SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran
dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting
pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan
diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting.
Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,
Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan
translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli
(tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan
mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun
kondisi atau gagguan lainnya.
Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah
Meniere Dan Labirinitis
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :
Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis
Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut
Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut
C. Rumusan Masalah
Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :
 Konsep Medis
- Defenisi dari Meniere Dan Labirinitis
- Etiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Patofisiologi dari Meniere Dan Labirinitis
- Tanda dan Gejala dari Meniere Dan Labirinitis
- Pemeriksaan Penunjang dari Meniere Dan Labirinitis
- Komplikasi dari Meniere Dan Labirinitis
- Penatalaksanaan Meniere Dan Labirinitis
 Konsep Askep
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi

Miniere dan labirinitis
D. Metode Penulisan
Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch
Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur
informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan
menggunakan media elektronik (internet).

Miniere dan labirinitis
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum
diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan
pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
2. Etiologi
Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah
merupakan:
Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang
menuju ke labirin.
Gangguan elektrolit dalam cairan labirin.
Reaksi alergi.
Gangguan autoimun.
3. Patofisiologi.
Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh
stria vaskularis terhambat.
4. Manifestasi
Klinik
Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :
Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif.
Plukteatif
Tinitus atau suara berdenging.
Veritgo
5. Pemeriksaan Penunjang
Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah
diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali
dan dibandingkan.
.Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya
dapat ditemukan rekrutinen.
6.

Penatalaksanaan
Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang
meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik
ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg
atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan

Miniere dan labirinitis
betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan
neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
Aktivitas dan istrahat
Gejalah
- Klien menyatakan tidak dapat beraktifitas.
- Klien menyatakan badannya lemas
Tanda
- Aktivitas tanpa di bantu
- Keadaan umum lemah
Makanan dan cairan
Gejalah
- Klien menyatakan mual /muntah
Tanda
- Klien tampak pucat
Neorosensorik
Gejalah
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri terasa berputar
- Klien menyatakan terasa berdengung pada telinganya
Tanda
- Tuli saraf
- Gangguan pendengaran
Integritas ego
Gejalah
- Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
- Klien menyatakan takut akan dirinya.
Tanda
- Klien nampak lemas
- Klien nampak berkeringat dan kolaps.
b. Pengelompokkan data
DS:
- Klien menyatakan mual yang terus menerus
- Klien menyatakan pusing
- Klien menyatakan serasa berputar tiap kali ingin berdiri
- Klien menyatakan benrdengung pad telinga
- Klien menyatakan stres pada pnyekitnya
- Klien menyatakan takut akn dirinya
- Klien menyatakan tidak mampu beraktivitas banyak.
Miniere dan labirinitis
-

DO:
Klien nampak pucat
Klien namak lemas
Aktivitas tanpak dibantu
Tuli saraf
Gangguan saraf
Klien tampak berkeringat dan kolaps

c. Analisa data
Problem
Kekurangan volume cairan

Etiologi
Perubahan polume endolimfe

Symtom
DS: klien menyatakan mual
yang terus menerus
DO:
Penimbunan cairan endolimfe -klien nampak pucat
-klien nampak lemas
Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner

Menekan urikulus

Menekan SSP

Hypothalamus

Meransang mual/munta

Anoraksia

Kekurangan volume cairan
Gangguan persepsi
pendengaran

Perubahan polume endolimfe

Penimbunan cairan endolimf

Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner

Miniere dan labirinitis

DS:
-

Klien menyatakan
bunyi berdengung
pada telinga

DO:
- Tuli saraf
- Adanyan gangguan
pendengaran
Sakulus mengalami pelebaran
sehingga menekan urikulus

Gangguan basal koglea

Tuli saraf

Intoleransi aktivitas

Gangguan persepsi
pendengaran
Perubahan polume endolimfe

DS:
-

Penimbunan cairan endolimfe

-

Pelebaran dan perubahan
morfoligi pada memrane
resiner

-

Menekan urikulus

klien menyatakan
pusing
klien menyatakan
setiap kali berusaha
berdiri selalu
berputar
klie menyatakan
tidak bisa
beraktivitas berat

DO:
- aktivitas tampak di
bantu

Menekan SSP

Hypothalamus

Meransang mual/munta

Anoraksia

Kurang pembentukan ATP
jaringan

Kelemahan

Ansietas

Intoleransi aktifitas
Perubahan status kesehatan

Kurang terpajar informasi
Miniere dan labirinitis

Ds:
-

Klien Menyatakan
Sters Dengan
Penyakitnya
Tidak tau tentang
penyakitnya

Do:
-

Klien Tampak
Cemas

Stres psikologi

Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
A. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual munta ditandai dengan
:
DS:
o klien menyatakan mual munta terus menerus
DO :
o klien nampak pucat
o klien nampak lemas
B. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan tuli saraf yang ditandai
dengan :
DS: klien menyatakan dengar bunyi berdengung pada telinga
DO:
o Tuli saraf
o Adanya gangguan pendengaran
C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan ditandai dengan :
DS:
o Klien menyatakan pusing
o Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri merasa berputar
o Klien menyatakan tidak bisa beraktivitas
DO :
o Aktivitas nampak di bantu.
D. Ansietas berhubungan dengan stres psikologi ditandai dengan:
o Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya
DO:
o Klien tampak cemas
3. Perencanaan
No Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Tupan : setelah
1. Kaji masusakn dan
1. perencanaan yang
diberikan tindakan
haluran cairan
akurat merupakan dasar
keperawatan selama 6
2. Tingkatkan masukan untuk penggantian cairan
hari, kebutuhan cairan
cairan oral sesuai
2. penggantian cairan
terpenuhi
indikasi
oral harus dimulai
Tepen : setelah
3. Kolaborasi dalam
sesegera untuk
diberikan tindakan
pemberian obat
mengganti kehilangan
keperawatan selama 3
ematic sesuai indikasi cairan tubuh.
Miniere dan labirinitis
2.

3.

hari, kebutuhan cairan
beransur-ansur
membaik dengan
kriteria :
- Mual munta
berkurang
- Peningkatan
pemasukan
cairan dengan
tubuh.
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari pendengaran klien
kembali normal.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
hari , pendengaran klien
beransur- ansur normal
Dengan kriteria :
- Bunyi seperti
berdengung2
berkurang
- Bunyi hilang
timbul
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari , klien sudah bisa
beraktivitas kembali.
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3
hari, klien sudah mulai
berektivitas sendiri
dengan kriteria:
- Semua aktivitas
klien tidak
dibantu lg
dengan orang
lain.
Tupan : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 5
hari ansietas teratasi .
Tupen : setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2

Miniere dan labirinitis

3. anti emetic dapat
mengurangi mula dan
munta.

1. Pantau kemampuan
pendengaran
2. Beri motivasi kepada
klien untk sering
beradaptasi
3. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran

1. Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk medengar
2. Dapat memberi
semangat kepada
klienuntuk
beradaptasi dengan
lingkungannya
3. Untuk dapat
memeperjelas
pendengaran klien

1. Berikan lingkungan
1. Menghemat enrgi
yng tenang dalam
untuk aktivitas
priode istirahat tanpa 2. Untuk mengetahui
gangguan
tingkat kebosanan
2. Kaji tingkat dan jenis
klien
aktivitas pengalih
3. Menyediakn
untuk merencanakan
invormasi mengenai
aktivitas yang sesuai
stressor yang nyata
3. Diskusikan pola
maupun yang
aktivitas pengalih
dirasakan yang
yang biasa denga
mempengaruhi
pasien dan diberikan
tingkat aktivitas
kesempatan untuk
melanjudkan aktivitas
kembali.

1. Kaji tingkat aktivitas
2. Beri informasi tentag
penyakitnya dan
proses
keperawatannya
3. Intruksikan pasien
dalam aspek program

1. Membantu intervensi
terapeutik dan
partisipasi perawatan
diri
2. Meningkatkan
pengetahuan dan
mengurangi ansietas
hari anietas mulai
berkurang dengan
kriteria :
- Klien
menyatakan
tidak cemas lagi
dengan
penyakitnya
- Ekspresi wajah
rileks

Miniere dan labirinitis

pengobatan

3. Pengetahuan klien
mengurangi ansietas
Labirintis
A. Konsep penyakit
1. Pengertian
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
2. Etiologi
Bakteri
Virus
3. Patofisiologi
Labirinitas terjadi karna adanya penyebaran infeksi keruang persilimfa, kemudian
berkembang hingga telinga dalam melalui kanalis auditorius internus . infeksi
bakteri disebabkan oleh otitis media, kolesteotoma dapat memasuki telinga tenga
dapat menembus membrane jendela bulat atau oval yang dapat mempengaruhi
baik itu keseimbangan ataupun proses pendengaran,virus yang paling sering
teriridentifikasi adalah gandongan, rubella,rubeola, dan infulenza serta penyakit
viral saluran nafas atas yang diketahui penyebab labirinitis.
4. Menifestasi klinis
Awitan mendadak vertigo
Mual dan munta
Kehilangan pendengaran
Tinnitus
5. Komplikasi
Otitis media akut
Meningitis
6. Pengobatan
Pengobatan labirinitis bakterial
o Terapi antibiotik intervena
o Penggantian cairan
o Pemberian sepresar vestibuler
o Obat anti muntah
Pengobatan labirinitis viral
o Obat anti emetic
o Anti vertigo
B. Konsep askep
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
* Aktivitas/istrahat
Gejalah :
 Klien mentyatakan susah tidur pada saat tertentu karna kepanasan
Tanda
 Gelisa
Miniere dan labirinitis
*

Nyeri/ kenyamanan
Gejalah
 Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala
 Tanda
 Wajah nampak meringis
 Distagmus
* Sirkulasi
Gejalah
 Klien menyatakn tubuhnya panas
Tenda
 Klien tampak gelisa
 Suhu tubuh 38,5
* Neorosensori
Gejalah
 Klien susah membedakan bunyi
 Klien menyatakan kadang-kadang telinganya berdengung sampaisampai tidak mendengar
Tanda
 Tuli saraf
 Klien tampak tidak mendengar bila di panggil
 Ataksia
* Integritas ego
Gejalah
 Klien enyatakn iya kawatir terhadap penyakitnya
 Klien menyatakan takut denga keadaan dirinya
Tanda
 Klien tampak gelisa
 Klien tampak bingung.
b. Pengelompokkan data
Ds :
 Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
 Klien menyatakan tubuhnya panas
 Klien menyatakan susah tidur pada saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan ‘
 Klien menyatakan sulit membedakan bunyi
 Klien menyatakan kadang – kadang telinga berdengung sampai tidak
mendengar
 Klien menyatakan kawatir denga penyakitnya
 Klie menyatakan takut aka keadaan dirinya
Do:
 Klien nampak meringis
 Distagmus
Miniere dan labirinitis







Klien nampak gelisah
Suhu tubuh 38,5
tuli saraf
Klien tidak dapat mendengar
Ataksia
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
 Klien nampak bingung.
c. Analisa data
Problem
Etiologi
Symtom
Gangguan nyaman
Adanya bakteri/virus
Ds :
nyeri
o Klien menyatakan nyeri
pada bagian kepala
Metastasi infeksi pada bagian
Do :
telinga dalam(labirin)
o Klien nampak meringis
o Distagmus
Terjadi inflamasi

Udema

Penekanan sekitar sistem saraf
pusat

Respon thalamus

Hipertermi

Nyeri dipersepsikan
Adanya bakteri/virus

Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)

Terjadi inflamasi

Udema

Reaksi tubuh mengeluarkan zatzat kimia(baradikinin serotonin)
Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi
Miniere dan labirinitis

Ds:
o Klien menyatakan
tubuhnya panas
o Klien menyatakan susah
tidur saat-saat tertentu
karna tubuhnya kepanasan
Do:
o Klie nampak gelisah
o Suhu tubuh 38,5
Gangguan persepsi
pendengaran

Adanya bakteri/virus

Ds:
o Klien menyatakan
sulin membedakan
bunyi
o kadang berdengung
sampai tidak
mendengar.

Metastasi infeksi pada bagian
telinga dalam(labirin)

Terjadi inflamasi

Perubahan dengeneratif traktus
auditorius mulai dari sel-sel
serabut getar koklea sampai
kepusat saraf pendengaran

Gangguan persepsi pendengaran
Kurang interaksi dengan
likngkunag sekitar

Ansietas

Kurang terpajang informasi

Kien kurang memahami proses
penyakitnya

Do:
o Tuli saraf
o Kien tidak dapat
mendengar
o Ataksia

Ds:
o Klien menyatakan iya
kawatir engan
penyakitnya
o Klien menyatakan takut
akn kedaan dirinya
Do :
o Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
o Klien nampak bingung
dan cemas .

Stres psikologi

Ansietas
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan metastasi pada bagian telinga
ditandai dengan :
Ds :
 Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala
Do :
 Klien nampak meringis
 Distagmus
b. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya inflamasi ditandai dengan :
Ds:
 Klien menyatakan tubuhnya panas
 Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya
kepanasan
Do:
Miniere dan labirinitis
 Klie nampak gelisah
 Suhu tubuh 38,5
c. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan
dengeneratif traktus auditorius yang ditandai dengan
Ds:
 Klien menyatakan sulin membedakan bunyi
 Klien menyatakan kadang berdengung sampai tidak mendengar.
Do:
 Tuli saraf
 Kien tidak dapat mendengar
 Ataksia
d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yang ditandai
dengan:
Ds:
 Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya
 Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya
Do :
 Klien sering bertanya tentang penyakitnya
 Klien nampak bingung dan cemas .

3. Perencanaan
N Tujuan
Intervensi
o
1. Tupan : setelah
1. Kaji tingkat nyeri,
diberkan tinkep selam 7
catat lokasi dan
hari , nyeri teratasi
faktor yang
Tupen : setelah
memperberat
diberikan tinkep selama
keadaan
3 hari nyeri beransur
2. Berikan teknik
ansur berkurang dengan
distraksi
kriteria :
3. Atur posisi yang
o Klien menyatakan
nyaman bagi klien
tidak nyeri lagi
4. Kolaborasi dengan
o Ekspresi wajah
tim medis dalam
rileks
pemberian obat
anelgesik

Miniere dan labirinitis

Rasional
1. Untuk
mengidentivikasi
dan memudahkan
dalam menentukan
intervensi
selanjudnya
2. Dapat mengalihkan
perhatian dan
meminimalkan
respobsive terhadap
masalah yang
dialaminya
3. Dapat membantu
meminimalkan tasa
nyeri yang dialami
klien
4. Obat analgesik
dapat membantu
2.

Tupan : setelah
diberiakan tinkep
selama 6 hari suhu
tubuh normal
Tupan: setelah
diberikan tinkep selama
3 hari, suhu tubuh
beransur ansur normal
Denga kriteria
o Suhu tubuh
normal
o Klien tidak
menyatakan
tubuhnya tidak
panas lagi

1. Ukur dan monitori
TTV terutama suhu
tubuh
2. Anjurjan ada klien
untuk menggunakn
pakaian tipis dan
upayakan muda
menyerap keringat
3. Beri HE pada klie
maupun keluarga
untuk banyak minum
air putih
4. Kolaborasi denga
dokter dan tim
kesehatan laonnya
dalam dalam
pemberian
antipiuretik

1.

2.

3.

4.

3.

4.

Tupan : setelah
diberikan tinkep srlama
5 hari gangguan fungsi
pendengaran teratasi
Tupen : setelah diberi
tinkep selama 2 hari
gangguan fungsi
pendengaran beransuransur membaijk
Dengan kriteria:
o Klien sudah dapat
membedakan
bunyi

Tupan: setelah
diberikan tikep selama
4 hari ansietas mulai
hilang.
Tupen :
Setelah diberikan
tinkep selama 2 hari
ansietas beransur ansur
hilang denga kriteria :

Miniere dan labirinitis

1. Pantau kemampuan
proses pendengaran
klien
2. Anjurkan klien untuk
mengikuti instruksi
perawat dalam
pengeluaran benda asing
yang menganggu
prosespendengaran klien
3. Berikan suport pada klie
untuk tetap beradaptasi
dengan lingkungannya
4. Kolaborasi dalam
pemberian alat bantu
pendengaran

1.

1. Kaji tentang pemahaman
klien tentang
penyakitnya
2. Beri penjelasan kepada
klien dan proses
penyakitnya
3. Beri dukungan spritual
berupa pendekatan
terhadap Tuhan Yang

1.

2.

3.

4.

2.
3.

dan mengurangi
rasa nyeri
Dapat mengatasi
keefektifan
tindakan intervensi
selanjudnya
Memudahkan
proses pelepasan
suhu kelingkunag
serta menjaga
keseimbangan
tubuh dan
mengurangi
terjadinya panas
Inteka cairan yang
masuk kedalam
tubuh dapat
membantu
menurunkan suhu
dan menganti cairan
yang hilang.
Antipiuretik dapat
membantu
menurunkan panas.
Untuk mengetahui
sejau mana
kemampuan klien
untuk mendengar
Mengurangi benda
asing yang terdapat
didalam telinga
klien serta proses
pendengaran klien
Dapat memberikan
semangat pada klien
untuk beradaptasi
dengan
lingkungannya.
Dapat memperjelas
proses pendengaran
klien
Memudahkan
dalam menentukan
tindakan
selanjudnya
Dapat mengurangi
kecemasan klien
Dapat membuat
jiwanya lebih
tenang
o Klien menyatakan
tidak takut lagi
dengan keadaanya

Miniere dan labirinitis

Maha Esa
4. Beri kesempatan kepada
klien untuk
mendiskusikan
penyakitnya
5. Jelaskan kepada klien
tentang prosedur dan
tindakan serta tujuan
tindakannya
6. Peri penguat positif
terhadap kemajuan klien

4. Menambah proses
pemahaman klien
tentang penyakitnya
5. Klien mengoperatif
untuk prosedur
pengobatan
6. Dapat mendukung
terjadinya
perubahan prilaku
positeif terhadap
klien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui
dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan
serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).
Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun
virus
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :
Dengan adanya askep mengenai gangguan pada telinga Meniere Dan Labirinitis ini
dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.
Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan
mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.

Miniere dan labirinitis

More Related Content

What's hot (20)

Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
303816350 prinsip-dasar-ventilator
303816350 prinsip-dasar-ventilator303816350 prinsip-dasar-ventilator
303816350 prinsip-dasar-ventilator
 
Lp pneumonia
Lp pneumoniaLp pneumonia
Lp pneumonia
 
Konsep dasar keperawatan gawat darurat
Konsep dasar keperawatan gawat daruratKonsep dasar keperawatan gawat darurat
Konsep dasar keperawatan gawat darurat
 
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.pptPRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
PRINSIP DASAR VENTILASI MEKANIK.ppt
 
337805214 btls-timapkes
337805214 btls-timapkes337805214 btls-timapkes
337805214 btls-timapkes
 
Kumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologiKumpulan patofisiologi
Kumpulan patofisiologi
 
Presentasi teori life support tentang ventilator
Presentasi teori life support tentang ventilator Presentasi teori life support tentang ventilator
Presentasi teori life support tentang ventilator
 
Kuliah Respiratori Anak
Kuliah Respiratori AnakKuliah Respiratori Anak
Kuliah Respiratori Anak
 
Ppt anak bronkomalsia
Ppt anak bronkomalsiaPpt anak bronkomalsia
Ppt anak bronkomalsia
 
Askep ards
Askep ardsAskep ards
Askep ards
 
Hernia
HerniaHernia
Hernia
 
Makalah furunkel
Makalah furunkelMakalah furunkel
Makalah furunkel
 
Asuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chfAsuhan keperawatan chf
Asuhan keperawatan chf
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
 
Influenza askep Akper pemkab muna
Influenza askep Akper pemkab munaInfluenza askep Akper pemkab muna
Influenza askep Akper pemkab muna
 
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
Airway, Breathing dan Circulation (ABC)
 
Asuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbcAsuhan keperawatan tbc
Asuhan keperawatan tbc
 
Tindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ettTindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ett
 

Similar to Miniere dan labirinitis askep

Similar to Miniere dan labirinitis askep (20)

Askep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintisAskep meniere dan libirintis
Askep meniere dan libirintis
 
Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA
Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA
Askep miniare AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep serumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicaraAsuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
Asuhan keperawatan gg. pendengaran&wicara
 
Asuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustikAsuhan keperawatan neuromaakustik
Asuhan keperawatan neuromaakustik
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
 
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docxFORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
FORMAT PENGKAJIAN ASKEP FISTEL.docx
 
Askep sinusitis
Askep sinusitisAskep sinusitis
Askep sinusitis
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNAAnis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
Anis furunkel AKPER PEMKAB MUNA
 
Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptxBIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
BIMBINGAN UKOM KMB 2.pptx
 
ppt stroke.pptx
ppt stroke.pptxppt stroke.pptx
ppt stroke.pptx
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
Aktiviti pengamatan pendengaran
Aktiviti pengamatan pendengaranAktiviti pengamatan pendengaran
Aktiviti pengamatan pendengaran
 
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docxASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
 
Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
Askep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitisAskep anak dengan ensefalitis
Askep anak dengan ensefalitis
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Miniere dan labirinitis askep

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun kondisi atau gagguan lainnya. Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah Meniere Dan Labirinitis B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu : Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut C. Rumusan Masalah Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :  Konsep Medis - Defenisi dari Meniere Dan Labirinitis - Etiologi dari Meniere Dan Labirinitis - Patofisiologi dari Meniere Dan Labirinitis - Tanda dan Gejala dari Meniere Dan Labirinitis - Pemeriksaan Penunjang dari Meniere Dan Labirinitis - Komplikasi dari Meniere Dan Labirinitis - Penatalaksanaan Meniere Dan Labirinitis  Konsep Askep - Pengkajian - Diagnosa Keperawatan - Intervensi Miniere dan labirinitis
  • 2. D. Metode Penulisan Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan menggunakan media elektronik (internet). Miniere dan labirinitis
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP PENYAKIT 1. Pengertian Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3). 2. Etiologi Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan: Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin. Gangguan elektrolit dalam cairan labirin. Reaksi alergi. Gangguan autoimun. 3. Patofisiologi. Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat. 4. Manifestasi Klinik Meniere ditandai oleh 4 (empat) gejala : Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif. Plukteatif Tinitus atau suara berdenging. Veritgo 5. Pemeriksaan Penunjang Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan. .Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen. 6. Penatalaksanaan Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan Miniere dan labirinitis
  • 4. betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi. B. Konsep askep 1. Pengkajian a. Pengumpulan data Aktivitas dan istrahat Gejalah - Klien menyatakan tidak dapat beraktifitas. - Klien menyatakan badannya lemas Tanda - Aktivitas tanpa di bantu - Keadaan umum lemah Makanan dan cairan Gejalah - Klien menyatakan mual /muntah Tanda - Klien tampak pucat Neorosensorik Gejalah - Klien menyatakan pusing - Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri terasa berputar - Klien menyatakan terasa berdengung pada telinganya Tanda - Tuli saraf - Gangguan pendengaran Integritas ego Gejalah - Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya - Klien menyatakan takut akan dirinya. Tanda - Klien nampak lemas - Klien nampak berkeringat dan kolaps. b. Pengelompokkan data DS: - Klien menyatakan mual yang terus menerus - Klien menyatakan pusing - Klien menyatakan serasa berputar tiap kali ingin berdiri - Klien menyatakan benrdengung pad telinga - Klien menyatakan stres pada pnyekitnya - Klien menyatakan takut akn dirinya - Klien menyatakan tidak mampu beraktivitas banyak. Miniere dan labirinitis
  • 5. - DO: Klien nampak pucat Klien namak lemas Aktivitas tanpak dibantu Tuli saraf Gangguan saraf Klien tampak berkeringat dan kolaps c. Analisa data Problem Kekurangan volume cairan Etiologi Perubahan polume endolimfe Symtom DS: klien menyatakan mual yang terus menerus DO: Penimbunan cairan endolimfe -klien nampak pucat -klien nampak lemas Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane resiner Menekan urikulus Menekan SSP Hypothalamus Meransang mual/munta Anoraksia Kekurangan volume cairan Gangguan persepsi pendengaran Perubahan polume endolimfe Penimbunan cairan endolimf Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane resiner Miniere dan labirinitis DS: - Klien menyatakan bunyi berdengung pada telinga DO: - Tuli saraf - Adanyan gangguan pendengaran
  • 6. Sakulus mengalami pelebaran sehingga menekan urikulus Gangguan basal koglea Tuli saraf Intoleransi aktivitas Gangguan persepsi pendengaran Perubahan polume endolimfe DS: - Penimbunan cairan endolimfe - Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane resiner - Menekan urikulus klien menyatakan pusing klien menyatakan setiap kali berusaha berdiri selalu berputar klie menyatakan tidak bisa beraktivitas berat DO: - aktivitas tampak di bantu Menekan SSP Hypothalamus Meransang mual/munta Anoraksia Kurang pembentukan ATP jaringan Kelemahan Ansietas Intoleransi aktifitas Perubahan status kesehatan Kurang terpajar informasi Miniere dan labirinitis Ds: - Klien Menyatakan Sters Dengan Penyakitnya
  • 7. Tidak tau tentang penyakitnya Do: - Klien Tampak Cemas Stres psikologi Ansietas 2. Diagnosa Keperawatan A. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual munta ditandai dengan : DS: o klien menyatakan mual munta terus menerus DO : o klien nampak pucat o klien nampak lemas B. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan tuli saraf yang ditandai dengan : DS: klien menyatakan dengar bunyi berdengung pada telinga DO: o Tuli saraf o Adanya gangguan pendengaran C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan ditandai dengan : DS: o Klien menyatakan pusing o Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri merasa berputar o Klien menyatakan tidak bisa beraktivitas DO : o Aktivitas nampak di bantu. D. Ansietas berhubungan dengan stres psikologi ditandai dengan: o Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya DO: o Klien tampak cemas 3. Perencanaan No Tujuan Intervensi Rasional 1. Tupan : setelah 1. Kaji masusakn dan 1. perencanaan yang diberikan tindakan haluran cairan akurat merupakan dasar keperawatan selama 6 2. Tingkatkan masukan untuk penggantian cairan hari, kebutuhan cairan cairan oral sesuai 2. penggantian cairan terpenuhi indikasi oral harus dimulai Tepen : setelah 3. Kolaborasi dalam sesegera untuk diberikan tindakan pemberian obat mengganti kehilangan keperawatan selama 3 ematic sesuai indikasi cairan tubuh. Miniere dan labirinitis
  • 8. 2. 3. hari, kebutuhan cairan beransur-ansur membaik dengan kriteria : - Mual munta berkurang - Peningkatan pemasukan cairan dengan tubuh. Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari pendengaran klien kembali normal. Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari , pendengaran klien beransur- ansur normal Dengan kriteria : - Bunyi seperti berdengung2 berkurang - Bunyi hilang timbul Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari , klien sudah bisa beraktivitas kembali. Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, klien sudah mulai berektivitas sendiri dengan kriteria: - Semua aktivitas klien tidak dibantu lg dengan orang lain. Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari ansietas teratasi . Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 Miniere dan labirinitis 3. anti emetic dapat mengurangi mula dan munta. 1. Pantau kemampuan pendengaran 2. Beri motivasi kepada klien untk sering beradaptasi 3. Kolaborasi dalam pemberian alat bantu pendengaran 1. Untuk mengetahui sejau mana kemampuan klien untuk medengar 2. Dapat memberi semangat kepada klienuntuk beradaptasi dengan lingkungannya 3. Untuk dapat memeperjelas pendengaran klien 1. Berikan lingkungan 1. Menghemat enrgi yng tenang dalam untuk aktivitas priode istirahat tanpa 2. Untuk mengetahui gangguan tingkat kebosanan 2. Kaji tingkat dan jenis klien aktivitas pengalih 3. Menyediakn untuk merencanakan invormasi mengenai aktivitas yang sesuai stressor yang nyata 3. Diskusikan pola maupun yang aktivitas pengalih dirasakan yang yang biasa denga mempengaruhi pasien dan diberikan tingkat aktivitas kesempatan untuk melanjudkan aktivitas kembali. 1. Kaji tingkat aktivitas 2. Beri informasi tentag penyakitnya dan proses keperawatannya 3. Intruksikan pasien dalam aspek program 1. Membantu intervensi terapeutik dan partisipasi perawatan diri 2. Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi ansietas
  • 9. hari anietas mulai berkurang dengan kriteria : - Klien menyatakan tidak cemas lagi dengan penyakitnya - Ekspresi wajah rileks Miniere dan labirinitis pengobatan 3. Pengetahuan klien mengurangi ansietas
  • 10. Labirintis A. Konsep penyakit 1. Pengertian Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun virus 2. Etiologi Bakteri Virus 3. Patofisiologi Labirinitas terjadi karna adanya penyebaran infeksi keruang persilimfa, kemudian berkembang hingga telinga dalam melalui kanalis auditorius internus . infeksi bakteri disebabkan oleh otitis media, kolesteotoma dapat memasuki telinga tenga dapat menembus membrane jendela bulat atau oval yang dapat mempengaruhi baik itu keseimbangan ataupun proses pendengaran,virus yang paling sering teriridentifikasi adalah gandongan, rubella,rubeola, dan infulenza serta penyakit viral saluran nafas atas yang diketahui penyebab labirinitis. 4. Menifestasi klinis Awitan mendadak vertigo Mual dan munta Kehilangan pendengaran Tinnitus 5. Komplikasi Otitis media akut Meningitis 6. Pengobatan Pengobatan labirinitis bakterial o Terapi antibiotik intervena o Penggantian cairan o Pemberian sepresar vestibuler o Obat anti muntah Pengobatan labirinitis viral o Obat anti emetic o Anti vertigo B. Konsep askep 1. Pengkajian a. Pengumpulan data * Aktivitas/istrahat Gejalah :  Klien mentyatakan susah tidur pada saat tertentu karna kepanasan Tanda  Gelisa Miniere dan labirinitis
  • 11. * Nyeri/ kenyamanan Gejalah  Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala  Tanda  Wajah nampak meringis  Distagmus * Sirkulasi Gejalah  Klien menyatakn tubuhnya panas Tenda  Klien tampak gelisa  Suhu tubuh 38,5 * Neorosensori Gejalah  Klien susah membedakan bunyi  Klien menyatakan kadang-kadang telinganya berdengung sampaisampai tidak mendengar Tanda  Tuli saraf  Klien tampak tidak mendengar bila di panggil  Ataksia * Integritas ego Gejalah  Klien enyatakn iya kawatir terhadap penyakitnya  Klien menyatakan takut denga keadaan dirinya Tanda  Klien tampak gelisa  Klien tampak bingung. b. Pengelompokkan data Ds :  Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala  Klien menyatakan tubuhnya panas  Klien menyatakan susah tidur pada saat tertentu karna tubuhnya kepanasan ‘  Klien menyatakan sulit membedakan bunyi  Klien menyatakan kadang – kadang telinga berdengung sampai tidak mendengar  Klien menyatakan kawatir denga penyakitnya  Klie menyatakan takut aka keadaan dirinya Do:  Klien nampak meringis  Distagmus Miniere dan labirinitis
  • 12.       Klien nampak gelisah Suhu tubuh 38,5 tuli saraf Klien tidak dapat mendengar Ataksia Klien sering bertanya tentang penyakitnya  Klien nampak bingung. c. Analisa data Problem Etiologi Symtom Gangguan nyaman Adanya bakteri/virus Ds : nyeri o Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala Metastasi infeksi pada bagian Do : telinga dalam(labirin) o Klien nampak meringis o Distagmus Terjadi inflamasi Udema Penekanan sekitar sistem saraf pusat Respon thalamus Hipertermi Nyeri dipersepsikan Adanya bakteri/virus Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin) Terjadi inflamasi Udema Reaksi tubuh mengeluarkan zatzat kimia(baradikinin serotonin) Peningkatan suhu tubuh Hipertermi Miniere dan labirinitis Ds: o Klien menyatakan tubuhnya panas o Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya kepanasan Do: o Klie nampak gelisah o Suhu tubuh 38,5
  • 13. Gangguan persepsi pendengaran Adanya bakteri/virus Ds: o Klien menyatakan sulin membedakan bunyi o kadang berdengung sampai tidak mendengar. Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin) Terjadi inflamasi Perubahan dengeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel serabut getar koklea sampai kepusat saraf pendengaran Gangguan persepsi pendengaran Kurang interaksi dengan likngkunag sekitar Ansietas Kurang terpajang informasi Kien kurang memahami proses penyakitnya Do: o Tuli saraf o Kien tidak dapat mendengar o Ataksia Ds: o Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya o Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya Do : o Klien sering bertanya tentang penyakitnya o Klien nampak bingung dan cemas . Stres psikologi Ansietas 2. Diagnosa keperawatan a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan metastasi pada bagian telinga ditandai dengan : Ds :  Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala Do :  Klien nampak meringis  Distagmus b. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya inflamasi ditandai dengan : Ds:  Klien menyatakan tubuhnya panas  Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya kepanasan Do: Miniere dan labirinitis
  • 14.  Klie nampak gelisah  Suhu tubuh 38,5 c. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan dengeneratif traktus auditorius yang ditandai dengan Ds:  Klien menyatakan sulin membedakan bunyi  Klien menyatakan kadang berdengung sampai tidak mendengar. Do:  Tuli saraf  Kien tidak dapat mendengar  Ataksia d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yang ditandai dengan: Ds:  Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya  Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya Do :  Klien sering bertanya tentang penyakitnya  Klien nampak bingung dan cemas . 3. Perencanaan N Tujuan Intervensi o 1. Tupan : setelah 1. Kaji tingkat nyeri, diberkan tinkep selam 7 catat lokasi dan hari , nyeri teratasi faktor yang Tupen : setelah memperberat diberikan tinkep selama keadaan 3 hari nyeri beransur 2. Berikan teknik ansur berkurang dengan distraksi kriteria : 3. Atur posisi yang o Klien menyatakan nyaman bagi klien tidak nyeri lagi 4. Kolaborasi dengan o Ekspresi wajah tim medis dalam rileks pemberian obat anelgesik Miniere dan labirinitis Rasional 1. Untuk mengidentivikasi dan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjudnya 2. Dapat mengalihkan perhatian dan meminimalkan respobsive terhadap masalah yang dialaminya 3. Dapat membantu meminimalkan tasa nyeri yang dialami klien 4. Obat analgesik dapat membantu
  • 15. 2. Tupan : setelah diberiakan tinkep selama 6 hari suhu tubuh normal Tupan: setelah diberikan tinkep selama 3 hari, suhu tubuh beransur ansur normal Denga kriteria o Suhu tubuh normal o Klien tidak menyatakan tubuhnya tidak panas lagi 1. Ukur dan monitori TTV terutama suhu tubuh 2. Anjurjan ada klien untuk menggunakn pakaian tipis dan upayakan muda menyerap keringat 3. Beri HE pada klie maupun keluarga untuk banyak minum air putih 4. Kolaborasi denga dokter dan tim kesehatan laonnya dalam dalam pemberian antipiuretik 1. 2. 3. 4. 3. 4. Tupan : setelah diberikan tinkep srlama 5 hari gangguan fungsi pendengaran teratasi Tupen : setelah diberi tinkep selama 2 hari gangguan fungsi pendengaran beransuransur membaijk Dengan kriteria: o Klien sudah dapat membedakan bunyi Tupan: setelah diberikan tikep selama 4 hari ansietas mulai hilang. Tupen : Setelah diberikan tinkep selama 2 hari ansietas beransur ansur hilang denga kriteria : Miniere dan labirinitis 1. Pantau kemampuan proses pendengaran klien 2. Anjurkan klien untuk mengikuti instruksi perawat dalam pengeluaran benda asing yang menganggu prosespendengaran klien 3. Berikan suport pada klie untuk tetap beradaptasi dengan lingkungannya 4. Kolaborasi dalam pemberian alat bantu pendengaran 1. 1. Kaji tentang pemahaman klien tentang penyakitnya 2. Beri penjelasan kepada klien dan proses penyakitnya 3. Beri dukungan spritual berupa pendekatan terhadap Tuhan Yang 1. 2. 3. 4. 2. 3. dan mengurangi rasa nyeri Dapat mengatasi keefektifan tindakan intervensi selanjudnya Memudahkan proses pelepasan suhu kelingkunag serta menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi terjadinya panas Inteka cairan yang masuk kedalam tubuh dapat membantu menurunkan suhu dan menganti cairan yang hilang. Antipiuretik dapat membantu menurunkan panas. Untuk mengetahui sejau mana kemampuan klien untuk mendengar Mengurangi benda asing yang terdapat didalam telinga klien serta proses pendengaran klien Dapat memberikan semangat pada klien untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Dapat memperjelas proses pendengaran klien Memudahkan dalam menentukan tindakan selanjudnya Dapat mengurangi kecemasan klien Dapat membuat jiwanya lebih tenang
  • 16. o Klien menyatakan tidak takut lagi dengan keadaanya Miniere dan labirinitis Maha Esa 4. Beri kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan penyakitnya 5. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan tindakan serta tujuan tindakannya 6. Peri penguat positif terhadap kemajuan klien 4. Menambah proses pemahaman klien tentang penyakitnya 5. Klien mengoperatif untuk prosedur pengobatan 6. Dapat mendukung terjadinya perubahan prilaku positeif terhadap klien.
  • 17. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Penyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3). Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun virus B. Saran Adapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu : Dengan adanya askep mengenai gangguan pada telinga Meniere Dan Labirinitis ini dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula. Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut. Miniere dan labirinitis