SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE
BERULANG DI RSUP PERSAHABATAN JAKARTA
Neny Ernawati1
Neny Ernawati: PROGRAM STUDIKEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, Kampus FIK
UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah 27 – Jakarta 10510
ABSTRAK
Stroke tidak mempunyai penyebab tunggal, melainkan banyak penyebab yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami stroke. Ada beberapa hal yang sangat berperan
dalam kejadian stroke berulang, yaitu tekanan darah sistolik yang tinggi, kadar gula
darah sewaktu di atas normal, terdapatnya kelainan jantung, keteraturan minum obat dan
control penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum
obat dengan kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan. Desain penelitian yang
digunakan penelitian ini adalah deskripti fanalitik dengan pendekatan cross sectional.
Sampel berjumlah 33 orang responden, alat pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner. Analisis menggunakan uji chi square. Hasil analisis hubungan antara
variable didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan
kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan denganP value = 1,00. Disarankan
untuk penelitian selanjutnya meneliti factor resiko stroke berulang lainya seperti
merokok, minum alcohol dan obesitas.
Kata Kunci: kepatuhan minum obat dan stroke berulang
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyakit terbanyak
ke tiga setelah penyakit jantung dan
kanker, serta merupakan penyakit
penyebab kecacatan tertinggi didunia.
Menurut America Heart Association
(AHA) angka kejadian penderita stroke
di Amerika Serikat setiap tahunya
adalah 50-100 dari 100.000 orang
penderita (Dinata, Safrita, Sastri, 2012).
Jumlah penderita stroke di Indonesia
mencapai 8,3 dari 1000 populasi,
dimana angka prevalensi ini meningkat
15,4%, dan sekitar 750.000 insiden
stroke per tahun (Irdelia, Joko, Bebasari,
2014).
Sedangkan berdasarkan data rekam
medik pasien tahun 2015 prevalensi
stroke di RSUP Persahabatan terdapat
2422 pasien dan 2225 pasien di tahun
2014. Hal ini menunjukkan
peningkatan angka kejadian stroke yang
cukup tinggi.
Stroke atau cedera cerebrovaskuler
(CVA) adalah kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh berhentinya
suplai darah ke bagian otak secara tiba-
tiba, dan merupakan keadaan yang
timbul karena gangguan peredaran
darah ke otak yang menyebabkan
terjadinya kematian jaringan otakdan
dapat mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian
(Smetlzer, 2002). Stroke adalah suatu
tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsional otak lokal
atau global dengan gejala-gejala yang
berlangsung 24 jam (WHO, 2006).
Penyakit stroke adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh gangguan suplai
darah keotak secara tiba- tiba dan
menimbulkan kematian jaringan otak
dan pada pasien akan menyebabkan
kelumpuhan atau kematian.
Data statistik dari Stroke association di
Eropa, menunjukan bahwa
kemungkinan terjadinya stroke berulang
adalah 3.1% dalam 30 hari, 11,1%
dalam satu tahun, dan 39,2% dalam
waktu 10 tahun. Dalam penelitian
disebutkan bahwa 40% kejadian stroke
akan berulang dalam rentang 10 tahun.
Penelitian epidemiologi yang dilakukan
oleh Universitas Indonesia didapatkan
19.9% kejadian stroke,diperlukan suatu
upaya pencegahan ( Irdelia, Joko,
Bebasari, 2014). Studi populasi di
Amerika Serikat sekitar 700.000 orang
mengalami stroke iskemik dan sekitar
200.000 orang merupakan penderita
stroke berulang. Tidak jauh berbeda
dengan data Nasional Indonesia
menunjukan bahwa insiden stroke
didapatkan sekitar 750.000 insiden
stroke pertahun diIndonesia, dan
200.000 orang diantaranya merupakan
stroke berulang ( Prawiroharjo, Lestari,
Harris, 2012).
Kasus penyakit stroke di RS
Persahabatan Jakarta cukup besar dan
senantiasa meningkat. Berdasarkan data
pasien yang tercatat dari bulan Januari
sampai dengan November 2015 terdapat
2422 pasien penderita stroke, dan 267
diantaranya merupakan pasien stroke
berulang. Banyaknya kejadian stroke
berulang terjadi setiap tahun tersebut
perlu mendapat perhatian karena
kejadian stroke berulang akan
menurunkan kualitas hidup pasien yang
dapat makin memperburuk kualitas
hidup pasca stroke pertama yang
dialaminya. Oleh karena itu diperlukan
upaya pencegahan sekunder untuk dapat
menurunkan tingkat kejadian stroke
berulang. Salah satu upaya pencegahan
sekunder ialah dengan manajemen
pengendali faktor resikonya yang dapat
dimodifikasi (Prawiroharjo, Lestari,
Harris, 2012).
METODE PENELITIAN
Kerangka konsep
Kerangka konseptual penelitian adalah
suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep lainya dari
masalah yang ingin diteliti
(Nursalam,2008)
Variabel independent pada penelitian ini
adalah kepatuhan minum obat
sedangkan variabel dependennya adalah
stroke berulang. Pada penelitian ini
elemen yang digunakan untuk
mengukur kepatuhan minum obat
menurut Niven (2012), sedangkan
stroke berulang yang terkait dengan
faktor resiko yang dapat dimodifikasi
(pengobatan) menurut Smeltzer (2002).
Kerangka konsep pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
VARIABEL INDEPENDENT VARIABEL DEPENDENT
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep
Stroke
berulang
Kepatuhan minum obat
Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep yang
diatas maka hipotesis penelitian ini
adalah: Ada hubungan kepatuhan
minum obat dengan kejadian stroke
berulang di RSUP Persahabatan
Definisi operasional
Definisi operasional adalah definisi
berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut
(Nursalam,2008)
Tabel 3.1 Definisi Operasional
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data pada penelitian ini
dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari
sampai dengan 24 Februari 2016.
Jumlah sampel yang didapatkan oleh
peneliti sesuai dengan yang
direncanakan yaitu sebanyak 33
responden. Adapun penyajian analisis
data statistik yang akan di tampilkan
meliputi penyajian analisis univariat
yang mendeskripsikan karakteristik
responden (jenis kelamin, status
perkawinan, tingkat pendidikan , jenis
stroke dan pekerjaan) serta kepatuhan
minum obat. Penyajian berikutnya
adalah penyajian bivariat yang
menampilkan analisis hubungan antara
variabel independent dan variabel
dependen. Gambaran hasil analisis
statistik pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil
Pengukuran
Skala
Variabel
Independent
Kepatuhan
minum obat
Variabel
dependent
Stroke
Berulang
Persepsi pasien
tentang prilaku
dalam minum
obat yang tidak
sesuai dengan:
- Dosis obat
-Waktu
pemberian obat
- Jenis obat yang
dianjurkan oleh
dokter.
Pasien yang
terdagnosa stroke
dan terjadi setelah
serangan pertama
kali
Kuesioner
dengan
menggunakan
skala
Guttman:
1. Ya
2. Tidak
Kuesioner
pertanyaan
tertulis
tentang
kejadian
strokeberulan
g
1. Patuh
2. TidakPatuh
1.Stroke
berulang
pertama
2.Stroke
berulang lebih
dari sekali
Ordinal
Ordinal
Analisis Univariat
Hasil analisis statistik univariat pada
penelitian ini menggambarkan
karakteristik responden yang meliputi
jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan terakhir, pekerjaan dan Jenis
penyakit stroke.
Karakteristik pasien stroke berulang
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin,
Status Perkawinan, Pendidikan terakhir, dan Pekerjaan di RSUP
Persahabatan Jakarta
Tahun 2016 (n = 33)
No
.
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%)
1. Jenis Kelamin
Laki-laki 23 69,7
Perempuan 10 30,3
Total 33 100
2. Status perkawinan
Kawin 27 81,8
Tidak kawin 2 6,1
Janda/duda
Total
4
33
12,15
100
3. Pendidikan Terakhir
SD 1 3,0
SMP
SMU
Perguruan tinggi
5
16
11
15,2
48,5
33,3
Total 33 100
4. Pekerjaan
PNS 11 33,3
Swasta
Tidak bekerja
Wiraswasta
4
14
4
12,1
42,4
12,1
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.1 jenis kelamin
terbanyak laki-laki 69,7% (23) pasien
dan jenis kelamin perempuan 30,3%
(10) pasien. Status pernikahan
terbanyak adalah kawin/menikah
81,8% (27) pasien, janda/duda 12,15%
(4) pasien, dan tidak kawin 6,1% (2)
pasien. Pendidikan terakhir terbanyak
SMU 48,5% (16) pasien, Perguruan
tinggi 33,3% (11) pasien, SMP 15,2%
(5) pasien, SD 3,0%(1) pasien.
Pekerjaan terbanyak yaitu tidak bekerja
42,4% (14) pasien, PNS 33,3% (11)
pasien, swasta dan wiraswasta 12,1%
(4) pasien.
Jenis penyakit stroke
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Penyakit Stroke di RSUP
Persahabatan Jakarta Tahun 2016 (n = 33)
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%)
Jenis penyakit stroke
Berulang 1 kali 31 93,9
Lebih dari sekali 2 6,1
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.2 Distribusi
Jenis penyakit stroke terbanyak
adalah stroke berulang sekali
93,9% (31) pasien, berulang
lebih dari sekali 6,1% (2) pasien.
3. Kepatuhan minum obat pasien
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kepatuhan Minum Obat
di RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2016 (n = 33)
Karakteristik Frekuensi Persentase
(%)
Kepatuhan minum obat
Patuh 17 51,5
Tidak patuh 16 48,5
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.3 distribusi
kepatuh minum obat terbanyak yaitu
patuh 51,5% (17) pasien dan tidak patuh
48,5% (16) pasien.
Analisis Bivariat
Penyajian data pada analisa bivariat
menggambarkan hubungan antar
variabel. Pada analisis bivariat ini,
penulis menyajikan hasil analisis
variabel independen yang dihubungkan
dengan variabel dependen. Adapun
penyajiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4
Hasil analisa Bivariat Hubungan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Kejadian
Stroke Berulang diRSUP persahabtan Jakarta Tahun 2016 (n= 33)
Kepatuhan
minum obat
Stroke Total OR
(95% CI) PvalueBerulang
sekali
Berulang lebih
dari sekali
n % n % n %
Patuh 16 94,1% 1 5,9% 17 100% 1,067
0,061-
18,624
1,00
Tidak Patuh 15 93,8% 1 6,3% 16 100%
Total 31 93,9% 2 6,1% 33 100%
Berdasarkan tabel 5.3 hasil analisis
persentase pasien yang patuh minum
obat 94,1% (16) mengalami stroke
berulang sekali dan 5,9% (1) mengalami
stroke berulang lebih dari sekali.
Persentase pasien yang tidak patuh
minum obat 93,8% (15) mengalami
stroke berulang sekali dan 6,3% (1)
mengalami stroke berulang lebih dari
sekali. Hasil uji statistik Chi Square
menunjukan hubungan yang tidak
bermakna atau tidak ada hubungan
antara Kepatuhan minum obat dengan
Kejadian stroke berulang (p=1,00) .
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian
tentang hubungan kepatuhan minum
obat dengan kejadian stroke berulang di
RSUP Persahabatan. Pembahasan yang
dilakukan peneliti dengan
membandingkan hasil penelitian dengan
konsep teori serta penelitian penelitian
terkait sebelumnya. Pada bab ini juga
akan diuraikan keterbatasan peneliti
yang telah dilaksanakan. Adapun
keterbatasan yang peneliti temukan
selama melakukan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Penelitian ini belum menggunakan
kuesioner yang baku namun
menggunakan instrument yang
dikembangkan peneliti berdasarkan
tinjauan teori.walaupun sudah
melewati uji validitas.
2. Adanya beberapa pasien yang
mempunyai keterbatasan gerak
sehingga tidak mampu menulis
sendiri dan dibantu oleh keluarga, hal
ini bisa mengurangi objektivitas
jawaban.
Analisa Univariat
1. Jenis Kelamin
Hasil penelitian responden terbanyak
23 (69,7%) laki-laki dan perempuan 10
(30,3%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Karuniawati, Ikawati dan Gofir (2015)
tentang tentang Pencegahan sekunder
untuk menurunkan kejadian stroke
berulang pada 82 responden yang
mayoritas adalah laki-laki 43 (52,4%).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
penelitian Siswanto (2005) tentang
Faktor-faktor yang memmpengaruhi
stroke berulang, bahwa insiden tertinggi
laki-laki 32 (64%) walaupun angka
kematian akibat stroke lebih bnyak
dijumpai pada wanita setiap tahunya.
2. Status Perkawinan
Hasil Penelitian responden yang
mayoritas memiliki status perkawinan
menikah (90,9%). Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Rosidah ( 2010)
tentang perkawinan mengurani resiko
terserang stroke. Status pernikahan juga
dapat digunakan untuk menilai status
sosial individu. Laki-laki dan
perempuan yang tidak menikah ataupun
mengalami perceraian memiliki resiko
lebih besar untuk terkena serangn
stroke dibandingkan laki-laki dan
wanita yang memiliki istri atau suami.
Kejadian stroke pada wanita. Hal ini
mungkin disebabkan oleh seorang yg
single memiliki kebiasaan atau gaya
hidup yang lebih buruk seperti merokok,
konsumsi alkohol, perilaku makan yang
buruk, dan tingkat stress yang lebih
tinggi dibandingkan mereka yang telah
menikah atau memiliki pasangan hidup.
3. Pendidikan terakhir
Hasil Penelitian dari 33 responden
pendidikan terbanyak SMU sebanyak
16 orang (48,5%). Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian
Karuniawati, Ikawati dan Gofir (2015)
tentang Pencegahan sekunder untuk
menurunkan kejadian stroke berulang
pada 82 dimana mayoritas
berpendidikan rendah ada 51 orang
(62,2%).
4. Pekerjaan
Hasil Penelitian dari 33 responden yang
mayoritas tidak bekerja sebanyak 14
orang (42,4%). Pekerjaan merupakan
salah satu faktor resiko terkena serangn
stroke. Pekerja kasar atau pekerja level
bawah memiliki resiko 50% lebih tinggi
untuk mendapatkan serangan stroke
(Nasiti, 2012). Beban kerja yang besar,
gaji yang tidak sesuai harapan, dan
tekanan dari atasan dapat menjadi faktor
resiko bagi terjadinya stroke.
5. Jenis Stroke berulang
Penelitian ini menunjukkan mayoritas
responden mengalami stroke berulang
sekali (93,9%). Peluang terjadinya
stroke berulang pada faktor resiko
tunggal lebih kecil bila dibandingkan
dengan kombinasi faktor resiko, hal ini
menunjukkan stroke berulang
merupakan penyakit yang mempunyai
banyak penyebab menurut penelitian
Siswanto (2005). Semakin banyak
faktor resiko yang dipunyai,makin
tinggi kemungkinan mendapatkan
stroke berulang. Faktor resiko stroke
yang harus ditanggulangi dengan baik,
karena penanganan yang tepat dari
faktor resiko tesebut sangat penting
untuk prevensi sekunder. Pada
kelompok resiko tinggi, setelah terjadi
serangan stroke seharusnya menjadi
target penanganan secara kontinyu
untuk mencegah terjadinya stroke
berulang.
6. Kepatuhan minum obat
Hasil penelitian ini dari 33 responden
mayoritas pasien patuh minum obat
yaitu sebanyak 17 orang (51,5%) pada
stroke berulang sekali. Hal ini sejalan
dengan peneltian Karuniawati, Ikawati
dan Gofir (2015) tentang Pencegahan
sekunder untuk menurunkan kejadian
stroke berulang pada stroke iskemik dari
82 responden 63 orang (77%) tidak
patuh minum obat dan sebanyak 19
orang (23%) patuh minum obat.
Seorang penderita stroke yang
melakukan kontrol dan minum obat
secara teratur akan terhindar dari
serangan stroke berulang. Kontrol yang
dilakukan secara teratur bertujuan untuk
mendeteksi secara dini apabila terjadi
peningkatan faktor resiko, sehingga bisa
dilakukan penanganan dan pengobatan
segera, menurut Siswanto (2005).
Analisa bivariat
Hubungan kepatuhan minum obat
dengan kejadian stroke berulang
Bersdasarkan hasil uji statistik Chi
Square penelitian ini tidak terdapat
hubungan yang bermakna atau tidak ada
hubungan antara kepatuhan minum obat
dengan kejadian stroke berulang (p =
1,00).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Kurniasari (2011) tentang
hubungan keteraturan pengobatan
dengan kejadian Stroke berulang , hasil
uji statistic menunjukkan ada hubungan
antara keteraturan minum obat
(P= 0,005) dan keteraturan pengobatan
(P = 0,000) dengan kejadian Stroke
berulang.
Selain itu penelitian ini juga tidak
sejalan dengan hasil penelitian Hidayah
(2015) tentang Faktor-Faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian stroke
berulang salah satu faktor yang
berhubungan adalah faktor kepatuhan
minum pasien dalam minum obat.
Hasil penelitian ini tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara
kepatuhan minum obat dengan kejadian
stroke berulang dengan nilai p = 1,00.
Dapat diduga hal ini karena kejadian
stroke berulang tidak hanya disebabkan
oleh faktor keteraturan minum obat saja,
namun basa juga disebabkan oleh faktor
resiko lain seperti Hipertensi,
Dislipidemia, Diabetes Melitus,
Kelainan Jantung dan Merokok.
Menurut Siswanto (2005) peluang
terjadinya stroke berulang tunggal lebih
kecil bila dibandingkan dengan
kombinasi faktor resiko (tekanan darah
sistolik, kadar gula darah, kelainan
jantung, dan keteraturan berobat), hal
ini menunjukkan bahwa stroke berulang
merupakan penyakit yang mempunyai
banyak penyebab. Semakin banyak
faktor resiko yang dipunyai, makin
tinggi kemungkinan mendapatkan
stroke berulang. Faktor resiko stroke
yang dipunyai harus ditanggulangi
dengan baik, karena penanganan yang
tepat dari faktor tersebut sangat penting
untuk prevensi sekunder. Pada
kelompok resiko tinggi, setelah terjadi
serangan stroke seharusnya menjadi
target penanganan secara kontinyu
untuk mencegah terjadinya stroke
berulang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggambarkan bahwa
pasien stroke berulang di RSUP
Persahabatan berjenis kelamin
terbanyak laki-laki 69,7% (23 orang),
berstatus menikah 81,8% (27 orang ),
pendidikan SMU 48,5% (16 orang),
tidak bekerja 69,2 % (74 orang)
2. Peneletian ini menggambarkan
kepatuhan minum obat terbanyak yaitu
patuh 51,5% (17orang) pasien stroke
beruang di RSUP Persahabatan.
3. Berdasarkan hasil uji statistic Chi-
Squere didapatkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara tingkat
kepatuhanhan minum obat dengan
kejadian stroke berulang (p= 1,00).
Kejadian stroke berulang tidak hanya
dikarenakan kepatuhan minum obat bisa
menyebabkan kejadian stroke berulang.
Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Diharapkan perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan perlu adanya
penyuluhan bagi penderita pasca stroke
dengan pemberian informasi tentang
faktor-faktor resiko stroke berulang
serta cara pengendalianya.
2. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman
mahasiswa terkait faktor resiko stroke
berulang.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai data awal untuk melakukan
penelitian lebih lanjut terkait faktor
resiko lainya seperti tekanan darah,
darah gula yang meningkat,obesita dan
merokok terhadap kejadian stroke
berulang.
DAFTAR PUSTAKA
Black,M J, Hawk,JH.(2014)
Keperawatan Medikal
Bedah.Edisi 8. Jakarta:
Elsevier’
Corwin, J. (2009). Buku Saku
Patofisiologi ed.3. Jakarta:
EGC.
Nastiti, D (2012). Gambaran Faktor
Resiko Kejadian Stroke Pada
Pasien Stroke Rawat Inap di
RS Krakatau Medika 2011.
Skripsi: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Indonesia.
Dinata, AC, Safrita, y, Sastri,
S.(2013). Gambaran Faktor
Resiko dan Tipe Stroke pada
Pasien Rawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam
RSUD Solok Selatan. Jurnal
Kesehatan Andalas.
Hidayat, A Aziz Alimul. (2008).
Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan.Jakarta :
Salemba Medika.
Irdelia, RR, Joko, AT, Bebasari, E.
(2014).Profil Faktor Resiko
Yang dapat Dimodifikasi
pada Kasus Stroke Berulang
di RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau. Jom FK
volume 1 no.2.
Jennifer P. (2013). Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Junaidi, Iskandar. (2004). Panduan
Praktis Pencegahan dan
Pengobatan Stroke. Jakarta:
PT Bhuana Ilmu popular.
Karuniawati, H, Ikawati, Z, Gofir,
A. (2015). Pencegahan
Sekunder untuk Menurunkan
Kejadian Stroke berulang
pada Stroke Iskemik.Volume
5 no1. Universitas Gajah
Mada.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.(2013) Pedoman
Pengendalian Stroke.
Kurniasari, S. (2014) Hubungan
Keteraturan Pengobatan
dengan Kejadian Stroke
Berulang. Perpustakaan
Universitas Airlangga.
Mikail, Bramirus (2011). 10 Persen
Kasus Stroke Dipicu Stres
Pekerjaan. 8 Januari 2012.
http://health.kompas.com/rea
d/2011/12/28/15422346/10.P
ersen.Kasus.Stroke.Dipicu.St
res.Pekerjaan.
Notoatmodjo, S. (2007).Ilmu
Prilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka cipta.
Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka cipta.
Nursalam, pariani s.( 2001).
Metodologi Riset
Keperawatan : Pendekatan
praktis, Jakarta : C. V.
Agung Seto.
Niven Neil. (2012). Psikologin
Kesehatan. Jakarta:EGC
Prawiroharjo, P, Lestari, W, Harris,
S. (2012). Hubungan antara
Faktor Resiko Tak
Terkontrol dan Kejadian
Stroke Iskemik
Berulang.Neurona.FK
Universitas Indonesia.
Price & Wilson. (2006).
Patofisiologi volume 2.
Jakarta: EGC.
Rusaidah (9 Mei 2010). Perkawinan
mengurangi resiko terserang
stroke. 18 Desember 2011.
Koran Bangka pos dalam
http://bangka.tribunnews.co
m/2011/05/09/perkawinan-
kurangi-resiko-terserang-
stroke.
Sudoyo. Dkk. (2010). Ilmu Penyakit
Dalam edisi 5. Jakarta:
InternaPublishing.
Siswanto, y. (2005). Beberapa
Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Stroke Berulang
(Studi Kasus RS DR. Kariadi
Semarang). Universitas
Diponogoro.
Smeltzer SC., Bare BG. (2002) Buku
Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner &
Suddarth.Edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC.
Tjandrawinata,R,Dr. (2014). Cegah
Stroke Berulang Dengan
Teratur Minum Obat. Jurnal
Medicinus. Vol 27:3.

More Related Content

What's hot

Virus hepatitis b
Virus hepatitis bVirus hepatitis b
Virus hepatitis btristyanto
 
Referat Mata Kabur
Referat Mata KaburReferat Mata Kabur
Referat Mata KaburKharima SD
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akutPhil Adit R
 
Anatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepalaAnatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepalaWarnet Raha
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkialyeliani
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis gustians
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)Sulistia Rini
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingKANDA IZUL
 
Icd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakai
Icd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakaiIcd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakai
Icd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakailinaagus
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Bagus Utomo
 
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Ersifa Fatimah
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Abulkhair Abdullah
 

What's hot (20)

Makalah anestesi
Makalah  anestesiMakalah  anestesi
Makalah anestesi
 
Virus hepatitis b
Virus hepatitis bVirus hepatitis b
Virus hepatitis b
 
Referat Mata Kabur
Referat Mata KaburReferat Mata Kabur
Referat Mata Kabur
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Kartilago
KartilagoKartilago
Kartilago
 
Anatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepalaAnatomi dasar kepala
Anatomi dasar kepala
 
Gonorea
GonoreaGonorea
Gonorea
 
saraf wajah.pptx
saraf wajah.pptxsaraf wajah.pptx
saraf wajah.pptx
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
Makalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushingMakalah sindrom cushing
Makalah sindrom cushing
 
Aki
AkiAki
Aki
 
Icd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakai
Icd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakaiIcd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakai
Icd 10 bahasa ind dan 10 penyakit sering pakai
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
Penggunaan Obat Antiepilepsi pada Gangguan Ginjal
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Alat Kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
 

Viewers also liked

Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...Eltanin Vanriri
 
MG comparison, Ocular vs General
MG comparison, Ocular vs GeneralMG comparison, Ocular vs General
MG comparison, Ocular vs GeneralErsifa Fatimah
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...Nanang Soleh
 
Mengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Mengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik IndonesiaMengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Mengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik IndonesiaResika Arthana
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...Jeffry Shin
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiSi Om
 
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...Uofa_Unsada
 

Viewers also liked (9)

Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
Jurnal reading - one year risk of stroke after transient ischemic attack or m...
 
Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
 
Manuskrip
ManuskripManuskrip
Manuskrip
 
MG comparison, Ocular vs General
MG comparison, Ocular vs GeneralMG comparison, Ocular vs General
MG comparison, Ocular vs General
 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESIAPAN PASIEN HIV POSITIF DALAM MENJA...
 
Mengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Mengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik IndonesiaMengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Mengakses jurnal ilmiah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
 
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
171326626 gambaran-pengetahuan-sikap-dan-tindakan-penderita-hipertensi-dalam-...
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
 
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
EFEKTIFITAS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN BADAN ...
 

Similar to HUBUNGAN KEP

BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docxBAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docxAgusSupriatna52
 
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...Nanang Soleh
 
9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdf
9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdf9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdf
9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdfssuser1aaea51
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...deddy sagala
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...deddy sagala
 
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfContoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfAriefWijaksono1
 
1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm1030 2167-1-sm
1030 2167-1-smria amya
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensinrukmana rukmana
 
452 888-1-sm
452 888-1-sm452 888-1-sm
452 888-1-smRPutri2
 
PPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI
PPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSIPPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI
PPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSIIndra875145
 
3026 article text-5934-1-10-20140310
3026 article text-5934-1-10-201403103026 article text-5934-1-10-20140310
3026 article text-5934-1-10-20140310putraprayoga1
 
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdfElmitiodatacp
 
493 929-1-sm (1)
493 929-1-sm (1)493 929-1-sm (1)
493 929-1-sm (1)Muflihun24
 
Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
 Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-sAndrew Hidayat
 
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Operator Warnet Vast Raha
 
116 218-1-sm
116 218-1-sm116 218-1-sm
116 218-1-smfikoh14
 

Similar to HUBUNGAN KEP (20)

BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docxBAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
BAB 1 Tugas Agus Supriatna BB.docx
 
4926 7682-1-pb
4926 7682-1-pb4926 7682-1-pb
4926 7682-1-pb
 
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
 
9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdf
9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdf9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdf
9+JNG+Sep+2022-+Fiorent+55-60 (1).pdf
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
 
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfContoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
 
1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm1030 2167-1-sm
1030 2167-1-sm
 
Jurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensiJurnal faktor risiko hipertensi
Jurnal faktor risiko hipertensi
 
452 888-1-sm
452 888-1-sm452 888-1-sm
452 888-1-sm
 
PPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI
PPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSIPPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI
PPT PROPOSAL KEPATUHAN MINUM OBAT HIPERTENSI
 
3026 article text-5934-1-10-20140310
3026 article text-5934-1-10-201403103026 article text-5934-1-10-20140310
3026 article text-5934-1-10-20140310
 
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
162-Article Text-514-1-10-20210913.pdf
 
ggggg
gggggggggg
ggggg
 
493 929-1-sm (1)
493 929-1-sm (1)493 929-1-sm (1)
493 929-1-sm (1)
 
Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
 Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s Andrew hidayat   106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
Andrew hidayat 106149-id-faktor-risiko-kejadian-hipertensi-pada-s
 
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
Hubungan pendekatan strategi dots (direcly observed treatment shortcorse) den...
 
coba
cobacoba
coba
 
116 218-1-sm
116 218-1-sm116 218-1-sm
116 218-1-sm
 
Bab i iii tesis
Bab i iii tesisBab i iii tesis
Bab i iii tesis
 

More from Nanang Soleh

PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...Nanang Soleh
 
Pkm gt it_solution
Pkm gt it_solutionPkm gt it_solution
Pkm gt it_solutionNanang Soleh
 
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...Nanang Soleh
 
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...Nanang Soleh
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...Nanang Soleh
 
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...Nanang Soleh
 

More from Nanang Soleh (10)

Ipi119514
Ipi119514Ipi119514
Ipi119514
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
 
Tugas metpen
Tugas metpen Tugas metpen
Tugas metpen
 
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
PENGARUH STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI HARGA DIRI RENDAH TERHADAP PERUBAHAN...
 
Pkm gt it_solution
Pkm gt it_solutionPkm gt it_solution
Pkm gt it_solution
 
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
 
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
Hubungan Kualitas Pengawasan Orang Tua Dengan Durasi Penggunaan Game Online P...
 
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO KEJADIAN ISPA PADA ANAK USIA S...
 
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
EFEKTIFITAS INHALASI DENGAN PEMBERIAN POSISI SEMIFOWLER DAN BATUK EFEKTIF TER...
 
jurnal
jurnaljurnal
jurnal
 

Recently uploaded

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARGregoryStevanusGulto
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptmutupkmbulu
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 

Recently uploaded (12)

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUARmater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
mater kuliah tentang KELAINAN TELINGA LUAR
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.pptKEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
KEBIJAKAN GLOBAL PELAYANAN KEBIDANAN090222 18-Nov-2022 07-29-34.ppt
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 

HUBUNGAN KEP

  • 1. HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUP PERSAHABATAN JAKARTA Neny Ernawati1 Neny Ernawati: PROGRAM STUDIKEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, Kampus FIK UMJ Jl. Cempaka Putih Tengah 27 – Jakarta 10510 ABSTRAK Stroke tidak mempunyai penyebab tunggal, melainkan banyak penyebab yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stroke. Ada beberapa hal yang sangat berperan dalam kejadian stroke berulang, yaitu tekanan darah sistolik yang tinggi, kadar gula darah sewaktu di atas normal, terdapatnya kelainan jantung, keteraturan minum obat dan control penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan. Desain penelitian yang digunakan penelitian ini adalah deskripti fanalitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 33 orang responden, alat pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji chi square. Hasil analisis hubungan antara variable didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan denganP value = 1,00. Disarankan untuk penelitian selanjutnya meneliti factor resiko stroke berulang lainya seperti merokok, minum alcohol dan obesitas. Kata Kunci: kepatuhan minum obat dan stroke berulang PENDAHULUAN Stroke merupakan penyakit terbanyak ke tiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta merupakan penyakit penyebab kecacatan tertinggi didunia. Menurut America Heart Association (AHA) angka kejadian penderita stroke di Amerika Serikat setiap tahunya adalah 50-100 dari 100.000 orang penderita (Dinata, Safrita, Sastri, 2012). Jumlah penderita stroke di Indonesia mencapai 8,3 dari 1000 populasi, dimana angka prevalensi ini meningkat 15,4%, dan sekitar 750.000 insiden stroke per tahun (Irdelia, Joko, Bebasari, 2014). Sedangkan berdasarkan data rekam medik pasien tahun 2015 prevalensi stroke di RSUP Persahabatan terdapat 2422 pasien dan 2225 pasien di tahun 2014. Hal ini menunjukkan peningkatan angka kejadian stroke yang cukup tinggi. Stroke atau cedera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak secara tiba- tiba, dan merupakan keadaan yang timbul karena gangguan peredaran darah ke otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otakdan dapat mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Smetlzer, 2002). Stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsional otak lokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung 24 jam (WHO, 2006). Penyakit stroke adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan suplai
  • 2. darah keotak secara tiba- tiba dan menimbulkan kematian jaringan otak dan pada pasien akan menyebabkan kelumpuhan atau kematian. Data statistik dari Stroke association di Eropa, menunjukan bahwa kemungkinan terjadinya stroke berulang adalah 3.1% dalam 30 hari, 11,1% dalam satu tahun, dan 39,2% dalam waktu 10 tahun. Dalam penelitian disebutkan bahwa 40% kejadian stroke akan berulang dalam rentang 10 tahun. Penelitian epidemiologi yang dilakukan oleh Universitas Indonesia didapatkan 19.9% kejadian stroke,diperlukan suatu upaya pencegahan ( Irdelia, Joko, Bebasari, 2014). Studi populasi di Amerika Serikat sekitar 700.000 orang mengalami stroke iskemik dan sekitar 200.000 orang merupakan penderita stroke berulang. Tidak jauh berbeda dengan data Nasional Indonesia menunjukan bahwa insiden stroke didapatkan sekitar 750.000 insiden stroke pertahun diIndonesia, dan 200.000 orang diantaranya merupakan stroke berulang ( Prawiroharjo, Lestari, Harris, 2012). Kasus penyakit stroke di RS Persahabatan Jakarta cukup besar dan senantiasa meningkat. Berdasarkan data pasien yang tercatat dari bulan Januari sampai dengan November 2015 terdapat 2422 pasien penderita stroke, dan 267 diantaranya merupakan pasien stroke berulang. Banyaknya kejadian stroke berulang terjadi setiap tahun tersebut perlu mendapat perhatian karena kejadian stroke berulang akan menurunkan kualitas hidup pasien yang dapat makin memperburuk kualitas hidup pasca stroke pertama yang dialaminya. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan sekunder untuk dapat menurunkan tingkat kejadian stroke berulang. Salah satu upaya pencegahan sekunder ialah dengan manajemen pengendali faktor resikonya yang dapat dimodifikasi (Prawiroharjo, Lestari, Harris, 2012). METODE PENELITIAN Kerangka konsep Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainya dari masalah yang ingin diteliti (Nursalam,2008) Variabel independent pada penelitian ini adalah kepatuhan minum obat sedangkan variabel dependennya adalah stroke berulang. Pada penelitian ini elemen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan minum obat menurut Niven (2012), sedangkan stroke berulang yang terkait dengan faktor resiko yang dapat dimodifikasi (pengobatan) menurut Smeltzer (2002). Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut: VARIABEL INDEPENDENT VARIABEL DEPENDENT Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Stroke berulang Kepatuhan minum obat
  • 3. Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep yang diatas maka hipotesis penelitian ini adalah: Ada hubungan kepatuhan minum obat dengan kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan Definisi operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam,2008) Tabel 3.1 Definisi Operasional HASIL PENELITIAN Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari sampai dengan 24 Februari 2016. Jumlah sampel yang didapatkan oleh peneliti sesuai dengan yang direncanakan yaitu sebanyak 33 responden. Adapun penyajian analisis data statistik yang akan di tampilkan meliputi penyajian analisis univariat yang mendeskripsikan karakteristik responden (jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan , jenis stroke dan pekerjaan) serta kepatuhan minum obat. Penyajian berikutnya adalah penyajian bivariat yang menampilkan analisis hubungan antara variabel independent dan variabel dependen. Gambaran hasil analisis statistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala Variabel Independent Kepatuhan minum obat Variabel dependent Stroke Berulang Persepsi pasien tentang prilaku dalam minum obat yang tidak sesuai dengan: - Dosis obat -Waktu pemberian obat - Jenis obat yang dianjurkan oleh dokter. Pasien yang terdagnosa stroke dan terjadi setelah serangan pertama kali Kuesioner dengan menggunakan skala Guttman: 1. Ya 2. Tidak Kuesioner pertanyaan tertulis tentang kejadian strokeberulan g 1. Patuh 2. TidakPatuh 1.Stroke berulang pertama 2.Stroke berulang lebih dari sekali Ordinal Ordinal
  • 4. Analisis Univariat Hasil analisis statistik univariat pada penelitian ini menggambarkan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan dan Jenis penyakit stroke. Karakteristik pasien stroke berulang Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pendidikan terakhir, dan Pekerjaan di RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2016 (n = 33) No . Karakteristik Frekuensi Persentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki 23 69,7 Perempuan 10 30,3 Total 33 100 2. Status perkawinan Kawin 27 81,8 Tidak kawin 2 6,1 Janda/duda Total 4 33 12,15 100 3. Pendidikan Terakhir SD 1 3,0 SMP SMU Perguruan tinggi 5 16 11 15,2 48,5 33,3 Total 33 100 4. Pekerjaan PNS 11 33,3 Swasta Tidak bekerja Wiraswasta 4 14 4 12,1 42,4 12,1 Total 33 100 Berdasarkan tabel 5.1 jenis kelamin terbanyak laki-laki 69,7% (23) pasien dan jenis kelamin perempuan 30,3% (10) pasien. Status pernikahan terbanyak adalah kawin/menikah 81,8% (27) pasien, janda/duda 12,15% (4) pasien, dan tidak kawin 6,1% (2) pasien. Pendidikan terakhir terbanyak SMU 48,5% (16) pasien, Perguruan tinggi 33,3% (11) pasien, SMP 15,2% (5) pasien, SD 3,0%(1) pasien. Pekerjaan terbanyak yaitu tidak bekerja 42,4% (14) pasien, PNS 33,3% (11) pasien, swasta dan wiraswasta 12,1% (4) pasien.
  • 5. Jenis penyakit stroke Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Penyakit Stroke di RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2016 (n = 33) Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Jenis penyakit stroke Berulang 1 kali 31 93,9 Lebih dari sekali 2 6,1 Total 33 100 Berdasarkan tabel 5.2 Distribusi Jenis penyakit stroke terbanyak adalah stroke berulang sekali 93,9% (31) pasien, berulang lebih dari sekali 6,1% (2) pasien. 3. Kepatuhan minum obat pasien Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kepatuhan Minum Obat di RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2016 (n = 33) Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Kepatuhan minum obat Patuh 17 51,5 Tidak patuh 16 48,5 Total 33 100 Berdasarkan tabel 5.3 distribusi kepatuh minum obat terbanyak yaitu patuh 51,5% (17) pasien dan tidak patuh 48,5% (16) pasien. Analisis Bivariat Penyajian data pada analisa bivariat menggambarkan hubungan antar variabel. Pada analisis bivariat ini, penulis menyajikan hasil analisis variabel independen yang dihubungkan dengan variabel dependen. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut: Tabel 5.4 Hasil analisa Bivariat Hubungan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Kejadian Stroke Berulang diRSUP persahabtan Jakarta Tahun 2016 (n= 33) Kepatuhan minum obat Stroke Total OR (95% CI) PvalueBerulang sekali Berulang lebih dari sekali n % n % n % Patuh 16 94,1% 1 5,9% 17 100% 1,067 0,061- 18,624 1,00 Tidak Patuh 15 93,8% 1 6,3% 16 100% Total 31 93,9% 2 6,1% 33 100%
  • 6. Berdasarkan tabel 5.3 hasil analisis persentase pasien yang patuh minum obat 94,1% (16) mengalami stroke berulang sekali dan 5,9% (1) mengalami stroke berulang lebih dari sekali. Persentase pasien yang tidak patuh minum obat 93,8% (15) mengalami stroke berulang sekali dan 6,3% (1) mengalami stroke berulang lebih dari sekali. Hasil uji statistik Chi Square menunjukan hubungan yang tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara Kepatuhan minum obat dengan Kejadian stroke berulang (p=1,00) . PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil penelitian tentang hubungan kepatuhan minum obat dengan kejadian stroke berulang di RSUP Persahabatan. Pembahasan yang dilakukan peneliti dengan membandingkan hasil penelitian dengan konsep teori serta penelitian penelitian terkait sebelumnya. Pada bab ini juga akan diuraikan keterbatasan peneliti yang telah dilaksanakan. Adapun keterbatasan yang peneliti temukan selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini belum menggunakan kuesioner yang baku namun menggunakan instrument yang dikembangkan peneliti berdasarkan tinjauan teori.walaupun sudah melewati uji validitas. 2. Adanya beberapa pasien yang mempunyai keterbatasan gerak sehingga tidak mampu menulis sendiri dan dibantu oleh keluarga, hal ini bisa mengurangi objektivitas jawaban. Analisa Univariat 1. Jenis Kelamin Hasil penelitian responden terbanyak 23 (69,7%) laki-laki dan perempuan 10 (30,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Karuniawati, Ikawati dan Gofir (2015) tentang tentang Pencegahan sekunder untuk menurunkan kejadian stroke berulang pada 82 responden yang mayoritas adalah laki-laki 43 (52,4%). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Siswanto (2005) tentang Faktor-faktor yang memmpengaruhi stroke berulang, bahwa insiden tertinggi laki-laki 32 (64%) walaupun angka kematian akibat stroke lebih bnyak dijumpai pada wanita setiap tahunya. 2. Status Perkawinan Hasil Penelitian responden yang mayoritas memiliki status perkawinan menikah (90,9%). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Rosidah ( 2010) tentang perkawinan mengurani resiko terserang stroke. Status pernikahan juga dapat digunakan untuk menilai status sosial individu. Laki-laki dan perempuan yang tidak menikah ataupun mengalami perceraian memiliki resiko lebih besar untuk terkena serangn stroke dibandingkan laki-laki dan wanita yang memiliki istri atau suami. Kejadian stroke pada wanita. Hal ini mungkin disebabkan oleh seorang yg single memiliki kebiasaan atau gaya hidup yang lebih buruk seperti merokok, konsumsi alkohol, perilaku makan yang buruk, dan tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang telah menikah atau memiliki pasangan hidup. 3. Pendidikan terakhir Hasil Penelitian dari 33 responden pendidikan terbanyak SMU sebanyak 16 orang (48,5%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Karuniawati, Ikawati dan Gofir (2015)
  • 7. tentang Pencegahan sekunder untuk menurunkan kejadian stroke berulang pada 82 dimana mayoritas berpendidikan rendah ada 51 orang (62,2%). 4. Pekerjaan Hasil Penelitian dari 33 responden yang mayoritas tidak bekerja sebanyak 14 orang (42,4%). Pekerjaan merupakan salah satu faktor resiko terkena serangn stroke. Pekerja kasar atau pekerja level bawah memiliki resiko 50% lebih tinggi untuk mendapatkan serangan stroke (Nasiti, 2012). Beban kerja yang besar, gaji yang tidak sesuai harapan, dan tekanan dari atasan dapat menjadi faktor resiko bagi terjadinya stroke. 5. Jenis Stroke berulang Penelitian ini menunjukkan mayoritas responden mengalami stroke berulang sekali (93,9%). Peluang terjadinya stroke berulang pada faktor resiko tunggal lebih kecil bila dibandingkan dengan kombinasi faktor resiko, hal ini menunjukkan stroke berulang merupakan penyakit yang mempunyai banyak penyebab menurut penelitian Siswanto (2005). Semakin banyak faktor resiko yang dipunyai,makin tinggi kemungkinan mendapatkan stroke berulang. Faktor resiko stroke yang harus ditanggulangi dengan baik, karena penanganan yang tepat dari faktor resiko tesebut sangat penting untuk prevensi sekunder. Pada kelompok resiko tinggi, setelah terjadi serangan stroke seharusnya menjadi target penanganan secara kontinyu untuk mencegah terjadinya stroke berulang. 6. Kepatuhan minum obat Hasil penelitian ini dari 33 responden mayoritas pasien patuh minum obat yaitu sebanyak 17 orang (51,5%) pada stroke berulang sekali. Hal ini sejalan dengan peneltian Karuniawati, Ikawati dan Gofir (2015) tentang Pencegahan sekunder untuk menurunkan kejadian stroke berulang pada stroke iskemik dari 82 responden 63 orang (77%) tidak patuh minum obat dan sebanyak 19 orang (23%) patuh minum obat. Seorang penderita stroke yang melakukan kontrol dan minum obat secara teratur akan terhindar dari serangan stroke berulang. Kontrol yang dilakukan secara teratur bertujuan untuk mendeteksi secara dini apabila terjadi peningkatan faktor resiko, sehingga bisa dilakukan penanganan dan pengobatan segera, menurut Siswanto (2005). Analisa bivariat Hubungan kepatuhan minum obat dengan kejadian stroke berulang Bersdasarkan hasil uji statistik Chi Square penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna atau tidak ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kejadian stroke berulang (p = 1,00). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kurniasari (2011) tentang hubungan keteraturan pengobatan dengan kejadian Stroke berulang , hasil uji statistic menunjukkan ada hubungan antara keteraturan minum obat (P= 0,005) dan keteraturan pengobatan (P = 0,000) dengan kejadian Stroke berulang. Selain itu penelitian ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian Hidayah (2015) tentang Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stroke berulang salah satu faktor yang berhubungan adalah faktor kepatuhan minum pasien dalam minum obat. Hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kepatuhan minum obat dengan kejadian stroke berulang dengan nilai p = 1,00. Dapat diduga hal ini karena kejadian
  • 8. stroke berulang tidak hanya disebabkan oleh faktor keteraturan minum obat saja, namun basa juga disebabkan oleh faktor resiko lain seperti Hipertensi, Dislipidemia, Diabetes Melitus, Kelainan Jantung dan Merokok. Menurut Siswanto (2005) peluang terjadinya stroke berulang tunggal lebih kecil bila dibandingkan dengan kombinasi faktor resiko (tekanan darah sistolik, kadar gula darah, kelainan jantung, dan keteraturan berobat), hal ini menunjukkan bahwa stroke berulang merupakan penyakit yang mempunyai banyak penyebab. Semakin banyak faktor resiko yang dipunyai, makin tinggi kemungkinan mendapatkan stroke berulang. Faktor resiko stroke yang dipunyai harus ditanggulangi dengan baik, karena penanganan yang tepat dari faktor tersebut sangat penting untuk prevensi sekunder. Pada kelompok resiko tinggi, setelah terjadi serangan stroke seharusnya menjadi target penanganan secara kontinyu untuk mencegah terjadinya stroke berulang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggambarkan bahwa pasien stroke berulang di RSUP Persahabatan berjenis kelamin terbanyak laki-laki 69,7% (23 orang), berstatus menikah 81,8% (27 orang ), pendidikan SMU 48,5% (16 orang), tidak bekerja 69,2 % (74 orang) 2. Peneletian ini menggambarkan kepatuhan minum obat terbanyak yaitu patuh 51,5% (17orang) pasien stroke beruang di RSUP Persahabatan. 3. Berdasarkan hasil uji statistic Chi- Squere didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat kepatuhanhan minum obat dengan kejadian stroke berulang (p= 1,00). Kejadian stroke berulang tidak hanya dikarenakan kepatuhan minum obat bisa menyebabkan kejadian stroke berulang. Saran 1. Bagi Pelayanan Keperawatan Diharapkan perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu adanya penyuluhan bagi penderita pasca stroke dengan pemberian informasi tentang faktor-faktor resiko stroke berulang serta cara pengendalianya. 2. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terkait faktor resiko stroke berulang. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor resiko lainya seperti tekanan darah, darah gula yang meningkat,obesita dan merokok terhadap kejadian stroke berulang. DAFTAR PUSTAKA Black,M J, Hawk,JH.(2014) Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Jakarta: Elsevier’ Corwin, J. (2009). Buku Saku Patofisiologi ed.3. Jakarta: EGC. Nastiti, D (2012). Gambaran Faktor Resiko Kejadian Stroke Pada
  • 9. Pasien Stroke Rawat Inap di RS Krakatau Medika 2011. Skripsi: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Dinata, AC, Safrita, y, Sastri, S.(2013). Gambaran Faktor Resiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Solok Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas. Hidayat, A Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika. Irdelia, RR, Joko, AT, Bebasari, E. (2014).Profil Faktor Resiko Yang dapat Dimodifikasi pada Kasus Stroke Berulang di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jom FK volume 1 no.2. Jennifer P. (2013). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC. Junaidi, Iskandar. (2004). Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke. Jakarta: PT Bhuana Ilmu popular. Karuniawati, H, Ikawati, Z, Gofir, A. (2015). Pencegahan Sekunder untuk Menurunkan Kejadian Stroke berulang pada Stroke Iskemik.Volume 5 no1. Universitas Gajah Mada. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.(2013) Pedoman Pengendalian Stroke. Kurniasari, S. (2014) Hubungan Keteraturan Pengobatan dengan Kejadian Stroke Berulang. Perpustakaan Universitas Airlangga. Mikail, Bramirus (2011). 10 Persen Kasus Stroke Dipicu Stres Pekerjaan. 8 Januari 2012. http://health.kompas.com/rea d/2011/12/28/15422346/10.P ersen.Kasus.Stroke.Dipicu.St res.Pekerjaan. Notoatmodjo, S. (2007).Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta. Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta. Nursalam, pariani s.( 2001). Metodologi Riset Keperawatan : Pendekatan praktis, Jakarta : C. V. Agung Seto. Niven Neil. (2012). Psikologin Kesehatan. Jakarta:EGC Prawiroharjo, P, Lestari, W, Harris, S. (2012). Hubungan antara Faktor Resiko Tak Terkontrol dan Kejadian Stroke Iskemik Berulang.Neurona.FK Universitas Indonesia. Price & Wilson. (2006). Patofisiologi volume 2. Jakarta: EGC. Rusaidah (9 Mei 2010). Perkawinan mengurangi resiko terserang
  • 10. stroke. 18 Desember 2011. Koran Bangka pos dalam http://bangka.tribunnews.co m/2011/05/09/perkawinan- kurangi-resiko-terserang- stroke. Sudoyo. Dkk. (2010). Ilmu Penyakit Dalam edisi 5. Jakarta: InternaPublishing. Siswanto, y. (2005). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Berulang (Studi Kasus RS DR. Kariadi Semarang). Universitas Diponogoro. Smeltzer SC., Bare BG. (2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC. Tjandrawinata,R,Dr. (2014). Cegah Stroke Berulang Dengan Teratur Minum Obat. Jurnal Medicinus. Vol 27:3.