Manajemen fungsional adalah konsep manajemen yang menempatkan fokus pada fungsi-fungsi utama organisasi seperti pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, dan lainnya. Dokumen ini menjelaskan pengertian dan aktivitas manajemen fungsional termasuk perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian, pengendalian, dan pengawasan.
2. Penerapan manajemen fungsional dalam organisasi
bisnis dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Julius Nursyamsi, SE. MM
10
MK 90029
Abstract Kompetensi
Manajemen fungsional adalah sebuah bentuk supaya
kontribusi dalam suatu departemen dapat bertahan
pada tingkatan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
Mahasiswa mengetahui dan menerapkan
konsep manaajemen fungsional meliputi
perencanaan, pengorganisasian,
pengimplementasian, pengendalian dan
pengawasan
Manajemen Fungsional
10.1. Pengertian Manajemen Fungsional
201
8 2
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
3. Pengertian dari fungsi adalah suatu klasifikasi yang menunjuk pada sekelompok
akktivitas serupa dalam suatu organisasi seperti pemasaran. Pengertian fungsional adalah
sesuatu hal yang di rancang untuk mampu melakukan satu
atau lebih kegiatan yang practical, lebih mengutamakan
fungsi dan kebergunaan daripada hal-hal yang bersifat
dekorasi atraktif.
Manajemen fungsional adalah untuk
mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya
manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
10.2. Aktivitas Manajemen Fungsional
Manajemen fungsional dilihat dari pendekatan manajemen klasik terdiri dari dan
merupakan fungsi – fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengimplementasian dan pengendalian dan pengawasan, secara garis besar sudah di bahas di
bab 9.
10.2.1. Perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana
aktivitas kerja organisasi.
Definisi perencanaan adalah Pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa
yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Dalam manajemen perencanaan adalah sebuah patokan untuk mempermudah
menejer agar tercapainya sebuah tujuan, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan
Perencanaan yang baik mempertimbangkan :
1. Kondisi mendatang
2. Kegiatan yang akan dilaksanakan
3. Periode sekarang rencana dibuat
201
8 3
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
4. Kebutuhan perencanaan berada pada semua tingkatan organisasi. Manajemen
puncak mengarah pada perncanaan jangka panjang dan strategi-strategi organisasi, dan
manajemen bawah mengarah pada perencanaan jangka pendek dan pada kelompok kerja/unit
Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir dan akan dikembangkan
perencanaan kembali, jadi perencanaan bersifat “ fleksibilitas, aktif, dinamis,
berkesinambungan dan kreatif “ di sesuaikan dengan tujuan organisasi dan perkembangan
bisnis.
Aspek penting dalam perencanaan :
1. Pembuatan keputusan
2. Proses pengembangan dan
3. Penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah
10.2.1.1. Tujuan Perencanaan
Tujuan dari perencanaan menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter adalah
1. Memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial.
Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan
siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja
sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
2. Mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa
untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari
perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
3. Meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan
dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana,
seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat
menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
4. Menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu
proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian
atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada.
Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
10.2.1.2. Elemen Perencanaan,
Elemen perencanaan terdiri dari dua, yaitu sasaran dan rencana itu sendiri.
a. Sasaran
201
8 4
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
5. Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi.
Sasaran sering pula disebut tujuan, sasaran memandu manajemen membuat keputusan
dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
1. Sasaran yang dinyatakan (stated goals). Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan
organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam
perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang
dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan
yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan.
2. Sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil
hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya.
1. Pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-
sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan
(subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya kemudian menurunkannya lagi
kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan
ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena
mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada
proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. sehingga bawahan kesulitan
menerjemahkan sasaran yang sudah ditetapkan dan akhirnya salah mengintepretasi
maksud sasaran .
2. Pendekatan management by objective atau MBO. Pada pendekatan ini, sasaran dan
tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh
karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang
ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga
produktivitas mereka akan meningkat. Tapi terdapat beberapa kelemahan dalam
pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan
MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada
lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan
untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga
kerjasama tim berkurang.
b. Rencana
201
8 5
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
6. Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai
tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan
penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan
frekuensi penggunaannya.
1. Berdasarkan cakupan, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana
operasional.
• Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku diseluruh lapisan organisasi
• Rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota
organisasi.
2. Berdasarkan jangka waktu, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan
rencana jangka pendek.
• Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka
waktu tiga tahun,
• Rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun.
• Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan
memiliki intermediate time frame.
3. Menurut kekhususan, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana
spesifik.
• Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara
umum, tidak mendetail. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat
ambiguitasnya tinggi.
• Rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan.
4. Rencana berdasarkan frekuensi penggunan, yaitu single use atau standing.
• Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja.
• Standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri,
yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.
10.2.1.3. Jenis Rencana
Organisasi menggunakan dua rencana utama yaitu : (1) Rencana strategic, (2)
Rencana operasional. Rencana operasional tumbuh dari rencana strategic dan pernyataan
misi, terdapat empat pokok perbedaan antara rencana strategic dan operasional :
1. Horison waktu
201
8 6
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
7. 2. Ruang lingkup
3. Kerumitan dan dampak
4. Ketidaktergantungan
Hierarki Rencana
Gambar 10.1. Hierarki Rencana
10.2.1.4. Tahap Dasar Perencanaan
Tahap Dasar Perencanaan terdiri dari empat tahap, yaitu :
Tahap 1 : Menetapkan keadaan saat ini
Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini
Tahap 3 : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
pencapaian tujuan
Empat Tahap Dasar Perencanaan
Gambar 10.2. Tahap dasar perencanaan
201
8 7
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
8. 10.2.1.5. Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi Manajemen
Perencanaan adalah fungsi yang paling dan meresap ke seluruh fungsi - fungsi
Manajemen ; Saling berhubung, Saling tergantung dan berinteraksi.
Bagaimana perencanaan dihubungkan dengan fungsi manajemen
Gambar 10.3. Hubungan perencanaan dengan Manejemen
Contoh hubungan :
Proses pengaturan kerja bersama sumber daya organisasi
Penyusunan personalia
Penerapan dan menentukan kombinasi dari factor, kekuatan, sumber daya dan
hubungan mengarahkan dan memotivasi karyawan
Pengawasan sebagai kreteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana
Menurut Donald C. Mosley dan Paul H. Pietri : The Art Of Working With And
Through People, 1975. Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan erat ; Dalam
Manajemen disebut “ Kembar Siam “
Tujuan setiap rencana adalah membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif
terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Para manajer harus dapat menentukan
hubungan-hubungan organisasi, kualifikasi personalia, bagaimana bawahan diarahkan dan
cara pengawasan yang diterapkan.
201
8 8
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
9. 10.2.2. Pengorganisasian
Definisi organisasi dalam arti umum merupakan sekumpulan atau sekelompok orang
(dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan untuk bekejasama dengan pembagian atau
alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif, dorongan-
dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah
ditetapkan.
Definisi pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal,
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-
tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh oleh pemimpin kepada staf dalam
rangka mencapai tuuan organisasi dalam efisiesi.
Organisasi sebagai “ proses pengorganisasian”, yaitu proses penyusunan struktur formal,
mengelompokan, mengatur dan menbagi tugas-tugas pekerjaan diantara para anggota
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien dan sesuai dengan sumber daya
dan lingkungan organisasi
Istilah pengorganisasian dapat digunakan untuk hal-hal :
1. Cara Manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif
sumber daya organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi dan penugasan
seorang manajer.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi, jabatan, tuagas dan para karyawan.
4. Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang harus dilaksanakan dalam
departemennya dan delegasi wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
10.2.2.1. Proses Pengorganisasian
Menurut Ernest Dale “ Organization “ tiga langkah pengorganisasian :
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2. Pembagian beban pekerjaan total secara logika dapat dilaksanakan oleh satu orang.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinakan pekerjaan para
anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Aspek-aspek organisasi dan proses pengorganisasian :
1. Pembagian kerja
201
8 9
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
10. 2. Departementalisasi
3. Bagan organisasi formal
4. Rantai perintah dan kesatuan perintah
5. Tingkat hirarki manajemen
6. Saluran komunikasi
7. Penggunaan komite
8. Rentang Manajemen dan kelompok informal yang tak dapat dihindarkan
10.2.2.2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah tugas - tugas yang diberikan kepada anggota
organisasi dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan diharapkan dengan tugas
setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus dalam
menangani tugas – tugas yang dibebankan.
Tujuannya adalah :
1. Membantu koordinasi
2. Memperlancar pengawasan
3. Maksinalisasi manfaat
4. Penghematan biaya
5. Meningkatkan kerukunan
10.2.2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan “ Mekanisme-mekanisme formal organisasi
dikelola”, Kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara
fungsi, bagian, posisi, dan orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit kerja) dan hubungan
antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahan dalam menjalin kegiatan oprasional
untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan. Pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikordinasikan (integrasi) secara formal
10.2.2.4. Perancangan Struktur Organisasi
Faktor-faktor penentu perancangan struktur organisasi :
1. Strategi organisasi
2. Teknologi yang digunakan
201
8 10
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
11. 3. Anggota dan orang-orang yang terlibat
4. Ukuran organisasi
Unsur-unsur struktur organisasi
1. Spesialisasi kerja
2. Standarisasi
3. Koordinasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan
5. Besaran/ukuran satuan kerja
10.2.2.5. Bagan Organisasi
Bagan organisasi membentuk struktur organisasi, bagan organisasi adalah bagan
yang memperlihatkan adanya saling keterkaitan berbagai posisi pada suatu organisasi dalam
pengertian wewenang dan tanggung jawabnya, pada dasarnya terdapat tiga pola organisasi,
yaitu organisasi lini, organisasi fungsional, dan organisasi lini dan staff
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama struktur organisasi :
1. Pembagian kerja
2. Manajer dan bawahan (rantai perintah)
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Keuntungan bagan organisasi
1. Memberikan gambaran bagaimana organisasi disusun
2. Manajer, bawahan dan tanggung jawab digambarkan dengan jelas
3. Untuk menangani masalah khusus
4. Menunjukan posisi seseorang dapat ditemukan.
5. Dapat menunjukan potensi kelemahan organisasi
Kelemahan bagan organisasi
1. Masih banyak hal yang tidak jelas dan tidak ditunjukan.
2. Tidak menunjukan berapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab.
3. Tidak menunjukan hubungan informal dan saluran komunikasi
10.2.2.6. Bentuk bagan organisasi
201
8 11
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
12. Menurut Henry G. Hodges, Management principles, prantice and problem, terdapat empat
bentuk, yaitu :
1. Bentuk pyramid
2. Bentuk vertical
3. Bentuk horizoltal
4. Bentuk lingkaran
Bagan organisasi bentuk piramida
Gambar 10.4 Bagan organisasi piramida
Bagan organisasi bentuk vertical
Gambar 10.5 Bagan organisasi vertikal
Bagan organisasi bentuk horizontal
Gambar 10.6 Bagan organisasi horizontal
201
8 12
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
13. Bagan organisasi bentuk melingkar
Gambar 10.7 Bagan organisasi melingkar
10.2.3. Pelaksanaan – Pengarahan
Aktivitas fungsi manajemen selanjutnya adalah actuating atau pelaksanaan atau
pengarahan, merupakan aktivitas terpenting dalam konsep manajemen dan mengarah kepada
hubungan manusia di dalam organisasi.
Pengarahan di definisiakan sebagai proses menuntun kegiatan – kegiatan para anggota
organisasi ke arah yang tepat. Arah yang dapat menghantarkan pada tercapainya tujuan dari
system manajemen.
Menurut , George R. Terry, mengemukakan bahwa actuating adalah usaha
menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan
tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut
Maka pelaksanaan (actuating) merupakan suatu upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan
tanggung jawabnya
10.2.3.1. Komponen Proses Pengarahan
201
8 13
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
14. Pada pengarahan terdapat konsep mempengaruhi orang lain, atau disebut dengan
istilah influencing , kemampuan ini akan menentukan keberhasilan seorang manajer. Dalam
proses pengarahan perlu melibatkan empat komponen, yaitu :
1. Memimpin
2. Memotivasi
3. Mempertimbangkan kelompok – kelompok
4. Berkomunikasi
Gambar 10.8 Komponen dalam proses pengarahan
10.2.3.2. Prinsip Pengarahan
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif
serta efesien untuk mencapai tujuan.
Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut
manusia, menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Pengarahan
yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin
besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.
Dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain seperti
perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup,
201
8 14
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
15. pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta
kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang kemungkinan tidak
sama dengan tujuan perusahaan. Hal ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing
individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila
mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para
bawahan. Jika para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala
kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan
didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab
mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
10.2.3.3. Elemen Pengarahan
Elemen – elemen pengarahan yang dapat digunakan dalam manajemen untuk
mengarahkan karyawan agar sesuai dengan tujuan perusahaan dan pencapaian tujuan
perusahaan efektif dan efisien.
Elemen – elemen pengarahan sebagai berikut :
1. Coordinating
Menurut George R. Terry , merupakan fungsi yang harus di lakukan oleh seorang
manajer dapat melakukan komunikasi dari berbagai kepentingan dan perbedaan
kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
2. Motivating
George R. Terry memberikan pandangan bahwa motivasi merupakan salah satu elemen
penting dalam manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang baik dan gaji
yang cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan akan optimal dan efektif.
3. Communication
Menurut George R. Terry, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat di
perlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang baik
maka akan menimbulakan suasana kerja yang kondusif di perusahaan dan menumbuhkan
sikap teamwork yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan.
201
8 15
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
16. 4. Commanding
Pemberian perintah harus di perhitungkan dan di pertimbangkan agar memberikan efek
atau pengaruh positif di dalam perusahaan. Menurut Prajudi Atmosudirdjo, Dengan
pengarahan yang baik dari para atasan dengan visi dan misi yang jelas dari suatu manajer
perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan, teamwork yang baik
dan dapat memunculkan decision maker yang bagus. Decision maker dan teamwork
dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan dalam mencapai tujuan perusahaan
seefektif dan seefisien mungkin.
Menurut George R. Terry, bahwa fungsi actuating – pengarahan tercakup dalam
lima sub fungsi manajemen yaitu : Communicating, Leading, Directing, motivating dan
Facilitating.
10.2.3.4. Tahapan Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang penting dan langsung berhubungan
dengan karyawan di dalam organisasi, Dalam pengarahan seorang atasa dapat memberikan
pengarahan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Memberikan motivasi, inspirasi, semangat atau dorongan kepada setiap karyawan untuk
bekerja sesuai harapan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Muninjaya, hal ini
disebut dengan motivasi, motivasi merupakan proses seorang manajer merangsang
bawahan untuk bekerja dalam rangka upaya mencapai sasaran organisasi sebagai alat
untuk memuaskan keinginan pribadi .
2. Menurut Nuraida , memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian
Pendidikan dan pelatihan.
3. Pengarahan yang dilakukan dengan memberikanpetunjuk yang benar, jelas dan tegas.
Menurut Muninjaya bahwa saran atau instruksi kepada sta dalam pelaksanaan tugas har
diberikan dengan jelas agar setiap tugas dapat dilaksanakan dengan baik terarah kepada
tujuan yang sudah ditetapkan.
4. Menurut Herujito, bahwa berkomunikasi secara efektif.
10.2.4. Pengendalian
Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang menentukan proses manajemen
dan keterampilan yang harus di miliki oleh seorang manajer.
201
8 16
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
17. Pengendalian merupakan proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dan melakukan langkah koreksi terhadap
penyimpangan yang berarti.
Yang menjadi ukuran pengendalian adalah standar. Standar merupakan pedoman atau tolak
ukur atau perbandingan yang ditetapkan untuk dasar pengukuran atau suatu pernyataan
mengenai hasil yang diharapkan.
Fungsi dari fungsi pengendalian adalah :
1. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan
pengendalian secara rutin, ketegasan dan pengawasan dan dengan pemberian sanksi
terhadap terjadinya penyimpangan.
2. Memperbaikan setiap penyimpangan yang terjadi, dengan pengendalian dapat
diusahakan cara – cara perbaikan, terutama terdapa penyimpangan yang sudah terjadi.
3. Dibuat organisasi dinamis, dengan pengendalian diharapkan dapat mencegah dan
mengurangi tingkat penyimpangan yang terjadi dan dapat mencegah terjadi
penyimpangan.
4. Mempertebal rasa tanggung jawab, harapannaya adalah setiap karyawan memiliki rasa
tanggung jawab terhadap pekerjaan, dengan adanya system pengendalian.
10.2.4.1. Jenis Pengendalian
Pengendalian dalam manajemen mengikuti pola pada proses system, yaitu input,
proses dan output. Jenis pengendalian yang memfokuskan pada proses system, adalah :
A. Metode pengendalian umpan maju
Metode ini disebut dengan istilah pengedalian untuk mengantisipasi masalah sebelum
terjadi. Metode ini dengan membuat berbagai standar kualitas dan kuantitas terdapat
berbagai input – masukan. Manajer harus sudah membuat standar mutu untuk
menghindari penyimpangan.
B. Metode pengendalian berjalan atau bersamaan
Dikenal dengan istilah mengelola masalah pada saat terjadi, metode ini memerlukan
standr perilaku, kegiatan dan pelaksanaan atau prosedur dari setiap aktivitas. Dibutuhkan
hasil observasi dari first line manager. Tindakan korektif – perbaikan ditujukan kepada
perbaikan kualitas dan kuantitas sumber daya dan operasi perusahaan.
C. Metode pengendalian umpan balik
201
8 17
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
18. Metode ini disebut juga mengelola masalah setelah terjadi, dengan menentukan standar
kualitas dan kuantitas terhadap setiap output – keluaran. Tindakan korektif di lakukan
setelah output dikembalikan oleh konsumen.
10.2.4.2. Proses Pengendalian
Proses pengendalian merupakan pengukuran kemajuan kegiatan berdasarkan
perencanaan yang telah di tetapkan dalam rangka tujuan organisasi dan dievaluasi dan
mencari alternatif pemecahan untuk menyelesaikan masalah.
Proses pengendalian terdiri dari empat langkah yaitu :
A. Penentapan standar kinerja, target sebagai dasar untuk evaluasi
B. Pengukuran prestasi atau kinerja nyata
C. Membandingak kinerja nyata dengan standar kinerja yang ditetapkan.
D. Mengevaluasi hasil dan melakukan tindakan koreksi jika standar tidak tercapai.
10.2.4.3. Sistem Pengendalian Yang Efektif
Sistem pengendalian yang dapat dikatakan diandalkan dan efektif mempunyai
karakteristik tertentu yang sifatnya relatif. Dan memilik ciri-ciri seperti berikut ini.
a. Akurat.
Informasi tentang hasil prestasi kerja harus akurat. Mengevaluasi ketepatan informasi
yang diterima merupakam salah satu tugas pengendalian paling penting yang dihadapi
manajer.
b. Tepat waktu.
Informasi hendaknya segera dimanfaatkan untuk pengambilan tindakan yang tepat
terhadap suatu masalah agar menghasilkan perbaikan.
c. Objektif dan komprehensif.
Informasi yang akan digunakan untuk pengawasan harus dapat dipahami dan dianggap
objektif. Sistem informasi yang sulit dipahami akan mengakibatkan kesalahan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi.
d. Dipusatkan pada titik pengendalian strategis.
Pengendalian harus dipusatkan pada area di mana kemungkinan terjadinya
penyimpangan relatif banyak, juga pada area di mana tindakan koreksi dilaksanakan
dalam waktu serta tempat yang tepat hingga efektif.
e. Ekonomis.
201
8 18
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
19. Biaya pengendalian hendaknya lebih sedikit atau paling banyak sama dengan keuntungan
yang diperoleh dalam sistem itu. Caranya ialah bahwa pengeluaran hendaknya minimal
dengan hasil yang hendaknya optimal.
f. Realistis dari organisasi.
Sistem pengendalian harus dapat di gabungkan dengan realitas organisasi.
g. Fleksibel.
Secara umum semua organisasi berada pada lingkungan yang tidak stabil sehingga
perubahan-perubahan yang terjadi perlu diantisipasi. Bentuk antisipasi ini perlu
didampingi dengan pengawasan agar jalannya organisasi tetap sesuai dengan harapan.
h. Perspektif dan operasional.
Sistem pengawasan yang efektif harus dapat mengidentifikasikan tindakan korektif
apakah yang perlu diambil. Informasi harus sampai dalam bentuk yang umum di tangan
orang-orang yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan yang diperlukan itu.
i. Diterima oleh anggota organisasi.
Bahwa sistem pengendalian dapat menghasilkan perstasi kerja yang tinggi di kalangan
para anggota organisasi dengan membangkitkan perasaan bahwa mereka memiliki
otonomi, tanggung jawab, dan kesempatan untuk mencapai kemajuan.
201
8 19
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id
20. Daftar Pustaka
1. Daft, Richard (2003), Manajemen, Edisi ke-5, Jilid 1 dan 2, Erlangga, Jakarta
2. Dimas, 2010, Dasar – dasar Manajemen Actuating,STPB, Bandung
3. F. Delmar dan S. Shane, "Does Business Planning Facilitate the Development of New
Ventures" Strategic Management Journal, December 2003, pp. 1165—1185.
4. Griffin, Ricky W., and Ebert, Ronald J., 2006, Business, 8th
edition, Pearson
Education Inc., New Jersey.
5. Griffin (2005), Fundamental of Management, 4th
Ed., Houghton Mifflin Company
6. Madura, Jeff, 2007, Introduction to Business, 4th
edition, South-Western College
Publishing, USA.
7. Mosley, Donald C. dan Paul H. Pietri (1975) : The Art Of Working With And Through
People.
8. Hanafi, Mamduh M. (2003), Manajemen, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
9. N.Nuryesrnan M, Moral dan Etika Dalam Dunia Bisnis, Bank dan Manajemen, Mei/Juni
1996.
10. Robbins, S. and Coulter, M. (2002), Management, 7th
Ed., Prentice Hall, Inc. Upper
Sadle River, New Jersey.
201
8 20
Kewirausahaan 1
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
dosen http://www.mercubuana.ac.id