Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan neurologis yang mencakup 3 aspek utama yaitu anamnesis, pemeriksaan status neurologis, dan diagnosis neurologis berdasarkan hasil pemeriksaan.
4. 1. Anamnesis
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit sekarang (RPS)
c. Riwayat Penyakit dahulu (RPD)
d. Riwayat keluarga
e. Riwayat kebiasaan/gizi
2. Pemeriksaan
a. Status Internus
b. Status Psikiatrik
c. Status Neurologik
6. 1. Kesan Umum
2. Fungsi Luhur
3. Tanda Perangsangan Meningen
4. NN. Kranial
5. Kolumna Vertebral
6. Koordinasi/Keseimbangan
7. Motorik
8. Sensibilitas
9. Sistem Otonom/vegetatif
7. • Inspeksi : Bentuk luar tubuh, tingkah laku spontan
• Daftar pertanyaan : Keadaan mental + persepsi
• Perintah/permintaan : Uji tindakan sadar
• Monouver : Rangsang – reaksi/refleksi
Cara :
• What to do (apa yang dikerjakan)
• What you find (apa yang didapat)
• What its means (apa maknanya)
8. • Inspeksi secara global
- Bentuk luar
- Posisi/keadaan badan dan anggota
gerak
- Keadaan umum, pucat, asimetris
- Kepala, muka dan bagiannya
- Abnormalitas linea mediana
• Pemeriksaan dengan palpasi, perkusi dan auskultasi
15. 1. Otot pipi sisi hemiplegia flasid
2. Uji melepas kelopak mata
3. Uji mendrop anggota gerak/the limb dropping test
- uji mendrop pergelangan tangan (the wrist -
dropping test)
- uji mendrop lengan (the arm – dropping test)
- uji mendrop tungkai (the leg – dropping test)
Tidak bermakna pada koma dalam dan paralisis flasid
16. • Agnosia (astereognosia)
Taktil, visual, auditoria, personal
• Atopognosia
Duplikasi, diskriminasi dua titik
• Agraphognosia
Menyalin gambar di kulit, grafestesia
• Anosognosia
Hemiplegia sinistra
• Prosopognosia
Agnosia personal
17. • Apraksia kontruksional
Salin gambar kotak, segitiga, palang
• Apraksia berdandan
Kenakan baju, celana, kaos
• Apraksia ideomotor
peragakan menyepak bola, mangkok tangan
• Apraksia ideasional
ambil rokok dan korek api, sulut, kembalikan
• Apraksia berjalan
jalan menyilang/serong
• Apraksia lidah
julurkan, tekan ke pipi kanan dan kiri
23. • Spastik : Bicara tertelan dengan mulut lebar
• Lesi UMN bilateral : Pseudo Bulber Palsy ALS
• Ekstrapiramidal : Monoton, tanpa irama, scanning,
parkinsonism
• Serebeler : mirip menelan air, kadang scanning :
multipel sklerosis, intoksikasi alkohol, fenitoin
• Lesi LMN :
- palatal : Nasal K, lesi N. X : kuh - kuh
- labial : M : N. VII : mi - mi
- lingual : L : N. XII : la - la
• Miastenik : dengan tes menghitung disartria
24. Volume -
Normal
Disfoni
+
Masalah lokal
(gigi, nyeri mulut) + Terapi + RE diagnosis
-
Ritme normal - Bicara ditelan +
+ -
Bicara K sengau + Palatal Monoton
+ Serebeler
- -
Bicara L, T,S - Lingual Sulit/tertelan
Ekstrapiramidal
+ +
Bicara M, P,B -
Labial Spastik
25. • Diminta batuk
• Seperti suara sapi melenguh: plikavokalis lumpuh
total
• Berbisik : lumpuh parsial
• Berbisik tetapi batuk normal : histeri, kelainan
lokal laring
26. • Kaku Kuduk
- Normal :mudah digerakkan kesegala arah
- Neck stiffness : kaku saat ditundukkan: meningitis;
PSA
• Brudzinki I : (Brudzinki’s Neck Sign)
- Fleksi leher fleksi arto
koksae + genu
• Brudzinki II : (Brudzinki’s contralateral leg sign)
- Fleksi sendi panggul satu tungkai tungkai
kontralateral ikut fleksi
• Brudzinki III (Brudzinki’s cheek signs)
- Penekanan pipi dibawah oszigomatik fleksi siku
reflektoris
• Brudzinki IV (Brudzinki’s Symphysis Sign)
- Penekanan simpatis pubis fleksi kedua tungkai
27. • Tanda Laseque (Straight – knee leg raising test)
- fleksi sendi panggul, sendi lutut lurus nyeri
sepanjang N. iskiadik unilateral (iskhialgia,
HNP lumbal) bilateral Meningeal’s sign
• Tanda Kernig (bent – knee leg raising test)
- fleksi sendi panggul 900
sendi lutut ekstensi
nyeri sepanjang N. iskhiadik pada sudut 135
– 1600
bilateral (meningeal’s sign), unilateral
HNP lumbal
28.
29. I. N. Olfaktor (S. Penghidu)
* Pejam mata – tebak bau (rokok, parfum,
kopi, teh)
- anosmia lesi N. I (tumor, trauma dahi)
- hiperosmia, parosmia, kakosmia : histeri
- halusinasi bau : psikosis, epilepsi lobus
temporal (uncinate fit)
30. II. N. Optik (S. Penglihatan)
a. Visus
- lihat (langsung mata terbuka):
* gelap terang v: 1/ ∼
* jari – jari – 60 m N
* lambaian tangan – 300 m N
- optotip Snellen refraksi anomali
- emetrop : N
- miop : jauh kurang, dekat : jelas
- hipermetrop : jauh baik, dekat : kabur
- presbiopi baca/benda dekat kabur
b. Membedakan warna
- benda berwarna sekitar
- buka ishikara
31. • L.p perifer uji konfrontasi (Donder)
- jarak pasien – pemeriksa 50 cm
- saling pandang pada mata
- rentangkan kedua lengan pada kwadran temporal
inferior (bersama – sama)
- gerakkan jari ke l.p sentral
- lihat ujung jari tanpa melirik
• L.p sentral/perifer – perimeter gold man atau tangenscreen
• Skotoma (bercak hitam pada l.p )
- skotoma negatif : lesi n. optik
- skotoma positif : disadari penderita
lesi humoraquos, retina, camera okuli
33. • Refleks cahaya
- langsung – miosis (ipsilateral)
- tidak langsung – R. konsensual
- pupil Marcus Gunn
- pupil Argyll Robertson
- lesi N.II unilateral : RC : negatif
- lesi N.III – RC langsung + R konsensual : -
• Refleks akomodasi
- untuk melihat benda supaya tepat di fovea -
jelas
34. • Pemeriksaan oftalmoskopik funduskopi
- prinsip : fundus mata kanan dengan mata
kanan, oftalmoskop dipegang tangan
kanan
- amati :
* diskus optik : normal
papil udema
papil atropi
* vasa darah : diameter, pertemuan
arteriovenosa, neovaskularisasi
* retina : pucat, perdarahan
35. n. VI : m. rektus lateral
n. IV : m. obligus superior
n. III : yang lain
Kelumpuhan perifer
n. VI : strabismus konvergen, diplopia
n. IV : diplopia saat melirik media bawah
n. III : strabismus divergen, diplopia, ptosis,
pupil midriasis, RC -
36. Kelumpuhan sentral
* sistem vergen : mempertahankan fungsi kedua
bayangan retina dan
berakomodasi (lihat jauh,
dekat) l. oksipital
* gerak mata sakadik : gerak cepat ke kanan, ke
kiri, atas bawah l. frontal
* gerak lirik halus (pursuit) mengikuti obyek
yang bergerak lobus oksipital
* gerak kontraputar : mempertahankan target, bila kepala
bergerak (doll’s eye movement) sistem vestibuler dan
propioseptik leher
* sistem fiksasi okuler : melihat dan mempertahankan
target l. oksipital
37. Cara periksa lesi sentral
- angkat jari telunjuk lihat, gerakkan dan ikuti
- mata sakadik ke jari, otomatis konvergen,
fiksasi dan memfokuskan target
- melirik (pursuit) bila digerakkan
- bila kepala diputar sistem kontra putar
mempertahankan target
38. • Inspeksi :
- celah mata :ptosis, eksoftalmus, enoftalmus,
strabismus, lagoftalmus
- pupil : miosis, medriasis, anisokor
- bola mata : osilasi (ocular bobbing)
• Perintah : ikuti gerakan jari pemeriksa/baterei
melingkar didepan penderita ; lihat : apa mengikuti
dengan halus, dengan sentakan, adanya diplopia
• Manouver :
- Refleks cahaya, konsensual dan akomodasi
- Doll’s Head Manouver
- Uji kalori
39. Pemeriksaan
• Motorik
- Inspeksi : lihat atropi pipi, pelipis
- Perintah : geretakkan gigi sekuat mungkin
* raba kontraksi m. maseter
* coba buka rahang, penderita
mempertahankan
* gerakan mengunyah/kesamping : simetris ???
40. - Manouver :
* R.kornea : rangsang kornea dengan
seutas kapas halus menutup
mata
* R. kornea mandibuler : gerak rahang
bawah berlawanan pada
perangsangan kornea satu sisi
* R. Glabela : perkusi glabela kontraksi
bilateral m. orbikuler okuli
* R. rahang bawah : ketokan ringan pada dagu
gerak menutup mulut
41. Sensibilitas : dengan bulu, ujung jarum,
ujung hamer reflex (dingin),
jari telunjuk (hangat) :
bedakan sensibilitas muka
42. Pemeriksaan Motorik
- Inspeksi
* gerakkan seluruh otot wajah dan ekspresi wajah
* asimetri otot wajah, gerak berkedip, gerak dan
lipatan nasolabial saat bernafas
* tics, blefarospasm, spasme hemifasial
- Perintah
* kerutkan dahi
* pejamkan mata lagoftalmus
* memperlihatkan gigi
43. - Pemeriksaan pengecap
* dengan larutan gula, garam, kina
diteteskan pada separo lidah, mata
tertutup dan diminta menebak
44. • Tanda Myerson : ketukan glabela berulang
mata berkedip persisten (parkinsonism)
• Tanda chvostek : ketukan bagian depan telinga
kontruksi otot yang di inervasi
• Refleks palmo mental : rangsangan telapak
tangan kontraksi otot dagu
• Refleks mencucur (Snout Reflex) : ketukan bibir
atas bibir mencucur
• Refleks korneo mandibuler dan rahang (lihat
depan)
45. A. Ketajaman pendengaran
- suara telepon, percakapan bisikan
- suara arloji atau gesekan jari di depan telinga.
bandingkan telinga kanan dan kiri
- Lihat liang telinga (bila perlu dengan otoskop)
- Uji semi kwantitatif, uji Schwabah, Weber dan
Rinne
- Uji audiometri dan BERA di THT
46. • R. auditori palpebral : kejutan suara menutup
mata
• R. pendengaran disfungsi serebral: gesekkan jari
tangan di depan telinga bergantian
bersama – sama menurun satu sisi lesi
serebral kontralateral
47. • Inspeksi
- bersihkan liang telinga m. timpani utuh
- nistagmus lensa Frenzel
• Instruksi/manouver
- uji kalori : alirkan air dingin 300
C pelan – pelan
ke telinga satu, kemudian ke telinga yang lain.
ulang dengan air hangat (440
C)
N : air dingin Nistagmus berlawanan
air hangat Nistagmus mengarah
(COWS : Cold Opposite, Warm Same)
48. - Uji Hallpike :
pakai kacamata Frenzel duduk baringkan
dengan kepala melebihi tepi bed, lalu
bangunkan kembali (duduk) baringkan lagi
sambil menoleh ke kanan lalu ke kiri
N : tidak ada nistagmus
Nistagmus rotation lambat : BPVP, sindrom
vestibuler perifer
Nistagmus vertigo sentral
49. Berdiri tegak, kaki rapat, ikuti
- bila terjatuh/goyang : stop
- bila tidak terjatuh tutup mata
Hasil : berdiri dengan mata terbuka dan tertutup
uji Romberg negatif : normal
- mata terbuka berdiri, mata tertutup terjatuh
uji Romberg positif : lesi kolumna posterior
medula spinal, neuropatia perifer
- mata terbuka terjatuh sindroma serebelar,
vertigo sentral dan perifer
- berdiri mata terbuka, terjatuh kebelakang atau
kedepan sindroma serebelar
50. Pemeriksaan :
- Inspeksi :
* uvula : saat mulut dibuka dan bilang aakh : simetri
lesi : uvula deviasi ke sisi sehat
dan arkus faring lebih rendah
* plika vokalis : laringaskop
- afoni - cough bovine
- disfoni
* artikulasi : disartria
- palatal : kuh – kuh (N.X)
- labial : mi mi (VII)
- lingual : la la (XII)
51. - Perasat
* r. muntah : menyentuh arkus faring (N.X)
* r. menelan : ludah sendiri (N.X)
* r. Vernet’s Ridlou : dinding faring posterior
tidak terangkat (N.IX)
52. Inspeksi :
- lihat ukuran m. sternokleidomastoid dan m.
trapezius (atrofi?)
- palpasi saat kontraksi atau istirahat
- winging scapulae, asimetris
Perasat
m. sternokleidomastoid
- menoleh (to tilt) : tahan pipi
- mendongak (thrust head forward) : tahan dahi
- memaling (to turn) : tahan dahi
m. trapezius : mengangkat bahu
53. Inspeksi : Lidah :
- atrofi/hemiatrofi
- fasikulasi
- tremor
- tongue thrusting
Instruksi :
- julurkan lidah keluar dan gerakkan ke atas –
bawah – kiri – kanan apraksia
- tekankan ujung lidah ke pipi, bedakan
kekuatan kanan dan kiri
54. Pemeriksaan
Inspeksi :
- lordosis, kifosis, skoliosis, gibus, spina bifida
(meningo/mielokel)
Perintah :
- gerakkan vertebra, fleksi, defleksi, rotasi
- fleksi punggung, rotasi bilateral
Perasat :
- Tanda kerning dan Laseque (lihat depan)
- Tanda Patrick : test Fabere (fleksi tungkai pada
art.genu, abduksi artikulasio koksae, eksorotasi dan
ekstensi art.koksae)
hasil positif : nyeri pinggul ipsilateral
55. • Tanda anti Patrick
fleksi art.genu, endorotasi art. koksae
nyeri pinggang lesi art.sakroiliaka
• Neri’s sign : iskhialgia berat
saat jalan langkah pendek, lutut semi fleksi
art. genu ; saat bungkuk fleksi lutut
56. • Tanda Minor
saat duduk, fleksi lutut dan mengistirahatkan
badan pada pantat normal; mengangkat
sedikit/meletakkan tangan dibawah pantat
sakit
• Tanda Lhermitte
fleksi leher sengatan listrik ke badan,
punggung demielinisasi, spondilitis
servikal, trauma atau neoplasma/multiple
sklerosis
60. 2. Perintah
- Uji jari tangan – jari tangan
- Uji hidung – jari tangan – hidung
- Uji jari tangan – hidung
- Uji tumit – lutut – ibu jari kaki
- Uji pronasi – supinasi
- Tapping jari – jari tangan
- Tapping jari – jari kaki
61. 3. Perasat
- Uji Romberg
- Uji Tandem – gait
- Hopping test
- Uji jalan mundur
- Uji jalan dengan jari – jari kaki
- Uji jalan dengan tumit
- Jalan dengan satu tungkai
- Jalan lurus kemudian belok
62. • Kurang bermakna :
- Respon subyektif
- Over Lapping
- Kurang hafal peta sensorik
• Jenis sensibilitas
- ekstroseptik : raba, suhu, nyeri
alat : bulu, jarum, botol air panas/dingin
- propioseptik : rasa getar, posisi, nyeri tekan, nyeri
rujukan
alat : garputala
- kortikal : agnosia, barognosis, grafestesia, diskriminasi
dua titik
alat : kunci, cincin, koin, pen, jarum
63. • Cepat diperiksakan
- mengganggu aktivitas
- menakutkan (kejang)
- aib/stigma masyarakat
65. 3. Kekuatan otot
- kinetik : tenaga untuk perubahan posisi
- statik : tenaga untuk menahan gerak
- semua otot diperiksa lama
* otot gelang bahu, lengan
* otot tungkai
0 – tidak ada kontraksi otot : 0%
1 – kelemahan berat : 10%
2 – kelemahan sedang : 11 – 25%
3 – kelemahan ringan : 26 – 50%
4 – kelemahan meningkat : 51 – 75%
5 – normal : 76 – 100%
66. 4. R. fisiologik
- Hukum Sherrington : inervasi satu kelompok
otot, diikuti penghambatan kelompok otot
antagonis
- R. superfisial :
* R. kornea, R.mental, R. umbilikus
* R. anus (bulbokavernosus), R. kremaster,
R. planter
- R. profunda (R.tendo)
* r. biseps, triseps, brakhio radial
* r. patela, r. Achilles
Nilai : arefleksi, hiporefleksi, normal, hiperrefleksi
(klonus)
67. R. Patologik
Atas : R. Hoffman – Trommner
Bawah : R. Babinski, Chaddock, Oppenheim,
Schaeffer, Gordon, Rossolimo, Mendel -
Bechterew
- R. primitif :
Snout R, Grasp R. Sucking R, R Moro,
Landau, tonik leher, respon parasut
- Klonus : kaki, patela
68. • S. parasimpatis : kranial, bulber, sakral (N.III,
VII, IX, X, S2 – 4)
• S. simpatis : ganglion paravertebral (T1 – L2) g.
pravertebral, g. terminal
Pemeriksaan
Inspeksi :
- Gangguan pertumbuhan, gigantism, akromegali,
kretinism, drawfism,
- kulit, mukosa, kuku, rambut
- keringat/perubahan warna kulit