SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Vol V No 2 September 2012

Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan
Firman Faradisi
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Prodi DIII Keperawatan,
Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan Indonesia
Telepon +6285742320556 Email: firman_pkj@yahoo.co.id
Abstrak: Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh tekanan dan kebanyakan diakibatkan kecelakaan lalulintas.
Banyak pasien yang mengalami kecemasan sebelum operasi. Kini telah
dikembangkan terapi untuk menangani kecemasan, diantaranya adalah terapi
musik dan terapi murotal untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien. Tujuan
penelitian untuk mengetahui perbedaan efektivitas pada kedua terapi dalam
menurunkan kecemasan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment,
tipe pre test and post test design. Sample penelitian adalah pasien fraktur
ekstremitas di RSI Muhammadiyah Pekajangan. Tehnik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Tehnik pengambilan data dengan cara
observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan uji t-dependent (paired
sample t test). Hasil pengkajian sebelum diberikan terapi sebagian besar pasien
mengalami cemas sedang. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik
diperoleh nilai thitung sebesar 8,887 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak. Artinya
pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda
tingkat kecemasan dengan terapi murotal diperoleh nilai thitung sebesar 10,920 (p =
0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak artinya pemberian terapi murotal efektif
menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi
musik dan murotal diperoleh nilai thitung sebesar 2,946 (p = 0,000 < 0,05) sehingga
H0 ditolak artinya pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan tingkat
kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik.
Kata Kunci: Fraktur, operasi, kecemasan, terapi musik, terapi murotal
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalulintas sering
kali
terjadi
di
negara-negara
berkembang seperti di Indonesia.
Menurut data kepolisian Republik
Indonesia tahun 2003, jumlah
kecelakaan di jalan mencapai 13.399
kasus. Kasus itu menyebabkan
kematian pada 9.865 orang, 6.142
orang mengalami luka berat dan
8.694 luka ringan dan diperkirakan
tiap tahunya akan mengalami
peningkatan. Adapun trauma yang
sering terjadi pada kasus ini adalah
trauma kepala, fraktur (patah tulang),

dan trauma dada (Sujudi, 2008).
Fraktur atau patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan
tulang yang umumnya disebabkan
oleh tekanan atau ruda paksa. Pada
pasien fraktur akan timbul nyeri
dimana hal ini dapat menyebabkan
kecemasan pada pasien. Nyeri yang
timbul diakibatkan oleh terputusnya
kontinuitas jaringan, spasme otot,
gerakan fragmen tulang, dan cidera
pada
jaringan
lunak
(Doengoes,1999).
Penanganan fraktur bisa berupa
konservatif
ataupun
operasi.

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Tindakan operasi terdiri dari reposisi
terbuka, fiksasi interna dan reposisi
tertutup dengan kontrol radiologis
diikuti fiksasi interna, dimana
didalamnya terdapat banyak prosedur
yang harus dilaksanakan (Mansjoer,
2007). Tindakan
pembedahan
merupakan pengalaman yang sulit
bagi hampir semua pasien. Berbagai
kemungkinan buruk bisa saja terjadi
yang akan bisa membahayakan bagi
pasien. Maka tidak heran jika
seringkali pasien dan keluarganya
menunjukan sikap yang agak
berlebihan dengan kecemasan yang
mereka alami.
Beberapa orang kadang tidak
mampu mengontrol kecemasan yang
dihadapi,
sehingga
terjadi
disharmoni dalam tubuh. Hal ini
akan berakibat buruk, karena apabila
tidak
segera
diatasi
akan
meningkatkan tekanan darah dan
pernafasan yang dapat menyebabkan
pendarahan
baik
pada
saat
pembedahan ataupun pasca operasi.
Intervensi keperawatan yang tepat
diperlukan untuk mempersiapkan
klien baik secara fisik maupun psikis
sebelum dilakukan operasi (Efendy,
2005).
Kini
telah
banyak
dikembangkan
terapi-terapi
keperawatan
untuk
menangani
kecemasan ataupun nyeri, salah
satunya adalah terapi musik yang
dapat mengurangi tingkat kecemasan
pada pasien. Terapi musik ini
terbukti berguna dalam proses
penyembuhan
karena
dapat
menurunkan rasa nyeri dan dapat
membuat perasaan klien rileks (Kate
and Mucci, 2002). Hal ini telah
dibuktikan dalam penelitian di tahun
1996, Journal of the American
Medical Association melaporkan

Vol V No 2 September 2012

tentang hasil-hasil suatu studi terapi
musik di Austin, Texas yang
menemukan bahwa setengah dari
ibu-ibu hamil yang mendengarkan
musik selama kelahiran anaknya
tidak
membutuhkan
anestesi.
Rangsangan musik meningkatkan
pelepasan
endofrin
dan
ini
menurunkan kebutuhan akan obatobatan.
Pelepasan
tersebut
memberikan pula suatu pengalihan
perhatian dari rasa sakit dan dapat
mengurangi kecemasan (Campbell,
2001).
Terapi
religi
dapat
mempercepat penyembuhan, hal ini
telah dibukikan oleh berbagai ahli
seperti yang telah dilakukan Ahmad
al Khadi, direktur utama Islamic
Medicine Institute for Education and
Research di Florida, Amerika
Serikat. Dalam konferensi tahunan
ke XVII Ikatan Dokter Amerika,
wilayah missuori AS, Ahmad AlQadhi melakukan presentasi tentang
hasil penelitianya dengan tema
pengaruh Al-Quran pada manusia
dalam perspektif fisiologi dan
psikologi. Hasil penelitian tersebut
menunjukan hasil positif bahwa
mendengarkan ayat suci Al-Quran
memiliki pengaruh yang signifikan
dalam menurunkan ketegangan urat
saraf reflektif dan hasil ini tercatat
dan terukur secara kuantitatif dan
kualitatif oleh sebuah alat berbasis
komputer ( Remolda, 2009).
Terapi murotal dan terapi
musik dapat menurunkan kecemasan,
tetapi apakah terapi murotal itu lebih
cepat
menurunkan
kecemasan
dibandingkan terapi musik belum
diketahui, sehingga peneliti tertarik
untuk meneliti tentang keefektivan
antara pemberian terapi pembacaan
Al-Qur’an dengan terapi musik

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

terhadap penurunan kecemasan pada
pasien
pre-operasi.
Rencana
penelitian akan dilakukan di RSI
Muhammadiyah Pekajangan. Rumah
Sakit
Islam
Muhammadiyah
Pekajangan adalah rumah sakit
umum yang juga menangani bedah
tulang. Peneliti memilih RSI
Muhammadiyah PKJ karena terdapat
kasus yang sesuai dengan kriteria
penelitian. Dalam penelitian ini
dilakukan pengkajian yang meliputi
gejala-gejala
fisiologis
ataupun
psikologis dimana beberapa item
penilaian kecemasan membutuhkan
pengkajian yang tidak segera, akan
tetapi pasien harus menginap di
Rumah Sakit sehingga dapat dikaji
apakah terjadi perubahan setelah
diberikan terapi. Item-item yang
dimaksud diantaranya adalah item
gangguan tidur.
METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian Quasi eksperiment, tipe
pre test and post test design, karena
sebelum diberikan perlakuan atau
terapi, pasien dikaji terlebih dahulu
tingkat
kecemasanya kemudian
setelah diberi perlakuan atau terapi
maka
dikaji
kembali
tingkat
kecemasanya, apakah mengalami
penurunan tingkat kecemasan atau
tidak. Menurut Guy bahwa ukuran
minimal sampel yang dapat diterima
berdasarkan
metode
penelitian
perbandingan
kelompok
statis
minimal 30 subyek (Hasan, 2002).
Sampel dari penelitian ini diambil 30
kasus pre operasi fraktur yang ada
selama dua bulan penelitian.
Pembagian
Sampelnya
adalah
sebagai berikut: 15 pasien: diberikan
terapi musik, 15 pasien: diberikan
terapi murotal.

Vol V No 2 September 2012

Instrumen pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan alat ukur
kecemasan
yang
dalam
penggunaannya
menggunakan
metode observasi dan wawancara.
Alat ukur tingkat kecemasan HRS-A
berisi rentang intensitas kecemasan
yang dirasakan klien.
Untuk
mendukung
jalanya
penelitian,
peneliti menggunakan MP3 atau tape
recorder yang berisikan musik klasik
dan murotal. Lembar observasi yang
digunakan peneliti sebagai alat ukur
dalam mengukur intensitas nyeri,
pada penelitian ini merujuk pada
kuisioner
kecemasan
HRS-A
(Hamilton Rating Scale for Anxiety)
dengan skala 0 sampai 4 untuk setiap
item dan dari score <6->27 untuk
penentuan tingkat kecemasan akhir.
Pada
tahun
1961
Hamilton
melakukan
penelitian
dengan
instrument HRS-A (1960). Alat ukur
kecemasan ini sudah dilakukan uji
validitas dan reabilitas dan terbukti
menjadi skala ukur kecemasan yang
valid dan dapat diterima secara
universal (Setyonegoro, 2009).
Pengelolaan dan analisa data
hasil
penelitian
dengan
menggunakan software SPSS 10.0.
Setelah data terkumpul kemudian
dilakukan pengolahan data dengan
Uji T (T-Test), karena uji ini dapat
menguji dua sampel independen
yang tidak berkolerasi

HASIL PENELITIAN
Jenis Kelamin
Berdasarkan
distribusi
jenis kelamin 30 pasien Rumah
Sakit Islam
Muhammadiyah
Pekajangan diperoleh
hasil
seperti pada gambar (gambar 1).

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Vol V No 2 September 2012

12

12

10
10
80%

73,30%

8
66,70%

Frekuensi

70%

50%

40%

6
Sebelum

3

4

2

33,30%
26,70%

1
0

Murotal

20%

Sesudah

2

2

Musik

30%

0

0
Tidak Cemas

10%

Ringan

Sedang

Berat

Tingkat Kecemasan dengan Terapi Musik

0%
Laki-laki

Perempuan

Jenis Kelamin

Gambar 2. Tingkat Kecemasan
Pasien Sebelum dan sesudah
Mendapatkan Terapi Musik

Gambar 1. Distribusi Pasien
Berdasarkan Jenis Kelamin
Analisis Univariate

2.
1. Tingkat Kecemasan Pasien
Sebelum
dan
Sesudah
mendapatkan Terapi Musik
Berdasarkan hasil distribusi
tingkat kecemasan pasien sebelum
dan sesudah mendapatkan terapi
musik diperoleh hasil bahwa
sebelum mendapatkan terapi
musik diketahui Sebagian besar
termasuk
kategori
sedang.
Sedangkan
hasil
distribusi
mengenai tingkat kecemasan
pasien Rumah Sakit Islam
Muhammadiyah
Pekajangan
sesudah
mendapatkan
terapi
musik diketahui sebagian besar
termasuk kategori ringan seperti
tampak pada gambar (gambar 2).

Tingkat Kecemasan Pasien
Sebelum
dan
Sesudah
mendapatkan Terapi Murotal
Hasil distribusi mengenai tingkat
kecemasan pasien Rumah Sakit
Islam
Muhammadiyah
Pekajangan
sebelum
mendapatkan terapi murotal
sebagian besar termasuk kategori
sedang.
Sedangkan
hasil
distribusi
mengenai
tingkat
kecemasan pasien Rumah Sakit
Muhammadiyah
Pekajangan
sesudah mendapatkan terapi
murotal sebagian besar tidak
merasakan adanya kecemasan
seperti tampak pada gambar
(gambar
3).

10

10
9

8

8

7

7

Frekuensi

Frekuensi

60%

6
5

4

4
Sebelum

3

Sesudah

2
1

1
0

0

0

0
Tidak Cemas

Ringan

Sedang

Berat

Tingkat Kecemasan dengan Terapi Murotal

Gambar 3. Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum dan sesudah Mendapatkan
Terapi Murottal

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Vol V No 2 September 2012

Tabel 1. Tabel Hasil Uji
Kolmogorof Sminorv
No

Kelompok

1.

Musik

2.

Murotal

Variabel

Pre Test
Post Test
Pre Test
Post Test

Kolmog
orov
Smirnov
Z
0,490
0,458
0,510
0,758

p

25,00

20,73
20,00

Tingkat Kecemasan

Hasil Uji Normalitas Kolomogorov
Smirnov
Berdasarkan hasil pengujian
normalitas dengan menggunakan
metode kolmogorov smirnov diatas
diketahui bahwa nilai probabilitas (p)
untuk pasien yang diterapi dengan
musik pada pre test adalah 0,970 >
0,05 dan pada saat post test adalah
0,985 > 0,05 sehingga Ho diterima,
artinya data berdistribusi normal;
sedangkan untuk pasien yang
diterapi dengan murotal pada pre test
diperoleh nilai probabilitas (p)
adalah 0,957 > 0,05 dan pada saat
post test adalah 0,613 > 0,05
sehingga Ho diterima, artinya data
berdistribusi normal seperti tampak
pada tabel (tabel 1).

15,00

10,33

10,00

5,00

0,00
Pre test

Post test

Perlakuan

Gambar 4. Grafik Perbandingan
Tingkat Kecemasan Sebelum dan
Sesudah Terapi Musik
Selanjutnya berikut ini akan
dibahas tentang perbedaan tingkat
kecemasan pasien sebelum dan
Keteran
sesudah mendapatkan terapi murotal.
gan

0,970
0,985
0,957
0,613

Adapun untuk lebih jelas
mengenai
perbedaan
tingkat
kecemasan antara sebelum dan
sesudah pemberian terapi musik
dapat dilihat pada gambar (gambar
4).

Normal
Tabel 2. Hasil Uji Beda
Normal
Kecemasan dengan
Normal
Murotal
Normal

Tingkat
Terapi

Kelompok
N
Mean
thitung
Pre Test
15
19,33
10,920
Post Test
15
6,73
Sumber: data primer diolah,
2011
Tabel 2 di atas merupakan
hasil uji beda tingkat kecemasan
responden untuk kelompok yang
dilakukan terapi dengan murotal.
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS 15.0 for
windows diperoleh nilai thitung
sebesar 10,920 (p = 0,000 < 0,05)
sehingga H0 ditolak, artinya
STIKES Muhammadiyah Pekajangan

P
0,000
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Vol V No 2 September 2012

tingkat
kecemasan
antara
sebelum dan sesudah terapi
murotal terdapat perbedaan yang
signifikan, sehingga pemberian
terapi
murotal
efektif
menurunkan tingkat kecemasan
pasien.
Adapun untuk lebih jelas
mengenai perbedaan tingkat
kecemasan antara sebelum dan
sesudah pemberian terapi murotal
dapat dilihat pada gambar
gambar (gambar 5).
25,00

Tingkat Kecemasan

20,00

19,33

15,00
10,00
6,73
5,00
0,00
Pre test

Post test
Perlakuan

Gambar 5. Grafik Perbandingan
Tingkat Kecemasan Sebelum
dan Sesudah Terapi Murotal
Selanjutnya berikut ini akan
dibahas tentang perbedaan tingkat
kecemasan
pasien
sesudah
mendapatkan terapi musik dan
murotal.
Tabel 3.Hasil Uji Beda Tingkat
Kecemasan dengan Terapi
Musik dan Murotal
Kelompok
Musik
Murotal
Sumber: data
2011

N
Mean
15
10,33
15
6,73
primer diolah,

Tabel 3 di atas merupakan
hasil uji beda tingkat kecemasan
responden untuk kelompok yang
dilakukan terapi dengan musik dan

murotal.
Berdasarkan
hasil
perhitungan dengan menggunakan
bantuan program komputer SPSS
15.0 for windows diperoleh nilai
thitung sebesar 2,946 (p = 0,000 <
0,05) sehingga H0 ditolak, artinya
tingkat kecemasan antara sesudah
mendapatkan terapi musik dan
murotal terdapat perbedaan yang
signifikan,
sehingga
pemberian
terapi
murotal
lebih
efektif
menurunkan tingkat kecemasan
pasien dibandingkan dengan terapi
musik.
Ketika diperdengarkan musik
klasik, maka harmonisasi dalam
musik klasik yang indah akan masuk
telinga dalam bentuk suara(audio),
menggetarkan genderang telinga,
mengguncangkan cairan diteling
dalam serta menggetarkan sel-sel
rambut di dalam koklea untuk
selanjutnya melalui saraf koklearis
menuju otak dan menciptakan
imajinasi keindahan di otak kanan
dan
otak
kiri.
Yang
akan
memberikan
dampak
berupa
kenyamanan
dan
perubahan
perasaan. Perubahan perasaan ini
diakibatkan karena musik klasik
dapat menjangkau wilayah kiri
kortek cerebri (Mindlin, 2009). Dari
korteks limbik, jaras pendengaran
dilanjutkan ke hipokampus, dan
meneruskan sinyal musik ke
Amigdala yang merupakan area
perilaku kesadaran P
yang bekerja
thitung
pada tingkat bawah sadar, sinyal
2,946
kemudian diteruskan0,011
ke hipotalamus.
Hipotalamus
merupakan
area
pengaturan sebagian fungsi vegetatif
dan fungsi endokrin tubuh seperti
halnya banyak aspek perilaku
emosional,
jaras
pendengaran
diteruskan ke formatio retikularis
sebagai penyalur impuls menuju

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

serat otonom. Serat saraf tersebut
mempunyai dua sistem saraf, yaitu
saraf simpatis dan para simpatis.
Kedua saraf ini dapat mempengaruhi
kontraksi dan relaksasi organ-organ.
Relaksasi dapat merangsang pusat
rasa ganjaran sehingga timbul
ketenangan (Ganong, 2005).
Namun dari data yang
didapat ternyata lebih efektif
menggunakan murotal dibandingkan
terapi musik klasik, karena Terapi
murotal memiliki aspek yang sangat
diperlukan
dalam
mengatasi
kecemasan, yakni kemampuanya
dalam membentuk koping baru untuk
mengatasi
kecemasan
sebelum
operasi. Sehingga secara garis besar
dapat ditarik kesimpulan bahwa
terapi murotal mempunyai dua poin
penting, memiliki irama yang indah
dan juga secara psikologis dapat
memotivasi
dan
memberikan
dorongan
semangat
dalam
menghadapi problem yang sedang
dihadapi. Sedangkan dalam terapi
musik, hanya memiliki satu poin
saja, yaitu memiliki nada yang indah.
Terapi musik memang dapat
menurunkan tingkat kecemasan yang
dapat terlihat dari menurunya
ketegangan, pernafasan,
tekanan
darah, nadi (respon fisiologis). Akan
tetapi setelah terapi musik selesai
dilaksanakan,
pasien
kembali
dihadapkan pada kenyataan akan
operasi yang akan dihadapinya,
sehingga rasa cemas kembali
meningkat. Terbukti ketika malam
hari pasien kembali merasakan
kecemasan, hal ini dapat diketahui
ketika peneliti mengkaji post test
pada sebagian item yang harus dikaji
di pagi hari maka pasien mengeluh
tidur tidak pulas, sering kencing dan
lain sebagainya. Adapun pada terapi

Vol V No 2 September 2012

murotal maka kecemasan baik yang
berupa gejala fisiologis ataupun
psikologis mengalami penurunan
yang signifikan. Bahkan terdapat 3
orang pasien setelah diberikan terapi
murotal mengatakan bahwa mereka
merasa lebih tenang dan siap untuk
melakukan operasi.
Terapi murotal memberikan
dampak psikologis kearah positif, hal
ini dikarenakan ketika murotal
diperdengarkan dan sampai ke otak,
maka murotal ini akan diterjemahkan
oleh otak. Persepsi kita ditentukan
oleh semua yang telah terakumulasi,
keinginan, hasrat, kebutuhan dan pra
anggapan
(Oriordan,
2002).
Keinginan dan harapan terbesar
pasien yang akan menjalani operasi
adalah agar operasi dapat berjalan
lancar dan pasien dapat pulih seperti
semula. Maka kebutuhan terbesar
adalah kekuatan penyokong, yaitu
realitas kesadaran terhadap adanya
Tuhan Yang Maha Esa (Krishna,
2001). Dengan terapi murotal maka
kualitas
kesadaran
seseorang
terhadap Tuhan akan meningkat,
baik orang tersebut tahu arti AlQuran atau tidak. Kesadaran ini akan
menyebabkan totalitas kepasrahan
kepada Allah SWT, dalam keadaan
ini otak berada pada gelombang
alpha, merupakan gelombang otak
pada
frekuensi
7-14HZ.
Ini
merupakan keadaan energi otak yang
optimal dan dapat menyingkirkan
stres
dan
menurunkan
kecemasan(MacGregor,
2001).
Dalam keadaan tenang otak dapat
berpikir dengan jernih dan dapat
melakukan
perenungan
tentang
adanya Tuhan, akan terbentuk
koping, atau harapan positif pada
pasien (Khrisna, 2001).
SIMPULAN

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian
tentang perbedaan tingkat efektivitas
antara pemberian terapi musik
dengan terapi pembacaan Al-Qur’an
terhadap
penurunan
tingkat
kecemasan pasien pre-operasi di
Rumah Sakit Islam Pekajangan dapat
ditarik simpulan: tingkat kecemasan
antara sebelum dan sesudah terapi
musik terdapat perbedaan yang
signifikan,
sehingga
pemberian
terapi musik efektif menurunkan
tingkat kecemasan pasien, tingkat
kecemasan antara sebelum dan
sesudah terapi murotal terdapat
perbedaan yang signifikan, sehingga
pemberian terapi murotal efektif
menurunkan tingkat kecemasan
pasien, tingkat kecemasan antara
sesudah mendapatkan terapi musik
dan murotal terdapat perbedaan yang
signifikan,
sehingga
pemberian
terapi
murotal
lebih
efektif
menurunkan tingkat kecemasan
pasien dibandingkan dengan terapi
musik.
Perlu
dipertimbangkan
berbagai hal untuk pasien pra operasi
sebagai berikut: bagi profesi
keperawatan
diharapkan
untuk
senantiasa
melaksanakan
dan
meningkatkan peran mandirinya
dalam upaya mengatasi masalah
kecemasan pada pasien sebelum
pembedahan melalui pemberian
terapi musik atau terapi Al-Quran;
bagi institusi pendidikan kesehatan
diharapkan terus mengkaji berbagai
terapi yang lebih efektif dalam
penanganan cemas dan untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang keperawatan;
bagi Rumah Sakit terkait, diharapkan
setelah
diperoleh
hasil
yang
signifikan maka dapat diterapkan
sebagai terapi tetap dalam proses

Vol V No 2 September 2012

penyiapan pasien sebelum operasi;
dalam pemberian terapi, sebaiknya
musik yang diberikan sesuai dengan
jenis musik yang disukai oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: PT. Rinika
Cipta.
Brunner
dan
Suddart,
2002.
Keperawatan Medikal Bedah
penerjemah
Panggabean.
Jakarta: EGC.
Butterton, Mary, 2008. Listening to
Music
in
Psychotherapy.
Oxford: Radcliffe Publishing.
Campbell, D, (2001a). Efek Mozart
bagi Anak, Meningkatkan Daya
Pikir,
Kesehatan
dan
Kreativitas
Anak
Melalui
Musik penerjemah Widodo.
Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
________, D(2001b).Efek Mozart:
Memanfaatkan kekuatan musik
untuk mempertajam pikiran,
mengaktifkan kreativitas dan
menyehatkan tubuh penerjemah
Hermaya. Jakarta: Gramedia.
Crish, Y. 2008,
Konsep Dasar
Operasi.
http:www.yenibeth.com,
tanggal akses : 7-01-2008..
Doengoes, Marlyn, 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan Pedoman
untuk
Perencanaan
dan
Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Jakarta: EGC.
Efendy,
2005.
Kiat
Sukses
Menghadapi
Operasi.
Yogyakarta: Sahabat Setia.
Emmoto, 2005. The True of Water,
Berbagai Keajaiban Pada Air.
Jakarta: Serambi.

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Ganong, WF, 2005. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Gfeller and Thaut.1999. Music
Therapy.
http://www.peacfulmind.com/
music-therapy.htm
Tanggal
Akses : 10-7-2009.
Grace, 2009. Musik dan Dampak
Bagi
Kehidupan.WYKN.
http://www.in
Christ.net.
Tanggal Akses 18 februari
2009.
Gusmian, 2005. Ruqyah Terapi
Religi
Sesuai
Sunnah
Rasulullah
SWT.
Jakarta:
Pustaka Marwa.
Hadi, A, 2008. Seni dan Religiusitas
Spiritualitas Islam.http://baytal-hikmah.com Tanggal akses:
12-7-2009.
Hawari, D, 2002. Dimensi Religi
dalam Praktik Psikiatri dan
Psikologi.
Jakarta:
Balai
Penerbit UI.
Kate and Mucci, 2002. The Healing
Sound of Musik penerjemah
Prakoso. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Khrisna,
A,
2001.
Masnawi,
Bersama Jalaluddin Rumi
Menggapai Langit Biru Tak
Berbingkai.
Jakarta:
PT
Gramedia Pustaka Utama..
Long, B, 2008. Foundation In
Nursing Theory and Practice.
http://books.google.co.id.
Tanggal akses 10-6-2009.
MacGregor, S, 2001. Piece of Mind
Menggunakan
Kekuatan
Pikiran Bawah Sadar untuk
Mencapai Tujuan. Jakarta:
Gramedia.
Mansjoer, A dkk, 2007. Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta:

Vol V No 2 September 2012

Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI.
Massion, W, 1999. Pengertian
Kecemasan.
http://wangmuba.com Tanggal
Akses: 2009/02/13.
Merritt, S, 2003. Simfoni Otak:
Aktifitas
Musik
yang
Merangsang IQ, EQ, SQ, untuk
Membangkitkan Kreatifitas dan
Imajinas,
penerjemah
Dharma. KAIFA. Bandung.
Mindlin, 2009. Brain Music. http:
//www.editinternational.com
Tanggal Akses: 13-7-2009.
Mukhdam, 2008. Pengaruh Al-Quran
terhadap
Organ
Tubuh.
http.//www.mukhdam.com.
Tanggal akses: 14-02-2009.
Nancy, E, 2006. Introductory
Medical Surgical Nursing.
Edisi 9. E, Lippincott.
Notoatmojo, S, 2002. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nursalam, 2003. Konsep Dan
Penerapan
Metodologi
Penenlitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Medika Salemba
Oriordan, RNL (1a). 2002. Seni
Penyembuhan Alami
Seni
Penyembuhan Menggunakan
Energi
Jiwa
penerjemah
Aristyawati. Bekasi: Gugus
Press.
_______, RNL (1b). 2002. Seni
Penyembuhan Sufi dengan
Pendekatan Kepada Tuhan
penerjemah
Aristyawati.
Bekasi: Gugus Press.
Psycho
reseach
team,
2008.
Pengaruh pembacaan Al-Quran
Terhadap Pembentukan AutoSugestif.
http://psychologyupdate.com.
Tanggal Akses: 12-7-2009.

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Qadiy, A, 1984. Pengaruh Terapi
Murotal
Terhadap
Organ
Tubuh.
http://www.mailarchive.com. Tanggal akses:
28-8-2009.
Remolda, P, 2009. Pengaruh AlQuran pada Manusia dalam
Perspektif
Fisiologi
dan
Psikologi.
http://www.the
edc.com . Tanggal akses: 14-72009.
Setyonegoro, K, 2009 ( adaptet
1982). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kalbe Farma.
Jakarta:
Cermin
dunia
kedokteran.
Smeltzer, S, 2001. Fraktur Tibia
Fibula
http://Wilkipedia.Org/Wiki/Fra
ktur. Tanggal Akses:9 Maret
2009.
_________, 2003. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah.
EGC. Jakarta.
Stuart, Gail, 2007. Buku Saku
Keperawatan Jiwa.
EGC,
Jakarta.
Sugiono, 2007. Statistika untuk
Penelitian.
ALVABETA.
Bandung.
Sujudi, A, 2008. Berita Kejadian
Kecelakaan di Jalan. http://
Pusdiknakes.or.id.
Tanggal
Akses: 23 Agustus 2009.
Syamsyuhidayat, R.2005. Buku Ajar
Ilmu Bedah.Edisi 2. EGC.
Jakarta.
Tomy, L, 2007. Terapi Musik dalam
perspektif
otak.
http://
www.liveconnector.com.
Tanggal Akses :14-7-2009.
Tubalawoniy, F, 2007. Pengaruh
Pemberian
Terapi
Musik
terhadap Penurunan Tingkat
Nyeri pada Pasien Post

Vol V No 2 September 2012

Operasi di Ambon. Skripsi,
Semarang. UNDIP.
Wijanarko,
Nugroho,
2007.
Evektivitas Pemberian Terapi
Musik terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan di ruang
ICU-ICCU Rumah Sakit Mardi
Rahayu
Kudus.
Skripsi,
Semarang:
UNDIP

STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Jurnal Ilmiah Kesehatan

Vol V No 2 September 2012

STIKES Muhammadiyah Pekajangan

More Related Content

What's hot

Nesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixNesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixMepsa Putra
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...KANDA IZUL
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Operator Warnet Vast Raha
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...deddy sagala
 
Studi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest painStudi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest painAnissa Cindy
 
Sik fix fixfix
Sik fix fixfixSik fix fixfix
Sik fix fixfixDayu Mas
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...Yabniel Lit Jingga
 
Bab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towoBab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towoExka Saputra
 
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrarIkon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrarTaruna Ikrar
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...Salisa Setiawati
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustakaNor Dayani
 

What's hot (16)

Nesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fixNesma putri arif widodo fix
Nesma putri arif widodo fix
 
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN PASIEN DALAM TINDAKAN KEMOTE...
 
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
Hubungan tingkat kecemasan dengan strategi koping pada keluarga dengan anggot...
 
Jurnal Hipnoterapi
Jurnal HipnoterapiJurnal Hipnoterapi
Jurnal Hipnoterapi
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
 
Studi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest painStudi kasus pasien dengan chest pain
Studi kasus pasien dengan chest pain
 
Sik fix fixfix
Sik fix fixfixSik fix fixfix
Sik fix fixfix
 
Jurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirmanJurnal keperawatan soedirman
Jurnal keperawatan soedirman
 
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...80   pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
80 pengaruh pemberian teknik akupresur terhadap tingkat nyeri persalinan ka...
 
Bab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towoBab i + halaman fix towo
Bab i + halaman fix towo
 
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrarIkon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
Ikon majalah-gatra obsesi nobel fisiologi kedokteran-tarunaikrar
 
Daftar pustak1
Daftar pustak1Daftar pustak1
Daftar pustak1
 
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
PERBEDAAN SIKLUS MENSTRUASI ANTARA IBU YANG MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD ...
 
Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
219 218-1-pb
219 218-1-pb219 218-1-pb
219 218-1-pb
 

Similar to 7 11-1-sm

Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiiiJhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiiiFarmakologi FK UNS
 
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...Ratih Aini
 
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptxDeksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptxdina410715
 
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAATERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAAFirzhanFharez
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...wahyu791468
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMARatih Aini
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesihomeworkping7
 
Conservative management high grade renal trauma.en.id.pptx
Conservative management high grade renal trauma.en.id.pptxConservative management high grade renal trauma.en.id.pptx
Conservative management high grade renal trauma.en.id.pptxssuser27f2f6
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...deddy sagala
 
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasienMekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasienYelmi Reni Putri SY
 
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiPenelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiHendy Masjayanto
 
Assalamualaikum wr (2)
Assalamualaikum wr (2)Assalamualaikum wr (2)
Assalamualaikum wr (2)Ari Andiyana
 
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...Nanang Soleh
 

Similar to 7 11-1-sm (20)

96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf96-167-1-SM.pdf
96-167-1-SM.pdf
 
BAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdfBAB I murotal.pdf
BAB I murotal.pdf
 
Zaitun
ZaitunZaitun
Zaitun
 
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiiiJhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
Jhptump a-nurulaulia-741-3-babiii
 
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI PADA ...
 
Bab i ardat
Bab i ardatBab i ardat
Bab i ardat
 
Bab i ardat
Bab i ardatBab i ardat
Bab i ardat
 
Bab i ardat
Bab i ardatBab i ardat
Bab i ardat
 
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptxDeksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
Deksametason Meningkatkan Keberhasilan Anestesi pada Pasien.pptx
 
Chin med j yabniel
Chin med j yabnielChin med j yabniel
Chin med j yabniel
 
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAATERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
TERAPI KELOMPOK PADA PASIEN KEJIWAAN YAA
 
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
adminjipt,+01-20.+Teknik+Relaksasi+Otot+Progresif+Untuk+Mengurangi+Stres+Pada...
 
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMATEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGURANGI STRES PADA PENDERITA ASMA
 
162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi162697358 case-anestesi
162697358 case-anestesi
 
Conservative management high grade renal trauma.en.id.pptx
Conservative management high grade renal trauma.en.id.pptxConservative management high grade renal trauma.en.id.pptx
Conservative management high grade renal trauma.en.id.pptx
 
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
Faktor yang berkorelasi terhadap mekanisme koping pasien ckd yang menjalani h...
 
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasienMekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
Mekanisme koping dan kesiapan diri preoperatif pada pasien
 
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensiPenelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
Penelitian hubungan terapi relaksasi napas dengan hipertensi
 
Assalamualaikum wr (2)
Assalamualaikum wr (2)Assalamualaikum wr (2)
Assalamualaikum wr (2)
 
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI PASIEN SINDROMA KO...
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

7 11-1-sm

  • 1. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No 2 September 2012 Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan Firman Faradisi STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Prodi DIII Keperawatan, Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan Indonesia Telepon +6285742320556 Email: firman_pkj@yahoo.co.id Abstrak: Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan dan kebanyakan diakibatkan kecelakaan lalulintas. Banyak pasien yang mengalami kecemasan sebelum operasi. Kini telah dikembangkan terapi untuk menangani kecemasan, diantaranya adalah terapi musik dan terapi murotal untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan efektivitas pada kedua terapi dalam menurunkan kecemasan. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment, tipe pre test and post test design. Sample penelitian adalah pasien fraktur ekstremitas di RSI Muhammadiyah Pekajangan. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Tehnik pengambilan data dengan cara observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan uji t-dependent (paired sample t test). Hasil pengkajian sebelum diberikan terapi sebagian besar pasien mengalami cemas sedang. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik diperoleh nilai thitung sebesar 8,887 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak. Artinya pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi murotal diperoleh nilai thitung sebesar 10,920 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak artinya pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Uji beda tingkat kecemasan dengan terapi musik dan murotal diperoleh nilai thitung sebesar 2,946 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak artinya pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik. Kata Kunci: Fraktur, operasi, kecemasan, terapi musik, terapi murotal PENDAHULUAN Kecelakaan lalulintas sering kali terjadi di negara-negara berkembang seperti di Indonesia. Menurut data kepolisian Republik Indonesia tahun 2003, jumlah kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kasus. Kasus itu menyebabkan kematian pada 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat dan 8.694 luka ringan dan diperkirakan tiap tahunya akan mengalami peningkatan. Adapun trauma yang sering terjadi pada kasus ini adalah trauma kepala, fraktur (patah tulang), dan trauma dada (Sujudi, 2008). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau ruda paksa. Pada pasien fraktur akan timbul nyeri dimana hal ini dapat menyebabkan kecemasan pada pasien. Nyeri yang timbul diakibatkan oleh terputusnya kontinuitas jaringan, spasme otot, gerakan fragmen tulang, dan cidera pada jaringan lunak (Doengoes,1999). Penanganan fraktur bisa berupa konservatif ataupun operasi. STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 2. Jurnal Ilmiah Kesehatan Tindakan operasi terdiri dari reposisi terbuka, fiksasi interna dan reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna, dimana didalamnya terdapat banyak prosedur yang harus dilaksanakan (Mansjoer, 2007). Tindakan pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa membahayakan bagi pasien. Maka tidak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Beberapa orang kadang tidak mampu mengontrol kecemasan yang dihadapi, sehingga terjadi disharmoni dalam tubuh. Hal ini akan berakibat buruk, karena apabila tidak segera diatasi akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan yang dapat menyebabkan pendarahan baik pada saat pembedahan ataupun pasca operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis sebelum dilakukan operasi (Efendy, 2005). Kini telah banyak dikembangkan terapi-terapi keperawatan untuk menangani kecemasan ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi musik yang dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien. Terapi musik ini terbukti berguna dalam proses penyembuhan karena dapat menurunkan rasa nyeri dan dapat membuat perasaan klien rileks (Kate and Mucci, 2002). Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian di tahun 1996, Journal of the American Medical Association melaporkan Vol V No 2 September 2012 tentang hasil-hasil suatu studi terapi musik di Austin, Texas yang menemukan bahwa setengah dari ibu-ibu hamil yang mendengarkan musik selama kelahiran anaknya tidak membutuhkan anestesi. Rangsangan musik meningkatkan pelepasan endofrin dan ini menurunkan kebutuhan akan obatobatan. Pelepasan tersebut memberikan pula suatu pengalihan perhatian dari rasa sakit dan dapat mengurangi kecemasan (Campbell, 2001). Terapi religi dapat mempercepat penyembuhan, hal ini telah dibukikan oleh berbagai ahli seperti yang telah dilakukan Ahmad al Khadi, direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam konferensi tahunan ke XVII Ikatan Dokter Amerika, wilayah missuori AS, Ahmad AlQadhi melakukan presentasi tentang hasil penelitianya dengan tema pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi. Hasil penelitian tersebut menunjukan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer ( Remolda, 2009). Terapi murotal dan terapi musik dapat menurunkan kecemasan, tetapi apakah terapi murotal itu lebih cepat menurunkan kecemasan dibandingkan terapi musik belum diketahui, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang keefektivan antara pemberian terapi pembacaan Al-Qur’an dengan terapi musik STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 3. Jurnal Ilmiah Kesehatan terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre-operasi. Rencana penelitian akan dilakukan di RSI Muhammadiyah Pekajangan. Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan adalah rumah sakit umum yang juga menangani bedah tulang. Peneliti memilih RSI Muhammadiyah PKJ karena terdapat kasus yang sesuai dengan kriteria penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan pengkajian yang meliputi gejala-gejala fisiologis ataupun psikologis dimana beberapa item penilaian kecemasan membutuhkan pengkajian yang tidak segera, akan tetapi pasien harus menginap di Rumah Sakit sehingga dapat dikaji apakah terjadi perubahan setelah diberikan terapi. Item-item yang dimaksud diantaranya adalah item gangguan tidur. METODE Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperiment, tipe pre test and post test design, karena sebelum diberikan perlakuan atau terapi, pasien dikaji terlebih dahulu tingkat kecemasanya kemudian setelah diberi perlakuan atau terapi maka dikaji kembali tingkat kecemasanya, apakah mengalami penurunan tingkat kecemasan atau tidak. Menurut Guy bahwa ukuran minimal sampel yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian perbandingan kelompok statis minimal 30 subyek (Hasan, 2002). Sampel dari penelitian ini diambil 30 kasus pre operasi fraktur yang ada selama dua bulan penelitian. Pembagian Sampelnya adalah sebagai berikut: 15 pasien: diberikan terapi musik, 15 pasien: diberikan terapi murotal. Vol V No 2 September 2012 Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur kecemasan yang dalam penggunaannya menggunakan metode observasi dan wawancara. Alat ukur tingkat kecemasan HRS-A berisi rentang intensitas kecemasan yang dirasakan klien. Untuk mendukung jalanya penelitian, peneliti menggunakan MP3 atau tape recorder yang berisikan musik klasik dan murotal. Lembar observasi yang digunakan peneliti sebagai alat ukur dalam mengukur intensitas nyeri, pada penelitian ini merujuk pada kuisioner kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) dengan skala 0 sampai 4 untuk setiap item dan dari score <6->27 untuk penentuan tingkat kecemasan akhir. Pada tahun 1961 Hamilton melakukan penelitian dengan instrument HRS-A (1960). Alat ukur kecemasan ini sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas dan terbukti menjadi skala ukur kecemasan yang valid dan dapat diterima secara universal (Setyonegoro, 2009). Pengelolaan dan analisa data hasil penelitian dengan menggunakan software SPSS 10.0. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan Uji T (T-Test), karena uji ini dapat menguji dua sampel independen yang tidak berkolerasi HASIL PENELITIAN Jenis Kelamin Berdasarkan distribusi jenis kelamin 30 pasien Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan diperoleh hasil seperti pada gambar (gambar 1). STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 4. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No 2 September 2012 12 12 10 10 80% 73,30% 8 66,70% Frekuensi 70% 50% 40% 6 Sebelum 3 4 2 33,30% 26,70% 1 0 Murotal 20% Sesudah 2 2 Musik 30% 0 0 Tidak Cemas 10% Ringan Sedang Berat Tingkat Kecemasan dengan Terapi Musik 0% Laki-laki Perempuan Jenis Kelamin Gambar 2. Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum dan sesudah Mendapatkan Terapi Musik Gambar 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Analisis Univariate 2. 1. Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum dan Sesudah mendapatkan Terapi Musik Berdasarkan hasil distribusi tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah mendapatkan terapi musik diperoleh hasil bahwa sebelum mendapatkan terapi musik diketahui Sebagian besar termasuk kategori sedang. Sedangkan hasil distribusi mengenai tingkat kecemasan pasien Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan sesudah mendapatkan terapi musik diketahui sebagian besar termasuk kategori ringan seperti tampak pada gambar (gambar 2). Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum dan Sesudah mendapatkan Terapi Murotal Hasil distribusi mengenai tingkat kecemasan pasien Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan sebelum mendapatkan terapi murotal sebagian besar termasuk kategori sedang. Sedangkan hasil distribusi mengenai tingkat kecemasan pasien Rumah Sakit Muhammadiyah Pekajangan sesudah mendapatkan terapi murotal sebagian besar tidak merasakan adanya kecemasan seperti tampak pada gambar (gambar 3). 10 10 9 8 8 7 7 Frekuensi Frekuensi 60% 6 5 4 4 Sebelum 3 Sesudah 2 1 1 0 0 0 0 Tidak Cemas Ringan Sedang Berat Tingkat Kecemasan dengan Terapi Murotal Gambar 3. Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum dan sesudah Mendapatkan Terapi Murottal STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 5. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No 2 September 2012 Tabel 1. Tabel Hasil Uji Kolmogorof Sminorv No Kelompok 1. Musik 2. Murotal Variabel Pre Test Post Test Pre Test Post Test Kolmog orov Smirnov Z 0,490 0,458 0,510 0,758 p 25,00 20,73 20,00 Tingkat Kecemasan Hasil Uji Normalitas Kolomogorov Smirnov Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan metode kolmogorov smirnov diatas diketahui bahwa nilai probabilitas (p) untuk pasien yang diterapi dengan musik pada pre test adalah 0,970 > 0,05 dan pada saat post test adalah 0,985 > 0,05 sehingga Ho diterima, artinya data berdistribusi normal; sedangkan untuk pasien yang diterapi dengan murotal pada pre test diperoleh nilai probabilitas (p) adalah 0,957 > 0,05 dan pada saat post test adalah 0,613 > 0,05 sehingga Ho diterima, artinya data berdistribusi normal seperti tampak pada tabel (tabel 1). 15,00 10,33 10,00 5,00 0,00 Pre test Post test Perlakuan Gambar 4. Grafik Perbandingan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Terapi Musik Selanjutnya berikut ini akan dibahas tentang perbedaan tingkat kecemasan pasien sebelum dan Keteran sesudah mendapatkan terapi murotal. gan 0,970 0,985 0,957 0,613 Adapun untuk lebih jelas mengenai perbedaan tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah pemberian terapi musik dapat dilihat pada gambar (gambar 4). Normal Tabel 2. Hasil Uji Beda Normal Kecemasan dengan Normal Murotal Normal Tingkat Terapi Kelompok N Mean thitung Pre Test 15 19,33 10,920 Post Test 15 6,73 Sumber: data primer diolah, 2011 Tabel 2 di atas merupakan hasil uji beda tingkat kecemasan responden untuk kelompok yang dilakukan terapi dengan murotal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 15.0 for windows diperoleh nilai thitung sebesar 10,920 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak, artinya STIKES Muhammadiyah Pekajangan P 0,000
  • 6. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No 2 September 2012 tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah terapi murotal terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Adapun untuk lebih jelas mengenai perbedaan tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah pemberian terapi murotal dapat dilihat pada gambar gambar (gambar 5). 25,00 Tingkat Kecemasan 20,00 19,33 15,00 10,00 6,73 5,00 0,00 Pre test Post test Perlakuan Gambar 5. Grafik Perbandingan Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Terapi Murotal Selanjutnya berikut ini akan dibahas tentang perbedaan tingkat kecemasan pasien sesudah mendapatkan terapi musik dan murotal. Tabel 3.Hasil Uji Beda Tingkat Kecemasan dengan Terapi Musik dan Murotal Kelompok Musik Murotal Sumber: data 2011 N Mean 15 10,33 15 6,73 primer diolah, Tabel 3 di atas merupakan hasil uji beda tingkat kecemasan responden untuk kelompok yang dilakukan terapi dengan musik dan murotal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 15.0 for windows diperoleh nilai thitung sebesar 2,946 (p = 0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak, artinya tingkat kecemasan antara sesudah mendapatkan terapi musik dan murotal terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik. Ketika diperdengarkan musik klasik, maka harmonisasi dalam musik klasik yang indah akan masuk telinga dalam bentuk suara(audio), menggetarkan genderang telinga, mengguncangkan cairan diteling dalam serta menggetarkan sel-sel rambut di dalam koklea untuk selanjutnya melalui saraf koklearis menuju otak dan menciptakan imajinasi keindahan di otak kanan dan otak kiri. Yang akan memberikan dampak berupa kenyamanan dan perubahan perasaan. Perubahan perasaan ini diakibatkan karena musik klasik dapat menjangkau wilayah kiri kortek cerebri (Mindlin, 2009). Dari korteks limbik, jaras pendengaran dilanjutkan ke hipokampus, dan meneruskan sinyal musik ke Amigdala yang merupakan area perilaku kesadaran P yang bekerja thitung pada tingkat bawah sadar, sinyal 2,946 kemudian diteruskan0,011 ke hipotalamus. Hipotalamus merupakan area pengaturan sebagian fungsi vegetatif dan fungsi endokrin tubuh seperti halnya banyak aspek perilaku emosional, jaras pendengaran diteruskan ke formatio retikularis sebagai penyalur impuls menuju STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 7. Jurnal Ilmiah Kesehatan serat otonom. Serat saraf tersebut mempunyai dua sistem saraf, yaitu saraf simpatis dan para simpatis. Kedua saraf ini dapat mempengaruhi kontraksi dan relaksasi organ-organ. Relaksasi dapat merangsang pusat rasa ganjaran sehingga timbul ketenangan (Ganong, 2005). Namun dari data yang didapat ternyata lebih efektif menggunakan murotal dibandingkan terapi musik klasik, karena Terapi murotal memiliki aspek yang sangat diperlukan dalam mengatasi kecemasan, yakni kemampuanya dalam membentuk koping baru untuk mengatasi kecemasan sebelum operasi. Sehingga secara garis besar dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi murotal mempunyai dua poin penting, memiliki irama yang indah dan juga secara psikologis dapat memotivasi dan memberikan dorongan semangat dalam menghadapi problem yang sedang dihadapi. Sedangkan dalam terapi musik, hanya memiliki satu poin saja, yaitu memiliki nada yang indah. Terapi musik memang dapat menurunkan tingkat kecemasan yang dapat terlihat dari menurunya ketegangan, pernafasan, tekanan darah, nadi (respon fisiologis). Akan tetapi setelah terapi musik selesai dilaksanakan, pasien kembali dihadapkan pada kenyataan akan operasi yang akan dihadapinya, sehingga rasa cemas kembali meningkat. Terbukti ketika malam hari pasien kembali merasakan kecemasan, hal ini dapat diketahui ketika peneliti mengkaji post test pada sebagian item yang harus dikaji di pagi hari maka pasien mengeluh tidur tidak pulas, sering kencing dan lain sebagainya. Adapun pada terapi Vol V No 2 September 2012 murotal maka kecemasan baik yang berupa gejala fisiologis ataupun psikologis mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan terdapat 3 orang pasien setelah diberikan terapi murotal mengatakan bahwa mereka merasa lebih tenang dan siap untuk melakukan operasi. Terapi murotal memberikan dampak psikologis kearah positif, hal ini dikarenakan ketika murotal diperdengarkan dan sampai ke otak, maka murotal ini akan diterjemahkan oleh otak. Persepsi kita ditentukan oleh semua yang telah terakumulasi, keinginan, hasrat, kebutuhan dan pra anggapan (Oriordan, 2002). Keinginan dan harapan terbesar pasien yang akan menjalani operasi adalah agar operasi dapat berjalan lancar dan pasien dapat pulih seperti semula. Maka kebutuhan terbesar adalah kekuatan penyokong, yaitu realitas kesadaran terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa (Krishna, 2001). Dengan terapi murotal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap Tuhan akan meningkat, baik orang tersebut tahu arti AlQuran atau tidak. Kesadaran ini akan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada Allah SWT, dalam keadaan ini otak berada pada gelombang alpha, merupakan gelombang otak pada frekuensi 7-14HZ. Ini merupakan keadaan energi otak yang optimal dan dapat menyingkirkan stres dan menurunkan kecemasan(MacGregor, 2001). Dalam keadaan tenang otak dapat berpikir dengan jernih dan dapat melakukan perenungan tentang adanya Tuhan, akan terbentuk koping, atau harapan positif pada pasien (Khrisna, 2001). SIMPULAN STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 8. Jurnal Ilmiah Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan tingkat efektivitas antara pemberian terapi musik dengan terapi pembacaan Al-Qur’an terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre-operasi di Rumah Sakit Islam Pekajangan dapat ditarik simpulan: tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah terapi musik terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga pemberian terapi musik efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien, tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah terapi murotal terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga pemberian terapi murotal efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien, tingkat kecemasan antara sesudah mendapatkan terapi musik dan murotal terdapat perbedaan yang signifikan, sehingga pemberian terapi murotal lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan dengan terapi musik. Perlu dipertimbangkan berbagai hal untuk pasien pra operasi sebagai berikut: bagi profesi keperawatan diharapkan untuk senantiasa melaksanakan dan meningkatkan peran mandirinya dalam upaya mengatasi masalah kecemasan pada pasien sebelum pembedahan melalui pemberian terapi musik atau terapi Al-Quran; bagi institusi pendidikan kesehatan diharapkan terus mengkaji berbagai terapi yang lebih efektif dalam penanganan cemas dan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang keperawatan; bagi Rumah Sakit terkait, diharapkan setelah diperoleh hasil yang signifikan maka dapat diterapkan sebagai terapi tetap dalam proses Vol V No 2 September 2012 penyiapan pasien sebelum operasi; dalam pemberian terapi, sebaiknya musik yang diberikan sesuai dengan jenis musik yang disukai oleh pasien. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rinika Cipta. Brunner dan Suddart, 2002. Keperawatan Medikal Bedah penerjemah Panggabean. Jakarta: EGC. Butterton, Mary, 2008. Listening to Music in Psychotherapy. Oxford: Radcliffe Publishing. Campbell, D, (2001a). Efek Mozart bagi Anak, Meningkatkan Daya Pikir, Kesehatan dan Kreativitas Anak Melalui Musik penerjemah Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ________, D(2001b).Efek Mozart: Memanfaatkan kekuatan musik untuk mempertajam pikiran, mengaktifkan kreativitas dan menyehatkan tubuh penerjemah Hermaya. Jakarta: Gramedia. Crish, Y. 2008, Konsep Dasar Operasi. http:www.yenibeth.com, tanggal akses : 7-01-2008.. Doengoes, Marlyn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC. Efendy, 2005. Kiat Sukses Menghadapi Operasi. Yogyakarta: Sahabat Setia. Emmoto, 2005. The True of Water, Berbagai Keajaiban Pada Air. Jakarta: Serambi. STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 9. Jurnal Ilmiah Kesehatan Ganong, WF, 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Gfeller and Thaut.1999. Music Therapy. http://www.peacfulmind.com/ music-therapy.htm Tanggal Akses : 10-7-2009. Grace, 2009. Musik dan Dampak Bagi Kehidupan.WYKN. http://www.in Christ.net. Tanggal Akses 18 februari 2009. Gusmian, 2005. Ruqyah Terapi Religi Sesuai Sunnah Rasulullah SWT. Jakarta: Pustaka Marwa. Hadi, A, 2008. Seni dan Religiusitas Spiritualitas Islam.http://baytal-hikmah.com Tanggal akses: 12-7-2009. Hawari, D, 2002. Dimensi Religi dalam Praktik Psikiatri dan Psikologi. Jakarta: Balai Penerbit UI. Kate and Mucci, 2002. The Healing Sound of Musik penerjemah Prakoso. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Khrisna, A, 2001. Masnawi, Bersama Jalaluddin Rumi Menggapai Langit Biru Tak Berbingkai. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.. Long, B, 2008. Foundation In Nursing Theory and Practice. http://books.google.co.id. Tanggal akses 10-6-2009. MacGregor, S, 2001. Piece of Mind Menggunakan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar untuk Mencapai Tujuan. Jakarta: Gramedia. Mansjoer, A dkk, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Vol V No 2 September 2012 Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI. Massion, W, 1999. Pengertian Kecemasan. http://wangmuba.com Tanggal Akses: 2009/02/13. Merritt, S, 2003. Simfoni Otak: Aktifitas Musik yang Merangsang IQ, EQ, SQ, untuk Membangkitkan Kreatifitas dan Imajinas, penerjemah Dharma. KAIFA. Bandung. Mindlin, 2009. Brain Music. http: //www.editinternational.com Tanggal Akses: 13-7-2009. Mukhdam, 2008. Pengaruh Al-Quran terhadap Organ Tubuh. http.//www.mukhdam.com. Tanggal akses: 14-02-2009. Nancy, E, 2006. Introductory Medical Surgical Nursing. Edisi 9. E, Lippincott. Notoatmojo, S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penenlitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba Oriordan, RNL (1a). 2002. Seni Penyembuhan Alami Seni Penyembuhan Menggunakan Energi Jiwa penerjemah Aristyawati. Bekasi: Gugus Press. _______, RNL (1b). 2002. Seni Penyembuhan Sufi dengan Pendekatan Kepada Tuhan penerjemah Aristyawati. Bekasi: Gugus Press. Psycho reseach team, 2008. Pengaruh pembacaan Al-Quran Terhadap Pembentukan AutoSugestif. http://psychologyupdate.com. Tanggal Akses: 12-7-2009. STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 10. Jurnal Ilmiah Kesehatan Qadiy, A, 1984. Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Organ Tubuh. http://www.mailarchive.com. Tanggal akses: 28-8-2009. Remolda, P, 2009. Pengaruh AlQuran pada Manusia dalam Perspektif Fisiologi dan Psikologi. http://www.the edc.com . Tanggal akses: 14-72009. Setyonegoro, K, 2009 ( adaptet 1982). Pusat Penelitian dan Pengembangan Kalbe Farma. Jakarta: Cermin dunia kedokteran. Smeltzer, S, 2001. Fraktur Tibia Fibula http://Wilkipedia.Org/Wiki/Fra ktur. Tanggal Akses:9 Maret 2009. _________, 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta. Stuart, Gail, 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. EGC, Jakarta. Sugiono, 2007. Statistika untuk Penelitian. ALVABETA. Bandung. Sujudi, A, 2008. Berita Kejadian Kecelakaan di Jalan. http:// Pusdiknakes.or.id. Tanggal Akses: 23 Agustus 2009. Syamsyuhidayat, R.2005. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 2. EGC. Jakarta. Tomy, L, 2007. Terapi Musik dalam perspektif otak. http:// www.liveconnector.com. Tanggal Akses :14-7-2009. Tubalawoniy, F, 2007. Pengaruh Pemberian Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada Pasien Post Vol V No 2 September 2012 Operasi di Ambon. Skripsi, Semarang. UNDIP. Wijanarko, Nugroho, 2007. Evektivitas Pemberian Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan di ruang ICU-ICCU Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Skripsi, Semarang: UNDIP STIKES Muhammadiyah Pekajangan
  • 11. Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No 2 September 2012 STIKES Muhammadiyah Pekajangan