SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
http://www.skripsistikes.wordpress.com
HUBUNGAN ANTARA SEBELUM DAN SETELAH MENGIKUTI SENAM
ASMA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA
Oleh :
∗
Murgi Handari
ABSTRACT
Background: Asthma is respiratory disease, it is not very complex but also multifarious which
is usually related to the characteristic of the gene and the environment. Asthma is the main
factor in increasing the absence and decreasing productivity so it influences the growth of the
sufferes as welfare the social level of the family. Asthma sufferers or asthmatic persons will
have respiratory problems and malfunctional abilities, the daily activities, productive activity
and recreation. Respiratory problems usually can be cured, but the posture of asthmatic
persons will change and then is spasm of the respiratory muscle, will cause the wrong system
of respiration. This situation will tend to panic the sufferer whenever the asthma attacks. This
can be solued by having medical rehabilitation,teraphi exercise which is usually called asthma
gymnastic (pre and post) and the frequency of relaps from asthma.
Methods: This research uses observational methode and the cross sectional approach. The
population are Semarang Hospital patients in the year 2003 and there are 80 persons or
sample. This sample was taken using accidental random sumpling, who joined the gymnastic
and those who clid not also. The dates werw taken by interviewing the respondens.
Result:The chi-square test showed that there is a closed relationship between the asthma
gymnastic (pre and post) and the frequency of asthma relaps (p=0,001), with contingency
coefficient is 0,648. for the analiyst treatment to convince this t-test in significant level is 5%,
the result of the showed that there a closed relationship between the asthma gymnastic and
the frequency of asthma relaps(p=0,001). This means that the relationship between the
regularity of gymnastic and the frequency of asthma relaps, the chi-square tset showed that
there is a closed relationship between the asthma gymnastic and the frequency of asthma
relaps(p=0,037), with contingency coefficient is low(0,376).
Keywords : asthmatic exercise, frequency of attack
∗
Staf pengajar Akper Wiyata Husada Yogyakarta
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Serangan asma masih merupakan penyebab utama tidak masuk sekolah
pada anak, sehingga berakibat menurunnya prestasi belajar. Masa yang
seharusnya masa bersuka ria dan bermain,namun sering tidak dapat
dinikmati dengan baik,bahkan sebagian dari mereka harus tinggal di rumah
sakit. Asma pada orang dewasa membawa masalah tersendiri, yaitu pada ibu
rumah tangga menyebabkan tidak dapat melakukan tugas/perannya dengan
baik, sedang pada pekerja dapat meningkatkan angka absensi sehingga
berakibat menurunnya produktivitas. Hal tersebut berdampak pada gangguan
pertumbuhan fisik atau gangguan tumbuh kembang terutama pada anak dan
dapat menurunkan tingkat social ekonomi pada rumah tangga.
Penyempitan saluran nafas umumnya dapat diobati, akan tetapi postur
tubuh yang berubah,otot-otot pernafasan yang menegang,pola bernafas yang
salah serta kecenderungan untuk panik saat serangan datang hanya dapat
diatasi dengan rehabilitasi medik berupa terapi latihan (therapeutic exer).
Untuk mendapatkan manfaat optimal dari latihan pada penyandang
asma,maka latihan fisikyang diberikan harus mudah dilaksanakan tanpa
menimbulkan efek samping. Terapi latihan untuk penyandang asma tersebut
dirangkai dalam satu paket senam yang dikenal dengan senam asma.
Selama ini masih terdapat keraguan dalam masyarakat mengenai latihan
fisik (kegiatan jasmani) bagi penyandang asma sebab latihan fisik atau
kegitan jasmani kadang justru dapat mencetuskan serangan asma yang
dikenal dengan istilah Exercise Induced Asthma(EIA). Meskipun latihan
fisik/kegiatan jasmani dapat menimbulkan serangan asma, hal ini tidak boleh
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
menjadi penghalang bagi penderita asma untuk tetap melakukan latihan fisik/
kegiatan jasmani. Untuk itu perlu masukan dan bahkan perubahan persepsi
bagi masyarakat luas dan bagi penyandang asma itu sendiri bahwa peranan
latihan fisik/kegiatan jasmani bagi penyandang asma juga penting artinya.
Senam asma juga berguna untuk mempertahankan dan atau memulihkan
kesehatan. Senam asma yang dilakukan secara teratur akan menaikkan
volume oksigen maksimal, selain itu dapat memperkuat otot-otot pernafasan
sehingga daya kerja otot jantung dan otot lainnya jadi lebih baik.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sebelum
dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit
asma.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian observasional yang
bersifat analitik. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional,
dimana data dari variabel-variabel yang diteliti diambil dalam waktu yang
bersamaan.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah pasien asma rawat jalan di RSUD Kota
Semarang pada tahun 2004 sebanyak 385 orang. Sampel diambil secara
accidental random sampling dan dengan menggunakan rumus :
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
NZ
2
1-α/2 P(1-P)
n =
(N – 1)d
2
+Z
2
1-α/2 P(1 –P)
Keterangan:
n = Besarnya sampel
N = Besarnya populasi
d = Presisi, sebesar 0,1
P = Proporsi, karena tidak ada informasi digunakan proporsi sebesar
0,5
Setelah dihitung didapatkan sampel sebesar 78, dibulatkan menjadi
80.
Teknik Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpul data yaitu kuesioner. Sedangkan
sumber data menggunakan dua data yaitu : Data Primer, yang diperoleh
melalui hasil wawancara langsung pada responden dan dengan
menggunakan kuesioner meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, frekuensi kambuh penyakit asma dan lain-lain; dan data
sekunder, yang diperoleh dari rekam medik RSUD Kota Semarang, serta
studi dokumentasi di beberapa laporan dan buku yang terkait dengan
penelitian ini.
Teknik Analisa Data
Sebelum dilakukan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan proses
pengolahan data : editing, koding, entry data, dan tabulasi data.Teknik analisa
data yang dilaksanakan ada dua yaitu : Pertama. Deskriptif, yang dilakukan
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
untuk mendiskripsikan setiap variabel penelitian dengan cara membuat tabel
distribusi frekuensi. Kedua. Analitik, yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma
digunakakan uji statistik chi square (χ
2
). Sedangkan untuk mengetahui
tingkat keeratan hubungan antara senam asma dengan frekuensi
kekambuhan penyakit asma dipergunakan rumus koefisien kontingensi (C ).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Faktor pencetus penyakit asma pada responden kebanyakan
disebabkan asap, baik asap rokok maupun dari limbah(sampah). Sebelum
responden mengikuti senam asma frekuensi kambuh kebanyakan 3 – 4
kali/bulan, sedang pemakaian obat responden sebelum mengikuti senam
asma kebanyakan 3-4 kali per bulan. Setelah mengikuti senam asma
kebanyakan frekuensi kambuh responden terbanyak antara 1 – 2 kali/bulan
dan pemakaian obat antara 1 – 2 kali/bulan (tabel 1).
Sebelum mengikuti senam asma kebanyakan responden frekuensi
kambuhnya lebih dari empat kali per bulan, sedang setelah mengikuti senam
asma kebanyakan responden mengalami kekambuhan satu sampai dua kali
per bulan Berdasarkan penghitungan statistic chi-square diperoleh p-value
sebesar 0,001 (p<0,05) berarti secara statistik ada hubungan bermakna
sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan
penyakit asma, sedang uji keeratan hubungan(coefficient contingency)
sebesar 0,648 artinya ada hubungan kuat antara senam asma dengan
frekuensi kekambuhan penyakit asma (tabel 2).
http://www.skripsistikes.wordpress.com
JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA
Frekuensi kambuh pada responden yang mengikuti senam asma lebih
jarang(1-2 kali/bulan) daripada yang tidak mengikuti senam asma(>4
kali/bulan). Berdasarkan penghitungan statistik diperoleh p-value sebesar
0,0001 (p<0,05) berarti ada hubungan bermakna antara frekuensi kambuh
responden yang mengikuti senam asma dengan yang tidak mengikuti senam
asma, sedang uji keeratan hubungan (coefficient contingency) sebesar 0,528
artinya keeratan hubungan pada tingkat sedang (tabel 4)
Responden yang mengikuti senam asma secara teratur frekuensi
kambuhnya lebih jarang, daripada responden yang tidak teratur mengikuti
senam asma. Berdasarkan penghitungan statistic diperoleh p-value sebesar
0,037(p<0,05) berarti ada hubungan antara keteraturan mengikuti senam
asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma, sedang uji keeratan
hubungan(coefficient contingency) sebesar 0,376 artinya ada hubungan pada
tingkat rendah (tabel 5).
Hasil penelitian ditampilkan dalam tabel karakteristik responden,
tabulasi silang sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi
kekambuhan, rerata frekuensi kambuh sebelum dan setelah mengikuti senam
asma, tabulasi silang keikutsertaan senam asma dengan frekuensi
kekambuhan penyakit asma, dan tabulasi silang antara keteraturan mengikuti
senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma ditampilkan
dalam tabel 1 sampai dengan 5 berikut ini :
Tabel 1. Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden
No Karakteristik F %
1 Faktor pencetus
a. Asap(rokok, sampah,dll) 37
b. Bau(busuk, wangi) 3
c. Kecapaian/kegiatan jasmani 3
d. Emosi 10
46,5
3,5
3,5
12,5
2
3
4
5
e. Cuaca(panas,dingin,lembab) 12 15,0
f. Pencetus lebih dari satu 15 19,0
Jumlah
Frekuensi pemakaian obat
sebelum senam asma
a. > 4kali/bulan
80
18
100,0
45,0
b. 3 – 4 kali/bulan 21 52,5
c. 1 – 2 kali/bulan 1 2,5
Jumlah
Frekuensi pemakaian obat setelah
senam asma
a. > 4kali/bulan
80
3
100,0
7,5
b. 3 – 4 kali/bulan 8 20,0
c. 1 – 2 kali/bulan 29 72,5
Jumlah
Frekuensi kambuh sebelum senam
asma
a. > 4kali/bulan
80
18
100,0
45,0
b. 3 – 4 kali/bulan 19 47,5
c. 1 – 2 kali/bulan 3 7,5
Jumlah
Frekuensi kambuh sesudah senam
asma
a. > 4kali/bulan
80
1
100,0
2,5
b. 3 – 4 kali/bulan 2 5
c. 1 – 2 kali/bulan 37 92,5
Jumlah 80 100,0
Sumber : data primer tahun 2007
Tabel 2. Tabulasi silang sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi
kekambuhan
Senam asma Frekuensi Kambuh Jumlah
>4X/bln 3-4X/bln 1-2X/bln
n % n % n % n %
Sebelum senam 18 45,0 19 47,5 3 7,5 40 100
Setelah senam 1 2,5 2 5,0 37 92,5 40 100
Χ
2
= 57,872 C= 0,648 p-value = 0,0001
Tabel 3. Rerata frekuensi kambuh sebelum dan setelah mengikuti senam asma
Senam asma Rerata frek kambuh (kali/bulan)
Sebelum senam 3,76
Setelah senam 1,46
n % n % n % n %
5 12,5 22 55,0 13 32,5 40 100
Tabel 4. Tabulasi Silang Keikutsertaan Senam Asma dengan Frekuensi Kekambuhan
Penyakit Asma
Senam asma Frekuensi Kambuh Jumlah
>4X/bln 3-4X/bln 1-2X/bln
Tidak
Ya 1 2,5 2 5,0 37 92,5 40 100
Χ
2
= 30,853 C= 0,528 p-value = 0,0001
Tabel 5. Tabulasi silang antara keteraturan mengikuti senam asma dengan frekuensi
kekambuhan penyakit asma
Kedatangan senam Frekuensi Kambuh Jumlah
>4X/bln 3-4X/bln 1-2X/bln
n % n % n % n %
Tidak teratur 1 14,3 1 14,3 5 71,4 40 100
Teratur 0 0 1 3,0 32 97,0 40 100
Χ
2
= 6,585 C= 0,376 p-value = 0,037
Pembahasan
Berdasarkan penelitian didapatkan ada hubungan bermakna antara
keikutertaan senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma
(p–value =0,001), dengan tingkat hubungan sedang (C=0,528). Senam
asma akan dapat meningkatkan kapasitas penyandang asma dalam
melakukan kegiatan sehari-hari, yaitu: Pertama. Meningkatkan
kemampuan pernafasan, Kedua, Meningkatkan efisiensi kerja otot-otot
pernafasan, menambah aliran darah ke paru sehingga aliran darah yang
teroksigenasi lebih banyak. Ketiga. , menyebabkan pernafasan lebih
lambat dan efisien, mengurangi laju penurunan faal paru, dan
memendekkkan waktu yang diperlukan untuk pemulihan. Kemampuan
tersebut dapat dibuktikan dengan: Menaikkan toleransi terhadap latihan,
Berkurangnya kekambuhan, Menurunnya depresi dan kecemasan,
Perbaikan faal paru, dan Menurunnya resiko kematian sebelum
waktunya.
Berdasarkan penghitungan statistik didapatkan pula bahwa ada
hubungan bermakna antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma
dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma (p=0,001), dengan tingkat
hubungan kuat (C=0,648). Terjadi penurunan frekuensi kekambuhan penyakit
asma setelah responden mengikuti senam asma. Selain dapat menurunkan
frekuensi kekambuhan, senam asma juga bermanfaat untuk: pertama,
memperbaiki pola pernafasan (terutama jika terasa akan dating serangan).
Latihan pernafasan pada penyandang asma yang utama adalah latihan nafas
perut/diafragma, Kedua, latihan ralaksasi bertujuan mencapai keadaan relaks
baik sewaktu serangan asma maupun di luar serangan. Bila penyandang
asma telah terlatih melakukan teknik pernafasan akan banyak membantu
menghilangkan rasa tegang (pada otot) dan panik (mental) karena
penyandang asma telah mampu untuk tetap mengontrol nafasnya meskipun
saat sesak. Rasa percaya diri yang timbul akan membuat lebih relaks dan
selanjutnya akan berefek positif pula pada saluran nafas(bronkus) dimana
ralaksasi juga terjadi, ketiga, latihan untuk memperbaiki postur tubuh dan
keempat, latihan membuang secret tenggorokan.
Didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara keteraturan
mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma
(p=0,037), dengan tingkat hubungan rendah(C=0,376). Latihan (exercise)
mempunyai hubungan timbal balik dengan respirasi. Bila seseorang
melakukan senam asma yang teratur sehingga ia menjadi seseorang yang
terlatih, maka akan terjadi peningkatan efisiensi system pernafasan. Senam
asma juga akan meningkatkan kerja otot termasuk otot pernafasan. Senam
asma yang teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani, yaitu
kesanggupan tubuh melakukan penyesuaian terhadap beban fisik yang
diberikan kepadanya berupa kerja yang dilakukan sehari-hari tidak
menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Karena kapasitas difusi orang yang
terlatih lebih besar dari orang yang tidak terlatih. Perubahan system respirasi
yang terjadi akibat latihan adalah: pertama,. Bertambahnya ventilasi semenit
sebagai akibat bertambahnya volume tidal dan frekuensi nafas, kedua,
terjadinya peningkatan efisiensi ventilasi, yaitu jumlah udara yang ikut
berventilasi pada tingkat konsumsi O2 yang sama akan lebih rendah pada
orang yang terlatih. Otot rangka yang aktif mendapat O2 lebih banyak dari
otot pernafasan, dan ketiga, volume paru lebih besar pada orang yang
terlatih.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada
hubungan antara sebelum mengikuti senam asma dengan setelah mengikuti
senam asma. Dengan menurunnya frekuensi kekambuhan dapat menurunkan
angka absensi dan juga mengurangi biaya pengobatan, sehingga mampu
meningkatkan produktivitas yang akhirnya meningkat pula sosial ekonomi
rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
Sidhartani MZ, 1991. Asma pada Anak. Dalam: Simposium terapi asma
bronchial. Surakarta: Perhimpuna Dokter Paru Indonesia, 1991: 13
Sundaru H, 1995. Asma, Apa dan Bagaimana Pengobatannya?. Edisi III.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995.
Ngiam TE, 1993 Kedaruratan Pada Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1993.
Media Informasi Komunikasi RS. Telogorejo Semarang., 2000. Senam Asma
Ditinjau dari Sudut Pandang Rehabilitasi Medik. Majalah Pogress. Edisi
01 Semarang. Rumah Sakit Telogorejo.
Yunus F, 1996. Masalah Penyakit Paru di Masa Datang. Majalah Kedokteran
Indonesia; Volume IV.
Baratawijaya KG, 1993. Mengenal Alergi. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Rahmatullah P, 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru (Pulmonologi), Buku ke-
2, Semarang: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNDIP.
Pasiyan R, 1989. Patogenesis dan Patologi Asma Bronkial. Dalam: Temu
Ilmiah Perkembangan Mutakhir AsmaBronkial. Semarang: Peralumni
Cabang Semarang dan IDPI Jawa Tengah.
Yunus F, 1998. Faal Paru dan Olah Raga. J Respir Indo; No.X.
Rahajoe N, Boediman I, Rahakoe NN, 1984 AsmaUpaya Pencegahan Pada
Anak. Dalam: Arini, Isnani, ed.Pencegahan Serangan Asma. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Yunus F., 1998.Exercise Induced Asma (editorial). J.Respir Indo ; No.X.
Yunus F, 1998. Latihan dan Pernafasan(editorial). J.Respir Indo; Edisi 10.
Adriskanda B, Yunus F, Setiawan B, 1998. Perbandingan Nilai Kapasitas
Difusi Paru Antar Orang yang Terlatih dan Tidak Terlatih. J Respir Indo.
Berita Ikatan Dokter Indonesia, 1998.. Asma dan Olah Raga. Majalah Ikatan
Dokter Indonesia, No. III; Agustus.
Rogayah R, Yunus F, 1998. Senam Pada Penderita Asma. J.Respir Indo,
1998.
Yayasan Asma Indonesia Wilayah DKI Jakarta, 2000. Senam Asma
Amin M, 1998. Olah Raga Pada Penyakit Paru Obstruktif.J.Respir Indo
Baratawijaya K, 1990 Asma Bronkial. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Ilmu Kesehatan Anak.
Sugiyono, 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Murti B, 1995. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah
Mada University Presss.
Notoatmojo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta.
Rineka Cipta.
Lemeshow S, 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

More Related Content

Similar to Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma

adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...wahyu791468
 
Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...
Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...
Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...Annisa Novita
 
ASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptChristikaSo
 
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdfssuser1aaea51
 
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfContoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfAriefWijaksono1
 
asma update 2022 tampil(1).pptx
asma update 2022 tampil(1).pptxasma update 2022 tampil(1).pptx
asma update 2022 tampil(1).pptxssuser7c8e3e
 
Pengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan Asma
Pengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan AsmaPengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan Asma
Pengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan AsmaAlya Titania Annisaa
 
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...Nanang Soleh
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
TATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptx
TATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptxTATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptx
TATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptxDamayantiCici
 
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docxLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx7thoffa
 
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docxLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx7thoffa
 
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanPengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanunsri
 
Dzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptx
Dzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptxDzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptx
Dzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptxDzulIstiqomah1
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada AnakDiagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada AnakLena Setianingsih
 

Similar to Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma (20)

adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
 
Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...
Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...
Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres...
 
ASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.ppt
 
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
382-Article Text-2683-5-10-20191027.pdf
 
Zaitun
ZaitunZaitun
Zaitun
 
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdfContoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
Contoh PICO 2 sdfghjkl;;cvbnmvvbnmnvcvbjhgfdfghjkl.pdf
 
asma update 2022 tampil(1).pptx
asma update 2022 tampil(1).pptxasma update 2022 tampil(1).pptx
asma update 2022 tampil(1).pptx
 
Analisa jurnal mata
Analisa jurnal mataAnalisa jurnal mata
Analisa jurnal mata
 
Pengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan Asma
Pengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan AsmaPengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan Asma
Pengobatan Darurat Sederhana untuk Meredakan Asma
 
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
PENGARUH SENAM TAICHICHUAN TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTEN...
 
Journal Nike.pptx
Journal Nike.pptxJournal Nike.pptx
Journal Nike.pptx
 
Askep Chf
Askep ChfAskep Chf
Askep Chf
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
TATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptx
TATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptxTATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptx
TATALAKSANA ASMA DI FKTP.pptx
 
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docxLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
 
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docxLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU RW.docx
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakanPengobatan darurat sederhana untuk meredakan
Pengobatan darurat sederhana untuk meredakan
 
Dzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptx
Dzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptxDzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptx
Dzul Istiqomah Presentasi Stase KDK.pptx
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada AnakDiagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma

  • 1. JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA http://www.skripsistikes.wordpress.com HUBUNGAN ANTARA SEBELUM DAN SETELAH MENGIKUTI SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PENYAKIT ASMA Oleh : ∗ Murgi Handari ABSTRACT Background: Asthma is respiratory disease, it is not very complex but also multifarious which is usually related to the characteristic of the gene and the environment. Asthma is the main factor in increasing the absence and decreasing productivity so it influences the growth of the sufferes as welfare the social level of the family. Asthma sufferers or asthmatic persons will have respiratory problems and malfunctional abilities, the daily activities, productive activity and recreation. Respiratory problems usually can be cured, but the posture of asthmatic persons will change and then is spasm of the respiratory muscle, will cause the wrong system of respiration. This situation will tend to panic the sufferer whenever the asthma attacks. This can be solued by having medical rehabilitation,teraphi exercise which is usually called asthma gymnastic (pre and post) and the frequency of relaps from asthma. Methods: This research uses observational methode and the cross sectional approach. The population are Semarang Hospital patients in the year 2003 and there are 80 persons or sample. This sample was taken using accidental random sumpling, who joined the gymnastic and those who clid not also. The dates werw taken by interviewing the respondens. Result:The chi-square test showed that there is a closed relationship between the asthma gymnastic (pre and post) and the frequency of asthma relaps (p=0,001), with contingency coefficient is 0,648. for the analiyst treatment to convince this t-test in significant level is 5%, the result of the showed that there a closed relationship between the asthma gymnastic and the frequency of asthma relaps(p=0,001). This means that the relationship between the regularity of gymnastic and the frequency of asthma relaps, the chi-square tset showed that there is a closed relationship between the asthma gymnastic and the frequency of asthma relaps(p=0,037), with contingency coefficient is low(0,376). Keywords : asthmatic exercise, frequency of attack ∗ Staf pengajar Akper Wiyata Husada Yogyakarta
  • 2. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA PENDAHULUAN Latar Belakang Serangan asma masih merupakan penyebab utama tidak masuk sekolah pada anak, sehingga berakibat menurunnya prestasi belajar. Masa yang seharusnya masa bersuka ria dan bermain,namun sering tidak dapat dinikmati dengan baik,bahkan sebagian dari mereka harus tinggal di rumah sakit. Asma pada orang dewasa membawa masalah tersendiri, yaitu pada ibu rumah tangga menyebabkan tidak dapat melakukan tugas/perannya dengan baik, sedang pada pekerja dapat meningkatkan angka absensi sehingga berakibat menurunnya produktivitas. Hal tersebut berdampak pada gangguan pertumbuhan fisik atau gangguan tumbuh kembang terutama pada anak dan dapat menurunkan tingkat social ekonomi pada rumah tangga. Penyempitan saluran nafas umumnya dapat diobati, akan tetapi postur tubuh yang berubah,otot-otot pernafasan yang menegang,pola bernafas yang salah serta kecenderungan untuk panik saat serangan datang hanya dapat diatasi dengan rehabilitasi medik berupa terapi latihan (therapeutic exer). Untuk mendapatkan manfaat optimal dari latihan pada penyandang asma,maka latihan fisikyang diberikan harus mudah dilaksanakan tanpa menimbulkan efek samping. Terapi latihan untuk penyandang asma tersebut dirangkai dalam satu paket senam yang dikenal dengan senam asma. Selama ini masih terdapat keraguan dalam masyarakat mengenai latihan fisik (kegiatan jasmani) bagi penyandang asma sebab latihan fisik atau kegitan jasmani kadang justru dapat mencetuskan serangan asma yang dikenal dengan istilah Exercise Induced Asthma(EIA). Meskipun latihan fisik/kegiatan jasmani dapat menimbulkan serangan asma, hal ini tidak boleh
  • 3. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA menjadi penghalang bagi penderita asma untuk tetap melakukan latihan fisik/ kegiatan jasmani. Untuk itu perlu masukan dan bahkan perubahan persepsi bagi masyarakat luas dan bagi penyandang asma itu sendiri bahwa peranan latihan fisik/kegiatan jasmani bagi penyandang asma juga penting artinya. Senam asma juga berguna untuk mempertahankan dan atau memulihkan kesehatan. Senam asma yang dilakukan secara teratur akan menaikkan volume oksigen maksimal, selain itu dapat memperkuat otot-otot pernafasan sehingga daya kerja otot jantung dan otot lainnya jadi lebih baik. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian observasional yang bersifat analitik. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dimana data dari variabel-variabel yang diteliti diambil dalam waktu yang bersamaan. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah pasien asma rawat jalan di RSUD Kota Semarang pada tahun 2004 sebanyak 385 orang. Sampel diambil secara accidental random sampling dan dengan menggunakan rumus :
  • 4. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA NZ 2 1-α/2 P(1-P) n = (N – 1)d 2 +Z 2 1-α/2 P(1 –P) Keterangan: n = Besarnya sampel N = Besarnya populasi d = Presisi, sebesar 0,1 P = Proporsi, karena tidak ada informasi digunakan proporsi sebesar 0,5 Setelah dihitung didapatkan sampel sebesar 78, dibulatkan menjadi 80. Teknik Pengumpulan Data Alat yang digunakan untuk mengumpul data yaitu kuesioner. Sedangkan sumber data menggunakan dua data yaitu : Data Primer, yang diperoleh melalui hasil wawancara langsung pada responden dan dengan menggunakan kuesioner meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, frekuensi kambuh penyakit asma dan lain-lain; dan data sekunder, yang diperoleh dari rekam medik RSUD Kota Semarang, serta studi dokumentasi di beberapa laporan dan buku yang terkait dengan penelitian ini. Teknik Analisa Data Sebelum dilakukan pengolahan data terlebih dahulu dilakukan proses pengolahan data : editing, koding, entry data, dan tabulasi data.Teknik analisa data yang dilaksanakan ada dua yaitu : Pertama. Deskriptif, yang dilakukan
  • 5. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA untuk mendiskripsikan setiap variabel penelitian dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi. Kedua. Analitik, yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma digunakakan uji statistik chi square (χ 2 ). Sedangkan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma dipergunakan rumus koefisien kontingensi (C ). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Faktor pencetus penyakit asma pada responden kebanyakan disebabkan asap, baik asap rokok maupun dari limbah(sampah). Sebelum responden mengikuti senam asma frekuensi kambuh kebanyakan 3 – 4 kali/bulan, sedang pemakaian obat responden sebelum mengikuti senam asma kebanyakan 3-4 kali per bulan. Setelah mengikuti senam asma kebanyakan frekuensi kambuh responden terbanyak antara 1 – 2 kali/bulan dan pemakaian obat antara 1 – 2 kali/bulan (tabel 1). Sebelum mengikuti senam asma kebanyakan responden frekuensi kambuhnya lebih dari empat kali per bulan, sedang setelah mengikuti senam asma kebanyakan responden mengalami kekambuhan satu sampai dua kali per bulan Berdasarkan penghitungan statistic chi-square diperoleh p-value sebesar 0,001 (p<0,05) berarti secara statistik ada hubungan bermakna sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma, sedang uji keeratan hubungan(coefficient contingency) sebesar 0,648 artinya ada hubungan kuat antara senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma (tabel 2).
  • 6. http://www.skripsistikes.wordpress.com JURNAL KESEHATAN SURYA MEDIKA YOGYAKARTA Frekuensi kambuh pada responden yang mengikuti senam asma lebih jarang(1-2 kali/bulan) daripada yang tidak mengikuti senam asma(>4 kali/bulan). Berdasarkan penghitungan statistik diperoleh p-value sebesar 0,0001 (p<0,05) berarti ada hubungan bermakna antara frekuensi kambuh responden yang mengikuti senam asma dengan yang tidak mengikuti senam asma, sedang uji keeratan hubungan (coefficient contingency) sebesar 0,528 artinya keeratan hubungan pada tingkat sedang (tabel 4) Responden yang mengikuti senam asma secara teratur frekuensi kambuhnya lebih jarang, daripada responden yang tidak teratur mengikuti senam asma. Berdasarkan penghitungan statistic diperoleh p-value sebesar 0,037(p<0,05) berarti ada hubungan antara keteraturan mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma, sedang uji keeratan hubungan(coefficient contingency) sebesar 0,376 artinya ada hubungan pada tingkat rendah (tabel 5). Hasil penelitian ditampilkan dalam tabel karakteristik responden, tabulasi silang sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan, rerata frekuensi kambuh sebelum dan setelah mengikuti senam asma, tabulasi silang keikutsertaan senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma, dan tabulasi silang antara keteraturan mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma ditampilkan dalam tabel 1 sampai dengan 5 berikut ini : Tabel 1. Distribusi Frekwensi Karakteristik Responden No Karakteristik F % 1 Faktor pencetus a. Asap(rokok, sampah,dll) 37 b. Bau(busuk, wangi) 3 c. Kecapaian/kegiatan jasmani 3 d. Emosi 10 46,5 3,5 3,5 12,5
  • 7. 2 3 4 5 e. Cuaca(panas,dingin,lembab) 12 15,0 f. Pencetus lebih dari satu 15 19,0 Jumlah Frekuensi pemakaian obat sebelum senam asma a. > 4kali/bulan 80 18 100,0 45,0 b. 3 – 4 kali/bulan 21 52,5 c. 1 – 2 kali/bulan 1 2,5 Jumlah Frekuensi pemakaian obat setelah senam asma a. > 4kali/bulan 80 3 100,0 7,5 b. 3 – 4 kali/bulan 8 20,0 c. 1 – 2 kali/bulan 29 72,5 Jumlah Frekuensi kambuh sebelum senam asma a. > 4kali/bulan 80 18 100,0 45,0 b. 3 – 4 kali/bulan 19 47,5 c. 1 – 2 kali/bulan 3 7,5 Jumlah Frekuensi kambuh sesudah senam asma a. > 4kali/bulan 80 1 100,0 2,5 b. 3 – 4 kali/bulan 2 5 c. 1 – 2 kali/bulan 37 92,5 Jumlah 80 100,0 Sumber : data primer tahun 2007 Tabel 2. Tabulasi silang sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan Senam asma Frekuensi Kambuh Jumlah >4X/bln 3-4X/bln 1-2X/bln n % n % n % n % Sebelum senam 18 45,0 19 47,5 3 7,5 40 100 Setelah senam 1 2,5 2 5,0 37 92,5 40 100 Χ 2 = 57,872 C= 0,648 p-value = 0,0001 Tabel 3. Rerata frekuensi kambuh sebelum dan setelah mengikuti senam asma Senam asma Rerata frek kambuh (kali/bulan) Sebelum senam 3,76 Setelah senam 1,46
  • 8. n % n % n % n % 5 12,5 22 55,0 13 32,5 40 100 Tabel 4. Tabulasi Silang Keikutsertaan Senam Asma dengan Frekuensi Kekambuhan Penyakit Asma Senam asma Frekuensi Kambuh Jumlah >4X/bln 3-4X/bln 1-2X/bln Tidak Ya 1 2,5 2 5,0 37 92,5 40 100 Χ 2 = 30,853 C= 0,528 p-value = 0,0001 Tabel 5. Tabulasi silang antara keteraturan mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma Kedatangan senam Frekuensi Kambuh Jumlah >4X/bln 3-4X/bln 1-2X/bln n % n % n % n % Tidak teratur 1 14,3 1 14,3 5 71,4 40 100 Teratur 0 0 1 3,0 32 97,0 40 100 Χ 2 = 6,585 C= 0,376 p-value = 0,037 Pembahasan Berdasarkan penelitian didapatkan ada hubungan bermakna antara keikutertaan senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma (p–value =0,001), dengan tingkat hubungan sedang (C=0,528). Senam asma akan dapat meningkatkan kapasitas penyandang asma dalam melakukan kegiatan sehari-hari, yaitu: Pertama. Meningkatkan kemampuan pernafasan, Kedua, Meningkatkan efisiensi kerja otot-otot pernafasan, menambah aliran darah ke paru sehingga aliran darah yang teroksigenasi lebih banyak. Ketiga. , menyebabkan pernafasan lebih lambat dan efisien, mengurangi laju penurunan faal paru, dan memendekkkan waktu yang diperlukan untuk pemulihan. Kemampuan tersebut dapat dibuktikan dengan: Menaikkan toleransi terhadap latihan,
  • 9. Berkurangnya kekambuhan, Menurunnya depresi dan kecemasan, Perbaikan faal paru, dan Menurunnya resiko kematian sebelum waktunya. Berdasarkan penghitungan statistik didapatkan pula bahwa ada hubungan bermakna antara sebelum dan setelah mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma (p=0,001), dengan tingkat hubungan kuat (C=0,648). Terjadi penurunan frekuensi kekambuhan penyakit asma setelah responden mengikuti senam asma. Selain dapat menurunkan frekuensi kekambuhan, senam asma juga bermanfaat untuk: pertama, memperbaiki pola pernafasan (terutama jika terasa akan dating serangan). Latihan pernafasan pada penyandang asma yang utama adalah latihan nafas perut/diafragma, Kedua, latihan ralaksasi bertujuan mencapai keadaan relaks baik sewaktu serangan asma maupun di luar serangan. Bila penyandang asma telah terlatih melakukan teknik pernafasan akan banyak membantu menghilangkan rasa tegang (pada otot) dan panik (mental) karena penyandang asma telah mampu untuk tetap mengontrol nafasnya meskipun saat sesak. Rasa percaya diri yang timbul akan membuat lebih relaks dan selanjutnya akan berefek positif pula pada saluran nafas(bronkus) dimana ralaksasi juga terjadi, ketiga, latihan untuk memperbaiki postur tubuh dan keempat, latihan membuang secret tenggorokan. Didapatkan hasil ada hubungan yang bermakna antara keteraturan mengikuti senam asma dengan frekuensi kekambuhan penyakit asma (p=0,037), dengan tingkat hubungan rendah(C=0,376). Latihan (exercise) mempunyai hubungan timbal balik dengan respirasi. Bila seseorang melakukan senam asma yang teratur sehingga ia menjadi seseorang yang
  • 10. terlatih, maka akan terjadi peningkatan efisiensi system pernafasan. Senam asma juga akan meningkatkan kerja otot termasuk otot pernafasan. Senam asma yang teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani, yaitu kesanggupan tubuh melakukan penyesuaian terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya berupa kerja yang dilakukan sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Karena kapasitas difusi orang yang terlatih lebih besar dari orang yang tidak terlatih. Perubahan system respirasi yang terjadi akibat latihan adalah: pertama,. Bertambahnya ventilasi semenit sebagai akibat bertambahnya volume tidal dan frekuensi nafas, kedua, terjadinya peningkatan efisiensi ventilasi, yaitu jumlah udara yang ikut berventilasi pada tingkat konsumsi O2 yang sama akan lebih rendah pada orang yang terlatih. Otot rangka yang aktif mendapat O2 lebih banyak dari otot pernafasan, dan ketiga, volume paru lebih besar pada orang yang terlatih. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan antara sebelum mengikuti senam asma dengan setelah mengikuti senam asma. Dengan menurunnya frekuensi kekambuhan dapat menurunkan angka absensi dan juga mengurangi biaya pengobatan, sehingga mampu meningkatkan produktivitas yang akhirnya meningkat pula sosial ekonomi rumah tangga.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Sidhartani MZ, 1991. Asma pada Anak. Dalam: Simposium terapi asma bronchial. Surakarta: Perhimpuna Dokter Paru Indonesia, 1991: 13 Sundaru H, 1995. Asma, Apa dan Bagaimana Pengobatannya?. Edisi III. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995. Ngiam TE, 1993 Kedaruratan Pada Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1993. Media Informasi Komunikasi RS. Telogorejo Semarang., 2000. Senam Asma Ditinjau dari Sudut Pandang Rehabilitasi Medik. Majalah Pogress. Edisi 01 Semarang. Rumah Sakit Telogorejo. Yunus F, 1996. Masalah Penyakit Paru di Masa Datang. Majalah Kedokteran Indonesia; Volume IV. Baratawijaya KG, 1993. Mengenal Alergi. Jakarta: Penerbit Djambatan. Rahmatullah P, 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru (Pulmonologi), Buku ke- 2, Semarang: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNDIP. Pasiyan R, 1989. Patogenesis dan Patologi Asma Bronkial. Dalam: Temu Ilmiah Perkembangan Mutakhir AsmaBronkial. Semarang: Peralumni Cabang Semarang dan IDPI Jawa Tengah. Yunus F, 1998. Faal Paru dan Olah Raga. J Respir Indo; No.X. Rahajoe N, Boediman I, Rahakoe NN, 1984 AsmaUpaya Pencegahan Pada Anak. Dalam: Arini, Isnani, ed.Pencegahan Serangan Asma. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Yunus F., 1998.Exercise Induced Asma (editorial). J.Respir Indo ; No.X. Yunus F, 1998. Latihan dan Pernafasan(editorial). J.Respir Indo; Edisi 10. Adriskanda B, Yunus F, Setiawan B, 1998. Perbandingan Nilai Kapasitas Difusi Paru Antar Orang yang Terlatih dan Tidak Terlatih. J Respir Indo. Berita Ikatan Dokter Indonesia, 1998.. Asma dan Olah Raga. Majalah Ikatan Dokter Indonesia, No. III; Agustus. Rogayah R, Yunus F, 1998. Senam Pada Penderita Asma. J.Respir Indo, 1998. Yayasan Asma Indonesia Wilayah DKI Jakarta, 2000. Senam Asma
  • 12. Amin M, 1998. Olah Raga Pada Penyakit Paru Obstruktif.J.Respir Indo Baratawijaya K, 1990 Asma Bronkial. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu Kesehatan Anak. Sugiyono, 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta Murti B, 1995. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Presss. Notoatmojo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta. Lemeshow S, 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.