu ya, Teh. Teteh merasa terganggu tidak jika nanti payudara teteh sudah
diangkat?”
Klien: “Jelas terganggu, saya minder sus kalo payudara saya diangkat. Saya merasa malu
sebagai wanita.”
Perawat2: “Bagaimana kondisi yang teteh rasakan sekarang?”
Klien: “Saya merasa tidak sempurna jika dioperasi nanti. Saya takut pacar saya nanti tidak mau
lagi dengan saya.”
Perawat2: “Nah cara teteh untuk menghadapi kondisi teteh saat ini bagaimana?”
Klien: “Saya cuma bisa pasrah, berdoa dan bercerita kepada ibu saya.”
Perawat2: “Lalu perasaan teteh bagaimana setelah berdoa dan bercerita?”
Klien: “Sedikit lega, Sus. Kadang ibu saya memberi saran dan selalu memotivasi saya.”
Perawat2: “Oh begitu. Selain ibu, apakah ada lagi keluarga yang mendukung?”
Klien: “Tentu ada yaitu ayah saya. Dia juga selalu menyuport dan memotivasi untuk
kesembuhan saya.”
Perawat2: “Oh begitu. Selain ibu dan ayah siapa lagi?”
Klien: “Sebenarnya ada, yaitu pacar saya. Tapi saya cemas karena sampai saat ini pacar saya
belum menjenguk. Saya takut pacar saya tidak mau lagi dengan saya, Sus.”
Ibu klien : “Kan pacar teteh masih ujian akhir”
Perawat 2 : “Kalau curhat teteh biasanya kesiapa?”
Klien : “ke ibu atau ke sahabat di sekolah sus”
Perawat 2 : “apa teteh suka ikut kegiatan di sekolah atau sekitar rumah?”
7. Klien : “Jarang sus”
Perawat 2 : “Apa ada hambatan selama teteh bersama sahabat atau teman teman teteh?”
Klien : “engga ada sus”
Perawat 2 : “boleh ga teteh kasih pandangan tentang keadaan yang teteh hadapi sekarang?”
Klien : “masih kurang percaya sih sus saya sakit seperti ini, tapi saya yakin ini hanya cobaan dari
allah, saya juga masih bersyukur karena sakit yang saya alami tidak lebih parah”
Perawat 2 : “apa teteh yakin akan sembuh”
Klien : “yakin sus”
Perawat 2 : “selama sakit, bagaimana teteh menjalankan ibadah teteh?”
Klien : “saya masih suka shalat berjamaah denga ibu atau ayah saya di sini sus”
Perawat 2 : “teteh sudah diberi obat selama disini?”
Klien : “belum sus, baru dipasang infus saja.”
Dari pemeriksaan penunjang di dapatkan hasil:
No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Hematologi
Darah Rutin
1 Hemoglobin: 14,5 g/dL 10-18
2 Eritrosit: 6410 Sel/uL 5000-19.500
3 Trombosit: 4.90 Juta/uL 4.76-6.95
4 Leukosit : 42.8 % 31-55
5 Hematokrit 185.000 Sel/uL 150.000-440.000
Golongan darah O
Rhesus Positif
Perawat 3 : “Bu, kalau boleh saya tau setelah pulang dari rumash sakit tetehnya berencana untuk
tinggal dimana dan bersama siapa?”
Ibu klien : “Oh.. pasti teteh tinggal bersama saya dan suami sus.”
Perawat 3 : “Jika dirumah nanti siapa saja yang akan merawat teteh?”
Ibu klien : “Yaa mungkin nanti saya dan suami akan bergantian untuk merawatnya.”
Perawat 3 : “Oh iya.. ngomong-ngomong kalo di rumah apakah dekat dengan tempat pelayanan
kesehatan seperti puskesmas atau mungkin igd rumah sakit dan apotek?”
Ibu klien : “Iya lumayan dekat sus,”
Perawat 3 : “Teteh setelah tadi dilakukan pengkajian didapatkan 4 masalah yang ditemukan
dalam diri teteh. Tadi kan teteh bilang teteh merasa khawatir, terus teteh akhir-akhir ini sulit
8. tidur, dan saya lihat teteh juga terlihat tegang. Nah, itu termasuk kedalam tanda-tanda
kecemasan. Yg kedua, tadi teteh bilang kalau teteh tidak menerima jika nanti payudara sebelah
kiri teteh diangkat setelah operasi dan takut penampilannya tidak sempurna lagi, itu menandakan
gangguan gambaran diri. Yg ketiga, tadi teteh juga bilang kalau teteh merasa jelek dan tidak
berguna sebagai wanita karena nanti tidak bisa menyusui. Hal itu menandakan gangguan harga
diri situasional. Dan masalah yg terakhir teteh tadi bilang kan kalau teteh merasa penasaran
mengapa payudara kirinya harus diangkat semua, padahal benjolannya hanya sebesar kelereng
dan teteh mengira bahwa pemeriksaan tersebut salah. Itu menandakan teteh masih dalam fase
kehilangan karena belum menerima apa yg terjadi.”
Klien : “terus saya harus gimana sus?”
Perawat 3 : “nah, dari keempat masalah tadi jangan khawatir teh, nanti kita akan mengatasinya
satu persatu. Untuk saat ini mungkin yang akan kita atasi terlebih dahulu kecemasan teteh.”
Klien : “Oh kenapa emangnya sus?”
Perawat 3 : “Iya, karena jika kecemasan teteh berlanjut efeknya akan meningkatkan tekanan
darah dan tadi teteh juga mengatakan nafsu makan teteh juga kan berkurang karena teteh cemas.
Nah, takutnya nanti akan semakin parah.”
Klien : “Oh iya kalau gitu.”
Perawat 3 : “Oh mungkin untuk waktunya sekitar jam 12 sebelum makan siang, apakah teteh
bersedia?”
Klien : “Oh iya deh kalau gitu.”
D. FASE TERMINASI
Perawat 3 : “Oh iya tidak terasa ya waktunya sudah habis, sekarang bagaimana perasaan teteh?”
Klien : “Perasaan saya masih cemas, tapi setelah suster bilang mau mengatasi masalah saya, saya
agak mendingan sus”
Perawat 3: “Bisakah teteh menceritakan kembali apa yg sudah kita bahas?”
Klien :”Tadi kata suster terdapat 4 masalah dalam diri saya salah satunya kecemasan, tapi suster
bilang akan membantu saya untuk mengatasi kecemasan itu nanti sekitar jam 12 dan itu
membuat saya sedikit lebih tenang. Tadi juga suster sudah melakukan pemeriksaan dan
menanyakan beberapa hal mengenai kondisi saya saat ini.”
Perawat 3 : “baik teh, jadi nanti saya kesini lagi siang ya jam 12 untuk mengurangi rasa cemas
teteh”
Klien : “iya sus”
Perawat 3 : “kalau begitu saya tingga dulu ya teh, assalmualaikum”
Klien : “waalaikumsalam”