Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Tugas sim.sukartiningsih.yananto mihadi p., s.e., m.si., cma.implementasi sistem informasi.2018
1. "Implementasi Sistem Informasi"
Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Informasi Manajemen
Yananto Mihadi P, S.E, M.Si., CMA.
Disusun Oleh :
Sukartiningsih
43217110304
PROGRAM STUDI AKUNTASI S1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2018
Jalan Meruya Selatan No.1 RT.005/001, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 116
2. Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada
kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
1. Transaction Processing Systems (TPS)
TPS adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses
data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS
berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan
lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakanoleh
manajer. Sistem ini bekerja pada level operasional. Input pada level ini adalah transaksi dan
kejadian. Proses dalam sistem ini meliputi pengurutan data, melihat data, memperbaharui
data. Sedangkan outputnya adalah laporan yang detail, daftar lengkap dan ringkasan.
3. sistem ini tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan lingkungan
eksternal. Karena manajer melihat data-data yang dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui
informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di perusahaan mereka. Dimana hal ini
sangat penting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi
dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali. Transaction processing systems (TPS)
berkembang dari sistem informasi manual untuk sistem proses data dengan bantuan mesin
menjadi sistem proses data elektronik (electronic data processing systems). Transaction
processing systems mencatat dan memproses data hasil dari transaksi bisnis, seperti
penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan/inventori. Transaction processing systems
menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal.
Contoh :
TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi penjualan, order pembelian,
formulir pajak, dan rekening keuangan. TPS juga memperbaharui database yang digunakan
perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh Sistem Informasi Manajemen.
Dalam rekening keuangan yang meliputi registrasi masuknya murid baru , baik itu
pembayaran-pembayaran serta cek gaji karyawan yang meliputi sistem perhitungan gaji.
Dalam inventory system yaitu Database berisi kelengkapan peralatan sarana dan prasarana
sekolah serta pemeliharaan sekolah beserta murid, guru dan lingkungan sekolah, yang
tujuannya untuk mengembangkan suatu sekolah agar lebih maju dan sesuai dengan apa yang
diharapakan.
Aplikasi Bantuan Keuangan Desa (BKD Pemprov Jawa Timur)Aplikasi bantuan keuangan
desa adalah aplikasi manajemen oprasional Program Bantuan Keuangan seluruh Desa di
propinsi Jawa timur.Aplikasi ini menangani semua proses Mekanisme Bantuan Keuangan
Seluruh desa di Jawa Timur, mulai dari proses Usulan Bantuan, Penetapan Anggaran,
Perubahan Anggaran Bantuan, Pencairan Bantuan, beserta seluruh proses Pelaporan di
dalamnya.
4. 2. Office Automation Systems (OAS)
Office automation system (OAS) terkadang disebut juga dengan Virtual Office (VO), konsep
OAS menggabungkan penggunaan berbagai peralatan IT (Information Technology mencakup
hardware dan software) dalam berkomunikasi baik dengan satu orang/unit maupun banyak
orang/unit untuk mengurangi penggunaan kertas (paperless) dengan tujuan terjadinya
peningkatan kecepatan, ketepatan, keamanan kerja di kantor dan meningkatkan produktivitas
kerja. Secara sederhana konsep OAS menyambungkan beberapa peralatan IT via sebuah
server. Server sebagai pusat pengendali untuk setiap workstation dan peralatan lainnya. Para
pemakai (user) dapat saling berhubungan dengan pemakainya lainnya melalui server tadi.
5. Semua informasi dan dokumen disimpan didalam server dan untuk memudahkan digunakan
berbagai software yang dapat mengatur masing-masing pengguna workstation. Melalui
penggunaan jaringan LAN (Local Area Network) dan Intranet serta Internet seorang
user/pemakai akan dapat berkomunikasi dengan pemakai lainnya tanpa ditentukan/dibatasi
oleh jarak dan waktu.
Contoh :
Desktop Publishing
Electronic Calender
Email
Electronic Spreadsheet
3. Knowledge Work System
6. Knowledge work systems (KWS) adalah sistem informasi yang membuat dan
mengintegrasikan pengetahuan baru ke organisasi. Knowledge Work System mendukung
para pekerja professional seperti ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu mereka
menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke
organisasi atau masyarakat.
4. Informatic Management System
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang
lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan
informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan
beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).
Contoh :
A. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LELANG/ TENDER
E-Procurement ( E-PROC)
Salah satu penerapan kemajuan teknologi telematika dalam mendukung proses bisnis adalah
dalam proses pengadaanbarang/ jasa, sehingga proses tersebut akan lebih transparan, efektif
dan efisien. Pemanfaatan e-Procurementmenjadikan proses pengadaan dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan
yang adil bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi
fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas Pemerintah/ Perusahan.Aplikasi
7. electronic Procurement atau e-Procurement adalah suatu aplikasi yang digunakan untuk
mengelola pengadaan barang/ jasa berbasis internet yang didisain untuk mencapai suatu
proses pengadaan barang/ jasa yang efektif, efisien dan terintegrasi.Aplikasi e-Procurement
memiliki fasilitas transaksi antara Buyer dan Supplier. Yang dimaksud dengan Buyer adalah
pihak yang akan melakukan proses pembelian barang/ jasa. Supplier adalah pihak-pihak yang
berfungsi sebagai pemasok barang/ jasa yang dibutuhkan oleh Buyer.
Keunggulan e-Procurement
§ Tidak adanya batas ruang dan waktu karena menggunakan teknologi berbasis internet.
§ Proses pengadaan barang dapat diikuti oleh pemasok secara terbuka.
§ Proses dalam setiap tahapan pengadaan akan dengan mudah diikuti / diawasi oleh seluruh
stakeholder.
§ Proses akan berlangsung secara :
a. Efisien,
b. Efektif,
c. Terbuka dan bersaing,
d. Transparan,
e. Adil/ tidak diskriminatif,
f. Akuntabel.
§ Akan lebih mendorong terjadinya persaingan antar pemasok yang lebih sehat.
§ Mencegah tindakan kolusi, korupsi dan nepotisme ( KKN) dalam pelaksanaan pengadaan
barang/ jasa.
Manfaat e-Procurement
1. Mendapatkan Harga Pembelian Barang yang terkontrol.
2. Mempercepat Waktu Proses Pengadaan.
3. Proses pengadaan akan lebih transparan.
8. 4. Mereduksi biaya pengadaan barang/ jasa.
5. Menghemat sampai dengan 50% anggaran.
6. Memperlancar Komunikasi Buyer – Supplier.
7. Pelayanan yang baik kepada Supplier.
B. Sistem Informasi Menejemen Pelayanan Terpadu Satu Pintu (SIM PTSP)
SIM PTSP adalah sebuah aplikasi untuk memenejemen perizinan yang ada di Kabupaten
Bau bau, Buton, Sulawesi Tenggara. SIM PTSP merupakan aplikasi yang mengelola
penyelenggaraan perizinan yang prosesnya dimulai dari tahap permohonan sampai ke tahap
terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. Aplikasi seperti ini dapat memberikan
kepuasan kepada para pihak yang mengajukan izin dikarenakan dengan pelayanan yang
diberikan oleh SIM PTSP menjadikan proses pembuatan izin menjadi lebih cepat, murah,
mudah, transparan, pasti dan terjangkau.
.
5. Decision Support Systems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS
bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh
tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.
Tujuan
Tujuan dari Decision Support System (DSS) antara lain adalah :
• membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur
• mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
• meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer dari pada efisiensinya.
9. Tahap-tahap
Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan antara lain adalah :
kegiatan intelijen,
kegiatan merancang,
kegiatan memilih dan menelaah.
Kegiatan intelijen ini merupakan kegiatan mengamati lingkungan untuk mengetahui kondisi-
kondisi yang perlu diperbaiki. Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara
berfikir. Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi, dimana
informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal maupun eksternal sehingga
seorang manajer dapat mengambil sebuah keputusan dengan tepat.
Kegiatan merancang merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan
menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan
ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Pertimbangan-
pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk melakukan tahapan ini, apakah
situasi keputusan ini terprogram atau tidak. Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah ini
digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan
melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih.
Jenis – Jenis DSS
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan tingkat dukungan pemecahan masalahnya
adalah sebagai berikut:
Mengambil elemen-elemen informasi.
Menaganalisis seluruh file.
Menyiapkan laporan dari berbagai file.
Memperkirakan dari akibat keputusan.
Mengusulkan keputusan.
Membuat keputusan.
10. Model
Model DSS terdiri dari:
1. Model matematika.
2. Database.
3. Perangkat lunak.
Perangkat lunak DSS sering disebut juga dengan DSS generator. DSS generator ini berisi
modul-modul untuk database, model dan dialog manajemen. Modul database ini
menyediakan beberapa hal, seperti: creation, interrogation dan maintenance untuk DSS
database. DSS database memiliki kemampuan untuk menemukan sistem database yang telah
disimpan. Sedangkan modul model digunakan untuk menyajikan kemampuan membuat,
menjaga dan memanipulasi ke dalam bentuk model matematika. Model dasar ini
menampilkan electronic spreadsheet. Model dialog digunakan untuk menarik perhatian para
pengguna untuk berhubungan langsung antara pengguna dengan komputer dalam mencari
solusi.
Penerapan DSS Dalam Suatu Instansi
Mengapa DSS digunakan dalam suatu perusahaan?
• Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
• Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
• Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi
bisnis.
• Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal
efisiensi, profitabilitas dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
Dampak Pemanfaatan DSS
Dampak dari pemanfaatan Decision Support System (DSS) antara lain :
Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan.
Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
11. Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara intuisi, pengambilan keputusan dengan
DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya lebih baik.
Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang
kurang berpengalaman.
Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi keputusan yang lebih efektif.
Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk
berkomunikasi dengan lebih baik.
Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari manajer.
Faktor Pendukung DSS
Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh :
Faktor teknologi
Faktor kompleksitas struktural
Faktor pasar internasional
Faktor stabilitas politik
Faktor konsumerisme
Faktor intervensi pemerintah
Faktor informasi yang berkaitan dengan masalah tersebut,
Faktor gaya pengambilan keputusan dan
Faktor kemampuan (intelegensi ,persepsi, dan falsafah) serta
Pertimbangan pengambil keputusan.
Pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang
diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan
informasi yang sahih mengenai kondisi yang telah, dan mungkin akan terjadi, kemudian
mengolah informasi tersebut menjadi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai bahan
12. pertimbangannya dalam memutuskan langkah yang akan dilaksanakannya, sehingga
keputusan yang diambil diharapkan dapat menrberikan keuntungan yang maksimal.
• Menggunakan aplikasi Computer Base Information System (CBIS) untuk lingkungan
kelompok, seperti: Electronic Meeting System (EMS) dan Group Decision Support System
(GDSS). Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (group decision support system), atau
GDSS adalah suatu sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok-kelompok orang
yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu
lingkungan yang digunakan bersama.
Contoh :
Program Sekolah Tunas Bangsa mempunyai LinK Elektronik yang memudahkan
manajerial dan User menerima respon secara interaktif untuk mengetahui jumlah pendapatan
atau pendaftaran siswa tahun ajaran baru, dan daya tampung kapasitas sekolah serta
masyarakat bisa mengetahui tentang sekolah yang menjadikan sekolah favoritnya, sebagai
informasi yang lebih lengkap. Dan dari sinilah masyarakat bisa tau bagaimana alur, atau
kelebihan sekolah tersebut, karena orang tua tidak mau menyekolahkan anak-anaknya pada
sekolah yang asal-asalan.
Penerapan Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Dalam Sistem
Informasi Manajemen Akademik Di kampus STMIK Insan Pembangunan
Berbagai proses dalam manajemen akademik, proses pengambilan keputusan telah banyak
bergantung pada DSS yang telah dikembangkan. Penerapan DSS diterapkan pada saat :
Keputusan penerimaan mahasiswa baru
Evaluasi prestasi akademik
13. Yudisium dan
Penentuan mahasiswa berprestasi.
Berbagai basis data dikembangkan oleh unit kerja sesuai dengan aktivitas dan arah
pengembangan masing-masing dengan penerapan koordinasi matriks kepada unit lain yang
terkait. Pangkalan data utama meliputi sebagai berikut :
Basis data akademik yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Akademik
(SISKA), termasuk di antaranya basis data mahasiswa
Basis data keuangan yang dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan
(BAK).
Basis Data Perpustakaan (Perpus) yang dikelola oleh bagian perpustakaan termasuk
didalamnya data buku, literature dll.
ulasan :
Pengembangan Sistem Informasi STMIK Insan Pembangunan
Pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi merupakan salah satu program STMIK
Insan Pembangunan untuk menunjang pengembangan pendidikan dan pengelolaan Sekolah
tinggi. Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi (TI), yang juga disebut sebagai
teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology =
ICT) merupakan strategi dasar pengembangannya sehingga dapat menunjang sistem
pendidikan dan pengelolaan yang efisien dan efektif. Sedangkan langkah pencapaian tujuan
pengembangan adalah dengan meningkatkan aksesibilitas sumberdaya dan aktivitas sivitas
akademika dalam satu sistem informasi manajemen (SIM) yang terpadu dan modern sehingga
dapat melakukan evaluasi diri, pemantauan, audit akademis maupun finansial, dan
perencanaan secara komprehensif.
Infrastruktur sistem informasi STMIK Insan Pembangunan dikembangkan untuk menunjang
decision support system dan menggunakan ICT pada semua unit kerja. ICT bermanfaat dalam
meningkatkan mutu pendidikan dan pengendalian manajemen internal. Strategi implementasi
pada unsur peningkatan kinerja organisasi adalah dengan meningkatkan dan mengembangkan
manajemen sistem informasi .
Pengembangan SIM STMIK Insan Pembangunan diarahkan menjadi tiga jenjang, yaitu :
14. 1) Executive Information System : kebutuhan informasi strategis untuk pimpinan puncak
2) Decision Supporting System : kebutuhan informasi untuk manager menengah yang
dipergunakan untuk implementasi perencanaan; dan
3) Transaction Processing System : dipergunakan untuk manager operasi agar dapat
melaksanakan fungsi tugasnya dan melakukan monitoring.
Dalam menunjang terciptanya jenjang sistem informasi tersebut, maka diperlukan beberapa
prasyarat, yakni tersedianya:
Sistem komputer untuk mengembangkan paperless office, internet, intranet, pusat / gudang
data (data centre / ware-house), PC network dengan berbagai variannya.
Staf dan karyawan yang mampu menguasai sistem komputer. Ini berguna bagi pihak
manajemen dalam menyusun rencana kerja dan mengontrol pelaksanaan kegiatan yang ada.
Pengelolaan Sistem Informasi STMIK Insan Pembangunan
Pengelolaan sistem informasi STMIK Insan Pembangunan berada di bawah tanggung jawab
langsung Ketua Sedangkan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan sistem
informasi STMIK Insan Pembangunan dilakukan oleh Bagian Litbang yang membawahi
Bagian IT dan UPT
Sistem Aliran Data dan Otorisasi Akses Data
melakukan penataan dan perbaikan SIM STMIK Insan Pembangunan beserta pengelolaannya
untuk menyempurnakan tata laksana dan responsibilitas dengan baik. Guna menunjang
kokohnya layanan informasi di lingkungan STMIK Insan Pembangunan, untuk mendorong
tercapainya aplikasi SIM STMIK Insan Pembangunan yang berjalan realtime secara online
dan up to date.
Beberapa yang dilakukan dalam menunjang hal tersebut, sebagai berikut:
Pendayagunaan Unit Sistem Informasi
Pendayagunaan operator di setiap unit / lembaga / badan
Membangun SIM STMIK Insan Pembangunan yang terintegrasi
Melakukan perkuatan terhadap kebijakan, sasaran dan strategi sistem informasi
15. seluruh input yang diolah diharapkan mampu memberikan output yang sesuai dengan
kebutuhan institusi. dalam hal ini, juga melaksanakan otomasi EPSBED ke dalam SIM
STMIK Insan Pembangunan dengan menggunakan program visual basic, melalui :
Integrasi sistem akademik
Pengisian nilai akademik tepat waktu
Pengisian data EPSBED, termasuk entry data tabel mata kuliah, data KRS, KHS, alumni,
serta data kapasitas dan fasilitas.
Adapun data valid yang dimaksud, dengan menyertakan beberapa hal sebagai berikut :
a. Laporan semester berjalan dalam kondisi valid
b. laporan data yang terakhir dan print out evaluasi per semester.
Otorisasi akses data senantiasa dikelola untuk menjaga kelangsungan dan stabilitas sebuah
sistem aplikasi. Diharapkan, seluruh sistem informasi yang dibangun, dapat sesuai dengan
kebutuhan setiap user. Otorisasi terhadap akses data merupakan jawabannya. Implementasi
pengelolaan otoritas biasa dimulai dengan login dan pencantuman user password.
Implementasi atas user classification dilakukan, dimana menu-menu yang muncul atau aktif,
dapat disesuaikan dengan group user yang telah melakukan login.
Akses data memerlukan sebuah form khusus yang biasa digunakan untuk melakukan
sentralisasi objek. Selanjutnya, objek tersebut akan mengarah pada akses database (basis
data). Secara umum, klasifikasi user dalam sistem informasi STMIK Insan Pembangunan
dibagi menjadi :
a. Login operator. Berperan sebagai user yang hanya bisa mengisi dan atau memutakhirkan
content.
b. Login admin. Berperan sebagai administrator yang mampu mengisi content, sekaligus
berhak melakukan editing, penambahan atau penghapusan user.
c. Untuk sistem aplikasi tertentu, dilakukan klasifikasi berdasarkan login pimpinan, operator,
user dan admin, atau terkadanng ditambahkan super-admin.
Klasifikasi User Aplikasi SIM STMIK Insan Pembangunan
16. Gambar : Klasifikasi User
3. Pemanfaatan Sistem Informasi STMIK Insan Pembangunan
Pemanfaatan sistem informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi di STMIK Insan
Pembangunan meliputi pemanfaatan basis data & informasi, pemanfaatan dalam dukungan
pengambilan keputusan (Decision Support System = DSS), dan pemanfaatan dalam
komunikasi dan akses informasi.
Pemanfaatan Basis Data dan Informasi
SIM STMIK Insan Pembangunan memiliki basis data dan informasi yang lengkap yang
dikelompokkan dalam beberapa sub-sistem, meliputi administrasi akademik, keuangan,
sistem pembelajaran, dan data perpustakaan di STMIK Insan Pembangunan. secara bertahap,
akan diintegrasikan menjadi suatu SIM STMIK Insan Pembangunan yang lebih handal.
Administrasi Akademik
Basis data dan informasi akademik dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi
Akademik (SISKA), termasuk di antaranya master mahasiswa.
Gambar : Aplikasi SISKA
Kelompok Aplikasi ini merupakan piranti utama dalam pelaksanaan registrasi mahasiswa,
monitoring kemajuan akademik mahasiswa, penginputan nilai mhs dan lain-lain.
Keuangan Perguruan Tinggi
17. Subsistem informasi keuangan dikelola dalam kelompok aplikasi Sistem Informasi Keuangan
(BAK). Termasuk di dalamnya adalah aplikasi Pengelolaan Keuangan
Sistem Pembelajaran
dalam peningkatan mutu pembelajaran. Mahasiswa bisa dengan download dokumen atau
modul kuliah
Selain sebagai pemanfaatan basis data buku Perpustakaan STMIK Insan Pembangunan juga
menyimpan hasil penelitian mahasiswa jenjang diploma hingga sarjana.
Sistem Analisis Pengambilan Keputusan
Data dan informasi akan diolah dalam sebuah rumusan tertentu, dianalisis dan kemudian
dapat disajikan untuk memenuhi kebutuhan decission maker. Pelaksanaan analisis antara lain
dilakukan dalam kaitan berbagai kebutuhan spesifik.
1. Aplikasi SIM STMIK Insan Pembangunan pada berbagai aktivitas pengelolaan STMIK
Insan Pembangunan, seperti pada saat registrasi mahasiswa baru ataupun mahasiswa lama
berlangsung dan pada saat pengambilan keputusan penerimaan mahasiswa, Pengisian KRS
dan Pengambilan KHS
2. Proses pengumpulan dan penyusunan dokumen akreditasi berdasarkan 15 Standar Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
3. Proses evaluasi diri di lingkungan STMIK Insan Pembangunan.
4. Monitoring dan penigkatan mutu web STMIK Insan Pembangunan
5. Analisis benchmarking dengan institusi eksternal melalui kompilasi informasi dari pihak
eksternal
6. Data dasar dan SWOT untuk perencanaan pengembangan bagian penelitian dan
pengembangan (litbang) STMIK Insan Pembangunan.
Pemanfaatan untuk Komunikasi dan Akses terhadap Sumber Ilmiah
Website STMIK Insan Pembangunan dengan alamat http://www.insanpembangunan.ac.id.
Pemanfaatannya terus dikembangkan dan diharapkan senantiasa dapat memenuhi keinganan
seluruh civitas akademika dan masyarakat pada umumnya.
18. Akses Internet
Akses internet telah disediakan bagi civitas akademika STMIK Insan Pembangunan dengan
menggunakan WiFi hotspot area.Fasilitas internet ini digunakan untuk mengakses berbagai
informasi yang tersedia di dunia maya
Alamat e-mail Ketua dan Kajur
Alamat e-mail bagi civitas akademika yang dikelola
dibawah http://www.insanpembangunan.ac.id
Secara bertahap, seluruh civitas akademika akan diberikan alamat email, melalui pengelolaan
email tersentralisasi, kecuali untuk email mahasiswa
Gambar : Login E-mail
Jaringan lokal
Jaringan komputer STMIK Insan Pembangunan menggunakan Local Area Network(LAN).
Selain itu STMIK Insan Pembangunan juga sedang mengembangkan jaringan nirkabel
perangkat seluler dalam bentuk SMS Gateway yang nantinya akan bekerjasama dengan PT
Telkomsel yang di antaranya meliputi fitur: web2 sms, shortcode, queing, dan hunting.
6. Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara
untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis
kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli
menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta
memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems)
19. secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuanseorang ahli untuk menyelesaikan
masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan
keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik
terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni
suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan
pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.
Contoh :
System jadwal mekanik
Aplikasi ramalan
7. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Collaborative
Work Systems (CSCW)
Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan
tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS
20. dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan
memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang
GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut
dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
Contoh :
E- Government
8. Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif
mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan
pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.
Contoh :
Model Tanggung jawab Sosial Dalam Pemanfaatan Hasil Riste dan Teknologi
21. Tanggung jawab Sosial semakin menemukan posisinya pada perusahaan dewasa ini.
Bentuknya dalam era otonomi daerah juga disebut Community Development. Dalam
konteks ini model dapat dilihat sebagai satu urutan yang dapat diterapkan oleh
perusahaan guna mencapai tujuan.
Adapun urutan dimaksud adalah sebagai berikut.
a) Menginternalisasi masalah tanggungjawab sosial ke dalam strategy perusahaan.
b) Mengimplementasikan program tanggungjawab sosial ke dalam kegiatan
perusahaan.
c) Memantau dan mengevaluasi program tanggungjawab sosial.
a. Internalisasi ke dalam strategi
Langkah pertama sebagaimana terlihat pada Gambar 1. adalah keharusan
menginternaliasi tanggung jawab sosial kepada ke dalam praktek bisnis. Internalisasi
maksudnya adalah menjadikan permasalahan tanggung jawab sosial sebagai bagian
daripada strategi perusahaan. Hal ini perlu diingatkan karena dalam paradigma bisnis
modern bahwa hubungan pelanggan dan perusahaan adalah aset yang harus dikelola
manajer. Elm, H. (2006) dalam laporannya tentang pelaksanaan CSR di Eropa Timur
masih sering dilihat sebagai program Charity, bukan sebagai sesuatu yang eksplisit,
tertuang sebagai bagian daripada strategi. Apa yang dikemukakan oleh Mehaan
dengan model 3C-SR harus menjadi awal internalisasi yaitu membangun komitmen.
Sementara itu membangun komitmen haruslah dimulai dengan adanya pemahaman
yang mendalam oleh pihak manajemen terhadap CSR. Untuk itu harus diakui bahwa
manfaat CSR sebagai bagian daripada intangible aset tidaklah instan, akan tetapi
perlahan-lahan pada jangka panjang. Wibisono (2007) menjelaskan manfaat CSR: 1)
mempertahankan dan mendongkrak brand image perusahaan, 2) mem-peroleh license
to operate, 3) mereduksi risiko bisnis perusahaan, 4) melebarkan akses sumberdaya, 5)
membentangkan akses menuju market, 6) mereduksi biaya, 7) memperbaiki hubungan
dengan pemangku kepentingan, 8) memperbaiki hubungan dengan regulator, 9)
meningkatkan semangat produktivitas, dan 10) peluang mendapatkan penghargaan.
Peran pemerintah dalam di atas adalah penting. Pemerintah sebagai pemegang
wewenang harus melakukan pemeriksaan terhadap strategi perusahaan dalam
22. menginternalisasikan permasalahan tanggung jawab sosial ke dalam permasalahan
internal perusahaan . Sebagai catatan dapat disampaikan temuan Albareda, L. et.al.
(2006) tentang peran pemerintah dalam implementasi CSR: di Inggris lebih sifatnya
sistemik terhadap orientasi peran pemerintah dan swasta. Sementara di Itali sifatnya
lebih ekstensif, dan melakukan pendekatan multi stakeholder dan multi level.
Pentingnya internalisasi CSR dalam strategi akan menentukan keberhasilan program
CSR itu sendiri. Galbreath (2009), dalam studinya menjelaskan bahwa upaya
perusahaan mengintergrasikan ataupun merealisasikan CSR dalam strategi perusahaan
secara integratif tidak menunjukkan perubahan yang mendasar. Permasalahan dalam
implementasi CSR baru sebatas popularitas belum menyentuh permasalahan yang
mendasar. Oleh karena itu, pekerjaan utama secara bisnis dalam mengimplementasikan
CSR adalah “mengadopsi” nya menjadi bagian strategi perusahaan .
b. Implementasi
Marten J.H.K, dkk. (2007) dalam studi kasus tentang CSR mengidentifikasi konflik
yang pernah terjadi antara perusahaan Multinasional dengan masyarakat sekitar.
Identifikasi mereka menunjukkan berbagai hal: 1) berkurangnya sumber ait,
rendahnya kepedulian terhadap perekonomian masyarakat dan pengawasan perusahaan
yang berlebihan, 3) hilangnya jalan setapak dan terancamnya fungsi pembangunan
kerekatan sosial. Oleh karena itu adapun implementasi CSR didasarkan kepada
permasalahan yang dihadapi perusahaan terhadap pemangku kepentingan. Dalam hal
ini harus dibedakan mana pemangku kepentingan primer dan sekunder. Stakeholder
primer mempunyai kepentingan yang langsung berhubungan dengan masa depan
perusahaan. Yang termasuk stakeholder primer yaitu pemegang saham dan investor,
karyawan, pelanggan, pemasok dan penduduk dimana perusahaan beroperasi. Beberapa
ahli menambahkan stakeholder primer meliputi individu atau kelompok yang
berkepentingan terhadap sumber daya alam, spesies bukan manusia, dan generasi yang
akan datang (Wheeler dan Sillanpää, 1997). Sedangkan stakeholder sekunder adalah
mereka yang tidak menerima dampak langsung; diantaranya media, kelompok pemerhati
(pressure groups), atau kelompok sosial lain dimana perusahaan berada.
Fungsi pemerintah dalam hal ini sangat penting untuk memeriksa cakupan dan
implementasinya di lapangan. Jamali (2008) mendasarkan pelaksanaan CSR atas
pendekatan pemangku kepentingan (stakeholder). Dari hasil identifikasi yang
23. dilakukan, dapat dilihat kategori pemangku kepentingan dan harapannya terhadap
perusahaan .
Tabel. 1. Jenis Pemangku kepentingan dan Harapan kepada perusahaan .
. Pemangku kepentingan Harapan dipilah menjadi nilai
1 Karyawan Kesehatan dan keamanan bekerja
Pengembangan keahlian bekerja
Kesejahteraan dan kepuasan pekerja
Kualitas pekerjaan
Keadilan sosial
2 Pemasok Kemitran antara perusahaan yang
memberikan order dan pemasok.
Pemilihan dan analisis sistem pasokan
3 Pelanggan Kualitas produk
Keamanan pelanggan selama menggunakan
produk
Perlindungan Konsumen
Transparansi informasi produk
4 Masyarakat Menicptakan dan menambah nilai kepada
masyarakat
Keamanan lingkungan dan produksi
Sumber. Longo et.a., dalam Jamali, D. (2008). Hal. 217.
Masing-masing pemangku kepentingan ini mempunyai harapan yang berbeda terhadap
perusahaan. Oleh karena itu, program dan kegiatan harus didasarkan kepada
identifikasi pemangku kepentingan secara seksama.
Implementasi bagaimanapun tidak berjalan mulus. Untuk kasus Indonesia misalnya
telah didapat didapat dua Undang-undang yang mengharuskan korporasi menerapkan
yaitu Undang-undang tentang penanaman modal dan Undang-undang Perseroan
Terbatas. Akan tetapi kenyataan ini masih dihadapkan kepada kendala yaitu:
24. 1) Isu tentang CSR masih lebih sebatas khabar baik, akan tetapi pelaksanaannya
masih langka. Robin (2008) melaporkan ada tiga kondisi yang dihadapi dalam
penerapan CSR i) biaya yang ditimbulkan oleh CSR bisa saja tidak dikenal, ii)
keputusan yang berkaitan dengan kompetensi yang tidak dipunyai oleh perusahaan ,
dan iii) CSR mungkin akan berkaitan dengan lingkup sosial yang lebih luas,
pemerintah dan masyarakat, hal ini membuat perusahaan akan berfikir ulang.
2) Untuk kasus Indonesia, sebagaimana dilaporkan oleh Pradjoto (2007) dalam
Kompas: perusahaan melihat CSR sebagai biaya yang kemudian menjadikan biaya
operasional perusahaan meningkat. Pandangan demikian tentunya berbeda dengan
makna daripada CSR yang lebih menekankan kepada tanggung jawab perusahaan
ketimbang sekedar perbuatan baik.
Adapun tantangan demikian mengisyaratkan bahwa keterlibatan pemangku
kepentingan mutlak dalam mengimplementasikan program CSR. Pendekatan
partisipatif dengan berbagai bentuk akan menopang keberhasilan perusahaan dalam
mengimplementasikan program CSR.
c. Monitoring dan Evaluasi
Adapun pertimbangan utama dalam menerapkan CSR adalah manfaat, baik yang
berwujud nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible). Oleh karena itu manfaat yang
diharapkan senantiasa harus mendapat dipantau dan dievaluasi. Penerapan CSR di
Indonesia dapat dikatkaan terlambat, hal ini bila dilihat praktek yang dilaksanakan oleh
perusahaan besar di Indonesia CSR masih cenderung bersifa niat baik (charity).
Keluarnya UU No. 40 tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas secara eksplisit
mencantumkan Tanggung jawab Sosial sebagai bagian daripada kegiatan
perusahaan . Secara singkat dapat disimpulkan bahwa setiap perseroan wajim
mencantumkan dana untuk tanggung jawab sosial, melaksanakan, dan melaporkannya
ke pemerintah setiap tahunnya. Bahakan bagi perseroan yang tidak melaksanakan wajib
dikenakan sangsi. Pelaporan demikian tentunya menjadi bagian daripada kesempatan
yang memungkinkan pemerintah, salah satu dari pemangku kepentingan untuk terlibat
dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial. Walau harus diakui bahwa upaya
menerbitkan PP yang beriaktan dengan tanggung jawab sosial lini masih mengalami
hambatan.
25. 4. Tanggung jawab sosial dan teknologi Riset Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang demikian pesat. Dari sisi ilmu
ekonomi bahkan telah berkembang aliran New Economy yang meyakini bahwa ekonomi
yang berkembang pesat adalah yang digerakkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karena ini akan memberikan nilai tambah lebih besar kepada negara daripada
menghasilkan bahan mentah yang menopang perekonomian. Sehingga kemajuan
bangsa dan negara ditentukan anggaran yang tersedia untuk Riset dan Pengembangan
(R&D). Perkembangan teknologi senantaisa tidak terbatas, karena selalu terbuka ruang
untuk mengimpelementasikannya. Dari hasil penelusuran pada
situs http://id.wikipedia.org/wiki/ Kategori:Teknologi, ditemukan 33 kategori
teknologi. Adapun kategori ini adalah sebagai berikut: alat, bahan peledak, digital,
elektorinika, fotographi, informasi, lingkungan, luar angkasa, mesin, militer, optik,
otomasi, percetakan, penghargaan sains, pertanian, pendidikan, program luar angkasa,
proses industri, robot, sejarah teknologi, sistem, suara, teknik, dan teknologi televisi.
Berkaitan dengan kategori teknologi di atas, pada dasarnya ada dua sumber teknologi
bagi perusahaan yaitu internal dan eksternal, yang lebih dikenal
sebagai outsourcing. Dalam hal outsourcing, keterlibatan mitra menyediakan
teknologi bagi satu perusahaan sangat dimungkinkan. Teknologi bagi perusahaan telah
menjadi bagian daripada kpts yang harus disiapkan untuk menopang daya saingnya.
Akan tetapi pedoman untuk menerapkan teknologi dan ilmu pengetahuan diantaranya
adalah sebagai berikut.
1. Menjunjung Nilai luhur. Nilai luhur bagaimanapun harus diutamakan, karena nilai
kemanusiaan melekat kepada ciptaan yang lebih tinggi. Untuk kasus cloning
bagaimanapun hal ini tidak akan pernah mendapat tempat karena melecehkan
manusia sebagai ciptaan yang maha kuasa.
2. Perusahaan menyusun praktik penggunaan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam
bentuk etika ataupun konduk, sehingga prinsip akuntabilitas tetap terpelihara
sehingga memungkinkan temuan dan inovasi berjalan dengan baik.
3. Menopang keberlanjutan lingkungan. Teknologi bagaimanapun harus
mepertimbangkan keberlanjutan lingkungan secara utuh untuk generasi sekarang dan
yang akan datang.
26. 4. Perusahaan harus menggunakan teknologi secara bertanggungjawab sehingga dapat
memperbaiki kualitas perusahaan secara khusus dan kualitas masyarakat beserta
lingkungan secara umum.
5. Peran pemerintah harus bersifat fasilitatif, sehingga dapat mendorong lahirnya
berbagai temuan yang dapat menopang pembangunan bangsa secara keseluruhan.
27. Daftar Pustaka :
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.
https://getcharintegerina.wordpress.com/2012/04/19/jenis-jenis-sistem-informasi-dan-contoh-
aplikasinya/
https://johannessimatupang.wordpress.com/2009/06/08/memeriksa-tanggung-jawab-sosial-
perusahaan/