1. HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE
BERULANG DI RSUP PERSAHABATAN JAKARTA
Neny Ernawati1
Neny Ernawati: PROGRAM STUDIKEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, Kampus FIK
UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah 27 – Jakarta 10510
ABSTRAK
Stroke tidak mempunyai penyebab tunggal, melainkan banyak penyebab yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami stroke. Ada beberapa hal yang sangat berperan
dalam kejadian stroke berulang, yaitu tekanan darah sistolik yang tinggi, kadar gula
darah sewaktu di atas normal, terdapatnya kelainan jantung, keteraturan minum obat dan
control penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum
obat dengan kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan. Desain penelitian yang
digunakan penelitian ini adalah deskripti fanalitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel berjumlah 33 orang responden, alat pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Analisis menggunakan uji chi square. Hasil analisis hubungan antara
variable didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan
kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan denganP value = 1,00. Disarankan
untuk penelitian selanjutnya meneliti factor resiko stroke berulang lainya seperti
merokok, minum alcohol dan obesitas.
Kata Kunci: kepatuhan minum obat dan stroke berulang
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyakit terbanyak
ke tiga setelah penyakit jantung dan
kanker, serta merupakan penyakit
penyebab kecacatan tertinggi didunia.
Menurut America Heart Association
(AHA) angka kejadian penderita stroke
di Amerika Serikat setiap tahunya
adalah 50-100 dari 100.000 orang
penderita (Dinata, Safrita, Sastri, 2012).
Jumlah penderita stroke di Indonesia
mencapai 8,3 dari 1000 populasi,
dimana angka prevalensi ini meningkat
15,4%, dan sekitar 750.000 insiden
stroke per tahun (Irdelia, Joko, Bebasari,
2014).
Sedangkan berdasarkan data rekam
medik pasien tahun 2015 prevalensi
stroke di RSUP Persahabatan terdapat
2422 pasien dan 2225 pasien di tahun
2014. Hal ini menunjukkan
peningkatan angka kejadian stroke yang
cukup tinggi.
Stroke atau cedera cerebrovaskuler
(CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak secara tiba-
tiba, dan merupakan keadaan yang
timbul karena gangguan peredaran
darah ke otak yang menyebabkan
terjadinya kematian jaringan otakdan
dapat mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian
(Smetlzer, 2002). Stroke adalah suatu
tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsional otak lokal
atau global dengan gejala-gejala yang
berlangsung 24 jam (WHO, 2006).
Penyakit stroke adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh gangguan suplai
2. darah keotak secara tiba- tiba dan
menimbulkan kematian jaringan otak
dan pada pasien akan menyebabkan
kelumpuhan atau kematian.
Data statistik dari Stroke association di
Eropa, menunjukan bahwa
kemungkinan terjadinya stroke berulang
adalah 3.1% dalam 30 hari, 11,1%
dalam satu tahun, dan 39,2% dalam
waktu 10 tahun. Dalam penelitian
disebutkan bahwa 40% kejadian stroke
akan berulang dalam rentang 10 tahun.
Penelitian epidemiologi yang dilakukan
oleh Universitas Indonesia didapatkan
19.9% kejadian stroke,diperlukan suatu
upaya pencegahan ( Irdelia, Joko,
Bebasari, 2014). Studi populasi di
Amerika Serikat sekitar 700.000 orang
mengalami stroke iskemik dan sekitar
200.000 orang merupakan penderita
stroke berulang. Tidak jauh berbeda
dengan data Nasional Indonesia
menunjukan bahwa insiden stroke
didapatkan sekitar 750.000 insiden
stroke pertahun diIndonesia, dan
200.000 orang diantaranya merupakan
stroke berulang ( Prawiroharjo, Lestari,
Harris, 2012).
Kasus penyakit stroke di RS
Persahabatan Jakarta cukup besar dan
senantiasa meningkat. Berdasarkan data
pasien yang tercatat dari bulan Januari
sampai dengan November 2015 terdapat
2422 pasien penderita stroke, dan 267
diantaranya merupakan pasien stroke
berulang. Banyaknya kejadian stroke
berulang terjadi setiap tahun tersebut
perlu mendapat perhatian karena
kejadian stroke berulang akan
menurunkan kualitas hidup pasien yang
dapat makin memperburuk kualitas
hidup pasca stroke pertama yang
dialaminya. Oleh karena itu diperlukan
upaya pencegahan sekunder untuk dapat
menurunkan tingkat kejadian stroke
berulang. Salah satu upaya pencegahan
sekunder ialah dengan manajemen
pengendali faktor resikonya yang dapat
dimodifikasi (Prawiroharjo, Lestari,
Harris, 2012).
METODE PENELITIAN
Kerangka konsep
Kerangka konseptual penelitian adalah
suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep lainya dari
masalah yang ingin diteliti
(Nursalam,2008)
Variabel independent pada penelitian ini
adalah kepatuhan minum obat
sedangkan variabel dependennya adalah
stroke berulang. Pada penelitian ini
elemen yang digunakan untuk
mengukur kepatuhan minum obat
menurut Niven (2012), sedangkan
stroke berulang yang terkait dengan
faktor resiko yang dapat dimodifikasi
(pengobatan) menurut Smeltzer (2002).
Kerangka konsep pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
VARIABEL INDEPENDENT VARIABEL DEPENDENT
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep
Stroke
berulang
Kepatuhan minum obat
3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang
diatas maka hipotesis penelitian ini
adalah: Ada hubungan kepatuhan
minum obat dengan kejadian stroke
berulang di RSUP Persahabatan
Definisi operasional
Definisi operasional adalah definisi
berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut
(Nursalam,2008)
Tabel 3.1 Definisi Operasional
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari
sampai dengan 24 Februari 2016.
Jumlah sampel yang didapatkan oleh
peneliti sesuai dengan yang
direncanakan yaitu sebanyak 33
responden. Adapun penyajian analisis
data statistik yang akan di tampilkan
meliputi penyajian analisis univariat
yang mendeskripsikan karakteristik
responden (jenis kelamin, status
perkawinan, tingkat pendidikan , jenis
stroke dan pekerjaan) serta kepatuhan
minum obat. Penyajian berikutnya
adalah penyajian bivariat yang
menampilkan analisis hubungan antara
variabel independent dan variabel
dependen. Gambaran hasil analisis
statistik pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil
Pengukuran
Skala
Variabel
Independent
Kepatuhan
minum obat
Variabel
dependent
Stroke
Berulang
Persepsi pasien
tentang prilaku
dalam minum
obat yang tidak
sesuai dengan:
- Dosis obat
-Waktu
pemberian obat
- Jenis obat yang
dianjurkan oleh
dokter.
Pasien yang
terdagnosa stroke
dan terjadi setelah
serangan pertama
kali
Kuesioner
dengan
menggunakan
skala
Guttman:
1. Ya
2. Tidak
Kuesioner
pertanyaan
tertulis
tentang
kejadian
strokeberulan
g
1. Patuh
2. TidakPatuh
1.Stroke
berulang
pertama
2.Stroke
berulang lebih
dari sekali
Ordinal
Ordinal
4. Analisis Univariat
Hasil analisis statistik univariat pada
penelitian ini menggambarkan
karakteristik responden yang meliputi
jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan terakhir, pekerjaan dan Jenis
penyakit stroke.
Karakteristik pasien stroke berulang
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin,
Status Perkawinan, Pendidikan terakhir, dan Pekerjaan di RSUP
Persahabatan Jakarta
Tahun 2016 (n = 33)
No
.
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 23 69,7
Perempuan 10 30,3
Total 33 100
2. Status perkawinan
Kawin 27 81,8
Tidak kawin 2 6,1
Janda/duda
Total
4
33
12,15
100
3. Pendidikan Terakhir
SD 1 3,0
SMP
SMU
Perguruan tinggi
5
16
11
15,2
48,5
33,3
Total 33 100
4. Pekerjaan
PNS 11 33,3
Swasta
Tidak bekerja
Wiraswasta
4
14
4
12,1
42,4
12,1
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.1 jenis kelamin
terbanyak laki-laki 69,7% (23) pasien
dan jenis kelamin perempuan 30,3%
(10) pasien. Status pernikahan
terbanyak adalah kawin/menikah
81,8% (27) pasien, janda/duda 12,15%
(4) pasien, dan tidak kawin 6,1% (2)
pasien. Pendidikan terakhir terbanyak
SMU 48,5% (16) pasien, Perguruan
tinggi 33,3% (11) pasien, SMP 15,2%
(5) pasien, SD 3,0%(1) pasien.
Pekerjaan terbanyak yaitu tidak bekerja
42,4% (14) pasien, PNS 33,3% (11)
pasien, swasta dan wiraswasta 12,1%
(4) pasien.
5. Jenis penyakit stroke
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Penyakit Stroke di RSUP
Persahabatan Jakarta Tahun 2016 (n = 33)
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%)
Jenis penyakit stroke
Berulang 1 kali 31 93,9
Lebih dari sekali 2 6,1
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.2 Distribusi
Jenis penyakit stroke terbanyak
adalah stroke berulang sekali
93,9% (31) pasien, berulang
lebih dari sekali 6,1% (2) pasien.
3. Kepatuhan minum obat pasien
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kepatuhan Minum Obat
di RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2016 (n = 33)
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%)
Kepatuhan minum obat
Patuh 17 51,5
Tidak patuh 16 48,5
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.3 distribusi
kepatuh minum obat terbanyak yaitu
patuh 51,5% (17) pasien dan tidak patuh
48,5% (16) pasien.
Analisis Bivariat
Penyajian data pada analisa bivariat
menggambarkan hubungan antar
variabel. Pada analisis bivariat ini,
penulis menyajikan hasil analisis
variabel independen yang dihubungkan
dengan variabel dependen. Adapun
penyajiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4
Hasil analisa Bivariat Hubungan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Kejadian
Stroke Berulang diRSUP persahabtan Jakarta Tahun 2016 (n= 33)
Kepatuhan
minum obat
Stroke Total OR
(95% CI) PvalueBerulang
sekali
Berulang lebih
dari sekali
n % n % n %
Patuh 16 94,1% 1 5,9% 17 100% 1,067
0,061-
18,624
1,00
Tidak Patuh 15 93,8% 1 6,3% 16 100%
Total 31 93,9% 2 6,1% 33 100%
6. Berdasarkan tabel 5.3 hasil analisis
persentase pasien yang patuh minum
obat 94,1% (16) mengalami stroke
berulang sekali dan 5,9% (1) mengalami
stroke berulang lebih dari sekali.
Persentase pasien yang tidak patuh
minum obat 93,8% (15) mengalami
stroke berulang sekali dan 6,3% (1)
mengalami stroke berulang lebih dari
sekali. Hasil uji statistik Chi Square
menunjukan hubungan yang tidak
bermakna atau tidak ada hubungan
antara Kepatuhan minum obat dengan
Kejadian stroke berulang (p=1,00) .
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian
tentang hubungan kepatuhan minum
obat dengan kejadian stroke berulang di
RSUP Persahabatan. Pembahasan yang
dilakukan peneliti dengan
membandingkan hasil penelitian dengan
konsep teori serta penelitian penelitian
terkait sebelumnya. Pada bab ini juga
akan diuraikan keterbatasan peneliti
yang telah dilaksanakan. Adapun
keterbatasan yang peneliti temukan
selama melakukan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini belum menggunakan
kuesioner yang baku namun
menggunakan instrument yang
dikembangkan peneliti berdasarkan
tinjauan teori.walaupun sudah
melewati uji validitas.
2. Adanya beberapa pasien yang
mempunyai keterbatasan gerak
sehingga tidak mampu menulis
sendiri dan dibantu oleh keluarga, hal
ini bisa mengurangi objektivitas
jawaban.
Analisa Univariat
1. Jenis Kelamin
Hasil penelitian responden terbanyak
23 (69,7%) laki-laki dan perempuan 10
(30,3%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Karuniawati, Ikawati dan Gofir (2015)
tentang tentang Pencegahan sekunder
untuk menurunkan kejadian stroke
berulang pada 82 responden yang
mayoritas adalah laki-laki 43 (52,4%).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Siswanto (2005) tentang
Faktor-faktor yang memmpengaruhi
stroke berulang, bahwa insiden tertinggi
laki-laki 32 (64%) walaupun angka
kematian akibat stroke lebih bnyak
dijumpai pada wanita setiap tahunya.
2. Status Perkawinan
Hasil Penelitian responden yang
mayoritas memiliki status perkawinan
menikah (90,9%). Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Rosidah ( 2010)
tentang perkawinan mengurani resiko
terserang stroke. Status pernikahan juga
dapat digunakan untuk menilai status
sosial individu. Laki-laki dan
perempuan yang tidak menikah ataupun
mengalami perceraian memiliki resiko
lebih besar untuk terkena serangn
stroke dibandingkan laki-laki dan
wanita yang memiliki istri atau suami.
Kejadian stroke pada wanita. Hal ini
mungkin disebabkan oleh seorang yg
single memiliki kebiasaan atau gaya
hidup yang lebih buruk seperti merokok,
konsumsi alkohol, perilaku makan yang
buruk, dan tingkat stress yang lebih
tinggi dibandingkan mereka yang telah
menikah atau memiliki pasangan hidup.
3. Pendidikan terakhir
Hasil Penelitian dari 33 responden
pendidikan terbanyak SMU sebanyak
16 orang (48,5%). Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian
Karuniawati, Ikawati dan Gofir (2015)
7. tentang Pencegahan sekunder untuk
menurunkan kejadian stroke berulang
pada 82 dimana mayoritas
berpendidikan rendah ada 51 orang
(62,2%).
4. Pekerjaan
Hasil Penelitian dari 33 responden yang
mayoritas tidak bekerja sebanyak 14
orang (42,4%). Pekerjaan merupakan
salah satu faktor resiko terkena serangn
stroke. Pekerja kasar atau pekerja level
bawah memiliki resiko 50% lebih tinggi
untuk mendapatkan serangan stroke
(Nasiti, 2012). Beban kerja yang besar,
gaji yang tidak sesuai harapan, dan
tekanan dari atasan dapat menjadi faktor
resiko bagi terjadinya stroke.
5. Jenis Stroke berulang
Penelitian ini menunjukkan mayoritas
responden mengalami stroke berulang
sekali (93,9%). Peluang terjadinya
stroke berulang pada faktor resiko
tunggal lebih kecil bila dibandingkan
dengan kombinasi faktor resiko, hal ini
menunjukkan stroke berulang
merupakan penyakit yang mempunyai
banyak penyebab menurut penelitian
Siswanto (2005). Semakin banyak
faktor resiko yang dipunyai,makin
tinggi kemungkinan mendapatkan
stroke berulang. Faktor resiko stroke
yang harus ditanggulangi dengan baik,
karena penanganan yang tepat dari
faktor resiko tesebut sangat penting
untuk prevensi sekunder. Pada
kelompok resiko tinggi, setelah terjadi
serangan stroke seharusnya menjadi
target penanganan secara kontinyu
untuk mencegah terjadinya stroke
berulang.
6. Kepatuhan minum obat
Hasil penelitian ini dari 33 responden
mayoritas pasien patuh minum obat
yaitu sebanyak 17 orang (51,5%) pada
stroke berulang sekali. Hal ini sejalan
dengan peneltian Karuniawati, Ikawati
dan Gofir (2015) tentang Pencegahan
sekunder untuk menurunkan kejadian
stroke berulang pada stroke iskemik dari
82 responden 63 orang (77%) tidak
patuh minum obat dan sebanyak 19
orang (23%) patuh minum obat.
Seorang penderita stroke yang
melakukan kontrol dan minum obat
secara teratur akan terhindar dari
serangan stroke berulang. Kontrol yang
dilakukan secara teratur bertujuan untuk
mendeteksi secara dini apabila terjadi
peningkatan faktor resiko, sehingga bisa
dilakukan penanganan dan pengobatan
segera, menurut Siswanto (2005).
Analisa bivariat
Hubungan kepatuhan minum obat
dengan kejadian stroke berulang
Bersdasarkan hasil uji statistik Chi
Square penelitian ini tidak terdapat
hubungan yang bermakna atau tidak ada
hubungan antara kepatuhan minum obat
dengan kejadian stroke berulang (p =
1,00).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Kurniasari (2011) tentang
hubungan keteraturan pengobatan
dengan kejadian Stroke berulang , hasil
uji statistic menunjukkan ada hubungan
antara keteraturan minum obat
(P= 0,005) dan keteraturan pengobatan
(P = 0,000) dengan kejadian Stroke
berulang.
Selain itu penelitian ini juga tidak
sejalan dengan hasil penelitian Hidayah
(2015) tentang Faktor-Faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian stroke
berulang salah satu faktor yang
berhubungan adalah faktor kepatuhan
minum pasien dalam minum obat.
Hasil penelitian ini tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara
kepatuhan minum obat dengan kejadian
stroke berulang dengan nilai p = 1,00.
Dapat diduga hal ini karena kejadian
8. stroke berulang tidak hanya disebabkan
oleh faktor keteraturan minum obat saja,
namun basa juga disebabkan oleh faktor
resiko lain seperti Hipertensi,
Dislipidemia, Diabetes Melitus,
Kelainan Jantung dan Merokok.
Menurut Siswanto (2005) peluang
terjadinya stroke berulang tunggal lebih
kecil bila dibandingkan dengan
kombinasi faktor resiko (tekanan darah
sistolik, kadar gula darah, kelainan
jantung, dan keteraturan berobat), hal
ini menunjukkan bahwa stroke berulang
merupakan penyakit yang mempunyai
banyak penyebab. Semakin banyak
faktor resiko yang dipunyai, makin
tinggi kemungkinan mendapatkan
stroke berulang. Faktor resiko stroke
yang dipunyai harus ditanggulangi
dengan baik, karena penanganan yang
tepat dari faktor tersebut sangat penting
untuk prevensi sekunder. Pada
kelompok resiko tinggi, setelah terjadi
serangan stroke seharusnya menjadi
target penanganan secara kontinyu
untuk mencegah terjadinya stroke
berulang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggambarkan bahwa
pasien stroke berulang di RSUP
Persahabatan berjenis kelamin
terbanyak laki-laki 69,7% (23 orang),
berstatus menikah 81,8% (27 orang ),
pendidikan SMU 48,5% (16 orang),
tidak bekerja 69,2 % (74 orang)
2. Peneletian ini menggambarkan
kepatuhan minum obat terbanyak yaitu
patuh 51,5% (17orang) pasien stroke
beruang di RSUP Persahabatan.
3. Berdasarkan hasil uji statistic Chi-
Squere didapatkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara tingkat
kepatuhanhan minum obat dengan
kejadian stroke berulang (p= 1,00).
Kejadian stroke berulang tidak hanya
dikarenakan kepatuhan minum obat bisa
menyebabkan kejadian stroke berulang.
Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan perlu adanya
penyuluhan bagi penderita pasca stroke
dengan pemberian informasi tentang
faktor-faktor resiko stroke berulang
serta cara pengendalianya.
2. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa terkait faktor resiko stroke
berulang.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai data awal untuk melakukan
penelitian lebih lanjut terkait faktor
resiko lainya seperti tekanan darah,
darah gula yang meningkat,obesita dan
merokok terhadap kejadian stroke
berulang.
DAFTAR PUSTAKA
Black,M J, Hawk,JH.(2014)
Keperawatan Medikal
Bedah.Edisi 8. Jakarta:
Elsevier’
Corwin, J. (2009). Buku Saku
Patofisiologi ed.3. Jakarta:
EGC.
Nastiti, D (2012). Gambaran Faktor
Resiko Kejadian Stroke Pada
9. Pasien Stroke Rawat Inap di
RS Krakatau Medika 2011.
Skripsi: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Indonesia.
Dinata, AC, Safrita, y, Sastri,
S.(2013). Gambaran Faktor
Resiko dan Tipe Stroke pada
Pasien Rawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam
RSUD Solok Selatan. Jurnal
Kesehatan Andalas.
Hidayat, A Aziz Alimul. (2008).
Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan.Jakarta :
Salemba Medika.
Irdelia, RR, Joko, AT, Bebasari, E.
(2014).Profil Faktor Resiko
Yang dapat Dimodifikasi
pada Kasus Stroke Berulang
di RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau. Jom FK
volume 1 no.2.
Jennifer P. (2013). Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Junaidi, Iskandar. (2004). Panduan
Praktis Pencegahan dan
Pengobatan Stroke. Jakarta:
PT Bhuana Ilmu popular.
Karuniawati, H, Ikawati, Z, Gofir,
A. (2015). Pencegahan
Sekunder untuk Menurunkan
Kejadian Stroke berulang
pada Stroke Iskemik.Volume
5 no1. Universitas Gajah
Mada.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.(2013) Pedoman
Pengendalian Stroke.
Kurniasari, S. (2014) Hubungan
Keteraturan Pengobatan
dengan Kejadian Stroke
Berulang. Perpustakaan
Universitas Airlangga.
Mikail, Bramirus (2011). 10 Persen
Kasus Stroke Dipicu Stres
Pekerjaan. 8 Januari 2012.
http://health.kompas.com/rea
d/2011/12/28/15422346/10.P
ersen.Kasus.Stroke.Dipicu.St
res.Pekerjaan.
Notoatmodjo, S. (2007).Ilmu
Prilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka cipta.
Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka cipta.
Nursalam, pariani s.( 2001).
Metodologi Riset
Keperawatan : Pendekatan
praktis, Jakarta : C. V.
Agung Seto.
Niven Neil. (2012). Psikologin
Kesehatan. Jakarta:EGC
Prawiroharjo, P, Lestari, W, Harris,
S. (2012). Hubungan antara
Faktor Resiko Tak
Terkontrol dan Kejadian
Stroke Iskemik
Berulang.Neurona.FK
Universitas Indonesia.
Price & Wilson. (2006).
Patofisiologi volume 2.
Jakarta: EGC.
Rusaidah (9 Mei 2010). Perkawinan
mengurangi resiko terserang
10. stroke. 18 Desember 2011.
Koran Bangka pos dalam
http://bangka.tribunnews.co
m/2011/05/09/perkawinan-
kurangi-resiko-terserang-
stroke.
Sudoyo. Dkk. (2010). Ilmu Penyakit
Dalam edisi 5. Jakarta:
InternaPublishing.
Siswanto, y. (2005). Beberapa
Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Stroke Berulang
(Studi Kasus RS DR. Kariadi
Semarang). Universitas
Diponogoro.
Smeltzer SC., Bare BG. (2002) Buku
Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner &
Suddarth.Edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC.
Tjandrawinata,R,Dr. (2014). Cegah
Stroke Berulang Dengan
Teratur Minum Obat. Jurnal
Medicinus. Vol 27:3.