SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Miniere dan labirinitis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran
dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting
pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan
diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting.
Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,
Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan
translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli
(tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan
mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun
kondisi atau gagguan lainnya.
Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah
Meniere Dan Labirinitis
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :
Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis
Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut
Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut
C. Rumusan Masalah
Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :
 Konsep Medis
- Defenisi dari Meniere Dan Labirinitis
- Etiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Patofisiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Tanda dan Gejala dari Meniere Dan Labirinitis
- Pemeriksaan Penunjang dari Meniere Dan Labirinitis
- Komplikasi dari Meniere Dan Labirinitis
- Penatalaksanaan Meniere Dan Labirinitis
 Konsep Askep
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi
Miniere dan labirinitis
D. Metode Penulisan
Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch
Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur
informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan
menggunakan media elektronik (internet).
Miniere dan labirinitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum
diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan
pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
2. Etiologi
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah
merupakan:
Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang
menuju ke labirin.
Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
Reaksi alergi.
Gangguan autoimun.
3. Patofisiologi.
Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh
stria vaskularis terhambat.
4. Manifestasi Klinik
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
Plukteatif
Tinitus atau suara berdenging.
Veritgo
5. Pemeriksaan Penunjang
Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah
diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali
dan dibandingkan.
.Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya
dapat ditemukan rekrutinen.
6. Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang
meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik
ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg
atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan
betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan
neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
Miniere dan labirinitis
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas dan istrahat
Gejalah
- Klien menyatakan tidak dapat beraktifitas.
- Klien menyatakan badannya lemas
Tanda
- Aktivitas tanpa di bantu
- Keadaan umum lemah
Makanan dan cairan
Gejalah
- Klien menyatakan mual /muntah
Tanda
- Klien tampak pucat
Neorosensorik
Gejalah
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri terasa berputar
- Klien menyatakan terasa berdengung pada telinganya
Tanda
- Tuli saraf
- Gangguan pendengaran
Integritas ego
Gejalah
- Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
- Klien menyatakan takut akan dirinya.
Tanda
- Klien nampak lemas
- Klien nampak berkeringat dan kolaps.
b. Pengelompokkan data
DS:
- Klien menyatakan mual yang terus menerus
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan serasa berputar tiap kali ingin berdiri
- Klien menyatakan benrdengung pad telinga
- Klien menyatakan stres pada pnyekitnya
- Klien menyatakan takut akn dirinya
- Klien menyatakan tidak mampu beraktivitas banyak.
DO:
- Klien nampak pucat
Miniere dan labirinitis
- Klien namak lemas
- Aktivitas tanpak dibantu
- Tuli saraf
- Gangguan saraf
- Klien tampak berkeringat dan kolaps
c. Analisa data
Problem Etiologi Symtom
Kekurangan volume cairan Perubahan polume endolimfe
Penimbunan cairan endolimfe
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Menekan urikulus
Menekan SSP
Hypothalamus
Meransang mual/munta
Anoraksia
Kekurangan volume cairan
DS: klien menyatakan mual
yang terus menerus
DO:
-klien nampak pucat
-klien nampak lemas
Gangguan persepsi
pendengaran
Perubahan polume endolimfe
Penimbunan cairan endolimf
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Sakulus mengalami pelebaran
sehingga menekan urikulus
DS:
- Klien menyatakan
bunyi berdengung
pada telinga
DO:
- Tuli saraf
- Adanyan gangguan
pendengaran
Miniere dan labirinitis
Gangguan basal koglea
Tuli saraf
Gangguan persepsi
pendengaran
Intoleransi aktivitas Perubahan polume endolimfe
Penimbunan cairan endolimfe
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Menekan urikulus
Menekan SSP
Hypothalamus
Meransang mual/munta
Anoraksia
Kurang pembentukan ATP
jaringan
Kelemahan
Intoleransi aktifitas
DS:
- klien menyatakan
pusing
- klien menyatakan
setiap kali berusaha
berdiri selalu
berputar
- klie menyatakan
tidak bisa
beraktivitas berat
DO:
- aktivitas tampak di
bantu
Ansietas Perubahan status kesehatan
Kurang terpajar informasi
Tidak tau tentang
penyakitnya
Ds:
- Klien Menyatakan
Sters Dengan
Penyakitnya
Do:
- Klien Tampak
Miniere dan labirinitis
Stres psikologi
Ansietas
Cemas
2. Diagnosa Keperawatan
A. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual munta ditandai dengan
:
DS:
o klien menyatakan mual munta terus menerus
DO :
o klien nampak pucat
o klien nampak lemas
B. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan tuli saraf yang ditandai
dengan :
DS: klien menyatakan dengar bunyi berdengung pada telinga
DO:
o Tuli saraf
o Adanya gangguan pendengaran
C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan ditandai dengan :
DS:
o Klien menyatakan pusing
o Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri merasa berputar
o Klien menyatakan tidak bisa beraktivitas
DO :
o Aktivitas nampak di bantu.
D. Ansietas berhubungan dengan stres psikologi ditandai dengan:
o Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
DO:
o Klien tampak cemas
3. Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 6
hari, kebutuhan cairan
terpenuhi
Tepen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3
hari, kebutuhan cairan
beransur-ansur
1. Kaji masusakn dan
haluran cairan
2. Tingkatkan masukan
cairan oral sesuai
indikasi
3. Kolaborasi dalam
pemberian obat
ematic sesuai indikasi
1. perencanaan yang
akurat merupakan dasar
untuk penggantian cairan
2. penggantian cairan
oral harus dimulai
sesegera untuk
mengganti kehilangan
cairan tubuh.
3. anti emetic dapat
mengurangi mula dan
Miniere dan labirinitis
membaik dengan
kriteria :
- Mual munta
berkurang
- Peningkatan
pemasukan
cairan dengan
tubuh.
munta.
2. Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari pendengaran klien
kembali normal.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
hari , pendengaran klien
beransur- ansur normal
Dengan kriteria :
- Bunyi seperti
berdengung2
berkurang
- Bunyi hilang
timbul
1. Pantau kemampuan
pendengaran
2. Beri motivasi kepada
klien untk sering
beradaptasi
3. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran
1. Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk medengar
2. Dapat memberi
semangat kepada
klienuntuk
beradaptasi dengan
lingkungannya
3. Untuk dapat
memeperjelas
pendengaran klien
3. Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari , klien sudah bisa
beraktivitas kembali.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3
hari, klien sudah mulai
berektivitas sendiri
dengan kriteria:
- Semua aktivitas
klien tidak
dibantu lg
dengan orang
lain.
1. Berikan lingkungan
yng tenang dalam
priode istirahat tanpa
gangguan
2. Kaji tingkat dan jenis
aktivitas pengalih
untuk merencanakan
aktivitas yang sesuai
3. Diskusikan pola
aktivitas pengalih
yang biasa denga
pasien dan diberikan
kesempatan untuk
melanjudkan aktivitas
kembali.
1. Menghemat enrgi
untuk aktivitas
2. Untuk mengetahui
tingkat kebosanan
klien
3. Menyediakn
invormasi mengenai
stressor yang nyata
maupun yang
dirasakan yang
mempengaruhi
tingkat aktivitas
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari ansietas teratasi .
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
hari anietas mulai
berkurang dengan
1. Kaji tingkat aktivitas
2. Beri informasi tentag
penyakitnya dan
proses
keperawatannya
3. Intruksikan pasien
dalam aspek program
pengobatan
1. Membantu intervensi
terapeutik dan
partisipasi perawatan
diri
2. Meningkatkan
pengetahuan dan
mengurangi ansietas
3. Pengetahuan klien
mengurangi ansietas
Miniere dan labirinitis
kriteria :
- Klien
menyatakan
tidak cemas lagi
dengan
penyakitnya
- Ekspresi wajah
rileks
Miniere dan labirinitis
Labirintis
A. Konsep penyakit
1. Pengertian
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
2. Etiologi
Bakteri
Virus
3. Patofisiologi
Labirinitas terjadi karna adanya penyebaran infeksi keruang persilimfa, kemudian
berkembang hingga telinga dalam melalui kanalis auditorius internus . infeksi
bakteri disebabkan oleh otitis media, kolesteotoma dapat memasuki telinga tenga
dapat menembus membrane jendela bulat atau oval yang dapat mempengaruhi
baik itu keseimbangan ataupun proses pendengaran,virus yang paling sering
teriridentifikasi adalah gandongan, rubella,rubeola, dan infulenza serta penyakit
viral saluran nafas atas yang diketahui penyebab labirinitis.
4. Menifestasi klinis
Awitan mendadak vertigo
Mual dan munta
Kehilangan pendengaran
Tinnitus
5. Komplikasi
Otitis media akut
Meningitis
6. Pengobatan
Pengobatan labirinitis bakterial
o Terapi antibiotik intervena
o Penggantian cairan
o Pemberian sepresar vestibuler
o Obat anti muntah
Pengobatan labirinitis viral
o Obat anti emetic
o Anti vertigo
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
* Aktivitas/istrahat
Gejalah :
 Klien mentyatakan susah tidur pada saat tertentu karna kepanasan
Tanda
 Gelisa
* Nyeri/ kenyamanan
Miniere dan labirinitis
Gejalah
 Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala
 Tanda
 Wajah nampak meringis
 Distagmus
* Sirkulasi
Gejalah
 Klien menyatakn tubuhnya panas
Tenda
 Klien tampak gelisa
 Suhu tubuh 38,5
* Neorosensori
Gejalah
 Klien susah membedakan bunyi
 Klien menyatakan kadang-kadang telinganya berdengung sampai-
sampai tidak mendengar
Tanda
 Tuli saraf
 Klien tampak tidak mendengar bila di panggil
 Ataksia
* Integritas ego
Gejalah
 Klien enyatakn iya kawatir terhadap penyakitnya
 Klien menyatakan takut denga keadaan dirinya
Tanda
 Klien tampak gelisa
 Klien tampak bingung.
b. Pengelompokkan data
Ds :
 Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
 Klien menyatakan tubuhnya panas
 Klien menyatakan susah tidur pada saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan ‘
 Klien menyatakan sulit membedakan bunyi
 Klien menyatakan kadang – kadang telinga berdengung sampai tidak
mendengar
 Klien menyatakan kawatir denga penyakitnya
 Klie menyatakan takut aka keadaan dirinya
Do:
 Klien nampak meringis
 Distagmus
 Klien nampak gelisah
Miniere dan labirinitis
 Suhu tubuh 38,5
 tuli saraf
 Klien tidak dapat mendengar
 Ataksia
 Klien sering bertanya tentang penyakitnya
 Klien nampak bingung.
c. Analisa data
Problem Etiologi Symtom
Gangguan nyaman
nyeri
Adanya bakteri/virus
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Udema
Penekanan sekitar sistem saraf
pusat
Respon thalamus
Nyeri dipersepsikan
Ds :
o Klien menyatakan nyeri
pada bagian kepala
Do :
o Klien nampak meringis
o Distagmus
Hipertermi Adanya bakteri/virus
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Udema
Reaksi tubuh mengeluarkan zat-
zat kimia(baradikinin serotonin)
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermi
Ds:
o Klien menyatakan
tubuhnya panas
o Klien menyatakan susah
tidur saat-saat tertentu
karna tubuhnya kepanasan
Do:
o Klie nampak gelisah
o Suhu tubuh 38,5
Gangguan persepsi Adanya bakteri/virus Ds:
Miniere dan labirinitis
pendengaran
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Perubahan dengeneratif traktus
auditorius mulai dari sel-sel
serabut getar koklea sampai
kepusat saraf pendengaran
Gangguan persepsi pendengaran
o Klien menyatakan
sulin membedakan
bunyi
o kadang berdengung
sampai tidak
mendengar.
Do:
o Tuli saraf
o Kien tidak dapat
mendengar
o Ataksia
Ansietas Kurang interaksi dengan
likngkunag sekitar
Kurang terpajang informasi
Kien kurang memahami proses
penyakitnya
Stres psikologi
Ansietas
Ds:
o Klien menyatakan iya
kawatir engan
penyakitnya
o Klien menyatakan takut
akn kedaan dirinya
Do :
o Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
o Klien nampak bingung
dan cemas .
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan metastasi pada bagian telinga
ditandai dengan :
Ds :
 Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
Do :
 Klien nampak meringis
 Distagmus
b. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya inflamasi ditandai dengan :
Ds:
 Klien menyatakan tubuhnya panas
 Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan
Do:
Miniere dan labirinitis
 Klie nampak gelisah
 Suhu tubuh 38,5
c. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan
dengeneratif traktus auditorius yang ditandai dengan
Ds:
 Klien menyatakan sulin membedakan bunyi
 Klien menyatakan kadang berdengung sampai tidak mendengar.
Do:
 Tuli saraf
 Kien tidak dapat mendengar
 Ataksia
d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yang ditandai
dengan:
Ds:
 Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya
 Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya
Do :
 Klien sering bertanya tentang penyakitnya
 Klien nampak bingung dan cemas .
3. Perencanaan
N
o
Tujuan Intervensi Rasional
1. Tupan : setelah
diberkan tinkep selam 7
hari , nyeri teratasi
Tupen : setelah
diberikan tinkep selama
3 hari nyeri beransur
ansur berkurang dengan
kriteria :
o Klien menyatakan
tidak nyeri lagi
o Ekspresi wajah
rileks
1. Kaji tingkat nyeri,
catat lokasi dan
faktor yang
memperberat
keadaan
2. Berikan teknik
distraksi
3. Atur posisi yang
nyaman bagi klien
4. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian obat
anelgesik
1. Untuk
mengidentivikasi
dan memudahkan
dalam menentukan
intervensi
selanjudnya
2. Dapat mengalihkan
perhatian dan
meminimalkan
respobsive terhadap
masalah yang
dialaminya
3. Dapat membantu
meminimalkan tasa
nyeri yang dialami
klien
4. Obat analgesik
dapat membantu
Miniere dan labirinitis
dan mengurangi
rasa nyeri
2. Tupan : setelah
diberiakan tinkep
selama 6 hari suhu
tubuh normal
Tupan: setelah
diberikan tinkep selama
3 hari, suhu tubuh
beransur ansur normal
Denga kriteria
o Suhu tubuh
normal
o Klien tidak
menyatakan
tubuhnya tidak
panas lagi
1. Ukur dan monitori
TTV terutama suhu
tubuh
2. Anjurjan ada klien
untuk menggunakn
pakaian tipis dan
upayakan muda
menyerap keringat
3. Beri HE pada klie
maupun keluarga
untuk banyak minum
air putih
4. Kolaborasi denga
dokter dan tim
kesehatan laonnya
dalam dalam
pemberian
antipiuretik
1. Dapat mengatasi
keefektifan
tindakan intervensi
selanjudnya
2. Memudahkan
proses pelepasan
suhu kelingkunag
serta menjaga
keseimbangan
tubuh dan
mengurangi
terjadinya panas
3. Inteka cairan yang
masuk kedalam
tubuh dapat
membantu
menurunkan suhu
dan menganti cairan
yang hilang.
4. Antipiuretik dapat
membantu
menurunkan panas.
3. Tupan : setelah
diberikan tinkep srlama
5 hari gangguan fungsi
pendengaran teratasi
Tupen : setelah diberi
tinkep selama 2 hari
gangguan fungsi
pendengaran beransur-
ansur membaijk
Dengan kriteria:
o Klien sudah dapat
membedakan
bunyi
1. Pantau kemampuan
proses pendengaran
klien
2. Anjurkan klien untuk
mengikuti instruksi
perawat dalam
pengeluaran benda asing
yang menganggu
prosespendengaran klien
3. Berikan suport pada klie
untuk tetap beradaptasi
dengan lingkungannya
4. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran
1. Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk mendengar
2. Mengurangi benda
asing yang terdapat
didalam telinga
klien serta proses
pendengaran klien
3. Dapat memberikan
semangat pada klien
untuk beradaptasi
dengan
lingkungannya.
4. Dapat memperjelas
proses pendengaran
klien
4. Tupan: setelah
diberikan tikep selama
4 hari ansietas mulai
hilang.
Tupen :
Setelah diberikan
tinkep selama 2 hari
ansietas beransur ansur
hilang denga kriteria :
1. Kaji tentang pemahaman
klien tentang
penyakitnya
2. Beri penjelasan kepada
klien dan proses
penyakitnya
3. Beri dukungan spritual
berupa pendekatan
terhadap Tuhan Yang
1. Memudahkan
dalam menentukan
tindakan
selanjudnya
2. Dapat mengurangi
kecemasan klien
3. Dapat membuat
jiwanya lebih
tenang
Miniere dan labirinitis
o Klien menyatakan
tidak takut lagi
dengan keadaanya
Maha Esa
4. Beri kesempatan kepada
klien untuk
mendiskusikan
penyakitnya
5. Jelaskan kepada klien
tentang prosedur dan
tindakan serta tujuan
tindakannya
6. Peri penguat positif
terhadap kemajuan klien
4. Menambah proses
pemahaman klien
tentang penyakitnya
5. Klien mengoperatif
untuk prosedur
pengobatan
6. Dapat mendukung
terjadinya
perubahan prilaku
positeif terhadap
klien.
Miniere dan labirinitis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui
dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan
serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :
Dengan adanya askep mengenai gangguan pada telinga Meniere Dan Labirinitis ini
dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.
Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan
mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.

More Related Content

What's hot (20)

Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri Inaayah Regita Putri
Inaayah Regita Putri
 
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNAAskep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Asuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbcAsuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbc
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit pagetAsuhan keperawatan pada penyakit paget
Asuhan keperawatan pada penyakit paget
 
Konstipasi
KonstipasiKonstipasi
Konstipasi
 
Dokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanDokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatan
 
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi NebulizerProsedur Pemberian Terapi Nebulizer
Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
Ca. paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
 
CEDERA KEPALA BERAT
CEDERA KEPALA BERATCEDERA KEPALA BERAT
CEDERA KEPALA BERAT
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Askep
Askep Askep
Askep
 

Similar to Askep meniere dan libirintis

Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraGina Nd
 
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docxFORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docxHerianto Elbcome 300
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Ulyas Rahim
 
Aktiviti pengamatan pendengaran
Aktiviti pengamatan pendengaranAktiviti pengamatan pendengaran
Aktiviti pengamatan pendengaranSiti Rohayu Rohan
 
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxBIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxFiiraSafiira
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragikmamasaugi
 
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docxASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docxjihan913544
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisSumadin1112
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Askep meniere dan libirintis (20)

Askep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintisAskep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintis
 
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
Kelompok sindrom AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep miniare
Askep miniareAskep miniare
Askep miniare
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep sinusitis
Askep sinusitisAskep sinusitis
Askep sinusitis
 
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docxFORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Aktiviti pengamatan pendengaran
Aktiviti pengamatan pendengaranAktiviti pengamatan pendengaran
Aktiviti pengamatan pendengaran
 
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxBIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
 
ppt stroke.pptx
ppt stroke.pptxppt stroke.pptx
ppt stroke.pptx
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docxASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep meniere dan libirintis

  • 1. Miniere dan labirinitis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun kondisi atau gagguan lainnya. Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah Meniere Dan Labirinitis B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu : Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut C. Rumusan Masalah Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :  Konsep Medis - Defenisi dari Meniere Dan Labirinitis - Etiologi dari Meniere Dan Labirinitis - Patofisiologi dari Meniere Dan Labirinitis - Tanda dan Gejala dari Meniere Dan Labirinitis - Pemeriksaan Penunjang dari Meniere Dan Labirinitis - Komplikasi dari Meniere Dan Labirinitis - Penatalaksanaan Meniere Dan Labirinitis  Konsep Askep - Pengkajian - Diagnosa Keperawatan - Intervensi
  • 2. Miniere dan labirinitis D. Metode Penulisan Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan menggunakan media elektronik (internet).
  • 3. Miniere dan labirinitis BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3). 2. Etiologi Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan: Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin. Reaksi alergi. Gangguan autoimun. 3. Patofisiologi. Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat. 4. Manifestasi Klinik Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala : Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif. Plukteatif Tinitus atau suara berdenging. Veritgo 5. Pemeriksaan Penunjang Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan. .Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen. 6. Penatalaksanaan Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
  • 4. Miniere dan labirinitis B. Konsep askep 1. Pengkajian a. Pengumpulan data Aktivitas dan istrahat Gejalah - Klien menyatakan tidak dapat beraktifitas. - Klien menyatakan badannya lemas Tanda - Aktivitas tanpa di bantu - Keadaan umum lemah Makanan dan cairan Gejalah - Klien menyatakan mual /muntah Tanda - Klien tampak pucat Neorosensorik Gejalah - Klien menyatakan pusing - Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri terasa berputar - Klien menyatakan terasa berdengung pada telinganya Tanda - Tuli saraf - Gangguan pendengaran Integritas ego Gejalah - Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya - Klien menyatakan takut akan dirinya. Tanda - Klien nampak lemas - Klien nampak berkeringat dan kolaps. b. Pengelompokkan data DS: - Klien menyatakan mual yang terus menerus - Klien menyatakan pusing - Klien menyatakan serasa berputar tiap kali ingin berdiri - Klien menyatakan benrdengung pad telinga - Klien menyatakan stres pada pnyekitnya - Klien menyatakan takut akn dirinya - Klien menyatakan tidak mampu beraktivitas banyak. DO: - Klien nampak pucat
  • 5. Miniere dan labirinitis - Klien namak lemas - Aktivitas tanpak dibantu - Tuli saraf - Gangguan saraf - Klien tampak berkeringat dan kolaps c. Analisa data Problem Etiologi Symtom Kekurangan volume cairan Perubahan polume endolimfe Penimbunan cairan endolimfe Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane resiner Menekan urikulus Menekan SSP Hypothalamus Meransang mual/munta Anoraksia Kekurangan volume cairan DS: klien menyatakan mual yang terus menerus DO: -klien nampak pucat -klien nampak lemas Gangguan persepsi pendengaran Perubahan polume endolimfe Penimbunan cairan endolimf Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane resiner Sakulus mengalami pelebaran sehingga menekan urikulus DS: - Klien menyatakan bunyi berdengung pada telinga DO: - Tuli saraf - Adanyan gangguan pendengaran
  • 6. Miniere dan labirinitis Gangguan basal koglea Tuli saraf Gangguan persepsi pendengaran Intoleransi aktivitas Perubahan polume endolimfe Penimbunan cairan endolimfe Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane resiner Menekan urikulus Menekan SSP Hypothalamus Meransang mual/munta Anoraksia Kurang pembentukan ATP jaringan Kelemahan Intoleransi aktifitas DS: - klien menyatakan pusing - klien menyatakan setiap kali berusaha berdiri selalu berputar - klie menyatakan tidak bisa beraktivitas berat DO: - aktivitas tampak di bantu Ansietas Perubahan status kesehatan Kurang terpajar informasi Tidak tau tentang penyakitnya Ds: - Klien Menyatakan Sters Dengan Penyakitnya Do: - Klien Tampak
  • 7. Miniere dan labirinitis Stres psikologi Ansietas Cemas 2. Diagnosa Keperawatan A. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual munta ditandai dengan : DS: o klien menyatakan mual munta terus menerus DO : o klien nampak pucat o klien nampak lemas B. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan tuli saraf yang ditandai dengan : DS: klien menyatakan dengar bunyi berdengung pada telinga DO: o Tuli saraf o Adanya gangguan pendengaran C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan ditandai dengan : DS: o Klien menyatakan pusing o Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri merasa berputar o Klien menyatakan tidak bisa beraktivitas DO : o Aktivitas nampak di bantu. D. Ansietas berhubungan dengan stres psikologi ditandai dengan: o Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya DO: o Klien tampak cemas 3. Perencanaan No Tujuan Intervensi Rasional 1. Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 6 hari, kebutuhan cairan terpenuhi Tepen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, kebutuhan cairan beransur-ansur 1. Kaji masusakn dan haluran cairan 2. Tingkatkan masukan cairan oral sesuai indikasi 3. Kolaborasi dalam pemberian obat ematic sesuai indikasi 1. perencanaan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan 2. penggantian cairan oral harus dimulai sesegera untuk mengganti kehilangan cairan tubuh. 3. anti emetic dapat mengurangi mula dan
  • 8. Miniere dan labirinitis membaik dengan kriteria : - Mual munta berkurang - Peningkatan pemasukan cairan dengan tubuh. munta. 2. Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari pendengaran klien kembali normal. Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari , pendengaran klien beransur- ansur normal Dengan kriteria : - Bunyi seperti berdengung2 berkurang - Bunyi hilang timbul 1. Pantau kemampuan pendengaran 2. Beri motivasi kepada klien untk sering beradaptasi 3. Kolaborasi dalam pemberian alat bantu pendengaran 1. Untuk mengetahui sejau mana kemampuan klien untuk medengar 2. Dapat memberi semangat kepada klienuntuk beradaptasi dengan lingkungannya 3. Untuk dapat memeperjelas pendengaran klien 3. Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari , klien sudah bisa beraktivitas kembali. Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, klien sudah mulai berektivitas sendiri dengan kriteria: - Semua aktivitas klien tidak dibantu lg dengan orang lain. 1. Berikan lingkungan yng tenang dalam priode istirahat tanpa gangguan 2. Kaji tingkat dan jenis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas yang sesuai 3. Diskusikan pola aktivitas pengalih yang biasa denga pasien dan diberikan kesempatan untuk melanjudkan aktivitas kembali. 1. Menghemat enrgi untuk aktivitas 2. Untuk mengetahui tingkat kebosanan klien 3. Menyediakn invormasi mengenai stressor yang nyata maupun yang dirasakan yang mempengaruhi tingkat aktivitas Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari ansietas teratasi . Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari anietas mulai berkurang dengan 1. Kaji tingkat aktivitas 2. Beri informasi tentag penyakitnya dan proses keperawatannya 3. Intruksikan pasien dalam aspek program pengobatan 1. Membantu intervensi terapeutik dan partisipasi perawatan diri 2. Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi ansietas 3. Pengetahuan klien mengurangi ansietas
  • 9. Miniere dan labirinitis kriteria : - Klien menyatakan tidak cemas lagi dengan penyakitnya - Ekspresi wajah rileks
  • 10. Miniere dan labirinitis Labirintis A. Konsep penyakit 1. Pengertian Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun virus 2. Etiologi Bakteri Virus 3. Patofisiologi Labirinitas terjadi karna adanya penyebaran infeksi keruang persilimfa, kemudian berkembang hingga telinga dalam melalui kanalis auditorius internus . infeksi bakteri disebabkan oleh otitis media, kolesteotoma dapat memasuki telinga tenga dapat menembus membrane jendela bulat atau oval yang dapat mempengaruhi baik itu keseimbangan ataupun proses pendengaran,virus yang paling sering teriridentifikasi adalah gandongan, rubella,rubeola, dan infulenza serta penyakit viral saluran nafas atas yang diketahui penyebab labirinitis. 4. Menifestasi klinis Awitan mendadak vertigo Mual dan munta Kehilangan pendengaran Tinnitus 5. Komplikasi Otitis media akut Meningitis 6. Pengobatan Pengobatan labirinitis bakterial o Terapi antibiotik intervena o Penggantian cairan o Pemberian sepresar vestibuler o Obat anti muntah Pengobatan labirinitis viral o Obat anti emetic o Anti vertigo B. Konsep askep 1. Pengkajian a. Pengumpulan data * Aktivitas/istrahat Gejalah :  Klien mentyatakan susah tidur pada saat tertentu karna kepanasan Tanda  Gelisa * Nyeri/ kenyamanan
  • 11. Miniere dan labirinitis Gejalah  Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala  Tanda  Wajah nampak meringis  Distagmus * Sirkulasi Gejalah  Klien menyatakn tubuhnya panas Tenda  Klien tampak gelisa  Suhu tubuh 38,5 * Neorosensori Gejalah  Klien susah membedakan bunyi  Klien menyatakan kadang-kadang telinganya berdengung sampai- sampai tidak mendengar Tanda  Tuli saraf  Klien tampak tidak mendengar bila di panggil  Ataksia * Integritas ego Gejalah  Klien enyatakn iya kawatir terhadap penyakitnya  Klien menyatakan takut denga keadaan dirinya Tanda  Klien tampak gelisa  Klien tampak bingung. b. Pengelompokkan data Ds :  Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala  Klien menyatakan tubuhnya panas  Klien menyatakan susah tidur pada saat tertentu karna tubuhnya kepanasan ‘  Klien menyatakan sulit membedakan bunyi  Klien menyatakan kadang – kadang telinga berdengung sampai tidak mendengar  Klien menyatakan kawatir denga penyakitnya  Klie menyatakan takut aka keadaan dirinya Do:  Klien nampak meringis  Distagmus  Klien nampak gelisah
  • 12. Miniere dan labirinitis  Suhu tubuh 38,5  tuli saraf  Klien tidak dapat mendengar  Ataksia  Klien sering bertanya tentang penyakitnya  Klien nampak bingung. c. Analisa data Problem Etiologi Symtom Gangguan nyaman nyeri Adanya bakteri/virus Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin) Terjadi inflamasi Udema Penekanan sekitar sistem saraf pusat Respon thalamus Nyeri dipersepsikan Ds : o Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala Do : o Klien nampak meringis o Distagmus Hipertermi Adanya bakteri/virus Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin) Terjadi inflamasi Udema Reaksi tubuh mengeluarkan zat- zat kimia(baradikinin serotonin) Peningkatan suhu tubuh Hipertermi Ds: o Klien menyatakan tubuhnya panas o Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya kepanasan Do: o Klie nampak gelisah o Suhu tubuh 38,5 Gangguan persepsi Adanya bakteri/virus Ds:
  • 13. Miniere dan labirinitis pendengaran Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin) Terjadi inflamasi Perubahan dengeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel serabut getar koklea sampai kepusat saraf pendengaran Gangguan persepsi pendengaran o Klien menyatakan sulin membedakan bunyi o kadang berdengung sampai tidak mendengar. Do: o Tuli saraf o Kien tidak dapat mendengar o Ataksia Ansietas Kurang interaksi dengan likngkunag sekitar Kurang terpajang informasi Kien kurang memahami proses penyakitnya Stres psikologi Ansietas Ds: o Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya o Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya Do : o Klien sering bertanya tentang penyakitnya o Klien nampak bingung dan cemas . 2. Diagnosa keperawatan a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan metastasi pada bagian telinga ditandai dengan : Ds :  Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala Do :  Klien nampak meringis  Distagmus b. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya inflamasi ditandai dengan : Ds:  Klien menyatakan tubuhnya panas  Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya kepanasan Do:
  • 14. Miniere dan labirinitis  Klie nampak gelisah  Suhu tubuh 38,5 c. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan dengeneratif traktus auditorius yang ditandai dengan Ds:  Klien menyatakan sulin membedakan bunyi  Klien menyatakan kadang berdengung sampai tidak mendengar. Do:  Tuli saraf  Kien tidak dapat mendengar  Ataksia d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yang ditandai dengan: Ds:  Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya  Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya Do :  Klien sering bertanya tentang penyakitnya  Klien nampak bingung dan cemas . 3. Perencanaan N o Tujuan Intervensi Rasional 1. Tupan : setelah diberkan tinkep selam 7 hari , nyeri teratasi Tupen : setelah diberikan tinkep selama 3 hari nyeri beransur ansur berkurang dengan kriteria : o Klien menyatakan tidak nyeri lagi o Ekspresi wajah rileks 1. Kaji tingkat nyeri, catat lokasi dan faktor yang memperberat keadaan 2. Berikan teknik distraksi 3. Atur posisi yang nyaman bagi klien 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anelgesik 1. Untuk mengidentivikasi dan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjudnya 2. Dapat mengalihkan perhatian dan meminimalkan respobsive terhadap masalah yang dialaminya 3. Dapat membantu meminimalkan tasa nyeri yang dialami klien 4. Obat analgesik dapat membantu
  • 15. Miniere dan labirinitis dan mengurangi rasa nyeri 2. Tupan : setelah diberiakan tinkep selama 6 hari suhu tubuh normal Tupan: setelah diberikan tinkep selama 3 hari, suhu tubuh beransur ansur normal Denga kriteria o Suhu tubuh normal o Klien tidak menyatakan tubuhnya tidak panas lagi 1. Ukur dan monitori TTV terutama suhu tubuh 2. Anjurjan ada klien untuk menggunakn pakaian tipis dan upayakan muda menyerap keringat 3. Beri HE pada klie maupun keluarga untuk banyak minum air putih 4. Kolaborasi denga dokter dan tim kesehatan laonnya dalam dalam pemberian antipiuretik 1. Dapat mengatasi keefektifan tindakan intervensi selanjudnya 2. Memudahkan proses pelepasan suhu kelingkunag serta menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi terjadinya panas 3. Inteka cairan yang masuk kedalam tubuh dapat membantu menurunkan suhu dan menganti cairan yang hilang. 4. Antipiuretik dapat membantu menurunkan panas. 3. Tupan : setelah diberikan tinkep srlama 5 hari gangguan fungsi pendengaran teratasi Tupen : setelah diberi tinkep selama 2 hari gangguan fungsi pendengaran beransur- ansur membaijk Dengan kriteria: o Klien sudah dapat membedakan bunyi 1. Pantau kemampuan proses pendengaran klien 2. Anjurkan klien untuk mengikuti instruksi perawat dalam pengeluaran benda asing yang menganggu prosespendengaran klien 3. Berikan suport pada klie untuk tetap beradaptasi dengan lingkungannya 4. Kolaborasi dalam pemberian alat bantu pendengaran 1. Untuk mengetahui sejau mana kemampuan klien untuk mendengar 2. Mengurangi benda asing yang terdapat didalam telinga klien serta proses pendengaran klien 3. Dapat memberikan semangat pada klien untuk beradaptasi dengan lingkungannya. 4. Dapat memperjelas proses pendengaran klien 4. Tupan: setelah diberikan tikep selama 4 hari ansietas mulai hilang. Tupen : Setelah diberikan tinkep selama 2 hari ansietas beransur ansur hilang denga kriteria : 1. Kaji tentang pemahaman klien tentang penyakitnya 2. Beri penjelasan kepada klien dan proses penyakitnya 3. Beri dukungan spritual berupa pendekatan terhadap Tuhan Yang 1. Memudahkan dalam menentukan tindakan selanjudnya 2. Dapat mengurangi kecemasan klien 3. Dapat membuat jiwanya lebih tenang
  • 16. Miniere dan labirinitis o Klien menyatakan tidak takut lagi dengan keadaanya Maha Esa 4. Beri kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan penyakitnya 5. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan tindakan serta tujuan tindakannya 6. Peri penguat positif terhadap kemajuan klien 4. Menambah proses pemahaman klien tentang penyakitnya 5. Klien mengoperatif untuk prosedur pengobatan 6. Dapat mendukung terjadinya perubahan prilaku positeif terhadap klien.
  • 17. Miniere dan labirinitis BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3). Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun virus B. Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu : Dengan adanya askep mengenai gangguan pada telinga Meniere Dan Labirinitis ini dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula. Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.