Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
2. Penyebaran HIV
0 Prevalensi HIV pada Remaja di Cimahi Selatan : 1% (Naully dan Romlah,
2018)
0 AIDS kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi HIV
3. Human Immunodeficiency Virus
0 Retroviridae
0 Material genetik: RNA
0 Menyerang Sel T (CD4)
0 Terdiri dari 2 grup: HIV-
1 (gp41, p24) dan HIV-2
(gp36)
0 Antigen:
0 inti (p17, p24, p55)
0 polimerase (p31, p51,
p66)
0 selubung (envelope)
(gp41, gp120, gp160)
Bertanggung jawab dalam proses
penempelan dan fusi HIV ke sel T
Antigen yang paling cepat terdeteksi
dan menjadi target antibodi saat
screening HIV
4. Penularan HIV
0 kontak seksual: genital &
oral
0 transfusi darah yang
terkontaminasi
0 pemakaian bersama
jarum suntik / injecting
drugs use (IDU))
0 dari ibu kepada bayinya :
rahim, proses persalinan,
dan ASI
5. Penularan HIV pada Remaja
• Usia 18 rentan terinfeksi karena rasa ingin tahu yang
besar
Usia
• Pengetahuan tentang penyebab, gejala, cara penularan,
dan pencegahan
Pendidikan
• Aktivitas seksual
• Tato
• Tindik
• Narkoba
Gaya Hidup
Berdasarkan hasil penelitian Naully dan Romlah, 2018
7. Kerusakan Akibat HIV
Menyerang sel yang memiliki CD4, monosit,
makrofaga, dan sel dendrtitik sehingga:
• Mengurangi populasi sel T infeksi
oportunis
• Sel T sitotoksik tidak dapat membunuh
sel terinfeksi
• Laju mutasi
gp120 tinggi
• Virus yang
dilapisi antibodi
dapat berikatan
dengan Fc-R pada
makrofaga dan
sel dendritik
Material genetiknya dapat terintegrasi pada
genom manusia sehingga:
• infeksi kronik dan persisten (T limfosit
memori)
• pengintegrasian acak kesulitan target,
kelainan seluler, dan mempengaruhi
apoptosis.
video
8. Tahapan Penyakit HIV
Infeksi primer
Penyebaran virus ke limfoid
Latensi klinis
Peningkatan ekspresi
HIV
Penyakit klinis
Kematian
• Viremia terdeteksi 8-
12 minggu
• Jumlah sel CD4
menurun secara
signifikan
• Latensi klinis dapat
terjadi selama 10
tahun
• Penyakit klinis seperti:
infeksi oportunis dan
neoplasma
10. Pemeriksaan
Lab
Tes
Laboratorium
Imunologi
ICT
ELISA
Western Blot
IFA
Uji Antigen
p24
Mikrobiologi Kultur Virus
Biologi
Molekuler
NAAT HIV-1
Mendeteksi antibodi, lebih
akurat, lebih lama
Mendeteksi IgG anti-HIV,
metode cepat
Untuk konfirmasi hasil
reaktif ELISA dan ICT, hasil
+ (Ab >18 bln)
Untuk konfirmasi hasil
reaktif ELISA & ICT, lebih
cepat, lebih mahal
Menguji kehadiran antigen
p24, jarang digunakan
PCR, diagnosis pada anak
<18 bln
Pertumbuhan 7-14 hari,
aktivitas reverse
transcriptase
13. Prinsip Kerja ICT (1)
Bantalan
Konjugat
• Antibodi HIV
1 berikatan
dengan
antigen
rekombinan
yang
terkonjugasi
koloid emas
Daerah Uji
• Kompleks
antigen-
antibodi
berikatan
dengan
antigen
rekombinan
Daerah
Kontrol
• Rabbit IgG
terkonjugasi
koloid emas
berikatan
dengan goat
anti-rabbit
Dalam bantalan konjugat
terdapat juga rabbit IgG
terkonjugasi koloid emas
14. Prinsip Kerja ICT (2)
• Antibodi HIV 1/2 berikatan dengan antigen
rekombinan yang terkonjugasi koloid emas
• Terdapat juga rabbit IgG terkonjugasi koloid
emas
Bantalan
Konjugat
• Kompleks antigen- antibodi berikatan dengan
antigen HIV1 (gp120, gp41, p24)
Daerah Uji
1 (T1)
• Kompleks antigen- antibodi berikatan dengan
antigen HIV 2 (gp36)
Daerah Uji
2 (T2)
• Rabbit IgG terkonjugasi koloid emas
berikatan dengan goat anti-rabbit
Daerah
Kontrol
15. Interpretasi Hasil ICT
Penyebab False Negative:
0 Tingkat antibodi dibawah batas
minimum deteksi window periode
0 Infeksi oleh virus tertentu yang kurang
dapat dideteksi oleh kit
0 Antibodi HIV yang diproduksi tubuh
pasien tidak bereaksi spesifik dengan
antigen yang digunakan kit
0 Kondisi penanganan sampel yang
menyebabkan hilangnya aktivitas
antibodi HIV
16. ICT Pendeteksi Ag dan Ab HIV
Sampel Pad
Dilapisi antibodi
anti-HIV1 p24
monoklonal
terbiotinilasi
Conjugate Pad
Dilapisi antibodi
anti-HIV1 p24
terkonjugasi
selenium,
antigen HIV1,
dan anigen HIV2
terkonjugasi
selenium
Lower Test Area
Antigen
rekombinan
HIV1 dan HIV2
(Ab)
Upper Test Area
Dilapisi
streptavidin,
antibodi anti-
HIV-1, dan
antigen HIV-1/2
Control Area
Dilapisi antigen
rekombinan
HIV-1 p24 dan
Antibodi anti-
HIV1 p24
monoklonal
17. Aplikasi Pemeriksaan HIV Metode ICT
pada Penelitian
An Overview of HIV, HBV, and HCV Infections among Tattooed
People in Cimahi
Koinfeksi Human Immunodeficiency Virus dan Hepatitis B
Virus pada Orang Bertato di Cimahi
Prevalensi HIV dan HBV pada Kalangan Remaja
Pengaruh Gaya Hidup Remaja Terhadap Infeksi HIV dan HBV
di Wilayah Cimahi Selatan
19. Penyakit Syphilis
Penyakit kelamin akibat infeksi Treponema pallidum
Dapat ditularkan melalui kontak seksual dan ditularkan
kepada janin melalui jalur transplasental
Gejala muncul 3 minggu setelah bakteri masuk ke dalam tubuh:
primer (lesi pada kelamin) dan sekunder (ruam merah kecil pda
telapak tangan dan kaki), tersier (peradangan bola tumor)
Diobati menggunakan antibiotik β-lactam : penisilin
20. Treponema pallidum
0 Bakteri spirocheta
0 Gram negatif
0 Tidak dapat dikulturkan
0 Dapat mengakses sistem
peredaran darah dan getah
bening inang
0 Antigen: protein membran
MW 47, 42, 17, 15 kDa.
0 Belum dapat diaplikasikan
dalam bidang bioteknologi
22. Prinsip Kerja ICT
• Antibodi T. pallidum berikatan dengan
antigen rekombinan yang terkonjugasi
koloid emas
Bantalan
Konjugat
• Kompleks antigen-antibodi berikatan dengan
antigen rekombinan
Daerah
Uji
• Kompleks antigen-antibodi berlebih
berikatan dengan antibodi anti-T.
pallidum
Daerah
Kontrol
24. Daftar Pustaka
0 Kementrian Kesehatan. 2013. Pedoman Nasional Tes dan
Konseling HIV dan AIDS. Diakses dari
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman%20
KT %20HIV%20kawanua%20des%202013%20-
%20rev%20290114%201-5.pdf tanggal 19 Agustus 2016
pukul 14.14.
0 Oncoprobe. 2005. HIV 1&2 Antibody Rapid Test 4th
Generation kit.
0 Cypress. 2008. Syphilis Quick Test. Belgium.
0 Vista. 2014. Syphilis Immunochromatographic Assay Rapid
Diagnostic Test for Detecting Syphilis Infection. Kirkland.
Virus HIV dapat diisolasi dari cairan semen, sekresi serviks/vagina, limfosit, sel-sel dalam plasma bebas, cairan serebrospinal, air mata, saliva, urin, air susu.