2. SILABISILABI
1.1. Hakikat dan kedudukan filsafat dalam sainsHakikat dan kedudukan filsafat dalam sains
2.2. Tiga azas keilmuan dalam filsafat pendidikanTiga azas keilmuan dalam filsafat pendidikan
3.3. Pengertian pendidikan dan filasafatPengertian pendidikan dan filasafat
pendidikanpendidikan
4.4. Aliran filsafat yang menopang perkembanganAliran filsafat yang menopang perkembangan
ilmu pendidikanilmu pendidikan
5.5. Problema pokok filsafat dan pendidikanProblema pokok filsafat dan pendidikan
6.6. Filsafat Pancasila dan pendidikanFilsafat Pancasila dan pendidikan
7.7. Proses hidup dan kehidupan sebagai dasarProses hidup dan kehidupan sebagai dasar
filsafat pendidikanfilsafat pendidikan
3. 8. Ujian Tengah Semester8. Ujian Tengah Semester
9. Tujuan hidup dan tujuan pendidikan9. Tujuan hidup dan tujuan pendidikan
10. Filsafat pendidikan dalam kehidupan10. Filsafat pendidikan dalam kehidupan
manusiamanusia
11. Fungsi pendidikan dalam kehidupan11. Fungsi pendidikan dalam kehidupan
manusiamanusia
12. Pendidikan dan peradaban manusia12. Pendidikan dan peradaban manusia
13. Pendidikan dan perubahan13. Pendidikan dan perubahan
14. Pembangunan pendidikan ditinjau dari14. Pembangunan pendidikan ditinjau dari
perspektif filsafatperspektif filsafat
15. Demokrasi pendidikan15. Demokrasi pendidikan
16. Ujian Akhir Semester16. Ujian Akhir Semester
4. TugasTugas
1.1. Tugas Individu:Tugas Individu: Pilih salah satu topik dariPilih salah satu topik dari
silabi, dan buat makalah. Selesai 2 minggusilabi, dan buat makalah. Selesai 2 minggu
sebelum UTS dan dipaparkan (dipilihsebelum UTS dan dipaparkan (dipilih
secara acak)secara acak)
2.2. Tugas Kelompok (lihat tabel berikut)Tugas Kelompok (lihat tabel berikut)
CATATAN:CATATAN:
Naskah tugas bisa dikirim melalui EmailNaskah tugas bisa dikirim melalui Email
dengan alamat:dengan alamat: mr.nandang@yahoo.commr.nandang@yahoo.com
5. No PILIHAN TOPIK No. Sumber
Rujukan Utama
Bobot
Pekerjaan
1 Beberapa Pokok Ajaran Filsafat Bidang Filsafat Ilmu
Pendidikan (materialism, idealisme/spiritualisme, realisme,
ajaran Imanuel Kant).
5 1
2 Analisis Komponen dan Problematika Filsafat Ilmu
Pendidikan (Pandangan Socrates, Auguste Comte, Alan F.
Chalmers).
5 1
3 The Knower (aspek ontologi), Knowing (aspek epistimologi),
dan Knowledge (aspek aksiologi) bidang Filsafat Pendidikan.
3,4 1
4 Filsafat Pendidikan (Esensialisme, Perrenialisme,
Progresivisme, Eksistensialisme, Rekonstruksi, Pedagogi Kritis).
1 1
5 Postmodernisme dan Pendidikan (Konstruksionisme Sosial,
Hermeneutika, Dekonstruksi, Strukturalisme).
1 1
6 Pendidikan Berpikir Kritis (relativitas daya nalar, penguasaan
literasi dasar, penguasaan literasi kritis).
1 1
7 Sistem Filsafat Pancasila dalam Perspektif Budaya
Pascamodern (Pancasila sebagai sistem filsafat, pokok-pokok
ajaran filsafat Pancasila, tantangan budaya pascamodern,
potensi dan wawasan manusia berdasarkan filsafat Pancasila).
5 1
8 Konsepsi Filsafat Ilmu Pendidikan Berdasarkan Sistem
Filsafat Pancasila (pokok-pokok ajaran, kategori dan hiererki
kebenaran, dinamika budaya pascamodern, sistem filsafat
Pancasila sebagai filsafat theism religious).
5 1
6. Sumber Rujukan Utama:
1. Alwasilah, A.C. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan,
Bandung: UPI dan Rosda Karya.
2. Soewardi, Herman. 2004. Roda Berputar Dunia Bergulir:
Kognisi Baru tentang Timbul dan Tenggelamnya Sivilisasi,
Bandung: Bakti Mandiri.
3. ----------… 2005. Nalar: Kontemplasi dan Realita, Bandung:
Bakti Mandiri.
4. Suriasumantri, Jujun S. 1990. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
Populer, Jakarta: Sinar Harapan.
5. Syam, M.N. 2006. Filsafat Ilmu, Malang: FIP UM.
Sumber rujukan lain: pilih sendiri oleh masing-masinmg
sesuai kebutuhan.
7.
8. Pengertian MenurutPengertian Menurut
EtimologisEtimologis
Filsafat berakar dari bahasa YunaniFilsafat berakar dari bahasa Yunani
““philleinphillein” yang berarti” yang berarti cintacinta, dan “, dan “sophiasophia””
yang berartiyang berarti kebijaksanaankebijaksanaan atauatau
hikmahhikmah..
Cinta: mengambarkan adanya aksi yangCinta: mengambarkan adanya aksi yang
dididdukung oleh dua pihak, yaitu subjek danukung oleh dua pihak, yaitu subjek dan
objek. Aksi didorong oleh kecenderunganobjek. Aksi didorong oleh kecenderungan
subjek untuksubjek untuk menyatumenyatu dengan objek.dengan objek.
Untuk bisa menyatu, subjek harusUntuk bisa menyatu, subjek harus
mengetahui sifat dan karekteristik objek.mengetahui sifat dan karekteristik objek.
9. Kebijaksanaan menggambarkanKebijaksanaan menggambarkan
pengetahuan hakiki tentang bijaksana,pengetahuan hakiki tentang bijaksana,
hakikat perbuatan bijaksana.hakikat perbuatan bijaksana.
Perbuatan bPerbuatan biijaksana, dikenal sebagaijaksana, dikenal sebagai
perbuatan yang bersifat benar, baik, danperbuatan yang bersifat benar, baik, dan
adil.adil.
Perbuatan benar, baik, dan adil lahirPerbuatan benar, baik, dan adil lahir
karena adanya dorongan kemauan yangkarena adanya dorongan kemauan yang
kuat menurut perenungan akal pikiran,kuat menurut perenungan akal pikiran,
dan atas pertimbangan perasaan yangdan atas pertimbangan perasaan yang
mendalam.mendalam.
Perenungan akal pikiran tersebutPerenungan akal pikiran tersebut
melahirkan seperangkat pengetahuanmelahirkan seperangkat pengetahuan
manusia tentang kebenaran, kebaikan,manusia tentang kebenaran, kebaikan,
dan keadilan.dan keadilan.
10. PengertianPengertian FilsafatFilsafat
MenurutMenurut TerminologisTerminologis
Filsafat adalah pengetahuan tentangFilsafat adalah pengetahuan tentang
pengetahuan.pengetahuan.
Filsafat adalah akar dari pengetahuanFilsafat adalah akar dari pengetahuan
atau pengetahuan terdalam.atau pengetahuan terdalam.
Berfilsafat berarti berpikir radikalBerfilsafat berarti berpikir radikal
(sampai ke akarnya)(sampai ke akarnya)
11. Pengertian FilsafatPengertian Filsafat
Pengertian filsafat bisa juga dilihatPengertian filsafat bisa juga dilihat
dari dua sisi, yaitu:dari dua sisi, yaitu:
Filsafat dalam arti proses danFilsafat dalam arti proses dan
filsafat dalam arti produk.filsafat dalam arti produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metodeFilsafat sebagai ilmu atau metode
dan filsafat sebagai pandangandan filsafat sebagai pandangan
hiduphidup
Filsafat dalam arti teoritis danFilsafat dalam arti teoritis dan
filsafat dalam arti praktis.filsafat dalam arti praktis.
12. Definisi Filsafat berdasarDefinisi Filsafat berdasar
Watak & Fungsi (Titus,Watak & Fungsi (Titus,
dkk)dkk)
1. Informal1. Informal: Sikap dan kepercayaan yg diterima: Sikap dan kepercayaan yg diterima
scr tdk kritis.scr tdk kritis.
2. Formal2. Formal: Sikap kritis atas kepercayaan yg: Sikap kritis atas kepercayaan yg
dijunjung tinggi.dijunjung tinggi.
3.3. SpekulatifSpekulatif: Hasil berbagai sains dan: Hasil berbagai sains dan
teknologi yg ditinjau dari pengalamanteknologi yg ditinjau dari pengalaman
kemanusiaan.kemanusiaan.
4.4. LogosentrisLogosentris: analisis kata dan konsep.: analisis kata dan konsep.
5.5. AktualAktual: problem yg berkembang di: problem yg berkembang di
masyarakat dan dicarikan jawabannya olehmasyarakat dan dicarikan jawabannya oleh
para ahli filsafat.para ahli filsafat.
13. • Phytagoras(572 -497 SM) ditahbiskan sebagai
orang pertama yang memakai kata philosopia
yang berarti pecinta kebijaksanaan (lover of
wisdom) bukan kebijaksanaan itu sendiri.
• Plato(427-347 SM) mengartikannya sebagai ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang hakiki lewat dialektika
• Aristoteles(382 –322 SM) mendefinisikan filsafat
sebagai pengetahuan tentang kebenaran.
• Al-Farabi(870 –950 ) mengartikan filsafat
sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud
dan hakikat alam yang sebenarnya.
14. • Descartes(1590 –1650) mendefinisikan filsafat
sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang tuhan,
alam dan manusia.
• Immanuel Kant(1724 –1804) mendefinisikan filsafat
sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan. Menurut Kant ada
empat hal yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa yang
dapat manusia ketahui? (metafisika), apa yang
seharusnya diketahui manusia? (etika), sampai
dimana harapan manusia? ( agama) dan apakah
manusia itu? (antropologi)
• Merriam-Webster dalam kamusnya filsafat adalah
literally the love of wisdom, in the actual usage, the
science that investigates the most general facts and
prinsciples of reality and human nature and conduct:
logic, ethics, aesthetics and the theory of knowledge.
15. Kesimpulan
• Kenyataannya semua definisi filsafat di atas tidak pernah
dapat menampilkan pengertian yang sempurna karena setiap
orang selalu berbeda cara dan gaya dalam mendefinisikan
suatu masalah. Definisi dan pengertian tidak akan
menyesatkan selama kita memandangnya sebagai cara
pengenalan awal atau sementara untuk mencapai
kesempurnaan lebih lanjut.
• Dengan demikian filsafat merupakan ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Dengan bantuan filsafat, manusia berusaha menangkap
makna, hakikat, hikmah dari setiap pemikran, realitas dan
kejadian.
• Filsafat mengantarkan manusia untuk lebih jernih, mendasar
danbijaksana dalam berfikir, bersikap, berkata, berbuat dan
mengambil kesimpulan.
16. Anakmu bukan milikmu
Mereka adalah putra-putri sang hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka lahir lewat engkau tetapi bukan dari engkau
Mereka ada padamu, tetapi bukan milikmu
Berilah mereka kasih sayang, namun jangan
berikan pemikiranmu
Karena pada mereka ada alam pikiran sendiri
Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah
masa depan yang tiada dapat kau kunjungi,
sekalipun dalam mimpimu
Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun tidak boleh membuat mereka
menyerupai engkau
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur
ataupun tenggelam ke masa lampau
Engkaulah busur tempat anakmu , anak panah hidup , melesat pergi
ANAK (Kahlil Gibran)
18. Pendekatan Filsafat dalam Memperoleh Ilmu
• Pada zaman Plato sampai pada masa Al-Kindi, batas antara
filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan tidak ada.
Seorang filosof (ahli filsafat) pasti menguasai semua ilmu
pengetahuan.
• Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan
filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan
ilmu yang didukung oleh teknologi.
• Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit dibandingkan
dengan wilayah kajian ilmu, sehingga ada anggapan filsafat
tidak dibutuhkan lagi. Filsafat kurang membumi sedangkan
ilmu lebih bermanfaat dan lebih praktis.
• Padahal filsafat menghendaki pengetahuan yang
komprehensif yang luas, umum, dan universal dan hal ini tidak
dapat diperoleh dalam ilmu, sehingga filsafat dapat
ditempatkan pada posisi dimana pemikiran manusia tidak
mungkin dapat dijangkau oleh ilmu.
19. • Ilmu bersifat pasteriori (kesimpulan ditariks etelah
melakukan pengujian secara berulang), sedangkan
filsafat bersifat priori (kesimpulan ditarik tanpa
pengujian tetapi pemikiran dan perenungan).
• Keduanya sama-sama menggunakan aktivitas berfikir,
walaupun cara berfikirnya berbeda. Keduanya juga sama-sama
mencari kebenaran. Kebenaran filsafat tidak dapat dibuktikan
oleh filsafat sendiri tetapi hanya dapat dibuktikan oleh teori
keilmuan melalui observasi ataupun eksperimen untuk
mendapatkan justifikasi.
• Filsafat dapat merangsang lahirnya keinginan dari temuan
filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang
melahirkan ilmu-ilmu.
• Hasil kerja filosofis dapat menjadi pembuka bagi lahirnya suatu
ilmu, oleh karenaitu filsafat disebut juga sebagai induk
ilmu(mother of science).
• Untuk kepentingan perkembangan ilmu, lahir disiplin filsafat
yang mengkaji ilmu pengetahuan yang dikenal sebagai
filsafat ilmu pengetahuan.
20. Ciri Berfikir Filsafat
Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat
adalah:
Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai
keakar permasalahannya.
Sistematik: berfikir logis, sesuai aturan, langkah
demi langkah, berurutan, penuh kesadaran, dan
penuh tanggung jawab.
Universal dan komprehensif: berfikir secara
menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu
tetapi mencakup seluruh aspek.
Spekulatif: berfikir spekulatif terhadap kebenaran
yang perlu pengujian untuk memberikan bukti
kebenaran yang difikirkannya.
21. Ciri-ciri Berpikir FilsafatCiri-ciri Berpikir Filsafat
Kritis; tanggap thd persoalan ygKritis; tanggap thd persoalan yg
berkembangberkembang
Rasional; sejauh dpt dijangkau akal mnsRasional; sejauh dpt dijangkau akal mns
Reflektif; mencerminkan pengalamanReflektif; mencerminkan pengalaman
pribadi.pribadi.
Konseptual; hasil konstruksi pemikiranKonseptual; hasil konstruksi pemikiran
Koheren; runtut, berurutan.Koheren; runtut, berurutan.
Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan.Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan.
Metodis; ada cara utk memperolehMetodis; ada cara utk memperoleh
kebenaran.kebenaran.
Komprehensif; menyeluruhKomprehensif; menyeluruh
Bebas & bertanggungjawabBebas & bertanggungjawab
22. Cabang Filsafat
Filsafat mengkaji lima cabang utama yaitu:
1.Logika (hal yang benar dan salah)
2.Etika (hal yang baik dan buruk)
3.Estetika (hal yang indah dan jelek/buruk)
4.Metafisika (hakekat keberadaan zat, pikiran,
dan kaitannya
5.Politik (organisasi pemerintahan yang ideal)
Kelima cabang ini berkembang lagi menjadi cabang-
cabang filsafat yang lebih spesifik.
23. Cabang cabang filsafat lainnya
•Epistemologi (filsafat pengetahuan)
•Etika (filsafat moral)
•Estetika(filsafat seni)
•Metafisika
•Politik(filsafat pemerintahan)
•Filsafat Agama
•Filsafat Ilmu
•Filsafat Pendidikan
•Filsafat Hukum
•Filsafat Sejarah
•Filsafat Matematika
24. Pengertian Filsafat Pendidikan
• Filsafat Pendidikan merupakan bagian dari Epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu
pendidikan (pengtahuan ilmiah tentang pendidikan).
• Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang
berarti mengetahui, memahami danmengerti benar-
benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari
bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia
(pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan
dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan).
• Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
bawaan yang melekat pada dirinya, baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, sehingga terjadi proses
pendewasaan dan peningkatan kemampuannya dalam
beradaptasi.
•4 pilar pendidikan: learning to know, learning to do, learning to be,
and learning to live together/with others.
26. Hubungan antara Filsafat DanHubungan antara Filsafat Dan
IdeologiIdeologi
Realitas
Mitos
Nilai
Gagasan
Filsafat &
Ideologi
27. Perbedaan antara FilsafatPerbedaan antara Filsafat
& Ideologi& Ideologi
FilsafatFilsafat IdeologiIdeologi
1.1. Sist. BerpikirSist. Berpikir 1. Sist. Kepercayaan1. Sist. Kepercayaan
2.2. Berawal dari ragu 2. Berawal dari yakinBerawal dari ragu 2. Berawal dari yakin
3.3. Landasan logikaLandasan logika 3. Landasan mitos3. Landasan mitos
4.4. Tujuan: wisdomTujuan: wisdom 4. Tujuan:kesejaht.4. Tujuan:kesejaht.
kelompokkelompok
5.5. IndividualIndividual 5. Kolektif5. Kolektif
28. Filsafat, Ideologi, danFilsafat, Ideologi, dan
AgamaAgama
Dimensi keyakinan:
Eskatologis
Dimensi mitos:
kolektif, bangsa
Dimensi Kritis:
pemikiran ind,
Agama
Filsafat
Ideologi
29. Manfaat Filsafat BagiManfaat Filsafat Bagi
MhsMhs
Membiasakan diri utk bersikap kritis.Membiasakan diri utk bersikap kritis.
Membiasakan diri utk bersikap logis-Membiasakan diri utk bersikap logis-
rasionalrasional
Opini & argumentasi.Opini & argumentasi.
Mengembangkan semangat toleransiMengembangkan semangat toleransi
dlm perbedaan pandangan (pluralitas).dlm perbedaan pandangan (pluralitas).
Mengajarkan cara berpikir yg cermatMengajarkan cara berpikir yg cermat
dan tdk kenal lelah.dan tdk kenal lelah.
30. Manfaat Ideologi BagiManfaat Ideologi Bagi
MhsMhs
Orientasi bernegara lebih jelasOrientasi bernegara lebih jelas
Aspirasi politikAspirasi politik
Memahami bentuk negara idealMemahami bentuk negara ideal
Memahami kepemimpinan idealMemahami kepemimpinan ideal
31. Manfaat Filsafat bagiManfaat Filsafat bagi
AgamaAgama
1.1. Mengajarkan cara berpikir kritis, shg tdkMengajarkan cara berpikir kritis, shg tdk
terjebak ke dlm sifat taqlid.terjebak ke dlm sifat taqlid.
2.2. Akal terdiri atas 3 bag: ma’rifatullah,Akal terdiri atas 3 bag: ma’rifatullah,
tha’atullah, shobru an-ma’siyatullah.tha’atullah, shobru an-ma’siyatullah.
3.3. Dinamika khdpn terus berkembang, shgDinamika khdpn terus berkembang, shg
diperlukan penggunaan akal ygdiperlukan penggunaan akal yg
proporsional.proporsional.
4.4. Membuka wawasan berpikir menuju keMembuka wawasan berpikir menuju ke
araharah verstehenverstehen (penghayatan).(penghayatan).
5.5. Akal mrpkn salah satu sarana utkAkal mrpkn salah satu sarana utk
memahami kekuasaan Allah (‘Ulil albaab).memahami kekuasaan Allah (‘Ulil albaab).
Ali-Imron: 190-191.Ali-Imron: 190-191.
32. PERKEMBANGAN BEBERAPAPERKEMBANGAN BEBERAPA
ALIRAN FILSAFATALIRAN FILSAFAT YANGYANG
MENOPANG PENDIDIKANMENOPANG PENDIDIKAN
1.1. MaterialismeMaterialisme: Herakleitos dan Parmenides: Herakleitos dan Parmenides
Herakleitos :berpendapat ‘api’ adalah azasHerakleitos :berpendapat ‘api’ adalah azas
pertama yangmerupakan dasar (arche)segalapertama yangmerupakan dasar (arche)segala
sesuatu yang ada. Segala sesuatu bisa ‘berubah’sesuatu yang ada. Segala sesuatu bisa ‘berubah’
menjadi abu. Api adalah lambang ‘perubahan’.menjadi abu. Api adalah lambang ‘perubahan’.
Penyebab terdalam dari segala sesuatu adalahPenyebab terdalam dari segala sesuatu adalah
perubahan. Ada gerakan ‘menjadi’ secara terusperubahan. Ada gerakan ‘menjadi’ secara terus
menerus. Tidak ada sesuatu yang kekal, definitif,menerus. Tidak ada sesuatu yang kekal, definitif,
dan sempurna.dan sempurna.
Realitas sesunggguhnya dalam keadaanRealitas sesunggguhnya dalam keadaan
mengalir, sedang mengali perubahan, bergerakmengalir, sedang mengali perubahan, bergerak
menjadi, yang disebut pantarei.menjadi, yang disebut pantarei.
33. Filsafat Herakleitos terkenal denganFilsafat Herakleitos terkenal dengan
‘filsafat menjadi’ (‘filsafat menjadi’ (to becometo become))
Filsafat ini tidak mengakui adanyaFilsafat ini tidak mengakui adanya
pengetahuan umum yang bersifat tetap.pengetahuan umum yang bersifat tetap.
Hanya mengakui kemampuan indera danHanya mengakui kemampuan indera dan
menolak kemampuan akal, karenamenolak kemampuan akal, karena
perubahan terjadi dalam realita konkret,perubahan terjadi dalam realita konkret,
dalam ruang dan waktu tertentu.dalam ruang dan waktu tertentu.
Otoritas dari pemikiran ‘filsafat menjadi’Otoritas dari pemikiran ‘filsafat menjadi’
adalah pengamatan inderawi.adalah pengamatan inderawi.
34. Parmenides: terkenal dengan bapak ‘filsafat ada’Parmenides: terkenal dengan bapak ‘filsafat ada’
((philosophy of to bephilosophy of to be).).
Realitas bukan yang berubah dan bergerakRealitas bukan yang berubah dan bergerak
menjadi bermacam-macam, tapi yang ‘ada’ danmenjadi bermacam-macam, tapi yang ‘ada’ dan
bersifat tetap.bersifat tetap.
Konsekuensinya, yang ada itu tidak berawal danKonsekuensinya, yang ada itu tidak berawal dan
tidak mengalami akhir.tidak mengalami akhir.
Ada itu satu dan tidak mungkin terbagi-bagiAda itu satu dan tidak mungkin terbagi-bagi
Kebenaran adalah segala sesuatu yang bersifatKebenaran adalah segala sesuatu yang bersifat
tetap.tetap.
Pengetahuan yang benar adalah pengetahuanPengetahuan yang benar adalah pengetahuan
akal karena bersifat tetap, dan bukanakal karena bersifat tetap, dan bukan
pengetahuan indera.pengetahuan indera.
Parmenides merupakan pelatak dasar ‘metafisika’Parmenides merupakan pelatak dasar ‘metafisika’
35. 2. Idealisme: Socrates dan Plato2. Idealisme: Socrates dan Plato
Plato adalah murid Socrates, dan pemikiran SocratesPlato adalah murid Socrates, dan pemikiran Socrates
dikembangkan oleh Plto.dikembangkan oleh Plto.
Socrates: berpendapat, dunia sesungguhnya adalah duniaSocrates: berpendapat, dunia sesungguhnya adalah dunia
idea, dunia yang utuh dalam kesatuan yang bersifat tetap.idea, dunia yang utuh dalam kesatuan yang bersifat tetap.
Semua benda yang ada termasuk manusia bersifat semuSemua benda yang ada termasuk manusia bersifat semu
dan merupakan bayang-bayang dari dunia idea, karena itudan merupakan bayang-bayang dari dunia idea, karena itu
bukan kebenaran.bukan kebenaran.
Socrates menolak pemikiran kaum sofis yang mengakuSocrates menolak pemikiran kaum sofis yang mengaku
sebagai pemilik kebijaksanaan.sebagai pemilik kebijaksanaan.
Manusia hanya mencintai kebijaksanaan,Manusia hanya mencintai kebijaksanaan,
dankebijaksanaan hanya ada dalam dunia idea.dankebijaksanaan hanya ada dalam dunia idea.
Ketidakmampuan manusia terjadi karena jiwa (akal)Ketidakmampuan manusia terjadi karena jiwa (akal)
terpenjara dalam badan.terpenjara dalam badan.
Badan selalui diselimuti nafsu yang mengotori jiwa. JiwaBadan selalui diselimuti nafsu yang mengotori jiwa. Jiwa
yang kotor mempengaruhi akal.yang kotor mempengaruhi akal.
36. 3. Realisme: Aristoteles3. Realisme: Aristoteles
Pandangan Aristoteles bertentangan dengan PlatoPandangan Aristoteles bertentangan dengan Plato
(gurunya). Menurutnya, duia yang sesungguhnya(gurunya). Menurutnya, duia yang sesungguhnya
adalah dunia real, yaitu dunia konkret, yangadalah dunia real, yaitu dunia konkret, yang
bermacam-macam, bersifat relatif, dan berubah-bermacam-macam, bersifat relatif, dan berubah-
ubah.ubah.
Dunia idea adalah dunia abstrak yang terlepas dariDunia idea adalah dunia abstrak yang terlepas dari
pengalaman.pengalaman.
Aristoteles dikenal sebagai ‘Bapak Metafisika’Aristoteles dikenal sebagai ‘Bapak Metafisika’
Filosofinya memfokuskan pada persoalan ‘yangFilosofinya memfokuskan pada persoalan ‘yang
ada’ di balik yang fisis, konkret, dan berubah-ubah.ada’ di balik yang fisis, konkret, dan berubah-ubah.
Ada beberapa teori yang terkenal dari Aristoteles,Ada beberapa teori yang terkenal dari Aristoteles,
diantaranya: 10 kategori ada, teori aktus dandiantaranya: 10 kategori ada, teori aktus dan
potensia, dan teori hule morfisme.potensia, dan teori hule morfisme.
37. 10 Kategori ada10 Kategori ada
Ada dalam ‘substansi’Ada dalam ‘substansi’
Ada dalam ‘kualitas’Ada dalam ‘kualitas’
Ada dalam ‘kuantitas’Ada dalam ‘kuantitas’
Ada dalam ‘relasi’Ada dalam ‘relasi’
Ada dalam ‘aksi’Ada dalam ‘aksi’
Ada dalam ‘passi’Ada dalam ‘passi’
Ada dalam ‘ruang’Ada dalam ‘ruang’
Ada dalam ‘tempo’Ada dalam ‘tempo’
Ada dalam ‘situs’Ada dalam ‘situs’
Ada dalam ‘habitus’Ada dalam ‘habitus’
38. 4. Rasionalis: Rene Descartes4. Rasionalis: Rene Descartes
Pengetahuan yang benar bersumber dariPengetahuan yang benar bersumber dari
dunia rasio. Rasio adalah realitasdunia rasio. Rasio adalah realitas
sengguhnya.sengguhnya.
Ungkapannya yang terkenal ‘cogito ergoUngkapannya yang terkenal ‘cogito ergo
sum’ (I think therefore I am).sum’ (I think therefore I am).
Pengalaman inderawi hanya mampuPengalaman inderawi hanya mampu
mengenal dunia empirik dan bukanmengenal dunia empirik dan bukan
kebenaran.kebenaran.
Substansi (yang ada) hanya dapat dikenaliSubstansi (yang ada) hanya dapat dikenali
oleh potensi rasio, sedang pengalamanoleh potensi rasio, sedang pengalaman
empiris hanya mendapatkan kesanempiris hanya mendapatkan kesan
fenomenologis tanpa arti.fenomenologis tanpa arti.
39. 5. Empirisme: John Lock5. Empirisme: John Lock
Pengetahuan yang benar bersumber dariPengetahuan yang benar bersumber dari
pengalaman empiris, dunia konkret.pengalaman empiris, dunia konkret.
Realitas adalah ‘tabularasa’, bagaikan kertas putihRealitas adalah ‘tabularasa’, bagaikan kertas putih
yang perlu diisi dengan pengalaman.yang perlu diisi dengan pengalaman.
Semakin banyak pengalaman, semakin banyakSemakin banyak pengalaman, semakin banyak
pula kebenaran objektif yang didapat.pula kebenaran objektif yang didapat.
Kemampuan rasio hanya dapat mengetahui secaraKemampuan rasio hanya dapat mengetahui secara
umum, abstrak, dan bersifat tetap.umum, abstrak, dan bersifat tetap.
Pengalaman inderalah yang mampu mengenaliPengalaman inderalah yang mampu mengenali
yang konkret, dan bersifat berubah.yang konkret, dan bersifat berubah.
40. 6. Kritisisme: Immanuel Kant6. Kritisisme: Immanuel Kant
Pengetahuan yang benar ada dalam dunia idea, yangPengetahuan yang benar ada dalam dunia idea, yang
merupakan kritik terhadap kemampuan akal pikiran danmerupakan kritik terhadap kemampuan akal pikiran dan
pengalaman.pengalaman.
Sesuatu yang nampak, dapat dialami, dan dipikirkan,Sesuatu yang nampak, dapat dialami, dan dipikirkan,
hanyalah gejala (fenomena), bukan bukan hal-nya sendirihanyalah gejala (fenomena), bukan bukan hal-nya sendiri
(ding ansich) dan bukan substansinya.(ding ansich) dan bukan substansinya.
Secara fenomenologis pengetahuan yang bersumber dariSecara fenomenologis pengetahuan yang bersumber dari
rasio disebut ‘pengetahuan apriori’, dan pengetahuan yangrasio disebut ‘pengetahuan apriori’, dan pengetahuan yang
bersumber dari pengalaman disebut ‘aposteriori’.bersumber dari pengalaman disebut ‘aposteriori’.
Menurut metodenya dibagi menjadi ‘pengetahuan sintetik’ danMenurut metodenya dibagi menjadi ‘pengetahuan sintetik’ dan
‘pengetahuan analitik’.‘pengetahuan analitik’.
Kombinasi antara sumber dan metodenya melahirkan 4 jenisKombinasi antara sumber dan metodenya melahirkan 4 jenis
pengatahuan, yaitu: 1) sintetik apriori, 2) sintetik aposteriori,pengatahuan, yaitu: 1) sintetik apriori, 2) sintetik aposteriori,
3) analitik apriori, dan 4) analiti aposteriori.3) analitik apriori, dan 4) analiti aposteriori.
Kemampuan rasio dan pengalaman tidak dapat dipisahkan.Kemampuan rasio dan pengalaman tidak dapat dipisahkan.
Masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan.Masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan.
Pemikiran Immanuel Kant merupakan dasar dari ‘metodePemikiran Immanuel Kant merupakan dasar dari ‘metode
ilmiah’ dalam mencari kebenaran, yaitu ‘pengetahuan ilmiah’.ilmiah’ dalam mencari kebenaran, yaitu ‘pengetahuan ilmiah’.
41. Metode ilmiah merupakan cara bagaimanaMetode ilmiah merupakan cara bagaimana
materi pengetahuan diperoleh dan disusunmateri pengetahuan diperoleh dan disusun
menjadi tubuh pengetahuanmenjadi tubuh pengetahuan
- Proses rasionalProses rasional, yaitu, yaitu kajian terhadap objekkajian terhadap objek
penelaahanpenelaahan
menggunakan kerangka pemikiran rasional yangmenggunakan kerangka pemikiran rasional yang
mengacumengacu
dan konsisten dengan teori (pengetahuan) yang telah adadan konsisten dengan teori (pengetahuan) yang telah ada
berkaitan dengan objek yang diteliti.berkaitan dengan objek yang diteliti.
- Proses empirisProses empiris, yaitu, yaitu verifikasi data empiris (lapangan)verifikasi data empiris (lapangan)
untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.
42. Masalah
Proses Teoritis
• Kajian teori yang
relevan dengan
masalah penelitian.
• Pengembangan
kerangka berpikir
(nalar): deduksi dan
koherensi.
Hipotesis
Deduksi Koherensi
Proses Empiris
• Melakukan
percobaan
•Pengumpulan data
dan uji validitas
data
•Analisis data
Uji Hipotesis
Induksi Korespondenensi
Kesimpulan
•Terima Hipotesis
Atau
•Tolak Hipotesis
Verifikasi - Justifikasi
Logiko-
Hipotetiko-
Verifikatif
43. HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKANHAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Siapa dan apakah manusia itu?Siapa dan apakah manusia itu?
Sampai saat ini masalah itu belum bisa terjawab tuntas.Sampai saat ini masalah itu belum bisa terjawab tuntas.
Hal-hal yang bersifat fisis sudah banyak diketahuiHal-hal yang bersifat fisis sudah banyak diketahui
meskipunbelum seutuhnya, tetapi hal-hal yang bersifatmeskipunbelum seutuhnya, tetapi hal-hal yang bersifat
spiritual-kualitatif masih misteri.spiritual-kualitatif masih misteri.
Secara umum tahu bahwa manusia berasal dari Tuhan danSecara umum tahu bahwa manusia berasal dari Tuhan dan
akan kembali kepada Tuhan (causa prima), tetapi jika adaakan kembali kepada Tuhan (causa prima), tetapi jika ada
kesempatan manusia cenderung berperilaku bertentangankesempatan manusia cenderung berperilaku bertentangan
dengan ajaranNya.dengan ajaranNya.
Semua orang tahu bahwa korupsi akan menyengsarakanSemua orang tahu bahwa korupsi akan menyengsarakan
banyak orang, tetapikenapa jika ada kesempatan manusiabanyak orang, tetapikenapa jika ada kesempatan manusia
cendeng melakukannya.cendeng melakukannya.
Ada kesenjengan antara pengetahuan manusia denganAda kesenjengan antara pengetahuan manusia dengan
perilakunya.perilakunya.
44. 1. Manusia adalah makhluk berpikr dan1. Manusia adalah makhluk berpikr dan
berpengatahuanberpengatahuan
Manusia lahir dengan kodratnya memiliki ciptaManusia lahir dengan kodratnya memiliki cipta
(kebenaran), rasa (keindahan), dan karsa(kebenaran), rasa (keindahan), dan karsa
(kebaikan).(kebaikan).
Ketiga potensi ini menyebabkan manusia memilikiKetiga potensi ini menyebabkan manusia memiliki
rasa ingin tahu (curiousity) atas realitas yang ada.rasa ingin tahu (curiousity) atas realitas yang ada.
Ketiganya membentuk sistem nilai yangKetiganya membentuk sistem nilai yang
melahirkan ‘filsafat hidup’ , ‘pedoman hidup’ danmelahirkan ‘filsafat hidup’ , ‘pedoman hidup’ dan
aturan dalam bersikap dan berperilaku.aturan dalam bersikap dan berperilaku.
Ketiganya mendorong manusia berpikir danKetiganya mendorong manusia berpikir dan
memperoleh pengatahuan.memperoleh pengatahuan.
45. 2. Manusia adalah makhluk2. Manusia adalah makhluk
berpendidikanberpendidikan
Dengan pengetahuan yang benar, manusia berusahaDengan pengetahuan yang benar, manusia berusaha
menjaga kelangsungan hidupnya.menjaga kelangsungan hidupnya.
Pengatahuan diamalkan dalam bentuk siukap dan perilakuPengatahuan diamalkan dalam bentuk siukap dan perilaku
sehari-hari.sehari-hari.
Perilaku melahirkan moral dan etika kehidupan, yangPerilaku melahirkan moral dan etika kehidupan, yang
melahirkan tanggung jawab atas kelansungan hidup danmelahirkan tanggung jawab atas kelansungan hidup dan
kehidupan.kehidupan.
Sejak lahir manusia terlibat dalam proses pendidikan.Sejak lahir manusia terlibat dalam proses pendidikan.
Pendidikan dilakukan untuk mencapai kedewasaan danPendidikan dilakukan untuk mencapai kedewasaan dan
kematangan.kematangan.
Persoalan pendidikan seluas lingkup kehidupan manusia ituPersoalan pendidikan seluas lingkup kehidupan manusia itu
sendirisendiri
46. 3. Manusia adalah makhluk berbudaya3. Manusia adalah makhluk berbudaya
Hasil oleh pikir, rasa, dan karsa melahirkanHasil oleh pikir, rasa, dan karsa melahirkan
pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
Makin tinggi kemajuan ipteks suatuMakin tinggi kemajuan ipteks suatu
masyarakat, makin tinggi budaya danmasyarakat, makin tinggi budaya dan
peradabannyaperadabannya
47. Karakteristik individuKarakteristik individu
Systems thinkersSystems thinkers (pemikir system-sistem) yang memiliki(pemikir system-sistem) yang memiliki
kemampuan menggabungkan antar isu, kejadian, dankemampuan menggabungkan antar isu, kejadian, dan
data secara utuh dan terpadudata secara utuh dan terpadu
Change agentChange agent (agen perubahan) yang memiliki(agen perubahan) yang memiliki
kemampuan mengembangkan pemahaman dan memilikikemampuan mengembangkan pemahaman dan memiliki
kompetensi tinggi dalam menciptakan dan mengelolakompetensi tinggi dalam menciptakan dan mengelola
perubahan bagi kemajuan peradaban bangsa sehinggaperubahan bagi kemajuan peradaban bangsa sehingga
menjadi bangsa yang lebih bermartabat.menjadi bangsa yang lebih bermartabat.
Innovator dan risk takerInnovator dan risk taker (pembaharu dan berani(pembaharu dan berani
mengambil resiko) yang terbuka terhadap perspektif yangmengambil resiko) yang terbuka terhadap perspektif yang
luas dan berbagai kemungkinan yang esensial dalamluas dan berbagai kemungkinan yang esensial dalam
menentukan kecenderungan dan menggerakan pilihan.menentukan kecenderungan dan menggerakan pilihan.
Servant and steward,Servant and steward, memiliki kemampuan dan kemauanmemiliki kemampuan dan kemauan
untuk meningkatkan pelayanan kepada orang lain,untuk meningkatkan pelayanan kepada orang lain,
pendekatan holistic dalam bekerja, memilikipendekatan holistic dalam bekerja, memiliki a sense ofa sense of
communitycommunity dan kemampuan membuat keputusandan kemampuan membuat keputusan
bersama.bersama.
48. Polychronic coordinatorPolychronic coordinator, yang memiliki kemampuan, yang memiliki kemampuan
untuk mengkoordinasikan banyak hal dalam waktu yanguntuk mengkoordinasikan banyak hal dalam waktu yang
sama dan bekerja sama dengan orang lain dalam tim.sama dan bekerja sama dengan orang lain dalam tim.
Instructur, coach, and mentor,Instructur, coach, and mentor, yang memilikiyang memiliki
kemampuan dan kemauan untuk membantu orang lainkemampuan dan kemauan untuk membantu orang lain
dalam belajar, menciptakan ragam pendekatan dalamdalam belajar, menciptakan ragam pendekatan dalam
bekerja, dan menjadi penasihat yang baik.bekerja, dan menjadi penasihat yang baik.
Visionary and vision builderVisionary and vision builder, yang memiliki kemampuan, yang memiliki kemampuan
membantu membangun visi bangsa/negara danmembantu membangun visi bangsa/negara dan
memberi inspirasi bagi segenap masyarakat denganmemberi inspirasi bagi segenap masyarakat dengan
menempatkan mereka sebagai pelanggan yang yangmenempatkan mereka sebagai pelanggan yang yang
harus dilayani sekaligus kolega.harus dilayani sekaligus kolega.
KARAKTERIATIK INDIVIDU
49. PROBLEMATIKAPROBLEMATIKA
PENDIDIKANPENDIDIKAN
Titik temu antara asal usul kehidupanTitik temu antara asal usul kehidupan
dengan pendidikandengan pendidikan
Titik temu antara tujuan hidup denganTitik temu antara tujuan hidup dengan
pendidikanpendidikan
Titik temu antara eksistensi kehidupanTitik temu antara eksistensi kehidupan
dengan pendidikandengan pendidikan
Editor's Notes
Mitos yaitu kepercayaan yang diyakini kebenarannya oleh orang banyak. Mis: mitos ratu adil; mitos obat panjang umur.