1. Mengukur Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang paling sering ditemui dalam rangkaian Elektronika.
Fungsi dari komponen Resistor adalah sebagai penghambat listrik dan juga dipergunakan sebagai
pengatur arus listrik dalam rangkaian elektronika. Satuan pengukuran Resistor (hambatan) adalah
Ohm.
1. Rangkaian Seri
Rangkaian Seri Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Resistor
yang disusun secara sejajar atau berbentuk seri. Dengan Rangkaian Seri ini kita bisa
mendapatkan nilai Resistor Pengganti yang kita inginkan.
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah:
Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Contoh:
1 buah Resistor dengan nilai 56 Kilo Ohm
1 buah Resistor dengan nilai 56 Kilo Ohm
Rtotal = R1 + R2
56,000 + 56,000 = 112,000 atau sama dengan 112 Kilo Ohm.
2. Rangkaian Paralel
Rangkaian Paralel Resistor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih
resistor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Sama seperti dengan rangkaian
seri, rangkaian paralel juga dapat digunakan untuk mendapatkan nilai hambatan pengganti.
Rumus dari Rangkaian Paralel Resistor adalah:
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Nama : Syafrizal
NPM : 1424370046
Kelas : J/S 1
Tugas : Elektronika Dasar
Dosen : Herdianto, MT
2. Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Contoh:
R1 = 56 Kilo Ohm
R2 = 56 Kilo Ohm
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2
1/Rtotal = 1/56 + 1/56
1/Rtotal = 2/56
Rtotal = 56/2
Rtotal = 28 Kilo Ohm
Mengukur Dioda
Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian
Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda
(-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat
mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat
mengalirkan arus ke arah sebaliknya.
Jika diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif => katoda) akan
menghantarkan arus dan sebaliknya.
3. Jika diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif => anoda) tidak akan
menghantarkan arus.
1. Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge)
Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke
arus DC.
4. 2. Dioda LED (Light Emiting Dioda)
Layar tujuh segmen ini terdiri dari 7 buah LED yang membentuk angka 8 dan 1 LED untuk titik/DP.
Angka yang ditampilkan di seven segmen ini dari 0-9. Cara kerja dari seven segmen disesuaikan
dengan LED. LED merupakan komponen diode yang dapat memancarkan cahaya. kondisi dalam
keadaan ON jika sisi anode mendapatkan sumber positif dari Vcc dan katode mendapatkan sumber
negatif dari ground.
Mengukur Transistor NPN – PNP
Menentukan kaki Emitor-Basis-Colector
5. Menentukan Basis
Kaki basis adalah kaki yang berkebalikan dengan kaki emitor dan kolektor. Jika basis positif, maka
emitor dan kolektor bernilai negatif. Jika basis negatif, maka emitor dan kolektor adalah positif.
Jika dibuat skemanya, transistor jenis NPN dan PNP diambil dari jenis kaki-kaki transistor (Emitor-
Basis-Kolektor).
(Emitor-Basis-Kolektor) -> ( E - B - C ) == ( N - P - N ) <- (Negatif-Positif-Negatif)
(Emitor-Basis-Kolektor) -> ( E - B - C ) == ( P - N - P ) <- (Positif-Negatif-Positif)
Menentukan kaki Emitor dan Kolektor
Untuk menentukan kaki Emitor dan Kolektor, caranya adalah dengan membandingkan tahanan
antara Basis-Emitor adan tahanan Basis-Kolektor. Kalau kita mengacu pada kasus contoh yang
pertama, kaki transistor 1-2-3, kaki 2 adalah basis. Maka kita perlu mengukur tahanan antara kaki 2-
1 dan tahanan antara kaki 2-3.
Prinsipnya : tahanan antara Basis-Emitor lebih besar dari tahanan antara Basis-Kolektor. ohm(B-E)
> ohm(B-C). Perlu diperhatikan, jika kita menggunakan AVO Analog, maka kita harus sedikit lebih
ekstra untuk membedakan posisi penunjukan jarum. Sebab selisihnya sangat sedikit. Jadi, untuk
mengamatinya, kita harus dari sudut pandangan yang tidak berubah. Sebab sudut pandangan yang
berbeda membuat pengukuran tidak sama. Itulah kekurangan AVO meter analog.
1. Cek lagi posisi probe (+) ke pin 1 dan probe (-) ke pin 2, anggap saja menunjuk angka 7 pas.
2. Selanjutnya probe (+) di pin 3 dan probe (-) ke pin 2, ternyata jarum menunjuk di bawah
angka 7.
2. Dari pemeriksaan di atas, hambatan/tahanan pin(1-2) atau pin(Emitor-Basis) lebih besar
daripada hambatan pin(2-3) atau pin (Basis-Kolektor), sehingga pin 1-2-3 adalah E-B-C
(emitor-basis-kolektor)