2. FILSAFAT PENDIDIKAN TRADISIONAL
Filsafat memberikan asumsi-asumsi dasar bagi setiap cabang ilmu
pengetahuan. Demikian pula halnya dengan Pendidikan, dan ketika
filsafat mengkaji masalah-masalah dasar pendidikan, maka
terciptalah cabang filsafat yang bernama filsafat pendidikan
(Kneller, 1971: 4)
4. Perenialisme
a. Landasan Ontologis Perenialisme : Ontologi perenialisme
mengikuti paham Aristoteles bahwa manusia adalah makhluk
rasional (animal rationale).
b. Landasan Epistemologis Perenialisme : Segala sesuatu yang
dapat diketahui dan merupakan kenyataan bersandar pada
kepercayaan.
c. Landasan Aksiologis Penerialisme : Nilai-nilai berdasarkan azas
supranatural yang abadi dan universal.
d. Pandangan tentang peserta didik dan pendidik : Peserta didik
diharapkan mampu mengenal dan mengembangkan karya-
karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental.
5. Essensialisme
a. Landasan Ontologis Esensialisme : Kaum essensialis mengatakan bahwa dunia
ini merupakan tatanan yang tiada cela; demikian pula isinya.
b. Landasan Epistemologis Esensialisme : Pribadi manusia adalah refleksi dari
Tuhan. Manusia yang mampu menyadari realitas sebagai makro-kosmos dan
mikro-kosmos akan mengetahui pada tingkat apa rasio yang dimiliki dan mampu
memikirkan alam semesta ini.
c. Landasan Aksiologis Essensialisme : Nilai-nilai dari etika adalah hukum kosmos
yang bersifat objektif.
d. Pandangan tentang Belajar :Menurut idealisme, seseorang belajar pada taraf
permulaan adalah untuk memahami aku-nya sendiri, dan sang aku ini terus
bergerak keluar untuk memahami dunia objektif, bergerak dari mikrokosmos
menuju ke makrokosmos.
e. Pandangan tentang Kurikulum : Kegiatan dalam pendidikan harus
disesuaikan dan ditujukan kepada yang serba baik.
6. Progresivisme
Landasan Ontologis Progresivisme
Landasan Epistemologis Progresivisme
Landasan Aksiologis Progresivisme
Pandangan tentang Asas Belajar
Pandangan terhadap Kurikulum dan Metode
7. Rekonstruksionisme Sosial
Rekonstruksionisme sosial dengan tokoh-tokoh
seperti Harold Rugg, George Counts, dan Theodore
Brameld menaruh perhatian yang besar pada
hubungan antara kurikulum sekolah dan
perkembangan politik, sosial, dan ekonomi suatu
masyarakat. Pandangan kaum rekonstruksionisme
termasuk ke dalam kelompok progressif yang
sasarannya lebih luas
8. Filsafat Pendidikan Modern
Berkembangnya teori dan praksis pendidikanmodern tidak dapat
dilepaskan dariberkembangnya Filsafat Modern dalam BidangPendidikan.
Filsafat Progresivisme, Esensialisme,Perenialisme, dan
Rekonstruksionismemerupakan beberapa contohnya.
John Dewey, Piaget, William James merupakanFilsuf Modern yang
mempengaruhi lahirnyaFilsafat Modern dalam bidang Pendidikan.
9. ALIRAN ALIRAN FILSAFAT MODERN
Progresivisme
Aliran progressivisme mengakui dan berusaha
mengembangkan asas progressivisme dalam
semua realita kehidupan, agar manusia
bisa survive menghadapi semua tantangan
hidup.
Esensialisme
Aliran essensialisme merupakan aliran pendidikan yang
didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal
peradaban umat manusia. Essensialisme muncul pada zaman
Renaissance dengan ciri-cirinya yang berada dengan
progressivisme. Dasar pijakan aliran pendidikan ini lebih fleksibel
dan terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan
dengan doktrin tertentu. Essensialisme memandang bahwa
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-
nilai terpilih yang mempunyai tata nilai yang jelas ( Zuhairini
dalam Jalaluddin dan Abdullah, 2011:95).
Perennialisme
Perennialisme merupakan hasil pemikiran yang memberikan
kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap tegas dan lurus.
Karena itulah perennialisme berpendapat bahwa mencari
tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat,
khususnya filsafat pendidikan. Pendiri utama dari aliran filsafat
Rekonstruksionisme
Didalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme
merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama
dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern. ( Jalaluddin & Abdullah Idi, 2011, Filsafat Pendidikan
Manusia, Filsafat, dan Pendidikan, Hal. 116)