6. Tingkat kesadaran
* Kwantitative : GCS
* Kwalitative
Mood dan tingkah laku
* Affectnya sesuai atau tidak
* Tampak depresi, konvulsive Agresive ..
Memory
* Kemampuan mengingat
7. 1. Tingkat kesadaran kualitatif
a. Kompos mentis = sadar penuh
b. Somnolen / letargi = mengantuk
c. Stupor / Sopor = kantuk yang dalam
d. Soporokoma / Semikoma = respons thd rangsang
nyeri
e. Koma = tidak ada respons sama sekali
14. Menilai apakah
rhinorrea/otorhea
adalah CSS atau
Mucin
Dilakukan dengan
cara meneteskan
cairan tsb diatas
kertas tissue atau
koran, (+) darah akan
terkumpul dibagian
tengah & terjadi
rembesan CSS yang
berbentuk cincin
(halo-sign / double
ring sign)
14
15. Intelektual
* Kemampuan untuk mengambil
keputusan, berfikir akurat, intepretasi …
Bahasa dan bicara
* Mengerti
* Mampu mengekspresikan
* Dapat berbicara
- Apasia
- Disartria
17. Terjadi krn iritasi meningeal akibat radang atau
benda asing pada rongga subarachnoid
18. Pasien berbaring tanpa bantal, lakukan
anterofleksi leher. (+), ada tahanan &
kekakuan, dagu tidak dapat disentuh ke
dada
18
19. 2. Tanda Brudzinski I (Brudzinski’s neck sign)
Gerakan anterofleksi leher sampai dagu
menyentuh sternum akan disusul fleksi
involunter pada kedua tungkai. (+) bila terdapat
fleksi pada kedua tungkai
3. Tanda brudzinski II (Brudzinsi’s
contralateral leg sign)
gerakan fleksi pasif paha pada sendi panggul. (+)
bila terjadi fleksi involunter sendi panggul dan
lutut kontralateral
20. 4. Tanda kernig
Pasien berbaring terlentang, fleksikan paha sampai sudut
90°. Lalu tungkai bawah diekstensikan pada persendian
lutut. (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135°
disertai nyeri
5. Tanda Laseque
Pasien baring telentang, lakukan fleksi pada sendi panggul
pada waktu tungkai dalam sikap lurus. (+) bila timbul nyeri
di lekuk iskhiadikus atau tahanan pada waktu fleksi < 60
derajat
21.
22. Nervus 1 : olfaktorius
Test penciuman pasien dengan mata tertutup di
berkan bau yang sudah di kenal pasien: spt the,
minyak angin atau lainnya
Normal : normosmi
Berkurang : hiposmi
Tidak bisa sama sekali Anosmi
24. Saraf kranial 2 : optikus
Lihat papil : funduskop
Refleks pupil : cahaya langsung
Reflek ancam : tangan pemeriksa menunjuk mata salah
satu pasien : mata pasien akan mengedip
Tajam penglihatan : kartu snelelen, baca dekat hitung jari
dan sebagainya
Lapang penglihatan
25. 25
Fungsi : ketajaman penglihatan, lapang penglihatan,
reflek pupil langsung
Px. Menggunakan Snellen chart
29. N. Okulomotorius, Troklearis
Abdusen (N. III, IV, VI
M’persarati otot bola mata ext
* Celah kelopak mata
* Pupil
* Gerakan bola mata
30. 1. N. okulomotor menggerakan bola mata keatas,
bawah atau medial, konstruksi dan dilatasi pupil,
serta otot kelopak mata atas
2. N. trochear menggerakan otot mata kebagian
bawah dan dalam
3. N. Abdusen menggerakan bola mata kearah luar
43. 1. Tes Rinne, Weber, Schwabach
Dengan garpu tala 128, 256, 512
44. Membandingkan suara melalui hantaran udara dan
hantaran tulang. Garpu tala ditempel di prosesus
mastoideus, bila tidak mendengar lagi dipindahkan ke
depan liang telinga. Normalnya hantaran udara akan
lebih lama terdengar dari hantaran tulang.
44
45. 45
•Menentukan gangguan
pendengaran sensorik atau
konduktif.
•Garpu tala diletakkan
dipuncak kepala atau dahi
pasien dan tanyakan adakah
suara terdengar disalah satu
telinga.
•Normal tidak ada lateralisasi
telinga kanan kiri
Tuli konduktif : lateralisasi
kesisi sakit
Tuli saraf :lateralisasi ke sisi
sehat
55. Rasa sentuhan/ raba
Rasa nyeri
Rasa suhu
Sensibilitas permukaaan : rasa raba, nyeri, suhu
Sensibilitas dalam ; rasa sikap, getar, nyeri dalam
(dari struktur otot, ligamen, fasia, tulang)
Fungsi kortikaluntuk sensibilitas : stereognosis,
pengenalan raba, pengenalan 2 titik, lakalisasi
strimulasi
55
56. Alat pemeriksa
Kapas yang digulung, jarum, rader, 2 botol berisi air
dingin (10 derajat) air panas (45 derajat)
Garpu tala
56
63. 1. Bentuk otot
2. Tonus otot
3. Kekuatan otot
4. Cara berdiri / berjalan
5. Gerakan spontan abnormal
64. 1. Bentuk otot
Hipotrofi lokal/seluruh
Atrofi
Hipertrofi lokal/seluruh
2. Tonus otot (ketegangan otot dalam keadaaan
istirahat)
Periksa saat relaksasi
Raba otot bandingkan kanan kiri.
Angkat tungkai lalu lepaskan, nilailah
Hypotoni/flaxid
Hypertoni
Spastik : hipertoni mengenai hanya satu sistim saja,
ekstensor atau fleksor. Pada awal terasa ada tahanan, bila
dilawan terus mendadak tahanan hilang (phenomena
pisau lipat)
Rigiditas: tahanan tersendat-sendat (fenomena roda gigi)
65.
66. Pasien melakukan gerakan pemeriksaan menahan lalu
nilailah
Dinilai dalam derajat kekuatan:
1. Derajat 5 : Normal; seluruh gerakan dapat
dilakukan dengan tahanan maksimal
2. Derajat 4 : Dapat melawan gaya berat dan melawan
tahanan ringan dan sedang dari pemeriksa
3. Derajat 3 : dapat melawan gaya berat tetapi tidak
dapat melawan tahanan dari pemeriksa
4. Derajat 2 : otot hanya dapat bergerak bila gaya
berat dihilangkan
5. Derajat 1 : kontraksi otot minimal dapat terasa pada
otot berasngkutan tanpa mengakibatkan gerakan
6. Derajat 0 : tidak ada kontraksi otot sama sekali.
Paralisis total
73. 1. Jalan diatas tumit
2. Jalan diatas jari kaki
3. Jalan mundur
4. Jalan lurus lalu berputar
5. Berdiri 1 kaki
74.
75.
76. 1. Tes hidung jari-hidung
2.Tes pronasi supinasi
3. Tes tumit lutut
4. Tes Romberg
• Bedakan ataxia vestibular/sensorik (jika pd mata tertutup
pasien cenderung jatuh ke satu sisi)
• Dgn ataxia cerebellar (jika pd mata terbuka pasien cenderung
jatuh ke satu sisi)
6. Tes steping (jalan ditempat) mata tertutup, lihat
deviasi atau maju kedepan
Abnormal deviasi > 30 derajat, maju 1 m
78. Reflek Fisiologis
Reflek patologi
Persarafan segmental
1. Jaw reflek (N V)
2. Biceps, brachioradialis ( C 5 & C 6)
3. Tricep ( C 7 & C 8)
4. Finger fleksor (Hofman) C 8 & T 1
5. Platelar reflek ( L 3 & L 4)
6. Ankle reflek ( L 5,S 1-2 )
79. 1. Reflek kulit perut : epigastrium T 6-9, abdomen
tengah T 9-11, Hiogastrium T 11-L1
Abdomen digores dari arah luar menuju umbilikus
--- kontraksi dinding perut
2. Kremaster ( L 1-2)
Paha bagian dalam digores—kontraksi kremaster
dan penarikan testis ke atas
3. Reflek anus ( S3-4-5)
Pakai sarung tangan ujung jari dimaasukkan
kedalam cincin anus terasa kontraksi spingter ani
4. Reflek bulbokavernosus
Kulit penis atau glan dicubit terlihat kontraksi
bulbokavernosus
5. Reflek Plantar ( L 5, S 1-5)
Telapak kaki dirangsang akan timbul fleksi jari kaki
seperti pemeriksaan Babinski
80. Grasp di tangan dan kaki
Sentuh telapak tangan atau kaki timbul
reflek menggenggam
Suck, snout, rooting, palmomental
Sentuh didepan mulut timbul reflek
mengisap, mencucu
Gores telapak tangan timbul reflek gerakan
wajah (palmomental)
Glabelar
Ketok dahi dari belakang pasien timbul mata
berkedip
81. Alat Reflex Hammer = Palu Reflex
Tehnik p’ketukan
Palu dipegang dgn ibu jari & telunjuk
Fleksibel palu dpt diayun bebas
Bukan memotong/mamatuk tapi menjatuhkan
kearah tendon
Gerakan berpangkal pd SENDI PERGELANGAN
TANGAN
Rangs cepat&langsung, jangan terlalu keras
Posisi Pasien – relax
Jangan lupa
Bandingkan Kanan & Kiri !
81
88. 1. Meminta pt utk duduk/baring rileks
2. Memfleksikan lengan bawah pt antara
fleksi & ekstensi
3. Meletakan siku pt pt pd lengan px
4. Meletakan ibu jari px diatas tendo m.biseps
& Memukul ibu jari px memakai palu reflex
dgn benar
5. Melaporkan respons
88
89. Pt dlm posisi berbaring/duduk rilex
Posisi lengan bawah = posisi BPR
Lengan pt diletakan diatas lengan Px
Pukulah tendon yg lewat fosa olekrani dgn palu
reflex
Respons
m,.Triseps berkontraksi ekstensi dgn sedikit menyentak
Dpt dirasakan oleh lengan Px
Diinervasi n.Radialis ( C6 – C8 )
89
91. 1. Meminta pt duduk/baring dgn rilex
2. Meletakan lengan pt diatas lengan Px dlm
posisi antara fleksi & ekstensi
3. Meminta pt utk merilexkan lengan bawah
sepenuhnya
4. Memukul tendo m.triseps pd fosa olekrani
menggunakan palu reflex dgn benar
5. Melaporkan responsnya
91
92. Pt dlm posisi baring/duduk
Posisi lengan bawah antara fleksi & ekstensi
serta tengah tengah antara pronasi & supinasi
Pukulah tendo m.brachioradialis pd radius
distal dgn palu reflex yg datar
Timbul gerakan menyentak pd tangan
N.Radialis C 6
92
94. 1. Meminta pt baring/duduk rilex
2. Meletakan lengan bawah diatas lengan Px
dlm posisi antara fleksi & ekstensi serta
antara pronasi & supinasi
3. Meminta pt merilexkan lengan bawahnya
4. Memukul tendon m.brachioradialis pd
radius bagian distal menggunakan palu
reflex dng benar
5. Melaporkan responsnya.
94
95. Pt dlm posisi baring/duduk rilex
Rabalah daerah ka & ki tendon patela utk
tttkan lokasi yg tepat
Tangan Px memegang bag distal paha pt
sdgkan yg satunya memukulkan palu reflex
pd tendon m.patela
Responnya =
kontraksi m.quadriceps femoris dan hentakan
ekstensi tungkai bawah
Responnya kecil – jendrassik manuever
95
97. 1. Meminta pt berbaring / duduk dgn tungkai
menjuntai
2. Mempalpasi daerah Ka & Ki tendo patela
utk tttkan daerah yg tepat
3. Satu tangan Px memegang paha bag distal,
-- tangan lainnya memukul tendo patela
dgn menggunakan palu reflex dgn benar
4. Melaporkan responnya.
97
98. Pt dlm posisi baring / duduk / berlutut
Px sdkt m’regangkan tendon achilles –
dorsofleksi
Tendon Achilles dipukul dgn ringan tapi
cepat
Responsnya flepsi kaki yg m’sentak
Dpt direinforcement spt KPR
98
100. 1. Meminta pt baring / duduk / berlutut
2. Meregangkan tendo Achilles dgn menahan
ujung kaki kedorsofleksi
3. Memukul tendo Achilles secara ringan &
cepat memakai palu reflex dgn benar
4. Melaporkan responsnya.
100
101. Rangs pd kulit / mukosa
Busur reflex segmental
Terdpt komponen supra spinal juga
Oki r.Superfisial menurun :
Lesi pd busur reflex yg segmental
Lesi pd komponen sypraspinalnya
101
102. Kulit dd perut digores dgn pensil, ujung gagang palu
reflex
Penggoresan dari samping menuju grs tengah pd
setiap segmen
Segmen epigastrik
Supraumbilik
Umbilik
Infra umbilik
BHR negatip pd
Lesi UMN
Multipara, usia lanjut, hamil, ascites
102
108. Rangs : Penggoresan pd kulit telapak kaki
Respons :
Plantar fleksi kaki dan semua jari kaki
Respons abnormal –
Extensor plantar respons – R.Babinski positip
Ekstensi kaki & pengembangan jari kaki serta
elevasi ibu jari kaki
Tanda lesi di susunan piramidal
108
109. R.Patologik = reflex yg tak ada pd org sehat kecuali
bayi & anak kecil
Pd org dewasa sehat
Terkelola
Ditekan oleh susunan Piramidal
Anak kecil 4 – 6 th piramidal blm bermielin penuh –
piramidal blm sempurna
Kalau terdpt r.Patologis ( + )
Tanda lesi UMN !
109
110. R.Hoffman
Sikap : tangan Pt dan Px terlukis pd Gambar
Stimulus :
Goresan pd kuku jari tengah Pt dgn ujung kuku ibu jari
Px
Respons :
Ibu jari, telunjuk serta jari jari yg lainnya bereflexi
sejenak setiap jari tengah Pt digores
R.Trommer
Sikap : tangan Pt dan Px terlukis pd Gambar
Stimulus :
Mencolek ujung jari Pt
Respons :
Ibu jari, telunjuk serta jari jari yg lainnya bereflexi
sejenak setiap jari tengah Pt tercolek
110
112. Sikap :
pt berbaring dgn tungkai diluruskan
Stimulus
Dilakukan penggoresan telapak kaki bag lateral
Mulai dr tumit ke pangkal ibu jari
Goresan perlahan, tak boleh nyeri – menarik kaki
Respons :
Jika ( + ) , gerakan dorsofleksi ibu jari
Disertai mekarnya jari jari lainnya
112
115. Sikap :
pt berbaring dgn tungkai diluruskan
Stimulus
Dilakukan penggoresan bagian lateral maleolus
Goresan perlahan, tak boleh nyeri – menarik kaki
Respons :
Jika ( + ) , gerakan dorsofleksi ibu jari
Disertai mekarnya jari jari lainnya
115
118. Openheim
Mengurut tibia dengan ibu jari, jario telunjuk, jari tengah
dari lutut menyusur kebawah (+ = babinski)
Gordon
Otot gastroknemius ditekan (+ sama dengan Babinski)
Scahaefer
Tanda babinski timbul dengan memijit tendon Achiles