2. Latar Belakang
Perenialisme menentang padangan progesivisme
yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru
pada abad ke 20.
Perenialisme memandang keadaan saat ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan,
terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-
kultural.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai
jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan
manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
3. Latar Belakang
Perenialisme memberikan pemecahan dengan
jalan regressive road to culture, yaitu jalan kembali atau
mundur kepada kebudayaan lama (masa lampau),
kebudayaan yang dianggap ideal dan telah teruji
ketangguhannya.
Disinilah pendidikan mempunyai peranan yang
penting dalam rangka mengembalikan keadaan manusia
modern kepada kebudayaan masa lampau yang ideal
tersebut.
4. Tokoh-Tokoh Aliran Perenialisme
Plato
(427-347
SM)
• Manusia tidak menciptakan kebenaran,
pengetahuan, dan nilai moral, melainkan
bagaimana manusia menemukannya dengan
menggunakan akal dan rasio.
Aristoteles
(384-322
SM)
• Manusia memiliki kesadaran intelektual dan
spiritual, hidup dalam alam materi sehingga
akan menuju pada derajat yang lebih tinggi,
yaitu kehidupan yang abadi.
Thomas
Aquina
• Pengetahuan diperoleh sebagai persentuhan
dunia luar dan akal budi, menjadi
pengetahuan.
5. Tujuan dari pendidikan memastikan bahwa
para siswa memperoleh pengetahuan tentang
prinsip-prinsip atau gagasan-gagasan besar yang
tidak berubah.
Filsafat perenialis menekankan kemampuan-
kemampuan berpikir rasional manusia, pengolahan
intelektual yang membuat manusia menjadi benar-
benar manusia dan membedakan mereka dari
binatang-binatang lain.
6. Kurikulum perennialis Hutchins didasarkan pada tiga
asumsi mengenai pendidikan:
1. Pendidikan harus pencarian kebenaran manusia yang
berlangsung terus menerus.
2. Pendidikan dan kerja pikiran bersifat intelektual dan
memfokuskan pada gagasan-gagasan.
3. Pendidikan harus menstimulasi para siswa untuk
berpikir secara mendalam mengenai gagasan-
gagasan signifikan.
7. Prinsip Pendidikan Perenialisme
1. Walaupun perbedaan lingkungan, namun pada
hakikatnya manusia adalah sama.
2. Manusia adalah bebas, namun harus belajar untuk
memperhalus pikiran dan mengontrol seleranya.
3. Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan
tentang kebenaran yang pasti dan abadi.
4. Pendidikan bukan merupakan peniruan dari hidup,
melainkan merupakan suatu persiapan untuk hidup.
5. Siswa seharusnya mempelajari karya-karya besar
dalam literatur yang menyangkut sejarah, filsafat,
seni, serta literatur yang berhubungan dengan
kehidupan sosial.
8. Keuntungan dari mempelajari buku-buku
klasik yang besar tersebut adalah siswa belajar apa
yang telah terjadi dan yang dipikirkan oleh orang-
orang besar pada masa lampau.
Siswa belajar berpikir untuk dirinya, karena
dengan berkemampuan berpikir siswa akan
memiliki pedoman untuk mampu mengatasi
masalah kehidupan yang dihadapi.
9. KESIMPULAN
Perenialisme mengandung kepercayaan
filsafat yang berpegang pada nilai-nilai dan
norma-norma yang bersifat kekal dan abadi.
Perenialis memastikan bahwa para siswa
memperoleh pengetahuan tentang prinsip atau
gagasan besar yang tidak berubah.
Filsafat perenialis menekankan pada
kemampuan berpikir rasional manusia yang
merupakan pengolahan intelektual untuk
menjadikan manusia yang sesungguhnya.