Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik. Komponen elektronika dibagi menjadi pasif dan aktif, dimana komponen pasif seperti resistor tidak membutuhkan sumber energi listrik tetapi aktif membutuhkannya. Resistor terdiri atas tetap dan variabel seperti potensiometer yang nilainya dapat diubah dengan memutar tuas.
2. Pengertian Elektronika
Elektronika adalah ilmu yang mempelajari
alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan
listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan
elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti
ini merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara
bentuk desain dan pembuatan sirkuit
elektroniknya adalah bagian dari teknik
elektro, teknik komputer dan ilmu/teknik elektronika
dan instrumentasi.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika)
3. Alat-alat yang menggunakan dasar kerja
elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik
(electronic devices). Contoh peralatan (piranti)
elektronik ini: Tabung Sinar Katode (Cathode Ray
Tube, CRT), radio, TV, perekam kaset, perekam
kaset video (VCR), perekamVCD, perekam DVD,
kamera video, kamera digital.
4. Komponen elektronika banyak jenisnya tetapi
berdasarkan butuh atau tidaknya sumber energi
listrik di dalam suatu rangkaian, komponen
elektronika dibagi dalam 2 kategori :
1. Komponen pasif
Yaitu komponen elektronika yang tidak
membutuhkan sumber energi listrik di dalam suatu
rangkaian untuk mengaktifkannya. Adapun
komponen-komponen pasif antara lain:
5. a. Resistor (hambatan)
Adalah ialah suatu hambatan yang nilai resistansinya
sudah ditetapkan oleh pabrik. Berdasarkan nilai
hambatannya, resistor terdiri dari 2 jenis yaitu :
resistor tetap yaitu hambatan yang dinilainya
tidak dapat diubah-ubah. Bentuk fisik dari resistor
tetap ini antara lain seperti Gambar 5.
6. Bentuk fisik resistor simbol resistor tetap
Gambar 5. Bentuk fisik dan simbol resistor tetap
Untuk menghitung nilai hambatan yang terdapat
pada resistor tetap dapat dilakukan dengan 2 cara
yaitu dengan menghitung kode warna dan
multimeter. Tabel 3. Nilai warna pada resistor
tetap.
7. Tabel 3. Nilai warna resistor tetap
Warna Angka pertama Angka kedua Jumlah nol Toleransi
Hitam 0 0 100
Coklat 1 1 101 1 %
Merah 2 2 102 2 %
Jingga 3 3 103
Kuning 4 4 104
Hijau 5 5 105 0,5 %
Biru 6 6 106 0,25%
Ungu 7 7 107 0,1 %
Abu-abu 8 8 108
Putih 9 9 109
Emas 10-1 5 %
Perak 10-2 10 %
Tanpa warna 20 %
8. Bagaimana menghitung nilai hambatan pada
sebuah resistor tetap jika diketahui warna yang
terdapat pada resistor tetap tersebut seperti Gambar
6.
Gambar 6. Warna pada resistor tetap
Diketahui warna pertama coklat = 1
warna kedua hitam = 0
warna ketiga merah = 2
warna keempat emas = 5%
Jadi nilai hambatan pada resistor pada Gambar 6 adalah
9. sebagai berikut : 10 * 102 = 1000 Ω. Jadi hambatan
total yang resistor pada Gambar 6 adalah 1000.
Sedangkan toleransi yang dimiliki resistor tersebut
sebesar = 1000 * 5% = 50Ω sehingga resistor
tersebut mempunyai nilai hambatan yang berada
pada kisaran 1000 ± 50 atau berada pada 950 –
1050.
10. Resistor variabel adalah hambatan yang nilainya
dapat diubah-ubah. Ada banyak jenis resistor
variabel yang ada di pasaran antara lain :
a. Potensiometer
Untuk mengubah nilai hambatan yang terdapat
pada potensiometer dapat dilakaukan dengan cara
memutar tuas yang terdapat pada potensiometer
tersebut. Ada bentuknya seperti Gambar 7.
Gambar 7. Bentuk fisik potensiomer dan simbol
11. b. Trimpot
Trimpot merupakan jenis lain dari resistor variabel.
Untuk mengubah nilai hambatan yang terdapat
pada trimpot dilakukan dengan cara memutar
lubang trimpot tersebut dengan menggunakan obeng
negatif. Ada bentuknya seperti Gambar 8.
Gambar 8. Bentuk fisik trimpot dan simbol
12. c. LDR (Light Depent Resistor)
LDR merupakan jenis lain dari resistor variabel
dimana perubahan nilai hambatan yang terdapat
pada LDR terjadi berdasarkan jumlah intensitas
cahaya yang mengenai permukaan daripada LDR.
Ada bentuknya seperti Gambar 9.
Gambar 9. Bentuk fisik LDR dan simbol
13. d. Termistor
Termistor merupakan jenis lain dari resistor variabel
dimana nilai hambatannya akan berubah
berdasarkan perubahan temperatur pada termistor
tersebut. Termistor terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
PTC (positive temperature coeficient) merupakan
hambatan variabel dimana nilai hambatan yang
terdapat pada PTC akan naik jika temperatur PTC
juga naik. Ada bentuknya seperti Gambar 10.
14. Gambar 10. Bentuk fisik PTC dan simbol
NTC (negatif temperature coeficient) merupakan
bentuk lain hambatan variabel yang mempunyai
sifat yaitu nilai hambatan yang terdapat pada NTC
akan berkurang jika temperatur NTC juga naik. Ada
bentuknya seperti Gambar 11