SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Tipologi
korban
YUDI KRISMEN
Ezzat Abdel Fattah
tipilogi korban, antara lain;
1. Nonparticipating victims adalah mereka yang
menyangkal/menolak kejahatan dan penjahat tetapi tidak turut
berpartisipasi dalam penanggulangan kejahatan.
2). Latent or predisposed victims adalah mereka yang mempunyai
karakter tertentu cenderung menjadi korban pelanggaran tertentu.
3). Provocative victims adalah mereka yang menimbulkan kejahatan
atau pemicu kejahatan.
4). Participating victims adalah mereka yang tidak menyadari atau
memiliki perilaku lain sehingga memudahkan dirinya menjadi
korban.
5)  False victims adalah mereka yang menjadi korban karena dirinya
sendiri.
(Masruchin Ruba’ I dan Made S. Astuiti Diazuli, Hukum pidana I,
Malang 1999. hal. 6)
  
Stepen Schafer
tipilogi korban, yaitu :
1) Unrelated victims adalah mereka yang tidak ada
hubungan dengan si pelaku dan menjadi korban karena
memang potensial. Untuk itu, dari aspek tanggung jawab
sepenuhnya berada di pihak korban.
2) Proactive victims merupakan korban yang disebabkan
peranan korban untuk memicu terjadinya kejahatan.
Karena itu, dari aspek tanggung jawab terletak pada diri
korban dan pelaku secara bersama-sama.
3)  Participacing victims hakikatnya perbuatan korban tidak
disadari dapat mendorong pelaku melakukan kejahatan.
Misalnya, mengambil uang di bank dalam jumlah besar
yan tanpa pengawalan, kemudian dibungkus dengan tas
plastik sehingga mendorong orang untuk merampasnya.
Aspek ini pertanggungjawaban sepenuhnya ada pada
pelaku.
4)  biologically weak victim adalah kejahatan
disebabkan adanya keadaan fisik korban seperti
wanita, anak-anak, dan manusia lanjut usia (manula)
merupakan potensial korban kejahatan. Ditinjau dari
pertanggungjawabannya terletak pada masyarakat
atau pemerintah setempat karena tidak dapat
memberi perlindunga kepada korban yang tidak
berdaya.
5) Socially weak victims adalah korban yang tidak
diperhatikan oleh masyarakat bersangkutan seperti
gelandangan dengan kedudukan sosial yang lemah.
Untuk itu, pertanggungjawabannya secara penuh
terletak pada penjahat atau masyarakat.
6)Self victimizing victims adalah koran
kejahatan yang dilakukan sendiri (korban
semu) atau kejahatan tanpa korban. Untuk itu
pertanggungjawabannya sepenuhnya
terletak pada korban sekaligus sebagai
pelaku kejahatan.
7)Political victims adalah korban karena lawan
polotiknya. Secara sosiologis, korban ini tidak
dapat dipertnggungjawabkan kecuali
adanya perubahan konstelasi politik (dalam
Lilik Mulyadi,2003:123-125).
Mendelsohn merumuskan
tipologi berdasarkan tingkat
kesalahan korban:
1. Korban yang benar-benar tidak bersalah
2. Koban memiliki sedikit kesalahan akibat
ketidak-tahuan
3. Kesalahan korban sama dengan pelaku
4. Korban lebih bersalah dari pelaku
5. Korban sendiri yang memiliki
kesalahan/paling bersalah
6. Korban imajinatif
Stephen Schafer mengatakan pada
prinsipnya terdapat 4 (empat) tipe /
ciri-ciri korban:
1. Orang yang tidak mempunyai kesalahan
apa-apa, tetapi tetap menjadi korban.
Untuk tipe ini, kesalahan ada pada pelaku
2. Korban secara sadar atau tidak sadar
telah melakukan sesuatu yang
merangsang orang lain untuk melakukan
kejahatan. Untuk tipe ini, korban
dinyatakan turut mempunyai andil dalam
terjadinya kejahatan sehingga kesalahan
terletak pada pelaku dan korban.
3. Mereka yang secara biologis dan sosial
potensial menjadi korban. Anak-anak, orang
tua, orang yang cacat fisik atau mental,
orang miskin, golongan minotitas dan
sebagainya merupakan orang-orang yang
mudah menjadi korban. korban dalam hal ini
tidak dapat disalahkan tetapi masyarakatlah
yang harus bertanggung jawab.
4. Korban karena ia sendiri merupakan pelaku.
inilah yang dikatakan sebagai kejahatan
tanpa korban. Pelacuran, perjudian, zina,
merupakan beberapa kejahatan yang
tergolong kejahatan tanpa korban. pihak
yang bersalah adalah korban karena ia juga
sebagai pelaku
Sellin dan Wolfgang, mengelompokkan
korban sebagai berikut:
1) Primary victimization, yaitu korban berupa
individu perorangan (bukan kelompok).
2) Secondary victimization, yaitu korban kelompok,
misalnya badan hukum.
3) Tertiary victimization, yaitu korban masyarakat
luas.
4) No victimiazation, yaitu korban yang tidak dapat
diketahui, misalnya konsumen yang tertipu
dalam menggunakan produksi.
Sekian

More Related Content

What's hot

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipP. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipyudikrismen1
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanayudikrismen1
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGFair Nurfachrizi
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adatnatal kristiono
 
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnP. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnyudikrismen1
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatNuelimmanuel22
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusussesukakita
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalEvirna Evirna
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasaelsaref
 

What's hot (20)

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ipP. 4 hubungan viktimologi dgn ip
P. 4 hubungan viktimologi dgn ip
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Sistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidanaSistem peradilan pidana
Sistem peradilan pidana
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
 
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
Eksepsi dalam Hukum Acara Pidana (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum humaniter
Hukum humaniterHukum humaniter
Hukum humaniter
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adatNatal kristiono mata kuliah hukum adat  hukum waris  adat
Natal kristiono mata kuliah hukum adat hukum waris adat
 
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbnP. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
P. 5 prinsip dasar perlindungan korbn
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
Contoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasionalContoh kasus hukum perdata internasional
Contoh kasus hukum perdata internasional
 
Penologi
PenologiPenologi
Penologi
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. AngkasaMateri Viktimologi by Dr. Angkasa
Materi Viktimologi by Dr. Angkasa
 

Similar to P. 6 tipologi korban

2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptxBantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptxYunHyerim2
 
gwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptx
gwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptxgwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptx
gwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptxhumasunis
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020MohammadAnandaRezaKu
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalRohana Hamid
 
presentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitaspresentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitasFaula Abdul
 
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialBab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialSilvester Nyawai
 
Kriminalitas di Indonesia
Kriminalitas di IndonesiaKriminalitas di Indonesia
Kriminalitas di IndonesiaAnnisa Pangestu
 
Kekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptx
Kekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptxKekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptx
Kekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptxgraciatapasi
 
Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2Eyda Fareeda
 
Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2Eyda Fareeda
 
Bab i adi berti
Bab i adi bertiBab i adi berti
Bab i adi bertiakubaim1
 

Similar to P. 6 tipologi korban (20)

2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptxBantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
Bantuan Hukum Advokasi Kelompok 4.pptx
 
gwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptx
gwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptxgwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptx
gwwwwaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwr.pptx
 
Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020Handout Science Class Kriminologi 2020
Handout Science Class Kriminologi 2020
 
contoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnalcontoh Kritikan jurnal
contoh Kritikan jurnal
 
Kriminalitas
KriminalitasKriminalitas
Kriminalitas
 
presentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitaspresentation sosiologi - kriminalitas
presentation sosiologi - kriminalitas
 
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosialBab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
Bab 5 penyimpangan dan peradilan sosial
 
Kespro
KesproKespro
Kespro
 
Viktimologi
ViktimologiViktimologi
Viktimologi
 
Kriminalitas di Indonesia
Kriminalitas di IndonesiaKriminalitas di Indonesia
Kriminalitas di Indonesia
 
Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
 Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
Penculikan Anak - Laporan Penelit-kelompok_3_XI_IPS_1.docx
 
Bunuh diri
Bunuh diriBunuh diri
Bunuh diri
 
Kekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptx
Kekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptxKekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptx
Kekerasan Dalam Rumah Tangga -Psikologi Sosial.pptx
 
tipologi kejahatan penjahat
tipologi kejahatan  penjahattipologi kejahatan  penjahat
tipologi kejahatan penjahat
 
Kekerasan remaja
Kekerasan remajaKekerasan remaja
Kekerasan remaja
 
Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2
 
Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2Aggresif di kalangan_remaja_part_2
Aggresif di kalangan_remaja_part_2
 
Kekerasan
KekerasanKekerasan
Kekerasan
 
Bab i adi berti
Bab i adi bertiBab i adi berti
Bab i adi berti
 

More from yudikrismen1

Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistikyudikrismen1
 
Pertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengPertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengyudikrismen1
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanayudikrismen1
 
Pertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidanaPertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanyudikrismen1
 
Pertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibatPertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibatyudikrismen1
 
Pertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpidPertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpidyudikrismen1
 
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikPertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikyudikrismen1
 
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanaPertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloopPertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloopyudikrismen1
 
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanPertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanyudikrismen1
 
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutyudikrismen1
 
Pertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidanaPertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanaPertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1yudikrismen1
 
Pertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidanaPertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidanaPertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidanaPertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidanayudikrismen1
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanayudikrismen1
 

More from yudikrismen1 (20)

Uu ite
Uu iteUu ite
Uu ite
 
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik JurnalistikUu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
Uu Pers & KEJ (Kode Etik Jurnalistik
 
Pertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana pengPertemuan 19 hukum pidana peng
Pertemuan 19 hukum pidana peng
 
Pertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidanaPertemuan 20 hukumpidana
Pertemuan 20 hukumpidana
 
Pertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidanaPertemuan 18 sifat hukum pidana
Pertemuan 18 sifat hukum pidana
 
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukanPertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
Pertemuan 17 sifat hukum pidana, kedudukan
 
Pertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibatPertemuan 16 sebab akibat
Pertemuan 16 sebab akibat
 
Pertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpidPertemuan 3 sejarah hpid
Pertemuan 3 sejarah hpid
 
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publikPertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
Pertemuan 2 hukum pidana sbg hukum publik
 
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidanaPertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
Pertemuan 14 tujuan dan fungsi hukum pidana
 
Pertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloopPertemuan 13 somenloop
Pertemuan 13 somenloop
 
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanPertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
 
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
 
Pertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidanaPertemuan 10 pidana
Pertemuan 10 pidana
 
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidanaPertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
Pertemuan 5 istilah istilah hukum pidana
 
Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1Pertemuan 4 asas asas hpid-1
Pertemuan 4 asas asas hpid-1
 
Pertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidanaPertemuan 6 tindak pidana
Pertemuan 6 tindak pidana
 
Pertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidanaPertemuan 9 pert.pidana
Pertemuan 9 pert.pidana
 
Pertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidanaPertemuan 8 macam macam tindak pidana
Pertemuan 8 macam macam tindak pidana
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 

P. 6 tipologi korban

  • 2. Ezzat Abdel Fattah tipilogi korban, antara lain; 1. Nonparticipating victims adalah mereka yang menyangkal/menolak kejahatan dan penjahat tetapi tidak turut berpartisipasi dalam penanggulangan kejahatan. 2). Latent or predisposed victims adalah mereka yang mempunyai karakter tertentu cenderung menjadi korban pelanggaran tertentu. 3). Provocative victims adalah mereka yang menimbulkan kejahatan atau pemicu kejahatan. 4). Participating victims adalah mereka yang tidak menyadari atau memiliki perilaku lain sehingga memudahkan dirinya menjadi korban. 5)  False victims adalah mereka yang menjadi korban karena dirinya sendiri. (Masruchin Ruba’ I dan Made S. Astuiti Diazuli, Hukum pidana I, Malang 1999. hal. 6)   
  • 3. Stepen Schafer tipilogi korban, yaitu : 1) Unrelated victims adalah mereka yang tidak ada hubungan dengan si pelaku dan menjadi korban karena memang potensial. Untuk itu, dari aspek tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak korban. 2) Proactive victims merupakan korban yang disebabkan peranan korban untuk memicu terjadinya kejahatan. Karena itu, dari aspek tanggung jawab terletak pada diri korban dan pelaku secara bersama-sama. 3)  Participacing victims hakikatnya perbuatan korban tidak disadari dapat mendorong pelaku melakukan kejahatan. Misalnya, mengambil uang di bank dalam jumlah besar yan tanpa pengawalan, kemudian dibungkus dengan tas plastik sehingga mendorong orang untuk merampasnya. Aspek ini pertanggungjawaban sepenuhnya ada pada pelaku.
  • 4. 4)  biologically weak victim adalah kejahatan disebabkan adanya keadaan fisik korban seperti wanita, anak-anak, dan manusia lanjut usia (manula) merupakan potensial korban kejahatan. Ditinjau dari pertanggungjawabannya terletak pada masyarakat atau pemerintah setempat karena tidak dapat memberi perlindunga kepada korban yang tidak berdaya. 5) Socially weak victims adalah korban yang tidak diperhatikan oleh masyarakat bersangkutan seperti gelandangan dengan kedudukan sosial yang lemah. Untuk itu, pertanggungjawabannya secara penuh terletak pada penjahat atau masyarakat.
  • 5. 6)Self victimizing victims adalah koran kejahatan yang dilakukan sendiri (korban semu) atau kejahatan tanpa korban. Untuk itu pertanggungjawabannya sepenuhnya terletak pada korban sekaligus sebagai pelaku kejahatan. 7)Political victims adalah korban karena lawan polotiknya. Secara sosiologis, korban ini tidak dapat dipertnggungjawabkan kecuali adanya perubahan konstelasi politik (dalam Lilik Mulyadi,2003:123-125).
  • 6. Mendelsohn merumuskan tipologi berdasarkan tingkat kesalahan korban: 1. Korban yang benar-benar tidak bersalah 2. Koban memiliki sedikit kesalahan akibat ketidak-tahuan 3. Kesalahan korban sama dengan pelaku 4. Korban lebih bersalah dari pelaku 5. Korban sendiri yang memiliki kesalahan/paling bersalah 6. Korban imajinatif
  • 7. Stephen Schafer mengatakan pada prinsipnya terdapat 4 (empat) tipe / ciri-ciri korban: 1. Orang yang tidak mempunyai kesalahan apa-apa, tetapi tetap menjadi korban. Untuk tipe ini, kesalahan ada pada pelaku 2. Korban secara sadar atau tidak sadar telah melakukan sesuatu yang merangsang orang lain untuk melakukan kejahatan. Untuk tipe ini, korban dinyatakan turut mempunyai andil dalam terjadinya kejahatan sehingga kesalahan terletak pada pelaku dan korban.
  • 8. 3. Mereka yang secara biologis dan sosial potensial menjadi korban. Anak-anak, orang tua, orang yang cacat fisik atau mental, orang miskin, golongan minotitas dan sebagainya merupakan orang-orang yang mudah menjadi korban. korban dalam hal ini tidak dapat disalahkan tetapi masyarakatlah yang harus bertanggung jawab. 4. Korban karena ia sendiri merupakan pelaku. inilah yang dikatakan sebagai kejahatan tanpa korban. Pelacuran, perjudian, zina, merupakan beberapa kejahatan yang tergolong kejahatan tanpa korban. pihak yang bersalah adalah korban karena ia juga sebagai pelaku
  • 9. Sellin dan Wolfgang, mengelompokkan korban sebagai berikut: 1) Primary victimization, yaitu korban berupa individu perorangan (bukan kelompok). 2) Secondary victimization, yaitu korban kelompok, misalnya badan hukum. 3) Tertiary victimization, yaitu korban masyarakat luas. 4) No victimiazation, yaitu korban yang tidak dapat diketahui, misalnya konsumen yang tertipu dalam menggunakan produksi.