AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
minggu 6 komunikasi dan model kepemimpinan
1. 1
MODUL PERKULIAHAN
KEWIRAUSAHAAN 1
POKOK BAHASAN :
KOMUNIKASI DAN MODEL KEPEMIMPINAN
Fakultas
Program
Studi
Tatap Muka
Kode
MK
Disusun Oleh
06 900004 Nandang Solihin, M.Pd
Abstract Kompetensi
Komunikasi dan Model Kepemimpinan Mahasiswa mampu melakukan
komunikasi dan mengetahui model
kepemimpinan dan keterampilan teknis
pada bidang tertentu
2. 2
KOMUNIKASI DAN MODEL KEPEMIMPINAN
1.Komunikasi
Di era teknologi dan perkembangan zaman saat ini yang sangat pesat, komunikasi
merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap segala aspek yang berkaitan dengan aktifitas
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa komunikasi maka segala aktifitas apapun tidak
akan berlangsung. Tak heran apabila saat ini orang yang pandai berkomunikasi maka ia akan
menjadi lebih terdepan di banding orang-orang yang lemah dalam komunikasi. Banyak orang
yang pintar komunikasi menjadi pimpinan dimana orang tersebut membawahi orang-orang
pintar padahal ianya sendiri bisa jadi tidak lebih pintar dari bawahannya. Namun karena
kepiawaiannya dalam komunikasi maka ia mampu mempengaruhi orang lain untuk mengikuti
arahan dan petunjuknya sehingga ianya menjadi orang yang di segani dan di hormati. Maka
dari itu perlunya kita pahami dan pelajari seperti apa komunikasi itu dan bagaimana supaya
kita menjadi orang piawai dalam berkomunikasi.
Proses komunikasi dimulai dengan adanya seorang komunikator yang bermaksud untuk
menyampaikan ide kepada orang lain. Dalam proses penyampaiannya si komunikator mencari
bentuk penterjemahan ide sehingga dapat dipahami dengan baik oleh si penerima atau disebut
encoding. Jika kita memilih media yang berbentuk tulisan, maka encoding adalah pemilihan
kata-kata yang tepat. Tahap selanjutnya adalah proses penterjemahan kembali pesan
(decoding) oleh si penerima pesan. Proses ini bisa melibatkan beragam sub proses seperti
pemahaman terhadap kata-kata yang tertulis maupun terucap, penginterpretasian ekspresi
muka dan lain sebagainya. Setelah pesan diterima, maka si penerima dapat mengirimkan pesan
yang baru kembali kepada si komunikator, proses ini disebut balikan (feedback).
Komunikasi adalah bagian penting dari mempengaruhi orang lain untuk memperoleh
apa yang kita inginkan. Sehingga banyak ahli-ahli yang menjabarkan aspek-aspek tentang
komunikasi. Antara lain menurut J.A Devito,1997 bahwa dari semua pengetahuan dan
ketrampilan yang anda miliki, pengetahuan dan ketrampilan komunikasi termasuk di antara
yang paling penting dan berguna. Sedangkan menurut D.B.Curtis,1992 kemampuan
berkomunikasi menunjukan kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien,
dan menerima pesan-pesan secara akurat.
3. 3
Komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dari komunikan dengan
komunikator. Dalam proses ini, baik pembawa dan penerima pesan akan memakai tanda atau
simbol yang sama. Komunikasi dideskripsikan juga sebagai proses penukaran informasi atau
ide untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi sangat penting dalam berbagai segi
kehidupan manusia, terlebih dalam hal organisasi. Komunikasi organisasi memiliki banyak
fungsi yang akan mendukung keberhasilan suatu organisasi. Komunikasi organisasi ini erat
kaitannya dengan komunikasi kepemimpinan.
Komunikasi kepemimpinan adalah proses komunikasi yang dilakukan pemimpin
(sebagai komunikator) kepada bawahan organisasinya (sebagai komunikan). Dalam
penerapannya, pemimpin dapat menggunakan berbagai macam jenis komunikasi
kepemimpinan sesuai dengan gaya masing masing yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Jenis
komunikasi kepemimpinan atau gaya komunikasi kepemimpinan wajib dimiliki oleh seorang
pemimpin. Gaya komunikasi kepemimpinan ini harus digunakan pemimpin untuk
mempengaruhi bawahannya untuk mencapai target organisasi.
Komunikasi kepemimpinan yang baik akan memastikan tiap anggota organisasi bisa
mengerjakan tugasnya dengan baik. Dalam komunikasi kepemimpinan, terdapat banyak aspek
yang bisa diperhatikan. Banyak pula teori komunikasi kepemimpinan yang patut untuk
diketahui bersama.
2. Model kepemimpinan
Kita cenderung menggolongkan seorang pemimpin berdasarkan cara ia memimpin
menurut cara pandang kita mengenai dia. Dengan sendirinya, seseorang mungkin berbeda
pendapat dengan orang lain mengenai gaya seorang pemimpin. "Gaya" (style of leadership)
ternyata merupakan ringkasan dari bagaimana seorang pemimpin melaksanakan fungsi
kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau
mereka yang mungkin sedang mengamati dari luar (Saul. W. Gellerman, 2003).
Gaya kepemimpinan mencakup tentang bagaimana seseorang bertindak dalam konteks
organisasi tersebut, maka cara termudah untuk membahas berbagai jenis gaya ialah dengan
menggambarkan jenis organisasi atau situasi yang dihasilkan oleh atau yang cocok bagi satu
gaya tertentu (Miftah Thoha, 1995).
Pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur
pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Sedangkan
4. 4
berdasarkan kepribadian maka gaya kepemimpinan dibedakan menjadi (Robert Albanese,
David D. Van Fleet, 1994) :
1.Gaya Kepemimpinan Kharismatis
Gaya kepemimpinan kharismatis adalah gaya kepemimpinan yang mampu menarik
atensi banyak orang, karena berbagai faktor yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang
merupakan anugerah dari Tuhan. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah kuning.
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona
dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan
kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Namun, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan
peribahasa “ Tong Kosong Nyaring Bunyinya ”. Mereka mampu menarik orang untuk datang
kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena
ketidak-konsistenan pemimpin tersebut. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf dan
janji.
Gaya kepemimpinan kharismatis bisa efektif jika pertama, Mereka belajar untuk
berkomitmen, sekalipun seringkali mereka akan gagal. Kedua, Mereka menempatkan orang-
orang untuk menutupi kelemahan mereka, dimana kepribadian ini berantakan dan tidak
sistematis.
2. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para
bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dalam gaya kepemimpinan otoriter,
pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja
yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun
sasaran minornya.
Pemimpin yang menjalankan gaya kepemimpinan ini juga berperan sebagai pengawas
terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami
masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup
melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin.
5. 5
Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah merah. Kelebihan model kepemimpinan
otoriter ini ada pada pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu
menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga
mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan
sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah
ini. Mereka sangat mementingkan tujuan, sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan
atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Gaya kepemimpinan ini menganggap bahwa semua
orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Gaya kepemimpinan otoriter
ini kadang kala menekankan kepada bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, dengan
kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai. Gaya
kepemimpinan otoriter ini bisa efektif bila ada keseimbangan antara disiplin yang diberlakukan
kepada bawahan serta ada kompromi terhadap bawahan.
3. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan
sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Kepribadian dasar
pemimpin model ini adalah putih.
Pada gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja,
tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota
juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis ini ada di penempatan perspektifnya.
Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat
dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa
melihat kedua sisi, dengan jelas. Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan
lawannya. Dalam bahasa sederhana, seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan
jenis ini merupakan diplomator yang ulung, atau win-win solution. Kesabaran dan kepasifan
adalah kelemahan pemimpin dengan gaya demokratis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan
sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat – sangat keterlaluan. Mereka
bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya
tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
6. 6
Gaya kepemimpinan demokratis ini akan efektif bila Pertama, Pemimpin mau berjuang
untuk berubah ke arah yang lebih .Kedua, Punya semangat bahwa hidup ini tidak selalu win-
win solution, ada kalanya terjadi win-loss solution. Pemimpin harus mengupayakan agar dia
tidak selalu kalah, tetapi ada kalanya menjadi pemenang.
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya kepemimpinan moralis adalah gaya kepemimpinan yang paling menghargai
bawahannya. Kepribadian dasar pemimpin model ini adalah biru. Biasanya seorang pemimpin
bergaya moralis sifatnya hangat dan sopan kepada semua orang. Pemimpin bergaya moralis
pada dasarnya memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Segala
bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang datang karena kehangatannya
akan terlepas dari segala kekurangannya. Pemimpin bergaya moralis adalah sangat emosinal.
Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat
menyenangkan dan bersahabat.
Gaya kepemimpinan moralis ini efektif bila; Pertama, Keberhasilan seorang pemimpin
moralis dalam mengatasi kelabilan emosionalnya seringkali menjadi perjuangan seumur
hidupnya. Kedua, Belajar mempercayai orang lain atau membiarkan melakukan dengan cara
mereka, bukan dengan cara anda.
Salah satu teori komunikasi kepemimpinan yang populer dan banyak diterapkan adalah
teori Likert 4 sisitem atau 4 Gaya komunikasi kepemimpinan. Teori ini adalah teori sistem
manajerial yang didasarkan oleh beberapa variabel penting yang berhubungan dengan
manajerial seperti kepemimpinan, motivasi, komunikasi, interaksi, pengambilan keputusan,
penentuan tujuan, pengendalian dan kinerja.
Teori komunikasi kepemimpinan ini banyak digunakan untuk menganalisis pengaruh
gaya komunikasi kepemimpinan terhadap perubahan kinerja dari pegawai atau bawahannya.
Dalam teori Likert, komunikasi kepemimpinan dibedakan oleh 4 hal berikut:
1. Gaya Penguasa Mutlak atau Authoritarian
Dalam jenis sistem 1 Likert ini, pemimpin dideskripsikan memiliki sifat yang otoriter,
berfokus pada tugas semata dan sangat terstruktur. Bagi pemimpin jenis ini, hubungan
interpersonal antar pemimpin dan bawahan atau antar bawahan dianggap tidak penting dan
tidak mempengaruhi kinerja dari pegawai. Pemimpin di tipe 1 ini tidak akan memberikan
kepercayaan yang besar kepada bawahannya.
7. 7
Pemimpin ini juga tidak akan melibatnya pegawai lain dalam mengambil keputusan.
Bagi pegawai, mereka akan merasa takut dan selalu terintimidasi dalam melakukan kerja.
Komunikasi kepemimpinan yang terjadi dalam sistem 1 ini hanya terjadi satu arah yakni
komunikasi dari atasan ke bawahan. Komunikasi jenis ini berdasarkan pada struktur organisas i
dan kepemimpina.
2. Gaya Penguasa Semi Mutlak atau Benevolent Authoritative
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan seperti ini masih memiliki sifat otoritarian
namun sudah mulai terbuka dan memberikan kepercayaan pada bawahannya. Dalam sistem 2
ini, pemimpin memiliki sifat task oriented namun menjalankan fungsi controlling untuk
mengawasi kinerja pegawainya. Gaya kepemimpinan ini juga sering disebut sebagai sistem
controlling.
Di sistem ini, bawahan sudah diberikan kepercayaan dan ruang untuk memberikan
pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin sudah memberikan kesempatan
untuk terjadinya komunikasi dari bawahan ke atasan, meskipun mayoritas komunikasi yang
terjadi dilakukan dari atasan ke bawahan. Komunikasi kepemimpinan yang berlangsung pada
sistem jenis ini juga masih terjadi dalam suasana formal sesuai dengan jabatan ataupun struktur
organisasi.
3. Gaya Pemimpin Penasihat atau Consultative
Pemimpin pada sistem 3 ini lebih bersifat terbuka dan sudah memberikan kepercayaan
lebih kepada bawahannya. Pemimpin tetap melakukan fungsi controlling namun dengan proses
negoisasi dan kolaborasi. Dalam sistem ini, bawahan memiliki hak dalam mengemukakan
pendapat dalam pengambilan keputusan, terutama keputusan yang langsung berhubungan
dengan tugas yang mereka kerjakan. Disini, komunikasi yang terjadi sudah dua arah yakni dari
atasan ke bawahan dan sebaliknya. Interaksi antar pribadi sudah lebih sering dibandingkan
dengan sistem 1 dan 2.
4. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Pemimpin dalam sistem 4 ini berkeyakinan bahwa organisasi akan berjalan lebih baik
dengan adanya partisipasi aktif dari pegawainya. Disini pemimpin sudah memiliki kepercayaan
dan keyakinan terhadap pegawainya. Pemimpin memberikan kepercayaan kepada bawahannya
untuk bisa mengambil keputusan. Komunikasi yang terjadi pun lebih cair dengan alur atasan
ke bawahan, bawahan ke atasan maupun bawahan ke bawahan.
8. 8
Pemimpin juga memberikan motivasi kepada pegawainya dengan cara memberikan
ruang bagi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan target organisasi. Proses
komunikasi dan pertukaran ide berlangsung dengan terbuka dari atasan ke bawahan maupun
sebaliknya
3. Komunikasi Kepemimpinan
Dalam komunikasi kepemimpinan sendiri terdapat banyak jenis atau gaya yang dapat
diterapkan. Biasanya gaya komunikasi kepemimpinan dipengaruhi oleh keperibadian personal
dari pemimpin dan gaya kepemimpinannya dalam menjalankan organisasi.
Gaya kepemimpinan ini biasanya didasarkan oleh beberapa pola dasar yakni
mementingkan hubungan kerja sama, mementingkan pelaksanaan pekerjaan dan
mementingkan hasil dari pekerjaan. Untuk mengetahui berbagai jenis komunikasi
kepemimpinan, berikut adalah contoh gaya komunikasi kepemimpinan yang biasa digunakan.
1. Gaya Controlling
Gaya komunikasi kepemimpinan model ini mementingkan kendali atas organisasi.
Pemimpin dengan gaya komunikasi controlling akan membatasi dan cenderung mengatur
perilaku, pikiran dan tanggapan bawahannya. Komunikasi yang terjalin dalam gaya
komunikasi ini adalah komunikasi satu arah yang berasal dari atasan ke bawahan. Komunikasi
satu arah ini dilakukan pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya untuk melakukan tugas
sesuai dengan perintahnya.
2. Gaya Equalitarian
Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini mengedepankan aspek kesamaan dalam
komunikasi. Komunikasi kepemimpinan jenis ini melakukan penyebaran informasi atau ide
dengan arus dua arah, baik dari atasan ke bawahan maupun sebaliknya. Komunikasi
kepemimpinan jenis ini dilakukan secara terbuka yang berarti setiap anggota organisasi berhak
mengemukakan pendapat. Pemimpin akan memberikan ruang bagi bawahannya untuk
memberikan pendapat perhadap pengambilan keputusan organisasi.
Komunikasi berjalan santai dan tanpa intimidasi. Dalam gaya komunikasi
kepemimpinan ini, pemimpin memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan yang baik
sehingga timbul keterbukaan antara atasan dan bawahan maupun antar bawahan. Pemimpin
mampu membangun komunikasi baik formal maupun non formal dengan anggota dari
9. 9
organisasi yang nantinya membuka kesempatan bagi tiap anggota untuk bertukar informasi dan
gagasan.
3. Gaya Struktural
Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memberikan informasi yang
bertujuan untuk pemantapan perintah penugasan, jadwal penugasan dan struktur organisasi.
Pada gaya komunikasi ini, pemimpin mencoba mempengaruhi bawahan dengan cara
memberikan informasi terkait tujuan organisasi, penjadwalan kerja, aturan kerja, prosedur
kerja dalam organisasi.
Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini akan berjalan efektif dan bermanfaat bagi
organisasi bila dijalankan dengan benar. Ahli komunikasi bernama Stogdill dan Coons
menjelaskan bahwa struktur inisiator bisa menjadi gaya kepemimpinan yang efektif. Inisiator
struktur ini adalah mereka yang mampu membuat perencanaan informasi atau pesan verbal
yang bisa memantapkan tujuan organisasi, struktur organisasi, deskripsi penugasan kerja dan
pertanyaan pertanyaan lain yang bersifat struktural
4. Gaya Dinamis
Komunikasi kepemimpinan gaya dinamis ini artinya pelaku komunikasi akan bersikap
lebih agresif dalam menyampaikan dan menangkap pesan. Dalam gaya ini, baik pemimpin dan
bawahan sadar betul bahwa lingkungan organisasi mereka dinamis sehingga berfokus pada
tindakan. Gaya komunikasi kepemimipinan jenis ini bertujuan untuk merangsang pegawai
untuk bekerja lebih cepat dengan hasil yang lebih baik.
Dalam suasana kerja yang dinamis, gaya komunikasi kepemimpinan ini cocok untuk
menyelesaikan masalah masalah yang kritis. Gaya komunikasi kepemimpinan ini dapat
berjalan baik bila pemimpin dan pegawai memiliki cukup kemampuan dalam bekerja dan
menyelesaikan masalah kritis di lingkungan yang dinamis.
5. Gaya Relinqushing
Dalam gaya komunikasi kepemimpinan ini, pemimpin memiliki sifat bersedia dalam
menerima saran atau ide dari orang lain. Pemimpin bersedia menurunkan keinginannya dalam
memberi perintah dan mengatur pegawainya. Gaya komunikasi kepemimpinan jenis ini bisa
efektif jika pemimpin bekerja dalam organisasi yang berisi orang orang yang sudah
berpengalaman, berpengetahuan luas dan mampu bertanggung jawab atas setiap pekerjaannya.
10. 10
4. Manfaat mempelajari komunikasi kepemimpinan
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, komunikasi kepemimpinan sangat
bermanfaat untuk diterapkan dalam ruang lingkup komunikasi organisasi. Teori komunikasi
kepemimpinan bisa menjadi acuan bagi pemimpin dalam menerapkan gaya komunikasi
kepemimpinannya dalam menjalankan organisasinya. Secara umum, komunikasi
kepemimpinan memiliki beberapa fungsi seperti fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi
persuasif dan fungsi integratif. Berikut adalah manfaat dari mempelajari komunikasi
kepeminpinan.
1.Meningkatkan alur informasi
Komunikasi kepemimpinan memiliki fungsi informatif yang artinya proses pertukaran
informasi atau ide antara atasan dan bawahan harus terlaksana dengan baik. Bagi atasan,
komunikasi kepemimpinan dibutuhkan agar atasan mengetahui kondisi organisasi dan dapat
menentukan kebijakan dalam organisasi. Bagi bawahan, komunikasi kepemimpinan
bermanfaat untuk memperoleh informasi seperti benefits yang didapat karyawan, izin cuti,
jaminan sosial & kesehatan dan informasi lainnya.
2. Melancarkan regulasi
Komunikasi kepemimpinan juga berfungsi dalam menjalankan regulasi dalam
perusahaan atau organisasi. Atasan memiliki wewenang dalam mengatur alur komunikasi.
Atasan berhak memberikan instrusi kerja kepada bawahan. Dengan adanya komunikasi
kepemimpinan, proses penyampaian instruksi pekerjaan beserta regulasinya bisa berjalan lebih
baik.
3. Meningkatkan fungsi persuasif
Salah satu fungsi komunikasi kepemimpinan adalah membuat pemimpin bisa
memberikan pengaruh kepada bawahannya untuk mengikuti arahan pemimpin tersebut.
Pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan persuasif, karena dengan ini maka
bawahannya bisa bekerja lebih baik dan tidak sekadar mengerjakan instruksi kerja atasan.
4. Membuat integrasi komunikasi organisasi
Adanya sistem komunikasi kepemimpinan yang baik juga bisa memperlancar proses
komunikasi antar pegawai maupun pegawai dengan atasan dalam suatu organisasi. Dengan
mempelajari komunikasi kepemimpinan, atasan bisa menerapkan sistem maupun sarana
komunikasi yang bisa mengintegrasikan proses komunikasi di dalam organisasi.
11. 11
Daftar Pustaka
Gellerman, W., Saul, 2003. Manajer dan Bawahan, Lembaga Pendidikan dan
Pembinaan Manajemen, (LPPM), Jakarta.
James. L. Gibson, John M. Ivancevich, James H. Donnely, 2004. Organisasi dan
Manajemen, Erlangga, Jakarta. Miftah Thoha, 1995. Kepemimpinan Dalam Manajemen, CV.
Rajawali, Jakarta
Robert Albanese, David D. Van Fleet, 1994. Organizational Behavior: A Managerial
Viewpoint, Dryden Press, Texas