1. PENGKAJIAN LANSIA
BIODATA
Nama : Tn. A
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta (pedagang kue)
Penghasilan : -
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : kawin
Status Rumah : milik sendiri
PEMILIKAN FISIOLOGIS
• Penyakit
~ Penyakit yang diderita 1 tahun terakhir : ----
~ Penyakit yang diderita saat ini :
Saat ini klien tidak menderita suatu penyakit
• Keluhan
~ Keluhan 1 tahun terakhir :
Klien mengeluh sesak nafas, terutama setelah melakukan aktivitas
yang berlebihan. Bila tidur pada malam hari dengan memakai bantal
yang terlalu tinggi maka sesak nafasnya akan bertambah.
~ Keluhan saat ini : Sesak nafas
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti klien (sesak
nafas) dan tidak mempunyai penyakit keturunan, seperti DM.
1
2. PEMERIKSAAN FISIK
~ Tanda-tanda Vital :
Nadi : 82×/menit TD : 150/80 mmHg
RR : 28×/menit Suhu : 36,6°C
~ Kesadaran : Compos Mentis, GCS : 456
~ Sistem Penglihatan :
Pupil ada respon terhadap cahaya, tidak menderita katarak, konjungtiva
dan sclera tidak ada tanda anemis dan ikterus, tidak ada tanda-tanda infeksi.
~ Sistem Pendengaran:
Daya dengar menurun, klien tidak dapat mendengar dengan jelas kecuali
bicara dengan suara yang keras dan dengan jarak yang dekat. Tidak ada
serumen.
~ Sistem Kardiovaskuler :
Tidak ada bendungan vena jugularis, ictus cordis (-), pembesaran jantung
(-) BJ I dan II frekuensi teratur, suara terdengar lemah, irama irregular.
~ Sistem Pernafasan :
Bentuk dada simetris, peningkatan pengembangan dada saat inspirasi,
adanya retraksi. Suara nafas wheezing. Adanya kelebihan udara dalam dada
dan tidak terdapat massa.
~ Sistem Pencernaan :
Tidak terdapat cyanosis, lidah dalam keadaan bersih, adanya gigi yang
tanggal (ompong), tidak ada gigi yang berlubang. Kemampuan mengunyah
cukup baik, kemampuan menelan cukup baik, peristaltic usus 15×/menit, tidak
ada benjolan dan massa pada abdomen, kembung (-), kemampuan mengejan
cukup baik, BAB 7 kali/minggu, konstipasi (-), diare (-), inkontinensia (-).
2
3. ~ Sistem Perkemihan :
Massa suprapubik (-), tidak ada kelainan alat kelamin, kemampuan BAK
dalam batas normal, jumlah dan frekuensi BAK 5 kali sehari, inkontinensia
urine (-).
~ Sistem Lokomotorius :
Sikap tubuh tegak, gaya berjalan tegap, kekuatan otot sedikit menurun,
tidak ada tanda-tanda peradangan, tidak ada oedeme, tidak ada kelainan bentuk
tubuh.
~ Sistem Persyarafan :
Reflek fisiologis (+) dan patologis (-). Respon terhadap nyeri (+), tidak ada
kelainan sensoris, meningeal sign (-), tremor ringan (+).
~ Sistem Integumen :
Kebersihan cukup baik, warna kulit sawo matang, kulit keriput, tidak ada
kelainan (penyakit) kulit, rambut beruban.
3
4. Barthel Indeks
NO KRITERIA DENGAN
BANTUAN
MANDIRI KETERANGAN
1. Makan 10 Frekuensi : 2-3 kali/hari
Jumlah : 1 piring
Jenis : Nasi, sayur, lauk
pauk (tempe, tahu)
2. Minum 10 Frekuensi : 5-6 gelas/hari
Jumlah :
Jenis : air putih + 1
gelas teh/hari
3. Berpindah dari kursi
roda ke tempat tidur,
sebaliknya
15 ---------
4. Personal toilet (cuci
muka, menyisir rambut,
gosok gigi)
5 Frekuensi : 2 kali/hari
5. Keluar masuk toilet
(mencucu pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
10 ----------
6. Mandi 15 Frekuensi : 2 kali/hari
7. Jalan di permukaan
datar
5 ----------
8. Naik turun tangga 10 ----------
9. Mengenakan pakaian 10 ----------
10. Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : padat lembek
11. Kontrol Bledder (BAK) 10 Frekuensi : 5 kali/hari
Warna : kuning bening
12. Olah raga/latihan 10 Frekuensi : 1 kali/hari
4
5. Jenis : jalan pagi
13. Rekreasi/ Pemanfaatan
waktu luang
10 Jenis : Nonton TV
Frekuensi : Menyesuaikan
waktu
Kesimpulan :
Dari pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. A yang kemudian hasilnya telah
dimasukkan dalam Barthel Indeks dengan perolehan nilai total sejumlah 130 maka
dapat disimpulkan bahwa klien Tn. A termasuk kategori mandiri.
Pengkajian Status Mental Gerontik (Short Portable Mental
Status Questioner~SPMSQ)
No. PERTANYAAN BENAR SALAH
1. Tanggal berapa hari ini ?
2. Hari apa sekarang ?
3. Apa nama tempat ini ?
4. Diamana alamat anda ?
5. Berapa umur anda ?
6. Kapan anda lahir ?
7. Siapakah Presiden RI sekarang ?
8. Siapakah Presiden RI sebelumnya ?
9. Siapakah nama ibu Anda ?
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
Score Total Σ= 8 Σ= 2
Kesimpulan :
Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa Tn. memiliki fungsi intelektual
utuh. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kesalahan hanya 2 kali yaitu pada pertanyaan
nomor 8 dan nomor 10.
PEMILIKAN PERILAKU
Nutrisi
5
6. Dalam keseharian Tn. A memiliki kebiasaan : makan 2 kali/hari, dengan
komposisi nasi, sayur dan lauk pauk (misal : tahu, tempe, ikan asin), Minum : 5-
6 gelas/hari berupa air putih dan diselingi teh manis. Makanan pantangan yaitu
berupa sayur bayam dan daging.
Dalam keseharian Tn. A tidak mempunyai keluhan mual muntah
(Anoreksia).
Pola istirahat tidur
Frekuensi tidur klien 7-8 jam/hari, pada malam hari dimulai ± pkl 21.00-
04.00 dan terkadang terbangun untuk BAK, sedangkan pada siang hari jika ada
waktu luang, klien menggunakan untuk tidur selama ± 1-2 jam.
Kebersihan Perorangan
Tn. A mandi 2 kali/hari, keramas 3 hari sekali dan tidak ada masalah dalam
kebersihan badan dalam keseharian.
Pemanfaatan fasilitas Pelayanan Kesehatan
Bila penyakit yang diderita (sesak) Tn. A terasa kambuh, Tn. A berusaha
untuk memeriksakan ke dokter terdekat atau petugas kesehatan.
Pola Penggunaan Obat
Tn. A tidak pernah mengkonsumsi obat untuk sesaknya, akan tetapi lebih
banyak mengkonsumsi jamu tradisional buatan keluarga sendiri.
Kemampuan Dalam Mengenal Masalah Kesehatan
Saat ini Tn. A telah mengenal sedikit tentang penyakit yang dikeluhkan,
mengetahui faktor pencetus atau faktor yang mempengaruhi kekambuhan
penyakitnya akan tetapi klien belum tahu cara untuk mengurangi dan mengatasi
penyakit yang dideritanya.
6
7. Kemampuan Dalam Prosedur Perawatan
Saat ini Tn. A belum tahu cara perawatan penyakit (yang dikeluhkannya)
secara efektif. Jika sesaknya terasa kambuh Tn.A pernah menggunakan tabung
oksigen yang dianggapnya mampu mengurangi sesak yang dirasakan. Disini
perawatan yang dilakukan oleh klien tidak berupa obat atau terapi akan tetapi
klien menggunakan obat tradisional untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
Sikap Terhadap Masalah Kesehatan
Saat ini Tn. A telah mengetahui tentang penyakit yang dikeluhkannya,
mengetahui salah satu faktor pentebab kekambuhan akan tetapi Tn. A tidak
begitu memperdulikan dengan bukti klien tetap menjalankan aktifitas yang
berlebihan (mengayuh sepeda sebagai distributor kue) padahal klien telah
mengetahui bahwa aktifitas yang dilakukan itu merupakan faktor pencetus
terjadinya kekambuhan.
PEMILIKAN PSIKOSOSIAL
1. Komunikasi dengan sumber di masyarakat dan kontak social
Tn. A merupakan salah satu warga yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan
pertemuan yang diadakan oleh warga setempat misalnya pertemuan rutin setiap
bulan sekali di rumah warga secara bergiliran. Hubungan dengan tetangga dan
warga sekitarnya cukup baik, hal ini dikarenakan setiap akan mengikuti kegiatan
pertemuan rutin, antara warga yang satu dengan warga yang lain saling
memberitahu dan berangkat bersama ketika pada hari pertemuan.
2. Perubahan Peran
Tn. A kurang begitu mengerti tentang peran lansia pada dirinya, karena
dirinya masih merasa sehat, beliau tetap beraktivitas sebagaimana mestinya yaitu
sebagai distributor kue dengan berkeliling menggunakan sepeda dengan keadaan
lingkungan atau topografi kasar dan menanjak.
7
8. 3. Kegelisahan Agama
Pada Tn. A kegelisahan agama tidak begitu nampak, karena beliau sangat
berantusias ketika mengikuti maupun bercerita tentang kegiatan agama bersama
oleh warga yang dilaksanakan setiap bulan dan bertempat di Mushola dekat
rumah.
4. Kesedihan
Secara umum, Tn. A tidak begitu memperlihatkan masalah kesehatannya
sebagai suatu hambatan maupun masalah dalam hidupnya, tetapi ia menganggap
masalah kesehatannya hanya sebagai gangguan jika beliau terganggu
aktivitasnya (bersepeda mengantar pesanan) ketika penyakitnya kambuh.
5. Kestabilan Emosi
Emosi Tn. A dalam kondisi stabil pada waktu pengkajian, hal ini dibuktikan
dengan sikap ramah dan kooperatif ketika mahasiswa datang untuk
mengumpulkan data pengkajian.
6. Seksualitas, Paranoid, dan Dimensia
Pola seksualitas pada Tn. A sudah menunjukkan perubahan pada segi
kualitas dan kuantitasnya, hal ini dibuktikan dan ditunjang dengan perkataan
klien tentang frekuensi dan kualitasnya yang sudah mulai menurun. Perilaku
paranoid dan dimensia pada Tn. A tidak tampak, hal ini ditunjang dengan
sikapnya yang terbuka, berkata jujur dan tanggap terhadap pertanyaan
mahasiswa.
KEPEMILIKAN LINGKUNGAN
Rumah Sehat
1. Ventilasi Sehat
Ventilasi yang ada dalam rumah sebagian besar menyatu dengan
jendela dan sebagian lagi berada diatas jendela. Sirkulasi udara di dalam
8
9. rumah cukup baik, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya suasana
pengab ketika berada di dalam rumah.
2. Lantai Rumah
Lantai rumah sebagian besar berubin keramik atau porselin tetapi ada
beberapa bagian rumah yang berlantai tanah yaitu pada bagian gudang di
samping rumah.
3. Penerangan
Untuk penerangan di dalam rumah menggunakan cahaya matahari
yang dapat masuk melalui genting kaca dan selain dari jendela dan
ventilasi. Pada malam hari, penerangan menggunakan lampu listrik
(neon dan dop).
4. Kamar Mandi/WC
Kamar mandi/WC terletak terpisah tetapi masih dalam satu kawasan
rumah yaitu di samping belakang rumah. Kamar mandi/WC berdekatan
dengan sumur, tetapi ketiganya berada ±10-11 m dari septic Tank.
5. Tempat Tidur
Jumlah tempat tidur yang ada disesuaikan dengan jumlah kamar yang
ada yaitu 3 buah yang terdiri dari 1 tempat tidur di kamar depan dan
sisanya berada di bagian belakang.
6. Penataan Rumah
Perabot dan pajangan dinding yang ada di dalam rumah tertata rapi
dan teratur, serta sesuai dengan tempatnya.
7. Kepadatan dan Kondisi Jalan
9
10. Jarak antara rumah pada kawasan di sekitar rumah klien tergolong
tidak begitu padat karena antara rumah yang satu dengan rumah yang
lain masih dipisahkan dengan sepetak tanah ± 1-2 m2 atau lorong-lorong
yang dapat secara leluasa dilewati oleh 2-3 orang sekaligus. Jalan
menuju rumah sebagian besar telah di aspal dan di semen oleh penduduk
sekitar sehingga jauh dari kesan berdebu, tetapi topografi masih kasar
dan menanjak.
Sanitasi
1. Pengelolaan sampah
Sampah rumah tangga yang ada diletakkan menjadi satu bagian dan
diletakkan dalam satu tempat khusus seperti tong, tetapi masih dibedakan
antara sampah kering dan sampah dapur, kemudian sampah tersebut
diangkut oleh petugas sampah lingkungan.
2. Pengeloaan Limbah
Tempat pengelolaan Limbah Keluarga berada jauh dari sumber air
konsumsi/sumur. Tempatnya berada di samping depan rumah dan sumur
berada di samping belakang rumah dengan jarak berkisar ± 10-11 m.
DENAH RUMAH DAN LINGKUNGAN
10
10
9
7 Meter
11. Keterangan :
1. Ruang Tamu 6. WC
2. Kamar 7. Dapur
3. Ruang Keluarga 8. Gudang
4. Sumur 9. Septic Tank
5. Kamar Mandi 10. Tempat Pembuangan Sampah
ANALISA DATA
Nama : Tn. A
Usia : 61 Tahun
No. DATA MASALAH KESEHATAN/
KEPERAWATAN
11
5
4
6
1
32
3
3
2 2
8
7
11
Meter
12. 1. Data Subyektif :
a. Klien mengeluh timbul sesak
nafas jika melakukan aktifitas yang
berlebihan
b. Klien mengeluh tidak dapat
bernafas dengan normal jika
memakai bantal yang terlalu tinggi
pada saat tidur dan dapat bernafas
dengan normal jika menggunakan
bantal yang tipis atau posisi kepala
lebih rendah.
Data Obyektif :
a. RR = 28 X / menit
b. Jika terlalu banyak berbicara,
klien nampak bernafas dengan
cepat
c. Suara nafas wheezing
d. Retraksi InterCosta (+).
Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan penurunan
fungsi paru dan jantung
diakibatkan oleh proses
degeneratif.
2. Data Subyektif :
a. Klien mengatakan tetap
menjalankan aktivitasnya sebagai
distributor kue untuk mengisi
waktu luangnya/ hari tuanya
b. Klien mengatakan hanya
beristirahat atau mempunyai waktu
untuk santai + 1-2 jam/ hari pada
siang hari
c. Klien merasakan sesak nafas jika
melakukan aktivitas berlebih.
Data Obyektif :
a. TTV :
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan aktivitas fisik yang
berlebihan.
12
13. RR : 28 X/ menit
Nadi : 82 X/ menit
TD : 150/ 80 mmHg
b. Klien nampak terengah- engah
ketika banyak berbicara.
3. Data Subyektif :
a. Klien mengatakan tidak dapat
mendengar jika diajak berbicara
dengan suara dengan nada biasa
b. Klien memohon mahasiswa
untuk meningkatkan nada bicara
pada saat pengkajian.
Data Obyektif :
a. Klien dapat mendengar suara
mahasiswa (dengan nada biasa)
pada jarak + 1 meter
b. Klien meminta mahasiswa untuk
menggunakan nada sedikit tinggi
ketika berbicara
c. Klien meminta mahasiswa untuk
mengulang-ulang pertanyaannya.
Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan penurunan
fungsi pendengaran.
13
14. DAFTAR MASALAH
Nama : Tn. A
Usia : 61 Tahun
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Muncul Tanggal Teratasi
1. Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan penurunan
fungsi paru dan jantung
diakibatkan oleh proses
degeneratif.
+ 2 tahun yang lalu 7 Mei 2004
2. Intoleransi aktivitas berhubungan + 2 tahun yang lalu 7 Mei 2004
14
15. dengan aktivitas fisik yang
berlebihan.
3. Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan penurunan
fungsi pendengaran.
+ 2 tahun yang lalu 4 Mei 2004
15
17. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Nama : Tn. A
Usia : 61 Tahun
No. Masalah Kesehatan Tujuan Kriteria Standart Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
penurunan fungsi paru
dan jantung diakibatkan
oleh proses degeneratif.
a. Klien mengetahui
faktor penyebab pola
nafas tidak efektif
yang sedang dialami
olehnya
b. Klien mampu
untuk melaksanakan
tindakan untuk
meningkatkan pola
nafas yang efektif.
a. Klien menyebutkan
dengan benar faktor
penyebab terjadinya
pola nafas yang tidak
efektif
b. Klien mampu
memperagakan pola
nafas efektif yang
terdiri dari tehnik nafas
dalam dan relaksasi
c. Klien mampu
memanfaatkan keahlian
ilmu pernafasan yang
telah dimiliki untuk
meningkatkan pola
nafas yang efektif.
1. Kaji tingkat
pengetahuan klien
tentang pola nafas tidak
efektif
2. Berikan
penjelasan pada klien
tentang pengertian,
penyebab, dan cara
mengatasi pola nafas
tidak efektif
3. Minta klien
untuk menyebutkan
kembali dengan benar
penyebab terjadinya
pola nafas tidak efektif
4. Minta klien
17
18. untuk memperagakan
tehnik nafas dalam dan
relaksasi
5. Anjurkan
klien untuk
menggunakan ilmu
pernafasan yang
dimilikinya untuk
meningkatkan pola
nafas yang efektif.
2. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
aktivitas fisik yang
berlebihan.
a. Klien mengetahui
informasi tentang
sesak nafas yang
disebabkan karena
aktivitas yang berlebih
b. Klien mampu
menyesuaikan diri
dengan penurunan
fisiologi kondisi paru
dan jantung pada
kondisi lansia dengan
a. Klien mampu
menyebutkan dengan
benar macam-macam
aktivitas yang
dijalankan yang tidak
menimbulkan sesak
nafas
b. Klien melaporkan
bahwa ia telah
membatasi jumlah
aktivitas sehingga
1. Tanyakan
pada klien tentang
dampak dari aktivitas
yang berlebih terhadap
frekuensi tingkat
kekambuhan sesak nafas
2. Berikan
penjelasan pada klien
bahwa aktivitas yang
berlebih dapat
menyebabkan sesak
18
19. aktivitas yang
dijalankan
frekuensi tingkat
kekambuhan sesak
nafas dapat ditekan
nafas
3. Beri contoh
macam aktivitas yang
dapat dilakukan oleh
klien tetapi tidak
menimbulkan sesak
nafas
4. Minta klien
untuk menyebutkan
kembali macam
aktivitas yang dapat
dijalankan tetapi tidak
menimbulkan sesak
nafas
5. Anjurkan
klien untuk
menyesuaikan aktivitas
yang dijalankan
sehingga tidak terjadi
sesak nafas ulang
6. Minta klien
19
21. EVALUASI
Nama : Tn. A
Usia : 61 Tahun
No.
Dx.
Tanggal Implementasi Evaluasi
1. 7 Mei 2004 a. Memberikan penjelasan pada klien
tentang pengertian, penyebab, dan cara
mengatasi pola nafas tak efektif
b. Meminta klien untuk menyebutkan
kembali dengan benar penyebab terjadinya
pola nafas tidak efektif
c. Meminta klien untuk memperagakan
cara pola nafas yang efektif, misalnya
dengan melakukan tehnik nafas dalam dan
relaksasi
d. Menganjurkan klien untuk
memanfaatkan ilmu pernafasan yang telah
dimiliki untuk meningkatkan poila nafas
yang efektif.
1. Klien dengan benar
menyebutkan pengertian dan beberapa
penyebab atau faktor pencetus po;a nafas
yang tidak efektif
2. Klien secara subyektif
mengatakan bahwa ia sering memanfaatkan
ilmu pernafasan yang telah dimiliki untuk
mengatur pola nafasnya
3. Klien secara mandiri dapat memperagakan
tehnik nafas dalam dan tehnik relaksasi
yang telah diketahui.
2. 7 Mei 2004 a. Menanyakan pada klien tentang dampak
aktivitas berlebih pada sistem pernafasan
1. Klien secara verbal mengatakan
bahwa ia mengerti jika aktivitas berlebih
21
22. lansia
b. Memberikan penjelasan bahwa aktivitas
berlebih pada lansia dapat menyebabkan
timbulnya sesak nafas
c. Memberikan contoh pada klien tentang
aktivitas yang dapat dilakukan oleh lansia
tetapi tidak mengakibatkan kekambuhan
sesak nafas
d. Meminta klien untuk menyebutkan
kembali macam aktivitas yang dapat
dilakukan tetapi tidak menyebabkan
kekambuhan pada klien
e. Menganjurkan klien untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan
fisiologis lansia
f. Meminta klien untuk membatasi jumlah
aktivitas yang dianggap berlebihan.
pada lansia dapat menyebabkan kambuhnya
sesak nafas
2. Klien mengatakan bahwa ia
mampu membedakan antara jenis aktivitas
yang dapat menimbulkan sesak nafas dan
yang tidak menimbulkan sesak nafas
3. Klien mengatakan bahwa ia
mulai mengurangi dan membatasi jumlah
aktivitasnya agar sesak nafas yang
dimilikinya tidak sering kambuh.
22
23. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik Penyuluhan : Gangguan Pernafasan pada Lansia
Pokok Bahasan : Sesak Nafas atau Dispnea pada Lansia
Sub Pokok Bahasan : Pengaturan Pola Nafas dan Aktivitas untuk Mencegah
Terjadinya Dispnea atau Sesak Nafas pada Lansia
Waktu Pertemuan : Jum’at, 7 Mei 2004 Pk. 15.30- 16.00 WIB
Tempat Kegiatan : Rumah Tn. A
Sasaran : Lansia Tn. A
Tujuan Umum : Lansia mampu untuk menyesuaikan keadaan fisik dan
fisiologisnya ketika terjadi sesak nafas
Tujuan Khusus : 1. Klien dapat menyebutkan pengertian dari sesak nafas
2. Klien dapat menyebutkan faktor penyebab timbulnya
sesak nafas
3. Klien dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi
berat-ringannya sesak nafas
4. Klien dapat menyebutkan keadaan organ tubuh
( percabangan trakheobronkial) ketika mengalami sesak
nafas
5. Klien dapat menyebutkan kompensasi aktivitas berlebih
terhadap organ jantung dan organ pernafasan pada lansia
6. Klien dapat menyebutkan cara mencegah terjadinya sesak
nafas dan cara menanggulanginya agar tidak semakin
parah.
Media : Leaflet dan Lembar Balik dengan penekanan pada visualisasi
gambar
Metode : Ceramah dan Diskusi
23
24. Kreteria Evaluasi : 1. Klien dapat menyebutkan pengertian dari sesak nafas
3. Klien dapat menyebutkan faktor penyebab timbulnya sesak nafas
3. Klien dapat menyebutkan secara benar 2 dari 4 faktor yang
mempengaruhi berat-ringannya sesak nafas
4. Klien dapat menyebutkan keadaan organ tubuh
( percabangan trakheobronkial) ketika mengalami sesak
nafas
5. Klien dapat menyebutkan kompensasi aktivitas berlebih
terhadap organ jantung dan organ pernafasan lansia
6. Klien dapat menyebutkan cara mencegah terjadinya sesak
nafas dan cara menanggulanginya agar tidak semakin
parah.
Kegiatan Belajar Mengajar :
Tahap
Kegiatan
Alokasi
Waktu
Kegiatan Perawat/
Pendidik
Kegiatan Klien Lansia/
Peserta Didik
Media
Pendahuluan 5 Menit 1. Perkenalan
2. Penjelasan Maksud
dan Tujuan
3. Menggali
Pengetahuan Klien
Lansia tentang
Dispnea
1. Mendengarkan
dengan seksama
2. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
Penyajian 15
Menit
1. Menanyakan
pengertian sesak
nafas kepada klien
2. Menanyakan
faktor penyebab
sesak nafas yang
1. Memperhatikan
dan mendengarkan
dengan seksama
2. Bertanya jika ada
penjelasan yang
kurang dimengerti
Flip Chart/
Lembar
Balik
24
25. pernah dialami
klien
3. Menjelaskan
faktor-faktor yang
mempengaruhi
kualitas sesak
nafas
4. Menanyakan pada
saat apa Klien
merasakan sesak
nafasnya kambuh
5. Menjelaskan
keadaan organ
tubuh
(percabangan
trakheobronkial)
sehingga terjadi
sesak nafas
6. Menjelaskan
kompensasi
aktivitas berlebih
terhadap organ
jantung dan
pernafasan lansia
7. Menanyakan cara
mencegah
terjadinya sesak
nafas yang pernah
3. Menjawab
pertanyaan
perawat.
25
26. dilakukan klien
dan menjelaskan
cara
penanggulanganny
a agar tidak
semakin parah
Penutup 7 menit 1. Mengadakan
evaluasi
2. Penegasan kembali
materi penyuluhan
3. Penarikan
kesimpulan
1. Menjawab
pertanyaan
2. Memperhatikan
dan mendengarkan
dengan seksama.
Leaflet
MATERI PENYULUHAN
26
27. GANGGUAN PERNAFASAN DISPNEA/ SESAK NAFAS PADA LANSIA DAN
PENGATURAN POLA NAFAS DAN AKTIVITAS YNTUK MENCEGAH TERJADI
SESAK NAFAS
1. Pengertian Dispnea atau Sesak Nafas
Merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan untuk bernafas,
biasanya keluhannya berupa nafas pendek dan adanya rasa tercekik. Sesak nafas
merupakan gejala utama penyakit kardiopulmonar.
2. Penyebab Dari Sesak Nafas
a. Kegiatan fisik yang berlebihan
b. Stress atau Emosi.
3. Kualitas atau Berat-ringannya Sesak Nafas Dipengaruhi Oleh :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Jenis Aktivitas
d. Emosi.
4. Serangan Sesak Nafas Dapat Terjadi Ketika :
a. Menaiki tangga
b. Seusai berjalan-jalan
c. Setelah melakukan kegiatan ringan/ berbicara
d. Pada waktu istirahat
e. Pada waktu berbaring dengan posisi terlentang.
5. Keadaan Percabangan Trakheobronkial yang menyebabkan Sesak Nafas
a. Organ tersebut mengalami penyempitan
b. Adanya pembengkakkan pada dindingnya
27
28. c. Adanya lendir dalam jumlah yang banyak.
6. Kompensasi Aktivitas Berlebih pada Lansia
Peningkatan Aktivitas/ Beban Kerja dapat menyebabkan :
a. Energi yang dibutuhkan tubuh juga meningkat sehingga kebutuhan O2 untuk
memecah makanan juga meningkat dan organ pernafasan melakukan kerja keras
dengan membentuk nafas yang cepat tapi pendek
b. Hormon Adrenalin dalam tubuh juga meningkat dan mempengaruhi reseptor Alpha
yang bekerja pada Bronkus untuk melakukan penyempitan sehingga timbul
ketidakefektifan dalam bernafas
c. Organ jantung menyesuaikan diri dengan melakukan pompa yang kuat dan
frekuensinya banyak sehingga nantinya dikhawatirkan terdapat kelelahan jantung
yang disebut dengan payah jantung.
7. Cara Mencegah Terjadinya Sesak Nafas dan Cara Menanggulanginya Agar Tidak
Menjadi Semakin Parah :
a. Melakukan pembatasan aktivitas fisik dan mengaturnya secara wajar
b. Segera menghentikan aktivitas jika dirasakan mulai timbul gejala akan terjadi sesak
nafas
c. Melakukan tehnik nafas dalam
d. Melakukan tehnik relaksasi
e. Bantuan Oksigen jika tersedia
f. Pemberian obat sesak nafas (jika perlu)
g. Mejaga kestabilan emosi
h. Istirahat dalam waktu yang cukup
i. Menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung
nutrisi yang cukup karena makanan mempengaruhi kualitas aktivitas dan
menghindari makanan yang telah dipantangkan oleh dokter
28
29. j. Jika terdapat gejala sesak nafas dan setelah dilakukan tindakan penaggulangan
sederhana secara mandiri tidak membuahkan hasil, segera rujuk ke tempat
pelayanan kesehatan setempat.
Daftar Pustaka
A. Price, Sylvia, Lorraine M. Wilson. . Patofisiologi I.
29
30. Guyton, Arthur C. 7 John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Terjemahan).
Jakarta : EGC.
Johnson, Jinny. 1998. Breathing, How We Use Air. Danburry Connecticut : Grolier.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. A DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN DISPNEA
30
31. pada wilayah rt 03 rw vi kelurahan tunjung sekar kecamatan
lowokwaru kota malang
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Program
Studi Keperawatan Malang Politehnik Kesehatan Malang
Oleh :
Kelompok VI A
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEHNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MALANG
2004
Vida Astivorina (0201100036) Yony Trisno Adianto (0201100039)
Weni Widyastuti (0201100037) Yuni widhiastuti (0201100040)
Yayan Agussauri (0201100038) Veny Septiana Wulan (0201100073)
31