1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran
dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting
pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan
diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting.
Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,
Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan
translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli
(tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan
mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun
kondisi atau gagguan lainnya.
Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah
Meniere Dan Labirinitis
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :
Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis
Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut
Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut
C. Rumusan Masalah
Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :
Konsep Medis
- Defenisi dari Meniere Dan Labirinitis
- Etiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Patofisiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Tanda dan Gejala dari Meniere Dan Labirinitis
- Pemeriksaan Penunjang dari Meniere Dan Labirinitis
- Komplikasi dari Meniere Dan Labirinitis
- Penatalaksanaan Meniere Dan Labirinitis
Konsep Askep
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi
Miniere dan labirinitis
2. D. Metode Penulisan
Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch
Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur
informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan
menggunakan media elektronik (internet).
Miniere dan labirinitis
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum
diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan
pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
2. Etiologi
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah
merupakan:
Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang
menuju ke labirin.
Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
Reaksi alergi.
Gangguan autoimun.
3. Patofisiologi.
Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh
stria vaskularis terhambat.
4. Manifestasi
Klinik
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
Plukteatif
Tinitus atau suara berdenging.
Veritgo
5. Pemeriksaan Penunjang
Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah
diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali
dan dibandingkan.
.Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya
dapat ditemukan rekrutinen.
6.
Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang
meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik
ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg
atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan
Miniere dan labirinitis
4. betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan
neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas dan istrahat
Gejalah
- Klien menyatakan tidak dapat beraktifitas.
- Klien menyatakan badannya lemas
Tanda
- Aktivitas tanpa di bantu
- Keadaan umum lemah
Makanan dan cairan
Gejalah
- Klien menyatakan mual /muntah
Tanda
- Klien tampak pucat
Neorosensorik
Gejalah
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri terasa berputar
- Klien menyatakan terasa berdengung pada telinganya
Tanda
- Tuli saraf
- Gangguan pendengaran
Integritas ego
Gejalah
- Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
- Klien menyatakan takut akan dirinya.
Tanda
- Klien nampak lemas
- Klien nampak berkeringat dan kolaps.
b. Pengelompokkan data
DS:
- Klien menyatakan mual yang terus menerus
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan serasa berputar tiap kali ingin berdiri
- Klien menyatakan benrdengung pad telinga
- Klien menyatakan stres pada pnyekitnya
- Klien menyatakan takut akn dirinya
- Klien menyatakan tidak mampu beraktivitas banyak.
Miniere dan labirinitis
5. -
DO:
Klien nampak pucat
Klien namak lemas
Aktivitas tanpak dibantu
Tuli saraf
Gangguan saraf
Klien tampak berkeringat dan kolaps
c. Analisa data
Problem
Kekurangan volume cairan
Etiologi
Perubahan polume endolimfe
Symtom
DS: klien menyatakan mual
yang terus menerus
DO:
Penimbunan cairan endolimfe -klien nampak pucat
-klien nampak lemas
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Menekan urikulus
Menekan SSP
Hypothalamus
Meransang mual/munta
Anoraksia
Kekurangan volume cairan
Gangguan persepsi
pendengaran
Perubahan polume endolimfe
Penimbunan cairan endolimf
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
Miniere dan labirinitis
DS:
-
Klien menyatakan
bunyi berdengung
pada telinga
DO:
- Tuli saraf
- Adanyan gangguan
pendengaran
6. Sakulus mengalami pelebaran
sehingga menekan urikulus
Gangguan basal koglea
Tuli saraf
Intoleransi aktivitas
Gangguan persepsi
pendengaran
Perubahan polume endolimfe
DS:
-
Penimbunan cairan endolimfe
-
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner
-
Menekan urikulus
klien menyatakan
pusing
klien menyatakan
setiap kali berusaha
berdiri selalu
berputar
klie menyatakan
tidak bisa
beraktivitas berat
DO:
- aktivitas tampak di
bantu
Menekan SSP
Hypothalamus
Meransang mual/munta
Anoraksia
Kurang pembentukan ATP
jaringan
Kelemahan
Ansietas
Intoleransi aktifitas
Perubahan status kesehatan
Kurang terpajar informasi
Miniere dan labirinitis
Ds:
-
Klien Menyatakan
Sters Dengan
Penyakitnya
7. Tidak tau tentang
penyakitnya
Do:
-
Klien Tampak
Cemas
Stres psikologi
Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
A. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual munta ditandai dengan
:
DS:
o klien menyatakan mual munta terus menerus
DO :
o klien nampak pucat
o klien nampak lemas
B. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan tuli saraf yang ditandai
dengan :
DS: klien menyatakan dengar bunyi berdengung pada telinga
DO:
o Tuli saraf
o Adanya gangguan pendengaran
C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan ditandai dengan :
DS:
o Klien menyatakan pusing
o Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri merasa berputar
o Klien menyatakan tidak bisa beraktivitas
DO :
o Aktivitas nampak di bantu.
D. Ansietas berhubungan dengan stres psikologi ditandai dengan:
o Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
DO:
o Klien tampak cemas
3. Perencanaan
No Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan : setelah
1. Kaji masusakn dan
1. perencanaan yang
diberikan tindakan
haluran cairan
akurat merupakan dasar
keperawatan selama 6
2. Tingkatkan masukan untuk penggantian cairan
hari, kebutuhan cairan
cairan oral sesuai
2. penggantian cairan
terpenuhi
indikasi
oral harus dimulai
Tepen : setelah
3. Kolaborasi dalam
sesegera untuk
diberikan tindakan
pemberian obat
mengganti kehilangan
keperawatan selama 3
ematic sesuai indikasi cairan tubuh.
Miniere dan labirinitis
8. 2.
3.
hari, kebutuhan cairan
beransur-ansur
membaik dengan
kriteria :
- Mual munta
berkurang
- Peningkatan
pemasukan
cairan dengan
tubuh.
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari pendengaran klien
kembali normal.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
hari , pendengaran klien
beransur- ansur normal
Dengan kriteria :
- Bunyi seperti
berdengung2
berkurang
- Bunyi hilang
timbul
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari , klien sudah bisa
beraktivitas kembali.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3
hari, klien sudah mulai
berektivitas sendiri
dengan kriteria:
- Semua aktivitas
klien tidak
dibantu lg
dengan orang
lain.
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari ansietas teratasi .
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
Miniere dan labirinitis
3. anti emetic dapat
mengurangi mula dan
munta.
1. Pantau kemampuan
pendengaran
2. Beri motivasi kepada
klien untk sering
beradaptasi
3. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran
1. Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk medengar
2. Dapat memberi
semangat kepada
klienuntuk
beradaptasi dengan
lingkungannya
3. Untuk dapat
memeperjelas
pendengaran klien
1. Berikan lingkungan
1. Menghemat enrgi
yng tenang dalam
untuk aktivitas
priode istirahat tanpa 2. Untuk mengetahui
gangguan
tingkat kebosanan
2. Kaji tingkat dan jenis
klien
aktivitas pengalih
3. Menyediakn
untuk merencanakan
invormasi mengenai
aktivitas yang sesuai
stressor yang nyata
3. Diskusikan pola
maupun yang
aktivitas pengalih
dirasakan yang
yang biasa denga
mempengaruhi
pasien dan diberikan
tingkat aktivitas
kesempatan untuk
melanjudkan aktivitas
kembali.
1. Kaji tingkat aktivitas
2. Beri informasi tentag
penyakitnya dan
proses
keperawatannya
3. Intruksikan pasien
dalam aspek program
1. Membantu intervensi
terapeutik dan
partisipasi perawatan
diri
2. Meningkatkan
pengetahuan dan
mengurangi ansietas
9. hari anietas mulai
berkurang dengan
kriteria :
- Klien
menyatakan
tidak cemas lagi
dengan
penyakitnya
- Ekspresi wajah
rileks
Miniere dan labirinitis
pengobatan
3. Pengetahuan klien
mengurangi ansietas
10. Labirintis
A. Konsep penyakit
1. Pengertian
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
2. Etiologi
Bakteri
Virus
3. Patofisiologi
Labirinitas terjadi karna adanya penyebaran infeksi keruang persilimfa, kemudian
berkembang hingga telinga dalam melalui kanalis auditorius internus . infeksi
bakteri disebabkan oleh otitis media, kolesteotoma dapat memasuki telinga tenga
dapat menembus membrane jendela bulat atau oval yang dapat mempengaruhi
baik itu keseimbangan ataupun proses pendengaran,virus yang paling sering
teriridentifikasi adalah gandongan, rubella,rubeola, dan infulenza serta penyakit
viral saluran nafas atas yang diketahui penyebab labirinitis.
4. Menifestasi klinis
Awitan mendadak vertigo
Mual dan munta
Kehilangan pendengaran
Tinnitus
5. Komplikasi
Otitis media akut
Meningitis
6. Pengobatan
Pengobatan labirinitis bakterial
o Terapi antibiotik intervena
o Penggantian cairan
o Pemberian sepresar vestibuler
o Obat anti muntah
Pengobatan labirinitis viral
o Obat anti emetic
o Anti vertigo
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
* Aktivitas/istrahat
Gejalah :
Klien mentyatakan susah tidur pada saat tertentu karna kepanasan
Tanda
Gelisa
Miniere dan labirinitis
11. *
Nyeri/ kenyamanan
Gejalah
Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala
Tanda
Wajah nampak meringis
Distagmus
* Sirkulasi
Gejalah
Klien menyatakn tubuhnya panas
Tenda
Klien tampak gelisa
Suhu tubuh 38,5
* Neorosensori
Gejalah
Klien susah membedakan bunyi
Klien menyatakan kadang-kadang telinganya berdengung sampaisampai tidak mendengar
Tanda
Tuli saraf
Klien tampak tidak mendengar bila di panggil
Ataksia
* Integritas ego
Gejalah
Klien enyatakn iya kawatir terhadap penyakitnya
Klien menyatakan takut denga keadaan dirinya
Tanda
Klien tampak gelisa
Klien tampak bingung.
b. Pengelompokkan data
Ds :
Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
Klien menyatakan tubuhnya panas
Klien menyatakan susah tidur pada saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan ‘
Klien menyatakan sulit membedakan bunyi
Klien menyatakan kadang – kadang telinga berdengung sampai tidak
mendengar
Klien menyatakan kawatir denga penyakitnya
Klie menyatakan takut aka keadaan dirinya
Do:
Klien nampak meringis
Distagmus
Miniere dan labirinitis
12.
Klien nampak gelisah
Suhu tubuh 38,5
tuli saraf
Klien tidak dapat mendengar
Ataksia
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
Klien nampak bingung.
c. Analisa data
Problem
Etiologi
Symtom
Gangguan nyaman
Adanya bakteri/virus
Ds :
nyeri
o Klien menyatakan nyeri
pada bagian kepala
Metastasi infeksi pada bagian
Do :
telinga dalam(labirin)
o Klien nampak meringis
o Distagmus
Terjadi inflamasi
Udema
Penekanan sekitar sistem saraf
pusat
Respon thalamus
Hipertermi
Nyeri dipersepsikan
Adanya bakteri/virus
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Udema
Reaksi tubuh mengeluarkan zatzat kimia(baradikinin serotonin)
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermi
Miniere dan labirinitis
Ds:
o Klien menyatakan
tubuhnya panas
o Klien menyatakan susah
tidur saat-saat tertentu
karna tubuhnya kepanasan
Do:
o Klie nampak gelisah
o Suhu tubuh 38,5
13. Gangguan persepsi
pendengaran
Adanya bakteri/virus
Ds:
o Klien menyatakan
sulin membedakan
bunyi
o kadang berdengung
sampai tidak
mendengar.
Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)
Terjadi inflamasi
Perubahan dengeneratif traktus
auditorius mulai dari sel-sel
serabut getar koklea sampai
kepusat saraf pendengaran
Gangguan persepsi pendengaran
Kurang interaksi dengan
likngkunag sekitar
Ansietas
Kurang terpajang informasi
Kien kurang memahami proses
penyakitnya
Do:
o Tuli saraf
o Kien tidak dapat
mendengar
o Ataksia
Ds:
o Klien menyatakan iya
kawatir engan
penyakitnya
o Klien menyatakan takut
akn kedaan dirinya
Do :
o Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
o Klien nampak bingung
dan cemas .
Stres psikologi
Ansietas
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan metastasi pada bagian telinga
ditandai dengan :
Ds :
Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
Do :
Klien nampak meringis
Distagmus
b. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya inflamasi ditandai dengan :
Ds:
Klien menyatakan tubuhnya panas
Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan
Do:
Miniere dan labirinitis
14. Klie nampak gelisah
Suhu tubuh 38,5
c. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan
dengeneratif traktus auditorius yang ditandai dengan
Ds:
Klien menyatakan sulin membedakan bunyi
Klien menyatakan kadang berdengung sampai tidak mendengar.
Do:
Tuli saraf
Kien tidak dapat mendengar
Ataksia
d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yang ditandai
dengan:
Ds:
Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya
Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya
Do :
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
Klien nampak bingung dan cemas .
3. Perencanaan
N Tujuan
Intervensi
o
1. Tupan : setelah
1. Kaji tingkat nyeri,
diberkan tinkep selam 7
catat lokasi dan
hari , nyeri teratasi
faktor yang
Tupen : setelah
memperberat
diberikan tinkep selama
keadaan
3 hari nyeri beransur
2. Berikan teknik
ansur berkurang dengan
distraksi
kriteria :
3. Atur posisi yang
o Klien menyatakan
nyaman bagi klien
tidak nyeri lagi
4. Kolaborasi dengan
o Ekspresi wajah
tim medis dalam
rileks
pemberian obat
anelgesik
Miniere dan labirinitis
Rasional
1. Untuk
mengidentivikasi
dan memudahkan
dalam menentukan
intervensi
selanjudnya
2. Dapat mengalihkan
perhatian dan
meminimalkan
respobsive terhadap
masalah yang
dialaminya
3. Dapat membantu
meminimalkan tasa
nyeri yang dialami
klien
4. Obat analgesik
dapat membantu
15. 2.
Tupan : setelah
diberiakan tinkep
selama 6 hari suhu
tubuh normal
Tupan: setelah
diberikan tinkep selama
3 hari, suhu tubuh
beransur ansur normal
Denga kriteria
o Suhu tubuh
normal
o Klien tidak
menyatakan
tubuhnya tidak
panas lagi
1. Ukur dan monitori
TTV terutama suhu
tubuh
2. Anjurjan ada klien
untuk menggunakn
pakaian tipis dan
upayakan muda
menyerap keringat
3. Beri HE pada klie
maupun keluarga
untuk banyak minum
air putih
4. Kolaborasi denga
dokter dan tim
kesehatan laonnya
dalam dalam
pemberian
antipiuretik
1.
2.
3.
4.
3.
4.
Tupan : setelah
diberikan tinkep srlama
5 hari gangguan fungsi
pendengaran teratasi
Tupen : setelah diberi
tinkep selama 2 hari
gangguan fungsi
pendengaran beransuransur membaijk
Dengan kriteria:
o Klien sudah dapat
membedakan
bunyi
Tupan: setelah
diberikan tikep selama
4 hari ansietas mulai
hilang.
Tupen :
Setelah diberikan
tinkep selama 2 hari
ansietas beransur ansur
hilang denga kriteria :
Miniere dan labirinitis
1. Pantau kemampuan
proses pendengaran
klien
2. Anjurkan klien untuk
mengikuti instruksi
perawat dalam
pengeluaran benda asing
yang menganggu
prosespendengaran klien
3. Berikan suport pada klie
untuk tetap beradaptasi
dengan lingkungannya
4. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran
1.
1. Kaji tentang pemahaman
klien tentang
penyakitnya
2. Beri penjelasan kepada
klien dan proses
penyakitnya
3. Beri dukungan spritual
berupa pendekatan
terhadap Tuhan Yang
1.
2.
3.
4.
2.
3.
dan mengurangi
rasa nyeri
Dapat mengatasi
keefektifan
tindakan intervensi
selanjudnya
Memudahkan
proses pelepasan
suhu kelingkunag
serta menjaga
keseimbangan
tubuh dan
mengurangi
terjadinya panas
Inteka cairan yang
masuk kedalam
tubuh dapat
membantu
menurunkan suhu
dan menganti cairan
yang hilang.
Antipiuretik dapat
membantu
menurunkan panas.
Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk mendengar
Mengurangi benda
asing yang terdapat
didalam telinga
klien serta proses
pendengaran klien
Dapat memberikan
semangat pada klien
untuk beradaptasi
dengan
lingkungannya.
Dapat memperjelas
proses pendengaran
klien
Memudahkan
dalam menentukan
tindakan
selanjudnya
Dapat mengurangi
kecemasan klien
Dapat membuat
jiwanya lebih
tenang
16. o Klien menyatakan
tidak takut lagi
dengan keadaanya
Miniere dan labirinitis
Maha Esa
4. Beri kesempatan kepada
klien untuk
mendiskusikan
penyakitnya
5. Jelaskan kepada klien
tentang prosedur dan
tindakan serta tujuan
tindakannya
6. Peri penguat positif
terhadap kemajuan klien
4. Menambah proses
pemahaman klien
tentang penyakitnya
5. Klien mengoperatif
untuk prosedur
pengobatan
6. Dapat mendukung
terjadinya
perubahan prilaku
positeif terhadap
klien.
17. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui
dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan
serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :
Dengan adanya askep mengenai gangguan pada telinga Meniere Dan Labirinitis ini
dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.
Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan
mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.
Miniere dan labirinitis