SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
DEVICE SEMIKONDUKTOR
Device Semikonduktor merupakan sejumlah komponen elektronik yang menggunakan
sifat-sifat materi semikonduktor seperti Silikon, Germanium, dan lainnya. Alat-alat
semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor,
diode, dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat
besar (jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC). Alasan utama
mengapa semikonduktor begitu berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat
dimanipulasi dengan menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian sebuah medan
listrik, dikenai cahaya, atau dengan cara lain.
Semikonduktor yang siap untuk dijadikan sebagai komponen elektronika dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Semikonduktor tipe N dan Semikonduktor tipe P.
Semikonduktor tipe N artinya muatannya kelebihan electron dan kekurangan ion positif (hole)
sehingga bisa dikatakan bahwa Elektron bersifat mayor, dan Hole bersifat minor. Sedangkan
untuk semikonduktor tipe P artinya muatan didalamnya kelebihan ion positif (hole) atau
kekurangan electron sehingga Elektron bersifat minor dan Hole bersifat mayor.
1. Sambungan P-N (P-N Junction)
P-N Junction terjadi apabila bahan jenis P dan bahan jenis N disambungkan, electron
bebas pada bahan tipe N akan berdifusi melalui sambungan, masuk ke dalam bahan tipe P dan
terjadi rekombinasi dengan lubang-lubang yang ada di dalam bahan P. Begitupun sebaliknya,
lubang dari bahan tipe P berdifusi masuk ke dalam bahan tipe N dan ber-rekombinasi dengan
electron dan saling meniadakan muatan. Akibatnya, tepat pada sambungan p-n terjad daerah
tanpa muatan bebas, yang disebut daerah pengosongan (depletion area). Oleh karena muatan
positif terpisah dari muatan negative, maka dalam daerah pengosongan terjadi medan listrik
yang melawan proses difusi selanjutnya. Dengan adanya medan listrik ini, terjadi beda
potensial listrik (bukit potensial) antara bagian p dan bagian n dalam daerah n dalam daerah
pengosongan.
Adanya kuat medan listrik menyebabkan terjadinya bukit potensial pada sambungan p-
n. Agar suatu electron dalam bahan n dapat menyebrangi sambungan haruslah electron tersebut
mempunyai energy lebih besar daripada bukit potensial, yaitu eVho (e= muatan electron). Pada
keadaan ini terjadi aliran arus minoritas, yaitu lubang yang ada di jenis n dan electron bebas
yang ada di jeni p, yang tidak dihalangi oleh bukit potensial akan tetapi bahkan dibantu untuk
menyeberang sambungan. Pada saat yang sama lubang yang ada di jenis p, yaitu pembawa
muatan mayoritas ada juga yang mempunyai cukup energy untuk menyeberang sambungan.
Dalam keadaan mantap kedua aliran ini saling meniadakan. Hal serupa terjadi dengan electron
bebas. Dapat disimpulkan arus diode sama dengan nol.
Gambar : a) Sambungan P-N. b) Sebaran rapat muatan ρ. c) Sebaran kuat medan listrik E.
d) Sebaran potensial V; Vho = bukit potensial.
2. Dioda
Ciri diode adalah hubungan antara arus diode dan bea tegangan antara kedua ujung
diode. Untuk diode sambungan p-n, lengkung cirinya yaitu
Pada lengkung ciri diode, arus dioda iD = 0 jika vD = 0. Hal ini sesuai dengan keadaan tanpa
tegangan (vD = 0). Arus minoritas adan arus mayoritas mempunyai besar sama tetapi arah yang
berlawanan, sehingga arus total pada keadaan tanpa tegangan panjar sama dengan nol. Jika
diode diberi tegangan maju, yaitu vD > 0, arus iD mula-mula mempunyai nilai iD ≡ 0, sehingga
vD = Vpotong, setelah arus diode naik dengan cepatnya terhadap perubahan tegangan diode vD.
Pada tegangan mundur arus yang mengalir amat kecil, dan sampai batas-batas tertentu tak
bergantung pada tegangan diode. Arus ini terdiri dari arus pembawa muatan minoritas,
mengalir dari anoda ke katoda, dan disebut arus penjenuhan diode. Pada tegangan mundur
tertentu lengkung ciri turun dengan curam diakatakan terjadi kedadalan (breakdown).
Tegangan mundur pada keadaan itu disebut dengan tegangan dadal atau tegangan balik puncak
(peak inverse voltage- PIV).
Bias diode adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Apabila A diberi
tegangan positif dan K diberi tegangan negative maka bias tersebut dikatakan bias maju
(forward bias). Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan
yang diberikan ke diode atau VA-VK > Vj dan selalu positif. Sebaliknya apabila A diberi
tegangan negative dan K diberi tegangan positif, arus yang mengalir (IR) jauh lebih kecil dari
pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju (IF)
diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan IF tidak terlalu besar maupun tidak ada
peningkatan IR yang cukup significant.
Dimana :
εj = medan listrik yang ada dijunction
ε = medan lisrik sumber bias dari luar (medan luar)
Apabila ε > εj maka akan terjadi arus difusi didalam diode untuk hole dari P ke N untuk
electron dari N ke P. Arus difusi didalam diode tersebut diimbangi oleh aliran arus listrik dari
kutub positif sumber ke diode dan berakhir ke kutub negative sumber. Dikatakan diode
menghantar pada kondisi tegangan anode-katoda berkisar Vji yang disebut dengan cut in
thereshold untuk Si Vji 0.6 – 0.7v Ge 0.3 – 0.4 Lazimnya tegangan anode-katode sedikit diatas
Vji. Pada bias positif, diode bersifat serupa konduktor dengan nilai hambatan yang disebut
hambatan maju (RF). Nilai RF=RP+RN , RP dan RN disebut hambatan bulk.
Karakteristik arus tegangan diode dapat ditinjau melalui 2 pendekatan:
1. Diode Ideal
2. Diode Riil
Untuk diode ideal, didekati melalui pendekatan setengah linier (Piece Wise Linier) ada 3
pendekatan, yang didekati secara grafis.
disini diode dimodelkan sebagai saklar ideal yaitu suatu saklar yang memiliki cirri untuk
kondisi tertutup R=0 dan untuk kondisi terbuka R= ~ . Untuk bias negative diode dianggap
sebagai isolator dengan nilai hambatan RR >> RF. Pada model ini untuk bias positif sebagai
saklar tertutup (on) dan pada bias negative sebagai saklar terbuka (off), kedua kondisi bias
dilukiskan pada grafik I/V.
Model kedua adalah untuk bias positif sebagai saklar non-ideal pada kondisi tertutup
R≠0. Untuk bias negative sebagai saklar ideal. Kedua bias tersebut dilukiskan sebagai berikut:
Untuk model ketiga bias positif sebagai saklar non-ideal yang tertutup terpasang seri
dengan sumber tegangan Vji. Untuk bias negative sebagai saklar ideal terbuka dengan grafik
sebagai berikut :
Diode Riil model diode riil, didekati oleh pendekatan ke-3 dari diode ideal dengan
pendekatan tambahan, pada bias negative nilai RR≠ ~ sehingga terjadi arus reverse yang
disebut arus bocor atau arus saturasi. Umumnya dalam orde nanoampere. Ditulis sebagai IB
atau IS, arus IS, dipandang sebagai gerakan pembawa minoritas nilai IS berubah terhadap suhu
atau IS = aT3. Untuk bias positif terjadi hubungan eksponensial antara arus dan tegangan. ID ≈
e V/VT , VT=tegangan termal = kT/g. Grafik karakteristik diode riil digambarkan sebagai
berikut:
Pada nilai VR = VBVO, terjadi peningkatan IS yang luar biasa besarnya. Arus diode pada
kondisi riil, umumnya dinyatakan sebagai berikut : ID=IS(eV/VT – 1)
Gambar Kurva karakteristik Dioda Zener
Titik breakdown dari suatu dioda zener dapat dikontrol dengan memvariasi konsentrasi
doping. Konsentrasi doping yang tinggi, akan meningkatkan jumlah pengotoran sehingga
tegangan zenernya (Vz) akan kecil. Demikian juga sebaliknya, dengan konsentrasi doping yang
rendah diperoleh Vz yang tinggi. Pada umumnya dioda zener dipasaran tersedia mulai dari Vz
1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari ¼ hingga 50 W.
Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai regulator atau stabilizer
tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan dioda zener
dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini dapat berfungsi dengan baik sebagai
stabilizer tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu dengan
memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari tegangan dioda zener (Vz).
3. Transistor
Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan
itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut
emitor, base, dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor.
Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari
perpindahan elektron di kutub negatif mengisi kekurangan elektron (hole) di kutub positif.
Istilah NPN dan PNP diambil dari polaritas arus yang bekerja pada transistor. NPN artinya tipe
transistor yang bekerja atau mengalirkan arus negative dengan positif sebagai biasnya.
Transistor NPN mengalirkan arus negative dari emitor menuju ke kolektor. Emitor berperan
sebagai input dan kolektor berperan sebagai output apabila transistor tersebut diberikan arus
positif pada basisnya. Sebaliknya, transistor PNP mengalirkan arus positif dari emitor menuju
kolektor. Emitor difungsikan sebagai input dan kolektor sebagai outputnya jika basisnya dialiri
arus negative.
Pada transistor dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis diberi panjar maju
sehingga arus mengalir dari emitor ke basis. Panjar atau bias adalah tegangan dan arus dc yang
harus lebih dulu dipasang agar rangkaian transistor bekerja. Seperti lazimnya, arus listrik
ditentukan mempunyai arah seperti gerak muatan positif. Sebagai contoh, digunakan transistor
p-n-p untuk mempelajari bagaimana cara kerja transistor.
Gambar: a). Rangkaian untuk menerangkan cara kerja transistor, b) Tegangan V(x)
Pada gambar, dilukiskan sebaran tegangan di dalam rangkaian. Kita bayangkan muatan positif
dari catu daya VEE diluncurkan melalui RE masuk ke emitor, yang terbuat dari semikonduktor
jenis p. Oleh adanya panjar maju antara emitor dan basis, pembawa muatan dari emitor akan
tertarik masuk basis dan terus tersapu ke kolektor dan masuk ke hambatan RC akan membuat
kolektor mempunyai tegangan positif terhadap basis, sehingga sambungan pn antara kolektor
dan basis juga akan mendapat panjar maju. Seanjutnya hal ini akan menarik arus ICB dari
kolektor ke basis, berlawanan dengan arus emitor, yaitu arus IBC. Lama kelamaan arus ICB=IBC
sehingga arus kolektor IC yang mengalir dalam hambatan RC menjadi sama dengan nol. Untuk
menghindari terjadinya arus balik ICB, harus membuat agar kolektor beradapada tegangan jauh
di bawah basis, walaupun ada arus IC mengalir di dalam hambatan kolektor IC. Untuk ini antara
kolektor dan basisdipasang tengangan panjar mundur melalui catu daya-VCC.
Gambar: (a)Penguat basis ditanahkan dengan tegangan catu VCC, (b) Profil teganganuntuk
rangkaian pada gambar5.4a.
Nyatalah muatan mayoritas yang dikeluarkanoleh emitor bertumpuk dibasis, dan
ditampung oleh kolektor. Sekarang jelaslah makna nama-nama bagian transistor. Emitor
berasal dari kata bahasa inggris ‘emitter’ yang berarti pengeluaran. Basis berasal dari kata
inggris ‘base’yang berarti tumpuan atau landasan, dan kolektorberasal dari kata ‘collector’yang
berarti pengumpul.
Adabya catu daya VCC menjamin bahwa walaupun ada arus IC yang menyebabkan tegangan IC
RC padaresistor kolektor,selalu adategangan mundur VCB=VCC-IC RC untuk melawan arus dari
kolektor menuju basis.
Pada sambungan ini mempunyai tegangan panjar mundur, mengalir arus penjenuhan ICB yang
amat kecil . Arus ini peka terhadap suhu dan amat mengganggu pada penguat transistor
dwikutub dengan emitor ditanahkan.Kerja transistor berdasarkan kepekaan arus yang
dihasilkan oleh emitor (pengeluar) oleh beda tegangan antara emitor dan basis (tumpuan). Jika
tegangan emitor naik sedikit sehingga beda tegangan antara basis emitor naik sedikit, arus yang
dikeluarkan oleh emitor akan berubah banyak. Arus ini dikumpulkan oleh kolektor yang di
berikan panjar mundur oleh VCC sehingga arus tak dapat membalik dari kolektor ke basis.
Gambar 5.5 (a)Transistor pnp (b) transistor npn
Gambar 5.6 Penguat basis ditanahkan (a) pnp.(b) npn
Arus basis IB dibuat kecil dengan membuat lapisan basis kecil. Arus basis ini terjadi
oleh karena rekombinasi antara lubang dan elektron bebas yang ada di basis. Rekombinasi ini
akan menyebabkan atom donor yang kehilangan electron, sehingga bermuatan positif.
Akibatnya elektron dari tanah akan mengalir ke basis untuk membuatnya netral. Aliran
elektron ini tak lain adalah arus basis itu.
Tampak bahwa arus kolektor :
IC=IE - IB
Arus basis ini sebanding dengan arus emitor, yaitu IC= 𝛼IE. Parameter 𝛼 disebut penguat arus
untuk basis ditanahkan, oleh karena pada rangkaian diatas basis dihubungkan dengan tanah.
Parameter 𝛼 mempunyai nilai hampir sama dengan satu yaitu :
𝛼 = 0,990 − 0,998
4. Sel Surya
Sel surya merupakan suatu perangkat semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik
jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan
proses pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun dalam kristal semikonduktor
ketika diberikan sejumlah energi (hf). Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan
sebagai sel surya adalah kristal silikon.
Semikondukter tipe-p dan tipe-n
Ketika suatu kristal silikon dikotori dengan unsur golongan kelima, misalnya arsen,
atom-atom arsen akan menempati ruang di antara atom-atom silikon yang memunculkan
elektron bebas pada material campuran itu. Elektron bebas tersebut berasal dari kelebihan
elektron yang dimiliki oleh arsen terhadap lingkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silikon.
Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n.
Sketsa penampang dua dimensi dari kristal silikon.
Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan).
Hal yang sebaliknya terjadi jika kristal silikon dikotori oleh unsur golongan ketiga,
misalnya boron. Kekurangan elektron valensi boron dibandingkan dengan silikon
mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada semikonduktor tersebut.
Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p. Baik pada semikonduktor tipe-n ataupun
tipe-p, pembawa muatan akan dihasilkan lebih banyak ketika sejumlah energi tertentu
diberikan pada semikonduktor tersebut. Tergantung dari jenis pembawa muatan yang ingin
“diberdayakan”, dengan kata lain kita bisa menyusun suatu perangkat elektronik tertentu,
terutama dengan memanfaatkan posisi tingkat energi Fermi yang bergeser.
Diagram pita energi semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan).
Sambungan p-n
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan, akan terjadi difusi hole dari
tipe-p menuju tipe-n dan difusi elektron dari tipe-n menuju tipe-p. Proses difusi tersebut akan
meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan daerah lebih negatif pada batas
tipe-p. Batas tempat terjadinya perbedaan muatan pada sambungan p-n disebut dengan daerah
deplesi.
Adanya perbedaan muatan pada daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya medan
listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik tersebut
mengakibatkan munculnya arus drift. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga
secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n
tersebut.
Diagram energi sambungan p-n dan munculnya daerah deplesi.
Kehadiran medan listrik pada elektron dapat mengakibatkan elektron bergerak. Hal
inilah yang dilakukan pada sel surya sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik
pada sambungan p-n agar elektron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik tersebut.
Kurva arus (I) dan tegangan (V) sel surya pada keadaan gelap dan diberikan cahaya.
Ketika semikonduktor sambungan p-n disinari cahaya dengan energi hf, pelepasan
elektron dan hole dapat terjadi pada semikonduktor tersebut. Proses terlepasnya pembawa
muatan tersebut mengakibatkan penambahan kuat medan listrik di daerah deplesi. Adanya
kelebihan muatan ini akan mengakibatkan muatan ini bergerak karena adanya medan listrik
pada daerah deplesi. Pada keadaan ini, arus drift lebih besar daripada arus difusi sehingga
secara keseluruhan dihasilkan arus berupa arus drift, yaitu arus yang dihasilkan karena
kemunculan medan listrik. Arus inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sel surya sambungan
p-n sebagai arus listrik.

More Related Content

What's hot

Aritmatika (Keterbagian)
Aritmatika (Keterbagian)Aritmatika (Keterbagian)
Aritmatika (Keterbagian)Desy Aryanti
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikKira R. Yamato
 
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Asta Wibawa
 
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Pamor Gunoto
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikMerah Mars HiiRo
 
4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan teganganSimon Patabang
 
92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisi
92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisi92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisi
92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisidrui
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrikSimon Patabang
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombangayu purwati
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)SMP IT Putra Mataram
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 

What's hot (20)

Aritmatika (Keterbagian)
Aritmatika (Keterbagian)Aritmatika (Keterbagian)
Aritmatika (Keterbagian)
 
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetikGelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
 
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
 
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)Transformasi sumber (tegangan dan arus)
Transformasi sumber (tegangan dan arus)
 
Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
 
4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan tegangan
 
92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisi
92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisi92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisi
92342285 contoh-dengan-2-node-teorema-superposisi
 
Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik Laporan cincin newton optik
Laporan cincin newton optik
 
Peluruhan alfa
Peluruhan alfaPeluruhan alfa
Peluruhan alfa
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
 
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
Mengenai persamaan kajian dari termodinamika dan fisika statistika yakni term...
 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
 
Hukum kirchoff
Hukum kirchoffHukum kirchoff
Hukum kirchoff
 
koordinat polar
koordinat polarkoordinat polar
koordinat polar
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
Tugas ringkasan materi bab 8 fisika modern tentang molekul (adi & andi)
 
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEINSTATISTIK BOSE-EINSTEIN
STATISTIK BOSE-EINSTEIN
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 

Similar to Narasi device semikonduktor 2

Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik diodaArina Haq
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhsintaKikiAprilia
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaAdi S P
 
Naziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptx
Naziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptxNaziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptx
Naziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptxnazirohherlia
 
Semiconductor electronics
Semiconductor electronicsSemiconductor electronics
Semiconductor electronicsDaniel Renaldo
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analogNur Aoliya
 
Dioda rectifier
Dioda rectifierDioda rectifier
Dioda rectifiernuricho22
 
Fiszapat esde
Fiszapat esdeFiszapat esde
Fiszapat esdeSii Esde
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarKevin Maulana
 
Karakteristik Dioda
Karakteristik DiodaKarakteristik Dioda
Karakteristik DiodaAdy Purnomo
 
Tugas 3 mi soerya
Tugas 3 mi soeryaTugas 3 mi soerya
Tugas 3 mi soeryasoeryaandi
 

Similar to Narasi device semikonduktor 2 (20)

Dioda P - N Junction
Dioda P - N JunctionDioda P - N Junction
Dioda P - N Junction
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
Dioda tugas
Dioda tugasDioda tugas
Dioda tugas
 
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuhlaporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
laporan praktikum eldas penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
Dioda tunel
Dioda tunelDioda tunel
Dioda tunel
 
Naziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptx
Naziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptxNaziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptx
Naziroh Faiqohtul Herlia_210210102060_Diode Semikonduktor.pptx
 
Semiconductor electronics
Semiconductor electronicsSemiconductor electronics
Semiconductor electronics
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 
Dioda rectifier
Dioda rectifierDioda rectifier
Dioda rectifier
 
Fiszapat esde
Fiszapat esdeFiszapat esde
Fiszapat esde
 
Dioda11
Dioda11Dioda11
Dioda11
 
Jenis jenis dioda
Jenis jenis diodaJenis jenis dioda
Jenis jenis dioda
 
Bab ii-dioda-semikonduktor
Bab ii-dioda-semikonduktorBab ii-dioda-semikonduktor
Bab ii-dioda-semikonduktor
 
Presentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasarPresentation elektronika dasar
Presentation elektronika dasar
 
Karakteristik Dioda
Karakteristik DiodaKarakteristik Dioda
Karakteristik Dioda
 
Tugas 3 mi soerya
Tugas 3 mi soeryaTugas 3 mi soerya
Tugas 3 mi soerya
 
Tugas dioda elka
Tugas dioda elkaTugas dioda elka
Tugas dioda elka
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 

Recently uploaded

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 

Recently uploaded (20)

PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 

Narasi device semikonduktor 2

  • 1. DEVICE SEMIKONDUKTOR Device Semikonduktor merupakan sejumlah komponen elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor seperti Silikon, Germanium, dan lainnya. Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau dapat juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar (jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC). Alasan utama mengapa semikonduktor begitu berguna adalah konduktivitas semikonduktor yang dapat dimanipulasi dengan menambahkan ketidakmurnian (doping, dengan pemberian sebuah medan listrik, dikenai cahaya, atau dengan cara lain. Semikonduktor yang siap untuk dijadikan sebagai komponen elektronika dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Semikonduktor tipe N dan Semikonduktor tipe P. Semikonduktor tipe N artinya muatannya kelebihan electron dan kekurangan ion positif (hole) sehingga bisa dikatakan bahwa Elektron bersifat mayor, dan Hole bersifat minor. Sedangkan untuk semikonduktor tipe P artinya muatan didalamnya kelebihan ion positif (hole) atau kekurangan electron sehingga Elektron bersifat minor dan Hole bersifat mayor. 1. Sambungan P-N (P-N Junction) P-N Junction terjadi apabila bahan jenis P dan bahan jenis N disambungkan, electron bebas pada bahan tipe N akan berdifusi melalui sambungan, masuk ke dalam bahan tipe P dan
  • 2. terjadi rekombinasi dengan lubang-lubang yang ada di dalam bahan P. Begitupun sebaliknya, lubang dari bahan tipe P berdifusi masuk ke dalam bahan tipe N dan ber-rekombinasi dengan electron dan saling meniadakan muatan. Akibatnya, tepat pada sambungan p-n terjad daerah tanpa muatan bebas, yang disebut daerah pengosongan (depletion area). Oleh karena muatan positif terpisah dari muatan negative, maka dalam daerah pengosongan terjadi medan listrik yang melawan proses difusi selanjutnya. Dengan adanya medan listrik ini, terjadi beda potensial listrik (bukit potensial) antara bagian p dan bagian n dalam daerah n dalam daerah pengosongan. Adanya kuat medan listrik menyebabkan terjadinya bukit potensial pada sambungan p- n. Agar suatu electron dalam bahan n dapat menyebrangi sambungan haruslah electron tersebut mempunyai energy lebih besar daripada bukit potensial, yaitu eVho (e= muatan electron). Pada keadaan ini terjadi aliran arus minoritas, yaitu lubang yang ada di jenis n dan electron bebas yang ada di jeni p, yang tidak dihalangi oleh bukit potensial akan tetapi bahkan dibantu untuk menyeberang sambungan. Pada saat yang sama lubang yang ada di jenis p, yaitu pembawa muatan mayoritas ada juga yang mempunyai cukup energy untuk menyeberang sambungan. Dalam keadaan mantap kedua aliran ini saling meniadakan. Hal serupa terjadi dengan electron bebas. Dapat disimpulkan arus diode sama dengan nol. Gambar : a) Sambungan P-N. b) Sebaran rapat muatan ρ. c) Sebaran kuat medan listrik E. d) Sebaran potensial V; Vho = bukit potensial.
  • 3. 2. Dioda Ciri diode adalah hubungan antara arus diode dan bea tegangan antara kedua ujung diode. Untuk diode sambungan p-n, lengkung cirinya yaitu Pada lengkung ciri diode, arus dioda iD = 0 jika vD = 0. Hal ini sesuai dengan keadaan tanpa tegangan (vD = 0). Arus minoritas adan arus mayoritas mempunyai besar sama tetapi arah yang berlawanan, sehingga arus total pada keadaan tanpa tegangan panjar sama dengan nol. Jika diode diberi tegangan maju, yaitu vD > 0, arus iD mula-mula mempunyai nilai iD ≡ 0, sehingga vD = Vpotong, setelah arus diode naik dengan cepatnya terhadap perubahan tegangan diode vD. Pada tegangan mundur arus yang mengalir amat kecil, dan sampai batas-batas tertentu tak bergantung pada tegangan diode. Arus ini terdiri dari arus pembawa muatan minoritas, mengalir dari anoda ke katoda, dan disebut arus penjenuhan diode. Pada tegangan mundur tertentu lengkung ciri turun dengan curam diakatakan terjadi kedadalan (breakdown). Tegangan mundur pada keadaan itu disebut dengan tegangan dadal atau tegangan balik puncak (peak inverse voltage- PIV). Bias diode adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Apabila A diberi tegangan positif dan K diberi tegangan negative maka bias tersebut dikatakan bias maju (forward bias). Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode atau VA-VK > Vj dan selalu positif. Sebaliknya apabila A diberi tegangan negative dan K diberi tegangan positif, arus yang mengalir (IR) jauh lebih kecil dari
  • 4. pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju (IF) diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan IF tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan IR yang cukup significant. Dimana : εj = medan listrik yang ada dijunction ε = medan lisrik sumber bias dari luar (medan luar) Apabila ε > εj maka akan terjadi arus difusi didalam diode untuk hole dari P ke N untuk electron dari N ke P. Arus difusi didalam diode tersebut diimbangi oleh aliran arus listrik dari kutub positif sumber ke diode dan berakhir ke kutub negative sumber. Dikatakan diode menghantar pada kondisi tegangan anode-katoda berkisar Vji yang disebut dengan cut in thereshold untuk Si Vji 0.6 – 0.7v Ge 0.3 – 0.4 Lazimnya tegangan anode-katode sedikit diatas Vji. Pada bias positif, diode bersifat serupa konduktor dengan nilai hambatan yang disebut hambatan maju (RF). Nilai RF=RP+RN , RP dan RN disebut hambatan bulk. Karakteristik arus tegangan diode dapat ditinjau melalui 2 pendekatan: 1. Diode Ideal 2. Diode Riil Untuk diode ideal, didekati melalui pendekatan setengah linier (Piece Wise Linier) ada 3 pendekatan, yang didekati secara grafis. disini diode dimodelkan sebagai saklar ideal yaitu suatu saklar yang memiliki cirri untuk kondisi tertutup R=0 dan untuk kondisi terbuka R= ~ . Untuk bias negative diode dianggap
  • 5. sebagai isolator dengan nilai hambatan RR >> RF. Pada model ini untuk bias positif sebagai saklar tertutup (on) dan pada bias negative sebagai saklar terbuka (off), kedua kondisi bias dilukiskan pada grafik I/V. Model kedua adalah untuk bias positif sebagai saklar non-ideal pada kondisi tertutup R≠0. Untuk bias negative sebagai saklar ideal. Kedua bias tersebut dilukiskan sebagai berikut: Untuk model ketiga bias positif sebagai saklar non-ideal yang tertutup terpasang seri dengan sumber tegangan Vji. Untuk bias negative sebagai saklar ideal terbuka dengan grafik sebagai berikut : Diode Riil model diode riil, didekati oleh pendekatan ke-3 dari diode ideal dengan pendekatan tambahan, pada bias negative nilai RR≠ ~ sehingga terjadi arus reverse yang disebut arus bocor atau arus saturasi. Umumnya dalam orde nanoampere. Ditulis sebagai IB atau IS, arus IS, dipandang sebagai gerakan pembawa minoritas nilai IS berubah terhadap suhu atau IS = aT3. Untuk bias positif terjadi hubungan eksponensial antara arus dan tegangan. ID ≈ e V/VT , VT=tegangan termal = kT/g. Grafik karakteristik diode riil digambarkan sebagai berikut: Pada nilai VR = VBVO, terjadi peningkatan IS yang luar biasa besarnya. Arus diode pada kondisi riil, umumnya dinyatakan sebagai berikut : ID=IS(eV/VT – 1)
  • 6. Gambar Kurva karakteristik Dioda Zener Titik breakdown dari suatu dioda zener dapat dikontrol dengan memvariasi konsentrasi doping. Konsentrasi doping yang tinggi, akan meningkatkan jumlah pengotoran sehingga tegangan zenernya (Vz) akan kecil. Demikian juga sebaliknya, dengan konsentrasi doping yang rendah diperoleh Vz yang tinggi. Pada umumnya dioda zener dipasaran tersedia mulai dari Vz 1,8 V sampai 200 V, dengan kemampuan daya dari ¼ hingga 50 W. Penerapan dioda zener yang paling penting adalah sebagai regulator atau stabilizer tegangan (voltage regulator). Rangkaian dasar stabilizer tegangan menggunakan dioda zener dapat dilihat pada gambar dibawah. Agar rangkaian ini dapat berfungsi dengan baik sebagai stabilizer tegangan, maka dioda zener harus bekerja pada daerah breakdown. Yaitu dengan memberikan tegangan sumber (Vi) harus lebih besar dari tegangan dioda zener (Vz). 3. Transistor Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction). Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung terminalnya berturut-turut disebut emitor, base, dan kolektor. Base selalu berada di tengah, di antara emitor dan kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari perpindahan elektron di kutub negatif mengisi kekurangan elektron (hole) di kutub positif. Istilah NPN dan PNP diambil dari polaritas arus yang bekerja pada transistor. NPN artinya tipe transistor yang bekerja atau mengalirkan arus negative dengan positif sebagai biasnya. Transistor NPN mengalirkan arus negative dari emitor menuju ke kolektor. Emitor berperan sebagai input dan kolektor berperan sebagai output apabila transistor tersebut diberikan arus positif pada basisnya. Sebaliknya, transistor PNP mengalirkan arus positif dari emitor menuju kolektor. Emitor difungsikan sebagai input dan kolektor sebagai outputnya jika basisnya dialiri arus negative.
  • 7. Pada transistor dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis diberi panjar maju sehingga arus mengalir dari emitor ke basis. Panjar atau bias adalah tegangan dan arus dc yang harus lebih dulu dipasang agar rangkaian transistor bekerja. Seperti lazimnya, arus listrik ditentukan mempunyai arah seperti gerak muatan positif. Sebagai contoh, digunakan transistor p-n-p untuk mempelajari bagaimana cara kerja transistor. Gambar: a). Rangkaian untuk menerangkan cara kerja transistor, b) Tegangan V(x) Pada gambar, dilukiskan sebaran tegangan di dalam rangkaian. Kita bayangkan muatan positif dari catu daya VEE diluncurkan melalui RE masuk ke emitor, yang terbuat dari semikonduktor jenis p. Oleh adanya panjar maju antara emitor dan basis, pembawa muatan dari emitor akan tertarik masuk basis dan terus tersapu ke kolektor dan masuk ke hambatan RC akan membuat kolektor mempunyai tegangan positif terhadap basis, sehingga sambungan pn antara kolektor dan basis juga akan mendapat panjar maju. Seanjutnya hal ini akan menarik arus ICB dari kolektor ke basis, berlawanan dengan arus emitor, yaitu arus IBC. Lama kelamaan arus ICB=IBC sehingga arus kolektor IC yang mengalir dalam hambatan RC menjadi sama dengan nol. Untuk menghindari terjadinya arus balik ICB, harus membuat agar kolektor beradapada tegangan jauh
  • 8. di bawah basis, walaupun ada arus IC mengalir di dalam hambatan kolektor IC. Untuk ini antara kolektor dan basisdipasang tengangan panjar mundur melalui catu daya-VCC. Gambar: (a)Penguat basis ditanahkan dengan tegangan catu VCC, (b) Profil teganganuntuk rangkaian pada gambar5.4a. Nyatalah muatan mayoritas yang dikeluarkanoleh emitor bertumpuk dibasis, dan ditampung oleh kolektor. Sekarang jelaslah makna nama-nama bagian transistor. Emitor berasal dari kata bahasa inggris ‘emitter’ yang berarti pengeluaran. Basis berasal dari kata inggris ‘base’yang berarti tumpuan atau landasan, dan kolektorberasal dari kata ‘collector’yang berarti pengumpul. Adabya catu daya VCC menjamin bahwa walaupun ada arus IC yang menyebabkan tegangan IC RC padaresistor kolektor,selalu adategangan mundur VCB=VCC-IC RC untuk melawan arus dari kolektor menuju basis. Pada sambungan ini mempunyai tegangan panjar mundur, mengalir arus penjenuhan ICB yang amat kecil . Arus ini peka terhadap suhu dan amat mengganggu pada penguat transistor dwikutub dengan emitor ditanahkan.Kerja transistor berdasarkan kepekaan arus yang dihasilkan oleh emitor (pengeluar) oleh beda tegangan antara emitor dan basis (tumpuan). Jika tegangan emitor naik sedikit sehingga beda tegangan antara basis emitor naik sedikit, arus yang
  • 9. dikeluarkan oleh emitor akan berubah banyak. Arus ini dikumpulkan oleh kolektor yang di berikan panjar mundur oleh VCC sehingga arus tak dapat membalik dari kolektor ke basis. Gambar 5.5 (a)Transistor pnp (b) transistor npn Gambar 5.6 Penguat basis ditanahkan (a) pnp.(b) npn Arus basis IB dibuat kecil dengan membuat lapisan basis kecil. Arus basis ini terjadi oleh karena rekombinasi antara lubang dan elektron bebas yang ada di basis. Rekombinasi ini akan menyebabkan atom donor yang kehilangan electron, sehingga bermuatan positif. Akibatnya elektron dari tanah akan mengalir ke basis untuk membuatnya netral. Aliran elektron ini tak lain adalah arus basis itu. Tampak bahwa arus kolektor : IC=IE - IB Arus basis ini sebanding dengan arus emitor, yaitu IC= 𝛼IE. Parameter 𝛼 disebut penguat arus untuk basis ditanahkan, oleh karena pada rangkaian diatas basis dihubungkan dengan tanah. Parameter 𝛼 mempunyai nilai hampir sama dengan satu yaitu : 𝛼 = 0,990 − 0,998 4. Sel Surya Sel surya merupakan suatu perangkat semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan proses pemutusan ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun dalam kristal semikonduktor
  • 10. ketika diberikan sejumlah energi (hf). Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan sebagai sel surya adalah kristal silikon. Semikondukter tipe-p dan tipe-n Ketika suatu kristal silikon dikotori dengan unsur golongan kelima, misalnya arsen, atom-atom arsen akan menempati ruang di antara atom-atom silikon yang memunculkan elektron bebas pada material campuran itu. Elektron bebas tersebut berasal dari kelebihan elektron yang dimiliki oleh arsen terhadap lingkungan sekitarnya, dalam hal ini adalah silikon. Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Sketsa penampang dua dimensi dari kristal silikon. Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan). Hal yang sebaliknya terjadi jika kristal silikon dikotori oleh unsur golongan ketiga, misalnya boron. Kekurangan elektron valensi boron dibandingkan dengan silikon mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada semikonduktor tersebut. Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p. Baik pada semikonduktor tipe-n ataupun tipe-p, pembawa muatan akan dihasilkan lebih banyak ketika sejumlah energi tertentu diberikan pada semikonduktor tersebut. Tergantung dari jenis pembawa muatan yang ingin “diberdayakan”, dengan kata lain kita bisa menyusun suatu perangkat elektronik tertentu, terutama dengan memanfaatkan posisi tingkat energi Fermi yang bergeser.
  • 11. Diagram pita energi semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan). Sambungan p-n Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan, akan terjadi difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi elektron dari tipe-n menuju tipe-p. Proses difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan daerah lebih negatif pada batas tipe-p. Batas tempat terjadinya perbedaan muatan pada sambungan p-n disebut dengan daerah deplesi. Adanya perbedaan muatan pada daerah deplesi akan mengakibatkan munculnya medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya. Medan listrik tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n tersebut. Diagram energi sambungan p-n dan munculnya daerah deplesi. Kehadiran medan listrik pada elektron dapat mengakibatkan elektron bergerak. Hal inilah yang dilakukan pada sel surya sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada sambungan p-n agar elektron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik tersebut.
  • 12. Kurva arus (I) dan tegangan (V) sel surya pada keadaan gelap dan diberikan cahaya. Ketika semikonduktor sambungan p-n disinari cahaya dengan energi hf, pelepasan elektron dan hole dapat terjadi pada semikonduktor tersebut. Proses terlepasnya pembawa muatan tersebut mengakibatkan penambahan kuat medan listrik di daerah deplesi. Adanya kelebihan muatan ini akan mengakibatkan muatan ini bergerak karena adanya medan listrik pada daerah deplesi. Pada keadaan ini, arus drift lebih besar daripada arus difusi sehingga secara keseluruhan dihasilkan arus berupa arus drift, yaitu arus yang dihasilkan karena kemunculan medan listrik. Arus inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sel surya sambungan p-n sebagai arus listrik.