SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Bab 15_Pengenalan Pola 229
Bab 15
Pengenalan Pola
eskipun materi pengenalan pola (pattern recognition) tidak termasuk ke
dalam pokok bahasan buku ini, namun sebagai bab penutup Penulis akan
menjelaskan secara singkat mengenai pengenalan pola.
15.1 Pengertian Pola dan Ciri
Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya
(features) [HEN95]. Ciri-ciri tersebut digunakan untuk membedakan suatu pola
dengan pola lainnya. Ciri yang bagus adalah ciri yang memiliki daya pembeda
yang tinggi, sehingga pengelompokan pola berdasarkan ciri yang dimiliki dapat
dilakukan dengan keakuratan yang tinggi.
Sebagai contoh,
Pola Ciri
huruf tinggi, tebal, titik sudut,
lengkungan garis, dll
suara amplitudo, frekuensi, nada,
intonasi, warna, dll
tanda tangan panjang, kerumitan, tekanan, dll
sidik jari lengkungan, jumlah garis, dll
M
230 Pengolahan Citra Digital
Ciri pada suatu pola diperoleh dari hasil pengukuran terhadap objek uji. Khusus
pada pola yang terdapat di dalam citra, ciri-ciri yang dapat diperoleh berasal dari
informasi:
a. Spasial: intensitas pixel, histogram, …
b. Tepi: arah, kekuatan, …
c. Kontur: garis, elips, lingkaran, …
d. Wilayah/bentuk: keliling, luas, pusat massa, …
e. Hasil transformasi Fourier: frekuensi, …
15.2 Sistem Pengenalan Pola
Pengenalan pola bertujuan menentukan kelompok atau kategori pola berdasarkan
ciri-ciri yang dimiliki oleh pola tersebut. Dengan kata lain, pengenalan pola
membedakan suatu objek dengan objek lain. Terdapat dua pendekatan yang
dilakukan dalam pengenalan pola: pendekatan secara statistik dan pendekatan
secara sintaktik atau struktural [HEN95].
(a) Pengenalan Pola secara Statistik
Pendekatan ini menggunakan teori-teori ilmu peluang dan statistik. Ciri-ciri yang
dimiliki oleh suatu pola ditentukan distribusi statistiknya. Pola yang berbeda
memiliki distribusi yang berbeda pula. Dengan menggunakan teori keputusan di
dalam statistik, kita menggunakan distribusi ciri untuk mengklasifikasikan pola.
Contoh teori keputusan:
Misalkan ada N pola yang dikenali, yaitu w1, w2, …, wN dan fungsi peluang atau
kerapatan dari ciri-ciri pada pola diketahui. Jika x merupakan hasil pengukuran
ciri-ciri, maka
)( iwxp , i = 1, 2, …, N
dapat dihitung.
Sebagai contoh, misalkan diketahui fungsi kerapatan dari diameter buah jeruk dan
apel yang diperlihatkan pada Gambar 15.1.
Bab 15_Pengenalan Pola 231
Preprocessing
Feature
Extraction
Classification
Pola
Feature
Selection
Learning
Pengenalan (recognition)
Pelatihan (training)
Pola terokan
p(diameter | jeruk)
p(diameter | apel)
diameter
1
0
peluang
a b
Gambar 15.1. Grafik fungsi kerapatan dari ciri diameter jeruk dan apel.
Jika sebuah objek diukur dan diperoleh diameternya adalah a cm, maka kita
mengklasifikasikan objek tersebut sebagai “jeruk”, karena
p(a | jeruk) > p(a | apel)
dan jika hasil pengukuran diameter adalah b cm, kita mengklasifikasikan objek
tersebut sebagai “apel”, karena
p(b | jeruk) < p(b | apel)
Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik ditunjukkkan oleh diagram
pada Gambar 15.2.
Gambar 15.2. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik.
232 Pengolahan Citra Digital
Ada dua fase dalam sistem pengenalan pola: (i) fase pelatihan dan (ii) fase
pengenalan. Pada fase pelatihan, beberapa contoh citra dipelajari untuk menentukan
ciri yang akan digunakan dalam proses pengenalan serta prosedur klasifikasinya.
Pada fase pengenalan, citra diambil cirinya kemudian ditentukan kelas kelompoknya.
Preprocessing
Proses awal yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra (edge enhancement)
dengan menggunakan teknik-teknik pengolahan citra yang sudah diejelaskan
pada bab-bab sebelum ini.
Feature Extraction
Proses mengambil ciri-ciri yang terdapat pada objek di dalam citra. Pada proses
ini objek di dalam citra mungkin perlu dideteksi seluruh tepinya, lalu menghitung
properti-properti objek yang berkaitan sebagai ciri. Beberapa proses ekstraksi ciri
mungkin perlu mengubah citra masukan sebagai citra biner, melakukan penipisan
pola, dan sebagainya.
Classification
Proses mengelompokkan objek ke dalam kelas yang sesuai.
Feature Selection
Proses memilih ciri pada suatu objek agar diperoleh ciri yang optimum, yaitu ciri
yang dapat digunakan untuk membedakan suatu objek dengan objek lainnya.
Learning
Proses belajar membuat aturan klasifikasi sehingga jumlah kelas yang tumpang
tindih dibuat sekecil mungkin.
Kumpulan ciri dari suatu pola dinyatakan sebagai vektor ciri dalam ruang
bahumatra (multi dimensi). Jadi, setiap pola dinyatakan sebagai sebuah titik
dalam ruang bahumatra. Ruang bahumatra dibagi menjadi sejumlah uparuang
(sub-ruang). Tiap uparuang dibentuk berdasarkan pola-pola yang sudah dikenali
kategori dan ciri-cirinya (melalui fase pelatihan). Lihat Gambar 15.3.
Bab 15_Pengenalan Pola 233
Preprocessing
Primitive
Extraction
Classification
Pola
Primitive
Selection
Learning
Pengenalan (recognition)
Pelatihan (training)
Pola terokan
ciri 1
ciri 2 ciri 2
ciri 1
3 kelas 2 kelas yang beririsan
batas keputusan
batas kelas
Gambar 15.3. Contoh pembagian kelas pola
(b) Pengenalan Pola secara Sintaktik
Pendekatan ini menggunakan teori bahasa formal. Ciri-ciri yang terdapat pada
suatu pola ditentukan primitif dan hubungan struktural antara primitif kemudian
menyusun tata bahasanya. Dari aturan produksi pada tata bahasa tersebut kita
dapat menentukan kelompok pola. Gambar 15.4 memperlihatkan sistem
pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik.
Pengenalan pola secara sintaktik lebih dekat ke strategi pengenalan pola yang
dilakukan manusia, namun secara praktek penerapannya relatif sulit dibandingkan
pengenalan pola secara statistik.
Gambar 15.4. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik.
234 Pengolahan Citra Digital
Pendekatan yang digunakan dalam membentuk tata bahasa untuk mengenali pola
adalah mengikuti kontur (tepi batas) objek dengan sejumlah segmen garis
terhubung satu sama lain, lalu mengkodekan setiap garis tersebut (misalnya
dengan kode rantai). Setiap segmen garis merepresentasikan primitif pembentuk
objek.
Contoh 15.1. [GON77] Pembentukan tata bahasa (grammar) untuk mengenali
kromosom (lihat Gambar 15.5) yang diusulkan oleh Ledley (1964, 1965). Tata
bahasa untuk mengenali kromosom adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal ini
∑ = {a, b, c, d, e}
N = {S, T, A, B, C, D, E, F}
S = { S, T}
dan himpunan aturan produksi P:
1) S → CC 10) A → Ab
2) T → AC 11) A → e
3) C → BC 12) B → bB
4) C → CB 13) B → Bb
5) C → FD 14) B → b
6) C → EF 15) B → d
7) E → Fc 16) F → bF
8) D → cF 17) F → Fb
9) A → bA 18) F → a
Bab 15_Pengenalan Pola 235
a b c d e
a
ab
b
c
b
be
a a
b
b
d
b b
c
d
b
b
a
a
b
c
b
abcbabdbabcbabdb
ebabcbab
(a)
(b)
Gambar 15.5 (a) Primitif grammar kromosom, (b) pengkodean kromosom.
Contoh 15.2. [GON77] Pembentukan grammar dengan Picture Description
Language (PDL) yang diusulkan oleh Shaw (1970). Lihat Gambar 15.6. Tata
bahasa untuk mengenali bentuk “rumah” adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal
ini
∑={a , b , c , d }
N = {S, A1, A2, A3, A4, A5}
S = { S}
dan himpunan aturan produksi P:
S → d + A1
A1 → c + A2
A2 → ~d*A2
A3 → a + A4
A4 → b*A5
A5 → c
236 Pengolahan Citra Digital
h
h ht
t
t
d c + (~d) d + (c+(~d))
(a) (b) (c)
t th
h
t h
a + d
(d)
(a + b) *c
(e)
(d + (c + (~d)))*((a+b)*c)
(f)
Gambar 15.6 Langkah-langkah pembentukan struktur PDL

More Related Content

What's hot

pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
khaerul azmi
 
7. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v2
7. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v27. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v2
7. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v2
ArdianDwiPraba
 

What's hot (20)

Bab 6 histogram citra
Bab 6 histogram citraBab 6 histogram citra
Bab 6 histogram citra
 
Desain Top Down
Desain Top DownDesain Top Down
Desain Top Down
 
Chap 10 pengenalan pola part 2
Chap 10 pengenalan  pola part 2Chap 10 pengenalan  pola part 2
Chap 10 pengenalan pola part 2
 
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)pembentukan citra (pengolahan citra digital)
pembentukan citra (pengolahan citra digital)
 
Arsitektur desain data pada RPL
Arsitektur desain data pada RPLArsitektur desain data pada RPL
Arsitektur desain data pada RPL
 
Chap 3 - Dasar Pengolahan Citra
Chap 3 - Dasar Pengolahan CitraChap 3 - Dasar Pengolahan Citra
Chap 3 - Dasar Pengolahan Citra
 
Pcd 06 - perbaikan citra
Pcd   06 - perbaikan citraPcd   06 - perbaikan citra
Pcd 06 - perbaikan citra
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
7. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v2
7. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v27. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v2
7. ta 2021-07-visualisasi-modul-ariw-2021-07-17-v2
 
Bab 10 pemampatan citra
Bab 10 pemampatan citraBab 10 pemampatan citra
Bab 10 pemampatan citra
 
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra DigitalPertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
Pertemuan 2 - Digital Image Processing - Image Enhancement - Citra Digital
 
Penjelasan tentang kontur dan representasi citra
Penjelasan tentang kontur dan representasi citraPenjelasan tentang kontur dan representasi citra
Penjelasan tentang kontur dan representasi citra
 
Histogram - Citra Digital
Histogram - Citra DigitalHistogram - Citra Digital
Histogram - Citra Digital
 
10.kompresi citra
10.kompresi citra10.kompresi citra
10.kompresi citra
 
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
Matematika Diskrit - 01 pengantar matematika diskrit
 
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi DigitalPengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
Pengolahan Citra 3 - Operasi-operasi Digital
 
Tutorial histogram
Tutorial histogramTutorial histogram
Tutorial histogram
 
pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
 
pengolahan-citra
pengolahan-citrapengolahan-citra
pengolahan-citra
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 

Viewers also liked

Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijitalBab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Syafrizal
 

Viewers also liked (16)

Pcd topik4 - image restoration01
Pcd   topik4 - image restoration01Pcd   topik4 - image restoration01
Pcd topik4 - image restoration01
 
Bab 13 steganografi dan watermarking
Bab 13 steganografi dan watermarkingBab 13 steganografi dan watermarking
Bab 13 steganografi dan watermarking
 
Praktik matlab
Praktik matlabPraktik matlab
Praktik matlab
 
7 Analog Digital Converter
7 Analog Digital Converter7 Analog Digital Converter
7 Analog Digital Converter
 
8 Kuantisasi
8 Kuantisasi8 Kuantisasi
8 Kuantisasi
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
 
Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)
Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)
Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)
 
Tugas praktik elektronika dasar
Tugas praktik elektronika dasarTugas praktik elektronika dasar
Tugas praktik elektronika dasar
 
Pertemuan 3
Pertemuan  3Pertemuan  3
Pertemuan 3
 
Pertemuan 4
Pertemuan  4Pertemuan  4
Pertemuan 4
 
Pcd topik1 - fundamental
Pcd   topik1 - fundamentalPcd   topik1 - fundamental
Pcd topik1 - fundamental
 
Bab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citraBab 2 pembentukan citra
Bab 2 pembentukan citra
 
Bab 1 pengantar pengolahan citra
Bab 1 pengantar pengolahan citraBab 1 pengantar pengolahan citra
Bab 1 pengantar pengolahan citra
 
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijitalBab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
 
Praktik dengan matlab
Praktik dengan matlabPraktik dengan matlab
Praktik dengan matlab
 
Tema APP 2017 Keluarga Berwawasan Ekologis KAM Makassar
Tema APP 2017 Keluarga Berwawasan Ekologis KAM MakassarTema APP 2017 Keluarga Berwawasan Ekologis KAM Makassar
Tema APP 2017 Keluarga Berwawasan Ekologis KAM Makassar
 

Similar to Bab 15 pengenalan pola

Pemetaan standar isi
Pemetaan standar isiPemetaan standar isi
Pemetaan standar isi
Wahyu Andista
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Prandita Sega
 
Limit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang MetrikLimit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang Metrik
Nida Shafiyanti
 

Similar to Bab 15 pengenalan pola (20)

RPP kelas 10 KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
RPP kelas 10 KD 3.5  kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayantiRPP kelas 10 KD 3.5  kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
RPP kelas 10 KD 3.5 kurikulum 2013 revisi 2016 kiki ismayanti
 
Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
Pcd 10
Pcd 10Pcd 10
Pcd 10
 
Recognition and Interpretation
Recognition and InterpretationRecognition and Interpretation
Recognition and Interpretation
 
Dasar-dasar Teknik Perhitungan
Dasar-dasar Teknik PerhitunganDasar-dasar Teknik Perhitungan
Dasar-dasar Teknik Perhitungan
 
Kurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdf
Kurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdfKurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdf
Kurikulum Mata Kuliah Matriks dan Vektor.pdf
 
Pcd 8
Pcd 8Pcd 8
Pcd 8
 
Pemetaan standar isi
Pemetaan standar isiPemetaan standar isi
Pemetaan standar isi
 
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
Kelompok3matriks 120302112125-phpapp01
 
Pengembangan model
Pengembangan modelPengembangan model
Pengembangan model
 
Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10
 
Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10Kd 3.10 dan kd 4.10
Kd 3.10 dan kd 4.10
 
Kelompok 3 (matriks)
Kelompok 3 (matriks)Kelompok 3 (matriks)
Kelompok 3 (matriks)
 
Pengantar R3
Pengantar R3Pengantar R3
Pengantar R3
 
Pcd 8
Pcd 8Pcd 8
Pcd 8
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
 
Limit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang MetrikLimit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang Metrik
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematikaPrediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
Prediksi materi soal berdasarkan kisi matematika
 
Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)
Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)
Relasi & Fungsi (Bentuk Fungsi) p-3 (compile ppt)
 
Relasi dan Fungsi
Relasi dan FungsiRelasi dan Fungsi
Relasi dan Fungsi
 

More from Syafrizal (17)

Pertemuan 2
Pertemuan  2Pertemuan  2
Pertemuan 2
 
Pertemuan 1
Pertemuan  1Pertemuan  1
Pertemuan 1
 
Bab 11 citra biner
Bab 11 citra binerBab 11 citra biner
Bab 11 citra biner
 
Bab 8 pendeteksian tepi
Bab 8 pendeteksian tepiBab 8 pendeteksian tepi
Bab 8 pendeteksian tepi
 
Bab 07b
Bab 07bBab 07b
Bab 07b
 
Bab 07a
Bab 07aBab 07a
Bab 07a
 
Bab 05
Bab 05Bab 05
Bab 05
 
Pertemuan 4
Pertemuan  4Pertemuan  4
Pertemuan 4
 
Pertemuan 3
Pertemuan  3Pertemuan  3
Pertemuan 3
 
Pertemuan 2
Pertemuan  2Pertemuan  2
Pertemuan 2
 
Pertemuan 1
Pertemuan  1Pertemuan  1
Pertemuan 1
 
Metafisika 3.a
Metafisika 3.aMetafisika 3.a
Metafisika 3.a
 
Metafisika 3.b
Metafisika 3.bMetafisika 3.b
Metafisika 3.b
 
Pertemuan iv
Pertemuan ivPertemuan iv
Pertemuan iv
 
Pertemuan iii
Pertemuan iiiPertemuan iii
Pertemuan iii
 
Pertemuan ii
Pertemuan iiPertemuan ii
Pertemuan ii
 
Pertemuan i
Pertemuan iPertemuan i
Pertemuan i
 

Recently uploaded

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Recently uploaded (20)

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Bab 15 pengenalan pola

  • 1. Bab 15_Pengenalan Pola 229 Bab 15 Pengenalan Pola eskipun materi pengenalan pola (pattern recognition) tidak termasuk ke dalam pokok bahasan buku ini, namun sebagai bab penutup Penulis akan menjelaskan secara singkat mengenai pengenalan pola. 15.1 Pengertian Pola dan Ciri Pola adalah entitas yang terdefinisi dan dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya (features) [HEN95]. Ciri-ciri tersebut digunakan untuk membedakan suatu pola dengan pola lainnya. Ciri yang bagus adalah ciri yang memiliki daya pembeda yang tinggi, sehingga pengelompokan pola berdasarkan ciri yang dimiliki dapat dilakukan dengan keakuratan yang tinggi. Sebagai contoh, Pola Ciri huruf tinggi, tebal, titik sudut, lengkungan garis, dll suara amplitudo, frekuensi, nada, intonasi, warna, dll tanda tangan panjang, kerumitan, tekanan, dll sidik jari lengkungan, jumlah garis, dll M
  • 2. 230 Pengolahan Citra Digital Ciri pada suatu pola diperoleh dari hasil pengukuran terhadap objek uji. Khusus pada pola yang terdapat di dalam citra, ciri-ciri yang dapat diperoleh berasal dari informasi: a. Spasial: intensitas pixel, histogram, … b. Tepi: arah, kekuatan, … c. Kontur: garis, elips, lingkaran, … d. Wilayah/bentuk: keliling, luas, pusat massa, … e. Hasil transformasi Fourier: frekuensi, … 15.2 Sistem Pengenalan Pola Pengenalan pola bertujuan menentukan kelompok atau kategori pola berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh pola tersebut. Dengan kata lain, pengenalan pola membedakan suatu objek dengan objek lain. Terdapat dua pendekatan yang dilakukan dalam pengenalan pola: pendekatan secara statistik dan pendekatan secara sintaktik atau struktural [HEN95]. (a) Pengenalan Pola secara Statistik Pendekatan ini menggunakan teori-teori ilmu peluang dan statistik. Ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu pola ditentukan distribusi statistiknya. Pola yang berbeda memiliki distribusi yang berbeda pula. Dengan menggunakan teori keputusan di dalam statistik, kita menggunakan distribusi ciri untuk mengklasifikasikan pola. Contoh teori keputusan: Misalkan ada N pola yang dikenali, yaitu w1, w2, …, wN dan fungsi peluang atau kerapatan dari ciri-ciri pada pola diketahui. Jika x merupakan hasil pengukuran ciri-ciri, maka )( iwxp , i = 1, 2, …, N dapat dihitung. Sebagai contoh, misalkan diketahui fungsi kerapatan dari diameter buah jeruk dan apel yang diperlihatkan pada Gambar 15.1.
  • 3. Bab 15_Pengenalan Pola 231 Preprocessing Feature Extraction Classification Pola Feature Selection Learning Pengenalan (recognition) Pelatihan (training) Pola terokan p(diameter | jeruk) p(diameter | apel) diameter 1 0 peluang a b Gambar 15.1. Grafik fungsi kerapatan dari ciri diameter jeruk dan apel. Jika sebuah objek diukur dan diperoleh diameternya adalah a cm, maka kita mengklasifikasikan objek tersebut sebagai “jeruk”, karena p(a | jeruk) > p(a | apel) dan jika hasil pengukuran diameter adalah b cm, kita mengklasifikasikan objek tersebut sebagai “apel”, karena p(b | jeruk) < p(b | apel) Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik ditunjukkkan oleh diagram pada Gambar 15.2. Gambar 15.2. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan statistik.
  • 4. 232 Pengolahan Citra Digital Ada dua fase dalam sistem pengenalan pola: (i) fase pelatihan dan (ii) fase pengenalan. Pada fase pelatihan, beberapa contoh citra dipelajari untuk menentukan ciri yang akan digunakan dalam proses pengenalan serta prosedur klasifikasinya. Pada fase pengenalan, citra diambil cirinya kemudian ditentukan kelas kelompoknya. Preprocessing Proses awal yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas citra (edge enhancement) dengan menggunakan teknik-teknik pengolahan citra yang sudah diejelaskan pada bab-bab sebelum ini. Feature Extraction Proses mengambil ciri-ciri yang terdapat pada objek di dalam citra. Pada proses ini objek di dalam citra mungkin perlu dideteksi seluruh tepinya, lalu menghitung properti-properti objek yang berkaitan sebagai ciri. Beberapa proses ekstraksi ciri mungkin perlu mengubah citra masukan sebagai citra biner, melakukan penipisan pola, dan sebagainya. Classification Proses mengelompokkan objek ke dalam kelas yang sesuai. Feature Selection Proses memilih ciri pada suatu objek agar diperoleh ciri yang optimum, yaitu ciri yang dapat digunakan untuk membedakan suatu objek dengan objek lainnya. Learning Proses belajar membuat aturan klasifikasi sehingga jumlah kelas yang tumpang tindih dibuat sekecil mungkin. Kumpulan ciri dari suatu pola dinyatakan sebagai vektor ciri dalam ruang bahumatra (multi dimensi). Jadi, setiap pola dinyatakan sebagai sebuah titik dalam ruang bahumatra. Ruang bahumatra dibagi menjadi sejumlah uparuang (sub-ruang). Tiap uparuang dibentuk berdasarkan pola-pola yang sudah dikenali kategori dan ciri-cirinya (melalui fase pelatihan). Lihat Gambar 15.3.
  • 5. Bab 15_Pengenalan Pola 233 Preprocessing Primitive Extraction Classification Pola Primitive Selection Learning Pengenalan (recognition) Pelatihan (training) Pola terokan ciri 1 ciri 2 ciri 2 ciri 1 3 kelas 2 kelas yang beririsan batas keputusan batas kelas Gambar 15.3. Contoh pembagian kelas pola (b) Pengenalan Pola secara Sintaktik Pendekatan ini menggunakan teori bahasa formal. Ciri-ciri yang terdapat pada suatu pola ditentukan primitif dan hubungan struktural antara primitif kemudian menyusun tata bahasanya. Dari aturan produksi pada tata bahasa tersebut kita dapat menentukan kelompok pola. Gambar 15.4 memperlihatkan sistem pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik. Pengenalan pola secara sintaktik lebih dekat ke strategi pengenalan pola yang dilakukan manusia, namun secara praktek penerapannya relatif sulit dibandingkan pengenalan pola secara statistik. Gambar 15.4. Sistem pengenalan pola dengan pendekatan sintaktik.
  • 6. 234 Pengolahan Citra Digital Pendekatan yang digunakan dalam membentuk tata bahasa untuk mengenali pola adalah mengikuti kontur (tepi batas) objek dengan sejumlah segmen garis terhubung satu sama lain, lalu mengkodekan setiap garis tersebut (misalnya dengan kode rantai). Setiap segmen garis merepresentasikan primitif pembentuk objek. Contoh 15.1. [GON77] Pembentukan tata bahasa (grammar) untuk mengenali kromosom (lihat Gambar 15.5) yang diusulkan oleh Ledley (1964, 1965). Tata bahasa untuk mengenali kromosom adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal ini ∑ = {a, b, c, d, e} N = {S, T, A, B, C, D, E, F} S = { S, T} dan himpunan aturan produksi P: 1) S → CC 10) A → Ab 2) T → AC 11) A → e 3) C → BC 12) B → bB 4) C → CB 13) B → Bb 5) C → FD 14) B → b 6) C → EF 15) B → d 7) E → Fc 16) F → bF 8) D → cF 17) F → Fb 9) A → bA 18) F → a
  • 7. Bab 15_Pengenalan Pola 235 a b c d e a ab b c b be a a b b d b b c d b b a a b c b abcbabdbabcbabdb ebabcbab (a) (b) Gambar 15.5 (a) Primitif grammar kromosom, (b) pengkodean kromosom. Contoh 15.2. [GON77] Pembentukan grammar dengan Picture Description Language (PDL) yang diusulkan oleh Shaw (1970). Lihat Gambar 15.6. Tata bahasa untuk mengenali bentuk “rumah” adalah G = (N, ∑, P, S), yang dalam hal ini ∑={a , b , c , d } N = {S, A1, A2, A3, A4, A5} S = { S} dan himpunan aturan produksi P: S → d + A1 A1 → c + A2 A2 → ~d*A2 A3 → a + A4 A4 → b*A5 A5 → c
  • 8. 236 Pengolahan Citra Digital h h ht t t d c + (~d) d + (c+(~d)) (a) (b) (c) t th h t h a + d (d) (a + b) *c (e) (d + (c + (~d)))*((a+b)*c) (f) Gambar 15.6 Langkah-langkah pembentukan struktur PDL